Case Report Neuro Intan

21
BAB I PENDAHULUAN Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Infeksi susunan saraf pusat merupakan masalah yang serius. Diagnosis yang terlambat dan penatalaksanaan yang tidak sesuai akan berakhir dengan kematian atau disabilitas yang serius. Diagnosis yang ditegakkan sedini mungkin serta terapi yang cepat dan tepat dapat membantu mengurangi angka kematian. 1 Angka kematian untuk penyakit infeksi susunan saraf pusat masih tinggi, misalnya pada ensefalitis berkisar antara 35- 50%. Penderita yang hidup 20-40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa yang melibatkan sistem saraf pusat yang dapat mengenai kecerdasan, motorik, psikiatrik, epilepsi, penglihatan atau pendengaran bahkan sampai sistem kardiovaskuler. 1.2 Ensefalitis merupakan suatu peradangan pada otak, yang biasanya disebabkan oleh virus dan dikenal dengan nama ensefalitis virus .3.4 Ensefalitis virus biasanya disebabkan oleh virus herpes dan beberapa dari famili dari arbovirus. Mikroorganisme lain yang bisa menyebabkan terjadinya ensefalitis diantanya ialah protozoa seperti Toxoplasma gondii, dan bakteri seperti Listeria monocytogenes dan Mycobacterium tuberculosis. Menurut statistik dari 214 ensefalitis, 514% (115 orang) dari penderitanya ialah anak – anak. Virus yang paling sering ditemukan ialah virus herpes simpleks (31%) , yang disusul oleh virus ECHO (17%). Statistik lain mengungkapkan bahwa ensefalitis primer yang disebabkan oleh virus yang dikenal mencakup 13%. Ensefalitis primer dengan penyebab yang tidak

description

report

Transcript of Case Report Neuro Intan

Page 1: Case Report Neuro Intan

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Infeksi susunan saraf pusat merupakan masalah yang serius. Diagnosis yang terlambat dan penatalaksanaan yang tidak sesuai akan berakhir dengan kematian atau disabilitas yang serius. Diagnosis yang ditegakkan sedini mungkin serta terapi yang cepat dan tepat dapat membantu mengurangi angka kematian.1

Angka kematian untuk penyakit infeksi susunan saraf pusat masih tinggi, misalnya pada ensefalitis berkisar antara 35-50%. Penderita yang hidup 20-40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa yang melibatkan sistem saraf pusat yang dapat mengenai kecerdasan, motorik, psikiatrik, epilepsi, penglihatan atau pendengaran bahkan sampai sistem kardiovaskuler.1.2

Ensefalitis merupakan suatu peradangan pada otak, yang biasanya disebabkan oleh virus dan dikenal dengan nama ensefalitis virus.3.4 Ensefalitis virus biasanya disebabkan oleh virus herpes dan beberapa dari famili dari arbovirus. Mikroorganisme lain yang bisa menyebabkan terjadinya ensefalitis diantanya ialah protozoa seperti Toxoplasma gondii, dan bakteri seperti Listeria monocytogenes dan Mycobacterium tuberculosis.

Menurut statistik dari 214 ensefalitis, 514% (115 orang) dari penderitanya ialah anak – anak. Virus yang paling sering ditemukan ialah virus herpes simpleks (31%) , yang disusul oleh virus ECHO (17%). Statistik lain mengungkapkan bahwa ensefalitis primer yang disebabkan oleh virus yang dikenal mencakup 13%. Ensefalitis primer dengan penyebab yang tidak diketahui dan ensefalitis para-infeksiosa masing – masing mencakup 40% dan 41% dan semua kasus ensefalitis yang telah diselidiki.1,2

Ensefalitis merupakan suatu proses peradangan/inflammasi pada jaringan otak. Ensefalitis pada infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan peradangan pada parenkim otak akibat komplikasi dari infeksi HIV, baik komplikasi primer oleh karena infeksi HIV itu sendiri ataupun komplikasi sekunder oleh karena keadaan immunodefisiensi (infeksi opportunistik). AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) didefinisikan sebagai suatu sindrome atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi immun yang berat, dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi HIV.5

