Case TB

18
TUBERKULOSIS PARU A. Definisi Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun. B. Etiologi TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium. C. Tanda Dan Gejala 1. Tanda a. Penurunan berat badan 1

Transcript of Case TB

Page 1: Case TB

TUBERKULOSIS PARU

A. Definisi

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh

Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang

terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di

paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini

biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk

meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah

pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau

ketidakefektifan respon imun.

B. Etiologi

TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic

tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang

sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.

C. Tanda Dan Gejala

1. Tanda

a. Penurunan berat badan

b. Anoreksia

c. Dispneu

d. Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning.

2. Gejala

a. Demam

1

Page 2: Case TB

Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan

tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.

b. Batuk

Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering

kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Pada

keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.

Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.

c.Sesak nafas.

Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah

setengah bagian paru.

d. Nyeri dada

Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)

e.Malaise

Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang,

nyeri otot, keringat malam.

D. Patofisiologi

Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang aneh di

dalam paru-paru meliputi : penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag, pembentukan dinding di

sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang disebut dengan tuberkel. Banyaknya

area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha otot pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh

karena itu menurunkan kapasitas vital, berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi

yang menyebabkan penurunan kapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi

yang abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.

2

Page 3: Case TB

Web Caution (Pathway)

3

Individu dengan penyakit TBC

Paru-paru terinfeksi

Jaringan paru

di invasi makrofag Membentuk jaringan

fibrosa

Resiko infeksi

Metabolisme

meningkat

Berkurangnya luas total

permukaan membran

Batuk dan nyeri dadaPola nafas tidak efektif Penurunan kapasitas

difusi paru

Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan

cemas

Gangguan keseimbangan cairan

kurang dari kebutuhan

Berkurangnya

oksigenasi darah

Iritasi jaringan paru Kurang perawatan diri

Intoleransi

aktivitas

Batuk darah

Gangguan pertukaran gasPeningkatan sekresi Bersihan jalan nafas tidak efektif

malasie

Page 4: Case TB

E. Pemeriksaan Penunjang

Pembacaan hasil tuberkulin dilakukan setelah 48 – 72 jam; dengan hasil positif bila

terdapat indurasi diameter lebih dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberkulin bisa diulang

setelah 1-2 minggu. Pada anak yang telah mendapt BCG, diameter indurasi 15 mm ke atas baru

dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontrak erat dengan penderita TBC aktif, diameter

indurasi ≥ 5 mm harus dinilai positif. Alergi disebabkan oleh keadaan infeksi berat, pemberian

immunosupreson, penyakit keganasan (leukemia), dapat pula oleh gizi buruk, morbili, varicella

dan penyakit infeksi lain.

Gambaran radiologis yang dicurigai TB adalah pembesaran kelenjar nilus, paratrakeal,

dan mediastinum, atelektasis, konsolidasi, efusipieura, kavitas dan gambaran milier.

Bakteriologis, bahan biakan kuman TB diambil dari bilasan lambung, namun memerlukan waktu

cukup lama. Serodiagnosis, beberapa diantaranya dengan cara ELISA (enzyime linked

immunoabserben assay) untuk mendeteksi antibody atau uji peroxidase – anti – peroxidase

(PAP) untuk menentukan Ig G spesifik. Teknik bromolekuler, merupakan pemeriksaan sensitif

dengan mendeteksi DNA spesifik yang dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain

Reaction). Uji serodiagnosis maupun biomolekular belum dapat membedakan TB aktif atau

tidak.

Tes tuberkulin positif, mempunyai arti :

1. Pernah mendapat infeksi basil tuberkulosis yang tidak berkembang menjadi penyakit.

2. Menderita tuberkulosis yang masih aktif

3. Menderita TBC yang sudah sembuh

4. Pernah mendapatkan vaksinasi BCG

5. Adanya reaksi silang (“cross reaction”) karena infeksi mikobakterium atipik.

4

Page 5: Case TB

F. Epidemiologi Dan Penularan TBC

Dalam penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal yang perlu diperhatikan

adalah :

1. Reservour, sumber dan penularan

Manusia adalah reservoar paling umum, sekret saluran pernafasan dari orang dengan lesi

aktif terbuka memindahkan infeksi langsung melalui droplet.

2. Masa inkubasi

Yaitu sejak masuknya sampai timbulnya lesi primer umumnya memerlukan waktu empat

sampai enam minggu, interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa tahun.

3. Masa dapat menular

Selama yang bersangkutan mengeluarkan bacil Turbekel terutama yang dibatukkan atau

dibersinkan.

4. Immunitas

Anak dibawah tiga tahun paling rentan, karena sejak lahir sampai satu bulan bayi diberi

vaksinasi BCG yang meningkatkan tubuh terhadap TBC.

G. Stadium TBC

1. Kelas 0

Tidak ada jangkitan tuberkulosis, tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar, reaksi

terhadap tes kulit tuberkulin tidak bermakna).

