Deteksi Dini Kehamilan

74
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami, tetapi bukannya tanpa resiko dan merupakan beban tersendiri bagi seorang wanita. Ibu dapat mengalami beberapa keluhan fisik dan mental, bagian kecil mengalami kesukaran selama kehamilan dan persalinan, tetapi kebanyakan ibu tersebut pulih sehat kembali sepenuhnya dengan mempunyai bayi yang normal dan sehat. Sebagian besar kehamilan dan persalinan akan mempunyai hasil yang menggembirakan yaitu ibu dan bayi lahir sehat. Namun sebagian ibu hamil akan menghadapi kegawatan dengan derajat ringan sampai bert yang dapat memberikan bahaya terjadinya ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kesakitan, kecacatan, bahkan kematian bagi ibu dan atau bayinya, terutama pada kelompok ibu hamil resiko tinggi, maupun ibu hamil resiko rendah yang mengalami komlikasi pada persalinan. Di negara berkembang ada empat komponen pokok perawatan pranatal: skrining risiko untuk mengidentifikasi ibu yang cenderung mengalami persalinan yang sulit dan kehamilan dengan akhir yang buruk, deteksi dan penanganan penyakit terkait, pemeliharaan zat gizi dan kesehatan ibu, dan pendidikan kesehatan tentang pelahiran yang aman dan pengenalan dini serta penatalaksanaan komplikasi. Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 1

Transcript of Deteksi Dini Kehamilan

Page 1: Deteksi Dini Kehamilan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami, tetapi bukannya tanpa

resiko dan merupakan beban tersendiri bagi seorang wanita. Ibu dapat mengalami

beberapa keluhan fisik dan mental, bagian kecil mengalami kesukaran selama

kehamilan dan persalinan, tetapi kebanyakan ibu tersebut pulih sehat kembali

sepenuhnya dengan mempunyai bayi yang normal dan sehat.

Sebagian besar kehamilan dan persalinan akan mempunyai hasil yang

menggembirakan yaitu ibu dan bayi lahir sehat. Namun sebagian ibu hamil akan

menghadapi kegawatan dengan derajat ringan sampai bert yang dapat memberikan

bahaya terjadinya ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kesakitan, kecacatan, bahkan

kematian bagi ibu dan atau bayinya, terutama pada kelompok ibu hamil resiko tinggi,

maupun ibu hamil resiko rendah yang mengalami komlikasi pada persalinan.

Di negara berkembang ada empat komponen pokok perawatan pranatal:

skrining risiko untuk mengidentifikasi ibu yang cenderung mengalami persalinan yang

sulit dan kehamilan dengan akhir yang buruk, deteksi dan penanganan penyakit terkait,

pemeliharaan zat gizi dan kesehatan ibu, dan pendidikan kesehatan tentang pelahiran

yang aman dan pengenalan dini serta penatalaksanaan komplikasi.

Pada umumnya 80 – 90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10 -

12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan

patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan

dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur.

Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk

mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan

ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali

sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah

gangguan yang berta baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang

dikandungnya.

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang mormal

dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh seorang bidan

untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya

komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 1

Page 2: Deteksi Dini Kehamilan

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan?

2. Apa tujuan dilakukannya deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan?

3. Alat skrining apa saja yang bisa dipakai untuk mendeteksi dini komplikasi

kehamilan?

4. Bagaimana penggambaran jalur deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan?

5. Bagaimana cara untuk mendeteksi dini komplikasi kehamilan?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Untuk memahami pengertian dari deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan.

2. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan.

3. Untuk mengetahui alat skrining yang bisa dipakai untuk mendeteksi dini komplikasi

kehamilan.

4. Untuk mengetahui penggambaran jalur deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan.

5. Untuk mengetehui cara mendeteksi dini komplikasi kehamilan.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 2

Page 3: Deteksi Dini Kehamilan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DETEKSI DINI TERHADAP KOMPLIKASI KEHAMILAN

Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang

dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama

kehamilan ibu secara dini.

Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan pada ibu

hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian

dapat dicegah.

Skrining resiko merupakan suatu kegiatan, yang di masa lalu, dilakukan dengan

susah payah. Beberapa parameter kependudukan, seperti usia dan paritas memang dapat

menjelaskan kelompok-kelompok beresiko tinggi yang ada di dalam populasi, tetapi

kurang baik jika digunakan untuk mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi secara

perorangan. Dari beberapa kategori tersebut, mungkin yang paling bermanfaat adalah

nulipara yang berusia dibawah 17 tahun dan grand-multipara. Faktor resiko khusus yang

paling dapat dip There are a few conditions and complications that fall into a “gray

zone” of minimal severity when detected early, which midwives do manage. These

include some urinary tract infections, anemias, gestational diabetes, and incipient

toxemias.ercaya adalah hubungan antara tubuh yang pendek pada nulipara dan resiko

terjadinya disproporsi sefalopelvis.

The midwife is an expert on normal childbearing and detection of complications.

In order to detect abnormality, a thorough knowledge of the range of normal is essential.

Knowledge of the signs and symptoms of the more common or well-known

complications enables the midwife to identify possible complications and initiate the

process of differential diagnosis and physician consultation at the earliest indications of

a problem.

There are a few conditions and complications that fall into a “gray zone” of

minimal severity when detected early, which midwives do manage. These include some

urinary tract infections, anemias, gestational diabetes, and incipient toxemias. Still other

conditions/complications are diagnosed and treated by the midwife, such as vaginal

infection, sexually transmitted diseases, and the minor discomforts of pregnancy.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 3

Page 4: Deteksi Dini Kehamilan

The conditions and complications in this chapter are those the midwife will either

manage, consult the physician about, contribute to the management of care in

collaboration with the physician or refer to the physician.

Terjemahan:

Bidan adalah seorang ahli melahirkan normal dan deteksi komplikasi. Dalam

rangka untuk mendeteksi kelainan, pengetahuan menyeluruh dari berbagai normal

sangat penting. Pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala dari komplikasi yang lebih

umum atau terkenal memungkinkan bidan untuk mengidentifikasi kemungkinan

komplikasi dan memulai proses diagnosis diferensial dan konsultasi dokter pada

indikasi awal dari masalah.

Ada beberapa kondisi dan komplikasi yang jatuh ke dalam "zona abu-abu" dari

keparahan minimal jika terdeteksi dini, yang mengelola bidan. Ini termasuk beberapa

infeksi saluran kemih, anemia, diabetes gestasional, dan toxemias. Kondisi lain /

komplikasi yang didiagnosis dan diobati oleh bidan, seperti infeksi vagina, penyakit

menular seksual.

Kondisi dan komplikasi dalam bab ini adalah mereka bidan baik akan

mengelola, konsultasikan dengan dokter mengenai, memberikan kontribusi pada

manajemen perawatan bekerja sama dengan dokter atau rujuk ke dokter. Bidan

mengasumsikan salah satu dari peran baik pada awalnya, setelah bekerja laboratorium

diagnostik, atau dalam hal peningkatan keparahan masalah.

2.2 TUJUAN DILAKUKANNYA DETEKSI DINI TERHADAP KOMPLIKASI

KEHAMILAN

Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan

anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak

yang sehat. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada

kehamilan ibu secara dini antara lain untuk memantau kemauan kehamilan; pemantauan

terhadap tumbuh kembang janin; mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial;

deteksi dini adanya ketidaknormalan; mempersiapkan persalinan cukup bulan dan

selamat agar masa nifas normal dan dapat menggunakan ASI eksklusif sehingga mampu

mempersiapkan ibu dan keluarga dengan kehadiran bayi baru lahir.

Tujuan khusus adalah:

a. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam

kehamilan, persalinan, dan nifas.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 4

Page 5: Deteksi Dini Kehamilan

b. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini

mungkin.

c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

d. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga

berencana, kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi.

2.3 ALAT UNTUK DETEKSI DINI TERHADAP KOMPLIKASI KEHAMILAN

(ALAT SKRINING IBU HAMIL)

Alat yang digunakan dalam kegiatan skrining ini adalah

A. KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati)

Kartu skor digunakan sebagai alat rekam kesehatan dari ibu hamil berbasis keluarga.

Format KSPR disusun sebagai kombinasi antara Ceklis dan sistim skor.

Ceklis dari faktor resiko ada 20 :

Kelompok I terdiri dari 10 faktor resiko

Kelompok II terdiri dari 8 faktor resiko

Kelompok III terdiri dari 2 faktor resiko

Sistim skor : tiap faktor resiko ada gambar masing-masing dengan tertulis 4 dan 8

(Bekas operasi sesar, Letak sungsang, Letak lintang, perdarahan antepartum dan

Pre-eklamsia Berat/Eklamsia)

Kartu skor mempunyai 5 fungsi :

1. Skrining antenatal/deteksi dini faktor risiko pada ibu hamil Risiko Tinggi

2. Pemantauan dan pengendalian ibu hamil selama kehamilan

3. Pencatat kondisi ibu selama kehamilan, persalinan, nifas mengenai ibu/bayi

4. Pedoman untuk member penyuluhan

5. Validasi data kehamilan, persalinan, nifas dan perencanaan KB

Kartu Skor dibuat dalam satu helai dengan halaman depan dan belakang, dapat

dilipat dua, tiap halaman menjadi :

1. Bagian kiri

2. Bagian kanan

Disusun dengan praktis untuk mudah dimengerti, digunakan oleh tenaga kesehatan

dan non-kesehatan, PKK, Dukun, serta mudah dibawa dan disimpan.

Dengan warna hijau agar mudah dikenal dan mudah ditemukan.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 5

Page 6: Deteksi Dini Kehamilan

Gambar :

Kartu Skor Poedji Rochjati. Halaman depan

HALAMAN DEPAN

KIRI ATAS

Identitas ibu hamil, diisi pada kotak pertama

1. Nama

2. Umur

3. Pendidikan

4. Pekerjaan

5. Kehamilan ke berapa dan riwayat kehamilan yang lalu

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 6

Page 7: Deteksi Dini Kehamilan

6. Tanggal hari pertama dari haid terakhir

7. Tanggal dan bulan dari perkiraan persalinan

Identitas suami

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

KIRI TENGAH

Isian digunakan untuk melakukan skrining/deteksi dini masalah/faktor risiko yang

ditemukan dan jumlah skor.