Page 2: Case Report Neuro Intan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI

Encephalon atau otak terletak di dalam cavum crania dan bersambung dengan medulla spinalis melalui foramen magnum. Otak dibungkus oleh tiga meningens,: dura mater, arachnoidea mater, dan pia mater. Ketiganya bersambung dengan meningens medulla spinalis. Cairan serebrospinal mengelilingi otak di dalam ruang subarakhnoid.3

Secara konvensional, otak dibagi menjadi tiga bagian utama. Bagian – bagian tersebut secara berurutan dari medulla spinalis ke atas adalah rhombencephalon, mesencephalon, dan prosencephalon. Rhombencephalon dibagi lagi menjadi medulla oblongata, pons, dan cerebellum. Prosencephalon dapat dibagi menjadi diencephalon (antar otak) yang merupakan bagian sentral prosencephalon dan cerebrum.3

Page 3: Case Report Neuro Intan

Gambar 1. Sistem Saraf Pusat3

Page 4: Case Report Neuro Intan

RHOMBENCEPHALON

1. Medulla Oblongata

Medulla oblongata berbentuk conus, di superior berhubungan dengan pons dan di bagian inferior berhubungan dengan medulla spinalis. Pada medulla oblongata, terdapat banyak kumpulan neuron yang disebut nuclei dan berfungsi menyalurkan serabut– serabut saraf ascendens dan descendens.3

2. Pons

Pons terletak di permukaan anterior cerebellum, inferior dari mesencephalon, dan superior dari medulla oblongata. Pons atau jembatan dinamakan dari banyaknya serabut yang berjalan transversal pada permukaan anteriornya yang menghubungkan kedua hemispherium cerebella. Pons juga mengandung banyak nuclei serta serabut – serabut ascendens dan desendens.3

3. Cerebellum

Cerebellum terletak di fossa cranii posterior, posterior terhadap pons, dan medulla oblongata. Bagian ini terdiri dari dua hemispherium yang dihubungkan oleh sebuah bagian median, yaitu vermis. Cerebellum berhubungan dengan mesencephalon melalui pedunculus cerebellaris superior, dengan pons melalui pedinculus cerebella media, dan dengan medulla oblongata melalui pedunculus cerebellaris inferior.3

Lapisan permukaan masing – masing hemispherium cerebelli disebut korteks dan terdiri dari substansia grisea.Cortex cerebelli tersusun dalam lipatan – lipatan atau folia yang dipisahkan oleh fissure – fissure tranversal yang tersusun rapat. Pada bagian ini terdapat massa substansia grisea di dalam cerebellum yang tertanam di dalam substansia alba. Yang paling besar disebut nucleus caudatus.3

Medulla oblongata, pons, dan cerebellum mengelilingi sebuah rongga yang berisi cairan serebrospinal, disebut ventriculus quartus. Di bagian superior, rongga ini berhubungan dengan ventriculus tertius melalui aqueductus cerebri, dan dibagian inferior menyambung dengan canalis centralis medulla spinalis.3

Page 5: Case Report Neuro Intan

MESENCEPHALON

Mesencephalon merupakan bagian sempit otak yang menghubungkan prosencephalon dengan rhombencephalon. Rongga sempit di mesencephalon adalah aqueductus cerebri yang menghubungkan ventriculus tertius dengan ventriculus quartus. Mesencephalon terdiri dari banyak nuclei dan berkas serabut – serabut asendens dan desendens.

c) PROSENCEPHALON Cerebrum

Cerebrum merupakan bagian terbesar otak dan terletak di fossa crania anterior dan medius serta menempati seluruh cekungan tempurung tengkorak. Cerebrum terbagi menjadi dua bagian,: diencephalon yang membentuk inti sentral, dan telencephalon yang membentuk hemispherium cerebri. Cerebrum terdiri dari dua hemisfer cerebri yang dihubungkan oleh massa substansia alba yang disebut corpus callosum. Masing – masing hemisfer terbentang dari os frontal eke os occipital, yaitu pada bagian superior fossa crania anterior dan media. Di bagian posterior, cerebrum terletak diatas tentorium cerebelli. Hemisfer dipisahkan oleh celah yang dalam, yaitu fissure longitudinalis yang merupakan tempat masuknya falx cerebri.3.

