Lp Diare (Gea)

23
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE I. Konsep Dasar Penyakit A. Definisi Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100- 200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair. Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus. B. Epidemiologi/insiden penyakit Secara proporsional, diare lebih banyak terjadi pada golongan balita (55%). C. Etiologi 1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans). a.Infeksi enteral Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). 1

Transcript of Lp Diare (Gea)

Page 1: Lp Diare (Gea)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DIARE

I. Konsep Dasar Penyakit

A. Definisi

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih

banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair

/setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.

Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana

terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena

frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal

yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau

tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada

lambung atau usus.

B. Epidemiologi/insiden penyakit

Secara proporsional, diare lebih banyak terjadi pada golongan balita (55%).

C. Etiologi

1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus

(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).

a. Infeksi enteral

Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi

bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno

virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris,

oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia,

trichomonas homunis) jamur (canida albicous).

b. Infeksi parenteral

Ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut

(OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan

sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur

dibawah dua (2) tahun.

2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA

sering terjadi pada anak-anak).

3. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.

4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau

1

Page 2: Lp Diare (Gea)

banyak lemak, sayuran dimasak kutang matang.

5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

D. Faktor Predisposisi

Adapun faktor predisposisi dari diare ini yaitu :

1. Lingkungan yang kurang bersih

2. Makanan yang tidak Higienis

E. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan

osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini

akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya

diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan

berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare

sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul

berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke

dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme

tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut

terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan

(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme

lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya

penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang

bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi

oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam

cairan intraseluler.

2

Page 3: Lp Diare (Gea)

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada

anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan

penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi

glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga

40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

4. Gangguan gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan

oleh:

a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah

yang bertambah hebat.

b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu

yang encer ini diberikan terlalu lama.

c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan

baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya

perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat

mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi

klien akan meninggal.

3

Page 4: Lp Diare (Gea)

F. Klasifikasi

Diare berdasarkan penyebabnya diapat dibagi 2:

1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:

a. Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela,

E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus

aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia

makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam),

gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan

sebagainya.

b. Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang

mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur

terutama canalida.

2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:

a. Malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan

mineral.

b. Kurang kalori protein.

c. Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

G. Manifestasi Klinis

1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu

makan berkurang.

2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai

wial dan wiata.

3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih

asam akibat banyaknya asam laktat.

5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),

ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan

berat badan.

6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,

denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,

samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.

7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat

dan dalam. (Kusmaul).

4

Page 5: Lp Diare (Gea)

H. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang

Pemeriksaan diagnostik pada penderita diare antara lain :

1. Pemeriksaan tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. PH dan kadar gula dalam tinja

c. Bila perlu diadakan uji bakteri

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan

menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

Pemeriksaan penunjang pada penderita diare yaitu :1. Laboratorium :

a. feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida

b. Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi

c. AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2

meningkat, HCO3 menurun )

d. Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

2. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemonia

I. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang muncul dibedakan berdasarkan klasifkasi diare, yaitu :

Klasifikasi Tanda dan gejala yang tampak

Diare dengan dehidrasi berat Terdapat dua atau lebih tanda-tanda

berikut:

1. Letargis/tidak sadar

2. Mata cekung

3. Tidak bisa minum/malas

minum

4. Cubitan kulit perut kembalinya

sangat lambat

Diare dengan dehidrasi

ringan/sedang

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda

berikut:

1. Gelisah, rewel, atau mudah

marah

5

Page 6: Lp Diare (Gea)

2. Mata cekung

3. Haus, minum dengan lahap

4. Cubitan kulit perut kembalinya

lambat

Diare tanpa dehidrasi Tidak cukup tanda-tanda untuk

diklasifikasikan sebagai dehidrasi

berat atau ringan/sedang

Diare persisten berat Diare selama 14 hari atau lebih disertai

dengan dehidrasi

Diare persisten Diare selama 14 hari atau lebih tanpa

disertai tanda dehidrasi

Disentri Terdapat darah dalam tinja (berak

campur darah)

J. Therapy/Tindakan Penanganan

Terapi yang dapat diberikan pada penderita diare antara lain :

1. Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg

klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari2. Onat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide

3. Antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

Supportif Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun

Penatalaksaan diare antara lain :1. Medis

Dasar pengobatan diare adalah:

Rehidrasia. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah

pemberiannya.

1) Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral

berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare

akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada

anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium

50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam

dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung

NaCl dan sukrosa.

2) Cairan parentral

6

Page 7: Lp Diare (Gea)

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian

sebagai berikut:

a) Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

- 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set

berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20

tetes).

- 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset

berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20

tetes).

- 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

- 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts

atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

- 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts

atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

- 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts

atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

- 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

d) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

- Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24

jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½

%.

- Kecepatan 4 jam pertama: 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit

(1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

e) Untuk bayi berat badan lahir rendah

- Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian

glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).

b. Pengobatan dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan

kurang dari 7 kg, jenis makanan:

1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak

jenuh

2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)

3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya

7

Page 8: Lp Diare (Gea)

susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai

sedang atau tak jenuh.

K. Komplikasi

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,

perubahan pada elektro kardiagram).

4. Hipoglikemia.

5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena

kerusakan vili mukosa, usus halus.