Bagian ini terbagidalam 4 kolom I-IV :

1. Kolom I : kelompok faktor resiko I, II, dan III

2. Kolom II : nomor urut dari masalah/faktor risiko 1-20

3. Kolom III : skor awal ibu hamil,

macam masalah/faktor risiko pada ibu hamil (ada20)

Kelompok I (nomor urut 1-10)

Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO, 7 terlalu dan 3 pernah

Kondisi ibu hamil/faktor risiko yang berhubungan dengan umur, paritas, dan

riwayat persalinan yang lalu, yaitu :

1. Primi muda (terlalu muda, hamil I < 16 th)

2. Primi tua (terlalu tua, hamil I > 35th dan terlalu lambat hamil I, kawin >

4th)

3. Terlalu cepat hamil lagi (< 2th)

4. Primi tua sekunder (terlalu lama hamil lagi, > 10th)

5. Grande multi (terlalu banyak anak, 4 atau lebih)

6. Terlalu tua umur ibu > 35 th

7. Tinggi badan terlalu pendek < 145cm

8. Riwayat obstetric jelek (pernah gagal kehamilan yang lalu)

9. Pernah melahirkan dengan tindakan bukan operasi (tarikan tang/vakum,

uri dirogoh, diberi infuse/tranfusi)

10. Pernah operasi sesar

Faktor risiko yang ditemukan dicocokkan dengan gambar pada nomor yang

sesuai dengan faktor risiko, diberikan skor 4 dan khusus untuk bekas seksio

8. Faktor risiko no.1-10 mudah ditemukan melalui tanya jawab dan periksa

pandang terhadap ibu hamil pada kontak 1 pada kehamilan muda oleh ibu

hamil, suami, keluarga, PKK, dukun, tenaga kesehatan/bidan di desa.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 7

Page 8: Deteksi Dini Kehamilan

Kelompok II (nomor urut 11-18)

Ada Gawat Obstetrik/AGO, 8 Faktor Risiko

1. Penyakit pada ibu hamil

2. Bengkak pada tungkai, muka dan Tekanan darah tinggi

3. Hamil kembar

4. Hidramnion

5. Bayi mati dalam kandungan

6. Kehamilan lebih bulan

7. Letak sungsang

8. Letak lintang

Skor diberi 4 kecuali letak sungsang dan letak lintang diberi skor 8.

Bila tenaga non-kesehatan, PKK atau dukun menduga adanya suatu faktor

risiko misalnya hamil kembar dirujuk ke bidan, kemudian bidan memeriksa

bila benar maka diberi skor bersama-sama dengan bidan.

Kelompok III (nomor urut 19-20)

Ada Gawat Darurat Obstetrik / AGDO

Perdarahan antepartum dan pre-eklamsi berat/eklamsi diberi skor 8. Faktor

resiko ini langsung mengancam nyawa ibu dan janin.

4. Kolom IV : pemantauan terhadap ibu hamil selama kehamilan

Tanggal dan bulan pada tiap kontak ditulis diatas umur kehamilan yang

sesuai : Kontak tribulan I, tribulan II dan dua kali pada tribulan III.

Tanggal dari rencana kontak berikutnya juga segera ditulis pada kontakumur

kehamilan berikutnya. Tanggal ini ditulis juga dalam buku catatan ibu hamil

untuk membantu memudahkan mengingat kapan kontak berikutnya harus

dilaksanakan.

Berisi nilai skor awal 2 untuk semua ibu hamil. Skor untuk masing-masing

faktor risiko adalah 4 atau 8.

Untuk pemberian dan pencatatan skor pada tiap kontak. Terdapat 4 kolom

kecil untuk pengisian skor dari faktor risiko yang ditemukan pada tiap

kontak dengan ibu hamil oleh petugas kesehatan/PKK.

Jumlah Skor

Untuk mengisi jumlah skor pada tiap kontak, jumlahnya skor awal dari ibu hamil

dan skor dari faktor risiko yang ada pada waktu kontak yang sama.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 8

Page 9: Deteksi Dini Kehamilan

KIRI BAWAH

Penyuluhan/Komunikasi Informasi Edukasi-KIE

Penyuluhan untuk kehamilan/persalinan aman dan rujukan terencana.

Jumlah skor, kelompok risiko denngan kode warnanya akann memudahkan

pemberian penyuluhan kepada ibu hamil, suami, dam keluarga dalam bentuk

komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kehamilan/persalinan aman.

Kehamilan

1. Perawatan kehamilan menggunakan buku KIA

2. Rujukan kehamilan bagi ibu risiko tinggi ke puskesmas atau Rumah Sakit

Skor 2

Perawatan kehamilan ke Bidan di Desa, baik di Posyandu, Polindes,

Puskesmas tidak perlu dirujuk.

Skor 6-10

Diberi nasehat periksa kehamilan dan rujukan kehamilan ke bidan atau

puskesmas untuk menetapkan dugaan faktor risiko yang ditemukan,

misalnya pada gemelli, letak sungsang, janin mati dalam kandungan

(IUFD)

Skor >12

Ibu hamil dengan faktor risiko ganda (dua atau lebih) dinasehatkan untuk

periksa kehamilannya dan bila perlu dirujuk ke Rumah Sakit untuk

pemeriksaan lebih intensip.

Persalinan – ibu hamil risiko tinggi (KRT), ibu risiko sangat tinggi (KRST)

1. KIE mengenai tempat dan penolong persalinan yang sesuai dengan kelompok

risiko dan macam faktor risikonya.

2. Rujukan persalinan dengan pola Rujukan Terencana :

Rujukan Dini Berencana (RDB)

Meliputi rujukan pada ibu Ada Potensial Gawat Obstetrik (APGO) dan Ibu

Ada Gawat Obstetrik (AGO). Ibu hamil dirujuk dalam kondisi SEHAT,

walaupun ada faktor risiko ibu dapat berjalan, naik kendaraan umum ke

rumah sakit.

Rujukan Dalam Rahim (RDR)

Dilakukan pada janin risiko tinggi dengan upaya penyelamatan janin dalam

rahim, agar setelah dilahirkan dapat langsung ditangani oleh dokter

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 9

Page 10: Deteksi Dini Kehamilan

Spesialis anak misalnya pada ibu hamil riwayat obstetric jelek dengan

penyakit Diabetes Mellitus.

Rujukan Tepat Waktu (RTW), pada

a. Ibu Ada Gawat Darurat Obstetrik (AGDO)

Perdarahan antepartum

Pada eklamsi belum menunjukkan tanda-tanda eklamsi lanjut, yaitu

tanda-tanda sindroma HELLP (Hemolisis Elevoted of Liver

enryme dan penurunan dari Platelet count)dengan tanda gangguan

pembekuan darah.

b. Pada komplikasi persalinan dini misalnya uri tertinggal

Komplikasi persalinan dapat terjadi tidak terduga sebelumnya seperrti

Perdarahan postpartum, Retensio placentae, Partus lama / infeksi

sebaiknya ditemukan pada tahap awal/dini, masih belum ada tanda-

tanda awal dari syok.

Penyuluhan/KIE sangat penting untuk menimbulkan rasa kesadaran, kepedulian,

kewaspadaan dan kepatuhan dalam pengambilan keputusandalam keluarga

mengenai tempat dan penolong persalinan yang sesuai. Untuk itu dalam masa

kehamilan (6 bulan) harus ada persiapan dan perencanaan mental, biaya dan

transportasi dalam upaya persalinan aman dengan mendapatkan pertolongan

professional yang adekuat di Rumah Sakit.

Penggunaan ceklis dari kondisi ibu hamil/faktor risiko dan perhitungan skor

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Deteksi adanya faktor risiko pada setiap kontak

2. Cara pemberian skor dan cara pencatatan skor dalam kolom IV dengan 4 kolom

kecil pada umur kehamilan pada waktu kontak

3. Perhitungan jumlah skor dari skor awal dan skor kondisi ibu hamil/faktor risiko.

Cara pengisian kolom IV, tempat menulis skor :

Bila ada salah satu ibu hamil dengan faktor risiko no 1-20 maka skor ditulis

pada kolom umur kehamilan yang sesuai saat itu.

Jumlah skor adalah jumlah dari skor awal dan skor pada faktor risiko no 1-20

ditulis pada baris jumlah skor.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 10

Page 11: Deteksi Dini Kehamilan

HALAMAN DEPAN KANAN

Tempat Perawatan Kehamilan :

1. Posyandu

2. Polindes

3. Rumah Bidan

4. Puskesmas

5. Rumah Sakit

Pilih dan tandai dengan melingkari tempat perawatan dari ibu hamil.

Data persalinan, ibu dan bayi :

Setelah ibu melahirkan dapat mengisi kartu skor tentang persalinan, mengenai :

1. Tanggal dan persalinan

2. Rujukan persalinan

Jika dalam persalinan dilakukan rujukan, tanyakan jenis/macam rujukannya,

asal rujukan dan tujuan dari rujukan persalinan. Beri lingkaran sesuai jawaban

yang didapat.

3. Komplikasi obstetric

Jika dalam kehamilan atau persalinan terdapat komplikasi obstetric tandai

jawaban yang sesuai.

4. Tempat bersalin

Tiap persalinan membutuhkan tempat. Tandai salah satu jawaban yang tersedia

dimana tempat ibu binaan melahirkan.

5. Penolong persalinan

Tiap persalinan pasti membutuhkan penolong persalinan. Pilih dan tandai

salah satu jawaban yang tersedia.

6. Macam persalinan

Dan penolong persalinan dapat diketahui jenis/macam persalinan.pilih dan

tandai macam persalinan sesuai dengan yang dialami ibu.

7. Keadaan ibu dan bayi pasca persalinan harus dicatat

Jika ibu dalam keadaan sehat dan selamat, tandai pada pilihan hidup. Jika

terjadi kematian, tanyakan apa penyebabnya, dan dimana tempat kematian ibu.

Sama halnya dengan bayi, tanyakan berat badan lahir, jenis kelaminnya, apakah

ada kelainan bawaan. Jika bayi lahir mati atau lahir hidup kemudian mati dalam

umur 7 hari, apa penyebabnya dan dimana kematian bayi tersebut.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 11

Page 12: Deteksi Dini Kehamilan

8. Keadaan ibu selama masa nifas, yaitu 42 hari setelah persalinan

Tanyakan pada ibu apakah keadaannya sehat atau sakit pada masa nifas.

Tanyakan pada ibu apakah ia memberikan ASI pada bayinya. Jika ibu member

makanan tambahan tanyakan apa jenisnya. Jika ibu meninggal, tanyakan pada

suami atau keluarganya apa penyebab dan tempat kematian.

9. Perencanaan KB

Tanyakan pada ibu atau suami tentang perencanaan KB. Jika ya, jenis KB apa

yang dipilih. Tandai jawaban tersebut pada kartu skor. Setelah persalinan

apakah pada ibu langsung dilakukan sterilisasi.

Gambar :

Kartu Skor Poedji Rochjati. Halaman belakang.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 12

Page 13: Deteksi Dini Kehamilan

HALAMAN BELAKANG

KANAN DAN KIRI

Terdapat gambar faktor risiko 1-20 dari Kelompok I, II, dan III dengan nomor urut

sesuai dengan urutan pada ceklis. Pada masing-masing nomor ada

penjelasan/batasan dari faktor risiko dan skornya.

Pada pojok kanan bawah : identitas instansi/organisasi yang member bantuan biaya

untuk pengadaan kartu skor.

2.3.1 Batasan Faktor Risiko / Masalah

2.3.1.1 Ada potensi gawat obstetrik / APGO

- Kelompok I : kehamilan yang perlu diwaspadai

Kelompok I dengan mudah melalui pemeriksaan sederhana yaitu wawancara dan

periksa pandang oleh tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan pada

kehamilan muda saat kontak pertama.

Ibu resiko tinggi dengna faktor resiko kelompok I tidak mempunyai keluhan. Selama

kehamilan ibu dalam keadaan sehat dan merasa sehat. Pada tiap kontak ibu hamil,

suami dan keluarganya membutuhkan penyuluhan berulang kali mengenai

kemungkinan timbul komlikasi padaa persalinan. Ibu hamil perlu memeriksakan

kehamilannya lebih sering. Bersama – sama dengan tenaga kesehatan membuat

perencanaan persalinan aman untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi.

