Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

63
BAB I LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Umur : 81 tahun Jenis kelamin : Perempuan Status : Janda Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Ciwaringin Kalim RT 01/05 Masuk RS : 14 Mei 2013 Pukul : 08.45 II. ANAMNESIS Dilakukan secara Autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anak- anak pasien pada tanggal 15 Mei 2013 pukul 16.00 a. Keluhan Utama Nyeri pinggang ± sejak 11 hari SMRS b. Keluhan Tambahan Lutut sering kaku pada pagi hari c. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke UGD RSMM bogor dengan keluhan nyeri pinggang sejak 11 hari SMRS. Nyeri yang dirasakan pasien menjalar ke kaki sebelah kanan serta nyeri yang dirasakan 1

description

case

Transcript of Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Page 1: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S

Umur : 81 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Janda

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Ciwaringin Kalim RT 01/05

Masuk RS : 14 Mei 2013 Pukul : 08.45

II. ANAMNESIS

Dilakukan secara Autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anak-anak pasien pada tanggal

15 Mei 2013 pukul 16.00

a. Keluhan Utama

Nyeri pinggang ± sejak 11 hari SMRS

b. Keluhan Tambahan

Lutut sering kaku pada pagi hari

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke UGD RSMM bogor dengan keluhan nyeri pinggang sejak 11

hari SMRS. Nyeri yang dirasakan pasien menjalar ke kaki sebelah kanan serta nyeri yang

dirasakan terus – menerus dan semakin nyeri dan yang dirasakan sangat nyeri sampai

pasien sulit untuk duduk dan juga berdiri serta sulit menggerakan kakinya akibat nyeri

sehingga pasien hanya dapat tidur saja. Pasien menyangkal adanya kebas, tebal ataupun

kesemutan pada kaki yang dirasakan sakit ataupun pada kaki yang sebelahnya. Namun

pasien mengeluhkan lutut pasien sering kaku di pagi hari, kaku yang dirasakan pasien di

1

Page 2: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

pagi hari berlangsung ± sekitar 15 menit dan setelah itu kaku yang dirasakan tidak ada

lagi. Pasien menyangkal adanya gangguan dalam BAB dan juga BAK.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah mengalami hal seperti ini dahulunya yang terjadi pada kaki sebelah

kiri saat juli 2012 namun pasien masih dapat berdiri dan berjalan dan tidak semakin

parah. Pasien kontrol untuk masalah kaki kirinya ke poli neurologi di RSMM dan

dikatakan menderita osteoporosis dan sampai saat ini pasien sudah tidak mengeluhkan

pada kaki kiri pasien. Keluarga pasien mengatakan pasien sempat mengalami jatuh ±

sebanyak 4x namun keluarga tidak ada yang benar-benar mengetahui pastinya

kronologisnya hanya sempat yang terakhir jatuhnya pasien terjadi pada bulan april

ditemukan pasien sudah berada di lantai akibat terjatuh dengan posisi setengah duduk.

Pasien menyangkal adanya hipertensi, DM dan juga alergi terhadap obat maupun

makanan.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang serupa dengan os dan juga tidak

ada yang memiliki penyakit hipertensi, DM, alergi, dan asma pada keluarga pasien.

f. Riwayat Kebiasaan

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering membawa benda berat serta

dahulunya mencuci pakaian sering dengan posisi membungkuk. Dan pasien sering

olahraga serta jalan saat dahulu.

III. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS INTERNA SINGKAT

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6

Tanda Vital :

Tekanan darah : 130/80 mmHg

2

Page 3: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Nadi : 84 x/ menit

Pernapasan : 22 x/ menit

Suhu : 36,6 ˚ C

BB : 75 kg

TB : 165 cm

Jantung : BJ I-II regular, Murmur (-), Gallop (-)

Paru : Suara napas Vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Abdomen : datar, supel, Nyeri tekan (-), BU + normal

Extremitas : Akral Hangat +/+/+/+, Oedem -/-/-/-

STATUS PSIKIATRI SINGKAT

Emosi dan Afek : Stabil, Serasi

Proses Berpikir : Baik

Kecerdasan : Baik

STATUS NEUROLOGI

Kesan Umum

Kesadaran : CM, GCS E4V5M6

Pembicaraan :

o Disartri : Tidak

o Monoton : Tidak

o Scanning : Tidak

o Afasia : Tidak

Kepala :

o Besar : normocephali

o Tortikolis : Tidak

o Mask (topeng) : Tidak

o Fullmoon : Tidak

o Lain-lain : Tidak

3

Page 4: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Pemeriksaan Khusus

1. Tanda Rangsang Meningeal

o Kaku kuduk : (-)

o Kerniq : 1350/1350

o Brudzinsky I : -/-

o Brudzinsky II : -/-

o Brudzinsky III : -/-

o Brudzinsky IV: -/-

2. Nervus Kranialis

Nervus I

Normosmia

Nervus II

Visus : tidak dilakukan

Campus warna : baik

Melihat warna : baik

Funduscopi : tidak dilakukan

Nervus III, IV, VI

Kedudukan bola mata : ortoforia / ortoforia

Pergerakan bola mata

Ke atas : (+)/(+)

