Deteksi Dini Demensia

download Deteksi Dini Demensia

of 91

description

h

Transcript of Deteksi Dini Demensia

  • DETEKSI DINI DEMENSIA

  • PendahuluanUsia harapan hidup makin meningkat jumlah lansia meningkatProse penuaan :Faktor endogenAnatomi, fungsional, genetikLingkungan dan gaya hidup faktor eksogenProses Penuaan

  • Tahun Usia harapan hidup Persentase lansia1990 59,8 tahun 5,5 %2000 65,0 tahun 7,28%2020 71,7 tahun 11,34%Data DemografiPeningkatan usia harapan hidup akan meningkatkan jumlah lansia peningkatan demensiaPercepatan penambahan penduduk 1990 2025 = 414 %

  • Proses penuaan otak berpengaruh pada fungsi kognitifAAMI : Perlambatan dalam pemanggilan informasiMCI : - Gangguan memori tidak sesuai dengan usia dan pendidikan- Aktifitas harian masih normalDemensia:Penurunan fungsi kognisi dan gangguan neuropsikiatri yang menimbulkan gangguan dalam aktifitas harian.

  • Deteksi diniMengenal gejala demensiaMengenal faktor resikoMembedakan tipe demensia dan menentukan golongan: Reversibel :Penyebab jelas, dapat diobati: intoksikasi, defisiensi vitamin, hypo / hypertiroid, depresiIrreversibel :Dapat dihambat progresifitasnya : Alzheimer, vaskuler, degeneratif lain, trauma kapitis, infeksi

  • Definisi, gambaran klinis dan diagnosa demensia

  • Definisi Demensia Kumpulan gejala klinik dengan ciri :Gangguan memori terutama memori jangka pendek disertaisatu atau lebih gangguan kognitif lain :Gangguan bahasa / komunikasiGangguan berfikir abstrakGangguan orientasiGangguan praksisGangguan Neuropsikologi: emosi labil, agitasi,depresi, menarik diri, apatisGangguan aktifitas harian dan fungsi sosial.Tidak dapat mengambil keputusan yang tepat.Kesulitan dalam melakukan kegiatan harian.Perlu pertolongan dalam melakukan perawatan diri

  • Definisi demensia:

    Onset gradual dan terjadi penurunan fungsi kognitif berkelanjutan.

    Tidak disebabkan oleh gangguan susunan saraf atau penyebab penyakit lain yang jelas.

    Gangguan tidak terjadi pada keadaan delirium,depresi atau penyakit psikiatri lainnya.

  • Gambaran klinis yang mengarah ke demensiaGangguan kognitif: Gangguan memori:Terutama memori jangka pendekLupa nama,Lupa meletakan barang,Bertanya berulang-ulang.Memori jangka panjang masih baik,pada terganggu pada stadium lanjut

  • Gambaran klinis yang mengarah ke demensiaGangguan fungsi eksekutif:Tidak dapat melakukan pekerjaan kompleks yang sudah biasa dilakukan: memasak,mengemudi,menggunakan peralatan elektronik,komputer.Tidak dapat membuat perencanaan dan mengambil keputusan yang baik.Tidak dapat melakukan pekerjaan dalam urutan yang benar.

  • Kesulitan dalam komunikasi (berbahasa): Bicara tak lancar, percakapan sulit dimengerti, kesulitan menemukan kata

    Disorientasi : Waktu :Tidak dapat mengingat hari ,tanggal,bulan. Tempat :Tersesat dilingkungan yang sudah dikenal. Personal:Lupa wajah teman /keluarga dekat.

    Kesulitan berfikir abstrak: Mengarang ,mengerti peribahasa, tidak dapat melakukan perhitungan yang sulit.

    Salah meletakkan barang: Perhiasan dalam tempat garam.

  • Gambaran klinis yang mengarah ke demensia

    Gangguan non kognitif.Gangguan neuropsikologi:

    Wandering (berkeliaran,mengikuti terus menerus)Agresif:Verbal,fisik.Gangguan pola makan:anoreksia,bulimia,pica,Gangguan kecap.Disinhibisi:Disinhibisi sexual.

  • Vokalisasi : Bergumam,menjerit.

