Deteksi Dini Bencana Sosial
-
Upload
pekerja-sosial-masyarakat -
Category
Education
-
view
4.377 -
download
5
description
Transcript of Deteksi Dini Bencana Sosial
DETEKSI DINI BENCANA SOSIAL
Disusun Oleh
Ujang S. T
PENGERTIAN
1. BENCANA SOSIAL Suatu kondisi yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, yang bersifat mendadak maupun yang bersifat berangsur – angsur, yang menyebabkan kekacauan dan kerugian secara meluas terhadap kehidupan, materi, serta lingkungan
PENGERTIAN
2. KONFLIK Konflik merupakan suatu benturan yang
terjadi antara dua pihak atau lebih yang disebabkan oleh adanya perbedaan nilai, status, kekuasaan, dan kelangkaan sumber daya, adat, agama, kepentingan dll.
PENGERTIAN
3. DETEKSI DINI BENCANA SOSIAL Suatu upaya yang ditujukan untuk menemukenali
dan atau menganalisis potensi munculnya bencana sosial. Aktifitas ini meliputi pengenalpastian serta memahami berbagai penyebab munculnya bencana sosial dan konflik sosial maupun kekerasan dengan ditinjau dari berbagai sudut pandang. Kegiatan ini bukanlah sebagai suatu kegiatan sekali selesai, melainkan dilakukan terus menerus seiring dengan perkembangan situasi.
PROSES
BAGAN
BAHAN BAKAR PEMICU KEBAKARAN
1. Org teringkir2. Org miskin menrdeka
3. Org canggung4. Org yg mementingkan
diri sendiri5. Minoritas
PropokatorKonflik
Bencana Sosial
TEORI KONFLIK
1. TEORI HUBUNGAN MASYARAKAT
2. TEORI NEGOSIASI PRINSIP
3. TEORI KEBUTUHAN MANUSIA
4. TEORI IDENTITAS & KESALAHPAHAMAN ANTAR BUDAYA
5. TEORI TRANSFORMASI
AKAR KEKERASAN
1. Kaum Tersingkir ialah orang – orang yang kecewa karena
baik intelektual maupun sosialnya tidakdapatditerima oleh masyarakat sehingga menimbulkan pertentangan dengan pranata kehidupan di sekelilingnya seperti Premanisme, gelandangan, para penjahat / Ex Napi, pelaku ekonomi yang bangkrut, dan sebagainya
AKAR KEKERASAN
2. Orang Miskin MerdekaOrang miskin yang menganggap bahwa kemiskinannya akibat dari struktur kebijakan yang salah sehingga merugikan dan menindas masyarakatnya
AKAR KEKERASAN
3. Orang – Orang yang Canggungyaitu orang yang memiliki kekuatan baik psikolog, intelektual maupun sosial tetapi tidak memiliki kesempatan dalam mengembangkan intelektual maupun sosialnya seperti lulusan perguruan tinggi yang menganggur, para pendatang baru, buruh rendahan dsb
AKAR KEKERASAN
4. Orang yang mementingkan diri sendirisifat orang yang mementingkan diri sendiri sangat mudah merasa kecewa dan tidak pernah merasa puas sehingga dengan keegoisannya mengaitkan dirinya kepada suatu gerakan misi untuk mencapai tujuannya.
AKAR KEKERASAN
5. MINORITAS / MAYORITAS
2 golongan ini memiliki perasaan yang sama dan satu sama lain menganggap sebagai satu ancaman bagi kelangsungan hidupnya baik dalam kehidupan ekonomi agama maupun budaya sehingga timbul konflik.
PROSES KONFLIK
MELEBUR DALAM “KELOMPOK SENDIRI”proses ini diawali dengan ungkapan – ungkapan yang sederhana dari seorang pribadi yang mempunyai keinginan untuk mencapai satu tujuan yang didasari oleh kepentingan pribadi, golongan, kebersamaan karena merasa kekecewaan dan ketidakpuasan di dalam mengaktualisasikan kepentingannya sehingga membentuk satu wujud keakuan di dalam kelompoknya yang pada akhirnya terjadi suatu gesekan –gesekan kepentingan sehingga menimbulkan konflik yang berwujud kekerasan sosial
PROSES KONFLIK
KEBENCIAN BERSAMA YANG MENYATUKAN GERAKAN DALAM SEBUAH KONFLIKterjadinya suatu konflik yang berbuah pemberontakan selalu diawali oleh kebencian satu kelompok dengan kelompok lainnya karena perbedaan tatanan kehidupan, agama, politik dan cara pencapaian suatu tujuan ini dipicu oleh propokator yang dipropagandakan oleh satu kepentingan bersama yang bervariasi.
