Case Report Neuro Dina

45
Hudania Addina (110.2008.116) Conus Cauda Syndrome ec Fraktur Kompresi Corpus Vertebra Th 12 dan L2 Pembimbing : Dr. Sofie Minawati Pembimbing : Dr. Sofie Minawati SpS SpS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI RSU DR SLAMET GARUT JUNI, 2013

Transcript of Case Report Neuro Dina

Hudania Addina (110.2008.116)

Conus Cauda Syndrome ec Fraktur Kompresi Corpus

Vertebra Th 12 dan L2

Pembimbing : Dr. Sofie Minawati Pembimbing : Dr. Sofie Minawati SpSSpS

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGIRSU DR SLAMET GARUTJUNI, 2013

Nama : Ny. EUmur : 64 tahunJenis kelamin : PerempuanStatus : MenikahPendidikan : SMPPekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Sukalaksana

SucinarajaTanggal masuk : 4 Juni 2013No CM : 01.60.56.18

Tidak dapat menggerakkan kedua tungkai ± 2 hari SMRS

ANAMNESA

KELUHAN UTAMA

Pasien datang ke RSU DR SLAMET GARUT pada tanggal 4 Juni 2013 dengan keluhan tidak dapat menggerakkan kedua tungkai ± 2 hari SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri pada daerah pinggang hingga bokong. Keluhan dirasakan mendadak ketika os sedang duduk dan ingin berdiri, pasien tidak bisa menggerakkan kedua tungkainya dan merasakan nyeri sekali. Riwayat trauma sebelumnya di sangkal. Keluhan dirasakan makin memberat, beberapa hari kemudian pasien merasa baal pada kedua tungkainya. Keluhan tidak disertai sakit kepala hebat yang mengganggu aktivitas, muntah menyemprot ataupun pingsan.

Pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah mengalami hal serupa seperti ini. Pasien tidak mengeluh sulit BAK dan BAB sejak kejadian. Pekerjaan pasien sehari-hari adalah ibu rumah tangga, , dan mencari kayu bakar untuk untuk memasak di belakang rumahnya, Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi. Riwayat menderita kencing manis, sakit jantung dan merokok disangkal. Pasien juga mengaku sudah tidak menstruasi semenjak 12 tahun yang lalu.

Riwayat Tekanan Darah tinggi di akui sudah lamaRiwayat peyakit jantung di sangkalRiwayat gula darah tinggi di sangkalRiwayat pengobatan paru 6 bulan di sangkalRiwayat merokok di sangkal

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat Penyakit Keluarga

Di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit dengan gejala yang sama seperti pasien.

Riwayat Sosial Ekonomi dan PribadiPasien berasal dari keluarga yang tidak mampu.

OBYEKTIF

Kesadaran : Compos MentisGCS : E4M6V5 (15)Tekanan darah : 140/100 mmHgNadi : 88x/ menitHR : 88x / menitRespirasi : 24x/ menitSuhu : 36,7 oCKepala : dbnLeher : trakea tidak deviasi, pembesaran KGB (-)

STATUS PRESENT

STATUS INTERNASTATUS INTERNA

JANTUNGInspeksi : Ictus cordis tidak terlihatPalpasi : Ictus cordis teraba pada ICS IV linea midclavicula kiriPerkusi : Batas jantung kanan : ICS IV parasternal kanan

Batas jantung atas : ICS II parasternal kiri

Batas jantung kiri : ICS IV linea midklavikula kiriAuskultasi : BJ I – II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulsus defisit (-)

PARU – PARUInspeksi : Simetris hemitoraks kanan-kiri saat statis dan dinamisPalpasi : Simetris hemitorak kanan- kiri pada fremitus fokal

dan taktilPerkusi : Sonor pada kedua lapang paruAuskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

AbdomenInspeksi : Permukaan datar, terlihat lembut Auskultasi : Bising usus (+) normalPerkusi : Timpani pada keempat quadran abdomenPalpasi : NT/NK/NL : -/-/-. Hepar, lien, ginjal tidak teraba pembesaran

AbdomenInspeksi : Permukaan datar, terlihat lembut Auskultasi : Bising usus (+) normalPerkusi : Timpani pada keempat quadran abdomenPalpasi : NT/NK/NL : -/-/-. Hepar, lien, ginjal tidak teraba pembesaran

Status PsikisCara berfikir : wajar Perasaan hati : biasaTingkah laku : biasaIngatan : wajarKecerdasan : wajar

Status PsikisCara berfikir : wajar Perasaan hati : biasaTingkah laku : biasaIngatan : wajarKecerdasan : wajar

Kepala Bentuk : normocephalus Nyeri tekan : (-) Simetris : (+) Pulsasi : (-)

LeherSikap : dbnPergerakan : terbatasKaku kuduk: (+)