1. Primi muda

Ibu hamil pertama pada umur ≤ 16 tahun. Rahim dan panggul ibu seribngkalli

belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan

dan kesehatan janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu bekum cukup

dewasa sehingga diragukan ketrampilan perawatan diri dan bayinya.

Bahaya yang dapat terjadi antara lain :

1. Bayi lahir belum cukup bulan

2. Perdarahan dapat terjadi sebelum bayi lahir

3. Perdarahan dapat terjadi sesudah bayi lahir

Kebutuhan pertolongan medik, bila terdapat kelainan yaitu:

1. Janin tidak dapat lahir normal, biasa dengan tenaga ibu sendiri

2. Persalinan membutuhkan tindakan kemungkinan saesar

3. Bayi yang lahir kurang bulan membutuhkan perawatan khusus

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 13

Page 14: Deteksi Dini Kehamilan

Pertolongan dapat diberikan oleh PKK dan tenaga kesehatan :

1. Memberikan komunikasi, Informasi dan Edukasi agar memeriksakan

kehamilan secara teratur

2. Penngenalan dini adanya tanda perdarahan sebelum bayi lahir

3. Merujuk segera ke bidan / puskesmas bila ada perdarahan

4. Membuat perencanaan persalinan bersama ibu hamil, suami dan keluarga

dengan tenaga kesehatan.

2. Primi tua

a. Lama perkawinan ≥ 4 tahun

Ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan kehidupan perkawinan

biasa:

a. Suami istri tinggal serumah

b. Suami atau istri tidak sering keluar kota

c. Tidak sedang memakai alat kontrasepsi (KB)

Keluarga sangat mendambakan anak. Bayi dengan nilai sosial tinggi “anak

mahal”.

Bahaya yang mungkin terjadi pada primi tua ini antara lain:

a. Selama hamil dapat timbul masalah, faktor resiko lain karena

kehamilannya misalnya: pre-eklamsi

b. Persalinan tidak lancar

Kebutuhan pertolongan medik ;

a. Perawatan antenatal yang teratur

b. Melakukan krujukan kehamilan dan memberi pertolongan

c. Pengamatan persalianan ketat terhadap adanya gawat janin, 1 jam bayi

tidak lahir dilakukan tindakan tau operasi saesar.

Pertolongan dilakukan oleh ibu PKK dan tenaga kesehatan:

a. Penyuluhan agar melakukan perawatan kehamilan teratur

b. Rujukan kehamilan kepada bidan atau puskesmas

c. Deteksi dini adanya penyakit ibu atau penyakit dari kehamilan

d. Merencanakan persalinan aman oleh bidan bersama ibu hamil, suami dan

keluarga mengenai tempat / penolong persalinan oleh bidan/ dokter di

puskesmas Rawat inap atau di rumah Sakit

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 14

Page 15: Deteksi Dini Kehamilan

b. Pada umur ibu ≥35 tahun

Ibu yang hamil pertama pada umur ≥35 tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi

penyakit pada ibu dan organ kandungan menua. Jalan lahir juga tambah kaku. Ada

kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan

macet dan perdarahan.

Bahaya yang dapat terjadi antara lain:

a. Hipertensi

b. Pre – eklamsi

c. Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persaklianan dimulai

d. Persalinan tidak lancar/macet: ibu mengejan lebih dari 1 jam, bayi tidak dapat

lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa.

e. Perdarahan setelah bayi lahir

f. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah < 2500 gram

Tanda – tanda persalinan dimulai adalah keluar darah lendir, perutt sakit

dan terasa kencang – kencang, yang semakin lama semakin bertambah sering dan

lebih sakit.

Kebutuhan pertolongan medik:

a. Perawatan kehamilan yang teratur agar dapat ditemukan penyakit – penyakit

pada ibu secara dini

b. Pertolongan persalinan ada kemugkinan ditolong dengan tindakan atau

operasi sesar

3. Anak terkecil Umur < 2 Tahun

Ibu hamil yang jarak kelahirin dengan anaka terkeil kurang dari 2 tahun.

Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu

masih menyusui. Selain itu anak tersebut masih butuh asuhan dan perhatian

orangtuanya.

Bahaya yang dapat terjadi :

a. Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah

b. Bayi prematur/ lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu

c. Bayi dengan berat badan lahir rendah < 2500 gram

Kebutuhan pertolongan medik:

a. Perawatan kehamilan yang teratur

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 15

Page 16: Deteksi Dini Kehamilan

b. Pertolongan persalinan ada kemungkinan dengan tindakan

Pertolongan dapat ddiberikan oleh PKK dan tenaga kesehatan:

a. Memberikan KIE melakukan perawatan kehamilan teratur

b. KIE, makan dengan nilai gizi seimbang, 4 sehat 5 sempurna

c. Membuat perencanaan persalinan aman pada bidan

4. Primi Tua Sekunder

Ibu hamil, dengan persalianan terakhir ≥10 tahun yang lalu. Ibu dalam kehamialn dan

persalinan ini seolah – olah mengahdapi kehamilan persalianan yang pertama lagi.

Umur ibu biasanya lebih bertambah tua.

Kehamilan ini bisa terjadi pada:

-anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi

Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak berKB

Bahaya yang dapat terjadi pada ibu primi tua sekinder:

a. Persalinan dapat berjalan tidak lancar

b. Perdarahan pasca persalinan

c. Penyakit ibu: hipertensi, diabetes dan lain – lain

5. Grande Multi

Ibu pernah hamil atau melahirkan lebih dari 4 kali atau lebih. Karena ibu sering

melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan:

- Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi

- Kekendoran pada dinding perut

- Tampak ibu dengan perut menggantung

- Kekendoran dinding rahim

Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini antara lain:

- Kelainan letak, persalinan letak lintang

- Robekan rahim pada kelaianan letak lintang

- Persalinan lama

- Perdarahan pasca persalinan

Kebutuhan pertolongan medik:

1. Perawatan kehamiilan teratur agar gizi seimbang, tidak anemis

2. Sebaiknya persalinan ibu ditolong bidan, di puskesmas atau riumah sakit

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 16

Page 17: Deteksi Dini Kehamilan

6. Umur 35 tahun atau lebih

Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih dimana pada usia tersebut terjadi perubahan

pada jaringan alat – alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada

kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu.

Bahaya yang dapat ditimbulkan pada kelompok ini:

a. Hipertensi dan pre – eklamsi

b. Ketuban pecah dini: ketuban pecah sebelum persalinan dimulai

c. Persalinan macet

d. Perdarahan setelah bayi lahir

Kebutuhan pertolongan medik:

a. Perawatan kehamilan teratur agar dapat ditemukan penykit/ faktor resiko lain

secara dini dan mendapat pengobatan

b. Pertolongan persalinan membutuhkan tindakan opersai sesar

7. Tinggi Badan 145 cm atau kurang

Terdapat 3 batassan dalam kelompok resiko ini

a. Ibu hamil pertama sanagt membutuhkan peerhatian khusus. Luas panggul dan

besar kepala janin mungjin tidak proporsional, dalam hal ini ada 2 kemungkinan

yang terjadi:

- Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin/ kepala tidak besar

- Panggul ukuran normal tetapi kepala janian besar

Pada kedua kemungkinan itu, bayi tidak dapat lahir melalui jalanlahir biasa dan

membutuhkan operasi sesar

b. Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi cukup bulan tetpai mati dalam waktu

7 hari atau kurang

c. Ibu hsmil, kehamilan sebelumnya belum pernah melahirkan cukup bulan, dan

berat badan lahir rendah < 2500gr

Bahaya yang dapat terjadi: persalinan tidak lancar, bayi sukar lahir, dlam bahaya serta

gawat janin.

Kebutuhan pertolongan medik : operasi sesar

8. Riwayat obstetri jelek

dapat terjadi pada ibu hamil dengan:

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 17

Page 18: Deteksi Dini Kehamilan

a. Kehamilan kedua, dimana kehamilan pertama mengalami:

- keguguran

Lahir belum cukup bulan

Lahir mati

Lahir hdup lalu 7 hari atau kurang, mati

b. Kehamilan ketiga tau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan.

Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini antara lain:

a. Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda – tanda

pengeluar buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah, perut kencang

b. Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan, misalnya : DM, radang

saluran kencing, dll

Kebutuhan pertolongan medik:

a. Mencari penyebab kegagalan kehamilan yang lalu, mungkin karena :

- Penyakit darah ibu : thalasemia, toxoplasmosis

- Diabetes Mellitus

- Penyait infeksi saluran kencing

b. Memebrikan perawatan kehamilan bersama di rumah sakit dengan dokter spesialis

c. Memberikan pengobatan pada penyakit ibu yang ditemukan

d. Memberi pertolongan persalianan di rumah sakit oleh dokter spesialis kebidanan,

mungkin membutuhkan oerasi sesar

e. Bayi yang dilahirkan segera dirawat oleh dokter spesialis anak agar mendapat

perawatan intensif

9. Persalinan yang lalu dengan tindakan

Persalinan yang ditolong dengan alata melalui jalan lahir biasa atau pervaginam.

a. Tindakan forceps atau vakum

Bahaya yang terjadi akibat tindakan dengan tarikan:

- Robken atau perlukaan pada jalan lahir

- Perdarahan pasca persalinan

b. Uri manual, yiatu tindakan pengeluaran plasenta dari ronngga rahim dengan

menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan pada keadaan bila:

- A. Ditungggu sampai setengah jam plasenta tidak lahir

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 18

Page 19: Deteksi Dini Kehamilan

- B. Setelah bayi lahir serta plasenta belum lahir dan terjadi perdarahan lebih dari

500cc

Bahaya yang terjadi akibat pengeluaran plasenta secara menual:

a. Radang, atau infeksi bila tangan penolong tidak steri

b. Perforasi yaitu jari si penolong menembus dinding rahim

c. perdarahan

c. ibu diberi infus atau transfusi pada persalinan yang lalu. Persalinan lalu

mengalami perdarahan pasca persaliann yang beanyak lebih dari 500cc, sehingga

ibu menjadi syok dan membutuhkan infus serta transfusi darah.. pemberian

transfusi pada ibu tersebut, merupakan tindakan yang dapat menyelamtakan ibu

hamil. Transfusi diberikan di rumah sakit rujukan.

10. Bekas operasi sesar

Ibu hamil, pada persalinan lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu pada dinding

rahim ibu terdapat cacat bekas operasi. Bekas luka operasi pada dinding rahim

merupakan jaringan kaku, ada kemungkinan mudah robek pada kehamilan /

persalinan berikutnya yang disebut robekan rahim. Keadaan ini dapat terjadi pada

operasi sesar klasik(corporil), yaitu : rahim dibuka pada badan rahim, tetapi tidak pada

bagian bawah dari rahim.

Bahaya pada robekan : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi.

Kebutuhan pertolongan medik:

a. Saat hamil memeriksakan kehamilan pada bidan/puskesmas

b. Pada ibu bekas operasi sesar, indikasi operasi yang lalu dapat:

- Tetap ada, panggul sempit, maka persalinan yang sekarang harus ditolong dengan

operasi sesar lagi.

