Case Ujian (Repaired)
-
Upload
yenyenawoendepranjunior -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
Transcript of Case Ujian (Repaired)
UJIAN
SKIZOFRENIA PARANOID
Disusun oleh:
Putri Marliani, S.Ked
NIM : 70 2008 009
PENGUJI : dr. Farah Shafitry Karim, Sp.KJ
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT dr. ERNALDI BAHAR PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2013
1
BAB I
STATUS PENDERITA
I. Identifikasi Penderita
Nama : Nn. D
Usia : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Suku / Bangsa : Sumatera / Indonesia
Pendidikan : Tamat Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Desa Kerinjing Dusun II Tanjung Raja, Ogan Ilir
Datang ke RS : Jum’at, 8 Februari 2013
Cara ke RS : Diantar keluarga
Tempat Pemeriksaan : Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Bangsal Kenanga
RS. dr. Ernaldi Bahar Palembang
II. Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri diperoleh dari:
1. Autoanamesis
a. Jum’at, 8 Februari 2013
b. Kamis, 14 Februari 2013
c. Selasa, 19 Februari 2013
2. Alloanamnesis ( Ilma, 49 tahun, ibu penderita)
a. Jum’at, 8 Februari 2013
2.1. Sebab Utama
Penderita meresahkan tetangga dengan masuk ke rumah tetangga
dan membersihkan rumah tersebut tanpa izin sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit.
2
2.2. Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang lebih 2 bulan sebelum masuk rumah sakit penderita pulang
ke Indonesia dari bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di
Taiwan. Penderita pulang karena kontrak kerjanya di Taiwan sudah
habis. Penderita tidak memperpanjang kontrak karena tidak mau lagi
bekerja di luar negeri. Sejak pulang dari Taiwan tersebut, penderita
mengalami perubahan perilaku. Penderita menjadi lebih sensitif dan
mudah tersinggung dengan tetangga sekitar lingkungannya. Penderita
merasa bahwa tetangga membenci penderita dan memusuhi penderita,
serta sering membicarakan dirinya. Penderita juga mulai bertingkah aneh
di rumah. Penderita terkadang mengoceh sendiri. Penderita mengoceh
mengatakan bahwa dunia ini sebentar lagi akan kiamat. Penderita juga
terkadang menangis sendiri. Apabila ditanya keluarga, penderita
mengatakan menangis karena penderita merasa dirinya banyak dosa dan
penderita harus banyak beribadah untuk menghapus dosanya. Penderita
sering tidak bisa tidur di malam hari. Apabila tidak bisa tidur penderita
akan mondar mandir di dalam rumah sepanjang malam. Nafsu makan
penderita tidak terganggu. Penderita masih bisa beraktivitas seperti biasa
dan masih mau mengurus diri sendiri.
Kurang lebih 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita
mengatakan bahwa dirinya mendapat wahyu dari Allah SWT. Penderita
mengatakan mendapat seperti cahaya dan setelah itu penderita bisa
membaca pikiran orang lain. Penderita semakin sering mengoceh sendiri,
menagis sendiri, dan sekarang bahkan tertawa sendiri. Apabila
ditanyakan mengapa tertawa, penderita akan tertawa semakin keras.
Tidur penderita semakin terganggu. Penderita tidak bisa tidur sama
sekali. Penderita mengatakan tidak bisa tidur karena ada bisikan-bisikan
yang mengganggunya. Bisikan tersebut seperti suara perempuan yang
mengatakan bahwa penderita banyak dosa. Nafsu makan penderita mulai
terganggu, penderita terkadang tidak mau makan. Penderita masih mau
mengurus diri sendiri.
3
Kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, ayah penderita
meninggal dunia karena sakit. Penderita menjadi semakin aneh. Penderita
tidak mau pulang ke rumah. Walaupun ayah penderita meninggal,
penderita hanya berdiri melihat kerumunan orang dari rumah tetangga.