2. Kelas 1

Terpapar tuberkulosis, tidak ada bukti terinfeksi (riwayat pemaparan, reaksi tes

tuberkulosis tidak bermakna)

3. Kelas 2

Ada infeksi tuberkulosis, tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin bermakna,

pemeriksa bakteri negatif, tidak bukti klinik maupun radiografik).

Status kemoterapi (pencegahan) :

5

Page 6: Case TB

Tidak ada

Dalam pengobatan kemoterapi

Komplit (seri pengobatan dalam memakai resep dokter)

Tidak komplit

4. Kelas 3

Tuberkuosis saat ini sedang sakit (Mycobacterium tuberkulosis ada dalam biakan, selain

itu reaksi kulit tuberkulin bermakna dan atau bukti radiografik tentang adanya penyakit).

Lokasi penyakit : paru, pleura, limfatik, tulang dan/atau sendi, kemih kelamin, diseminata

(milier), menigeal, peritoneal dan lain-lain.

Status bakteriologis :

a. Positif dengan :

Mikroskop saja

Biakan saja

Mikroskop dan biakan

b. Negatif dengan :

Tidak dikerjakan

Status kemoterapi :

Dalam pengobatan kemoterapi sejak kemoterapi diakhiri, tidak lengkap reaksi tes kulit

tuberkulin :

a. Bermakna

b. Tidak bermakna

5. Kelas 4

Tuberkulosis saat ini tidak sedang menderita penyakit (ada riwayat mendapat pengobatan

pencegahan tuberkulosis atau adanya temuan radiografik yang stabil pada orang yang

reaksi tes kulit tuberkulinya bermakna, pemeriksaan bakteriologis, bila dilakukan negatif.

Tidak ada bukti klinik tentang adanya penyakit pada saat ini).

Status kemoterapi :

a. Tidak mendapat kemoterapi

6

Page 7: Case TB

b. Dalam pengobatan kemoterapi

c. Komplit

d. Tidak komplit

6. Kelas 5

Orang dicurigai mendapatkan tuberkulosis (diagnosis ditunda)

Kasus kemoterapi :

a. Tidak ada kemoterapi

b. Sedang dalam pengobatan kemoterapi.

H. Penanganan

a. Promotif

1. Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC

2. Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara

pencegahan, faktor resiko

3. Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.

b. Preventif

1. Vaksinasi BCG

2. Menggunakan isoniazid (INH)

3. Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.

4. Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini.

c. Kuratif

Pengobatan tuberkulosis terutama pada pemberian obat antimikroba dalam jangka

waktu yang lama. Obat-obat dapat juga digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit

klinis pada seseorang yang sudah terjangkit infeksi. Penderita tuberkulosis dengan gejala

klinis harus mendapat minuman dua obat untuk mencegah timbulnya strain yang resisten

terhadap obat. Kombinasi obat-obat pilihan adalah isoniazid (hidrazid asam isonikkotinat

= INH) dengan etambutol (EMB) atau rifamsipin (RIF). Dosis lazim INH untuk orang

dewasa biasanya 5-10 mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari,

7

Page 8: Case TB

kemudian 15 mg/kg, RIF 600 mg sekali sehari. Efek samping etambutol adalah Neuritis

retrobulbar disertai penurunan ketajaman penglihatan. Uji ketajaman penglihatan

dianjurkan setiap bulan agar keadaan tersebut dapat diketahui. Efek samping INH yang

berat jarang terjadi. Komplikasi yang paling berat adalah hepatitis. Resiko hepatitis

sangat rendah pada penderita dibawah usia 20 tahun dan mencapai puncaknya pada usia

60 tahun keatas. Disfungsi hati, seperti terbukti dengan peningkatan aktivitas serum

aminotransferase, ditemukan pada 10-20% yang mendapat INH. Waktu minimal terapi

kombinasi 18 bulan sesudah konversi biakan sputum menjadi negatif. Sesudah itu masuk

harus dianjurkan terapi dengan INH saja selama satu tahun.

Baru-baru ini CDC dan American Thoracis Societty (ATS) mengeluarkan

pernyataan mengenai rekomendasi kemoterapi jangka pendek bagi penderita tuberkulosis

dengan riwayat tuberkulosis paru pengobatan 6 atau 9 bulan berkaitan dengan resimen

yang terdiri dari INH dan RIF (tanpa atau dengan obat-obat lainnya), dan hanya diberikan

pada pasien tuberkulosis paru tanpa komplikasi, misalnya : pasien tanpa penyakit lain

seperti diabetes, silikosis atau kanker didiagnosis TBC setelah batuk darah, padahal

mengalami batu dan mengeluarkan keringat malam sekitar 3 minggu.