Lapisan permukaan masing – masing hemisfer, korteks, terbentuk dari substansia grisea. Cortex cerebri berlipat – lipat disebut gyri, yang dipisahkan oleh fissura atau sulci. Dengan adanya lipatan – lipatan tersebut, daerah permukaan korteks menjadi lebih luas. Beberapa sulcus yang besar digunakan untuk mebagi masing – masing permukaan hemisfer menjadi lobus – lobus. Lobus – lobus diberi nama sesuai dengan tulang tengkorak yang menutupinya. 3.

Didalam hemisfer, terdapat pusat substansia alba yang mengandung massa substansia grisea yang besar, yaitu nuclei basalis atau ganglia basalis. Kumpulan serabut – serabut saraf berbentuk kipas disebut corona radiata melintasi substansia alba dari cortex cerebri ke batang otak. Corona radiate berkonvergensi di ganglia basalis dan melintas di antaranya sebagai

Page 6: Case Report Neuro Intan

capsula interna. Nucleus berekor yang terletak di sisi medial capsula interna disebut nucleus caudatus dan nucleus yang berbentuk seperti lensa di sisi lateral capsula interna disebut nucleus lentiformis. 3.

Ruangan yang terdapat di dalam masing – masing hemisfer disebut ventriculus lateralis. Ventriculus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius melalui foramen interventriculare.3 Selama proses perkembangan, cerebrum menjadi sangat besar dan menutupi diencephalon, mesencephalon dan rhombencephalon.2

Gambaran umum hemispherium cerebri

Hemispherium cerebri merupakan bagian otak yang paling besar dan dipisahkan oleh fissure sagittalis yang dalam di garis tengah disebut fissure longitudinalis cerebri. Fissura berisi lipatan duramater yang berbentuk seperti bulan sabit – falx cerebri – dan arteria cerebralis anterior. Dibagian fissura yang dalam, commissural yang besar – corpus callosum – menghubungkan kedua hemispherium melalui garis tengah. Lipatan horizontal duramater yang kedua memisahkan hemispherium cerebri dari cerebellum dan disebut tentorium cerebella.

Lobus _ Lobus Hemispherium Cerebri

1. Permukaan Superolateral Hemispherium

Lobus frontalis menempati daerah di anterior sulcus centralis dan di superior sulcus lateralis. Permukaan superolateral lobus frontalis dibagi oleh tiga sulcus menjadi empat gyrus. Sulcus precentralis berjalan sejajar dengan sulcus centralis dan gyrus precentralis terletak di antaranya. Sulcus frontalis superior dan frontalis inferior berjalan ke arah anterior sulcus precentralis. Gyrus frontalis superior terletak di sebelah posterior sulcus frontalis superior –gyrus frontalis medius terletak di antara sulcus frontalis superior dan inferior – serta gyrus frontalis inferior terletak di inferior sulcus frontalis inferior. Gyrus frontalis inferior dilalui oleh ramus anterior dan ascendens sulcus lateralis.

Lobus parietalis terletak di daerah posterior sulcus centralis dan di superior sulcus lateralis. Lobus ini meluas ke posterior sampai sejauh sulcus parieto-occipitalis. Permukaan lateral lobus parietalis terbagi menjadi tiga gyrus oleh dua sulcus. Sulcus postcentralis berjalan sejajar dengan sulcus centralis dan gyrus postcentralis terletak di antaranya. Sulcus intraparietal berjalan ke posterior dari pertengahan sulcus postcentralis. Di bagian superior

Page 7: Case Report Neuro Intan

sulcus intraparietalis terdapat lobules (gyrus) parietalis superior dan di bagian inferiornya terdapat lobules (gyrus) parietalis inferior.

