Case Neuro
-
Upload
mrizkidm2301 -
Category
Documents
-
view
28 -
download
4
description
Transcript of Case Neuro
STATUS NEUROLOGIS
Pemeriksa : Keti Trirahmadani
Tgl. Pemeriksaan : 30 Desember 2005
I. IDENTITAS PASIEN
NAMA : S
UMUR : 73 tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
ALAMAT : jl Adi Sucipto, Tanjung Karang Timur
AGAMA : Islam
PEKERJAAN : Pensiunan PNS
STATUS : Menikah
SUKU BANGSA : Lampung
TANGGAL MASUK : 26 Desember 2005 pkl.10.00 WIB
DIRAWAT YANG KE : I (Pertama)
II. RIWAYAT PENYAKIT
Autoanamnesis ( 30 Desember 2005 pkl.10.30 WIB)
Keluhan utama : tangan dan kaki kanan sulit untuk digerakan
Keluhan tambahan : sulit berbicara (pelo),nyeri kepala, nyeri leher, mual
dan muntah
Riwayat perjalanan penyakit
Pasien datang dengan keluhan tangan dan kaki kanan mendadak sulit untuk
digerakan sejak 1 hari SMRS. Awalnya pasien mengeluhkan nyeri kepala seperti
ditusuk-tusuk hingga tengkuknya terasa kaku dan nyeri, pasien mengalami mual dan
muntah. Pada saat serangan pasien sedang mengambil air wudhu, dan pasien dalam
keadaan sadar sehingga pasien dapat memanggil anaknya untuk membantunya. Sesaat
setelah serangan pasien mengaku kaki dan tangan kanan terasa lemah dan sulit untuk
digerakkan, juga pasien mengalami kesulitan berbicara (pelo). Serangan tersebut
merupakan yang pertama kalinya dirasakan pasien.
Pasien tidak pernah merokok, dan jarang minum kopi. Setiap hari pasien
mengkonsumsi jenis makanan yang berbeda-beda, lebih sering makan ikan dan jarang
makan daging.
1
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku memiliki riwayat darah tinggi sejak 5 tahun
yang lalu, namun os rajin kontrol ke puskesmas.
Pasien mengaku memiliki riwayat sakit jantung
Kencing manis (-)
Sakit ginjal (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada dalam keluarga yang mengalami sakit seperti ini.
Tidak ada dalam keluarga yang memiliki penyakit asma, kencing manis, sakit jantung,
darah tinggi, dan sakit ginjal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang pensiunan PNS. Saat ini pasien tinggal di rumah anak
perempuannya. Rumah putrinya dihuni 5 orang, sehari-hari pasien hanya melakukan
pekerjaan rumah tangga yang ringan dan sering dibantu oleh penghuni lainnya.
III. PEMERIKSAAN FISIK ( tanggal 30 desember 2005 )
Status Present
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Compos Mentis
- GCS : E4 M6 V5 = 15
- Vital sign
Tekanan darah : 150/100 mmHg
Nadi : 76 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,9º C
- Gizi : lebih
Status Generalis
- Kepala
Rambut : Hitam, lurus dan tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik
Telinga : Liang lapang, membran timpani intak
Hidung : tampak normal, septum tidak deviasi
2
Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor
- Leher
Pembesaran KGB : ( - )
Pembesaran tiroid : ( - )
JVP : Tidak meningkat
Trachea : Terletak di tengah
- Thorak
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V garis mid clavicula kiri
Perkusi : Batas kanan : Sela iga IV garis parasternal kanan
Batas kiri : sela iga VI garis midclavicula kiri
Batas atas : sela iga II garis parasternal kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I – II murni, murmur ( - ), gallop ( - )