6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan.

8

Page 9: Lp Diare (Gea)

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.

Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus

merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan

insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas

aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman

enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga

berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .

2. Keluhan Utama

BAB lebih dari 3 x

3. Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi

encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7

hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka

panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan,

ISPA, ISK, OMA campak.

5. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang

diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak

usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan

dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan

tempat tinggal.

9

Page 10: Lp Diare (Gea)

8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

B. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum:

a. Baik, sadar (tanpa dehidrasi)

b. Gelisah, rewel (dehidrasi ringan/sedang)

c. Lesu, lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi berat)

2. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar

kepala, lingkar abdomen membesar,

3. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

4. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun

lebih

5. Mata : cekung, kering, sangat cekung

6. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35

x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap

dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum

7. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic

(kontraksi otot pernafasan)

8. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare

sedang .

9. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c,

akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt,

kemerahan pada daerah perianal.

10. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),

frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

11. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa

perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang

ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

10

Page 11: Lp Diare (Gea)

C. Diagnosa keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau

output berlebihan dan intake yang kurang

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan

skunder terhadap diare.

3. Risiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap

diare

4. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare.

5. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

D. Rencana asuhan keperawatan

Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan

cairan sekunder terhadap diare

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit

dipertahankan secara maksimal

Kriteria hasil :

- Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )

- Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.

- Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R: Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan

pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera

untuk memperbaiki defisit

2. Pantau intake dan output

R: Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak

adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

3. Timbang berat badan setiap hari

R: Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan

cairan 1 lt

11

Page 12: Lp Diare (Gea)

4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R: Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5. Kolaborasi :

- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

R: koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal

(kompensasi).

- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R: Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R: anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang,

antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri

berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan tidak adekuatnya intake dan out put

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi

terpenuhi

Kriteria hasil :

- Nafsu makan meningkat

- BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak

dan air terlalu panas atau dingin)

R: Serat tinggi, lemak, air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung

dan sluran usus.

2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan

makanan dalam keadaan hangat

R: situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

R: Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

12

Page 13: Lp Diare (Gea)

4. Monitor intake dan out put dalam 24 jam

R: Mengetahui jumlah output dapat merencanakan jumlah makanan.

5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

b. obat-obatan atau vitamin ( A)

R: Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak

sekunder dari diare

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan

suhu tubuh

Kriteria hasil: suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

Tidak terdapat tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi :

1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R: Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)

2. Berikan kompres hangat

R: merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh

3. Kolaborasi pemberian antipirektik

R: Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 : Risiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan

frekuensi BAB (diare)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit

tidak terganggu

Kriteria hasil :

- Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga.

- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar.

Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

R: Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

13

Page 14: Lp Diare (Gea)

2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan

mengganti pakaian bawah serta alasnya)

R: Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan

keasaman feces

3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R: Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi

iskemi dan iritasi .

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu

beradaptasi.

Kriteria hasil: Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel.

Intervensi :

1. Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan

R: Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

2. Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS

R: mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

3. Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan

R: menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya

4. Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non

verbal (sentuhan, belaian dll)

R: Kasih sayang serta pengenalan diri perawat akan menumbuhkan rasa aman pada

klien.

5. Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak

R: Mainan dapat mengalihkan perhatian dan menurunkan kecemasan anak.

E. Evaluasi

Dx1. Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi .

a. Pasien tidak tampak meringis Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S;

36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )

b. Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak

14

Page 15: Lp Diare (Gea)

cekung.

c. Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Dx2. Kebutuhan nutrisi tercukupi.

a. Nafsu makan meningkat

b. BB meningkat atau normal sesuai umur

Dx3. Suhu tubuh normal

a suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

b Tidak terdapat tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Dx4. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit

a Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga.

b Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar.

Dx5. Kecemasan berkurang

a Klien tidak tampak lemah

b Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel.

15

Page 16: Lp Diare (Gea)

Daftar Pustaka

Arjatmo, T. 2004. Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta: Gaya Baru

Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan

Pediatrik. Jakarta: EGC

Carpenitto.LJ. 2006. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. Jakarta : EGC

Doengoes. 2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. Jakarta : EGC

Nanda2005. Nursing Diagnosis: Definition and Classification 2005-2006. Nanda

International,Philadelphia,.

Suryanah. 2000. Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

16

Page 17: Lp Diare (Gea)

PATHWAY

perilaku beresiko

Gangguan osmotik

gangguan sekresi

Gangguan motilitas usus

Kuman usus (rotavirus, Escherichia coli, Shigella, cryptosporidium, Vibrio cholerae, dan salmonella)

Terjadi penggeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus

Pe isi rongga usus

Pe isi rongga usus

Pe sekresi air dan elektrolit ke dalam

rongga usus

hiperperistaltikPeristaltik usus menurun

DIARE

Bakteri tumbuh berlebihan

Penyerapan usus berkurang

Kulit kemerahan dan lecet

RESIKO KERUSAKAN INTEGRITAS

KULIT

KURANGNYA VOLUME CAIRAN

GANGGUAN RASA

NYAMAN

Faeses encer dan disertai muntah

Cemas dan takut memberikan ASI

KURANG PENGETAHUAN

PERUBAHAN NUTRISI : KURANG DARI KEBUTUHAN

TUBUH

nafsu makan menurun,lemas,lunglai

17