Penderita tidak mau sama sekali menginjak rumah tersebut karena
menurut penderita rumah tersebut tidak bersih. Rumah tersebut penderita
beli dengan uang yang tidak bersih. Uang tersebut didapatkan oleh
penderita saat penderita sedang tidak sholat. Penderita juga tidak mau
memakai barang-barang yang dibelinya ketika menjadi TKW. Penderita
mandi dan beristirahat di masjid. Penderita mulai meresahkan lingkungan
dengan masuk ke rumah tetangga dan membersihkan rumah tetangga
tanpa izin. Penderita mengatakan rumah tetangga ini milik Allah SWT.
dan penderita adalah makhluk ciptaan Allah SWT. sehingga penderita
juga berhak masuk di rumah tetangga tersebut. Penderita tidak bisa tidur
dan keluyuran saat malam hari. Penderita juga tidak mau makan dan
minum sama sekali karena penderita mengatakan harus puasa setiap hari
untuk menebus dosa-dosa penderita. Penderita masih mau mengurus diri
sendiri. Penderita juga menjadi takut terlambat sholat, padahal belum
waktunya sholat tetapi penderita sudah melaksanakan sholat. Penderita
juga selalu membawa Al-qur’an.
Setelah 5 hari mendapatkan perawatan di RS dr. Ernaldi Bahar
Palembang. Penderita mengatakan tidak lagi mendengar suara-suara yang
mengganggunya. Akan tetapi penderita masih ingin berpuasa tiap hari.
Penderita mengatakan kepada pemeriksa bahwa pemeriksa tidak
mengetahui dosa penderita, penderita harus berpuasa setiap hari untuk
menebus dosa-dosanya. Penderita meminta pemeriksa memberikan izin
untuk berpuasa dan mencarikan solusi bagaimana agar penderita biasa
puasa saat meminum obat. Saat diwawancara mencari tahu penyebab
penderita merasa sangat berdosa, penderita mau menceritakan
peneybabnya. Penderita mengatakan penderita pernah punya pacar 2
tahun yang lalu saat bekerja di Taiwan dan penderita pernah melakukan
4
hubungan intim diluar nikah. Penderita ternyata hamil dan akhirnya
menggugurkan kandungannya secara diam-diam.
Setelah 11 hari mendapatkan perawatan di RS dr. Ernaldi Bahar
Palembang. Penderita mengatakan tidak mau berpuasa setiap hari lagi.
Penderita mengatakan puasa itu bisa senin kamis saja. Penderita juga
mengatakan bahwa penderita membaca Al-qur’an dan di dalamnya ada
ayat yang mengatakan Allah SWT. itu Maha Pengampun, jadi penderita
masih bisa diampuni Allah dengan bertobat sungguh-sunguh di jalan
Allah SWT. Penderita bisa pulang kerumah karena penderita akan sholat
di rumah dan berpuasa sehingga rumahnya bisa kembali suci.
2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
A. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya (-)
B. Riwayat Trauma Kepala (-)
C. Riwayat Kejang/ Epilepsi (-)
D. Riwayat Alergi Obat (-)
E. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol disangkal
F. Riwayat Penyakit Sistemik :
1. Riwayat hipertensi (-)
2. Riwayat tumor otak (-)
3. Riwayat nyeri kepala (-)
4. Riwayat demam lama (-)
5. Riwayat DM (-)
6. Riwayat asma (-)
2.4. Riwayat Kehidupan Pribadi
A. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan tidak ada gangguan kesehatan, dilahirkan
normal saat usia kehamilan 9 bulan, dilahirkan di rumah dukun.
5
B. Masa Kanak-kanak (0-3 tahun)
Tumbuh kembang penderita sama dengan anak sebayanya.
Penderita diurus oleh kedua orang tuanya sejak kecil.
C. Masa Pertengahan (3-11 tahun)
Penderita tumbuh seperti anak seusianya. Penderita merupakan
anak yang ramah dan mudah bergaul. Penderita memiliki banyak
teman dan aktif dalam kegiatan sosial.
D. Masa Kanak Akhir dan Remaja
Penderita tumbuh seperti anak seusianya. Penderita berubah
menjadi anak pendiam. Penderita juga sering murung dan melamun.
Penderita tidak mau melakukan interaksi dengan orang-orang sekitar.
Penderita cenderung menaruh curiga orang lain. Penderita terkadang
merasa orang lain mengejek dirinya.
E. Masa Dewasa
1. Riwayat pendidikan
Penderita sekolah sampai tamat Sekolah Menengah Atas
(SMA).