PROSES KONFLIK
RAYUAN YANG MENGORBANKAN KEKERASAN DALAM KONFLIKsuatu bujukan atau rayuan untuk membangkitkan suatu konflik tidak akan berhasil menakala tidak adanya propokator yang mempropogandakan kepentingan pribadi, kelompok, atau golongannya di dalam membangkitkan suatu konflik dan didasari satu kebencian serta ketidakpuasan untuk menlakukan suatu tindakan kekerasan yang anarkis
Bahwa kondisi – kondisi ketimpangan sosial yang kronis, kemiskinan, kebohongan publik, penindasan, kecemburuan, fanatisme buta, stereotip terhadap kelompok lain dan sebagainya merupakan kekuatan yang mempersatukan gerakan massa yang mengerikan dalam sebuah konflik. Prakondisi inilah yang memunculkan kenecian kolektif dan diperbincangkan secara intensif melalui kelompok-kelompok erat atau kelompok sendiri dan dirayu oleh para pengobar konflik menjadi suatu gerakan serempak penuh kebencian yang memacu kekerasan berdarah. Oleh karena itu upaya-upaya nyata yang ditujukan untuk mengurangi semaksimal mungkin prakondisiINI akan sangat berguna untuk meniadakan bahan bakar bagi sebuah konflik. Upaya ini bukanlah sebuah upaya yang sederhana di indonesia, karena permasalahan kemiskinan yang sudah demikian kuas dan kompleksnya
UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA KONFLIK / BENCANA SOSIAL
UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA KONFLIK / BENCANA SOSIAL
selain berbagai permasalahan sosial seperti yang tersebut di bagian terdahulu, fanatisma buta yang menganggap bahwa kelomkpoknya, alirannya, kampungnya, partainya, dan sebagainya yang berakhiran kata milik “ku” adalah yang terbaik dan kelompok atau apapun sebagai lawan yang perlu dicurigai dan dianggap sebagi lawan yang perlu dihilangkan. Disinilah perlunya pendidikan kepada generasi-generasi penerus bangsa ini tentang arti penting “cinta kasih terhadap sesama manusia” dengan cinta kasih ini diharapkan muncul tenggang rasa dan solidaritas yang kuat. Dengan rasa persaudaraan ini akan muncul suatu sikap bahwa memaksakan kehendak berarti merampas hak orang lain, stereotip tertentu terhadap suatu golongan juga merupakan wujud dari ketiadaan rasa persaudaraan/ agama harus dipandang sebagai ajaran yang mengajarkan “kesalehan sosial” yang bersifat universal, bukan menjadi alat untuk mendorong semangat fanatisme yang picik, bahwa agamaku adalah yang terbaik, dan agama lain adalah musuh atau setidak-tidaknya menempati posisi sebagai kelompok uang perlu dicurigai yang harus dienyahkan dari muka bumiindonesia ini
UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA KONFLIK / BENCANA SOSIAL
Berdasarkan pada kasus kekerasan konflik dikalimantan dan lampung, terungkap bahwa upaya penanggulangan konflik minimal terbagi menjadi enam kegiatan yang beerbeda ( smith : 2002 )1. upaya yang dilakukan oleh institusi–institusi pemerintah2. upaya yang dilakukan kelompok-kelompok yang berbasiskan masyarakat (komunitas)3. forum – forum keagamaan4. forum – forum tradisional / adat5. advokasi lembaga-lembaga non pemerintah ( LSM )6. Forum forum yang berbasiskan atau dipelopori oleh institusi keamanan / militer
keenam bentuk resolusi konflik ini dilaksanakan pada tingkat :
1. rumah tangga
2. dusun ( sub village )
3. desa
4. kecamatan
5. kabupaten / kota
UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA KONFLIK / BENCANA SOSIAL