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan nafas hemithorak kanan dan kiri simetris,
retraksi sela iga ( - )
Palpasi : Fremitus taktil paru kanan = paru kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler ( +/+ ), whezing ( -/- ), ronkhi ( -/- )
- Abdomen
Inspeksi : Perut rata dan simetris
Palpasi : Supel, Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, nyeri tekan (-), nyeri ketok ( - )
Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Ekstremitas : Superior : edema (-/-)
Inferior : edema (-/-)
IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Saraf cranialis Kanan / Kiri
N. olfaktorius ( N. I )
Daya penciuman hidung : ( N / N )
3
N. opticus ( N. II )
Tajam penglihatan : ( VOD >1/60 / VOS >1/60 )
Lapang penglihatan : Normal/Normal
Tes warna : Tidak dilakukan
Fundus oculi : Tidak dilakukan
N. occulomotorius, N. trochlearis, N. abducen ( N.III-N.IV-N.VI )
Kelopak mata :
Ptosis : ( - / - )
Endophtalmus : ( - / - )
Exopthalmus : ( - / - )
Pupil :
Diameter : ( 3 mm / 3 mm )
Bentuk : ( Bulat / Bulat )
Isokor / anisokor : Isokor
Posisi : ( Sentral / Sentral )
Reflek cahaya langsung : ( + / + )
Reflek cahaya tidak langsung : ( + / + )
Gerakan bola mata
Medial : ( + / + )
Lateral : ( + / + )
Superior : ( + / + )
Inferior : ( + / + )
Obliqus, superior : ( + / + )
Obliqus, inferior : ( + / + )
Reflek pupil akomodasi : ( + / + )
Reflek pupil konvergensi : ( + / + )
N. trigeminus ( N. V )
Sensibilitas
Ramus oftalmikus : ( Normal / Normal )
Ramus maksilaris : ( Normal / Normal )
Ramus mandibularis : ( Normal / Normal )
Motorik
M. maseter : ( Baik / Baik )
M. temporalis : ( Baik / Baik )
4
M. pterigoideus : ( Baik / Baik )
Reflek
Reflek kornea ( sensoris N. V, motoris N. VII ) : ( + / + )
Reflek bersin : ( + )
N. fascialis ( N. VII )
Inspeksi wajah sewaktu :
Diam : Simetris
Tertawa : Asimetris, deviasi ke kiri
Meringis : Asimetris, deviasi ke kiri
Bersiul : Tidak dapat bersiul, bocor
Menutup mata : Dapat dilakukan, simetris
Pasien disuruh untuk :
Mengerutkan dahi : simetris
Menutup mata kuat-kuat : simetris
Menggembungkan pipi : Asimetris, pipi kanan agak kempis
Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah : ( + / + )
N. acusticus ( N. VIII )
N. cochlearis
Ketajaman pendengaran : ( + / + )
Tinitus : ( - / - )
N. vestibularis
Test vertigo : Tidak dilakukan
Nistagmus : ( - / - )
N. glossopharingeus dan N. vagus ( N. IX dan N. X )
Suara bindeng / nasal : ( - )
Palatum mole : Istirahat : simetris
Bersuara : terangkat, deviasi ke kiri
Arcus palatoglossus : Istirahat : simetris
Bersuara : sisi kiri lebih terangkat
Arcus pharingeus : Istirahat : simetris
Bersuara : sisi kiri lebih terangkat
Reflek batuk : (+)
Reflek muntah : (+)
5
Peristaltik usus : Bising usus (+) normal
Bradikardi : (-)
Takikardi : (-)
N. accesorius ( N. XI )
M. sternocleidomastoideus : ( Normal / Normal )
M. trapezius : ( Normal / Normal )
N. hipoglossus ( N. XII )
Atropi : (-)
Fasikulasi : (-)
Deviasi : lidah saat diam : tidak deviasi
Lidah saat dijulurkan : deviasi ke kanan
Tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk : (+)
Kernig test : (-)
Lasseque test : (-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinky II : (-)
Sistem motorik Superior ka / ki Inferior ka / ki
Gerak hipoaktif / aktif hipoaktif / aktif