2. Riwayat pekerjaan
Penderita sekarang tidak bekerja lagi sejak 2 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Sebelumnya penderita sempat bekerja sebagai
Tenaga Kerja Wanita (TKW) selama kurang lebih 9 tahun.
Penderita bekerja selama 2 tahun di Arab Saudi sebagai pembantu
rumah tangga, selama 2 tahun di Malaysia sebagai pegawai salon,
dan selama 5 tahun di Taiwan. Selama di Taiwan penderita bekerja
selama 3 tahun sebagai pembantu rumah tangga dan 2 tahun
sebagai pengasuh orang tua.
3. Riwayat pernikahan
Penderita belum menikah.
6
4. Agama
Penderita beragama islam dan semenjak sakit penderita
menjadi lebih giat beribadah daripada sebelumnya. Penderita
menjadi lebih rajin sholat dan puasa tiap hari.
5. Aktivitas sosial
Menurut ibu penderita, penderita adalah anak yang baik,
penurut dan penyayang. Penderita sejak remaja menjadi anak yang
pendiam. Penderita juga sering murung dan melamun. Penderita
tidak mau melakukan interaksi dengan orang-orang sekitar.
Menurut ibu penderita, penderita cenderung menaruh curiga orang
lain. Penderita terkadang merasa orang lain mengejek diriya.
Padahal terkadang tetangga itu malah menyapa penderita.
6. Riwayat keluarga
Penderita merupakan anak ketiga dari 7 bersaudara, memiliki 2
orang kakak perempuan, 2 orang adik perempuan, dan 2 orang adik
laki-laki. 1 orang kakak perempuan penderita sudah meninggal
dunia dikarenakan sakit ketika masih kecil. Ayah penderita baru
saja meninggal sekitar kurang lebih 2 minggu sebelum penderita
masuk rumah sakit. Tidak terdapat anggota keluarga penderita yang
memiliki gangguan jiwa yang sama.
: Penderita, 29 tahun.
7. Situasi kehidupan sekarang
Sekarang penderita tinggal dengan ibu dan 4 orang adik
penderita. Status ekonomi penderita menengah ke bawah.
7
8. Persepsi penderita tentang diri dan lingkungannya
Penderita merasa dirinya tidak sakit. Penderita Penderita
merasa bahwa tetangga membenci penderita dan memusuhi
penderita, serta sering membicarakan dirinya. Penderita
mengatakan bahwa dunia ini sebentar lagi akan kiamat. Penderita
merasa dirinya banyak dosa dan penderita harus banyak beribadah
untuk menghapus dosanya. Penderita mengatakan bahwa dirinya
mendapat wahyu dari Allah SWT. dan bisa membaca pikiran orang
lain.
9. Persepsi keluarga tentang diri penderita
Menurut ibu penderita, penderita adalah anak yang baik,
penurut dan penyayang. Penderita sejak remaja menjadi anak yang
pendiam. Penderita juga sering murung dan melamun. Penderita
tidak mau melakukan interaksi dengan orang-orang sekitar.
Menurut ibu penderita, penderita cenderung menaruh curiga orang
lain. Penderita terkadang merasa orang lain mengejek diriya.
Padahal terkadang tetangga itu malah menyapa penderita.
10.Riwayat pelanggaran hukum
Penderita tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran
hukum maupun berurusan dengan pihak berwajib.
III. Pemeriksaan Status Mental
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 8 Februari 2013
3.1. Gambaran Umum :
A. Penampilan
Penderita berjenis kelamin perempuan berusia 29 tahun dengan
penampilan sesuai dengan usia. Pada saat wawancara penderita
menggunakan pakaian muslimah dan jilbab panjang berwarna hijau
8
serta menggunakan kaus kaki berwarna putih dan sandal berwarna
hitam. Perawatan diri cukup baik.
B. Perilaku dan Akitivitas psikomotor
Selama wawancara penderita duduk dengan gelisah di kursi.
Kontak mata penderita dengan pemeriksa cukup, emosinya labil.