- Tidak tetap ada, misalnya sebelum anak lahi. Namun persalinan ini perlu

dipercepat dan dibantu dengan tindakan antara lain cunam tang, atau operasi sesar

lagi.

2.3.1.2 ADA GAWAT OBSTETRIK –

KELOMPOK II – tanda bahaya pada saaat kehamilan, persalinan dan nifas

Kelompok II kebanyakan terjadi pada umur kehamilan 6 bulan atau lebih, misalanya

dugaan kehamilan kembar yang sukar ditentukan secara pasti. Untuk mendapatkan

kepastian dilakukan rujukan kehamilan ke bidan/ puskesmas terdekat. Ada

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 19

Page 20: Deteksi Dini Kehamilan

kemungkinan maasih membutuhkan pemeriksaan dengan USG oleh dokter spesialis

di Ryumah Sakit. Pada kelompok ini membutuhkan penyuluhan berulang kali agar

lebih peduli sepakat dan patuh untuk mengambil keputusan melakuakan persiapan

dan perencanaan persalinan aman dengan tempat dan penolong yang sesuai dengan

kondisi ibu.

11. Penyakit pada ibu hamil

a. Anemia

Keluhan yang diraskan ibu hamil adalah:

1. Lemas badan, lesu, lekas lelah

2. Mata berkunang – kunang

3. Jantung berdebar

Dengan periksa pandang: pucat pada muka, kelompok mata, lidah dan telapak

tangan. Bila diperiksa melalui tes laboratorium didapatkan kadar hemoglobin

dalam darah kurang 11%. Adapaun pengaruh anemia terhadap kehamilan antara

lain:

1. Menurunkan daya tahan ibu hamil, sehingga ibu mudah sakit

2. Menghambat pertumbuhan janin, sehingga bayi lahir dengan berat badan

rendah

3. Persalinan prematur

Bahaya yang dapat terjadi pada kehamilan dengan anemia berat, yaitu Hb kurang

6gr%:

1. Kematian janin dalam kandungan

2. Persalinan prematur, pada kehamilan kurang dari 37 minggu

3. Persalinan lama

4. Perdarahan pasca persalinan

Kebutuhan pertolongan medik:

1. Perawatan antenatal yang teratur, pemberian gizi seimbang

2. Pemberian obat- obatan, tablet zat besi. Ibu hamil mungkin membutuhkan:

- Perawatan di rumah sakit, pemeriksaan penyebab penyakit yang lain,

misalanya: cacing, malaria atau yang lainnya

- Pemberian tambah darah(tranfusi)

3. Persalinan dengan tindakan tarikan cunam / tarikan vakum

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 20

Page 21: Deteksi Dini Kehamilan

4. Setelah persalinan membutuhkan perawatan ibu dan bayi prematur

Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan, antara lain:

1. Pengenalan adanya anemia dengan banntuan bidan terdekat

2. Memberikan anjuran untuk banyak istirahat dan kerja ringan

3. Menganjurkan makan makanan yang menngandung protein (mis. Tahu,

tempe,dll) serta syuran hijau

4. Memberikan komunikasi, informasi, edukasi perawatan kehamilan teratur ke

bidan / puskesmas

5. Membuat perencanaan persalianan dengan bidan di desa/ puskesmas pada ibu

dengan anemia berat membutuhkan persalinan di rumah sakit

b. Malaria

Keluhan yang diraskan oleh ibu hamil, adalah;

1. Panas tinggi

2. Mengigil, keluar keringat

3. Sakit kepala

4. Muntah – muntah

Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka akan

mengganggu ibu hamil dan kehamilannya.

Bahaya yang dapat terjadi antara lain:

1. Abortus/ keguguran

2. Kematian janin dalam kandungan

3. Persalinan prematur

Kebutuhan pertolongan medik:

1. Pemberian obat – obatan untuk malaria dan anemia

2. Perawatan di rumah sakit untuk megobati ibu dengan malaria

- Mencegah persalianan prematur

- Melahirkan bayi bila mati dalam kandungan

3. Perawatan bayi prematur

c. TBC

Munculnya keluhan yang diraskan oleh ibu hamil, antara lain:

1. Batuk lama tak sembuh – sembuh

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 21

Page 22: Deteksi Dini Kehamilan

2. Tidak suka makan

3. Badan lemah dan semakin kurus

4. Batuk darah

Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap janin dan tidak

memberikan penularan selama kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah

dilahirkan. Bila TBC sudah berat dapat menurunkan kondisi tubuh ibu hamil,

tenaga termasuk ASI ikut berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi

ASI secara langsung.

Bahaya yang dapat terjadi, bila tuberkulosa/ TBC tambah berat:

a. Dapat terjadi keguguran

b. Bayi lahir belum cukup bulan

c. Janin mati dalam kandungan

Kebutuhan pertolongan medik:

a. Perawatan kehamilan harus teratur

b. Pemberian obat – obatan

c. Persalinan dipercepat/ dibantu dengan tindakan vakum atau cunam

d. Perawatan bayi : bila penyakit tuberkulosa ibu sedang aktif, bayi dirawat

secara terpisah dari ibunya agar tidak terjadi penularan

Pertolongan yang dapat diberikan masyarakat tau tenaga non kesehatan antara lain:

a. Membantu menemukan adanya TBC pada ibu hamil sedini mungkin

b. Memberikan saran untuk :

- Banyak istirhat

- Kerja ringan

- Makan banyak protein dan syuran hijau

- Minum obat TBC secara teratur, tidak terputus

c. Memberikan anjuran untuk perawatan antenatal yang teratur

d. Merujuk kehamilan ke puskesmas untuk mendapat pengobatan

e. Merujuk ke rumah sakit bila ada keadaann gawat, misalnya batuk darah

f. Memberikan saran dan perencvanaan persalinan di rumagh sakit

d. Jantung

Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil, adalah:

1. Sesak napas

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 22

Page 23: Deteksi Dini Kehamilan

2. Jantung berdebar

3. Dada terasa berat, kadang – kadang nyeri

4. Nadi cepagt

5. Kakki bengkak

Keluhan tersebut timbuk di waktu kerja berat, sedangkan pada payah jantung yang

berat dirasa pada saat kerja ringan atau sedang beristirahat atau berbaring. Pada

saat kehamilan, penyakit jantung ini akan menjadi lebih berat. Pengaruh penyakit

jantung terhadap kehamilan adalah dapat menyebabakan gangguan pada

pertumbuhan janin dengan berat badan bayi lahir lendah.

Bahaya yang dapat terjadi;

1. Payah jangtung bertambah berat

2. Kelahiran prematur

3. Dalam persalinan:

- Bayi lahir dengan tidak segera menangis

- Bayi dapat lahir mati

Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan dan kesehatan antara

lain:

1. Membanntu menemukan payah jantung pada ibu hmail secara dini

2. Memberikan saran anatara lain

3. Memberikan anjuran untuk perawatan antenatal yang teratur di Rumah Sakit

4. Merujuk bila ada keadaan gawat ke rumah sakit

5. Memberikan anjuran persalinan di Rumah Sakit

e. Diabetes Mellitus

Dugaan pada ibu hamil dengan Diabetes mellitus apabila:

1. Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar dengan berat

badan bayi lahir lebih dari 4000 gram

2. Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu –

minggu terakhir

3. Ditemukan glukosa dalam urin, pemeriksaan laboraturium, yang disebut

glikosuria

Pengaruh diabetes mellitus terhadap kehamilan tergantung pada berat ringannya

penyakit, pengobatan dan perawatannya. Pengobatan kencing manis menjadi lebih

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 23

Page 24: Deteksi Dini Kehamilan

sulit karena pengaruh kehamilan. Kehamilan akan memperberat kencing manis

dan memperbesar kemungkinan timbulnya komplikasi seperti koma (ibu tidak

sadar)

Bahaya yang dapat terjadi antara lain:

1. Persalinan prematur atau belum cukup bulan atau kurang dari 37 minggu

2. Hydramnion

3. Kelainan bawaan

4. Kelahiran bayi dengan berat badan lebih dari 4000gram

5. Kematian janin dalam kandungan sesuai kehamilan minggu ke-36

6. Kematian bayi perinatal yaitu bayi lahir, kemudian mati pada umur kurang dari

7 hari

Kebutuhan pertolongan medik:

1. Perawatan kehamilan yang teratur dilakukan bersama dengan dokter spesialis

penyakit dalam dan spesialis anak

2. Persalinan diakhiri 2-3 minggu lebih karena ada kemungkinan janin mati

menjelang akhir kehamilan

3. Bayi langsung ditangani oleh dokter spesialis anak dan dirawat sebagai

prematur, meskipun berat badannya lebih dari cukup.

Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan;

1. Deteksi dini adanya ibu hamil dengan diabetes melitus sehingga cepat dibawa

ke rumah sakit untuk penilaian dan penentuan pengobatan

2. Memberi KIE untuk periksa kehamilan secara teratur dan pengobatan teratur

untuk penyakitnya

3. Persalinan dilakukan di rumah sakit untuk persiapan persalinan anjuran atau

operasi sesar

f. HIV/AIDS

Penyakit human imunodeficiency virus dan acquired immuno deficiency syndrome

adalah penyakit yang relatip baru dikenal dengan banyak menimbulkan masalah

kesehatan, terutama sekali jika terjadi pada ibu hamil. HIV termasuk penyakit

menular seksual, dapat ditularkan melalui seks, transfusi darah, jarum suntik yang

terkontaminasi, penularan dari ibu ke janin melalui plasenta pada masa kehamilan

dan saat persalinan.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 24

Page 25: Deteksi Dini Kehamilan

Bahaya yang dapata terjadi :

a. Pada HIV terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil mudah

terkena infeksi

b. Kehamilan akan memperburuk progresifitas infeksi HIV, sebaliknya efek HIV

padd kehamilan adalah pertumbuhan intraauterin terhambat dan berat lahir

rendah serta peningkatan kelahiran prematur

c. Bayi juga dapat tertulaar dalam kandungan atau tertular melalui air susu ibu

(ASI)

Jika seoraang ibu hamil atau pasangannya dicurigao memiliki resiko menderita

HIV atau AIDS maka harus dilakukan penapisan terhadap kedua penyakit tersebut

melalui pemeriksaan darah. Wanita hamil yang mendertia HIV atau AIDS akan

ditangani secara khusus di rumah sakit pusat rujukan. Sampai saat ini belum

ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV, maka usaha

pencegahan penularan merupakan upaya terpenting.

g. Toksoplasmosis

Suatu penyakit yang disebabkan oleh toksoplasmosis gandii. Pada orang dewasa

kadang – kadang tidak menunjukkan gejala klinik yang spesifik. Maka diagnosis

pada umumnya dilakukakn melalui uji serologik atau uji darah rutin pada

kehamilan muda, eksplorasi penyebab abortus yang berulang kali dan kelainan

congenital atau cacat bawaan.

Penularan melalui makanan mentah tau kurang masak, yang tercemar ekstreta atau

kotoran kucing yang terinfeksi.