Kekuatan otot 3 / 5 3 / 5
Tonus Hipotonus / Normotonus Hipotonus / Normotonus
Klonus - / -
Atrophi - / - - / -
Reflek fisiologis Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + )
Tricep ( + / +) Achiles ( + / +)
Reflek patologi Hoffman trommer ( - / - ) Babinsky ( + / - )
Chaddock ( - / - )
Oppenheim ( - / - )
Schaefer ( - / - )
Gordon ( - / - )
Gonda ( - / - )
Sensibilitas
- Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )
6
Rasa raba : ( + / + )
Rasa nyeri : ( + / + )
Rasa suhu panas : (+ / + )
Rasa suhu dingin : (+ / + )
- Propioseptif / rasa dalam
Rasa sikap : ( + / + )
Rasa getar : tidak dilakukan
Rasa nyeri dalam : ( + / + )
- Fungsi kortikal untuk sensibilitas
Asteriognosis / Agnosa taktil : ( - )
Koordinasi
▪ Tes tunjuk hidung : ( tidak dapat dilakukan / + )
▪ Tes pronasi supinasi : ( tidak dapat dilakukan / + )
Susunan saraf otonom
▪ Miksi : terpasang catheter
▪ Defekasi : Normal
▪ Salivasi : Normal
Fungsi luhur
▪ Fungsi bahasa : Baik
▪ Fungsi orientasi : Baik
▪ Fungsi memori : Baik
▪ Fungsi emosi : Baik
Algoritma Gadjah Mada
◘ Penurunan kesadaran : ( - )
◘ Nyeri kepala : ( + )
◘ Refleks babinsky : ( + )
7
Stroke hemoragik
Score Djoenaedi
1. TIA sebelum serangan : Tidak ada = 0
2. Permulaan serangan : Mendadak (menit - 1 jam) = 6,5
3. Waktu serangan : Aktivitas = 6,5
4. Sakit kepala : Hebat = 7,5
5. Muntah : Mendadak = 7,5
6. Kesadaran : Tidak ada gangguan kesadaran = 0
7. Tekanan darah sistole : Waktu MRS tinggi (> 140/110) = 1
8. Tanda rangsangan : Kaku kuduk ringan = 5
9. Pupil : Isokor = 0
10. Fundus oculi : Tidak dilakukan = -
Jumlah = 34
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan : - tampak perdarahan subarachnoid mengisi
sulci, falk serebri, cornu posterior ventrikel
lateral bilateral
- lokasi asal perdarahan tidak jelas
- struktur mediana tidak deviasi
- sistema ventrikel melebar, sulci dan gyri
prominen sesuai dengan gambaran atrofi
cerebri
- sinus paranasal dan celula mastoid tidak
tampak kelainan
8
RESUME
Pasien seorang wanita berumur 73 tahun datang dengan keluhan tangan dan kaki
kanan sulit digerakan secara mendadak. Nyeri kepala,leher kaku ,mual , muntah.
P/F : TD:150/100 mmHg, N:76 X/mnt, RR:24 x/mnt, S:36,9C. hemiparese
dekstra, parese N VII dekstra sentral, parese N XII
DIAGNOSIS
- Klinis = Hemiparese dekstra, parese N.VII sentral dekstra, Parese N.XII
dekstra
- Etiologi = Stroke Hemoragik
DIAGNOSIS BANDING
-
PENATALAKSANAAN
1. Umum
- Posisi kepala dan badan atas 30 derajat
- Dower catheter
- Diet lunak, rendah garam dan lemak
2. Medikamentosa
- Infus RL 20 tts/ mnt
- neurocet 3g/12jam
- captopril 2x 25mg
- nimotop 3 x 60 mg
3. Rehabilitasi
- fisiotherapy
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
9
1. Laboratorium
- Darah Lengkap : Hb. Ht, Diff count, LED, Trombosit, CT, BT
- Biokimia : Fungsi ginjal (ureum, Creatinin, asam urat), lipid profil (kolesterol
total, HDL, LDL trigliserida), GDS, GDPP
2. EKG
3. Radiologi : Foto thorak
PROGNOSA
o Quo ad Vitam : ad bonam
o Quo ad Fungtionam : ad bonam
o Quo ad Sanationam : ad bonam
FOLLOW UP
10
Tanggal 31 Desember 2005
K.U : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CM GCS : E4 M6 V5 = 15
Keluhan : tangan kanan dan tungkai kanan sulit untuk digerakan,
leher terasa sakit.
