Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

45
Rama S. Brajawikalpa, M.Sc., Apt Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna Obat Diare Obat Anti Spasmolitik Obat Anti Helmin

description

Farmakologi Pada Penyakit Saluran CernaFarmakologi Pada Penyakit Saluran CernaFarmakologi Pada Penyakit Saluran CernaFarmakologi Pada Penyakit Saluran CernaFarmakologi Pada Penyakit Saluran CernaFarmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Transcript of Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Page 1: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Rama S. Brajawikalpa, M.Sc., Apt

Farmakologi Pada Penyakit Saluran

Cerna

Obat DiareObat Anti Spasmolitik

Obat Anti Helmin

Page 2: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Diare

Definisi

Keadaan dimana buang air besar dalam sehari

>3x disertai pengeluaran feses yang lebih encer

dan terkadang disertai perasaan mulas (perut

kejang), terdapat darah atau lendir

Page 3: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Epidemiologi

Di negara berkembang kejadian diare pada anak lebih dari 12 kejadian pertahun.

Diare menyebabkan kematian 15-34% dari total angka kematian

Penyebab• Infeksi• Efek samping Obat• Radang pada saluran cerna• Perubahan pola makan• Keracunan makanan• Sensitif terhadap makanan ttt

Page 4: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

PENYEBAB DIARE Diare akut < 14 hari tanpa lendir / darah

- Rotavirus

- E. coli

Disentri dengan lendir / darah

- Shigella Sp

- Entamoeba hystolitica

- Vibrio cholera

Page 5: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

OBAT YANG MENYEBABKAN DIARE

Page 6: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Diare karena infeksi

Dibagi 3 :1. Diare karena

virusVirus menempel

pada mukosa ususMis. Traveller diare

(5-6 hari)Tdk perlu diobati

akan tetapi pasien lemas, pengobatan simtomatis

2. Diare karena entotoksin

• Mis : Braveller diare

3. Diare karena bakteri

• Bakteri tdk hanya menempel tapi menembus mukosa masuk pembuluh darah

• Pengobatan causatif

Page 7: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Sasaran terapi

Dehidrasi (Kulit kering, lemas, turgor kulit menurun, haus, air mata kering, mata cekung, urin sedikit)

Gejala : demam, nyeri perut, muntahFaktor penyebab : bakteri, virus, protozoaKomplikasi :

disentri : arthritis, kerusakan ginjaldemam tifoid : perdarahan GI

Page 8: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Strategi terapi

Perbaiki kondisi pasien

Ringankan gejala

Atasi faktor penyebab

Cegah dan atasi komplikasi

Page 9: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

PENATALAKSANAAN DIARE

Diare tanpa dehidrasi

- Mengganti cairan yang hilang

- Dengan obat, bila perlu dengan antibiotik

Diare dengan dehidrasi

- Dehidrasi ringan rehidrasi oral + obat

- Dehidrasi sedang dan berat

rehidrasi intravena + obat

Page 10: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Pengobatan diare secara umum

Rehidrasi oralMis : oralit : 3,5 g NaCl

1,5 g KCl2,5 g NaHCO320 g glukosa

Alternatif : minum sebanyak-banyaknya memberikan makanan yang

mengandung elektrolit Memberikan teh

Page 11: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Penggolongan Obat untuk Diare

1. Kemoterapi: untuk terapi kausal yaitu memusnahkan bakteri penyebab penyakit (antibiotik)

2. Obstipansia: untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu dengan cara: Menekan Peristaltik Usus (Loperamid) Menciutkan selaput usus atau adstringen (Tannin) Pemberian absorben untuk menyerap racun penyebab diare

yang lain (Carboadsorben, Pectin) Pemberian mucilago untuk melindungi selaput lendir usus

yang luka

3. Spasmolitik: zat yang melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare misalnya atropin sulfat

Page 12: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

1. Kemoterapi

Antibiotika sulfonamidAntibiotika yang umum digunakan pada

kasus diare adalah : Gol penisilin : ampisilin, amoksisilin Gol sefalosporin : sefiksim, sefotaksim,

sefuroksim Gol makrolida : eritromisin, azitromisin,

klaritomisin Gol tetrasiklin : doksisiklin, tetrasiklin Gol sulfonamid : kotromoksazol,

Metronidazol, vancomisin, kloramfenikol

Page 13: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Pemilihan Gol. Antibiotik

  Quinolon Tetrasiklin Makrolida Sefalosforin Sulfonamid

Campy          

E coli          

Tifoid          

Disentri          

Kolera          

Page 14: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Jenis Patogen Pilihan pertama Alternatif