C. Sikap terhadap pemeriksa
Penderita cukup kooperatif dalam bercerita dan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa, tetapi penderita terkadang
malas menjawab pertanyaan dan berkata ingin sholat ashar karena
sebentar lagi adzan. Saat sedang diwawancara, penderita sempat kabur
untuk sholat selama kurang lebih setengah jam dan kembali lagi ke
IGD.
3.2. Mood dan afek
A. Mood : iritabel
B. Afek : tidak sesuai (inappropriate)
C. Keserasian : serasi dalam hal pikiran, perasaan, dan perilaku
3.3. Pembicaraan
Bicara lancar, spontan, jumlah cukup, volume suara cukup, intonasi
terkadang naik dan terkadang turun, artikulasi jelas dan isi pembicaraan
terkadang tidak bisa dimengerti.
3.4. Gangguan Persepsi
Dari hasil wawancara didapatakan halusinasi auditorik (+) dan
halusinasi visual (+).
9
3.5. Pikiran
A. Bentuk pikiran
1. Produktivitas : Pikiran yang cepat dan menjawab dengan
cepat
2. Kontinuitas : Normal
3. Hendaya berbahasa : Tidak ada
B. Isi pikiran
Ditemukan waham curiga (+), waham kebesaran (+), waham
agama (+), dan waham menyalahkan diri sendiri (waham berdosa) (+)
III.6. Sensorium dan kognitif
A. Taraf kesadaran : Compos mentis, kesiagaan baik.
B. Orientasi
1. Waktu : Baik, penderita dapat membedakan waktu saat pagi,
siang dan malam.
2. Tempat : Baik, penderita mengetahui bahwa dirinya berada di
rumah sakit, tetapi tidak mengetahui dimana persisnya.
3. Personal : Baik, penderita dapat mengenali dokter pemeriksa, koas,
perawat
C. Daya ingat
1. Jangka Panjang :
Baik penderita dapat mengingat keluarga besarnya.
2. Jangka sedang :
Baik, penderita dapat mengingat dengan siapa ia datang ke RS.
dr. Ernaldi Bahar Palembang.
3. Jangka pendek :
Baik, penderita dapat mengingat kemana ia pergi sebelum
dibawa ke RS ERBA Palembang.
10
4. Jangka Segera :
Baik, penderita tidak mengalami kesulitan untuk mengulang 6
angka maju dan selanjutnya mundur.
D. Konsentrasi dan perhatian
Baik, penderita tidak mengalami kesalahan saat melakukan
pengurangan 100-7 dan seterusnya.
E. Kemampuan membaca dan menulis
Penderita dapat membaca dan menulis.
F. Kemampuan visuospasial
Baik, penderita dapat mengambarkan arah perjalanannya dari
rumah sampai ke rumah sakit.
G. Pikiran abstrak
Baik, penderita dapat menyebutkan perbedaan dan dan
persaamaan pena dan pensil, dan mengartikan peribahasa sederhana
yang diberikan oleh pemeriksa “Tak ada gading yang tak retak”
maupun peribahasa lain.
H. Intelegenesia dan kemampuan informasi
Baik, penderita dapat menjawab dengan benar nama presiden RI
dan nama presiden pertama RI.
I. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, penderita masih bisa berpakaian serta masih dapat makan,
minum, dan mandi sendiri.
III.7. Pengendalian impuls
Selama wawancara yang penderita tidak dapat mengendalikan diri
dan berperilaku. Penderita kabur sesukanya dan kembali lagi sesukanya.
11
III.8. Daya Nilai dan tilikan
A. Daya Nilai Sosial
Baik, penderita bersikap sopan terhadap dokter, koas, perawat
dan seluruh penghuni bangsal kenanga.
B. Penilaian Realita
Terganggu, karena penderita kurang mampu membedakan
antara hal yang nyata dan tidak nyata.
C. Tilikan
Derajat 1, penderita menyangkal menderita penyakit.
III.9. Reliabilitas
Secara umum, dapat dipercaya baik alloananmnesis maupun
autoanamnesis.
IV. Pemeriksaan Diagnosa Lebih Lanjut
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 8 Februari 2013.
