Case Neuro Lbp

77
BAB I LAPORAN KASUS I. IDENTITAS Nama : Tn. S Jenis Kelamin : laki- laki Umur : 67 tahun Suku Bangsa : Indonesia Pekerjaan : Buruh Alamat : Desa sukaharja Status : Menikah Agama : Islam Tanggal Dirawat : 07 September 2013 pukul 22.00 WIB Ruang : Antasena 7 II. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara auto dan alloanamnesis dengan pasien dan anaknya pada tanggal 09 September 2013 pada pukul 15.00 WIB Keluhan Utama : Nyeri pinggang Onset : Sejak 42 tahun hilang timbul 1

description

NEURO RSMM BOGOR

Transcript of Case Neuro Lbp

Page 1: Case Neuro Lbp

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 67 tahun

Suku Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Desa sukaharja

Status : Menikah

Agama : Islam

Tanggal Dirawat : 07 September 2013

pukul 22.00 WIB

Ruang : Antasena 7

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara auto dan alloanamnesis dengan pasien dan anaknya

pada tanggal 09 September 2013 pada pukul 15.00 WIB

Keluhan Utama : Nyeri pinggang

Onset : Sejak 42 tahun hilang timbul

Lokasi : Punggung bagian tengah menjalar ke pinggul

Kualitas : Terasa seperti ditarik

Faktor yang memperberat : Batuk, posisi duduk

Faktor yang meringankan : Posisi tidur

Gejala penyerta : Kaki terasa baal, sesak nafas, batuk, demam

Kronologis :

1

Page 2: Case Neuro Lbp

Pasien datang diantar oleh keluarga ke IGD RSMM dengan keluhan nyeri

punggung tengah menjalar ke kedua pinggul sejak 42 tahun SMRS. Pasien

merasakan keluhan ini hilang timbul dan bertambah berat sejak 1 tahun

belakangan. Pasien juga merasakan kedua kaki baal dari pergelangan kaki sampai

telapak kaki sejak satu bulan terakhir. Pasien berobat ke klinik 24 jam, mantri, dan

alternatif tetapi keluhan hanya berkurang ketika minum obat dan kembali muncul

ketika obat habis. Karena sakit yang dirasakannya maka pasien lebih banyak

berbaring di rumah dan jarang beraktivitas.

Pasien mengalami sesak sejak 1 minggu yang hilang timbul tetapi tidak

dipengaruhi oleh posisi maupun aktivitas. Nyeri pada seluruh dada dirasakan

pasien terutama saat batuk yang terasa seperti dirobek.

Kelemahan pada tungkai disangkal. Keluhan BAB dan BAK disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat batuk dirasakan sejak 1 tahun belakangan disertai

dahak berwarna kuning kehijauan. Pasien sering merasakan keringat dingin serta

badan sumeng setiap malam. Berat badan diakui terjadi penurunan sekitar 2 kilo

setiap bulan dan penurunan nafsu makan. Kemudian pasien berobat ke dokter dan

dinyatakan TB Paru dan diberikan OAT. Terapi dilakukan selama 5 minggu

kemudian ps berhanti berobat.

Pasien pernah mengalami kecelakaan 42 tahun yang lalu ketika truk pasir yang

dikemudikan oleh pasien terguling dan pasien tertimbun oleh pasir dalam posisi

duduk.

Riwayat asma, alergi obat, darah tinggi dan kencing manis disangkal oleh

pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga

2

Page 3: Case Neuro Lbp

Riwayat penyakit paru, darah tinggi, stroke, penyakit jantung, serta kencing

manis disangkal oleh pasien.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai kuli angkut pasir dan sering membawa mobil jarak jauh

dengan keadaan sosial ekonomi menengah ke bawah.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 9 september 2013, pukul 15.00

1. TANDA VITAL

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 V5 M6

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 100x/menit

Suhu : 38.3oC

Pernafasan : 28x/menit

BB : 48 kg

TB : 165 cm

2. STATUS GENERALIS

Kepala : Normocephali

Mata : CA -/- SI -/-

THT : dbn

Leher : KGB tidak teraba, tiroid tidak teraba

Jantung : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru : SNV +/+, ronki +/+ basah kasar, wheezing -/-

Abdomen : datar, supel

3

Page 4: Case Neuro Lbp

Bising usus (+) normal, perkusi timpani seluruh lapang

3. STATUS NEUROLOGIS

- Kesadaran : Compos Mentis

- GCS : E4 V5 M6

- Pembicaraan : Baik

- Kepala : Normocephali

- Rangsangan Selaput Otak :

a. Kaku kuduk : (-)

b. Kerniq : 135o / 135o

c. Brudzinski I : -/-

d. Brudzinski II : -/-

- Saraf kranial

o N. I Normosmia

o N. II Kanan Kiri

Visus : 6/6 1/∞

Campus visus : baik -

Melihat warna : baik -

Funduskopi : tidak dilakukan tidak dilakukan

o N. III, IV, VI

Kanan Kiri

Kedudukan bola mata : Ortoforia Ortoforia

Pergerakan bola mata :

4

Page 5: Case Neuro Lbp

Ke atas baik baik

Ke temporal baik baik

Ke bawah baik baik

Ke temporal bawah baik baik

Exophtalmus (-) (-)

Nistagmus (-) (-)

Ptosis (-) (-)

Pupil :

Bentuk bulat sulit dinilai

Lebar 3 mm sulit dinilai

Anisokoria sulit dinilai

RCL (+) sulit dinilai

RCTL (+) sulit dinilai

Reaksi akomodasi baik sulit dinilai

Reaksi konvergensi baik sulit dinilai

o N. V

Kanan Kiri

Cabang motorik baik baik

Cabang sensorik

5

Page 6: Case Neuro Lbp

Ophtalmikus baik baik

Maxillaris baik baik

Mandibularis baik baik

o N. VII

Kanan Kiri

Motorik orbitofrontalis baik baik

Motorik orbicularis oculi baik baik

Motorik orbicularis oris baik baik

Pengecap 2/3 anterior lidah baik baik

o N. VIII

Kanan Kiri

Vestibular

Vertigo (-) (-)

Nystagmus (-) (-)

