FIX PAPER

56
MANAJEMEN INVESTASI Financial Market OLEH : Dedi Lealdi (G551140151) Novia Nour Halisa (H251140311) Ria Kurniawati ( H251140511) PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN SEKOLAH PASCASARJANA

description

manajemen keuangan

Transcript of FIX PAPER

MANAJEMEN INVESTASI

Financial Market

OLEH :

Dedi Lealdi (G551140151)

Novia Nour Halisa (H251140311)

Ria Kurniawati ( H251140511)

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah , kita memuja dan memuji, meminta

pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada

Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Shalawat dan

salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi kita, Muhammad

, pada shahabatnya, keluarganya, dan orang-orang yang setia mengikuti beliau

dengan baik sampai hari kiamat.

Alhamdulillah, dengan izin Allah , taufik, dan pertolongan-Nya penulis

dapat menyelesaikan paper ini. Paper ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata

kuliah Manajemen Investasi yang merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam

semester ini dengan dosen pengajar Bapak Budi Purwanto.

            Paper ini berisi topik berdasarkan/terkait dengan materi manajemen

investasi yang dibahas pada perkuliahan. Berdasarkan uraian yang dijelaskan

dalam paper ini harapan penulis dapat menambah wawasan bagi para pembaca

ataupun siapa saja yang membaca paper ini. Semoga informasi yang terkandung

dalam paper ini dapat memberi nilai tambah bagi para pembaca tentang

bagaimana refleksi kritis terhadap teori atau implementasinya dalam suatu

perusahaan. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada partisipan yang

membantu dalam hal apapun dan mohon maaf apabila banyak kekurangan

didalam penyelesaian paper ini, kritik dan saran para pembaca sangat berarti bagi

penulis dalam pembuatan paper-paper ataupun tugas-tugas lainnya.

                                                                                           Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................ 2

1.4 Manfaat ...................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 3

2.1 Pasar Keuangan .......................................................................... 3

1. Pengertian Pasar Keuangan ................................................... 3

2. Manfaat Pasar Keuangan ....................................................... 3

3. Tugas Pasar Keuangan .......................................................... 4

4. Upaya Pengembangan Pasar Keuangan ................................ 5

5. Jenis-Jenis Transfer Dana pada Pasar Keuangan .................. 5

2.2 Jenis-Jenis Pasar Keuangan ........................................................ 6

1. Pasar Uang ........................................................................... 6

2. Pasar Modal .......................................................................... 15

2.3 Perbedaan Pasar Uang dengan Pasar Modal .............................. 19

BAB III PENELITIAN TERDAHULU ................................................ 21

1. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Dan Tingkat...... 21

Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Dolar Amerika

2. Pengaruh Kebijakan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia....... 23

(SBI) terhadap Fungsi Intermediasi Perbankan Melalui Suku

Bunga Di Sektor Keuangan

3. Pengaruh Konsumsi, Investasi, Jumlah Uang Beredar Dan ........ 25

Inflasi Terhadap Penentuan Kebijakan Suku Bunga SBI

ii

BAB IV PENUTUP ................................................................................ 31

4.1 Kesimpulan ................................................................................ 31

4.2 Saran ........................................................................................... 31

4.3 Rekomendasi Penelitian Selanjutnya ......................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hubungan Antara Peminjam Dan Pemberi Pinjaman ................ 4

Tabel 2. Tabel Perbedaan Pasar Perdana Dan Pasar Sekunder ........................... 16

Tabel 3. Tabel Perbandingan Penelitian Terdahulu ............................................ 28

iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar keuangan Indonesia telah mengalami pemulihan yang

mencengangkan dari kondisi Krismon pada akhir tahun 1990-an. Kebijakan

fiskal yang bijaksana dan fundamental ekonomi yang kuat berhasil

membentuk pertumbuhan yang kokoh selama beberapa tahun terakhir.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun ke depan tampaknya

lebih menjanjikan lagi dengan pertumbuhan PDB yang minimal 6.0 persen di

tahun-tahun mendatang. Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dapat dianggap

sebagai indikator utama kinerja pasar keuangan telah mengalami pertumbuhan

yang substansial dari tahun 1999 hingga kini. BEI mengalami rekor terendah

pada tahun 1998 di tengah krisis ekonomi, tetapi berbalik arah dan mencapai

rekor tertinggi pada tahun 2013. Pada tahun 2010 BEI merupakan indeks

dengan kinerja terbaik di kawasan Asia Pasifik dengan peningkatan sebesar 44

persen. Kini Indonesia semakin mendapatkan kepercayaan lembaga

pemeringkat kredit internasional. Pada akhir tahun 2011 Fitch Ratings adalah

yang pertama dari lembaga-lembaga tersebut yang mengembalikan status

investasi (investment grade status) kepada Indonesia setelah terputus selama

14 tahun. Pada bulan Januari 2012 Moody’s Investors Service mengikuti

langkah ini mendasarkan kinerja ekonomi Indonesia yang tangguh.

Diasumsikan bahwa langkah-langkah ini akan memicu aliran modal masuk

yang lebih besar untuk sejumlah produk keuangan yang terbatas untuk

diinvestasikan di negara investment grade saja.

Namun hal yang terpenting bahwa ekspansi itu akan disertai dengan

pendalaman pasar modal Indonesia. Saat ini pasar-pasar modal di Indonesia

lebih kecil dan kurang likuid dibandingkan negara ASEAN lain dan negara

berkembang lain. Ini disebabkan oleh kerendahan penggunaan pasar modal

untuk membiayai investasi dan keterbatasan intermediasi oleh lembaga

keuangan yang non-bank (hedging dan fasilitas asuransi yang kurang

1

memadai). Pasar efek dan pasar ekuitas hingga kini (relatif) kurang

dikembangkan dan kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

BEI lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara. Sisi

positif dari situasi ini adalah bahwa Indonesia masih memiliki ruang yang

cukup luas untuk tumbuh.

Paper ini terfokus pada pasar-pasar keuangan dan bertujuan memberikan

wawasan dalam struktur pasar. Selain itu, bagian ini juga berisikan informasi

yang memadai mengenai bentuk-bentuk pasar keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam paper ini adalah:

1. Bagaimana konsep financial market didalam manajemen investasi

keuangan.

2. Bagaimana studi kasus mengenai financial market.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan paper ini adalah:

1. Menjelaskan konsep financial market didalam manajemen investasi

keuangan.