Bahaya yang dapat terjadi:

a. Infeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan abortus

b. Infeksi pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelainan kongenital,

hidrosefalus

Pertolongan medik yang dapat diberikan:

a. Selam kehamilan mendapatkan pengobatan secara rawt jalan

b. Diberi obat spiramisin atau setelah kehamilan 14 minggu diberi obat

kombinasi dengan pirimetamin dan sulfonamida. Pengobatan ini dapat

menanggulangi infeksi dan menghambat kelanjutan proses kelainan

kongenital.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 25

Page 26: Deteksi Dini Kehamilan

Persalinan pervaginam atau melalui jalan lair, sangat diupayakan, bila terdapat

hdrosefalus tempat persalinannya sebaiknya di Rumah Sakit.

12. PER ringan

Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan, dengan tanda – tanda:

a. Edema(pembengkakan), terutama pada tungkai, dapat pada muka. Edema

disebabkan ada penumpukan cairan yang berlebihan disela- sela jaringan tubuh

b. Tekanan darah tinggi

c. Dalam urin terdapat zat putih telur (pemeriksaan urine dari laboratorium)

Sedikit bengkak pada kaki atau tungkai bawah pada kehamilan 6 bulan keatas

mungkin masih normal yang disebabkan oleh karena tungkai banyak digantung atau

kekurangan vitamin b1. Tetapi bengkak pada tangan atau wajah dengan disertai

tekanan darah tinggi sedikit meningkat, berarti ada pre-eklamsi ringan.

Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini:

Bila keracunan kehamilan tidak mendapati perawatan atau pengobatan dari dokter

puskesmas rawat inap, akan menjadi lebih berat disebut pre-eklamsi berat dan

kemudian timbul serangan kejang – kejang seperti ayan disebt eklamsia.

Bahaya bgi janin, pada ibu dengan pre-eklamsi adlah:

a. Memberikan gangguan pertumbuhan janin dalam rahim ibu dan bayi lahir lebih

keciil

b. Mati dlam kandungan

Kebutuhan pertolongan medik:

a. Ibu hamil harus mendapat perawatan atau pengobatan

b. Melahirkan di rumah sakit dan persalinan akan ditolong dengn tindakan

Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan adalah;

a. Membantu menemukan adanya tanda – tanda edema sedini mungkin.

Caranya : menekan pada tulang kering selama 1 menit. Jika timbul cekungan pda

tempat yang ditekan dan tidak mudah rata kembali., maka hal tersebut merupakan

tanda adanya edema. Cara lain untuk emlihat adanya edema antara lain:

- Sandal/ sepatu tidak cukup

- Cincin terasa sesak

- Muka lebih lembab

b. Merujuk dengan cepat ke bidan atau puskesmas

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 26

Page 27: Deteksi Dini Kehamilan

13. Hamil Kembar

Ibu hamil dengan dua janin (gemelli) atau tiga (triplet) atau lebih dalam rahim. Pada

hamil kembar perut tampak membesar lebih besar dari biasanya. Rahim ibu juga ikut

membesar yang menekan organ tubuh di sekitarnya dan menyebabkan keluhan –

kelluhan:

a. Napas tidak longgar, seolah – olah sesak napas

b. Pembengkakan kedua bibir kemaluan dan tungkai

c. Varises

d. Hemorrhoid, kadang – kadang keluar darah dari dubur

Bahaya yang dapat terjadi pada kehamilan kembar yaitu:

a. Keracunan kehamilan

b. Kembbar air (air ketuban yang banyak)

c. Ibu kurang darah

d. Persalinan prematur, yaitu bayi lahir kurang bulan dengan berat badan lahir rendah

/BBLR, kurang dari 2500 gram

e. Kelainan letak, dimana dalam rahim janin atau lebih dengan letak kepala sungsang

atau lintang

f. Persalinan sukar

g. Timbul perdarahan setelah bayi dan plasenta keluar

Kebutuhan pertolongan medik:

a. Pemberian obat – obatan untuk:

- Kurang darah

- Keracunan kehamilan

b. Persalinan di rumah sakit

- Persalinan kembar dari bayi dengan letak sungsang atau letak lintang, perlu

tindakan atau operasi

- Perlu ditambah cairan (infus) atau tambah darah (transfusi) bila ada perdarahan

pasca persalinan

- Perlu perawatan khusus bagi bayi lahir prematur

Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan antara lain:

a. Membantu menemukan adanya tanda –tanda kehamilan kembar, yaitu :

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 27

Page 28: Deteksi Dini Kehamilan

o Perut membesar dengan cepat tidak sesuai dengan umur kehamilan

o Gerakan anak terasa di banyak tempat

b. Menyarankan bila ada dugaan hamil kembar untuk memeriksakan kehamilan

secara rutin ke bidan atau puskesmas, serta melahirkan di rumah sakit

c. Merujuk sedini mungkin bila ada:

o Tanda – tanda keracunan kehamilan

o Tanda – tanda kurang darah

o Tanda – tanda permulaan persalinan

14. Hidramnion/ hamil kembar air

Kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai

tampakpada tribulan III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat. Pada

kehamilan normal, jumlah air ketuban setengah sampai 1 liter.

Karena rahim sangat besar menekan pada organ tubuh sekitarnya, yang menyebabkan

keluhan sebagai berikut:

a. Sesak napas, karena sekat rongga dada terdorong keatas.

b. Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air ketuban ≥2 liter

c. Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan dan tungkai

Bahaya yang dapat terjadi:

a. Keracunan kehamilan

b. Cacat bawaan pada bayi

c. Kelainan kengenital

d. Persalinan prematur, kurang bulan, bberat lahir,2500gram

e. Perdarahan pasca persalinan

Kebutuhan pertolongan medik, perawata atau penanganan: pengeluaran air ketuban

dan persalinan di rumah sakit.

Pertolongan dapat diberikan oleh tenaga noon kesehatan dan kesehatan, yaitu dengan :

a. Merujuk ke Bidan atau puskesmas, bila ada dugaan hidramnion

b. Memberi Komunikasi, Informasi, Edukasi KIE untuk periksa kehamilan secara

teratur

c. Memberi komunikasi, Informasi, Edukasi KIE untuk perencanaan melahirkan di

rumah sakit

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 28

Page 29: Deteksi Dini Kehamilan

15. Janin Mati dalam rahim

Keluhan – keluhan dari ibu hamil dengan janin mati dalam kandungan atau rahim:

a. Tidak terasa gerakan anak

b. Perut terasa mengecil

c. Payudara mengecil

Pada kehamilan normal, gerakan janin dapat dirasakan ibu pertama kali pada umur

kehamilan 4 sampai 5 bulan. Sejak saat itu gerakan janin sering dirasakan ibu. Janin

sehat bergerak secara teratur. Bila gerakan janin berkurang, melemah tau tidak

bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan bayi mungkin terancam. Ibu perlu

segera mencari pertolongan.

Selain dari keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil, harus dilakukan pemeriksaan,

antara lain :

a. Denyut jantung janin tidak terdengar

b. Pemeriksaan urin hasil tes kehamilan negatif

Di rumah sakit pemeriksaan tersebut menggunakan USG. Bahaya yang dapat terjadi

pada ibu dengan janin mati dalam rahim yaitu: janin mati terlalu lama dalam rahim

menimbulkan gangguan pada ibu. Bahaya yang terjadi berupa gangguan pembukuan

darah, disebabkan oleh zat – zat berasal dari jaringan mati yang masuk ke dalam darah

ibu.

Kebutuhan pertolonagn medik : Janin mati dalam rahim, bila ditunggu 4 minggu tidak

lahir sendiri, diperlukan persalinan anjuran dengan obat – obatan.

Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan:

a. Membantu menemukan sedini mungkin adanya kematian janin dalam kandungan,

dengan cara menanyakan apakah:

o Ibu hamil tidak merasa gerakan anak, perut dirasa mengecil, payudara

mengecil

b. Memberi saran untuk pergi ke bidan terdekat

c. Bila perlu merujuk ke rumah sakit

16. Serotinus

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 29

Page 30: Deteksi Dini Kehamilan

Ibu dengan umur kehamilan ≥42 minggu. Pada hamil lebih bulan, plasenta sebagai alat

penyalur zat makanan dan zat asam dari ibu ke janin mengalami penuaan. Dalam

keadaan ini fungsi dari jaringan plasenta dan pembuluh darah menurun. Dampak tidak

baik bagi janin, yaitu janin mengecil, kulit mengkerut, lahir dengan berat lahir rendah.

Janin dalam rahim dapat mati mendadak. Umur kehamilan cukup bulan:40 minggu.

Bahaya yang dapat terjadi adalah janin kekurangan makanan dan zat asam, akibatnya:

- Janin menjadi kurus

- Janin dapat mati dalam rahim

Kebutuhan pertolongan medik:

a. Dilakukan induksi persalinan di Rumah Sakit

b. Langsung dilakukan operasi sesar

Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan;

a. Memberikan penyuluhan tentang pengertian hamil lebih bulan, bahaya dan

pertolongan yang diberikan

b. Meneberikan KIE dengan merujuk ibu hamil serotinus ke rmah sakit untuk

memeriksakan keadaan janin, peda kondisi janin mulai gawat persalinan anjuran

dengan operasi sesar.

17. Letak sungsang

Letak sungsang pada kehamilan 8 – 9 bulan, letak janin dalam rahim dengan kepala di

atas dan bokong atau kaki dibawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir, karena

kepala lahir terakhir.

Pada kehamilan normal, kepala janin berada di bagian bawah rahim ibu dan

menghadap ke arah punggung ibu. Menjelang persalinan, kepala turun dan masuk ke

rongga panggul ibu. Bahaya yang dapat timbul pada kelainan letak sungsang:

Persalinan dapat macet pada bahu, kepala sangat sukar diahirkannya, akibatnya:

- Bayi lahir dengan gawat napas

- Bayi dapat mati

Persalinan letak sungsang sebaiknya di Rumah Sakit, dengan adanya kesiapan kamar

operasi dan dokter spesialis.

18. Letak lintang

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 30

Page 31: Deteksi Dini Kehamilan

Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua, yaitu pada

kehamilan 8 – 9 bulan. Kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi

letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan biasa, karena sumbu tubuh janin melintang

terhadap sumbu tubuh ibu. Bayi membutuhkan pertolongan operasi sesar.

Pada janin letak lintang baru mati dalam proses persalinan, bayi dapat dilahirkan

dengan alat melalui jalan lahir biasa. Sedangkan pada janin kecildan sudah beberapa

waktu mati masih ada kemungkinan dapat lahir secara biasa.

Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang:

Pada persalinan yang tidak ditangani dengan benar dapat terjadi;

- Robekan rahim

- Akibatnya:

o Bahaya bagi ibu

Perdarahan yang mengakibatkan anemi berat

Infeksi]ibu syok dan dapat mati

o Bahya bagi janin, janin dapat mati

Kebutuhan pertolongan medik:

1. Persalinan bayi letak lintang hidup harus di rumah sakit

2. Persalinan bayi dengan letak lintang mati:

a. Bayi besar, dilahirkan dengan tindakan di rumah sakit

b. Bayi kecil dan mati ada kemungkinan lahir biasa, lebih baik di puskesmas

rawat inap atau di rumah sakit

3. Bila ketuban pecah dan bagian tubuh kecil tubuh janin terlihat di jalan lahir

didalam vagina, misalnya tangan atau tali pusat menumbung, maka ibu harus

segera dirujuk ke rumah sakit.

