Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

17
Jowy Tani, Herqutanto, Tommy Dharmawan Majalah Kedokteran Indonesia Volume 58, Nomor 4, April 2008 Evaluation of Tuberculosis Control Programs in Indonesian Community Health Centers Using Systemic Approach Oleh Dedy Fadly NPM.1306349451 Universitas Indonesia Evaluasi Program Dalam Kebijakan Publik Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia

Transcript of Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Page 1: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Jowy Tani, Herqutanto, Tommy DharmawanMajalah Kedokteran Indonesia

Volume 58, Nomor 4, April 2008

Evaluation of Tuberculosis Control Programs in Indonesian Community Health Centers Using Systemic

ApproachOleh

Dedy Fadly NPM.1306349451

Universitas Indonesia

Evaluasi Program Dalam Kebijakan PublikMagister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik

Universitas Indonesia

Page 2: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Evaluasi Program Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas Indonesia Menggunakan Pendekatan Sistemik

Page 3: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Tuberkulosis ( TB ) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling mendesak di Indonesia . Bahkan , secara global , Indonesia menempati peringkat ketiga dalam hal perkiraan jumlah penderita TB;

Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2005 , 259.969 kasus baru TB terdeteksi setiap tahun , dan 158.640 dari mereka adalah TBC positif

Pengantar

Page 4: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Tahun 1995 pemerintah Indonesia telah memulai Program Pengendalian TB Nasional,

sebuah program yang komprehensif melibatkan kedua layanan kesehatan swasta dan pemerintah Program Pengendalian TB Nasional telah dilakukan Directly Observed Treatment Shortcourse ( DOTS ) strategi , sesuai dengan rekomendasi WHO .Yang didanai Pemerintah Pusat melalui Puskesmas

Page 5: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Keberhasilan penanggulangan TB nasional sangat tergantung pada upaya kolektif Puskesmas tersebar di seluruh Kepulauan Indonesia

Memahami program pengendalian TB di Puskesmas adalah kunci untuk memahami upaya nasional dalam mengendalikan TB .

dalam rangka untuk benar mengevaluasi dan mengusulkan solusi untuk program TB , pendekatan yang komprehensif dan sistematis akan sangat diperlukan .

Page 6: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Selama lebih dari satu dekade, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah mengembangkan pendekatan untuk evaluasi program kesehatan masyarakat.

Pendekatan ini, disebut "pendekatan sistemik", Mengintegrasikan beberapa konsep pemecahan masalah:

seperti siklus pemecahan masalah dan matriks keputusan, yang mampu secara sistematis mengidentifikasi masalah, memprioritaskan masalah, Merumuskan alternatif solusi, dan memprioritaskan solusi alternatif.

Pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi Telah dan menghasilkan solusi untuk Ratusan program kesehatan masyarakat.

Page 7: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

mengevaluasi dan membandingkan program pengendalian TB dalam dua Puskesmas berlokasi di Jakarta Timur dengan menggunakan pendekatan sistemik .

Dengan harapan bahwa hal itu tidak hanya akan memberikan wawasan mengenai program pengendalian TB di Puskesmas tersebut, tetapi juga memberi kita gambaran program pengendalian TB yang dilakukan di seluruh negeri.

Interpretasi hasil akan memberikan umpan balik untuk perbaikan program.

Page 8: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

TB adalah penyakit terkait erat dengan status sosial ekonomi dan kondisi demografis penduduk, populasi urban dengan status sosial ekonomi rendah dan tinggal dalam kondisi yang penuh sesak beresiko besar terpengaruh oleh TB.

Tujuan mengevaluasi Puskesmas yang melayani populasi yang perkotaan dengan kondisi tersebut sehingga hasil dan kesimpulan dari evaluasi ini bisa melayani kepentingan publik yang lebih besar.

Page 9: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Evaluasi ini juga dimaksudkan untuk sebagai contoh evaluasi program menggunakan pendekatan sistemik. Diharapkan bahwa pendekatan ini akan tersedia untuk umum sebagai salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menghasilkan solusi untuk program kesehatan masyarakat

Page 10: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Dua Puskesmas yang dievaluasi adalah - Puskesmas Jatinegara Kaum; dan - Puskesmas Pisangan Timur, keduanya terletak di Jakarta Timur Program Pengendalian TB dievaluasi dari Januari hingga bulan

Desember 2006. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistemik

seperti yang diusulkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

data demografi disajikan dalam artikel ini diperoleh dari data demografi daerah Bidang Kesejahteraan Masyarakat Pemrov DKI Jakarta Laporan Kegiatan Desember 2006

sementara data mengenai program kendali TB diperoleh dari catatan data TB Paru Januari-Desember 2006 dan Catatan medical Pasien TB Paru dari Puskesmas.