2. Memahami dan menganalisa studi kasus terkait dengan financial market

1.4 Manfaat

Kajian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu

pengetahuan dalam menambah referensi tentang penerapan teori manajemen

investasi.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Keuangan

1. Pengertian Pasar Keuangan

Pasar keuangan adalah pasar tempat perdagangan Aktiva

Keuangan, baik yang memperdagangkan instrumen Pasar Uang,

instrumen Pasar Modal maupun instrumen Pasar Berjangka. Dengan

kata lain financial market merupakan sarana pengerahan dana atau

tempat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan pihak yang

mengalami kekurangan dana dan melakukan jual beli instrumen

keuangan (Sitomorang). Pasar keuangan lebih merupakan suatu

mekanisme yang menghubungkan tabungan kepada investor aktiva riil.

Menurut Mankiw, Pasar keuangan merupakan institusi-institusi

dimana individu yang ingin menabung dapat menyuplai dana secara

langsung kepada individu yang ingin meminjam. Sistem pasar ini

memfasilitasi terjadinya perdagangan antar produk dan turunan

keuangan seperti misalnya bursa efek yang memfasilitasi

perdagangan saham, obligasi dan waran .

Sampai dengan saat ini bidang jasa pasar keuangan Indonesia telah

dikembangkan infrastruktur, sehingga pasar keuangan menjadi andal,

efisien dan mampu mendukung industrialisasi, serta upaya pemerataan

kepemilikannya bagi masyarakat.

2. Manfaat Pasar Keuangan

Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur)

akan mengalami kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia

untuk memberikan pinjaman kepadanya. Pengantara

seperti bank membantu dalam melakukan proses ini, dimana bank

3

menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk

ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada

orang yang berniat untuk meminjam uang. Bank biasanya

memberikan pinjaman uang dalam bentuk kredit dan kredit pemilikan

rumah.

Ilustrasi pada tabel dibawah ini dapat menjelaskan hubungan antara

pasar keuangan dan peminjam serta pemberi pinjaman :

Hubungan antara peminjam dan pemberi pinjaman

Pemberi

pinjamanPerantara keuangan Pasar keuangan Peminjam

Individu

Perusahaan

Banks

Perusahaan Asuransi

Dana Pensiun

Reksadana

Antarbank

Bursa efek

Pasar uang

Pasar obligasi

Valuta asing

Individu

Perusahaan

Pemerintah pusat

Pemerinmtah daerah

Perusahaan publik

Tabel 1. Hubungan Antara Peminjam Dan Pemberi Pinjaman

3. Tugas Pasar Keuangan

Tugas pasar keuangan adalah sebagai berikut:

Membentuk harga aktiva keuangan dan harga Surat Berharga,

dengan bertemunya Pembeli dan Penjual, terbentuklah harga yang

wajar dari instrumen.

Memberikan sarana investor yang menginginkan liduiditasnya

dalam sesaat (realtime).

Adanya pasar keuangan menekan biaya transaksi dibandingkan jika

harus dilakukan secara individual.

Tugas utama pasar keuangan meliputi kiat-kiat untuk memberikan

suatu sistem yang mengatur pengalihan dana (Loanable Funds) dari

Pemodal (investor) kepada Peminjam (Lender) untuk digunakan

sebagai :

4

Sarana mengolah Barang / Jasa

Untuk Investasi

Dengan demikian Ekonomi dapat Bertumbuh dan meningkatkan

Standar Kehidupan suatu bangsa.

4. Upaya Pengembangan Pasar Keuangan

Kita menyadari bahwa sudah terdapat upaya pengembangan Pasar

Keuangan, yang meliputi :

Pengembangan sistem yang berdasarkan pada Mekanisme Pasar

Pengembangan Instrumen Keuangan

Pengembangan semua aktivitas yang mendukung Mekanisme Pasar

dan Instrumen Keuangan

5. Jenis-Jenis Transfer Dana pada Pasar Keuangan

Adapun jenis transfer dana pada pasar keuangan yaitu:

Transfer uang dan surat berharga secara langsung, yaitu perusahaan

menjual saham dan obligasi secara langsung kepada investor tanpa

melalui institusi keuangan lainnya. Perusahaan memberikan surat-

surat berharga tersebut kepada para investor, dan investor

membayar kepada perusahaan berupa uang.

Transfer dapat dilakukan melalui institusi investasi keuangan, yaitu

perusahaan menjual saham dan obligasi kepada bank investasi,

yang kemudian akan dijual kembali kepada investor. Perusahaan

dan investor melakukan transaksi melalui bank dan tidak secara

langsung. Walaupun demikian, bank membeli dan hanya

memegang surat-surat berharga tersebut dalam satu periode waktu

tertentu, hal ini tidak memungkinkan menjual kembali kepada

investor sebanyak yang dibayarkan.

Transfer melalui financial intermediary, yaitu perusahaan investor

menyetorkan dana ke bank, dan bank kembali memutarkan dana

tersebut kepada nasabah lain yang akan meminjam (pemberian

5

kredit). Jadi dana investor di bank diputarkan kembali dalam

rangka meningkatkan kegiatan perekonomian

2.4 Jenis-Jenis Pasar Keuangan

1. Pasar Uang

a. Pengertian Pasar Uang

Sesuai dengan namanya, pasar uang adalah keseluruhan

permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga

yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu

tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga- lembaga

perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit

jangka pendek. Pasar uang seperti yang pernah

dijelaskan adalah Pasar yang menyediakan sarana

pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek, karena itu

pasar uang merupakan pasar likuiditas primer.

(Money Market) adalah pasar dengan instrumen

financial jangka pendek, umumnya yang diperjualbelikan

berkualitas tinggi. Jangka waktu instrumen pasar uang biasanya

jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang. Pasar uang

sering juga disebut pasar kredit jangka pendek.

b. Fungsi Pasar Uang

Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi

adanya kebutuhan pengusaha untuk mendapatkan sejumlah

dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera

dipenuhi. Dengan demikian, pasar uang memiliki fungsi

sebagai berikut:

1. Mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana

jangka pendek untuk membiayai modal kerja atau

keperluan jangka pendek lainnya;

2. Memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi

dalam pembangunan dengan membeli Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU);

6

dan

3. Menunjang program pemerataan pendapatan bagi

masyarakat.

c. Macam-Macam Transaksi yang Terdapat di Pasar Uang

Macam-macam transaksi yang terdapat di Pasar Uang,

yaitu:

1. Pasar Uang antar Bank, adalah transaksi untuk

menyerahkan sejumlah kelebihan dana dari suatu Bank

kepada Bank yang lain, di mana Bank yang menerima dana

sedang kalah kliring. Kalah kliring artinya sebuah Bank

yang kekurangan dana untuk membayar kepada

nasabahnya.