Ke temporal : (+)/(+)

Ke bawah : (+)/(+)

Ke temporal bawah : (+)/(+)

Eksopthalmus : (-)/(-)

Ptosis : (-)/(-)

Pupil

Bentuk : bulat/bulat

Lebar : Ø 3mm/3mm

Anisokoria : tidak

4

Page 5: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Reaksi cahaya langsung : +/+

Reaksi cahaya konsensuil :+/+

Reaksi akomodasi :+/+

Reaksi konvergensi :+/+

Nervus V

Cabang motorik

Otot masseter : dalam batas normal

Otot temporal : dalam batas normal

Otot pterygoidus int./eks. : dalam batas normal

Cabang sensorik

I : baik

II : baik

III : baik

Refleks kornea langsung : +/+

Refleks kornea konsensuil : +/+

Nervus VII

Waktu diam

Kerutan dahi : simetris

Tinggi alis : simetris

Sudut mata : simetris

Lipatan nasolabial : simetris

Sudut mulut : simetris

Waktu gerak

Mengerut dahi : simetris

Menutup mata : simetris

Bersiul : simetris

Memperlihatkan gigi : simetris

Pengecapan 2/3 depan lidah : tidak dilakukan

Hiperakusis : tidak dilakukan

Sekresi air mata : tidak dilakukan

Nervus VIII

5

Page 6: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Vestibular

Vertigo : (-)

Nistagmus : (-)

Tinnitus aureum : tidak dapat dilakukan

Cochlear

Weber : tidak dilakukan

Rinne : tidak dilakukan

Schwabach : tidak dilakukan

Nervus IX, X

Bagian motorik

Suara biasa/ parau/ tidak bersuara : biasa

Kedudukan arcus faring : simetris

Kedudukan uvula : di tengah

Pergerakan arcus faring/ uvula : simetris

Detak jantung : reguler, murmur -, gallop -

Bising usus : (+)

Menelan : dapat

Bagian sensorik

Pengecapan 1/3 belakang lidah : tidak dilakukan

Refleks muntah : tidak dilakukan

Refleks palatum molle : tidak dilakukan

Nervus XI

Mengangkat bahu : baik

Memalingkan kepala : baik

Nervus XII

Kedudukan lidah waktu istirahat : di tengah

Atrofi : tidak

Fasikulasi/tremor : tidak

Kekuatan lidah menekan pada bagian dalam pipi : baik

6

Page 7: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

3. Sistem Motorik

Kekuatan otot

Tubuh

Otot perut : baik

Otot pinggang : baik

Kedudukan diafragma:

Gerak : simetris

Istirahat : simetris

Lengan

M. deltoid (adduksi lengan atas) : 5/5

M. biceps (fleksi lengan atas) : 5/5

Fleksi sendi pergelangan tangan : 5/5

Ekstensi sendi pergelangan tangan : 5/5

Membuka jari-jari tangan : 5/5

Menutup jari-jari tangan : 5/5

Tungkai

Fleksi artic. Coxae : 5/5

Ekstensi artic. Coxae : 5/5

Fleksi sendi lutut : 5/5

Ekstensi sendi lutut : 5/5

Fleksi plantar kaki : 5/5

Ekstensi dorsal kaki : 4/5

Gerakan jari-jari : 5/5

Besar otot

Atrofi : (-)

Pseudoatrofi : (-)

Respon terhadap perkusi

Myoedema : (-)

Reaksi myotonik : (-)

7

Page 8: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Palpasi otot

Nyeri : (-)

Kontraktur : (-)

Konsistensi : baik

Tonus otot

Tonus otot Lengan Tungkai

Hipotoni (-) (-)

Spastik (-) (-)

Rigid (-) (-)

Rebound phenomen (-) (-)

Gerakan involunter

Tremor : (-)

Chorea : (-)

Athetose : (-)

Myokloni : (-)

Ballismus : (-)

Torsion spasme : (-)

Fasikulasi : (-)

Myokymia : (-)

Koordinasi

Jari tangan-jari tangan : baik

Jari tangan-hidung : baik

Ibu jari kaki-jari tangan : tidak dilakukan

Tumit-lutut : baik

Pronasi-supinasi : baik

Tapping dengan jari-jari tangan : tidak dilakukan

Station

Romberg test: tidak dilakukan

8

Page 9: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

4. Sistem Sensorik

Rasa eksteroseptif

Rasa nyeri superfisial : baik

Rasa suhu (panas/dingin) : tidak dilakukan

Rasa raba ringan : kurang

Rasa propioseptif

Rasa getar : tidak dilakukan

Rasa tekan : baik

Rasa nyeri tekan : baik

Rasa gerak dan posisi lengan tungkai : baik

Rasa enteroseptif

Referred pain : tidak dilakukan

5. Gangguan Fungsi Luhur

Apraksia : (-)