4.1. Status Interna
A. Keadaan Umum : Baik
B. Kesadaran : Compos Mentis
C. Status Gizi : terlihat cukup
D. Tanda Vital
1. TD : 120/80 mmHg
2. Pulse : 90x/menit
3. RR : 20x/menit
4. Suhu : 36,50 C
D. Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
E. Thorax
1. Cor : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
12
2. Pulmo : Vesikuler kiri dan kanan, wheezing dan rhonki (-)
F. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, bising usus normal
G. Ekstrimitas : Akral hangat, capillary refill time <2”, edema (-)
H. Kulit : dalam batas normal
4.2. Status Neurologis
A. GCS 15
1. E : membuka mata spontan (4)
2. V : berbicara spontan (5)
3. M : gerakan sesuai perintah (6)
B. Tanda Rangsangan Meningeal : Negatif
C. Tanda efek ekstrapiramidal : Tidak ada tremor, bradikinesia (-), dan
rigiditas (-)
D. Motorik : 5/5/5/5
E. Sensorik : Baik
F. Refleks fisiologis : normal
G. Refleks patologis : tidak ditemukan refleks patologis
V. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Berdasarkan wawancara didapatkan informasi bahwa penderita seorang
perempuan berusia 29 tahun, agama islam, suku Sumatera, tidak bekerja lagi
dan masih tinggal serumah dengan ibu dan 4 orang adik, status belum
menikah. Penderita dirawat dengan keluhan meresahkan tetangga dengan
masuk ke rumah tetangga dan membersihkan rumah tersebut tanpa izin sejak
2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Pada pemeriksaan status mental pada tanggal 8 Februari didapatkan
seseorang perempuan, penampilan sesuai dengan usia, berbadan kurus,
perawatan diri cukup. Perilaku dan aktivitas psikomotorik penderita selama
wawancara penderita duduk dengan gelisah di kursi. Kontak mata penderita
dengan pemeriksa cukup, emosinya labil. Sikap terhadap pemeriksa cukup
kooperatif dalam bercerita dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
pemeriksa, tetapi penderita terkadang malas menjawab pertanyaan dan
13
berkata ingin sholat ashar karena sebentar lagi adzan. Saat sedang
diwawancara, penderita sempat kabur untuk sholat selama kurang lebih
setengah jam dan kembali lagi ke IGD.
Mood iritabel, afek inappropriate, pembicaraan dengan afek tidak
sesuai. Pada gangguan persepsi ditemukan halusinasi auditorik dan halusinasi
visual. Bentuk pikiran non realistik, isi pikir waham curiga, waham
kebesaran, waham agama, dan waham menyalahkan diri sendiri (waham
berdosa), RTA terganggu dengan tilikan derajat satu. Pada pemeriksaan fisik
Interna dan pemeriksaan yang lain tidak ditemukan kelainan.
VI. Formulasi Diagnosis
Aksis I :
Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,
pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang
secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan
hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian
berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami
suatu gangguan jiwa.
Selain itu, berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien
tidak pernah mengalami trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara
fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala
gangguan jiwa. Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat
disingkirkan (F00-09). Pada pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan
alkohol atau zat psikoaktif sebelum timbul gejala penyakit yang
menyebabkan perubahan fisiologis otak, sehingga kemungkinan adanya
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat
disingkirkan (F10-19).
Pada pasien terdapat adanya gangguan dalam penilaian realita karena
adanya psikopatologi gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik dan
visual. Gangguan isi pikir yaitu waham curiga, waham kebesaran, dan
waham agama, dan waham menyalahkan diri sendiri (waham berdosa). Juga
14
tidak pernah mengalami perasaan sedih atau senang yang berlebihan dan
menetap dalam periode tertentu. Gejala tersebut dialami pasien selama
kurang lebih 2 bulan, sehingga dapat digolongkan kedalam gangguan
psikotik kelompok skizofrenia (F20), maka berdasarkan PPDGJ III
ditegakkan diagnosis untuk aksis I adalah Skizofrenia Paranoid (F20.0).
Aksis II
Pada penderita ini didapatkan informasi yang bermakna dari riwayat
premorbid, riwayat kehidupan pribadi pada masa kanak, remaja, dan dewasa
yaitu penderita berubah menjadi anak pendiam pada masa remaja. Penderita
juga sering murung dan melamun. Penderita tidak mau melakukan interaksi
dengan orang-orang sekitar. Penderita cenderung menaruh curiga orang lain.