2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah sejenis surat

berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku

Bank Sentral dan ditujukan untuk dibeli oleh Bank Umum

dengan nilai nominal yang sangat besar. Tujuan bank

Indonesia mengeluarkan SBI untuk mengurangi peredaran

uang di dalam masyarakat.

3. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), adalah surat

berharga yang dikeluarkan oleh Bank Umum dan dibeli

oleh Bank Indonesia dengan nilai nominal yang cukup

besar.Tujuannya untuk meningkatkan likuiditas Bank

Umum dan menekan laju inflasi. Likuiditas adalah

kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek.

4. Sertifikat Deposito, adalah semacam surat berharga yang

dikeluarkan oleh Bank dalam nilai nominal tertentu

sebagai surat atas unjuk.

5. Pasar Valuta Asing, yaitu tempat seseorang dapat

membeli atau menjual sejenis mata uang asing atau

menukar dengan mata uang rupiah. Pasar Valuta Asing

7

sering disebut Bursa Valuta Asing. Lembaga yang

mengkhususkan kegiatannya dalam pertukaran uang asing

disebut Money Changer.

d. Peserta Pasar Uang

Pihak yang terlibat dalam transaksi pasar uang baik

sebagai investor maupun sebagai penerbit instrument dalam

rangka mobilisasi dana antara lain adalah:

1. Bank-bank

2. Perusahaan-perusahaan umum

3. Perusahaan asuransi

4. Yayasan

5. Lembaga keuangan lainnya, seperti koperasi dan rumah

gadai.

6. Lembaga-lembaga pemerintah, dan

7. Individu-individu.

e. Karakterisik Pasar Uang

Pasar uang sebagaimana dengan semua pasar keuangan

menyediakan fasilitas atau jaringan transaksi jual beli asset

financial. Namun pasar ini sangan menekankan pada kredit

untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Pasar uang

adalah mekanisme yang mempertemukan pihak yang

memiliki surplus dana dengan pihak yang mengalami defisit.

Transaksi dalam pasar uang sebagian besar bersifat jangka

pendek. Oleh karena itu mekanisme dalam pasar uang pada

dasarnya dirancang untuk mempertemukan kebutuhan dana

jangka pendek perusahaan, lembagai keuangan, dan pemerintah,

mulai dari overnight sampai dengan jangka waktu jatuh tempo

satu tahun. Pada waktu yang sama pasar uang menyediakan

Outlet investasi bagi pihak surplus dana jangka pendek yang

ingin memperoleh pendapatan atas dana yang belum terpakai.

8

Dengan demikian, keberadaan pasar uang memungkinkan

terjadinya transaksi pinjam- meminjam.

f. Kebutuhan Adanya Pasar Uang

Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem

perekonomian adalah banyaknya lembaga atau perusahaan serta

individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara

inflows dan outflows. Misalnya, perusahaan melakukan

penagihan dari klien pada periode tertentu dan pada waktu yang

lain ia harus mengeluarkan uang dan menutupi biaya

operasionalnya. Untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan

pada saat kas nya mengalami defisit sementara dapat

memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari

lembaga keuangan atau pihak lain yang memiliki surplus

dana. Selanjutnya pada saat mengalami surplus dana

perusahaan menjadi kreditur dalam pasar uang untuk

memperoleh pendapatan daripada membiarkan dananya tak

terpakai atau idle. Oleh karena itu, pasar uang berfungsi untuk

menjembatani adanya kesenjangan antara penerimaan dan

pengeluaran dana, menutup kekurangan dengan pinjaman

jangka pendek apabila pengeluaran dana melebihi penerimaan

dan penyediaan outle investasi untuk memperoleh pendapatan

bunga bagi unit yang penerimaannya melebihi pengeluaran.

g. Peminjam dan Pemberi Pinjaman dalam Pasar Uang

Menentukan siapa peminjam (borrower) dan pemberi

pinjaman (lender) dalam pasar uang sulit untuk ditentukan.

Dalam prakteknya perusahaan atau lembaga-lembaga yang sama

sering beroperasi di kedua sisi pasar uang yaitu dalam waktu

yang sama bisa sebagai borrower dan lender. Misalnya, sebuah

bank umum beroperasi di pasar uang akan meminjam dana

secara agresif melalui sertifikat deposito dan instrument

9

utang jangka pendek lainnya sementara pada waktu yang sama

memberi pinjaman jangka pendek kepada perusahaan-

perusahaaan yang sedang mengalami kekurangan dana

sementara. Lembaga-lembaga yang biasanya ikut bermain di

dua sisi pasar uang yaitu bank-bank besar, lembaga-lembaga

keuangan non bank, lembaga-lembaga pemerintah. Bahkan

bank-bank sentral dapat menjadi pemasok dan yang agresif di

pasar uang dan mengambil posisi sebaliknya pada esok harinya.

Kegiatan tersebut biasanya dilakukan dalam rangka pelaksanaan

operasi pasar terbuka.

h. Tujuan Pasar Uang bagi Investor

Investor di pasar uang terutama mencari keamanan dan

likuiditas di samping peluang untuk memperoleh pendapatan

bunga. Hal tersebut karena dana yang diinvestasikan di pasar

uang adalah kelebihan dana sementara dan biasanya

dibutuhkan dalam waktu singkat untuk membayar

pajak,gaji,deviden,dan sebagainya. Dengan alasan ini, maka

investor pasar uang sangat sensitif terhadap resiko.

Jenis – jenis resiko Investasi yang mungkin dihadapi dalam

kegiatan di pasar uang antara lain adalah:

1. Resiko pasar : semua surat-surat berharga termasuk

instrument pasar uang memiliki resiko yang disebut

market risk atau kadang-kadang juga disebut interest rate

risk yaitu resiko yang berkaitan dengan turunnya harga

(dan tingkat bunga naik) mengakibatkan investor

mengalami capital loss.

2. Resiko reinvestment : dalam prakteknya buka saja

harga surat berharga yang dapat jatuh tapi juga tingkat

bunga. Turunnya harga sekuritas pada gilirannya

menyebabkan timbulnya resiko investor yang disebut

reinvestment risk yaitu resiko terhadap penghasilan suatu

10

asset finansial yang harus di reinvest dalam asset yang

berpendapatan rendah. Atau dapat pula dikatakan bahwa

reinvestment risk adalah resiko yang memaksa investor

menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit

atau surat-surat berharga ke investasi yang

berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga.