Enterotoxigenik (cholera like) diarrhea 

Vibrio choleraeDoksisiklin, tetraciklin, kotrimoksazol, norfloksasin, siprofloksasin

kloramfenikol, eritromisin, furazolidin

E coli norfloksasin, siprofloksasin kotrimoksazol

C.difficile metronidazol vancomisin, bacitracin

Invasive (Dysentery Like ) diarrhea

shigella Kotrimoksazol

ofloksasin, norfloksasin, siprofloksasin, asam nalidiksat, azitromisin

Campylobacter erytromisin, azitromisin, klaritomisin siprofloksasin, norfloksasin

Salmonellakotrimoksazol, ofloksasin, norfloksasin, siprofloksasin, seftriakson, sefotaksim azitromisin

Travvelers diarrhea

Profilaksis norfloksasin, siprofloksasin, kotrimoksazol  

Terapi norfloksasin, siprofloksasin, kotrimoksazol, azitromisin  

Page 15: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Analgetik-antipiretik

Mis : parasetamol, ibuprofen

2. Obstipansia 1. Antimotilitas2. Adsorben 3. Antisekretori

Page 16: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

1. Anti motilitas

Mekanisme Kerja:

Obat ini digunakan untuk memberikan

lebih banyak waktu untuk resorpsi air

dan elektrolit oleh mukosa usus

Contoh Obat:

Derivat Petdin (Difenoksilat, Loperamid)

Antikolinergik (Atropine, Ekstrak Belladona)

Page 17: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Difenoksilat (Lomotil) Loperamid (Imodium)

Penyerapan obat cukup baik

Kadar plasma tertinggi 2 jam setelah pemberian

T 1/2 = 2,5 jam Dosis: 5mg 4dd

Cp maks. 4 jam setelah pemberian oral

T 1/2 = 40 jamDosis awal oral:

4mg, diikuti dengan dosis pemeliharaan 2mg sampai diare berhenti

Derivat Petidin

Page 18: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Difenoksilat, Loperamid

Lambung Menghambat sekresi HCl, ↓ gerak lambung, ↑ tonus otot, makanan lambat

ke duodenum• Usus Halus

Kontraksi propulsif ↓, tonus & spasme periodik ↑, absorbsi air isi padat

Usus Besar Gerakan propulsi ↓, tonus ↑, spasme usus besar besar

konstipasi

Page 19: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Obat Manfaat Resiko

Difenoksilat Diare akut, kronis ESO: mata kabur, mulut kering

Loperamid Diare akut, kronis ESO : badan tdk enak, konstipasi, ileus paralitikus, depresi SSP

Paregorat Diare akut, kronis Potensi penyalahgunaan besar

Difenoksin Diare akut, kronis ESO : = Difenoksilat

Page 20: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Adstringensia

Obat yang digunakan untuk menciutkan selaput lendir usus, misalnya Asam Samak (Tannin)

Tannin• Khasiat: astringen, anti diare, anti bakteri,

dan antioksidan• Bersifat astringent, yaitu melapisi mukosa

usus, khususnya usus besar• Penyerap racun dan dapat menggumpalkan

protein

Page 21: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Penghambat Kolinergik Atropin

Antikolinergik atau Parasimpatolitik yaitu obat yang digunakan untuk menghambat timbulnya efek akibat susunan syaraf parasimpatis dan merupakan antagonis dari obat-obat parasimpatomimetik

Merupakan alkaloid belladonna yang memiliki afinitas kuat terhadap reseptor muskarinik.

Bersifat antagonis kompetitif dengan Ach untuk menempati kolinoreseptor

Masa kerja obat 4 jam

Antikolinergik

Page 22: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

2. Adsorben

Adsorben digunakan sebagai terapi simptomatik pada diare.

Mekanisme kerja: Bekerja lokal pada saluran cerna dengan mengikat

dan menginaktivasi toksin bakteri, mengadsorbsi nutrient, toksin (racun) dan obat-obat penyebab diare

• Hanya digunakan pada anak berusia >6 tahun• Penggunaan adsorben harus dipisahkan dengan obat

oral lainnya selama 2-3 jam

Page 23: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Attapulgit Kaolin Pectin

Bekerja dengan cara: mengikat bakteri dan

toksin dalam jumlah besar sekaligus mengurangi pengeluaran air

Mengurangi pergerakan usus, memperbaiki konsistensi tinja yang terlalu keras atau terlalu lembek

Merupakan senyawa polisakarida yang bisa larut dalam air dan membentuk cairan kental (jelly) yang disebut mucilage

Cairan tersebut berfungsi melindungi dinding lambung dan usus, sehingga akan terlindungi bila terdapat luka, toksin kuman atau asam lambung yang berlebih

Pectin tidak ikut terbuang bersama feses dan akan tetap berada dalam system pencernaan

Contoh Obat Adsorben

Page 24: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Bahan dengan area permukaan yang luasMengikat zat yang berbeda termasuk

toksin, dengan menginaktivasi dan mengeliminasi

Kaolin powder & sikat alumunium hidrat, sering dikombinasi dengan pectin, hampir tidak berbahaya & efektif pada banyak kasus

Bismuth subsalicylate, mengikat bahan toksin dan melindungi permukaan mukosa yang teriritasi.