    Perubahan alam perasaan dan tingkah laku yang cepat tanpa alasan

    Perubahan kepribadian :pendiam, bingung, curiga, ketakutan

    Kehilangan inisiatif sangat pasif, butuh dorongan untuk melakukan pekerjaan

  • Gangguan klinis yang mengarah ke demensiaDepresi:Menyatakan depresi,tampak depresi,perubahan suasana hati,kehilangan minat.Bicara lambat,volume menurun.Aktifitas menurun,lamban,apatis.Gangguan pola tidur.Gangguan pola makan.

  • Gangguan klinis yang mengarah ke demensia:DelusiHalusinasiAnsietas EforiaIrritabilitas

  • Tipe Demensia:

    Tipe demensia berdasarkan penyebabnyaIrreversibel:AlzheimerPenyakit Infeksi :HIV,LuesTrauma KapitisParkinsonismHuntingtonPicks diseaseReversibel :VaskularPseudodemensia : depresiIntoksikasi / merokok / alkoholDefisiensi vitamin B 12

  • Tipe demensia ditentukan berdasarkan Riwayat perjalanan penyakitAkutProgresif lambatFluktuatifEtiologiUsia awitanGejala penyakit

  • Demensia Alzheimer(Alzheimer Disease / AD)

  • Demensia Alzheimer ( DA )Adalah suatu sindroma penurunan progresif kemampuan intelektual dimulai dengan gangguan memori, diikuti satu atau lebih gangguan kognisi lain :DisfasiaDispraxiaAgnosiaGangguan fungsi eksekutifGangguan visuospasialDisertai gangguan perilaku sehingga menimbulkan gangguan aktifitas harian dan fungsi sosial.

  • PatofisiologiAkumulasiSenile plaques (amiloid plaques)Neurofibrillary tangles

    Penurunan neurotransmiter: terutama Asetil kolin

  • Penurunan progresif neuron kolinergik

    Ketersediaan asetilkolin yang menurun

    Gangguan kognisi, ADL dan perilakuBartus et al., 1982; Cummings and Back, 1998, Perry et al., 1978 Defisit cholinergik mendasari gejala klinik

  • Probable DA :Klinis dan neuropsikologis menunjang DAPerburukan progresif memori, kognisi dan behaviorKesadaran baikOnset usia 40 90 thTidak ada gangguan sistemik atau otak sebagai penyebabKriteria diagnosa DA

  • Kriteria diagnosa DANINCDS - ADRDAPossible DA :Sindrom demensia tanpa gangguan neurologis, psikiatris dan sistemisOnset, presentasi atau perjalanan penyakit bervariasi dibanding Alzheimer klasikGangguan sistemik atau gangguan otak sekunder yang dapat menyebabkan demensia, tetapi dipertimbangkan bukan sebagi penyebab demensiaUntuk keperluan penelitian bila defisit kognitif berat, progresif tanpa teridentifikasi penyebab lain .

  • Diagnosa pasti :Probable demensia saat hidupPada otopsi : kelainan histopatologis khas untuk DA dengan adanya neurofibrillary tangles dan neuritic plaqueKriteria diagnosa DA

  • Stadium demensia Alzheimer:Stadium awal/ringan:Gangguan memori jangka pendek.Gangguan komunikasi ringan.Disorientasi waktu.Kesasar ditempat yang sudah dikenal.Kesulitan dalam mengambil keputusan.Kehilangan inisiatf dan motivasi.Menunjukan gejala depresi atau agresi.Tidak melakukan hobi atau bersosialisasi.

  • Stadium Demensia Alzheimer:Stadium sedang:Kesulitan dalam melakukan kegiatan harian.Gangguan memori lebih berat,tidak dapat mengingat kejadian baru,nama keluarga/teman akrab.Sering kesasar sampai hilang.Gangguan komunikasi beratPerlu bantuan dalam perawatan diri.Gangguan perilaku lebih menonjol.

  • Stadium Demensia Alzheimer:Stadium lanjut/berat:Tidak mengenal lagi keluarga atau teman dekatnya.Tidak mengenal lagi situasi lingkungannya.Kesulitan mengenal tempat dalam rumah sendiri.Gangguan perilaku berat.Kesulitan makan/minum dan inkontinens.Gangguan motorik ,kelemahan dan kekakuan ,tidak dapat keluar dari tempat tidurnya.