3. Resiko gagal bayar : resiko yang terjadi akibat tidak

mampunya peminjam (debitur) memenuhi kewajibannya

sesuai dengan yang dijanjikan. Default risk dapat juga

disebut sebagai gagal bayar (default risk).

4. Resiko inflasi : pemberi pinjaman menghadapi

kemungkinan naiknya harga-harga barang dan jasa – jasa

yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan yang

diterimanya. Oleh karena itu resiko inflasi sering juga

disebut dengan resiko daya beli. Untuk menghadapi hal

tersebut pemberi pinjaman (lender) biasanya berusaha

mengimbangi proyek inflasi dengan meninta atau

mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi atas

pinjamannya.

5. Resiko valuta (Currency risk) : investor internasional

dihadapkan pada resiko mata uang yaitu kerugian yang

terjadi akibat adanya perubahan yang tidak

menguntungkan terhadap kurs mata uang asing. Misalnya

apabila seorang investor Amerika membeli British-

Treasury Bills yang di pasar uang London, keuntungan T-

Bills ini dapat turun drastis bilamana nilai Poundsterling

mengalami penurunan terhadap dolar Amerika Serikat.

6. Resiko Politik : Resiko ini berkaitan dengan

kemungkinan adanya perubahan undang-undang atau

peraturan pemerintah yang mengakibatkan turunnya

pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi atau

11

bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang

diinvestasikan.

i. Instrumen Pasar Uang

Instument atau surat-surat berharga yang diperjual belikan

dalam pasar uang sejenisnya cukup bervariasi termasuk surat-

surat berharga yang diterbitkan oleh badan- badan usaha swasta

negara serta lembaga-lembaga pemerintah. Namun, jangka

waktu jatuh tempo instrumen tersebut umumnya berjangka

pendek. Instrument-instrument pasar uang yang banyak

ditransaksikan di berbagai negara dan diperdagangkan secara

internasional antara lain meliputi:

1. Treasury Bills (T-Bills)

Merupakan Instrument utang yang diterbitkan oleh

Pemerintah atau Bank Central atas unjuk dengan jumlah

tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada

tanggal yang telah ditetapkan. T-Bills dianggap sebagai

instrument yang paling aman karena diterbitkan oleh

pemerintah atau biasanya Bank Sentral. Oleh karena itu,

T-Bills sangat mudah diperjual belikan dan disukai oleh

perusahaan-perusahaan terutama lembaga-lembaga

keuangan untuk dijadikan sebagai cadangan likuiditas

sekunder yang memberikan hasil.

2. Commercial Paper (CP)

Adalah promes yang tidak disertai dengan jaminan

(unsecured promissory notes) yang diterbitkan oleh

perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan

dijual kepada investor yang melalukan investasi dalam

instrumen pasar uang.

3. Negotiable Certificate of Deposits (CDs) / Sertifikat

Deposito

12

Instrument keuangan yang diterbitkan oleh suatu

bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka

waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat deposito adalah

deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat

diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan

deposito berjangka adalah terletak pada sifat yang dapat

dipindah-tangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka

waktu jatuh temponya melalui lembaga-lembaga keuangan

lainnya misalnya Discount houses atau Merchant Bank.

4. Banker’s Acceptance (BA)

Ini merupakan salah satu instrument pasar uang yang

telah dikenal sejak lama. Pada mulanya BA tercipta melalui

perdagangan luar negeri. BA dapat dipindahtangankan

sebagaimana halnya Commercial paper. Oleh kerena itu

dapat dijadikan sebagai instrument pasar uang. Pada

prinsripnya BA memberikan alternatif untuk memperoleh

kredit, terutama pada saat barang- barang dikapalkan untuk

segera dikirmkan ke luar negeri.

5. Bill of Exchange / Wesel

Adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang

ditujukan oleh seseorang kepada pihak lainnya utk

membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan atau

pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau

pembawa.

6. Repurchase Agreement (Repos)

Adalah transaksi jual beli surat berharga disertai

dengan perjanjian bahwa si penjual akan membeli

kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada

tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih

dahulu. Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan

sebagai instrument dalam melalukan transaksi Repo

13

adalah surat-surat berharga yang dapat dijualbelikan secara

diskonto, misalnya SBI, SBPU,CD atau Treasury Bills.

7. Fed funds (di Amerika Serikat)

Sedangkan instrument yang dipergunakan dalam

pasar uang di Indonesia saat ini antara lain adalah :

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang

diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia

sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek. SBI

pertama kali diterbitkan pada tahun 1970 dengan sasaran

utama untuk meciptakan suatu instrument pasar uang

yang hanya diperdagangkan antara bank-bank. namun

setelah dikeluarkannya kebijaksanaan yang

memeperkenankan bank-bank menerbitkan sertifikat

deposito pada tahun 1971, dengan terlebih dahulu

memperoleh izin dari BI, maka SBI tidak lagi

diterbitkan karena sertifikat deposito dianggap akan dapat

menggantikan SBI. Oleh karena itu, SBI sebenarnya hanya

sempat beredar kurang lebih satu tahun. Namun sejalan

dengan berubahnya pendekatan kebijaksanaan moneter

pemerintah terutama setelah deregulasi perbankan 1 juni

1983, maka Bank Indonesia kembali menerbitkan SBI

sebagai instrument dalam melakukan kebijaksanaan operasi

pasar terbuka, terutama untuk tujuan kontraksi moneter.

2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Adalah surat berharga jangka pendek yang dapat

diperjual-belikan secara diskonto dengan Bank Indonesia

atau lembaga diskonto yang telah ditunjuk oleh BI. SBPU

diperkenalkan oleh BI sejak Februari 1985. sama hal nya

dengan SBI yang disamping berfungsi sebagai piranti pasar

uang juga merupakan instrument dalam melakukan operasi

14

pasar terbuka dalam rangka ekspansi moneter oleh Bank

Indonesia dengan menetapkan tingkat diskonto SBPU, yaitu:

a. Sertifikat Deposito

b. Commercial Paper

c. Call Money

2. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Pengertian pasar modal dalam arti sempit adalah kegiatan

yang mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka

panjang. Sedangkan pengertian pasar modal dalam arti luas

adalah:

1. Keseluruhan system keuangan yang terorganisasi termasuk

bank-bank komersil dan semua perantara di bidang

keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan

pendek.

2. Semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang

memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang

berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham,

obligasi, hipotek, dan tabungan serta deposit berjangka.