Tanda Vital : TD : 160/90 mmHg
N : 80 X/menit
RR : 24 X/menit
T : 36,5 C
Pupil : Bulat, sentral, isokor, RC +/+, Ø ± 3 mm / ± 3mm
Status Neurologis :
N I-XII : Parese N VII sentral dekstra, parese N. XII dekstra
Motorik : Superior Inferior
Gerak hipoaktif/ aktif hipoaktif / aktif
K. O 3 / 5 3 / 5
Tonus Hipotonus / N Hipotonus/ N
klonus - / -
Ref. Fisiologis + / + + / +
Ref. Patologis: Babinsky (+ / -), chaddock (- / -), Oppenheim(- / -),
Schaefer(- / -)
Sensorik : Tak ada kelainan
Hasil Lab :
Kimia Darah :
Hb 16,3
LED 8 N : 0-10 mm/jam
Leukosit 10.200 N : 4.800- 10.700/ul
Ureum 20 N : 10-40 mg/dl
Creatinin 0,8 N : 0,7-1,3 mg/dl
GDS 157 N : 70-200 mg/dl
Tanggal 1 januari 2006
K.U : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CM GCS : E4 M6 V5 = 15
11
Keluhan : sakit kepala masih terasa,
merasa lebih baik dalam menggerakan tangan dan kaki kanan dari
sebelumnya
Tanda Vital : TD : 150/90 mmHg
N : 76 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 35,9 C
Pupil : Bulat, sentral, isokor, RC +/+, Ø ± 3 mm / ± 3mm
Status Neurologis :
N I-XII : Parese N VII sentral dekstra, parese N.XII dekstra
Motorik : Superior Inferior
Gerak hipoaktif / aktif hipoaktif / aktif
K. O 3 / 5 3 / 5
Tonus Hipotonus / N Hipotonus/ N
klonus - / -
Ref. Fisiologis + + / + + + / +
Ref. Patologis: Babinsky (- / -), chaddock (- / -), Oppenheim(- / -),
Schaefer(- / -)
Sensorik : Tak ada kelainan
Tanggal 2 Januari 2006
K.U : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CM GCS : E4 M6 V5 = 15
Keluhan : Pasien merasa lebih baik dalam menggerakan tangan dan kaki
kanannya.
Tanda Vital : TD : 140/80 mmHg
N : 72 X/menit
RR : 24 X/menit
T : 36,7 C
Pupil : Bulat, sentral, isokor, RC +/+, Ø ± 3 mm / ± 3mm
Status Neurologis :
N I-XII : taka ada kelainan
12
Motorik : Superior Inferior
Gerak aktif / aktif aktif / aktif
K. O 4 / 5 4 / 5
Tonus hipotonus / N Hipotonus/ N
klonus - / -
Ref. Fisiologis + + / + + + / +
Ref. Patologis: Babinsky (- / -), chaddock (- / -), Oppenheim(- / -),
Schaefer(- / -)
Sensorik : Tak ada kelainan
STROKE
13
Definisi
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai oleh kehilangan fungsi otak
fokal akut ( kadang global) yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian ( dini) , yang disebabkan baik oleh perdarahan spontan kedalam atau
meliputi jaringan otak ( perdarahan Intraserbral Spontan atau Perdarahan
Subarachnoid- stroke hemoragik) atau suplai darah yang tidak adekuatnya ke suatu
bagian otak sebagai akibat aliran darah yang rendah, trombosis, dan emboli yang
berhubungan dengan suatu penyakit pembuluh darah, jantung atau darah(stroke
iskemik atau infark serebri).