Lobus temporalis menempati daerah di inferior sulcus lateralis. Permukaan lateral lobus temporalis terbagi menjadi tiga gyrus oleh dua sulcus. Sulcus temporalis superior dan media berjalan sejajardengan ramus posterior sulcus lateralis, serta membagi lobus temporalis menjadi gyrus temporalis superior, medius, dan inferior. Gyrus temporalis inferior berlanjut ke permukaan inferior hemispherium.

Lobus occipitalis menempati daerah kecil di belakang sulcus parieto-occipitalis.

2. Permukaan Medial dan Inferior Hemispherium

Lobus – lobus hemispherium cerebri di permukaan medial dan inferior tidak terbatas dengan jelas. Namun, ada banyak daerah yang penting dikenali. Corpus callosum – merupakan commissural otak terbesar – membentuk gambaran yang mencolok pada permukaan ini. Gyrus cinguli dimulai di bawah ujung anterior corpus callosum dan berlanjut ke atas corpus callosum hingga mencapai ujung posteriornya. Gyrus ini dipisahkan dari corpus callosum oleh sulcus callosus. Gyrus cingulidipisahkan dari gyrus frontalis superior oleh sulcus cinguli.

Lobulus paracentralis adalah daerah cortex cerebri yang terletak di sekitar lekukan yang dibuat oleh sulcus centralis pada tepi superior. Bagian antara lobules ini merupakan lanjutan gyrus precentralis pada permukaan lateral superior, dan bagian posterior lobules ini merupakan lanjutan gyrus postcentralis.

Precuneus adalah daerah korteks yang di sebelah anterior dibatasi oleh ujung posterior sulcus cinguli yang berbalik ke atas dan di bagian posterior dibatasi oleh sulcus parieto-occipitalis.

Cuneus merupakan daerah cortex cerebri yang berbentuk segitiga dan di bagian superior dibatasi oleh sulcus parieto-occipitalis, di sebelah inferior oleh sulcus calcarina dan dibagian posterior oleh pinggir medialis superior.

Sulcus collateralis terletak pada permukaan inferior hemispherium. Sulcus ini berjalan ke anterior di bawah sulcus calcarina. Terdapat gyrus lingualis di antara sulcus collateralis dan

Page 8: Case Report Neuro Intan

sulcus calcarina. Di anterior gyrus lingualis terdapat gyrus parahippocampi; gyrus yang terakhir ini berakhir di depan uncus yang berbentuk seperti kait. Gyrus occipitotemporalis medialis terbentang dari polus occipitalis sampai ke polus temporalis. Di medial dibatasi oleh sulcus collateralis dan sulcus rhinalis, sedangkan di lateral dibatasi oleh sulcus occipitotemporalis.

Struktur Interna Hemispherium Cerebri

Hemispherium cerebri diliputi oleh selapis substansia grisea yang disebut cortex cerebri. Di bagian dalam hemispherium cerebri terdapat ventriculus lateralis, massa substansia grisea yang disebut nucleus basalis dan serabut – serabut saraf. Serabut – serabut saraf tertanam di neuroglia dan membentuk substansia alba.

d) DIENCEPHALON

Diencephalon terdiri dari ventriculus tertius dan struktur – struktur yang membatasinya. Diencephalon meluas ke posterior di tempat ventriculus tertius bersambung dengan aqueductus cerebri anterior sejauh foramina interventricularis. Jadi, diencephalon merupakan struktur yang terletak di garis tengah dengan belahan kanan dan kiri yang simetris. Jelaslah, subdivisi otak dibuat untuk memudahkan dan dari titik pandang fungsional serabut – serabut saraf bebas melewati batas – batasnya.