Pasar modal dalam istilah asing yang disebut “Capital

Market”, pada hakikatnya ialah suatu kegiatan yang

mempertemukan penjual dan pembeli dana. Dana yang

diperjualbelikan itu digunakan untuk jangka panjang dalam

menunjang pengembangan usaha. Tempat penawaran atau

penjualan dana ini dilaksanakan dalam suatu lembaga resmi

yang disebut “Bursa Efek”.

Bursa yaitu tempat dimana bertemunya penjual dan atau

pembeli efek-efek. Pada saat ini di Indonesia ada Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).

b. Perbedaan Pasar Perdana dengan Pasar Sekunder

15

Dalam bursa efek ada 2 macam pasar:

1. Pasar Perdana

Dimana saham-saham pertama kali diperdagangkan

waktu 3 hari (tidak ada perubahan harga) atau disebut harga

perdana.

2. Pasar Sekunder

Dimana saham-saham pertama kali diperdagangkan

di lantai bursa, dimana harga bisa berubah tiap waktu atau

disebut harga pasar.

Berikut adalah tabel perbedaan pasar perdana dan pasar sekunder

Keterangan Pasar Perdana Pasar Sekunder

Pembeli Investor Investor

Penjual Emiten Investor

Barang Saham/Obligasi Saham/Obligasi

Pengawas Bapepam Bapepam

Tempat Di luar bursa Bursa Efek

Tabel 2. Tabel Perbedaan Pasar Perdana Dan Pasar Sekunder

c. Pelaku Pasar Modal

1. Emiten (Issuer)

Perusahaan yang menerbitkan dan menawarkan efek

untuk dijual kepada masyarakat.

2. Investor

Pihak yang nenginvestasikan dananya melalui pembelian

efek.

3. Agen Penjualan

Pihak yang menjual efek dari perusahaan yang akan go

public tanpa kontrak dengan emiten yang bersangkutan.

4. Wali Amanat (Trustee)

Pihak yang dipercaya untuk mewakili kepentingan para

investor.

5. Pialang (Broker)

16

6. Biro Administrasi Efek

7. Tempat Penitipan Harta (Custodian)

c. Instrumen Pasar Modal

1. Saham

Saham adalah instrumen pasar modal yang paling

populer. Saham merupakan bukti kepemilikan (ekuitas) dan

bukan surat utang. Membeli saham berarti memiliki

sebagian dari perusahaan, juga berarti berbagi risiko dengan

emiten (penerbit saham). Tergantung pada kebijakan

perusahaan, bilamana emiten mendapat laba, sebagian

dapat dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk

dividen.

2. Obligasi

surat hutang dengan jangka waktu tertentu. Obligasi

dapat diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah ataupun

lembaga lainnya. Imbalan dari obligasi adalah modal pokok

investasi plus kupon bunga, kupon bunga ini besarnya

sudah ditentukan sekian persen dan umumnya lebih tinggi

dari suku bunga bank ataupun surat berharga lainya yang

dianggap aman, mengingat resiko obligasi yang relatif lebih

tinggi. Pembayaran kupon bunga dilakukan secara berkala,

misalnya 3 bulan atau 6 bulan atau tahunan. Pembayaran

pokok investasi sendiri dilakukan saat obligasi jatuh tempo,

yaitu tanggal dimana obligasi habis masa berlakunya.

3. Reksadana

Wadah yang menghimpun dana dari para investor untuk

kemudian dikelola oleh Manajer Investasi ke berbagai

instrumen investasi. Instrumen investasi yang bisa dipilih

ada bermacam-macam misalnya obligasi, saham atau

campuran antara obligasi dan saham. Selain itu reksa dana

17

berbasis instrumen hutang jangka pendek yang jatuh

temponya kurang dari 1 tahun yaitu reksa dana pasar uang.

4. Right Issue

Hak untuk memesan saham baru yang akan dikeluarkan

oleh emiten. Rights ini diberikan cuma-cuma dan

diprioritaskan kepada pemegang saham biasa untuk

memesan saham baru.

5. Waran

Waran sebenarnya berasal dari Covered Warrant.

Waran hampir sama dengan opsi saham (option),

dipergunakan sebagai sarana lindung nilai (hedging).

Covered Warrant umumnya diterbitkan oleh perusahaan

keuangan seperti investment bank, bank, lembaga

pemerintah atau institusi lain yang bukan emiten atau

perusahaan publik.

d. Keuntungan dan Kerugian Investasi di Pasar Modal

Pasar modal dari tahun ke tahun menjadi wahana yang

menarik bagi dunia usaha dan menjadi semakin penting perannya.

Bagi dunia usaha pasar modal dapat dijadikan sarana untuk

menawarkan berbagai macam efek sesuai dengan kebutuhan dana

yang diperlukan dengan tingkat biaya dana yang relative murah.

Keuntungan investasi di Pasar Modal adalah sebagai

berikut:

1. Laba capital, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa

selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli

sahamnya;

2. Dividen, bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada

pemegang saham;

3. Saham perusahaan, seperti juga tanah atau aktiva berharga

sejenis, nilainya meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan

dengan perkembangan atau kinerja perusahaan. Investor jangka

18

panjang mengandalkan kenaikan nilai saham ini untuk meraih

keuntungan dari investasi saham. Investor seperti ini membeli

saham dan menyimpannya untuk jangka waktu lama (tahunan)

dan selama masa itu mereka memperoleh manfaat dari dividen

yang dibayarkan perusahaan setiap periode tertentu.

4. Saham juga dapat dijaminkan ke bank untuk memperoleh kredit,

sebagai agunan tambahan dari agunan pokok

Sedangkan kerugian investasi di pasar modal adalah

sebagai berikut:

1. Rugi capital, kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih

antara nilai jual yang lebih rendah dari nilai beli saham;

2. Rugi kesempatan, kerugian berupa selisih suku bungandeposito

dikurangi total hasil yang diperoleh dari total investasi;

3. Likuidasi, kerugian karena perusahaan dilikuidasi dimana nilai

likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham.

2.3 Perbedaan Pasar Uang dengan Pasar Modal

Perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang adalah jangka

waktunya. Dalam pasar uang, diperdagangkan surat berharga berjangka

waktu pendek, sedangkan dalam pasar modal diperdagangkan surat berharga

berjangka waktu panjang.

Pasar Uang berbeda dengan Pasar Modal yang tradingnya dilakukan

melalui Bursa atau Stock Exchange, Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada

tempat khusus seperti halnya dengan Pasar Modal, transaksi pada Pasar

Uang dilakukan secara OTC (Over The Counter Market), dilakukan

oleh setiap peserta (partisipan) melalui Desk atau Dealing Room masing-

masing peserta.