Metode

Page 11: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Indikator yang digunakan dalam evaluasi ini disimpulkan dari pedoman nasional dan internasional untuk evaluasi pengendalian TB . Berikut ini indikator yang digunakan dalam evaluasi :1. Proporsi dahak tersangka/suspect yang diperiksa

(Perkiraan persentase tersangka antara semua tersangka penderita) ;

2. Proporsi pasien TB Akut positif antara tersangka (persentase pasien TB Akut positif Diperiksa Di antara semua tersangka)

3. Proporsi pasien TB Akut positif antara semua pasien TB yang terdaftar (persentase pasien TB paru Akut positif yang terdaftar antara semua pasien TB paru)

4. Tingkat konversi

(persentase pasien TB positif mengalami konversi menjadi negatif setelah fase pengobatan intensif)

5. Angka kesembuhan (persentase pasien TB positif sembuh setelah pengobatan lengkap antara semua pasien TB positif yang terdaftar)

6. Tingkat kesalahan (persentase kesalahan interpretasi geser awal laboratorium dimaksud setelah diperiksa silang oleh laboratorium lain) 7. Case Detection Rate / CDR (rasio pasien TB positif yang baru Estimasi dilaporkannya kasus pasien TB positif baru)

indikator

Page 12: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Masalah Diidentifikasi dengan Membandingkan antara output program dengan hasil yang diharapkan menggunakan indikator-indikator tersebut.

Masalah kemudian diprioritaskan dengan memanfaatkan kriteria keputusan yang digunakan termasuk ide-ide penting (I), kelayakan teknis (T), dan ketersediaan sumber daya (R).

Semua masalah akan Dimasukkan ke dalam matriks keputusan dan skor 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting) akan diberikan untuk setiap kriteria. Nilai prioritas adalah skor jumlah dari tiga kriteria. Masalah dengan skor prioritas tertinggi akan diberikan prioritas tertinggi

Identifikasi Masalah dan Memprioritaskan Masalah

Page 13: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Jatinegara Kaum East Pisangan

Input Components

I. Sumber daya manusia

- Terbatasnya jumlah profesional kesehatan yg terlibat dalam program

- Terbatasnya jumlah profesional kesehatan yg terlibat dalam program

II. Pendanaan

- Dana dari pemerintah tidak memadai ------

III. Peralatan

- Kurangnya Media pendidikan kesehatan masyarakat

- Kurangnya Media pendidikan kesehatan masyarakat

- Tidak tersedianya alat laboratorium yang memadai - Tidak tersedianya alat laboratorium yang memadai

Process Components

I. Program execution

- Pendaftaran yang tidak benar tersangka TB dan pasien

- Pendaftaran yang tidak benar tersangka TB dan pasien

- Acara pendidikan masyarakat diselenggarakan kurang dari 4 x /tahun

- Acara pendidikan masyarakat diselenggarakan kurang dari 4 x /tahun

- Tidak ada kegiatan untuk menemukan kasus TB yang baru

- Tidak ada kegiatan untuk menemukan kasus TB yang baru

Feedback and Environmental Components

I. Environment/Lingkungan

- Masyarakat dengan pendidikan rendah

- Rendahnya pengetahuan, sikap, cara hidup masyarakat

- Rendahnya pengetahuan, sikap, cara hidup masyarakat

Causes of Problem for Jatinegara Kaum CHC and East Pisangan CHC

Page 14: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Alternatives

Effectiveness (E)

Cost

Priority

M I V (C)

(P)

Mencari sumber pendanaan baru dari pemerintah lokaldan Organisasi Non-Pemerintah untuk pendeteksian kasus

2 2 2 1 8

Menyediakan perangkat pendidikan kesehatan masyarakat tentang TB

1 3 2 2 3

Menyelenggarakan acara pendidikan kesehatan masyarakat TB secara berkala

2 4 2 2 8

Pelatihan penemuan kasus baru TB kepada kader kesehatan di Puskesmas

4 4 4 2 32

Pemeriksaan dahak di rumah tangga penderita.

2 3 2 3 4

Problems Solving Alternatives Prioritizing Matrix for Jatinegara Kaum CHC

Alternative with highest priority

Page 15: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Alternatives

Effectiveness (E)

Cost

Priority

M I V (C)

(P)

Menyediakan perangkat pendidikan kesehatan masyarakat tentang TB

2 3 2 2 6

Menyelenggarakan acara pendidikan kesehatan masyarakat TB secara berkala

4 4 3 2 24

Pelatihan penemuan kasus baru TB kepada kader kesehatan di Puskesmas

3 4 3 2 18

Pemeriksaan dahak di rumah tangga penderita.

2 3 2 3 4

Problems Solving Alternatives Prioritizing Matrix for East Pisangan CHC

Alternative with highest priority

Page 16: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Puskesmas berperan penting dalam menentukan keberhasilan program penanggulangan tuberkulosis (TB) nasional Indonesia.

Menggunakan pendekatan sistem yang dikembangkan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dilakukan evaluasi program penanggulangan TB di dua puskesmas di Jakarta Timur dengan identifikasi masalah secara sistematis, yaknipenentuan prioritas masalah, perumusan solusi alternatif, dan penentuan prioritas solusi alternatif.

Di Puskesmas Jatinegara Kaum,, angka kesembuhan 91,60%, Di Puskesmas Pisangan Timur, 82,35%, angka kesembuhan

100,00% angka kesembuhantidak tersedia di kedua puskesmas. Angka deteksi kasus yang rendah adalah masalah prioritas untuk kedua puskesmas.

Solusi utama untuk Jatinegara Kaum adalah pelatihan penemuan kasus baru untuk kader, sedangkan untuk Pisangan Timur diperlukan pendidikan kesehatan massal secara berkala. Pendekatan sistem berhasil menunjukkan kemampuannya.

Kesimpulan

Page 17: Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community

Terima Kasih