Penderita terkadang merasa orang lain mengejek dirinya sehingga untuk
aksis II F 60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid.
Aksis III
Pada penderita ini berdasarkan anamnesis tidak didapatkan bahwa
penderita memiliki riwayat penyakit dan pada pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan sehinggga untuk aksis III tidak ada diagnosis.
Aksis IV
Pada penderita untuk aksis IV yaitu Masalah berkaitan dengan
lingkungan sosial.
Aksis V
GAF pada saat MRS adalah 50-41, gejala berat (serious), disabilitas
berat.
VII. Diagnosis Multiaksial
Aksis I : F.20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : F60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid
15
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial.
Aksis V : GAF 50-41 (saat masuk RS)
VIII. Daftar Masalah
8.1. Organobiologik
A. Tidak ada faktor genetik gangguan kejiwaan.
B. Tidak ada faktor kerusakan dan disfungsi otak yang menyebabkan
gangguan kejiwaan.
8.2. Psikologik
A. Mood : iritabel
B. Afek : inappropriate
C. Keserasian : Sesuai
D. Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik (+)
E. Isi Pikir : waham curiga, waham kebesaran, waham
agama, dan waham menyalahkan diri sendiri (waham berdosa)
F. RTA : Terganggu
G. Tilikan : Derajat 1
8.3. Lingkungan dan Sosioekonomi
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit penderita,
gejala-gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan lainnya. Selain itu,
masalah lingkungan sosial, bagaimana hubungan penderita dengan para
tetangganya. Sekarang penderita tinggal dengan ibu dan 4 orang
adiknya. Status ekonomi penderita menengah ke bawah.
IX. Prognosis
9.1. Ad vitam : dubia ad bonam
9.2. Ad Sanationam : dubia ad bonam
9.3. Ad Fungsionam : dubia ad bonam
16
X. Rencana Terapi
10.1. Psikofarmaka
A. Anti psikotik atipikal golongan benzis oxazole
Risperidone 2 x 2 mg
B. Anti ekstrapiramidal untuk efek samping antipsikotik
Triheksifenicil (THP) 2x2 mg (apabila diperlukan)
10.2. Psikoterapi
A. Memberikan pengertian dan penjelasan kepada penderita yang
tentang keadaan penderita, bahwa penderita harus teratur minum
obat dan kontrol ke dokter sebelum obat habis.
B. Menyarankan penderita untuk mengikuti kegiatan yang positif,
misalnya pengajian di lingkungan sekitar guna menjalin hubungan
penderita dengan tetangga dan agar penderita mengetahui mengenai
ajaran Islam yang benar.
C. Memberitahu penderita bahwa rumah yang penderita beli merupakan
hasil keringat penderita jadi rumah tersebut berhak dihuni. Apabila
penderita merasa masih kotor, penderita bisa membersihkannya
dengan bersedekah kepada orang tidak mampu.
D. Memotivasi penderita bahwa penderita bisa mencari pekerjaan lain
tanpa harus menjadi TKW, misalnya berjualan sehingga penderita
bisa membantu ekonomi keluarga.
E. Memberikan penjelasan kepada keluarga mengenai penyakit yang
dialami penderita. Sehingga keluarga bisa mendukung proses terapi
dengan mengawasi penderita minum obat dan mencegah
kekambuhan dengan mengajak penderita kontrol teratur ke dokter
sebelum obat habis.
XI. Pandangan Islam
Allah memberikan ujian berupa penyakit dan memberikan tuntunan
dalam Islam untuk menyikapinya.
17
"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan
Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang
menggugurkan daun-daunnya." ( HR. Bukhari no 5660 dan Muslim no.2571)
Allah menganjurkan manusia untuk berobat sebagaimana dari hadits
riwayat Bukhari, bahwa Rasulullah bersabda,
“Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan
juga obat untuk penyakit itu.” (HR Bukhari no.5678)
18
BAB II
DISKUSI
Diagnosis skizofrenia paranoid ditegakkan atas dasar adanya gangguan
persepsi halusinasi auditorik dan visual serta gangguan isi pikir berupa waham
curiga, waham kebesaran, waham agama, dan waham menyalahkan diri sendiri
(waham berdosa), hal ini telah berlangsung sekitar 2 bulan yang lalu.