Transaksi dalam pasar uang dilakukan dengan menggunakan sarana

telekomunikasi sehingga pasar uang ini disebut juga dengan pasar

abstrak karena pelaksanaannya tidak dilakukan di tempat tertentu

sebagaimana halnya dengan bursa efek pada pasar modal. Berkaitan

dengan itu pasar uang merupakan pasar yang tidak teroganisasi

19

(Unorganized market).

Pasar uang pada saat ini tidak lagi dibatasi dalam wilayah suatu Negara

saja. Uang berputar ke seluruh bagian dunia, mencari investasi

yang menawarkan expected return yang paling tinggi untuk suatu

tingkat resiko tertentu sejalan dengan pesatnya perkembangan perdagangan

dunia. Pertumbuhan dan perkembangan perdagangan internasional

membutuhkan pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang.

Modal jangka panjang dibutuhkan untuk membiayai pembangunan pabrik

baru, sistem transportasi dan sebagainya. Pembiayaaan jangka pendek untuk

membiayai ekspor dan impor barang dan kebutuan modal kerja lain.

20

BAB III

Penelitian Terdahulu

I. Jurnal 1

Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Dan Tingkat

Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Dolar Amerika

Muhammadinah

Politeknik PalComTech

(Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius), Vol. 1 No. 2, Mei 2011)

Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

dolar Amerika Serikat telah menghancurkan sendi-sendi perekonomian, termasuk

perbankan. Inflasi merupakan salah satu dampak dari terjadinya krisis ekonomi

berkepanjangan yang

melanda suatu negara. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan

harga-harga secara tajam (absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam

jangka waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil

(intrinsik) mata uang suatu

negara (Tajul Kahalwaty, 2000:5)

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi

adalah

dengan menekan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) maupun arti luas (M2)

atau likuiditas perekonomian. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta maupun

bank-bank pemerintah berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Bunga yang

diberikan oleh bankbank

pada masyarakat merupakan daya tarik yang utama bagi masyarakat untuk

melakukan penyimpanan uangnya di bank, sedangkan bagi bank, semakin besar

dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan meningkatkan kemampuan bank untuk

membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar berupa pemberian kredit

pada masyarakat.

21

Menurut Usman (1987:29), tidak jarang bank-bank menetapkan suku

bunga

terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari

yangdiinformasikan secara resmi melalui media massa dengan harapan tingkat

suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan

berkurang karena orang

lebih senang menabung daripada memutarkan uangnya pada sektor-sektor

produktif atau menyimpannya dalam bentuk kas di rumah. Sebaliknya, jika

tingkat suku bunga terlalu rendah, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan

bertambah karena orang akan lebih senang memutarkan uangnya pada sektor-

sektor yang dinilai produktif.

Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan

dananya di

bank daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang

memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi

dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga (Khalwaty, 2000:144).

Namun ternyata kebijakan ini dapat menimbulkan dampak negatif pada

kegiatan ekonomi. Kebijakan uang ketat disatu sisi memang menunjukkan

indikasi yang baik pada nilai tukar yang secara bertahap menunjukkan

kecenderungan menguat namun di sisi lain kebijakan uang ketat yang mendorong

tingkat suku bunga tinggi ternyata dapat menyebabkan cost of money menjadi

mahal, hal yang demikian akan memperlemah daya saing ekspor di pasar dunia

sehingga dapat membuat dunia usaha tidak bergairah melakukan investasi dalam

negeri, produksi akan turun, dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan

(Boediono, 1990:3)

Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh tingkat suku bunga Bank Indonesia dan tingkat inflasi

terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Kemudian penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian, literatur atau referensi bagi

para peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan penelitian yang

berhubungan dengan tingkat suku bunga Bank Indonesia, tingkat inflasi dan nilai

tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Serta sebagai gambaran yang jelas kepada

22

pihak-pihak yang berkepentingan seperti perbankan, perusahaan dan yang lainnya

mengenai pengaruh tingkat suku bunga Bank Indonesia terhadap nilai tukar rupiah

atas dolar Amerika.

II. Jurnal 2

Pengaruh Kebijakan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap

Fungsi Intermediasi Perbankan Melalui Suku Bunga Di Sektor Keuangan

Rina Oktavia

Email: [email protected]

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Tyas Danarti Hascaryani

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

(Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 2013)

Perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung

perekonomian suatu negara. Hal ini terkait fungsinya sebagai intermediator yakni

menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana (unit surplus)

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat yang

kekurangan dana (unit defisit) dalam bentuk pinjaman. Dalam menjalankan

fungsinya tersebut, bank memiliki kemampuan untuk mengurangi biaya transaksi

(transaction cost), melakukan pembagian risiko (risk sharing) dan mengurangi

adanya kemungkinan informasi asimetris (asymmetric information). Begitu

penting peranan perbankan dalam mendukung perekonomian suatu negara

sehingga bank dijuluki sebagai agen pembangunan (agent of developmet).

Namun, studi Agung (2001) menemukan terjadinya fenomena credit

crunch di perbankan Indonesia. Fenomena tersebut merupakan kondisi dimana

fungsi intermediasi perbankan tidak berjalan dengan baik karena bank merasa

23

enggan untuk memberikan kredit kepada debitur. Credit crunch mempunyai

implementasi yang sangat penting bagi kebijakan moneter karena telah memblokir

jalur transmisi kebijakan moneter baik jalur suku bunga, jalur kredit maupun jalur

neraca. Adanya credit crunch mengakibatkan perbankan menjadi lebih berhati –

hati dalam menempatkan dananya yang tercermin dari kecenderungan bank untuk

memegang aset yang likuid dan relatif kurang berisiko, seperti Sertifikat Bank

Indonesia (SBI), obligasi pemerintah dan penanaman di pasar uang antar bank.

Di Indonesia, perbankan masih menjadi sumber pembiayaan utama

dibandingkan dengan sumber pembiayaan lain. Sehingga, dampak fenomena

credit crunch terhadap perekonomian lebih terasa daripada negara – negara yang

pasar keuangannya lebih berkembang, dimana tingkat substitusi kredit perbankan

dengan alternative pembiayaan lainnya relatif lebih sempurna..

Dalam beberapa kurun waktu terakhir diketahui bahwa penempatan dana

bank dalam bentuk SBI oleh bank – bank di Indonesia cenderung mengalami

peningkatan. Hal ini mengingat prinsip kehati – hatian bank dalam menempatkan

dananya dan merupakan salah satu tindakan bank dalam meminimalisir risiko.