Klasifikasi
Bentuk stroke beragam ada yang ringan , sedang, berat. Pada stroke ringan ada
yang pulih sempurna gejalanya dalam waktu kurang dari 24 jam yang disebut TIA
( Transient Ischemik Attack) yang berarti seranagan iskemik singkat. Adapula stroke
ringan yang sembuh sempurna dalam waktu lebih dari 24 jam dan kurang dari 3
minggu yang disebut dengan RIND ( Reversible Isckemik Neurologi Defisit)
Berdasarkan patofisiologinya stroke terdiri dari :
14
2. stroke iskemik ( stroke non hemoragik)
- Emboli
Proses terjadinya tiba- tiba. Sumber emboli biasanya berasal dari arteri
karotis atau vertebralis, akan tetapi juga dapat berasal dari jantung dan
system vaskular sistemik. Emboli yang kecil dan dapat menerobos
kapiler, maka lei yang telah dihasilkan oleh gangguan tersebut ialah
iskemik serebri regional yang reversible.tetapi apabila emboli yang
menyumbat pembuluh darah besar secara total, maka iskemik pada
daerah tersebut akan menjadi infark.
- Trombus
Merupakan penyebab stroke yang paling sering. Trombosis ditemukan
pada 40 % dari semua kasus stroke. Biasanya ada kaitannya dengan
kerusakan total dinding pembuluh darh akibat aterosklerosis.
- Berkurangnya suplai darah dan oksigen di suatu daerah di otak
15
Biasanya terjadi pada penyakit gagal jantung , dimana pada penyakit
ini jantung sudah tidak mampu memompakan darahnya secara
maksimal masuk ke dalam otak sehingga ada bagian yang hipoksia,
yang lama- kelamaan akan terjadi nekrosis dan terjadi infark.
3. stroke hemoragik
- Perdarahan intraserebral Spontan
Perdarahan serebral terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak di
dalam parenkim otak. Pecahnya pembuluh darah disebabkan kerusakan
dinding akibat arteriosklerosis, peradangan, trauma, kelainan
kongenital ( malformasi ). Hal ini dipermudah bila terjadinya
peniggian tekanan darah secara tiba- tiba. Perdarahan intracerebral
sering timbul akibat pecahnya mikroaneurisma akibat hipertensi lama
dan lokasi yang sering terjadi adalah di daerah subkorteks, serebelum
dan pons.
- Perdarahan subaracnoid
Perdarahan terutama pada sirkulasi Wilisi dan berasal dari aneurisma
kongenital yang pecah. Biasanya terjadi pada usia lebih muda.
Perdarahan sering berulang dan menimbulkan vasospasme hebat.
Patofisiologi
1. Iskemik
Tingkat krisis aliran darah otak 12- 23 ml/ 100 gr/menit, K meningkat ,
ATP dan kreatinin fosfat berkurang ( reversible ). Pengurangan aliran
darah kurang dari 10- 12 ml/100gr/menit menyebabkan infark. Bila aliran
darah 6-8 ml/ 100 gr/ menit terjadi pengurangan ATP yang nyata,
16
peningkatan Ca intraseluler, dan asidosisseluler terjadi nekrosis, asam
lemak bebas merusak membran pospolipid dinding sel. Pada kondisi
iskemik parsialotak masih mampu bertahan hidup 6 jam atau lebih.
2. hemoragik
Darah yang keluar dari pembuluh darah langsung masuk ke dalam jaringan
otak membentuk suatu hematom atau menyebar kedalam ventrikel atau
ruangan subaraknoid. Hematom ini meyebabkan gangguan fisik jaringan
dan menekan sekeliling jaringan otak. Darah dalam ruangan subaraknoid
( yang biasanya disebabkan oleh aneurisma) bisa menyebabkan iskemik
serebri melalui mekanisme konstriksi arteriosus willisi dan cabang
utamanya vasospasme.
Gambaran klinis umum
Otak merupakan organ tubuh yang ikut berpartisipasi pada semua kegiatan
tubuh. Kegiatannya berupa bergerak, merasa, berfikir berbicara menuis, berhitung dan
mendengar. Bila bagian – bagian dari otak ini terganggu maka fungsinya tidak akan
maksimal. Keluhan umum pada stroke antara lain :
- Berupa keluhan yang berlangsung mendadak
- Adanya kekakuan , rasa berat, atau rasa kebas pada salah satu sisi
tubuh atau pada muka dan tangan.