Cochlear

Tuli konduktif : tidak dilakukan

Tuli sensorineural : tidak dilakukan

o N. IX dan X

Bagian motorik

Suara : biasa

Menelan : baik

Kedudukan arkus faring : simetris

Kedudukan uvula : ditengah arkus faring

Detak jantung : regular, murmur (-), gallop (-)

Bising usus : (+) dalam batas normal

6

Page 7: Case Neuro Lbp

Bagian sensorik

Pengecapan 1/3 bagian belakang lidah : baik

Refleks oculo cardiac : (+)

Refleks carotico cardiac : (+)

Refleks muntah : (+)

Refleks palatum mole : (+)

o N. XI

Mengangkat bahu : baik

Memalingkan kepala : baik

o N. XII

Kedudukan lidah saat istirahat : lurus di tengah

Atrofi : (-)

Fasikulasi / tremor : (-)

Kekuatan lidah menekan bagian pipi : baik

- Sistem Motorik

Kekuatan otot 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5

Gerakan involunter

Tremor : (-)

Chorea : (-)

Athetose : (-)

Mioklonik : (-)

Trofik : eutrofik

7

Page 8: Case Neuro Lbp

Tonus : normotonus

Koordinasi

Jari tangan – jari tangan : baik

Jari tangan – hidung : baik

Ibu jari kaki – jari tangan : tidak dilakukan

Tumit – lutut : baik

Pronasi – supinasi : baik

Tapping dengan jari tangan : tidak dilakukan

Station

Romberg test : tidak dilakukan

- Sistem sensorik

Rasa eksteroseptif

Rasa nyeri superficial : baik

Rasa suhu (panas/dingin) : tidak dilakukan

Rasa raba ringan : baik

Rasa propioseptif

Rasa getar : tidak dilakukan

Rasa tekan : baik

Rasa nyeri tekan : tidak dilakukan

Rasa gerak dan posisi : baik

Rasa enteroseptif

Reffered pain : tidak dilakukan

8

Page 9: Case Neuro Lbp

- Gangguan fungsi luhur

Apraksia : (-)

Alexia : (-)

Agraphia : (-)

Fingeragnosia : (-)

Membedakan kanan dan kiri : (-)

Acalculia : (-)

- Refleks fisiologis

Kanan Kiri

BPR ++ ++

TPR ++ ++

KPR ++ ++

APR ++ ++

- Refleks patologis

Tungkai

Kanan Kiri

Babinsky - -

Caddock - -

Oppenheim - -

Rossolimo - -

Gordon - -

Schaefer - -

Mendel-Bechtrew - -

Stransky - -

Gonda - -

9

Page 10: Case Neuro Lbp

Bing - -

Lengan

Hoffman-trommer - -

Leri - -

Mayer - -

- SSO

Miksi : baik

Defekasi : baik

Sekresi keringat : baik

Salivasi : baik

Gangguan vasomotor : tidak ada

Gangguan tropic kulit, kuku rambut : tidak ada

- Collumna vertebra

Kelainan lokal

Pada perabaan : teraba spasme otot pada daerah m. trapezius

Skoliosis : (-)

Kyphosis : (-)

Kyphoskoliosis: (-)

Nyeri tekan/ketok lokal : (-)

Gerakan cervical vertebrae

Fleksi : baik

Ekstensi : baik

Lateral deviasi : baik

Rotasi : baik

Gerakan dari tubuh

10

Page 11: Case Neuro Lbp

Membungkuk : tidak terdapat nyeri tetapi pasien merasa berat saat

bangun sehingga perlu dibantu

Ekstensi : tidak dilakukan

Lateral deviasi : tidak dilakukan

- Tes provokasi

Kanan Kiri

Laseq - -

Patrick - -

Anti patrick - -

Braggard - -

Sicard - -

IV. RESUME

Seorang laki-laki usia 67 tahun datang ke IGD RSMM Bogor dengan keluhan

nyeri punggung sejak 42 tahun. Nyeri dirasakan di punggung bagian tengah

menjalar ke pinggul yang hilang timbul dan semakin berat, terasa seperti ditarik.

Nyeri semakin terasa jika pasien batuk dan saat posisi duduk serta lebih berkurang

pada posisi tidur. Pasien merasakan baal dari pergelangan kaki sampai telapak

kaki. Batuk (+), sesak (+), nyeri kedua dada (+) terutama saat batuk. Pasien

pernah mengalami kecelakaan 42 tahun yang lalu ketika truk pasir yang

dikemudikan oleh pasien terguling dan pasien tertimbun oleh pasir dalam posisi

duduk.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,

kesadaran compos mentis. Tanda vital didapatkan tekanan darah 120//80 mmHg,

nadi 100x/menit, suhu 38.3oC, pernafasan 28x/menit

11

Page 12: Case Neuro Lbp

Pada status generalis, didapatkan ronki basah kasar di kedua lapang

paru. Status neurologis GCS E4 V5 M6. Pada pemeriksaan collumna vertebra,

perabaan didapatkan spasme otot pada daerah m. trapezius. Gerakan tubuh

saat membungkuk tidak didapatkan nyeri tetapi pasien merasa berat saat

bangun sehingga perlu dibantu.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium 6 September 2013

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

HEMATOLOGI

Hemoglobin 13.1 13 - 18

Leukosit 4.970 4000 – 10000

Thrombosit 287.000 150000 – 400000

Hematokrit 35 40 - 54

KIMIA DARAH

SGOT 35 < 42

SGPT 25 < 47

Ureum 46.3 10 – 50

Creatinin 1.22 0.67 – 1.36

Glukosa sewaktu 141 < 140

12

Page 13: Case Neuro Lbp

Radiologi 6 September 2013

Foto Thorax

Deskripsi:

Cor : tak membesar, elongatio arcus aorta

Pulmo: Trachea letak di tengah, mediastinum tak melebar

Tak tampak infiltrat pada paru kanan kiri

Corakan bronkovaskular di hilus kanan-kiri kasar

Sinus phrenicocostalis kanan kiri lancip

Diafragma kanan kiri normal

13

Page 14: Case Neuro Lbp

Tulang tulang normal

Kesan:

Cor : tak membesar, elongatio arcus aorta

Pulmo : gambaran bronchitis

Foto Lumbosacral

Deskripsi:

Alignment tulang normal

Corpus vertebrae VTh XII, VL I tampak kompresi

Tak tampak penonjolan spur

Densitas / trabeculasi tulang menurun

Discusintervertebralis tak menyempit

Pedicles baik

14

Page 15: Case Neuro Lbp

Kesan:

Osteoporosis

Susp. Fraktur kompresi VTh XII, VL I

VI. DIAGNOSA KERJA

Diagnosis klinis : nyeri punggung bawah dan TB paru

Diagnosis Topis : vertebrae thoracal XII dan lumbal I

Diagnosis etiologis: low back pain et causa fraktur kompresi serta

osteoporosis

VII. PEMERIKSAAN ANJURAN

- MRI

- Bone densitometry

VIII. PENATALAKSANAAN

Non farmakologis

- Tirah baring dengan mobilisasi perlahan

- Konsul rehab medik untuk fisioterapi

- Rawat bersama dengan dokter spesialis paru

Farmakologis

- IVFD ASERING + tramadol 100 mg / 16 ttm

- Tablet calcium 2x1

- Acetaminophen 2x1

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : bonam

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad malam

15

Page 16: Case Neuro Lbp

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pendahuluan

Low Back Pain (nyeri pinggang belakang) sering dijumpai, terutama di negara-negara

industri. Diperkirakan 70 – 85 % dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama

hidupnya.

Data epidemiologi mengenai Low Back Pain di Indonesia belum ada, namun

diperkirakan 40 % penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita

nyeri pinggang, prevalensi pada laki-laki 18.2% dan pada wanita 13.6%.

Low Back Pain merupakan nyeri pada daerah punggung antara sudut bawah costae

sampai lumbosakral. dapat menyerupai nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.

LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang

disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.

II.2. Anatomi Vertebrae

Kolumna vertebralis terdiri dari 33 vertebrae (yang dihubungkan oleh kartilago dan

ligamenta), yaitu 7 vertebrae cervikalis (v. C 1-7), 12 vertebrae thorakalis (v T 1-12),

vertebrae lumbalis (v L 1-5), 5 vertebrae sakralis (v S 1-5), dan 4 vertebrae koksigealis (v. Co

1-4) yang bergabung menjadi satu. (1)

16

Page 17: Case Neuro Lbp

Gambar.II.1. Anatomi Vertebrae 1

Setiap vertebrae memiliki korpus kecuali atlas dan arkus vertebrae yang membentuk

kanalis spinalis. Dua vertebrae yang berdekatan, besera jaringan penghubungnya embentuk 1

unit fungsional, setip unit fungsional terdiri dari :

- Bagian depan berfungsi sebagai penyangga (weight bearing). Terdiri dari 2

korpus vertebrae dengan diskus inervertebralis diantaranya ( sebagai hydraulic

shock absorbing system). Dinding luar diskus intervertebralis, yaitu anulus

fibrosus terdiri dari jaringan fibroelastik yang kuat, membungkus nukleus

pulposus (suatu matriks gelatinosa)

- Bagian belakang berfungsi seagai pemandu gerak (gliding guiding). Terdiri dari

2 arkus vertebrae, 2 prosesus transversus, 1 prosesus spinosus posterior dan 2

pasang persendian. (2)

Ligamentum yang membungkus dan menjaga stabilitas kolumna vertebralis, serta

melindungi myelum, diantaranya ligamntum longitudinalis anterior, ligamentum

longitudinalis posterior, ligamentum flavum, ligamentum supraspinosum, ligamentum

interspinosum, dll.

Myelum atau medula spinalis berbentuk panjang, silindrik dan dibungkus oleh selaput

meningen, berada dalam (+ 2/3 bagan atas) kanalis spinalis. Secara imajiner, myelum dibagi

menjadi 31 segmen yaitu 8 segmen servikal, 12 segmen torakal, 5 segmen lumbal, 5 segmen

17

Page 18: Case Neuro Lbp

sakrum, dan 1 segmen koksigeal. Tiap segmen ini berhubungand engan 1 pasang saraf spinal

yang terdiri dari akar dosal (sensorik) dan akar ventral (motorik).

Gambar.II.2. Anatomi Vertebrae 2

II.3. Definisi (3)

Low Back Pain merupakan nyeri pada daerah punggung antara sudut bawah costae

sampai lumbosakral. dapat menyerupai nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.

LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang

disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.

II.4. Etiologi (4)

II.4.1 Organ yang Mendasari

Berdasarkan organ yang mendasari, Low Back Pain dapat dibagi menjadi

beberapa jenis, yaitu :

a) LBP Viserogenik

18

Page 19: Case Neuro Lbp

Disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau visera didaerah pelvis,

serta tumor retroperitoneal. Nyeri yang dirasakan tidak bertambah berat dengan

aktivitas tubuh, juga tidak berkurang dengan istirahat. Penderita LBP viserogenik

yang mengalami neri hebat akan selalu menggeliat untuk mengurangi nyeri,

sedang penderita LBP spondilogenik akan lebih memilih berbaring diam dalam

posisi tertentu untuk menghilangkan nyerinya.

b) LBP vaskulogenik

Aneurisma atau penyakit vaskuler perifer dapat menimbulkan nyeri punggung

atau nyeri menyerupai iskialgia. Insufisiensi arteria glutealis superior dapat

menimbulkan nyeri di daerah bokong, yang makin memberat saat jalan dan

mereda saat berdiri. Nyeri dapat menjalar ke bawah sehingga sangat mirip dengan

iskialgia, tetapi rasa nyeri ini tidak terpengaruh oleh presipitasi tertentu misalnya:

membungkuk, mengangkat benda berat yang mana dapat menimbulkan tekanan

sepanjang kolumna vertebralis. Klaudikatio intermitten nyerinya menyerupai

iskialgia yang disebabkan oleh iritasi radiks.

c) LBP neurogenik

o Neoplasma:

Rasa nyeri timbul lebih awal dibanding gangguan motorik, sesibilitas

dan vegetatif. Rasa nyeri sering timbul pada waktu sedang tidur

sehingga membangunkan penderita. Rasa nyeri berkurang bila

penderita berjalan.