Gambaran Umum

Permukaan inferior diencephalon merupakan satu – satunya daerah diencephalon yang terpajan permukaan dalam otak. Permukaan ini dibentuk oleh struktur hipotalamik dan struktur lainnya yang meliputi – dari anterior ke posterior – chiasma opticum dengan tractus opticus di sisi lain; infundibulum dengan tuber cinereum; serta corpus mamillare.

Permukaan superior diencephalon tertutup oleh fornix yang merupakan berkas serabut – serabut yang tebal dan berasa dari hippocampus lobus temporalis. Selain itu, pada bagian posterior melengkung melewati thalamus, lalu bergabung dengan corpus mamillare. Dinding superior diencephalon yang sebenarnya dibentuk oleh atap ventriculus tertius. Dinding tersebut terdiri dari saru lapis ependyma yang bersambung dengan lapisanependyma lain

Page 9: Case Report Neuro Intan

yang membatasi ventriculus tertius. Pada bagian superior ditutupi oleh lipatan vascular piamater yang disebut tela choroidea ventriculus tertius. Dari atas ventriculus tertius terdapat sepasang tonjolan vascular yang menonjol ke bawah dari garis tengah ke rongga ventriculus tertius, yaitu plexus choroideus ventriculus tertius.

Permukaan lateral diencephalon dibatasi oleh capsula interna substansia alba dan mengandung serabut – serabut saraf yang menghubungkan cortex cerebri dengan bagian

– bagian lain pada batang otak dan medulla spinalis.

Oleh karena terbagi menjadi dua bagian yang simetris oleh ventriculus tertius yang berbentuk seperti celah, diencephalon juga memiliki permukaan medial. Bagian superior pada permukaan medial diencephalon, yaitu dinding lateral ventriculus tertius, dibentuk permukaan medial thalamus , sedangkan bagian inferiornya oleh hipotalamus. Kedua daerah ini dipisahkan satu dengan yang lain oleh sulcus yang dangkal, yaitu sulcus hypothalamicus. Seberkas serabut saraf – yang merupakan serabut – serabut aferen ke nucleus habenularis – membentuk rigi di sepanjang tepi superior permukaan medial diencephalon dan disebut stria medullaris thalamicus.

Diencephalon dapat dibagi menjadi empat bagian besar: thalamus, subthalamus,epithalamus, dan hypothalamus.