- Muka merot pada salah satu sisi
- Bicara pelo atau sukar di mengerti
- Buta atau penglihatannya kabur pada satu sisi atau kedua mata
- Sulit menelan, bila minum dan makan sering keselek
- Tidak mampu memahami bicara orang lain, tidak mampu menulis dan
membaca, tidak mampu memahami tulisan.
- Jalan sempoyongan dan tidak seimbang
- Pendengaran berkurang
- Banyak tidur, gerakan tidak terkoordinasi, penurunan kesadaran
- Sakit kepala hebat
Gejala fokal neurologis dan okular
1. Gejala motorik
- Hemiparesis
- Paraparesis/ tetraparesis
- Disfagia
17
- Ataksia
2. Gangguan bicara atau bahasa
- Disfasia
- Disleksia
- Disgrafia
- Diskalkulia
- Disartria
3. Gejala sensoris
- Somatosensoris, gangguan hemisensoris
- Visual, hemianopia, kebutaan bilateral, diplopia
4. Gejala vestibular
- vertigo
5. Gejala kognitif dan tingkah laku
- Kesulitan berpakaian, menyisir rambut, disorientasi tempat, amnesia
Penatalaksanaan
Tujuan terapi pada fase akut adalah mencegah agar stroke tidak berlanjut atau
berulang, mencegah upaya agar cacat dapat dibatasi, mencegah terjadinya
komplikasi,mencari penyakit lain yang dapat mempengaruhi perjalanan stroke,
membantu pemulihan penderita, mencegah terjadinya kematian.
3. Umum
- Posisi kepala dan badan atas 30 derajat ,posisi lateral dekubitus kiri
bila
disertai muntah boleh dimulai mobilisasi bertahap bila hemodinamik
stabil.
- Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat, bila perlu
berikan
oksigen 1-2 l /menit sampai ada hasil gas darah.
- Kandung kemih yang penuh dikosongkan, sebaiknya dengan
kateterisasi
intermiten.
- Penatalaksanaan tekanan darah dilakukan secara khusus ( lihat
pedoman
dibawah ).
18
- Hiperglikemia atau hipoglikemia harus dikoreksi.
- Suhu tubuh harus dipertahankan normal.
- Nutrisi peroral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi menelan
baik, bila terdapat gangguan menelan atau penderita dengan
kesadaraan menurun, dianjurkan melalui pipa nasogastrik.
- Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan.
- Pemberian cairan intravena berupa cairan kristaloid atau koloid,
hindari yang mengandung glukosa murni atau hipotonik.
- Bila ada dugaan trombosis vena dalam diberikan heparin/ heparinoid,
dosis rendah subkutan, bila tidak ada kontraindikasi.
- Mobilisasi dan rehabilitasi dini bila tidak ada kontraindikasi.
4. Penatalaksanaan komplikasi
- Kejang diatasi segera dengan diazepam
- Ulkus stress diatasi dengan antagonis H2
- Tekanan intrakranial yang meninggi pada kasus stroke :
Manitol, gliserol, furosemid
3. Penatalaksanaan spesifik
- stroke iskemik : trombolitik, antikoagulansia, antiagregasi
tombosis,obat untuk edema otak, neuroprotektor.
- stroke hemoragik : paling penting disini adalah mengatasi
penyebabnya dan segera turunkan tekanan darah untuk mencegah
terjadinya perdarahan ulang, penderita harus istirahat total minimal 4
minggu agar penyembuhan luka pada pembuluh darahnya lebih baik.
Tekanan intrakranial diturunkan, Mencegah perdarahan ulang dengan
memberikan golongan antifibrinolitik ( asam traneksamat), Untuk
mencegah spasme arteri ( nimodipin) kalau perlu dilakukan tindakan
operasi
4. Rehabilitasi
- menjaga atau menigkatkan kemampuan jasmani, rohani, sosial.