o Araknoiditis:

Pada keadaan ini terjadi perlengketan – perlengketan. Nyeri timbul

bila terjadi penjepitan terhadap radiks oleh perlengketan tersebut

o Stenosis kanalis spinalis:

19

Page 20: Case Neuro Lbp

Penyempitan kanalis spinalis disebabkan oleh proses degenerasi discus

intervertebralis dan biasanya disertai ligamentum flavum. Gejala klinis

timbulnya gejala klaudicatio intermitten disertai rasa kesemutan dan

nyeri tetap ada walaupun penderita istirahat.

d) LBP spondilogenik

o Nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik di kolumna vertebralis

yang terdiri dari osteogenik, diskogenik, miogenik dan proses patologik di

artikulatio sacroiliaka.

e) LBP psikogenik

o Biasanya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan dan depresi atau

campuran keduanya.

f) LBP osteogenik

o Radang atau infeksi misalnya osteomielitis vertebral dan spondilitis

tuberculosa, trauma yang dapat mengakibatkan fraktur maupun

spondilolistesis, keganasan, kongenital misalnya scoliosis lumbal, nyeri yang

timbul disebabkan oleh iritasi dan peradangan selaput artikulasi posterior satu

sisi, metabolik misalnya osteoporosis, osteofibrosis, alkaptonuria,

hipofosfatemia familial.

o Fraktur kompresi lumbal : Pada seseorang yang mengalami osteoporosis

rentan sekali mengalamni fraktur dimanapun, pada fraktur kompresi terutama

di lumbal pada beberapa orag mungkin tidak menimbulkan keluhan namun

ada juga yang menimbulkan keluhan berupa nyeri pada tulang belakang yang

biasanya bersifat tajam, dan kadang – kadang fraktur itu sendiri dapat

menyebabkan iritasi pada akar syaraf sehingga dapat menimbulkan keluhan

20

Page 21: Case Neuro Lbp

nyeri yang mejalar ke sekitarnya. Selain itu gejala lain dan pemeriksaan fisik

yang ada berupa ; kifosis, tinggi badan berkurang.

g) LBP diskogenik

o Spondilosis

Proses degenerasi yang progresif pada discus intervertebralis, sehingga

jarak antar vertebra menyempit, menyebabkan timbulnya osteofit,

penyempitan kanalis spinalis dan foramen intervertebrale dan iritasi

persendian posterior. Rasa nyeri disebabkan oleh terjadinya

osteoarthritis dan tertekannya radiks oleh kantong duramater yang

mengakibatkan iskemi dan radang. Gejala neurologik timbul karena

gangguan pada radiks yaitu: gangguan sensibilitas dan motorik

(paresis, fasikulasi dan atrofi otot). Nyeri akan bertambah apabila

tekanan LCS dinaikkan dengan cara penderita disuruh mengejan

(percobaan valsava) atau dengan menekan kedua venajugularis

(percobaan Naffziger).

o Hernia nucleus pulposus (HNP):

Keadaan dimana nucleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian

menekan kearah kanalis spinalis melalui annulus fibrosus yang robek.

Dasar terjadinya HNP yaitu degenerasi discus intervertebralis. Pada

umumnya HNP didahului oleh aktivitas yang berlebihan misalnya

mengangkat benda berat, mendorong barang berat. HNP lebih banyak

dialami oleh laki – laki dibanding wanita. Gejala pertama yang timbul

yaitu rasa nyeri di punggung bawah disertai nyeri di otot – otot sekitar

21

Page 22: Case Neuro Lbp

lesi dan nyeri tekan ditempat tersebut. Hal ini disebabkan oleh spasme

otot – otot tersebut dan spasme ini menyebabkan berkurangnya

lordosis lumbal dan terjadi scoliosis. HNP sentral menimbulkan

paraparesis flaksid, parestesia dan retensi urin. HNP lateral

kebanyakan terjadi pada L5-S1 dan L4-L5. pada HNP lateral L5-S1

rasa nyeri terdapat dipunggung bawah, ditengah – tengah antara kedua

bokong dan betis, belakang tumit dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi

jari V kaki juga berkurang dan reaksi achilles negative. Pada HNP

lateral L4-L5 rasa nyeri dan nyeri tekan didapatkan di punggung

bawah, bagian lateral bokong, tungkai bawah bagian lateral, dan di

dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan refleks

patella negative. Sensibilitas pada dermatom yang sesuai dengan radiks

yang terkena, menurun. Pada tes lasegue akan dirasakan nyeri di

sepanjang bagian belakang. Percobaan valsava dan naffziger akan

memberikan hasil positif.

o Spondilitis ankilosa:

Proses ini mulai dari sendi sakroiliaka yang kemudian menjalar keatas,

ke daerah leher. Gejala permulaan berupa rasa kaku dipunggung bawah

waktu bangun tidur dan hilang setelah mengadakan gerakan. Pada foto

roentgen terlihat gambaran yang mirip dengan ruas – ruas bamboo

sehingga disebut bamboo spine.

h) LBP miogenik

o Ketegangan otot

22

Page 23: Case Neuro Lbp

sikap tegang yang berulang – ulang pada posisi yang sama akan

memendekkan otot yang akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri. Rasa

nyeri timbul karena iskemia ringan pada jaringan otot, regangan yang

berlebihan pada perlekatan miofasialterhadap tulang, serta regangan

pada kapsula.

o Spasme otot atau kejang otot

Disebabkan oleh gerakan yang tiba – tiba dimana jaringan otot

sebelumnya dalam kondisi yang tegang atau kaku atau kurang

pemanasan. Gejalanya yaitu adanya kontraksi otot yang disertai

dengan nyeri yang hebat. Setiap gerakan akan memperberat rasa nyeri

sekaligus menambah kontraksi.

o Defisiensi otot

Disebabkan oleh kurang latihan sebagai akibat dari mekanisasi yang

berlebihan, tirah baring yang terlalu lama maupun karena imobilisasi.

o Otot yang hipersensitif

Menciptakan suatu daerah yang apabila dirangsang akan menimbulkan

rasa nyeri dan menjalar ke daerah tertentu.

II.4.2. Berdasarkan mekanisme patologiknya (4)

a) Trauma

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama Low Back Pain. Pada

orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas

dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang yang akut.

