Fix Presentasi.pptx

24
Rachmatina Aliyyan 1024090088 Erza Pinandhita 1024090113 Mirna Irnita Ardhya 1024090114 Sella Anjani Firnanda 1024090144 Agita Hardianty 1024090066 Ariel Paschalino 1024090141 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 2

Transcript of Fix Presentasi.pptx

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 2

Rachmatina Aliyyan1024090088Erza Pinandhita1024090113Mirna Irnita Ardhya1024090114Sella Anjani Firnanda1024090144Agita Hardianty1024090066Ariel Paschalino1024090141PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 2PERKEMBANGANKOGNITIFDimulai sekitar usia 11 tahunDapat berpikir abstrakDapat melakukan penalaran hipotetis-deduktifTahap Operasional Formal(Jean Piaget)Kematangan otakKesempatan di lingkunganPendidikan dan budayaFaktor Perkembangan KognitifProses kognitif anak-anak berkaitan erat dengan isi pemikiran yang spesifik juga dengan konteks masalah dan jenis informasi serta pemikiran yang dianggap penting oleh satu budayaEvaluasi Teori PiagetIdealisme dan mudah mengkritikSifat ArgumentatifSulit untuk memutuskan sesuatuKemunafikan yang tampak nyataKesadaran diri Imaginary AudienceKeistimewaan dan kekuatan Personal Fable

Karakteristik Pemikiran Remajayang Belum Matang(David Elkind)Perubahan dalam PemrosesanInformasi pada Masa RemajaKategori besar dalam perubahan yang dapat diukur pada kognisi remaja yaitu terbagi 2 : Perubahan Struktural Perubahan Fungsional

Perubahan StrukturalPerubahan Struktural pada remaja meliputi antara lain:Perubahan dalam kapasitas pemrosesan informasi.Meningkatnya jumlah pengetahuan yang disimpan dalam ingatan jangka panjang.

Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang terdiri atas 3 jenis yaitu :Pengetahuan deklaratif Pengetahuan prosedural Pengetahuan konseptual

Perubahan FungsionalProses mendapatkan, mengelola, dan menyimpan informasi adalah aspek fungsional dari kognisi, diataranya adalah belajar, mengingat, menalar, dan mengambil keputusan.

Perkembangan BahasaRemaja dapat mendefinisikan dan mendiskusikan hal-hal abstrak seperti cinta, keadilan, dan kebebasan. Mereka lebih sering menggunakan istilah seperti however, otherwise, anyway, therefore, really, dan probably untuk mengekspresikan hubungan logis antara klausa atau kalimat. Remaja juga menjadi lebih terampil dalam mengambil presepsi social, kemampuan untuk memahami sudut pandang dan tingkat pengetahuan orang lain serta berbicara sesuai dengan sudut pandang tersebutPenalaran Moral: Teori KohlbergTingkat dan Tahapan KohlbergTingkat 1: preconventional moralityTahap 1: Orientasi terhadap hukuman dan kepatuhanTahap 2: Indtrumental purpose dan exchange

Tingkat II : conventional morality (morality of conventational role conformityTahap 3: Mempertahankan hubungan timbal balik, persetujuan dari orang lain, aturan emas.Tahap 4 : social concern dan conscience

Tingkat 3 : post conventional morality (morality of autonomous moral principles)Tahap 5 : kontrak moralitas, hak-hak individual, dan hukum yang secara demokratis diterimaTahap 6 : moralitas dari prinsip prinsip etik universalEvaluasi Teori KohlbergTeori awal kohlberg pada awalnya meneliti para koleganya sampai dewasa dan melewati tahapan tahapan teori Kohlberg dan tidak ada yang meloncat tahapan. Tapi penelitian terkini menunjukkan penilaian anak tentang hukum dan pelanggaran hukum membuktikan bahwa anak anak dapat berpikir secara lebih fleksibel mengenai isu isu tersebut diusia yang lebih dini dibandingkan usia yang diajukan Piaget atau Kohlberg bahkan pada umur 6 tahun. Dan penelitian membuktikan bahwa kurang ada hubungan yang jelas antara penalaran moral dan perilaku moral.Masalah praktis menggunakan sistem kohlberg adalah prosedur pengujiannya yang memakan banyak waktu. Dan alternatifnya adalah dengan menggunakan Defining Issues Test (DIT)Pengaruh KeluargaPenelitian terkini menekankan kontribusi orang tua dalam area kognitif maupun emosional.Remaja yang kemajuannya paling besar adalah mereka yang orang tuanya menggunakan humor dan pujian, mendengarkan, dan bertanya mengenai pendapat mereka seperti metode scaffolding.Anak yang kemajuannya paling sedikit adalah mereka yang orang tuanya senang berceramah serta menentang pendapat mereka