- fisioterapi, tes ocupasi, latihan berjalan.
Pemeriksaan penunjang
- Lab; darah lengkap, hitung jenis, urine lengkap, asam urat, elektrolit,
analisa gas darah, APTT , HDL ,LDL ,Kolesterol, Trigliserida.
- Ct-scan
19
- Rongent toraks
- EKG
Faktor resiko stroke
A.Tidak dapat dimodifikasi
Tidak dapat di rubah dan dapat dipakai sebagai marker stroke pada seseorang
- Usia , biasanya stroke diderita seseorang diatas dekade 4 dan 5.
- Jenis kelamin, laki- laki lebih banyak menderita stroke dibandingkan
perempuan.
- Herediter, stroke mempunyai pengaruh dari riwayat keluarga. Bila
dalam satu keluarga ada yang menderita stroke, maka kemungkinan
anggota keluarga yang lain ada yang menderita stroke bila ada faktor
lain yang mencetuskannya.
- Ras/ etnik, biasanya stroke diderita oleh orang yang berasal dari daerah
yang mempunyai kebiasaan menggunakan santan dan senang makanan
asin dan senang makan jeroan.
B. Dapat dimodifikasi
- Hipertensi
Merupakan faktor resiko yang kuat untuk terjadinya stroke.
Baik sistole yang tinggi maupun tekanan diastole yang tinggi. Mereka
yang belum mendapatkan stroke, maupun yang sudah mengalami
stroke harus mengendalikan hipertensinya dengan baik.
Dalam menanggulangi hipertensi harus diupayakan juga
tindakan non farmakologis. Kita menyadari bahwa hipertensi
umumnya penyakit seumur hidup. Makin tinggihipertensi kita, makin
besar kemungkinan membutuhkan obat anti hipertensi seumur hidup.
Sebagaimana lazimnya dengan terapi obat,kita harus mewaspadai efek
samping yang terjadi.
Rekomendasi ;
Mengupayakan tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan
diastole < 90 mmHg
Modifikasi gaya hidup; kontrol berat badan, aktifitas
fisik, hindari minum alkohol, diet mengadung rendah
garam ( 100mmol/ hari )
20
Bila setelah modifikasi dan merubah gaya hidup
tekanan darahnya masih tetap tinggi , maka di perlukan
obat anti hipertensi.
- Diabetes melitus
Merupakan faktor yang kurang kuat dibandingkan dengan
hipertensi. Diabetes merupakan keadaan hiperglikemia yang kronis.
Disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan dan faktor genetik.
Pengatur utama kadar gula dalam darah adalah insulin, hormon
dibentuk dan disekresikan oleh sel beta di pankreas. Hiperglikemia
dapat terjadi karena ketidakseimbangan metabolisme kharbohidrat,
lemak, dan protein.
Kadar glukosa dalam plasma darah yang melebihi 200 mg %
adalah dignosis untuk diabetes melitus. Diduga bahwa mempercepat
terjadinya aterosklerosis. Pada penderita diabetes biasanya dijumpai
aterosklerosis yang lebih berat, lebih tersebar, dan mulai lebih dini.
Pada penderita yang diabetesnya di dapat mulai usia tengah
baya -maka biasanya merupakan non insulin dependen.pada jenis ini
didapat defisiensi insulin yang relatif.
Tujuan pengobatan diadetes melitus ;
Memulihkan kesehatan, kekuatan, dan enersi
Memperoleh dan mempertahankan berat badan yang
normal
Mengusahakan keadaan normoglikemia, tanpa adanya
keadaan hipoglikemia
Mencegah terjadinya komplikasi
Rekomendasi ;
Mengontrol dan mengendalikan kadar gula darah
dengan cara diet, olahraga yang teratur
Terapautik ; obat hipoglikemia oral (sulfonilurea,
biguanid, insulin )
Mengobati hipertensi jika ada
- Kelainan jantung
Beberapa penyakit jantun dapat meningkatkan kemungkinan
mendapatkan stroke. Gagal jantung kongestif da penyakit jantung
21
koroner mempunyai peranan penting dalam terjadinya stroke. Resiko
mendapatkan stroke lebih besar pada orang yang memiliki kelainan di
agmbaran EKG.