  • Demensia Vaskuler

  • Demensia Vaskuler:Demensia Vaskuler adalah suatu sindrom heterogen yang disebabkan oleh gangguan serebrovaskuler yng berhubungan dengan etiologi,lokasi lesi dan luasnya lesi.Manifestasi klinik menunjukan adanya defisit neurologis fokal disertai gangguan kognitif ,perilaku dan kepribadian.Mempunyai potensi untuk dicegah,disembuhkan atau dihambat progresifitasnya.

  • Etiologi vaskulerGangguan serebrovaskulerFaktor risiko vaskulerPatologi AlzheimerAtrofi otakLesi Substansia albaInfark otakGangguan kognisidemensiaFaktor HOST Usia, pendidikan, genetikErkinjuntti, 1999Patofisiologi VaD

  • Klasifikasi patofisiologi VaDLarge vessel dementiaSmall vessel dementiaHypoperfusive, hypoxic ischemic dementiaVenous infarcts dementiaHemorrhagic dementia

    Brown A, Gustaf SML, 1988

  • Mixed type DementiaAutopsy :78 % elderly patient CVD80% demented patient CVD AD with vascular risk factor AD with vascular lesions VaD and AD pathologyMixed

  • Kriteria Diagnosa VaDPROBABLE VaD

    Harus ditemukan:Tanda dan gejala demensiaBukti penyakit serebrovaskuler (CVD):defisit neurologik fokal yang konsisten dengan stroke Konfirmasi dengan CT sken atau MRIAwitan demensia 3 bulan pasca strokePerburukan fungsi kognisi mendadak atau berfluktuasi, defisit kognisi yang progresif dan bersifat stepwise.

  • Kriteria Diagnosa VaDGambaran klinis yang konsisten dengan probable VaD: Gangguan berjalan marche a petits-pas, magnetic, apraxic-ataxic atau parkinsonian gait Sering jatuh tanpa sebabGangguan berkemih urgensi Perubahan kepribadian dan suasana hati

  • Kriteria Diagnosa VaDPOSSIBLE VaDDemensia disertai defisit neurologi fokal, tetapi tanpa konfirmasi pencitraan otak Atau tidak adanya hubungan waktu yang jelas antara demensia dan strokeAtau awitan penyakit tidak jelas dengan perjalanan klinis yang bervariasi seperti plateau atau perbaikan dari defisit kognitif

  • Kriteria Diagnosa VaDDEFINITE VaD

    Kriteria klinik probable VaDKonfirmasi histopatologi penyakit serebrovaskulerAdanya neurofibrillary tangles dan neurotic plaques sesuai umurTidak ditemukan adanya gangguan klinik dan patologik lainnya yang dapat menyebabkan demensia.

  • CLINICALLY-RELEVANT SYMPTOMS OF DEMENTIAAlzheimers pathologyVascular pathologyMemory impairmentsBehavioural problemsAttentional deficitsExecutive dysfunctionConstructional problemsFluctuating consciousnessVisuo-constructional disabilitiesLanguage problems

  • Pemeriksaan DemensiaWawancara dengan pasien dan caregiverPemeriksaan fisik umumPemeriksaan neurologi umumPemeriksaan neuropsikologiPemeriksaan penunjang

  • Wawancara dilakukan terhadap penderita dan informan ( keluarga, caregiver)Terdapat penurunan fungsi kognitif,perilaku dan aktifitas harian dibandingkan dengan sebelumnyaRiwayat medik umum : Hipo / hiperthiroid Neoplasma Infeksi umum / kronik / AIDS Hipertensi Diabetes Mellitus Penyakit jantung

    Dari guideline demensia vaskuler PERDOSSI

  • RIWAYAT NEUROLOGI : Riwayat Stroke, TIA Trauma kapitis Infeksi SSP Epilepsi Tumor atau hidrosefalus

    GEJALA NEUROLOGI PENYERTA : Gangguan motorik Gangguan sensorik Gangguan berjalan dan koordinasi Nyeri kepala

  • Riwayat gangguan kognitif: awitan, evolusi dan derajat gangguan : gangguan memori gangguan orientasi ruang dan waktu gangguan wicara gangguan fungsi eksekutif gangguan kemampuan mengenal wajah orangPerubahan perilaku Gangguan pada aktifitas harian.