Page 25: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

3. Anti sekretori

Bismut subsalisilatMekanisme aksi :

menyekat aliran cairan untuk diare akut/perjalanan Meringankan kram abdominal

ESO : mual, muntah, tinja gelap

Page 26: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna
Page 27: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna
Page 28: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna
Page 29: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Informasi pada pasien

Informasikan tanda dehidrasiDiet :ASI pada bayiSari buah segar dan pisangHindari makanan berseratHindari minuman bergulaKontinuitas terapiPenggunaan obat, Efek samping dan

penangananTerapi suportif

Page 30: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Contoh Kasus Diare

Bayi, 8 bulan, mengalami diare setelah diberi susu instan. Sebelumnya bayi hanya mendapatkan ASI, karena produksi ASI menurun ditambah dengan susu instan. Diare dengan BAB cair, berlemak, tanpa lendir dan darah, kadang disertai muntah. Bayi agak demam, tanpa ada batuk ataupun pilek. Kulit bayi agak keriput, dengan mata cowong dan merengek bila menangis. Bagaimana farmakoterapi terbaik pada bayi tersebut?

Page 31: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

TERIMAKASIH

Page 32: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

ANTIELMENTIK

Obat untuk memberantas atau mengurangi infestasi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh

Antelmentik lama kurang aman kurang efektifAntelmentik baru lebih aman & efektifRasa tidak mengganggu, sebagian dapat

diberikan oral, dosis tunggal.

Page 33: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Jenis infestasi cacing

Cacing tambang (ankilostomiasis)Cacing kremi (enterobiasis)Cacing gelang (askariasis)Cacing Pita (taeniasis)Filaria (W bancrofti, B malayi, Loa loa

(filariasis)dll.

Page 34: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

1.Dietilkarbamazin

Obat pilihan pertama untuk filariasis

Dapat menghilangkan mikrofilaria W

bacrofti, B malayi, loa loa dari peredaran

darah.

Page 35: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Dietilkarbamazin

Mekanisme kerja :

1.Menurunkan aktivitas otot cacing

paralisis

2.Menyebabkan perubahan pada permukaan

membran mikrofilaria sehingga mudah

dihancurkan.

Page 36: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Efek samping

Relatif aman pada dosis terapi

Pusing,gangguan sal cerna, sakit kepala dll.

Reaksi alergi karena matinya parasit dan

substansi yang dilepaskan oleh mikrofilaria

yang hancur.

Page 37: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

2.Piperazin

Efektif terhadap A. lumbricoides & E vermicularis

Mekanisme kerja : Blokade respon otot cacing terhadap

asetil kolin paralisisCacing mudah dikeluarkan oleh peristaltik

usus,cacing keluar 1-3 hari setelah pengobatan.

Page 38: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

3.Pirantel Pamoat

Untuk : caing kremi, gelang, tambang.

Mekanisme kerja : depolarisasi otot cacing dan

meningkatkan frekuensi impuls

Cacing mati dalam keadaan spastis

Page 39: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Pirantel Pamoat

Absorpsi kurang baik, ekskresi sebagian besar melalui tinja

Efek non terapi: keluhan saluran cerna, demam & sakit kepala

Kontra indikasi : wanita hamil,Usia < 2 tahun Pemberian bersama piperazin

Page 40: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Pirantel Pamoat

Obat terpilih untuk : askariasis, ankilostomiasis, enterobiasis & strongiloidiasis

Sediaan : tablet 125mg, 250 mg Dosis 10 mg/kgBB, dosis tunggal

Page 41: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Antielmentik

Page 42: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

4.Mebendazol

Spektrum paling luas, obat terpilih untuk enterobiasis & trichuriasis.

Mekanisme kerja :menyebabkan kerusakan struktur

subseluler & menghambat sekresi asetilkolinesterase cacing.

Menghambat ambilan glukosa secara irreversibel.

Page 43: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

TERAPI PILIHAN

Helminth Treatment of Choice

Ascaris lumbricoides

Albendazole, Mebendazole P pamoat

E. vermicularisHookwormsTrichuris trichiuraFilaria

Albendazole, Mebendazole, P pamoatAlbendazole Mebendazole, P pamoatMebendazole, albendazoleDietilcarbamazine

Cutaneus larva migrans

Thiabendazol (topical), ivermectin, Albendazol

S. stercoralis Ivermectin, Thiabendazole

ect

Page 44: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna

Antielmentik lain

LevamisolNiklosamidNiridazolPrazikuantelIvermektin, dll.

Page 45: Farmakologi Pada Penyakit Saluran Cerna