The European Stroke Initiative mengemukakan bahwa
pengobatan jangka panjang dengan antikoagulan oral harus
dipertimbangkan pada semua pasien dengan fibrilasi atrium.
Karakteristik pasien rekomendasi
Usia < 65th tanpa faktor resiko
Usia <65th dengan faktor resiko
Usia 65- 75th tanpa faktor resiko
Usia 65- 75 th dengan faktor resiko
Usia > 75 th dengan atau tanpa
faktor resiko
Aspirin
Warfarin ( INR 2,5 range 2,0-30)
Aspirin atau warfarin
Warfarin ( INR 2,5 range 2,0-3,0)
Warfarin ( INR 2,5 range 2,0-3,0)
- Aterosklerosis
Kata ini dapat digunakan bagi sekelompok kelainan yang
mengakibatkan menebalnya serta mengurangnya kelenturan
( elastisitas) dinding pembuluh darah. Ada tiga jenis ateroslerosis, yaitu
; aterosklerosis ( ditandai dengan pembentukan plaque intima ),
sklerosis ( ditandai oleh pengapuran pada tunika media pembuluh
darah ) dan arteriosklerosis ( ditandai oleh proliferasi fibromuskular
atau penebalan endotel dinding arteri berukuran kecil dan arteriol ).
Beberapa fakta tentang aterosklerosis
Prosesnya sudah terjadi sejak usia yang sangat muda
Bertambah berat dengan bertambahnya usia
Terdapat variasi luas daripada beratnya aterosklerosis
Secara umum dapat dikatakan bahwa perempuan lebih
sedikit menderita aterosklerosis dibanding laki- laki
Didapatkan hubungan antara beratnya aterosklerosis
dengan tingginya kadar lipid dalam darah, terutama
kolesterol, trigliserida, dan beta lipo protein
Manifestasi klinis aterosklerosis, kerusakannya melalui
mekanisme;
22
Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan
berkurangnya aliran darah
Oklusi mendadak pembuluh darahkarena adanya
trombosis atau perdarahan aterom
Merupakan tempaat terbentuknya trombus dan dapat
melepaskan kepingan trombus
Menyebabkan dinding arteri menjadi lemah dan
menjadi aneurisma yang kemudian robek dan terjadi
perdarahan
- TIA ( transcient Isckemik Attack)
Seseorang yang telah mengalami TIA, kemungkinan besar
dapat menderita stroke yang lebih berat, jika penyakitnya tersebut tidak
di tanggulangi dengan terapi yang tepat dan didukung adanya faktor
resiko yang lain.
- Dislipidemia
Karakteristik rekomendasi
Evaluasi awal ( tdk ada PJK )
CT<200mg% & HDL > 35mg %
CT<200mg% & HDL <35mg%
CT200-239mg% & HDL >35mg
%
Dengan < 2 faktor PJK
CT200-239mg% & HDL< 35mg
%
< 2 faktor PJK
CT> 24mg%
Ulagi pemeriksaan CT dan HDL
dalam 5 tahun atau dengan
pemeriksaan fisik.
Analisis lipoprotein
Modifikasi diet,evaluasi ulang 1-2
tahun
Analisa lipoprotein
Analisa lipoprotein
DAFTAR PUSTAKA
23
1. PERDOSSI : Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di Indonesia, 3 – 7.
2. Prof. DR. Mahar Mardjono & Prof. DR. Priguna Sidharta : Neurologi
Klinis Dasar, Edisi VI, 1994, 270 – 290.
3. Mary Carter Lombardo : Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses
Penyakit, Edisi 4, 1995, 964 – 972.
4. Dr. Siti Amnisa Nuhonni, SpRM, Simposium Penatalaksanaan Stroke
Masa Kini, 101, Bandar Lampung,2000
5. http://www.yastroki.or.id/printarticle.php?id=28roke
6. http://www.strokecentre.org
24