  • Riwayat gangguan psikiatrik :Depresi PsikosisPerubahan kepribadian, tingkah laku agresif, delusi, halusinasi, paranoid

    Perlu diketahui apakah ditemukan :Gangguan murni psikiatrikDemensia dengan gejala psikiatrik

  • Riwayat keracunan, gangguan nutrisi, obat-obatan :Intoksikasi logam berat ensefalopati dengan gangguan kognisiIntoksikasi dengan pestisida, lem, pupukAlkoholism, malnutrisi, obat psikotropik, antikolinergik

  • Riwayat keluarga :Riwayat keluarga dengan demensia ( Penyakit Alzheimer)Riwayat penyakit neurologis, misalnya Parkinsonism, Downs Syndrome

  • Pemeriksaan neuropsikologi & aktivitas fungsionalMini mental state examination (MMSE)Clock drawing test (CDT)Activity of daily living (ADL)

  • Pemeriksaan penunjang

    Laboratorium rutin yang dikerjakan berupa :1. Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi kelainan sistemik dan blood dyscrasia2. Urinalisis untuk infeksi saluran kemih dan diabetes3. Elektrolit serum untuk mendeteksi gangguan elektrolit4. Kalsium darah untuk mendeteksi hiperkalsemia, hipokalsemia5. BUN untuk mendeteksi uremia6. Fungsi hati untuk mendeteksi ensefalopati hepatik7. Hormon tiroid untuk mendeteksi hipo/hipertiroidism8. Kadar asam Folat dan Vitamin B 12 serum untuk mendeteksi defisiensi9. Absorpsi antibodi treponemal fluresen untuk mendeteksi neurosifilis dan pemeriksaan HIV pada pasien resiko tinggi hanya atas indikasi

  • Diagnostik pencitraan:CT scan/ MRI sangat membantu dan harus dilakukan bila perjalanan klinis demensia atipikal, awitan (onset) demensia dibawah 60 tahun, ada kecurigaan meningitis, hidrosefalus, riwayat tumor/kanker, riwayat pemakaian obat antikoagulan/ blood discrasia, stroke, lesi fokal, riwayat inkontinensia urine, gangguan gait pada awal demensia atau curiga hematom (trauma kapitis) sebagai penyebab demensia

  • PET (positron emission tomography) dan SPECT (single photon emission computed tomography) dapat memperlihatkan kelainan metabolik pasien Alzheimer di kedua kortek temporoparietal namun pemeriksaan ini tidak spesifik dan tidak dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin demensia.Penelitian terahir dengan PET scan dan Voxel-Based Morphometry (VBM) dapat mendiagnosa MCI maupun demensia sebelum terlihat gejala maupun tanda klinisnya.

  • Pemeriksaan neuropsikologi dan aktivitas fungsional

  • Pemeriksaan pilihan untuk demensiaTes kognisi singkat : MMSE, Clock Drawing Test, Short Blessed Test, AMTTes diagnostik : Clinical Dementia Rating (CDR), Global Deterioration Scale (GDS), CAMDEXTes Perilaku : GDS 15, NPI, Geriatric Depression Scale, Cohen Mansfield Agitation InventoryTes Fungsional: ADL / IADL, FAQ,DAD

  • MMSE Pemeriksaan penapisan yang memberikan gambaran sepintas dan objektif tentang fungsi kognisi Bukan merupakan tes diagnostik.Dapat dilakukan dalam waktu yang singkat 10-15 menit, Rentang skor 0-30

  • Titik potong MMSE 24-30Tidak ada gangguan kognisi 17-23 Probable gangguan kognisi 0-16Definite gangguan kognsi

  • A. Mini mental state examination (MMSE) Berguna dalam memperkirakan beratnya gangguan kognisi secara kuantitatif

    pemeriksaan serial dalam mendeteksi perubahan kognisiFolstein MF dkk, 1975 J Psychiatr Res 1975;12:189-198.