Page 10: Case Report Neuro Intan

Tabel 1. Ringkasan Struktur dan Fungsi Komponen – Komponen Otak

KOMPONEN OTAK FUNGSI UTAMAKorteks Cerebrum 1. Persepsi sensorik

2. Kontrol gerakan volunteer

3. Bahasa

4. Proses mental canggih, misalnya berfikir, mengingat, membuat

keputusan, kreativitas dan kesadaran diriNukleus Basal 1. Inhibisi tonus otot

2. Kordinasi gerakan yang lambat dan menetap

3. Penekanan pola – pola gerakan yang tidak bergunaThalamus 1. Stasiun pemancar untuk semua masukan sinaps

2. Kesadaran kasar terhadap sensasi

3. Beberapa tingkat kesadaran

4. Berperan dalam kontrol motorikHipothalamus 1. Mengatur banyak fungsi homeostatic, misalnya control suhu,

rasa haus, pengeluaran urin dan asupan makanan

2. Penghubung penting antara system saraf dan endokrin

3. Sangat terlibat dalam emosi dan perilaku dasarCerebellum 1. Memelihara keseimbangan

2. Peningkatan tonus otot

3. Koordinasi dan perencanaan aktivitas otot volunteer yang

terlatihBatang Otak 1. Asal dari sebagian besar saraf kranialis perifer

(Mesencephalon, 2. Pusat pengaturan kardiovaskuler, respirasi dan pencernaan

pons, medulla 3. Pengaturan reflex otot yang terlibat dalam keseimbangan dan

oblongata) postur

4. Penerimaan dan integrasi semua masukan sinaps dari korda

spinalis; keadaan terjada dan pengaktifan korteks cerebrum

5. Pusat tidur

Page 11: Case Report Neuro Intan

B. DEFINISI

Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme, misalnya viral, bakteri, Spirochaeta, fungus, protozoa,dan metazoa ( cacing ).Penyebab yang tersering dan terpenting adalah virus, karena itu sering disebut ensefalitis virus. Virus dapat masuk ke tubuh pasien melalui kulit saluran nafas, dan saluran cerna. Pada keadaan permulaan timbul demam, tetapi belum ada kelainan neurologis. Virus akan terus berkembang biak, kemudian menyerang susunan saraf pusat dan akhirnya diikuti kelainan neurologis.

Ensefalitis mencakup berbagai variasi dari bentuk yang paling ringan sampai dengan yang parah sekali seperti koma dan kematian. Ensefalitis diagnosisnya dapat ditegakkan hanya melalui pemeriksaan mikroskopis jaringan otak. Namun dalam prakteknya diklinik, diagnosis sering dibuat berdasarkan manifestasi-manifestasi neurologis dan temuan-temuan epidemiologis, tanpa bantuan bahan histologis.

Ensefalitis pada infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Ensefaitis pada Infeksi HIV merupakan peradangan pada parenkim otak akibat komplikasi dari infeksi HIV, baik komplikasi primer oleh karena infeksi HIV itu sendiri ataupun komplikasi sekunder oleh karena keadaan immunodefisiensi (infeksi opportunistik).

HIV merupakan suatu virus ribonucleid acid (RNA) yang termasuk retrovirus (famili lentivirus). HIV mempunyai enzim reverse transcriptase yang terdapat di dalam inti HIV dan akan mengubah informasi genetika dari RNA virus menjadi deoxy-ribonucleid acid (DNA).4,7,9 HIV mempunyai target sel utama yaitu sel limfosit T4, yang mempunyai reseptor CD4. Beberapa sel lain yang juga mempunyai reseptor CD4 adalah: sel monosit, sel makrofag, sel folikular dendritik, sel retina, sel leher rahim, dan sel langerhans.4 Infeksi limfosit CD4 oleh HIV dimediasi oleh perlekatan virus ke permukaan sel reseptor CD4, yang menyebabkan kematian sel.

C. ETIOLOGI

Klasifikasi yang diajukan oleh Robin berdasarkan etiologi virus:

1. Infeksi virus yang bersifat epidemik

a. Golongan enterovirus : Poliomyelitis, virus Coxsackie, virus ECHO.

b. Golongan virus ARBO : Western equine encephalitis, St. Louis encephalitis,

Eastern equine encephalitis, Japanese B encephalitis, Russian spring summer

encephalitis, Murray valley encephalitis.

Page 12: Case Report Neuro Intan

2. Infeksi virus yang bersifat sporadik : Rabies, Herpes simplex, Herpes zoster,

Limfogranuloma, Mumps, Lymphocytic choriomeningitis dan jenis lain yang dianggap

disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.

3. Ensefalitis pasca infeksi : pasca morbili, pasca varisela, pasca rubela, pasca vaksinia,

pasca mononukleosis infeksious dan jenis-jenis yang mengikuti infeksi traktus

respiratorius yang tidak spesifik

Meskipun di Indonesia secara klinis dikenal banyak kasus ensefalitis, tetapi baru Japanese B

encephalitis yang ditemukan.