Terlebih, suku bunga SBI Indonesia masih sangat tinggi sehingga masih menjadi

alternatif pilihan bank dalam menempatkan dananya. Suku bunga SBI Indonesia

memang cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, namun masih

terlampau tinggi bila di bandingkan dengan suku bunga kebijakan moneter di

beberapa negara di dunia.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia

melalui penurunan suku bunga kebijakan moneter diharapkan dapat bekerja secara

efektif dalam mempengaruhi suku bunga pasar yang dalam hal ini suku bunga

simpanan dan pinjaman. Kebijakan moneter akan bekerja secara efektif apabila

sinyal kebijakan Bank Indonesia tersebut dapat ditransmisikan secara optimal di

pasar uang yang tercermin pada pergerakan suku bunga pasar yang searah dengan

suku bunga kebijakan moneter Bank Indonesia. Upaya penurunan suku bunga

yang dilakukan oleh Bank Indonesia tersebut dilakukan mengingat suku bunga

pinjaman perbankan di Indonesia yang masih sangat tinggi. Tingginya suku bunga

pinjaman tersebut salah satunya disebabkan oleh mahalnya harga dana deposito

yang merupakan salah satu komponen terbesar Dana Pihak Ketiga (DPK)

24

perbankan. Kondisi tersebut tentunya akan menghambat pertumbuhan ekonomi

negara karena tingginya bunga pinjaman yang dibebankan kepada debitur.

Akibatnya, para pelaku ekonomi mengalami kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan modal usahanya. Dengan adanya upaya penurunan suku bunga

kebijakan oleh Bank Indonesia diharapkan mampu mendorong penurunan suku

bunga pinjaman sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

Kebijakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akan berpengaruh

terhadap suku bunga di sektor keuangan yang selanjutnya akan berdampak pada

intermediasi perbankan. Pada penelitian ini bermaksud untuk menganalisis

pengaruh kebijakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhdap fungsi

intermediasi perbankan melalui suku bunga di sektor keuangan berdasarkan

kepemilikan bank yakni bank milik pemerintah (Persero), bank milik swasta

(BUSN) dan bank milik daerah (BPD).

III. Jurnal 3

Pengaruh Konsumsi, Investasi, Jumlah Uang Beredar Dan Inflasi Terhadap

Penentuan Kebijakan Suku Bunga SBI

Indra Setiawan

Email: [email protected]

Program Pascasarjana Universitas Esa Unggul, Jakarta

Deddy S Bratakusumah

Email: [email protected]

Program Pascasarjana Universitas Esa Unggul, Jakarta

(Jurnal Publika Volume 2 Nomor 2, Juli 2010)

Dalam sektor keuangan dan perbankan, kebijakan penetapan tingkat suku

bunga merupakan hal yang cukup penting. Sebab kebijakan ini tidak hanya

25

mempengaruhi perilaku konsumen untuk menabung, membelanjakan atau

menginvestasikan uangnya tetapi juga mempengaruhi dunia usaha dalam hal

pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan. Di samping itu, tingkat suku

bunga juga akan mempengaruhi tingkat "kesehatan" atau likuiditas suatu

perekonomian negara. Hal ini disebabkan karena tingkat bunga mempunyai

pengaruh yang sangat luas, tidak hanya pada sektor keuangan atau moneter,

melainkan juga pada sektor riil, sektor ketenagakerjaan, sektor internasional dan

tentunya juga sektor fiskal.

Istilah suku bunga yang kita kenal secara umum meliputi suku bunga

dalam negeri dan luar negeri. Yang berkaitan dengan istilah suku bunga dalam

negeri yang biasa dikenal antara lain adalah suku bunga perbankan (seperti suku

bunga deposito dan suku bunga kredit), suku bunga penjaminan perbankan, suku

bunga SBI, dan BI Rate. Sedangkan turunan istilah dari suku bunga luar negeri

yang dikenal diantaranya adalah suku bunga Fed (US Prime Rate), LIBOR

(London Inter-bank Offered Rate), dan SIBOR (Singapore Interbank Offered

Rate).

Suku bunga dalam negeri Indonesia sendiri diduga dipengaruhi oleh faktor

faktor eksternal maupun internal. Faktor-faktor eksternal yang diduga

mempengaruhi suku bunga dalam negeri antara lain suku bunga luar negeri, kurs

mata uang asing terhadap rupiah, dan harga minyak internasional. Sementara itu,

faktor internal yang diduga mempengaruhi suku bunga dalam negeri antara lain

adalah inflasi, jumlah uang beredar, produk domestik bruto (PDB) riil, dan

ekspektasi pelaku pasar.

Dari berbagai macam suku bunga di dalam negeri, suku bunga SBI

merupakan salah satu instrumen moneter yang penting dalam perekonomian

negara dan berada di bawah tanggung jawab Bank Indonesia. Melalui pelelangan

SBI, jumlah uang yang beredar diusahakan dapat dikendalikan pada jumlah

tertentu agar target inflasi yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Sementara itu, dalam kaitan suku bunga SBI dengan sektor fiskal, dalam

hal ini APBN, pemerintah berharap bahwa dengan menggunakan asumsi suku

bunga SBI, pemerintah dapat melakukan perhitungan estimasi kewajiban

pemerintah, salah satunya adalah pembayaran hutang dalam negeri. Juga penting

26

untuk mengamati pergerakan suku bunga SBI ini, yang menggambarkan

hubungan suku bunga SBI dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga

akan memudahkan pemerintah untuk memperkirakan seberapa besar dampak dari

pergerakan faktor faktor tersebut terhadap suku bunga SBI.

Di samping itu, juga dapat memperkirakan besaran suku bunga SBI secara

lebih akurat untuk digunakan sebagai salah satu asumsi indikator makro ekonomi

dalam APBN. Sehingga alokasi dana anggaran negara yang diperuntukkan bagi

pembayaran kewajiban pemerintah berbasis suku bunga SBI dapat dihitung secara

lebih akurat, baik dalam tahun anggaran berjalan maupun dalam proyeksi

anggaran negara di tahun tahun mendatang.