2.3.1.3 ADA GAWAT DARURAT OBSTETRIK/AGDO

KELOMPOK III – ADA ANCAMAN NYAWA BAGI IBU DAN JANIN

19. Perdarahan antepartum

Perdarahan sebelum persalinan, perdarahan terjadi sebelum kelahiran bayi. Tiap

perdarahan keluar dari vagina pada ibu hamil setelah 28 minggu, disebut perdarahan

antepartum. Perdarahan antepartum harus mendapatkan perhatian penuh, karena

merupakan tanda bahaya yang dapat mengancam nyawa nyawa ibu atau janinnya.

Perdarahan dapat keluar:

- Sedikit – sedikit tetapi terus menerus, lama – lama ibu menderita anemia berat

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 31

Page 32: Deteksi Dini Kehamilan

- Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemas atau nadi kecil dan tekanan

darah menurun

Perdarahan dapat terjadi pada:

a. Plasenta melekat dibagian bawah rahim dan menutupi sebagian atau

seluruh mulut rahim, keadaan ini disebut plasenta previa. Pada kehamilan

normal plasenta dalam rahim terletak pada bagian atas.

b. Karena suatu sebab misalnya trauma kecelakaan, tekanan darah tinggi atau

pre eklamsia, maka terjadilah perdarahan pada tempat melekat plasenta

pada dinding rahim. Akibat perdarahan yang terjadi, menyebabkan adanya

penumpukan darah beku di belakang plasenta, sehingga plasenta sebagian

atau seluruhnya akan lepas dari tempat melekatnya. Keaddan ini disebut

solusio plasenta.

Bahaya yang dapat terjadi akibat perdarahan yang keluar sebelum bayi lahir :

1. Bayi terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan

2. Dapat membahayakan ibu :

a. Kehilangan darah, timbul anemia berat dan syok

b. Ibu dapat meninggal

3. Dapat membahayakan janinnya mati dalam kandungan

Kebutuhan pertolongan medis untuk ibu hamil dengan perdarahan sebelum anak lahir:

1. Ditambah cairan infus dan tambah darah atau tranfusi

2. Membutuhkan pertolongan di Rumah Sakit oleh dokter spesialis ada kemungkinan

membutuhkan operasi

20. PEB

PEB terjadi bila ibu dengan pre eklamsi ringan tidak dirawat, ditangani dan diobati

dengan benar. PEB, bila tidak ditangani dengan benar akan terjadi kejang-kejang,

menjadi eklamsia. Pada waktu kejang-kejang, sudip lidah dimasukkan ke dalam mulut

ibu diantara kedua rahang, supaya lidah tidak tergigit.

Bahaya yang dapat terjadi yaitu :

1. Bahaya bagi ibu, dapat tidak sadar sampai meninggal

2. Bahaya bagi janin:

a. Dalam kehamilan ada gangguan pertumbuhan janin dan bayi lahir kecil

b. Mati dalam kandungan

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 32

Page 33: Deteksi Dini Kehamilan

Kebutuhan pertolongan medis :

1. Ibu hamil harus mendapatkan perawatan dan melahirkan di Rumah Sakit

2. Persalinan akan ditolong oleh dokter spesialis dengan pengobatan tindakan.

SISTEM SKOR

Sejak awal kehamilan, bagi setiap ibu hamil dibutuhkan suatu cara yang

mudah dan sederhana untuk mengetahui dan melakukan prakiraan mengenai keadaan

kehamilan, persalinan, dugaan terjadinya kesulitan atau komplikasi persalinannya.

Pengenalan terjadi komplikasi persalinan harus secara dini dan ditangani dengan benar.

Hal ini sangat menentukan hasil persalinan, mungkin baik atau jelek bagi ibu dan atau

bayinya.

Sangat ideal bila ibu hamil dalam kehamilan muda sudah dapat dilakukan

prakiraan kemungkinan terjadi penyulit atau komplikasi saat persalinan. Sehingga jika

sudah mendekati persalinan dan betul – betul terjadi komplikasi, ibu hamil, suami dan

keluarga sudah ada kesipan baik mental, keputusan merujuk, biaya dan transportasi.

Komplikasi persalinan dapat terjadi pada semua ibu hamil, baik ibu resiko

rendah maupun ibu resiko tinggi dengan faktor resiko yang sudah ditemukan pada

skreening antenatal. Tiap faktor resiko mengakibatkan komplikasi tertentu dalam

persalinan. Komplikasi persalinan yang tidak ditangani dengan adekuat akan

mengakibatkan kematian ibu atau bayinya. Oleh sebab itu dikembangkan, suatu sistem

skor untuk memudahkan pengertian adanya faktor resiko kepada ibu hamil, suami dan

keluarga dan kebutuhan pertolongan persalinan yang aman.

TUJUAN SISTEM SKOR

1. Membuat pengelompokan dan ibu hamil (kehamilan resiko rendah, kehamilan resiko

tinggi dan kehamilan resiko sangat tinggi) agar berkembang perilaku kebutuhan

tempat dan penolong persalinan yang sesuai dengan kondisi dari ibu hamil

2. Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami , keluarga danmasyarakat agar peduli dan

memberikan dukungan dan bantuan untuk persiapan mental, biaya dan transportasi

unntuk melakukan perujukan terecana.

FUNGSI SKOR

1. Alat komunikasi informasi dan edukasi bagi klien atau ibu hamil, suami, keluarga dan

masyarakat.

2. Alat peringatan bagi petugas kesehatan:

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 33

Page 34: Deteksi Dini Kehamilan

Agar lebih waspada. Lebih tinggi jumlah skor dibutuhkan lebih kritis penilaian atau

pertimbaangan klinis pada ibu resiko tinggi dan lebih intensif penanganannya.

CARA PEMBERIAN SKOR

Tiap kondisi ibu hamil dan faktor resiko diberi nilai 2, 4 atau 8. Umur dan paritas

pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor awal. Tiap faktor resiko skornya 4,

kecuali bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan

pre-eklamsia berat atau eklamsi diberi skor 8.

Tiap faktor resiko dapat dilihat pada gambar yang ada dalam KSPR yang telah

disusun.

PENGHITUNGAN JUMLAH SKOR DAN KODE WARNA

Kasus kehamilan Kontak Pemberian

skor

Jumlah Kode warna

- Ibu hamil berumur

30 tahun, sudah

hamil 3 bula,

kehamilan yang

ketiga

- Anak kedua lahir

dengan operasi sesar

I

2

4

6 Kuning

- Keadaan tetap II,III Tetap 6 Kuning

- Pada umur

kehamilan 8 bula,

terjadi perdarahan,

dirujuk di rawat di

RS, serta perdarahan

berhenti di

pulangkan

IV 8 14 Merah

- Dirumah tidak ada

perdarahan dan

dilakukan kontak

V

Tetap

14 Merah

- Mendadak Tetap 14 Merah

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 34

Page 35: Deteksi Dini Kehamilan

perdarahan banyak,

segera merujuk ke

RS

Pada tiap kontak jumlah skor dihitung. Jumlah skor 2, 6 sampai 10, dan 12 atau

lebih. Berdasarkan jumlah skor, ibu hamil dapat ditentukan termasuk dalam 3 kelompok

resiko KRR, KRT, KRST dengan kode warna hijau, kuning dan merah.

- jumlah skor 2 : kehamilan resiko rendah KRR berwarna hijau

- jumlah skor 6 – 10 : kehamilan resiko tinggi KRT warna kuning

- jumlah ≥12 : kehamilan resiko sangat tinggi KRST kode warna

merah

PENYULUHAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN AMAN

Kehamilan Persalinan

Jumlah

skor

Kehamilan

resiko

Kode

warnaPerawatan Rujukan Tempat Penolong

2 KRR Hijau BidanTidak

dirujuk

Rumah,

polindesBidan

6 – 10 KRT KuningBidan,

Dokter

Polindes,

PKM, RS

Polindes,

PKM, RS

Bidan,

Dokter

≥12 KRST Merah Dokter RS RS Dokter

B. KPPS (Kartu Perkiraan Persalinan Soedarto)

Untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifitas sistim scoring mengenai cara

persalinan yang dibutuhkan, harus ditambahkan satu alat yang mudah digunakan

dan dapat memperkirakan terjadinya distosia (perasalinan sulit atau disfungsional)

sebelum persalinan dimulai sehingga rujukan terlambat dapat dicegah. Alat tersebut

adalah kartu perkiraan persalinan yang dikembangkan oleh Soedarto.

Alat tersebut berupa grafik dimana tinggi fundus merupakan sumbu Y dan

panjang kaki sebagai sumbu X. Tinggi fundus menujukkan ukuran janin, penurunan

kepala atau distensi uterus sehingga bila panjang berarti janin besar, penurunan atau

distensi uterus berlebihan. Panjang kaki kanan menujukkan ukuran panggul, berarti

bila pendek maka ukuran panggul kecil. Dengan meletakkan tinggi fundus uteri dan

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 35

Page 36: Deteksi Dini Kehamilan

panjang kaki wanita hamil cukup bulan (38 minggu) pada grafik dapat diperkirakan

terjadinya partus macet.

Daerah tersebut terdiri dari 4 area/daerah, yaitu :

Daerah hijau tua, menunjukkan distosia hampir tidak mungkin terjadi

sehingga persalinan dapat dilakukan di rumah dengan aman.

Daerah hijau muda, menunjukkan kejadian distosia jarang terjadi dan

persalinan dirumah dapat dilakukan tetapi tetapi harus dengan pengawasan.

Daerah kuning, menunjukkan distosia sering terjadi dan peralinan harus

ditangani oleh tenaga kesehatan atau harus dirujuk.

Daerah merah, menunjukkan distosia kemungkinan besar terjadi, rujukan

mutlak dilakukan.

HALAMAN DEPAN

Halaman depan dibagi menjadi dua bagian yaitu kanan dan kiri. Pada bagian kanan

terdapat data tentang identitas ibu hamil, suami dan nama pemeriksa. Sedangkan

pada bagian kiri berisi tentang data kehamilan dan persalinan ibu. Pada data

kemahilan berisi umur ibu, kehamilan yang keberapa, jumlah anak hidup,

tanggal/bulan terakhir haid, pengukuran fundus uteri dan telapak kaki oleh kader

dan bidan. Jika ada faktor resiko juga dapat ditulis disini.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 36

Page 37: Deteksi Dini Kehamilan

Gambar :

Kartu Perkiraan Persalinan Soedarto. Halaman depan

Pada data persalinan berisi tentang tempat dan tanggal persalinan, penolong

persalinan, jenis persalinan, APGAR skor dan keadaan ibu.

Cara pengukuran menggunakan KPPS

Pengukuran dilakukan hanya pada ibu hamil aterm (>38minggu), janin tunggal,

letak kepala tanpa kelainan yang berpengaruh terhadap pengukuran, misalnya

Hidrosefalus (Kepala busung), Plasenta previa (plasenta yang terletak dibagian

bawah rahim), dll.