23

Page 24: Case Neuro Lbp

Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan

kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan

terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot

cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun

pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak

mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut. Menurut Soeharso (1978), secara

patologis anatomis, pada Low Back Pain yang disebabkan karena trauma, dapat

ditemukan beberapa keadaan, seperti:

o Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca

Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri pada

os sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan

saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan

pergerakan kaki pada hip joint terbatas.

o Perubahan pada sendi Lumba Sacral

Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan sacrum,

dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat

menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan

dapat menyebabkan keterbatasan gerak.

b) Infeksi

Infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh

bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis

ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta

kelemahan.

Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra. Artritis

rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat mesenkimal.

24

Page 25: Case Neuro Lbp

Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis ankilosa

atau bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai kolum vertebra

dan persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri lokal dan

menyebar di daerah pnggang disertai kekakuan (stiffness) dan kelainan ini bersifat

progresif.

c) Neoplasma

Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak dapat

mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai pada

tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari pada

tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma

osteoid, yang menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor

ini biasanya sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra.

Hemangioma adalah contoh tumor benigna di kanalis spinal yang dapat

menyebabkan nyeri pinggang. Meningioma adalah tumor intradural dan

ekstramedular yang jinak, namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan

gejala yang besar seperti kelumpuhan.

d) Low Back Pain karena Perubahan Jaringan

Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada

tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada

daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan

anggota bagian tubuh lain. Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang

disebabakan oleh perubahan jaringan antara lain:

o Osteoartritis (Spondylosis Deformans)

Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga

menjadi berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada

25

Page 26: Case Neuro Lbp

otot atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang

vetebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti

saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga

ke pinggang.

o Penyakit Fibrositis

Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai

dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri

memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.

e) Kongenital

Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang

penting. Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah

adalah :

o Spondilolisis dan spondilolistesis

Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus vertebrae  

( in utero ) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebraenya sendiri.

Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri ( biasanya L5 ) tergeser ke

depan. Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam

kandungan, namun ( oleh karena timbulnya kelinan-kelainan degeneratif )

sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul keluhan nyeri pinggang. Nyeri

pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidur. Dan akan

bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan.

Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya radiks L5 sehingga timbul

nyeri radikuler.

o Spina Bifida

26

Page 27: Case Neuro Lbp

Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh kulit

yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada

tersembunyi suatu spina bifida okulta.

Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di

daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu

tidak terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan ini akan

menimbulkan suatu “lumbo-sakral sarain” yang oleh si penderita dirasakan

sebagai nyeri pinggang.

o Stenosis kanalis vertebralis

Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit telah

ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah penderita

berumur 35 tahun. Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila si

penderita jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang begitu penderita berhenti

jalan atau bila ia duduk. Untuk menghilangkan rasa nyerinya maka penderita

lantas jalan sambil membungkuk.

o Spondylosis lumbal

Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus

intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.

o Spondylitis

Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini

merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama

mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai

akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang

belakang.

f) Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat

27

Page 28: Case Neuro Lbp

Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat

mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi

pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum

dan sebagainya. Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk

dalam waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya. Kehamilan dan

obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya LBP akibat

pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada tulang

belakang akibat penumpukan lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan otot.

II.5. Faktor Resiko (4)(5)

1. Usia

Secara teori, nyeri pinggang atau LBP dapat dialami oleh siapa saja, pada

umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok

umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik

tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini

mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi

dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang ini semakin lama

semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.

2. J enis Kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan nyeri

pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang

dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita

keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi,

selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang

28

Page 29: Case Neuro Lbp

akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri

pinggang.

3. Faktor Indeks Masa Tubuh

Berat Badan

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri

pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan

meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

Tinggi Badan

Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban

anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh.

4. Pekerjaan

Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban

berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab

serta penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli

pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban

berat lebih dari 25 kg sehari akan memperbesar resiko timbulnya keluhan nyeri

pinggang.

5. Aktifitas atau Olahraga

Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering

tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan.

Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi

yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran

yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau

29

Page 30: Case Neuro Lbp

seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu

menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk

ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang

spinal. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang

bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung

membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban

tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.

30

Page 31: Case Neuro Lbp

Gambar.II.3. Posisi yang benar

II.6. Klasifikasi Low Back Pain

Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya LBP terbagi

menjadi dua jenis, yaitu:

a. Acute Low Back Pain

Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-

tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai

beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain

dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh,

rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak

jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang

lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh

sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada

istirahat dan pemakaian analgesik.

b. Chronic Low Back Pain

31

Page 32: Case Neuro Lbp

Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan.

Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya

memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic

low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses

degenerasi discus intervertebralis dan tumor.

Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang

termasuk dalam low back pain terdiri dari :

a) Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi:

Superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus

dari vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang

melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh

garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis.

b) Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis

transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis

pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi

sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka

superior posterior dan inferior.

c) Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan

1/3 atas daerah sacral spinal pain. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3

bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain.

32

Page 33: Case Neuro Lbp

II.7. Diagnosis (4)

II.7.1. Anamnesis

Nyeri pinggang bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu gejala dari suatu

penyakit. Karena itu diperlukan anamnesis dan pemeriksaan yang seksama.

Pada anamnesis perlu ditanyakan bagaimana awal permulaan terjadinya nyeri,

seperti apa rasa nyerinya, lokasi nyeri, dan apakah ada penjalaran. Selain itu

ditanyakan apakah ada hal hal yang memperingan atau memperberat nyerinya.

Apakah ada riwayat trauma sebelumnya. Ditanyakan juga apakh ada gangguan

sensorik atau motorik seperti rasa tebal atau kesemutan. Untuk sistem otonom, dapat

ditanyakan apakah ada gangguan buang air kecil atau buang air besar dan ditanyakan

juga apakah sudah berobat sebelumnya dan apakah ada perngaruh dari pengobatan itu.