27

Perbandingan Penelitian TerdahuluJudul Penelitian

Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Dan TingkatInflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Dolar Amerika

Pengaruh Kebijakan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap Fungsi Intermediasi Perbankan Melalui Suku Bunga Di Sektor Keuangan

Pengaruh Konsumsi, Investasi, Jumlah Uang Beredar Dan Inflasi Terhadap Penentuan Kebijakan Suku Bunga SBI

Penulis Muhammadinah Rina Oktavia & Tyas Danarti Hascaryani Indra Setiawan & Deddy S Bratakusumah

Diterbitkan di Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius), Vol. 1 No. 2, Mei 2011

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (2013)

Jurnal Publika Volume 2 Nomor 2, Juli 2010

Sumber Data Penelitian

Data suku bunga nominal yangdikeluarkan oleh Bank Indonesia, tingkat inflasi dan nilai tukar antara rupiah terhadapdolar Amerika yang dilihat dari nilai jual dolar yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI) berupa Statistik Keuangan Indonesia tahun 2003-2008.

Data sekunder yang bersumber dari Bank Indonesia baik website maupun laporan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) dan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) periode Januari 2002 sampai Juni 2010

Data sekunder yang berasal dari website/situs resmi Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik.

Teknik pengambilang sampel

Purposive sampling Purposive sampling Purposive sampling

Metode Analisis

Dari data-data yang diperoleh kemudian dilakukan proses analisis dengan uji normalitas, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas.

Untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga Bank Indonesia (independentvariabel) terhadap nilai tukar rupiah atas dolar (dependent variabel) digunakan regresilinier berganda.

Metode analisis yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini menggunakan metode analisis jalur (path analysis).

Dari data-data yang diperoleh kemudian dilakukan proses analisis dengan Uji Autokorelasi, Normalitas, Heteroskedasitas, dan Multikolieritas.

Sedangkan metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis inferential dengan menggunakan analisa deskriptif dan analisa regresi linear berganda

Variabel independen

Tingkat suku bunga Bank Indonesia. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Konsumsi, Investasi, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi

Variabel dependen

Nilai tukar rupiah atas dolar. Fungsi intermediasi perbankan melalui variabel suku bunga deposito dan suku

Suku Bunga SBI

28

bunga kredit. Variabel suku bunga kredit sendiri terdiri dari Suku Bunga Kredit Modal Kerja, Suku Bunga Kredit Investasi dan Suku Bunga Kredit Konsumsi

Hasil penelitian

• Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat suku bunga Bank Indonesia dan inflasi secara bersama-sama terhadap nilai tukar rupiah atas US$.

• Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat suku bunga Bank Indonesia secara parsial terhadap nilai tukar rupiah atas US$.

• Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel inflasi secara parsial terhadap nilai tukar rupiah atas US$.

• Terdapat hubungan yang erat antara variabel tingkat suku bunga Bank Indonesia dan inflasi terhadap nilai tukar rupiah atas US$.

• Kebijakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) lebih berpengaruh terhadap pembentukan suku bunga simpanan daripada suku bunga pinjaman pada Bank Persero, BUSN dan BPD.

• Perubahan suku bunga deposito lebih direspon oleh perubahan suku bunga kredit yang berjangka waktu pendek seperti suku bunga kredit modal kerja pada Bank Persero dan BUSN serta suku bunga kredit konsumsi pada bank BPD.

• Fungsi intermediasi bank lebih dipengaruhi oleh perubahan suku bunga kredit yang memiliki komposisi terbanyak pada bank tersebut seperti suku bunga kredit konsumsi pada Bank Persero dan BUSN serta suku bunga kredit investasi pada BPD.

• Kebijakan moneter dengan menggunakan instrumen suku bunga SBI lebih mampu direspon oleh bank milik negara(Bank Persero) yang berorientasi pembangunan (agent of development).

• Jenis simpanan sangat mempengaruhi respon bank terhadap kebijakan moneter suku bunga SBI dalam kegiatan penyaluran kredit. Bank yang memiliki

• Keempat variabel (Konsumsi, Investasi, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap suku bunga SBI, kecuali variabel Investasi.

• Dari penelitian dan pengujian didapatkan adanya hubungan yang erat dan negatif antara suku bunga SBI dan investasi. Teori yang digunakan adalah teori tentang investasi. Berdasarkan teori hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi adalah berhubungan negatif, maksudnya apabila tingkat suku bunga mengalami penurunan maka investasi akan mengalami peningkatan dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka investasi mengalami penurunan.

29

jenis simpanan jangka panjang (deposito) lebih mampu merespon kebijakan, sementara

Tabel 3. Tabel Perbandingan Penelitian Terdahulu

30

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga

yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui

lembaga-lembaga perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek. Pasar

uang menyediakan sarana pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek, karena itu pasar uang

merupakan pasar likuiditas primer.

Pasar Uang berbeda dengan Pasar Modal yang tradingnya dilakukan melalui Bursa atau Stock

Exchange, Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada tempat khusus seperti halnya dengan Pasar

Modal, transaksi pada Pasar Uang dilakukan secara OTC (Over The Counter Market),

dilakukan oleh setiap peserta (partisipan) melalui Desk atau Dealing Room masing-masing

peserta.

Pasar uang merupakan salah satu wadah yang dapat bermanfaat untuk menjembatani aliran

dana masyarakat atau pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan

dana. Pasar uang terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang antara penabung dan

peminjam. Lembaga keuangan berfungsi untuk mengalokasikan dana secara efisien dari pemilik

dana (Kreditur) kepada pengguna dana akhir (Debitur).

4.2 Saran

Disarankan untuk penulis selanjutnya dapat melakukan kajian lebih dalam tentang pasar

keuangan sehingga dapat menambah pemahaman terhadap konsep ini.

4.3 Rekomendasi Penelitian Selanjutnya

Penelitian selanjutnya yang penulis sarankan adalah :

1. Analisis Sektor Pasar Modal Indonesia Menghadapi Liberalisasi dan Integrasi

ASEAN.

2. Potensi Pasar Modal Syariah dalam Menyediakan Kebutuhan Modal Bagi Kalangan

Industri.

3. Perilaku Investor Individu dalam Pengambilan Keputusan Investasi Sekuritas di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

31

DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Z , A. Kane, & A.J Marcus. 1998. Essential of Investment Third Edition.

Irwin/McGraw-Hill.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_keuangan

http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/item6

http://www.repository.binus.ac.id/content/F0344/F034431592.ppt

http://www.slideshare.net/YeYeAlkautsar/pasar-keuangan-45573173

Hutajulu, Alex, dkk. Modul Training Financial Market. Education Training And

Investment Club.

Sudirman. 2014. Penentuan Pasar Uang dan Manfaatnya. Jurnal Al-Mizan, Volume 10

Nomor 1.

Sundjaja, R. S & I. Barlian. 2003. Manajamen Keuangan Edisi 4. Literata Lintas

Media.

32

33