Pengobatan pada penderita ini dipilih risperidone dengan dosis awal 2 mg
diberikan 2 kali perhari. Karena risperidon merupakan obat antipsikotik atipikal
dengan efek samping yang minimal.
Indikasi pemberiannya adalah terapi pada skizofrenia akut dan kronik serta
pada kondisi psikosis yang lain, dengan gejala-gejala tambahan (seperti;
halusinasi, delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa permusuhan) dan atau
dengan gejala-gejala negatif yang terlihat nyata (seperti; blunted affect, menarik
diri dari lingkungan sosial dan emosional, sulit berbicara). Juga mengurangi gejala
afektif (seperti; depresi, perasaan bersalah dan cemas) yang berhubungan dengan
skizofrenia. Aktivitas antipsikosis diperkirakan melalui hambatan terhadap
reseptor serotonin dan dopamine.
Pemberian obat-obatan antipsikotik diberikan dari dosis terkecil yang
menimbulkan efek terapeutik, dalam hal ini pemberian Risperidone yaitu :
- 2 mg/hari, 1-2 x sehari, jika belum ada perbaikan, dinaikkan menjadi
- 4 mg/hari, 1-2 x sehari, jika belum ada perbaikan, dinaikkan menjadi
- 6 mg/hari, 1-2 x sehari. Dosis umum Risperidon adalah 3-6 mg per hari.
Trihexylphenidil diberikan apabila terjadi efek samping ekstrapiramidal.
Dosis rentang harian umum untuk mengobati gejala ekstrapiramidal yang
diinduksi obat 5-15 mg. Semua antagonis reseptor dopamin berkaitan dengan efek
samping ekstra piramidal. Hal ini disebabkan karena berkurangnya aktivitas
dopamin pada ganglia basalis, yang diakibatkan karena afinitasnya terhadap
reseptor D2.
Selain menggunakan terapi psikofarmaka, penderita juga ditunjang dengan
psikoterapi. Psikoterapi suportif berujuan agar penderita merasa aman, diterima,
19
dan dilindungi. Psikoterapi suportif dapat diberikan pada penderita yang
mengalami gangguan proses kognitif, gangguan dalam penilaian realita, gangguan
proses pikir, serta adanya gangguan dalam melakukan hubungan dengan orang
lain.
Prognosis penderita ini adalah dubia ad bonam dan gejala ini bisa berulang
apabila penderita tidak kontrol dan minum obat teratur. Bila penderita taat
menjalani terapi, adanya motivasi penderita untuk sembuh, serta adanya dukungan
dari keluarga yang cukup maka akan membantu perbaikan penderita.
20
2 bulan SMRS
lebih sensitif dan mudah tersinggung dengan tetanggamerasa bahwa tetangga membenci penderita dan memusuhi penderita, serta sering membicarakan dirinyabertingkah aneh di rumahterkadang mengoceh sendiriterkadang menangis sendiri.tidak bisa tidur penderita akan mondar mandir di dalam rumah.
tidak mau pulang ke rumah mandi dan beristirahat di masjid.masuk ke rumah tetangga dan membersihkan rumah tetangga tanpa izin. tidak bisa tidur dan keluyuran saat malam hari.tidak mau makan dan minum sama sekali karena puasatakut terlambat sholat
2 minggu SMRS 1 bulan SMRS
mendapat wahyu dari Allah SWT, mendapat seperti cahaya dan setelah itu bisa membaca pikiran orang lain.semakin sering mengoceh sendiri, menagis sendiri, dan sekarang bahkan tertawa sendiri.tidak bisa tidur sama sekali karena ada bisikan yang mengganggunya.nafsu makan mulai tergangguita terkadang tidak mau makan.
tidak lagi mendengar suara-suara masih ingin berpuasa tiap hari untuk menebus dosa-dosanya.mau menceritakan penyebab merasa berdosa.
5 hari dirawat 11 hari dirawat
Tidak mau berpuasa setiap hari lagi.masih bisa diampuni Allah dengan bertobatakan sholat di rumah dan berpuasa sehingga rumahnya bisa kembali suci.
DIAGRAMRIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
21