II.7.2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri punggung

meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan neurologi

meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks.

a) Inspeksi :

o Pemeriksaan fisik dimulai dengan inspeksi dan bila pasien tetap berdiri dan

menolak untuk duduk, maka sudah harus dicurigai adanya suatu herniasi

diskus.

o Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang membuat

nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya lordosis serta

adanya skoliosis. Berkurang sampai hilangnya lordosis lumbal dapat

disebabkan oleh spasme otot paravertebral.

o Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita:

33

Page 34: Case Neuro Lbp

Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah.

Ekstensi ke belakang (back extension) seringkali menyebabkan nyeri

pada tungkai bila ada stenosis foramen intervertebralis di lumbal dan

artritis lumbal, karena gerakan ini akan menyebabkan penyempitan

foramen sehingga menyebabkan suatu kompresi pada saraf spinal.

Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan nyeri

pada tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf yang

terinflamasi diatas suatu diskus protusio sehingga meninggikan

tekanan pada saraf spinal tersebut dengan jalan meningkatkan tekanan

pada fragmen yang tertekan di sebelahnya (jackhammer effect).

o Tanda Minor

o Penderita bangun dari posisi uduk dengan bertopag pada sisi yang

sehat, tangan di punggung,, sambil menekuk tungkai yang sakit.

b) Palpasi :

o Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri dengan

menekan pada ruangan intervertebralis.

o Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-rataan (step-off)

pada palpasi di tempat/level yang terkena.

o Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk mencari

adanya fraktur pada vertebra.

c) Pemeriksaaan Motorik

o Harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan kedua sisi untuk

menemukan abnormalitas motoris.

o Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

34

Page 35: Case Neuro Lbp

Berjalan dengan menggunakan tumit.

Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.

Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )

d) Pemeriksaan Sensorik

o Pemeriksaan sensorik akan sangat subjektif karena membutuhkan perhatian

dari penderita dan tak jarang keliru

o Nyeri dalam otot.

o Rasa gerak

e) Refleks

o Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella,

respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi

terjadinya lesi pada saraf spinal.

Special Test (6)

Tes Lasegue:

Mengangkat tungkai dalam keadaan ekstensi. Positif bila pasien tidak

dapatmengangkat tungkai kurang dari 60° dan nyeri sepanjang nervus

ischiadicus. Rasa nyeri dan terbatasnya gerakan sering menyertai

radikulopati, terutama pada herniasi discus lumbalis / lumbo-sacralis.

35

Page 36: Case Neuro Lbp

Gambar II.4. Test Lasegue

Tes Patrick dan anti-patrick:

Fleksi-abduksi-eksternal rotation-ekstensi sendi panggul. Positif jika

gerakan diluar kemauan terbatas, sering disertai dengan rasa nyeri. Positif

pada penyakit sendi panggul, negative pada ischialgia.

36

Page 37: Case Neuro Lbp

Gambar II.5. Tes Patrick dan anti-patrick

Tes Kernig

Pasien terlentang, paha difleksikan, kemudian meluruskan tungkai

bawah sejauh mungkin anpa timbul rasa nyeri yang berarti. Positif jika

terdapat spasme involunter otot semimembraneus, semitendinosus, biceps

femoris yang membatasi ekstensi lutut dan timbul nyeri.

Tes Naffziger

Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS akan

meningkat, akan menyebabkan tekanan pada radiks bertambah, timbul nyeri

radikuler. Positif pada spondilitis.

Tes valsava

Penderita disuruh mengejan kuat maka tekanan LCS akan meningkat,

hasilnya sama dengan percobaan Naffziger.

Spasme m. Psoas

Diperiksa pada pasien yang berbaring terlentang dan pelvis ditekan kuat

– kuat pada meja oleh sebelah tangan pemeriksa, sementara tangan lain

menggerakkan tungkai ke posisi vertical dengan lutu dalam keadaan fleksi

tegak lurus. Panggulsecara pasif mengadakan hiperekstensi ketika

pergelangan kaki diangkat. Terbatasnya gerakan ditimbulkan oleh spasme

involunter m.psoas.

37

Page 38: Case Neuro Lbp

Tes Gaenselen

Terbatasnya fleksi lumbal secara pasif dan rasa nyeri yang diakibatkan

sering menyertai penyakit pada art. Lumbal / lumbo-sacral. Dengan pasien

berbaring terlentang, pemeriksa memegang salah satu ekstremitas bawah

dengan kedua belah tangan dan menggerakkan paha sampai pada posisi

fleksi maksimal. Kemudian pemeriksa menekan kuat – kuat ke bawah

kearah meja dan ke atas kearah kepala pasien, yang secara pasif

menimbulkan fleksi columna spinalis lumbalis.

II.7.3. Pemeriksaan Penunjang (4)

a) Laboratorium:

Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat; laju endap darah

(LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.

b) Pemeriksaan Radiologis :

Foto rontgen biasa (plain photos) : sering terlihat normal atau kadang-kadang

dijumpai penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis, perubahan

degeneratif, dan tumor spinal. Penyempitan ruangan intervertebral kadang-

kadang terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan

suatu skoliosis akibat spasme otot paravertebral.

CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level

neurologis telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.

Mielografi berguna untuk melihat kelainan radiks spinal, terutama pada pasien

yang sebelumnya dilakukan operasi vertebra atau dengan alat fiksasi metal. CT

mielografi dilakukan dengan suatu zat kontras berguna untuk melihat dengan

lebih jelas ada atau tidaknya kompresi nervus atau araknoiditis pada pasien

38

Page 39: Case Neuro Lbp

yang menjalani operasi vertebra multipel dan bila akan direncanakan tindakan

operasi terhadap stenosis foraminal dan kanal vertebralis.

MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan

menunjukkan berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah

ortopedi tetap memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang

paling terkena. MRI sangat berguna bila:

vertebra dan level neurologis belum jelas

kecurigaan kelainan patologis pada medula spinal atau jaringan lunak

untuk menentukan kemungkinan herniasi diskus post operasi

kecurigaan karena infeksi atau neoplasma

Elektromiografi (EMG) :

Dalam bidang neurologi, maka pemeriksaan elektrofisiologis/neurofisiologis

sangat berguna pada diagnosis sindroma radiks. Pemeriksaan EMG dilakukan

untuk :        

Menentukan level dari iritasi atau kompresi radiks

Membedakan antara lesi radiks dengan lesi saraf perifer

Membedakan adanya iritasi atau kompresi radiks 

II.8. Penatalaksanaan (7)

Konservatif

o Tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi nyeri.

o Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan

digunakan hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau

NSAID. Jika tidak ada perbaikan, coba campuran parasetamol

39

Page 40: Case Neuro Lbp

dengan opioid. Pertimbangkan tambahan muscle relaxant tetapi

hanya untuk jangka pendek, mengingat bahaya ketergantungan.

o Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasuskasus yang membutuhkan

obat penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja

dalam 1-2 minggu. Terapi dan intervensi lain: belum ada penelitian

mengenai terapi dengan traksi, termis ultrasound, akupuntur, sabuk

penyangga, ataupun pijatan.

o Edukasi kepada pasien mengenai keadaan pasien, berika dorongan

positif mengenai penyakit pasien.

Operatif

Dilakukan pada keadaan :

o Cara konservatif yang adekuat selama 3-4 minggu tidak berhasil

o Kompresi akar saraf yang megakibatkan kelumpuhan otot (misanya

footdrop)

II.9. Penyakit yang Sering Menyebabkan Low Back Pain

II.9.1. Hernia Nucleus Pulposus

II.9.1.1. Definisi

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah menonjolnya nucleus pulposus

ke dalam kanalis vertebralis akibat degenerasi annulus fibrosus korpus

vertebralis yang merupakan penyebab tersering nyeri pugggung bawah yang

bersifat akut, kronik atau berulang. HNP mempunyai banyak sinonim antara

40

Page 41: Case Neuro Lbp

lain Herniasi Diskus Intervertebralis, ruptured disc, slipped disc, prolapsus

disc.

Gambar.II.6. HNP

II.9.1.2. Etiologi dan Patofisiologi

HNP terjadi karena proses degeneratif diskus intervetebralis. Keadaan

patologis dari melemahnya annulus merupakan kondisi yang diperlukan untuk

terjadinya herniasi. Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera

dapat terjadi karena terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan

tubuh yang salah.

Akibat peregagan ada ligamentum longitudinalis posterior, timbul rasa

nyeri pinggang bawah. Sedangkan pnekanan pada akar saraf dapat

menimbulkan nyeri radikuler, gangguan sensorik/motorik yang sesuai dengan

distribusi segmen saraf yang terganggu.

Paling sering mengenai diskus L4-L5 (dengan kegala kompresi akar

saraf L5) atau L5-S1 (degan gejala kompresi akar saraf S1).

41

Page 42: Case Neuro Lbp

Gambar II.7. HNP 2

II.9.1.3. Gambaran Klinis

Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal

(jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan

perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya.

Penekanan terhadap radiks posterior yang masih utuh dan berfungsi

mengakibatkan timbulnya nyeri radikular. Jika penekanan sudah menimbulkan

pembengkakan radiks posterior, bahkan kerusakan structural yang lebih berat

42

Page 43: Case Neuro Lbp

gejala yang timbul ialah hipestesia atau anastesia radikular. Nyeri radikular

yang bangkit akibat lesi iritatif diradiks posterior tingkat cervical dinamakan

brakialgia, karena nyerinya dirasakan sepanjang lengan. Sedangkan nyeri

radikular yang dirasakan sepanjan tungkai dinamakan iskialgia, karena

nyerinya menjalar sepanjang perjalanan. iskiadikus dan lanjutannya ke perifer.

Gejala klasik dari HNP lumbal adalah : nyeri punggung bawah yang

diperberat dengan posisi duduk dan nyeri menjalar hingga ekstremitas bawah.

Nyeri radikuler atau sciatica, biasanya digambarkan sebagai sensasi nyeri

tumpul, rasa terbakar atau tajam, disertai dengan sensasi tajam seperti tersengat

listrik yang intermiten. Level diskus yang mungkin mengalami herniasi dapat

dievaluasi berdasarkan distribusi tanda dan gejala neurologis yang timbul.

Sindrom lesi yang terbatas pada masing – masing radiks lumbalis :

o L3 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L3,

parestesia otot quadrisep femoris, reflex tendon kuadrisep (reflex patella)

menurun atau menghilang.

o L4 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L4,

parestesia otot kuadrisep dan tibialis anterior dan tibialis anterior, reflex

patella berkurang.

o L5 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L5,

parestesis dan kemungkinan atrofi otot ekstensor halusis longus dan

digitorium brevis, tidak ada reflex tibialis posterior.

o S1 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom S1, paresis

otot peronealis dan triseps surae, hilangnya reflex triseps surae (reflex tendon

Achilles).

43

Page 44: Case Neuro Lbp

Gambar II.8. Nerve

II.9.1.4. Penatalaksanaan

Terapinya berupa konservatif dan pembedahan.

a. Terapi konservatif :

- Pada penderita dengan gejala klinik ringan :

Mencegah gerakan gerakan yang menimbukan keluhan dan tirah

baring pada saat timbul keluhan.

Analgesik bila perlu

Terapi fisik (dengan terapi panas, latihan, korset lumbal)

- Pada penderta dengan gejala klinik berat

Tirah baring (alas keras)

44

Page 45: Case Neuro Lbp

Analgesik, pelemas otot (misalnya diazepam), antiinflamasi

(aspirin, NSAID)

Terapi fisik (traksi pinggul)

b. Terapi pembedahan

Dilakukan pada keadaan keadaan berikut ini :

1. Cara konservatif yang adekuat selama 3-4 minggu tidak berhasil

2. Midline disc protrusion dengan gejala kompresi kauda

Gambar II.9 Midline disc protrusion

3. Kompresi akar saraf yang megakibatkan kelumpuhan otot (misanya

footdrop)

II.9.2. Spondilosis Lumbal (4)

Yaitu keadaan patologik yang ditandai dengan adanya generasi intevertebralis

serta korpus vertebrae diatas dan dibawahnya.

45

Page 46: Case Neuro Lbp

Gambar II.10. Spndilosis Lumbal

Patofisiologi :

Dengan bertambahnya usia, teradi perubahan degeneratif dari diskus

intervertebralis, kalsifikasi anulus fibrosus, serta perubahan hipertrofik pada

perrmukaan korpus vertebrae yang berupa tonjolan tulang (osteofit). Dengan

terjadinya penyempitan diskus intervertebralis maupun subluksasi sendi

intervertebralis, mengakibatkan foramen intervertebralis makin menyempit.