  • Domain kognisi yang diperiksa MMSEPertanyaan dibagi dalam 7 kategori:Orientasi waktu 5 poinOrientasi tempat 5 poinRegistrasi 3 kata 3 poinAtensi dan kalkulasi 5 poinRecall 3 kata 3 poinBahasa 8 poinKonstruksi Visual 1 poin

  • PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)Sumber: POKDI FUNGSI LUHUR PUSAT (modifikasi FOLSTEIN)

    Skor: Nilai: 24 -30: normal Nilai: 17-23 : probable gangguan kognitif Nilai: 0-16:definite gangguan kognitif

    ItemTesNilai mak.NilaiORIENTASI1Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5---2Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar)5---REGISTRASI3 Sebutkan 3 buah nama benda ( Apel, Meja, Koin), tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan3---ATENSI DAN KALKULASI4Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)5---MENGINGAT KEMBALI (RECALL)5Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas3---BAHASA6Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( pensil, buku)2---7Pasien disuruh mengulang kata-kata: namun, tanpa, bila1---8Pasien disuruh melakukan perintah: Ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai.3---9Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah Pejamkanlah mata anda1---10Pasien disuruh menulis dengan spontan1---11Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini 1--- Total30---

  • PEJAMKAN MATA ANDA

  • Kelebihan MMSEPaling banyak dipakai saat ini Konsistensi interna: baikTest-retest reliability: baikValiditas: sensitivitas & specifisitas tinggiBerkolerasi baik dengan Clock Drawing Test (CDT)Kekurangan MMSE

    Dipengaruhi oleh: umur, pendidikan dan budayaTidak dapat menilai gangguan emosi,kepribadian maupun psikiatrik

  • Tes yang sensitif dalam membedakan lansia normal dari pasien demensia Alzheimer Sensitif menilai kemampuan visuospasial dan kontruksional praksis Menilai kemampuan konsep waktu, angka dan hubungan waktu dan angkaDapat membedakan kelainan konstruksional dan konseptual

    Am Geraitr Soc.1992;40:579-584J Am Geraitr Soc. 1992;40:1095-1099.B. Clock Drawing Test (CDT)

  • InstruksiLetakan sehelai kertas dan sebuah pensil (tanpa penghapus) di hadapan pasien .Katakan, Gambarkan sebuah jam dinding bulat berikut angka-angkanya dalam posisi yang benarSetelah selesai digambar, katakan Gambarlah jarum jam yang menunjukkan pukul sebelas lewat sepuluh menit

  • Penilaian Metode 4-Poin (Nolan KA, Mohs RC, 1994)

  • Gangguan konstruksional vs. konseptualJika pasien tidak dapat menggambar jam, berikan kepadanya gambar jam dinding bulat dengan jarum jam menunjukkan pukul 11.10, suruh dia baca dan kemudian menggambar

  • Identifikasi adanya unilateral neglect atau hemianopsi jika kedua jarum jam berada pada belahan waktu yang berbeda ,lengkung jam hanya pada satu sisi.Cut-off score bersifat subjektif dan tidak mutlak Penelitian dr Yani (Bandung 2006) : skor < 3 indikasi adanya gangguan kognisiSkor yang rendah indikasi perlunya evaluasi kognisi lebih lanjut Interpretasi CDT

  • Correlation between ADL and MMSE An integrated approach to the management of AD. Eur J Neurol.5 (suppl 4). S9-17

  • Clock Drawing Test dan MMSE

  • Activity of daily living(ADL) Wawancara terhadap keluarga pasien Menilai kemampuan pasien melakukan aktivitas keseharianYang dinilai adalah kemampuan kognisi dalam melakukan aktivitas bukan karena kecacatan fisik terutama pada pasien paska stroke

  • Activity of Daily Living (ADL)Sumber: Katz S, Akpom CA. Index of Independence in ADL. MedCare 1976;14:116-18 Nilai ketergantungan pada bantuan:0: tidak perlu/ mandiri1: sedikit membutuhkan bantuan 2: banyak membutuhkan bantuan / ketergantungan penuh