STATUS NEUROLOGIS

STATUS NEUROLOGIS

NERVUS KRANIALIS

NERVUS KRANIALIS

N. I (olfaktorius)Subyektif : tidak dilakukanDengan bahan : tidak dilakukan

N. II (optikus)Tajam penglihatan : baik Lapang peglihatan : baikMelihat warna & fundus okuli : tidak dilakukan

N. III (oculomotor)Sela mata : simetris kanan kiriPergerakan bulbus : baik ke segala arahStrabismus : (-)Nistagmus : (-) Eksopftalmus : (-)Pupil

Besarnya : 3 mmBentuknya : simetris bulat

isokorRefleks cahaya : (+/+)Refleks konsensual : (+/+)Refleks konvergensi : tidak dilakukanMelihat kembar : (-)

N. III (oculomotor)Sela mata : simetris kanan kiriPergerakan bulbus : baik ke segala arahStrabismus : (-)Nistagmus : (-) Eksopftalmus : (-)Pupil

Besarnya : 3 mmBentuknya : simetris bulat

isokorRefleks cahaya : (+/+)Refleks konsensual : (+/+)Refleks konvergensi : tidak dilakukanMelihat kembar : (-)

N. IV (trochlearis)Pergerakan mata (bawah-dalam) : (+/+)Sikap bulbus : simetrisMelihat kembar (-)

 N. V (trigeminus)Membuka mulut : lebih 3 jari Mengunyah : simetris kanan-kiriMengigit : baikRefleks kornea : (+/+)Sensibilitas muka : baik

N.VI (abducens)Pergerakan mata (ke lateral)

: (+)Sikap bulbus : simetrisMelihat kembar : (-)

N.VII (fascialis)Mengerutkan dahi : simetris kanan-kiriMenutup mata : simetris kanan-kiriMemperlihatkan gigi : simetris kanan-kiri Bersiul : simetris kanan-kiriPerasaan lidah2/3 bagian depan lidah : tidak dilakukan

 N.VIII ( vestibulo cochlear)Detik arloji : tidak dilakukanSuara berbisik : tidak dilakukanTes Weber : tidak dilakukanTes Rinne : tidak dilakukanTes Swabach : tidak dilakukanN.IX (glosofaringeus)

Perasaan lidah (1/3 bagian belakang): tidak dilakukanSensibilitas faring : tidak dilakukan

N.X (vagus)Arkus faring : tidak ada kelainanBerbicara : BaikMenelan : Gerakan trakea (+)Reflek Muntah : Baik

N.XI (asesorius)Menengok

: BaikMengangkat bahu

: Baik

N.XII (hipoglossus)Pergerakan lidah: (+)Lidah : Tidak ada deviasiAtrofi : (-)

BADAN BADAN

Respirasi : torakoabdominalBentuk kolumna vetebralis: dalam batas normalPergerakan kolumna vetebralis: terbatasRefleks kulit perut atas : tidak dilakukanRefleks kulit perut tengah: tidak dilakukanRefleks kulit perut bawah: tidak dilakukan

Anggota Gerak Atas

Anggota Gerak

Bawah

REFLEK PATOLOGIS

Koordinasi, gait dan keseimbangan

Cara berjalan : tidak dilakukanTest Romberg : tidak dilakukanDisdiadokokinesis : tidak dilakukanAtaksia : tidak dilakukanRebound phenomen : tidak dilakukan

Gerakan – gerakan abnormalTremor : (-)Athetosis : (-)Mioklonik : (-)Khorea : (-)

Fungsi Luhur : baikFungsi vegetatif

Miksi : baikDefekasi: baik

RINGKASAN

SubyektifPasien dalam keadaan sadar, tidak dapat menggerakan kedua tungkai. Nyeri pada pinggang hingga bokong. Riwayat tekanan darah tinggi di akui

Status Neurologisparahipestesia inferior (L2 – L5, S1-S3), refleks fisiologis Biceps, Trisep, Brachioradialis normal di ekstrimitas atas kanan- kiri, refleks fisiologis Patella ( / ), Achiles ( / )

Conus Cauda Syndrome ec Fraktur

Kompresi Corpus Vertebra Th 12 dan L2

DIAGNOSIS

RENCANA AWALRencana diagnosis

•Pemeriksaan LAB darah rutin•EKG•Neuroimaging : CT SCAN/MRI•Ro : Lumbal Sacral AP/LATERALKesan : Fraktur kompresi corpus vertebral Th 12 dan L2Osteofit corpus vertebra L3 –L5

Rencana terapiTerapi UmumBed RestKeseimbangan nutrisi Terapi khususInfus RL 15 gtt/menitInj Dexamethason 3x1 amp IVInj Ranitidin 2x1 amp IVInj. Mecobalamin 1x1 IVInj. Ketorolac 3 x 30mg IVSyr Laxadin 3xCIKonsul Orthopedi

Rencana edukasiDiet TKTPMemperbaiki pola hidupMobilisasiHindari stresFisioterapi pasifMinum obat sesuai anjuranIstirahat yang cukup

Keluarga pasien :Kepada keluarga pasien : penjelasan tentang kondisi pasien, penyakit yang diderita, tindakan, dan terapi yang dilakukan dan prognosa.