HALAMAN BELAKANG

Gambar :

Kartu Perkiraan Persalinan Soedarto. Halaman belakang

Pada halaman sebelah kiri terdapat grafik untuk mengukur tinggi fundus dan

panjang kaki sebelah kanan. Titik perpotongan dicocokkan dengan table hasil

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 37

Page 38: Deteksi Dini Kehamilan

pengukuran. Sedangkan pada bagian kanan terdapat penjelasan tentang penggunaan

Kartu prakiraan Persalinan Soedarto yang berisi tentang :

a. Pengukuran tinggi fundus

Ibu hamil dalam keadaan berbaring dan kandung kemih dikosongkan.

Alat ukur : pita pengukur (meteran)

Cara pengukuran : dari simfisis (tepi atas tulang kemaluan) sampai puncak

fundus uteri (batas atas dinding rahim)

Hasil : diplot pada sumbu tinggi fundus uteri (Y)

Gambar :

Pengukuran Tinggi Fundus

b. Pengukuran telapak kaki kanan terpanjang

Ibu hamil dalam keadaan berdiri tanpa alas kaki

Alat ukur : pita pengukur (meteran)

Cara pengukuran : dari tumit sampai ujung kaki kanan terpanjang

Hasil : di plot pada sumbu panjang kaki kanan (X)

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 38

Page 39: Deteksi Dini Kehamilan

Gambar :

Pengukuran telapak kaki kanan terpanjang

c. Penilaian

Perpotongan proyeksi kedua pengukuran X dan Y pada grafik akan jatuh pada

salah satu daerah.

d. Kesimpulan penilaian

Menentukan terjadinya risiko disproporsi sefalopelvik

Menetapkan tempat persalinan

Daerah titik

perpotongan

kedua sumbu

Kemungkinan

disproporsi

sefalopelvik

Tempat

persalinan

Daerah merah++++

(90 %)Rumah Sakit

Daerah Kuning++++

(50 %)Rumah Sakit

Daerah hijau

muda

++

(3 %)

Rumah dengan

pengawasan,

Puskesmas, RS

Daerah hijau tua++

(1 %)

Rumah,

Puskesmas, RS

Gambar :

Interpretasi Hasil Pengukuran

2.4 JALUR DIAGRAM SKRINING PADA IBU HAMIL

Pada semua ibu hamil dilakukan skrining. Skrining yang pertama dilakukan untuk

memisahkan kelompok ibu hamil tanpa faktor resiko dari kelompok dengan faktor

resiko. (Mausner, 1974) Dari tes skrining kedua dapat dipisahkan lagi kelompok ibu

hamil dengan faktor resiko tinggi yang membutuhkan rujukan dan penanganan namun

masih ada waktu untuk memberikan penyuluhan mengenai rujukan dan penanganan ibu

hamil tersebut. Sedangkan kelompok yang lain adalah kelompok ibu hamil dengan

resiko sangat tinggi yang harus segera dirujuk dan ditangani dengan tindakan pada

waktu itu juga dalam usaha menyelamatkan jiwa ibu dan bayinya yang terancam. Dalam

pendekatan resiko, kegiatan skrining antenatal berbasis keluarga di masyarakat harus

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 39

Page 40: Deteksi Dini Kehamilan

dilakukan dengan teliti dan sistematis pada semua ibu hamil, berulang kali selama

kehamilan sampai dekat persalinan. Seperti tampak gambar di bawah ini.

Gambar :

Diagram Pelaksanaan Skrining

2.5 CARA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI PADA KEHAMILAN

a. Pemantauan Janin Elektronik

Gelombang suara yang berfrekuensi tinggi dikirim melalui transmitter (disebut

transduser atau probe) ke dalam rahim wanita melalui perut atau vagina. Gelombang

suara ini akan memnatul kembali dari berbgai struktur janin, plasenta dan organ- organ

internal wanita untuk membentuk sebuah gambaran. Ada dua jenis pemantauan

elektronik.

1. Eksternal atau tidak langsung, jenis ini menggunakan transduser eksternal yang

dipasang di dinding abdomen maternal untuk mengkaji denyut jantung janin dan

aktifitas uterus.

Transduser ultrasound

Ultrasound, gelombang bunyi frekuensi tinggi, dipancarkan oleh sebuah

transduser yang dipasang di atas abdomen maternal. Karena ultrasound membentuk

bidang yang bergerak- gerak dalam hal ini jantung janin dan katup sinyal dipantulkan

kembali ke transduser, yang mengaktifkan takometer.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 40

Page 41: Deteksi Dini Kehamilan

Denyut jantung janin dicetak di bagian atas grafik strip, dan lampu indicator di

monitor diobservasi secara serempak pada setiap denyutan. Sinyal Doppler ini dapat

dipengaruhi oleh perubahan posisi transduser atau janin.

Transduser ultrasound dapat dipakai untuk memantau denyut jantung janin

selama periode antepartum intrapartum.

Transduser EKG Abdomen

Transduser EKG Abdomen dapat mengukur DJJ melalui dinding abdomen

maternal. Paling baik digunakan untuk pemantauan antepartum setelah kehamilan 34

minggu dan dapat digunakan untuk pemantauan intrapartum, tetapi secara umum

hanya bekerja jika pasien relaks dan tetap berbaring.

Pembacaan hasil pencatatan akan sulit atau tidak dapat diinterpretasi sama

sekali pada keadaan oligohidramnipon atau hidramnion, kehamilan multiple, usia

kehamilan kurang dari 34 minggu, dan periode-periode aktifitas tekanan otot maternal,

seperti pada fase aktif dari persalinan.

Tokotransduser (Tokodinamometer)

Memantau aktifitas uterus secara transabdominal dengan alat peka tekanan

yang ditekan oleh kontraksi uterus dan gerakan janin. Panel aktifitas uterus dari kertas

grafik menampilkan frekusensi dan durasi kontraksi selama periode antepartum dan

intrapartum.

2. Internal atau langsung, jenis ini menggunakan elektroda spiral untuk mengkaji

elektrokardiogram janin dan kateter intrauterine atau transervikal untuk mengkaji

aktifitas uterus dan tekanan intrauterine.

Elektroda Spiral

Elektroda spiral memantau EKG janin dari bagian presentasi. Alat ini hanya

dapat digunakan setelah membrane ruptur, bila dilatasi servik 2 sampai 3 cm atau

lebih, dan bila bagian presentasi dapat dicapai dan diidentifikasi. Oleh karena itu,

elektroda spiral hanya dapat digunakan selama periode intrapartum. Penggunaannya

dalah kontraindikasi pada pasien yang diduga mempunyai herpes aktif atau

stertokokus grup B atau bila terdapat perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa.

Kateter Intrauterin (Transervikal)

Kateter intrauterine memantau kontraksi, durasi, intensitas, dan tonus istirahat.

Kateter kecil dimasukkan ke vagina (secara transervikal) menuju uterus setelah

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 41

Page 42: Deteksi Dini Kehamilan

servik dilatasi 2-3 cm dan membran janin telah ruptur. Kateter ditekan selama

kontraksi uterus, memindahkan tekanan ke pengukur tegangan atau transduser

tekanan. Tekanan ini kemiudian direfleksikan di atas kertas grafik dalam

bentuk tekanan mm Hg.

Pemeriksaan Rutin dan Uji Skrining

1. Pemeriksaan panggul (Vaginal)

2. Pemeriksaan air kemih

3. Pemeriksaan darah

4. Pengecekan tekanan darah

5. Pengecekan berat maternal

6. Pemeriksaan perut

7. Mendengarkan denyut jantung janin(FHT)

8. Pemeriksaan Payudara

9. Pemeriksaan Gigi

10. Penapisan Marker Multipel

Sebuah uji yang mengukur kadar dua atau empat substansi berikut ini dalam

darah ibu :

a. Alfa-fetoprotein (AFP) suatu substansi yang diproduksi oleh hati janin.

b. Human korionik gonadotropin (hcG) sebuah hormon yang diproduksi oleh

plasenta.

c. Estriol (E3) produk samping dari metabolisme estrogen dipengaruhi oleh fungsi

janin dan plasenta.

d. Dimerik inhibin A, substansi yang diproduksi dalam indung telur.

Hasil pemeriksaan biasanya diperoleh dalam waktu satu minggu.

Pada usia gestasional 15-20 minggu :

Untuk menapis kadar AFP dan estriol yang rendah dikombinasikan

dngan kadar hCG dan dimerik inhibin A yang tinggi, yang

mengindikasikan adanya sindrom down atau faktor lain yang dapat

membahayakan kehamilan

Untuk menapis kadar AFP yang tinggi, mengindikasikan adanya cacat

tuba saraf yang terbuka (spina bifida anensefali) atau meningkatnya

resiko keabnormalan janin atau kematian janin.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 42

Page 43: Deteksi Dini Kehamilan

11. Penapisan Glukosa

Sampel darah diambil dari ibu satu jam sesudah dia minum minuman bergula

(glukosa) atau makan makanan atau kudapan karbohidrat khusus.

Pada usia gestasional 24-28 minggu untuk menapis adanya diabetes

gestasional, yang jika tidak dirawat dapat menimbulkan masalah bagi inbu dan janin.

12. Penapisan Streptokokus B (GBS)

Cairan vagina dan anus dibiakan di laboratorium untuk menentukan derajat

kolonisasi. Pada usia gestasional 35-37 minggu untuk menapis adanya GBS dan

mengidentifikasi wanita yang merupakan pembawa GBS.

Uji Diagnostik

Uji berikut ini akan dilakukan jika penapisan menunjukkan kemungkinan timbulnya

masalah. Uji diurutkan berdasarkan abjad, bukan frekuensi penggunaan atau kapan

dilakukan selama kehamilan.

1. Amniosentesis

Menggunakan ultrasonografi untuk penuntun, dokter akan melewatkan sebuah

jarum melalui perut dan rahim ke kantung ketuban, menarik cairan dan

mengirimkannya ke laboratorium guna dilakukan pemeriksaan. Amniosentesis dapat

dilakukan jika ada volume cairan yang memadai. Dapat dilakukan sejak usia

gestasional 13 minggu.

Cairan ketuban diproses atau diperlakukan dengan cara berbeda, tergantung

pada uji yang dilakukan. Untuk mengidentifikasi keabnormalan kromosom, sel-sel

janin dipisahkan dari cairan ketuban dan dibiarkan (kira-kira dua minggu) agar

berkembang biak sehingga diperoleh cukup banyak sel untuk dianalisa.

Pada awal sampai pertengahan kehamilan :

Memberiakn informasi tentang cacat lahir tertentu, kelainan metabolisme dan

penyakit kromosom atau genetik.

Mendeteksi sindrom down, anemia sel sabit, cacat tuba saraf, dan berbagai

kelainan.

Mengevalusi janin jika hasil dari uji penapisan tertentu menunjukkan adanya

masalah.

Membantu mengambil keputusan tentang melanjutkan atau menghentikan

kehamilan.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 43

Page 44: Deteksi Dini Kehamilan

Pada kehamilan lanjut :

Memberikan informasi tentang kematangan paru-paru janin jika

dipertimbangkan untuk melakukan persalinan awal karena alasan kesehatan

ibu maupun bayi.