    NoAktivitasKetergantungan0121Makan0122Mengenakan dan melepaskan pakaian0123Menyisir rambut dan bercukur0124Berjalan0125Turun dan naik ke tempat tidur0126Mandi0127Ke kamar mandi (toileting)0128Membutuhkan bantuan untuk belanja, mandi, pekerjaan rumah dan/atau pergi keluar0129 Inkontinensia skor 0: bila tidak pernah, skor 1 bila: 1-2x/minggu, skor 2 bila > 3 minggu012Total skor ADL

  • Skala Depresi Geriatrik 15Untuk menilai adanya depresi pada pasien,baik depresi berdiri sendiri atau sebagai bagain dari demensiaAdanya depresi dapat mempengaruhi performa tes kognisi

  • SKALA DEPRESI GERIATRIK 15 (Yesavage)Pilihlah jawaban yang paling tepat, yang sesuai dengan perasaaan anda dalam satu minggu terakhir. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ? Ya TIDAKApakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau kesenangan anda? YA TidakApakah anda merasa kehidupan anda kosong? YA TidakApakah anda sering merasa bosan? YA TidakApakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Ya TIDAKApakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? YA TidakApakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda? Ya TIDAKApakah anda sering merasa tidak berdaya YA TidakApakah anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluardan mengerjakan sesuatu yang baru? YA idakApakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda dibanding kebanyakan orang? YA Tidak Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan Ya TIDAKApakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini? YA TidakApakah anda merasa anda penuh semangat? Ya TIDAKApakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan YA TidakApakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari pada anda? YA Tidak

    Skor: Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan huruf besarSetiap jawaban bercetak tebal dan berhuruf besar mempunyai nilai 1Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresiSkor 10 atau lebih menunjukkan depres

  • Penatalaksanaan demensia

  • Terdiri dari : Farmakologik Non-farmakologikBersifat individual, tergantung dari: Jenis demensia Stadium demensia Sosioekonomi

    Tatalaksana pasien demensia

  • Terapi farmakologi Terapi kausal : terapi terhadap faktor resiko disease modifying factor Terapi simptomatik : perbaikan fungsi kognisi memperlambat progresifitas gangguan neuropsikiatri

  • Terapi kausal :Sampai saat ini belum adaDisease modifying factor:NSAIDAntioksidanEstrogenGingkobilobaNeuroprotectan

  • Terapi simptomatik

    Acethylcholin esterase inhibitor dan butirylcholin esterase inhibitor:Rivastigmin:Dosis titrasi 3-12 mg/hari.

    Acethylcholin esterase inhibitor:Donepezil HCl:Dosis 5-10 mg/hari.Galantamin :Dosis titrasi 8-16 mg/hari.

  • Small J, 2005 AD: Effects of rivastigmine on cognitive at 5 years

  • VaD: Effects of rivastigmine on executive function at 22 monthsMoretti. J Neurol Sci, 2004 ImprovementDeteriorationChange in RSS score vs baseline over time138121622Months** p < 0.01 vs controls and p < 0.05 vs baseline-10-8-6-4-2024Rivastigmine 6 mg/dayControls

  • Terapi non farmakologik

    Intervensi terhadap pasien : orientasi realitas:Menunjukan hal yang benar. stimulasi kognisi:Latih,ulang,perhatikan,asosiasikan. reminisance:Menggali ingatan masa lalu. olah raga:Gerak menyilang garis tengah.konsentrasi.Terhadap caregiver: edukasi:Asuhan keperawatan yang tepat.Mempelajari tanda dan gejala gangguan penderita. konseling:Masalah perawatan,kebutuhan pribadi.Beri waktu istirahat yang cukup dan rekreasi.

  • Intervensi lingkungan : tata ruang:sederhana,aman,susunan tidak sering berubah. fasilitasi aktivitas:Disertakan dalam acara keluarga.terapi cahaya:Siang hari ditempat terang.