Gambaran klinik:

46

Page 47: Case Neuro Lbp

a. LBP, terutama saat berdiri atau berjalan dan berkurang pada posisi

berbaring

b. Gejala penekanan akar saraf,myelum atau kauda ekuina sebagai

akibat terbentuknya osteofit dan stenosis lumbalis.

II.9.3. Spondylolisis dan Spondylolisthesis

Spondylolistesis adalah bergesernya korpus vertebralis ke arah depan

terhadap korpus vertebra di bawahnya. Sering kali disertai dengan

spondylolisis, yaitu fraktur atau lepasnya bagian belakang vertebra yang

mengakibatkan hilangnya kontinuitas prosesus artikularis superior dan

inferior.

Gambar II.10 Spondylolisthesis

47

Page 48: Case Neuro Lbp

Patofisiologi:

Spondylolisis dan spondylolistsis dapat kongenital atau pun didapat

(karena kelainan degeneratif pada tulang belakang)

Gambaran klinik:

a. LBP,dapat dialami sejak kecil dan semakin berat dengan

bertambahnya usia, terutama pada gerakan ekstensi

b. Dapat pula disertai dengan gejala penekanan akar saraf atau kauda

ekuina

Pemeriksaan tambahan dapat dengan foto rontgen lumbosakra yang

menunjukkan gambaran scotty dog

Terapinya berupa konservatif dan pembedahan.

II.9.4. Stenosis Kanalis Lumbal

Adalah penyempitan kanalis spinalis serta foramen

intervertebralis yang mengakibatkan kompresi akar saraf lumbosakral.

48

Page 49: Case Neuro Lbp

Gambar II.21 Stenosis Kanalis Spinalis

Patofisiologi:

Penyempitan kanalis spnalis dapat disebabkan karena kelainan

kongenital atau didapat, seprerti hipertrofi vertebra dan ligamentum

interspinalis, displacement diskus intervertebralis.

Gambaran klinik :

a. Nyeri radikuler bilateral

b. Klaudikasio yang berarti nyeri pada tungkai makin hebar pada saat

berjalan dan berkurang pada saat duduk

c. Nyeri bertambah hebat pada posisi berdiri atau saat meliukkan

badan ke belakang

Pemeriksaan tambahan berypak myelografi, CT scan atau MRI

Terapinya berupa konservatif atau pembedahan.

49

Page 50: Case Neuro Lbp

Disease or

condition

Patient

age

(years)

Location of

pain

Quality of

pain

Aggravating or

relieving factors Signs

Back strain 20 to 40 Low back,

buttock,

posterior

thigh

Ache, spasm Increased with

activity or bending

Local tenderness,

limited spinal motion

Acute disc

herniation

30 to 50 Low back to

lower leg

Sharp,

shooting or

burning pain,

paresthesia in

leg

Decreased with

standing;

increased with

bending or sitting

Positive straight leg

raise test, weakness,

asymmetric reflexes

Osteoarthritis or

spinal stenosis

>50 Low back to

lower leg;

often

bilateral

Ache, shooting

pain, “pins and

needles”

sensation

Increased with

walking,

especially up an

incline; decreased

with sitting

Mild decrease in

extension of spine;

may have weakness

or asymmetric

reflexes

Spondylolisthesis Any age Back,

posterior

thigh

Ache Increased with

activity or bending

Exaggeration of the

lumbar curve,

palpable “step off”

(defect between

spinous processes),

tight hamstrings

Ankylosing 15 to 40 Sacroiliac Ache Morning stiffness Decreased back

50

Page 51: Case Neuro Lbp

Disease or

condition

Patient

age

(years)

Location of

pain

Quality of

pain

Aggravating or

relieving factors Signs

spondylitis joints,

lumbar

spine

motion, tenderness

over sacroiliac joints

Infection Any age Lumbar

spine,

sacrum

Sharp pain,

ache

Varies Fever, percussive

tenderness; may

have neurologic

abnormalities or

decreased motion

Malignancy >50 Affected

bone(s)

Dull ache,

throbbing pain;

slowly

progressive

Increased with

recumbency or

cough

May have localized

tenderness,

neurologic signs or

fever

51

Page 52: Case Neuro Lbp

BAB III

KESIMPULAN

Low back pain adalah nyeri pada daerah punggung antara sudut bawah costae sampai

lumbosakral. dapat menyerupai nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. LBP atau

nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan

oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.

Yang dimana penyebabnya merupakan multifaktorial, dan banyak juga factor resiko

yang dapat meningkatkan terjadinya low back pain itu sendiri.

Perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang untuk

menegakan diagnosis dengan tepat sehingga dapat diterapi dengan tepat. Terapi yang

dilakukan pada keluhan “low back pain” meliputi terapi konservatif hingga terapi

pembedahan.

52

Page 53: Case Neuro Lbp

DAFTAR PUSTAKA

1. Heinemann, S. Functional Anatomy of The Spine. Edisi

kedua.Philadelphia: Elsevier. 2005. P.3-13.

2. Vinjamaram, S. Anatomy of The Spine. 2010.

http://www.scoi.com/spine.php. [diakses 15 Mei 2013].

3. Anonnymous. Definition of Low Back Pain . 2011.

http://www.google.co.id/search?

tbm=bks&hl=id&q=definition+low+back+pain&btnG=. [diakses 15 Mei

2013].

4. Anonnymous. Low Back Pain . 2009.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24616/4/Chapter

%20II.pdf. [diakses 15 Mei 2013].

5. Turk, D. From Acute to Chronic Back Pain. Edisi pertama.New York.:

Oxford University. 2012. P84-86.

6. Hunterpshysics. Orthopaedic and Muscles Test . 2012.

http://quizlet.com/15687357/phmd-orthopedic-and-muscle-tests-quiz-1-

flash-cards/. [diakses 15 Mei 2013].

7. Simon, D. Evidence Based Management of Low Back Pain .Edisi Pertama.

Philadelphia: Elsevier. 2012. P45-50.

53