PrognosisAd vitam : dubia ad bonamAd fungsionam : dubia ad bonamAd sanationam : dubia ad malam

PEMBAHASAN

TRAUMA MEDULA SPINALIS

Medula spinalis merupakan jalur impuls

aferen dan eferen antara otak dan tubuh serta

ekstremitas, berupa reflek motorik, otonom,

segmental, lengkung somatik dan viseral.

Biasanya semua tanda yang ditemukan di bawah

tingkat lesi, walau ada juga setingkat lesi atau di

atas tingkat lesi.

ANATOMI

DEFINISISuatu keadaan dimana medulla spinalis

mengalami cedera bisa diakibatkan oleh tumor, abses, ataupun keadaan lainnya seperti patahan dari vertebrae

itu sendiri. Fraktur pada vertebra berbeda dengan fraktur di daerah lainnya seperti lengan dan tungkai. Fraktur ataupun dislokasi didaerah vertebra dapat menyebabkan fragmen dari tulang menusuk atau merusak nervus spinalis maupun corda spinalis

ETIOLOGI

1. Tumor2. Abses 3. Kompresi

frakturFraktur pada tulang belakang dibagi menjadi 3 kategori :

•Fraktur•Dislokasi•Fraktur Dislokasi

4. Metastasis keganasan

• Kanker paru (16%)

• Kanker payudara (12%)

• Limfoma (11%)• Mieloma (9%)• Keganasan lain

(11%)

GEJALA

1. Nyeri 2. LBP3. Radicular Pain4. Kelemahan atau kelumpuhan

tungkai5. Gangguan Sensorik6. Gejala disfungsi otonom

Lokasi Kejadian1. Medulla spinalis thoracal (70%)Kejadian di daerah ini cukup sering, hal ini dikarenakan rasio kanalis spinalis dibandingkan diameter medulla spinalis di daerah ini lebih kecil dari pada segmen spinalis lainnya. Paling sering yang mengalami fraktur adalah daerah torakal 12 menuju lumbal 1 (65%).

2. Lokasi multiple (10- 38% pasien).3. Lokasi medulla spinalis lumbosacral

(20%).4. Lokasi Servical (10%).

DIAGNOSISANAMNESI

S

Pemeriksaan Penunjang

Foto Rontgen

CT-SCAN dan MRI

PenatalaksanaanNON FARMAKOLOGI

1.Terapi Radiasi2.Pembedahan

Jenis Pembedahan :1.Instrumentasi

dan Fusi2.Vertebroplasty

dan Kyphoplasty3.Rehabilitasi

FARMAKOLOGIPemberian Dexametasone (10-100mg) IV

PrognosisPada pasien dengan rapid onset (<48 jam)

dan gejala memiliki progresi yang cepat biasanya memiliki prognosis yang buruk.

Biasanya hanya 10% dari pasien yang datang dengan keluhan parplegia dapat berjalan seperti semula.

Jika pasien mengalami gangguan sensorik lebih dari 48 jam, kesempatan untuk pemulihan neurologi sangatlah buruk.

CONUS CAUDA SYNDROME

Cauda equina syndrome adalah suatu kumpulan dari gejala neuromuskular dan urogenital akibat dari kompresi multiple pada nervus lumbosacral dibawah konus medularis (dibawah L1 – L2).

PatofisiologiCedera di daerah kauda equina dapat menyebabkan kombinasi dari gangguan upper motor neuron dan lower motor neuron serta tanda dan gejala dari dermatom dan miotom sesuai segmen yang terkena. Apabila yang terkena hanya cauda equina maka gangguan hanya pada lower motor neuron. Cauda equina syndrome dapat muncul akibat lesi apapun yang menekan akar saraf cauda equina. Saraf di daerah ini mudah mengalami cedera akibat lapisan epineuriumnya yang kurang baik sehingga tidak dapat menahan tekanan dari luar. Selain itu sistem mikrovaskular pada serabut saraf di daerah ini relatif hipovaskular sehingga mempermudah terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan edema dan terdesaknya serabut saraf.

ETIOLOGI

Stenosis lumbal

Fraktur

Hernia nukleus pulposus

Neoplasma

Idiopatik

Gejala Klinis

Penatalaksanaan

FARMAKOLOGI-Anti Inflamasi

-Anti Biotik

Pembedahan

- LAMINEKTOMI

Prognosis

Morbiditas dan mortalitas akibat KKS dan conus equina berdasarkan penyakit yang mendasarinya. Prognosis akan semakin baik apabila kejadian dapat ditangani dengan cepat dan tepat.

Prognosis juga dapat di prediksi dengan skala American Spinal Injury Association (ASIA) :ASIA A : 90% pasien dapat kembali berjalan normal dengan kedua kakinya.ASIA B : 72% pasien yang bisa berjalan kembali.ASIA C,D : 13% pasien yang bisa berjalan kembali.