8

Page 9: Case TB

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur : Tn.Gusman / Pria/ 47 tahun

b. Pekerjaan/pendidikan : Swasta/SMA

c. Alamat : Jl.Mangga Raya No: 45, RT 03 RW 01, Padang

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Menikah

b. Jumlah Anak : 2 orang

c. Status Ekonomi Keluarga :

Berasal dari golongan ekonomi sedang dengan penghasilan perbulan 1.600.000 yang

bekerja sebagai pegawai swasta

d. KB : Tidak ada

e. Kondisi Rumah :

- Rumah permanen, perkarangan kecil, luas bangunan 8x6m2

- Ventilasi kurang

- Pencahayaan cukup

- Listrik ada

- Sumber air minum : PDAM

- Jamban ada 1 buah

- Sampah dibuang di TPS

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

- Jumlah penghuni 5 orang, pasien, istri pasien, 2 anak pasien dan mertua. Anak

pasien yang pertama di klas 1 SMP dan anak pasien yang kedua di Klas 5 SD.

9

Page 10: Case TB

3. Aspek Psikologis di keluarga

- Hubungan di dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya baik.

4. Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit Keluarga

- Pasien tidak pernah menderita batuk-batuk lama sebelumnya

- Ibu pasien menderita penyakit yang sama, sudah berobat ke puskesmas dan

mendapatkan OAT (dalam pengobatan selama 2 bulan).

5. Keluhan Utama

Batuk-batuk berdahak dan sesak nafas yang semakin meningkat sejak 3 bulan

yang lalu.

6. Riwayat Penyakit Sekarang

Awalnya batuk kering, tidak berdahak, hilang timbul sejak 6 bulan yang lalu

Batuk berdahak, warna kuning kehijauan, tidak ada bercak darah, terus-menerus,

semakin meningkat pada malam hari sejak 4 bulan yang lalu Pasien merasa letih,

lemah dan lesu sejak 3 bulan yang lalu

Riwayat demam ada, hilang timbul, tidak terlalu tinggi dan tidak menggigil sejak

5 bulan yang lalu

Berat badan berkurang sejak 5 bulan yang lalu, sebelumnya berat badan pasien

68 kg tetapi sekarang menjadi 58 kg

Nafsu makan berkurang sejak 5 bulan yang lalu

Sesak nafas sejak 3 bulan yang lalu, timbul pada saat pasien batuk dan sekarang

juga merasa sesak bila berbaring

Nyeri dada juga dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, timbul pada saat pasien batuk

dan bernafas dalam

Sering berkeringat malam hari sejak 3 bulan yang lalu

Riwayat kontak dengan penderita TB ada, 3 bulan yang lalu.

10

Page 11: Case TB

Riwayat kebiasaan merokok tidak ada.

7. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

- Keadaan Umum : Baik

- Kesadaran : CMC

- Nadi : 84x/ menit

- Nafas : 26x/menit

- TD : 110/70 mmHg

- Suhu : 370C

- BB : 58 kg TB : 165 cm IMT : 21,3 (Normoweight)

- Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

- KGB : tidak ada pembesaran KGB

Thorax

- Paru

Inspeksi : simetris kiri = kanan

Palpasi : fremitus kiri = kanan

Perkusi : sonor

Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi basah halus(+) di apek kedua paru

wheezing (-)

- Jantung

Inspeksi : Iktus tidak terlihat

Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Batas-batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Irama teratur, bising (-)

Abdomen

Inspeksi : tidak tampak membuncit, Distensi (-),

Palpasi : Hepar/Lien tidak teraba, NT(-), NL (-),

Perkusi : Tympani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

11

Page 12: Case TB

8. Laboratorium

Pemeriksaan Anjuran :

BTA Sputum S-P-S { Sewaktu- Pagi- Sewaktu}

Rontgen Foto Thoraks

9. Diagnosis Kerja

Suspek TB Paru

10. Diagnosis Banding

Bronkitis kronik

11. Manajemen

a. Preventif :

- Kalau batuk jangan buang dahak sembarangan, dahak sebaiknya ditampung lalu

dibuang ke lubang WC

- Menutup mulut ketika batuk

b. Promotif :

- Menunjuk PMO bagi pasien untuk menunjang keberhasilan pengobatan pasien

- Memberikan pengertian dan pengetahuan pada pasien maupun keluarga mengenai

penyakit dan pentingnya keteraturan pengobatan serta evaluasi pengobatan.

c. Kuratif :

- Gliseril Guaikolat tab 3x100 mg

- Paracetamol tab 3x500 mg (bila demam)

- Vitamin B Kompleks 3 x 1

12

Page 13: Case TB

d. Rehabilitatif :

- Kontrol teratur ke puskesmas dan mendapatkan pengobatan OAT jika hasil BTA

(+)

- Mengkonsumsi makanan yang bergizi

13

Page 14: Case TB

14

Dinas Kesehatan Kodya Padang

Puskesmas Belimbing

Dokter : dr.Sangeetha Vijian

Tanggal : 26 Juli 2010

R/ Gliseril Guaikolat tab 100 mg No. X

S3 dd tab I £

R/ Paracetamol tab 500 mg No. X

S3 dd tab I (bila demam) £

R/ Vitamin B Kompleks No. X

S 3 dd tab I £

______________________________________

Pro : Tn.Gusman

Umur : 47 tahun

Alamat : : Jl.Mangga Raya No: 45, RT 03 RW 01, Padang