    Penyediaan tempat perawatan khusus : day care nursing home respite center

  • TERAPI GANGGUAN PERILAKU

    Farmakologis :

    Depresi anti depresan Gol SSRI fluoxetineparoxetinefluroxaminesertraline

    Ansietas : ansiolitik

    Agitasi : neuroleptik atipikal risperidon, olanzepin,quetiapin neuroleptik tipikal haloperidol

  • Non Farmakologis

    Ansietas / agitasi : lingkungan rumah yang tenang dan aman tanggapi pasien dengan sabar dan penuh kasih sayang aktivitas konstruktif untuk penyaluran agitasi hindari minuman berkafein (kopi, teh) pada sore dan malam hari

  • Gangguan tidur : perbanyak aktifitas disiang hari hindari tidur siang pencahayaan yang tinggi disiang hari jadwal tidur harus tetap

    Sun dawning malam hari gelisah karena kesulitan orientasi

    Wondering / keluyuran : lindungi dan sediakan pilihan untuk penyaluran energi keamanan : tanda pengenal

  • Aspek medikolegal Terutama pada pasien demensia beratDimana terdapat gangguan fungsi kognisi berat : tak dapat mengatur keuangan dan masalah hukum perwalian terbatas atau penuh

  • KESIMPULAN

    Deteksi dini demensia perlu dilakukan di pelayanan primer sehingga dapat diberikan penatalaksanaan dini untuk mencegah, menghambat progresivitas bahkan menyembuhkan.

    Jika terdapat keraguan dapat dilakukan rujukan ke pusat yang lebih lengkap.

  • Pada deteksi dini perlu dilakukan : - wawancara terhadap pasien dan caregivernya mengenai adanya tanda atau keluhan gangguan kognitif, riwayat penyakit umum dan neurologis yang dapat menjadi faktor resiko demensia.

    - pemeriksaan umum, neurologis berguna untuk menentukan etiologi demensia dan pemeriksaan neuropsikologis dilakukan sebagai penapisan dan konfirmasi diagnosa demensia.

  • Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *The cholinergic deficit in AD underlies the clinical symptomatology

    Acetylcholine (ACh) is needed in sufficient amounts for maintaining proper neurotransmission. Reduction in ACh is the most predominant neurotransmitter deficit found in AD.

    The progressive loss of ACh available for neurotransmission has been correlated with the cognitive deficits found in AD patients (Perry et al.,1978).

    These findings have led to the formulation of the cholinergic hypothesis of AD (Bartus et al., 1982), which proposes that the cognitive deficits of AD are related to the observed decrease in central cholinergic activity and that increasing intrasynaptic ACh could enhance cognitive function and clinical well being.

    Furthermore, cholinergic deficits in the limbic and paralimbic structures may contribute to the development of certain behavioural abnormalities seen in AD (Cummings and Back, 1998).

    Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Rivastigmine membebaskan stres pengasuh- sauatu manfaat yang penting yd dpt membantu pengasuh untuk mengatasi dan memperlambat institusionalisasi Spt dijelaskan pd 3 slide sebelumnya, rivastigmine memberikan manfaat klinis dalam kaitan dengan kognitif, perilaku dan fungsional pada pasien dengan VaD. Perbaikan ini dan relevansi klinis tsb terrefleksi dalam penurunan stres pengasuh. Pada studi yg dilaporkan oleh Moretti, stres pengasuh yang diukur dg menggunaka RSS (Relative Stres Scale) secara klinis menurun pada paisen yg menerima rivastigmine 6mg/hr selama 22 bulan. Analisa korelasi Spearmans rank mengindikasikan bahwa baik MMSE dan skor NPU berkorelasi dengan stres pengasuh selama 22 bulan baik pada kedua kelompok tsb). Oleh karena itu, rivastigmine tidak hanya memperbaiki gejala pada pasien yang menderita VaD namun juga mengurangi stres pengasuh- suatu manfaat penting yang dapat membantu pengasuh mengatasi dan memperlambat institusionalisasi pasien.

    1Moretti R et al. J Neurol Sci submitted; 2Moretti R et al. Curr Ther Res in press; 3Freo U et al. Presented at the 2nd International Congress on Vascular Dementia, Salzburg, Austria, 2002.Efficacy of Rivastigmine in VaD Caregiver StressDeteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *Deteksi dini gangguan kognisi/demensia di pelayanan kesehatan primer, Bandung, 10 Juni 2006 *