Viral:

•Virus DNA: herpes simplex virus (HSV-1, HSV-2), virus herpes lainnya (HHV-6, EBV, VZV,

cytomegalovirus) dan adenovirus (sebagai contoh serotipe 1,6,7,12,32)

•Virus RNA: virus influenza (serotipe A), enterovirus (serotipe 9,71), virus polio, measles,

rubella, mumps, rabies, arbovirus (contoh: Japanese B encephalitis virus, lymphotic

choriomeningitis virus, Eastern, Western dan Venezuelan equine encephalitis virus), retro

virus(ColoradoickFevervirus),danretrovirus(HIV)

Bakterial:

Mycobacterium tuberculosis, Mycoplasma pneumoniae, Listeria monocytogenes, Borrelia

burdgorferi (lyme disease), Tropheryma whippeli (Whipple’s disease), lepstospira, brucella,

legionella, Salmonella typhii (typhoid fever), nocardia, actinomyces, Treponema pallidum

(meningovascular syphilis) dan seluruh penyebab meningitis bakterial (piogenik).

Rickettsia:

•Rickettsia rickettsii (Rocky Mountain Spotted Fever), Rickettsia typhii (endemic typhus)

•Rickettsia prowazekii (epidemic typhus), Coxiella burnetii (Q fever).

Fungal:

Cryptococcosis, coccidioidomycosis, histoplasmosis, North American Blastomycosis,

candidiasis

Page 13: Case Report Neuro Intan

Parasit:Human African Trypanosomiasis, Toxoplasma gonsii, Nagleria fowleri, Echinococcus granulosus,schistosomiasis.

D. PATOGENESIS

HIV memasuki SSP pada saat kejadian infeksi primer dan dapat muncul secara tidak jelas, acute self-limited syndrome atau kelainan kronik. Hal ini disebabkan oleh HIV itu sendiri, infeksi opportunistik sekunder atau neoplasma, kelainan metabolik, riwayat medis atau gangguan nutrisi. Bagaimana HIV itu sendiri memasuki SSP masihlah tidak diketahui. Mekanisme yang memungkinkan mencakup transport intraseluler melewati blood-brain barrier dalam makrofag yang terinfeksi, penempatan virus bebas pada leptomeningens, atau virus bebas setelah replikasi dalam pleksus khoroideus atau epithelium vaskular.7

Kelainan neurologi dapat muncul pada setiap stadium dari infeksi pertama dan terjadinya serokonversi pada AIDS. Sebagian besar kelainan neurologi terbatas pada stadium simptomatik dari infeksi HIV (AIDS dementia complex). Kelainan neurologi dapat muncul dalam waktu 10 minggu dari infeksi HIV. Pendapat lain menyatakan dalam waktu 6 minggu dari infeksi. Di samping pengaruh langsung kelainan neurologi pada infeksi HIV, bermacam kelainan opportunistik, baik fokal maupun non fokal, dapat muncul pada beberapa penderita. Kelainan neurologi yang timbul dari infeksi opportunistik akibat HIV bergantung pada lokalisasi neuroanatomi yang terlibat.6,7

Perjalanan alamiah infeksi HIV dapat dibagi dalam tahapan sebagai berikut: Infeksi virus (2-3 minggu) → sindrome retroviral akut (2-3 minggu) → gejala menghilang + serokonversi → infeksi kronis HIV asimptomatik (rata-rata 8 tahun, di negara berkembang lebih pendek) → infeksi HIV/AIDS simptomatik (rata-rata 1,3 tahun) → kematian.

Di samping pengaruh langsung kelainan neurologi pada infeksi HIV, bermacam kelainan opportunistik, baik fokal maupun non fokal, dapat muncul pada beberapa penderita. Kelainan neurologi yang timbul dari infeksi opportunistik akibat HIV bergantung pada lokalisasi neuroanatomi yang terlibat. Pada penderita HIV infeksi ensefalitis tersering disebabkan oleh virus, karena sawar darah otak tidak memberikan perlindungan yang sempurna dalam melawan serangn virus bila dibandingkan dengan kuman lainnya.9

E. GEJALA KLINISGejala dan tanda neurologi terjadi pada 30- 70% kasus infeksi HIV.9 Kelainan neurologi

yang timbul pada penderita secara umum dapat dikelompokkan menjadi: (a) Primer/ komplikasi langsung terlibat pada sistem saraf yang terinfeksi yaitu apabila perubahan patologi diakibatkan langsung oleh HIV itu sendiri, dan (b) Sekunder/komplikasi tidak

Page 14: Case Report Neuro Intan

langsung sebagai akibat dari proses immunosupresi berupa infeksi opportunistik dan neoplasma.