Menunjukan keparahan penyakit Rh atau kelainan darah lainnya padfa janin

sehingga dapat memutuskan tindakan yang harus dilakukan pada janin.

2. Profil Biofisik

Uji ini mengevaluasi fungsi biofisik janin dan mempunyai lima komponen.

Uji non stress (NST) mengecek :

a. Respon denyut jantung janin terhadap gerakan.

Sken ultrasonografi membantu menilai :

b. Gerakan dan aktifitas janin

c. Tonus otot janin

d. Gerakan pernafasan janin

e. Volume cairan ketuban (AFV)

Setiap komponen diberi skor 0,1, atau 2. Jadi nilai total tertinggi adalah 10. Profil

biofisik janin memakan waktu kurang lebih satu jam.

Hal ini bertujuan :

Menentukan kesejahteraan janin pada minggu-minggu terakhir kehamilan.

Digunakan untuk menetukan apakah kehamilan beresiko tinggi atau kehamilan

lewat bulan dapat dilanjutkan dengan aman atau apakah harus dilakukan

induksi persalinan.

3. Sampel Vilus korionik (CVS)

Dengan menggunakan ultrasonografi untuk penuntun, dokter akan melewatkan

sebuah kateter yang ramping melalui lubang leher rahim (CVS transervical) atau

sebuah jarum melalui perut dan rahim (CVS transabdominal) menempatkannnya pada

selaput korionik, yang menutupi janin. Sepotong kecil korionik disedot kedalam

semprit dan dikirim ke laborat untuk dianalisis. Prosedur ini memakan waktu 15-20

menit.

Sampel vilus korionik biasanya dilakukan antara usia gestasional 10-12

minggu dan hasilnya dapat diperoleh 1-2 minggu.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 44

Page 45: Deteksi Dini Kehamilan

Uji ini bertujuan untuk :

Menyajikan informasi tentang abnormalitas kromosom

Menyajikan informasi pada usia gestasional yang lebih awal daripada

amniosentesis, memungkinkan diambilnya keputusan yang lebih awal mengenai

diakhirinya kehamilan.

Memberikan sampel yang cukup besar untuk memanfaatkan tegnologi genetik

molekular seperti analisa DNA.

4. Uji stress kontraksi (CST) atau opxytosin challenge test (OCT)

Uji ini menunjukan bagaimana denyut jantung janin (FHR) berespon terhadap

kontraksi rahim. Kontraksi diinduksi sampai si ibu mengalami tiga kontraksi dalam 10

menit. Kemudian, sementara rahim tetap berkontraksi pada kecepatan tersebut, sebuah

monitor janin elektronik eksternal digunakan untuk mengukur FHR.

Hasil uji menenangkan jika FHR tetap normal selama kontraksi. Uji ini tidak

menenangkan atau tidak menyenangkan jika FHR menunjukan adanya distress janin.

Kadang-kadang perlu waktu beberapa jam untuk menyelesaikan uji ini.

5. Sampel darah umbilical perkutaneus (PUBS) atau kordosentesis

Selama kordosentesis, dokter yang dituntun dengan ultrasonografi,

melewatkan sebuah jarum melalui perut ibu dan rahim kedalam korda umbilikalis,

memungkinkan darah janin diambil untuk pengujian. Kordosentesis dapat dilakukan

sesudah usia gestasional 16-18 minggu. Prosedur ini membutuhkan waktu 10 menit.

Hal ini bertujuan

Menilai karakteristik darah janin seperti hitung sel darah merah, untuk mendeteksi

anemia dan kadar oksigen.

Dapat digunakan untuk memberikan tranfusi darah, obat atau memonitor

keefektifan perawatan dengan obat pada janin.

Dapat mendiagnosis ketidakcocokan Rh, penyakit sel sabit, infeksi janin,

hemophilia, dan kondisi lain.

6. Penelitian aliran darah Doppler

Sebuah unit ultrasonografi Doppler dipasangpada perut wanita hamil untuk

mendapatkan informasi tentang kecepatan aliran darah (velositas) pada arteri

umbilikalis, pembuluh darah janin, dan atau arteri rahim dari ibu. Informasi ini dicatat

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 45

Page 46: Deteksi Dini Kehamilan

sebagai kecepatan berbentuk ngelombang yang menunjukan perbedaan pada aliran

darah selama dan antara denyut berikutnya disebut sebagai rasio “sistolik atau

diastolik.

Hal ini bertujuan menyajiakn informasi tentang kondisi rahim-plasenta dan

atau sirkulasi janin. Untuk mengidentifikasi janin yang beresiko karena mempunyai

masalah aliran darah janin-plasenta (keterlambatan pertumbuhan intrauterin, hipertensi

akibat kehamilan).

7. Menghitung gerakan janin

Selama kehamilan lanjut, si ibu diminta menghitung dan mencatat gerakan

bayinya sepanjang satu periode yang singkat setiap hari. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui kesejahteraan janin dan membantu ibu mengenal janinya.

8. Tes toleransi glukosa

Tes toleransi glukosa adalah tes yang mengevaluasi kemampuan tubuh untuk

mengangani dosis gula atau glukosa yang besar. Klinisi akan mengambil sampel darah

sebelum ibu minum minuman bergula dan sesudah satu jam, dua jam, dan tiga jam

kemudian. Normalnya kadar glukosa darah tetap stabil meskipun demikian pada

keadaan diabetes akan terjadi peningkatan pada dua atau tiga hasil pengukuran.

Tes ini digunakan untuk mendiagnosis diabetes gestasional jika uji penapisan

mengindikasikan kemungkinan ini.

9. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pencitraaan didapat dengan magnet super-konduktif yang digerakkkan di atas

kulit ibu di daerah yang akan divisualisasi. Sejumlah gambar multi-potong akan

diproyeksikan pada layar video untuki menunjukan berbagai tingkatan (atau bidang)

dari organ-organ ibu atau janin atau pembuluh darah yang dievaluasi.

Tujuannya adalah :

Memungkinkan diperolehnya gambaran yang rinci dari berbagai lapisan

(multiplanar) organ-organ internal dari bayi yang belum lahir.

Menentukan ukuran dan volume dari struktur anatomi dan kematangan organ-

organ janin (misalnya kematangan paru).

Membantu menilai organ-organ internal ibu dan pembuluh darah misalnya untuk

mendeteksi thrombosis vena bagian dalam.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 46

Page 47: Deteksi Dini Kehamilan

10. Uji non-stres (NST)

Uji non-stres (NST) ini menunjukan bagaimana kecepatan jantung janin (FHR)

berespon terhadap gerakan janin. FHR dicatat selama 20-30 menit dengan monitor

janin elektrik yang diletakkan eksternal dan si ibu diminta memberitahu setiap kali dia

merasakan gerakan bayinya. Jika tidak ada gerakan janin yang spontan, bayi

barangkali sedang tidur. Pemeriksa akan menekan perut si ibu atau memperdengarkan

suara yang keras di dekat perut ibu untuk merangsang bayi bangun.

Kenaikan 15 denyut jantung di atas kecepatan jantung yang menjadi patokan

selama 15 detik (sementara janin bergerak) dianggap normal dan merupkan tanda dari

kesejahteraan janin serta disebut sebagai “uji reaktif”.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperkirakan kesejahteraan janin dan

menentukan apakah kehamilan kehamilan beresiko tinggi dapat dilanjutkan dengan

aman atau apakah diperlukan pengujian lebih lanjut.

11. Ultrasonografi atau sonografi

Gelombang suara yang berfrekuensi tinggi dikirim melalui transmitter (disebut

transduser atau probe) ke dalam rahim wanita melalui perut atau vagina. Gelombang

suara ini akan memnatul kembali dari berbgai struktur janin, plasenta dan organ- organ

internal wanita untuk membentuk sebuah gambaran pada layar video.

Sken ultrasonografi dapat diselesaikan dalam waktu 10-30 menit untuk

mendapatkan gambaran secara menyeluruh dari janin dan struktur lain selama

kehamilan. Tujuannnya adalah diantaranya:

Membuktikan adanya kehamilan dan kehamilan kembar

Membantu menetukan usia janin dengan mengukur berbagai landmark seperti

tengkorak, femur, atau panjang ubun-ubun –bokong.

Membantu menetukan pertumbuhan janin dan beratnya.

Membantu menentukan lokasi organ-organ janin dan struktur untuk pemeriksaan

dan pengukuran, diagnosis atau perawatan.

Membantu menilai posisi, dan kondisi plasenta serta tali pusat.

Mendeteksi bagaimana janin berbaring di dalam rahim, menunjukkan posisi dan

kedudukan.

Membantu menentukan volume cairan ketuban untuk mendeteksi polihidramnion

atau oligohidramnion.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 47

Page 48: Deteksi Dini Kehamilan

Membantu menunjukan jenis kelamin bayi (kekuatannya tergantung pada usia

janin, posisi janin, dan kualitas pengujian.)

12. Apusan vagina atau leher rahim

Kapan pun selam kehamilan cairan dari vagina atau daerah leher rahim dapat

diambil dan diperiksa dengan mikroskop atau dibiakan di laboratorium untuk

melakukan pemerikasaan. Tujuannya adalah diantaranya :

Mendeteksi organism yang menyebabkan infeksi (bakteri, virus, jamur atau

protozoa)

Mengevaluasi kandungan lipid dari cairan ketuban dengan robeknya selaput yang

premature guna menetukan kematangan paru-paru janin.

Mengukur kadar fibronektin janin yang membantu mengidentifikasi persalinan

premature.

13. Foto rongten

Radiasi ionisasi digunakan untuk mengambil gambaran internal dari ibu dan janin

yang dilakukan setelah melampaui trimester pertama. Tujuannnya adalah

membantu menentukan ukuran dan bentuk panggul ibu (pelvimetri)

membantu melihat posisi janin dan presentasi serta jumlah bayi

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 48

Page 49: Deteksi Dini Kehamilan

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang

dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama

kehamilan ibu secara dini. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik

dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga

didapatkan ibu dan anak yang sehat. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi pada kehamilan ibu secara dini antara lain untuk memantau kemauan

kehamilan; pemantauan terhadap tumbuh kembang janin; mempertahankan kesehatan

fisik, mental, dan sosial; deteksi dini adanya ketidaknormalan; mempersiapkan

persalinan cukup bulan dan selamat agar masa nifas normal dan dapat menggunakan

ASI eksklusif sehingga mampu mempersiapkan ibu dan keluarga dengan kehadiran bayi

baru lahir.

Alat yang digunakan untuk mendeteksi komplikasi kehamilan ada dua, yaitu:

A. KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati) merupakan kartu skor yang digunakan sebagai

alat rekam kesehatan dari ibu hamil berbasis keluarga.

B. KPPS (Kartu Perkiraan Persalinan Soedarto) untuk meningkatkan sensitivitas dan

spesifitas sistim scoring mengenai cara persalinan yang dibutuhkan, harus

ditambahkan satu alat yang mudah digunakan dan dapat memperkirakan terjadinya

distosia (perasalinan sulit atau disfungsional) sebelum persalinan dimulai sehingga

rujukan terlambat dapat dicegah.

Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan Page 49