Validitas untuk Perempuandan Anak PerempuanDi beberapa penelitian tentang perbedaan gender dalam penelaian moral dimasa remaja awal, anak perempuan mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan anak laki laki.Validitas LintasbudayaModel Kohlberg tidak dapat menangkap prinsip Budhis poskonvensional tentang kerja sama dan antikekerasanSiswa yang berprestasi baik di sekolah cenderung untuk tetap bersekolah. Seperti di sekolah dasar, faktor-faktor seperti pengasuh orang tua, status sosial ekonomi, dan kualitas lingkungan rumah mempengaruhi perjalanan pencapaian di sekolah pada remaja

Pengaruh terhadap MotivasiDan PencapaianSiswa yang memiliki self efficiacy tinggi yang percaya mereka dapat meguasai tugas-tugas dan meregulasi cara belajar mereka sendiri adalah yang paling mungkin mencapai prestasi baik di sekolah. Dalam satu penelitian, sebanyak 116 siswa kelas 9 dan 10 dari berbagai latar suku bangsadi dua sma di bagian timur AS diberi pertanyaaan seperti "sebarapa baik kamu bisa menyelesaikan pekerjaan rumah tepat waktu? self efficacy siswa meramalkan nilai ilmu pengehtahuan sosial yang mereka inginkan dan dapatkan

Keyakinan Self-EfficacyTeman sebaya keuntungan dari pola asuh otoritatif terus berlanjut ke masa remaja, Mempengaruhi prestasi sekolah orang tua yang otoritatis mendorong remaja untuk melihat dua sisi dari satu isu, menerima keikutsertaan mereka dalam membuat keputusan dalam keluarga, dan mengakui bahwa terkadang anak-anak tau lebih banyak dari orang tuanya

Orang tua permisif tampak tidak perduli tentang hal-hal yang dilakukan anaknya di sekolah, tidak membuat aturan untuk untuk anaknya. Secara sederhana mungkin sang orang tua percaya bahwa remaja harus bertanggung jawab terhadap hidupnya sendiri.

Pengaruh Gaya PengasuhanOrang Tua, Suku, Bangsa, dan KelompokDiantara beberapa kelompok etnik, gaya pengasuhan orang tua mungkin menjadi kurang penting dibandingkan dengan faktor-faktor lain, seperti teman sebaya yang mempengaruhi motivasi.

Akan tetapi siswa yang kelompok teman sebayanya mempunyai prestasi tinggi tingkat penurunannya akan lebih rendah dan akan berprestasi tinggi juga, sebaliknya apabila teman sebayanya mempunyai nilai yang rendah maka tingkat penurunan nilai lebih tinggi oleh sebab itu pergaulan sosial kita sangat mendukung kita untuk mendapat hasil yang bagus.

Remaja laki-laki dan perempuan mendapatkan skor yang kurang lebih sama dalam tes standar untuk kebanyakan bidang studi tetapi remaja perempuan cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam kemampuan akademis merekaRemaja laki-laki sedikit lebih baik dalam mengerjakan tes standar bidang matematika dan ilmu alam karena mungkin mereka lebih menyukai bidang stuid ini dibanding perempuan.Remaja laki-laki mungkin menjadi underachiever,untuk mengikuti program khusus atau pendidikan remedial,dan dapat dikeluarkan atau keluar dari sekolah.

GenderKualitas dari sekolah secara kuat mempengaruhi prestasi siswa. Pada Penelitian tentang Teori Kecerdasan Triaki dari tingkat kecerdasan kreatif dan praktis yang tinggi berprestasi lebih baik saat di ajar dengan cara memebuat mereka mengoptimalkan. Sistem PendidikanTingkat keluarnya siswa lebih tinggi di antara kelompok minoritas yang didup dalm kemiskinan mungkin muncul sebagian dari kualitas sekolah dengan latarbelakang yang lebih menguntungkan. . Alasan tingkat keluar tinggi antaranya seperti tekanan ekonomi,budaya yang menempatkan keluarga sebagai hal yang utama,siswa yang sering sekali keluar sekolah untuk membantu keluarga.

Ada faktor yang paling penting dalam memebuat remaja tetap bersekolah adalah keterlibatan aktif(active engagement) factor yang memunculkan keterlibatan aktif adalah dorongan keluarga berupa kelas kecil dan lingkungan sekolah yang hangat dan mendukung .

Hal-hal yang mempengaruhi kesuksesan di sekolah seorang siswa adalah keyakinan self-effiacy,pengasuhan orang tua,pengaruh budaya dan teman sebaya,gender dan kualitas dari sekolah memengaruhi pencapaian pendidikan remaja .Keluar dari SMAFaktor yang membuat remaja mengembangkat tujuan karier, di antara nya factor yang terlibat, meliputi kemampuan dan kepribadian individu, pendidikan, latar belakang, social ekonomi dan etnik, saran dari konselor sekolah, pengalaman hidup, serta nilai-nilai sosial.

Keyakinan self efficacy pelajar sering sekali di pengaruhi oleh keyakinan dan cita-cita orangtua membentuk pilihan pekerjaan di pertimbangkan pelajar dan cara mereka mempersiapkan karier.

Pendidikan dan Cita-citaPekerjaanTERIMA KASIH