Gejala paling sering muncul biasa disebut trias Ensefalitis yang berupa:1. Demam2. Kejang3. Penurunan kesadaran

Segala sesuatu yang mengganggu fungsi atau merusak kawasan susunan saraf disebut lesi. Suatu lesi dapat berupa kerusakan pada jaringan fungsional akibat perdarahan, trombosis atau embolisasi. Pada jaringan fungsional karena peradangan, degenerasi dan penekanan oleh proses desak ruang dan sebagainya. Suatu lesi yang melumpuhkan fungsi kawasan yang didudukinya dikenal sebagai lesi paralitik sebagai tandingan dari lesi iritatif, yaitu lesi yang merangsang daerah yang didudukinya.1

Gambar kelumpuhan akibat lesi paralitik di susunan piramidal dari komponen UMN susunan neuromuskular berbeda sekali dengan gambar kelumpuhan akibat lesi paralitik di ‘final common path’, ‘motor end plate’, dan otot. Karena itu, maka kelumpuhan yang pertama dinamakan kelumpuhan UMN dan yang kedua kelumpuhan LMN.2

F. PEMERIKSAANUmumnya pemeriksaan laboratorium untuk HIV/AIDS dibedakan atas beberapa

kelompok, yaitu: Pemeriksaan antibodi (Ab) HIV (dengan cara Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA/EIA), Western Blot (WB), dan Immuno Fluorescent Antibody (IFA)). Pemeriksaan antigen (Ag) HIV (dengan cara pembiakan virus, antigen p24 dan Polymerase Chain Reaction (PCR)). Pemeriksaan status immunitas yaitu lab darah dan jumlah limfosit CD4, dan pemeriksaan terhadap infeksi opportunistik dan keganasan.

Infeksi opportunistik dan neoplasma pada SSP yang berhubungan dengan infeksi HIV, umumnya muncul jika dijumpai keadaan immunodefisiensi berat (jumlah limfosit CD4 < 200 sel/mm3). Evaluasi untuk sindrome neurologik yang spesifik sebaiknya didahului dengan pemeriksaan fisik umum untuk menyingkirkan infeksi opportunistik atau neoplasma. Juga diperlukan pemeriksaan kultur darah untuk virus dan fungi.5

Pemeriksaan electroencephalography (EEG) dapat menunjukkan adanya lesi fokal bila scans bersifat nondiagnostik. Pemeriksaan CSS lebih berguna pada kasus infeksi sifilis dan fungal atau tuberkulosa. Virus jarang dikultur dari CSF. Amplifikasi PCR pada CSS dapat berguna dalam diagnosa infeksi CMV, toxoplasmosis atau PML. Pemeriksaan computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) berguna dalam membedakan lesi fokal dari lesi otak diffus. Imaging memainkan peranan yang penting dalam mendiagnosa PML. Biopsi otak dapat diperlukan untuk diagnosis.5,7

G. DIAGNOSA BANDINGDiagnosa banding dari infeksi opportunistik dan neoplasma pada SSP yang berhubungan

dengan infeksi HIV diantaranya yaitu: Ensefalitis Cytomegalovirus, Meningitis

Page 15: Case Report Neuro Intan

(Cryptococcus dan Tuberkulosa), Toxoplasmosis, Progressive multifocal leukoencephalo-pathy (PML), Limfoma SSP, AIDS Dementia Complex (ADC) (HIV Dementia).5,7,8

H. PENATALAKSANAAN