Alexia : (-)

Agraphia : (-)

Fingeranogsia : (-)

Membedakan kanan dan kiri : (-)

Acalculia : (-)

6. Refleks

Refleks tendon/periost

Refleks biceps : +/+

Refleks triceps : +/+

Refleks patella : +/+

Refleks achilles : +/+

Refleks patologik

9

Page 10: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Tungkai

Babinski : -/-

Chaddock : -/-

Oppenheim : -/-

Rossolimo : -/-

Gonda : -/-

Gordon : -/-

Schaefer : -/-

Lengan

Hoffman-tromer : -/-

Leri : -/-

Mayer : -/-

7. SSO

Miksi : baik

Defekasi : baik

Sekresi keringat : baik

Salivasi : baik

Gangguan vasomotor : tidak ada

Gangguan tropic kulit, kuku, rambut : tidak ada

8. Columna Vertebralis

Kelainan local

Pada perabaan : teraba spasme otot pada daerah m. trapezius

Skoliosis : (+) tampak curvature mayor pada daera

thoracal

Khyposis : (+)

Khyposkoliosis : (-)

Nyeri tekan/ketok lokal : (-)

Gerakan cervical vertebrae

Fleksi : baik

10

Page 11: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Ekstensi : baik

Lateral deviasi : baik

Rotasi : baik

Gerakan dari tubuh

Membungkuk : tidak nyeri, hanya sulit bangun karena pasien merasa berat

sehingga harus dibantu

Ekstensi : tidak dilakukan

Lateral deviasi : baik

9. Tes Provokasi

Lasseq -/-

Patrick -/-

Anti patrick -/-

Braggard -/-

Sicard -/-

IV. RESUME

Seorang perempuan 81 tahun datang ke IGD RSMM Bogor dengan keluhan nyeri

pinggang sejak 11 hari SMRS. Nyeri yang dirasakan pasien menjalar ke kaki sebelah kanan serta

nyeri yang dirasakan terus – menerus dan semakin nyeri dan yang dirasakan sangat nyeri sampai

pasien sulit untuk duduk dan juga berdiri serta sulit menggerakan kakinya akibat nyeri sehingga

pasien hanya dapat tidur saja. . Pasien menyangkal adanya kebas, tebal ataupun kesemutan pada

kaki yang dirasakan sakit ataupun pada kaki yang sebelahnya. pasien mengeluhkan lutut pasien

sering kaku di pagi hari, kaku yang dirasakan pasien di pagi hari berlangsung ± sekitar 15 menit

dan setelah itu kaku yang dirasakan tidak ada lagi. Pasien menyangkal adanya gangguan dalam

BAB dan juga BAK. Pasien juga mengalami jatuh sebanyak 4 kali yang terakhir terjadi di bulan

april.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, dengan

kesadaran compos mentis. Tanda vital pasien didapatan TD 130/80 mmHg, nadi 84x/m, suhu

36,6 0C dan pernafasan 22 x/ menit.

11

Page 12: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Pada status generalis pasien masih dalam batas normal. Status neurologis didapatkan GCS

E4M6V5 (15). Pada pemeriksaaan columna vertebralis, di dapatkan pundak kiri terlihat lebih

rendah dari pundak kanan, saat membungkuk : curvature mayor (+), dan palpasi : spasme daerah

m. trapezius, didapatkan.Lengan kanan/kiri : 5555/5555 tungkai kanan / kiri : 5555/5555.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium 1 4 Mei 2013

Radiologi (Foto LumboSacral 2 Posisi) 03 Mei 2012

12

HEMATOLOGI

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Hemoglobin 13.1 g/dl 13-18

Leukosit 7080 Mm3 4000-10.000

Trombosit 236.000 Mm3 150.000-400.000

Hematocrit 39 % 40-54

KIMIA DARAH

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

SGOT 21 U/l < 42

SGPT 13 U/l < 47

Ureum 30.3 Mg/dl 10-50

Kreatinin 0.89 Mg/dl 0.67-1.36

GDS 111 Mg/dl < 140

Page 13: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Deskripsi :

Scoliosis V Lumbalis

Corpus Vertebrae VTh XII, VL IV, tampak kompresi fraktur

Densitas/Trabeculasi tulang menurun, porotic

Discus Intervertebralis tak menyempit

Pedicles baik

KESAN :

Scoliosis V Lumbalis

Fraktur Kompresi VTh XII, VL IV

Spondilosis V Lumbalis I-V

Osteoporosis

V. DIAGNOSIS KERJA

Diagnosis Klinis : ischialgia

Diagnosis Topis : vertebrae lumbal

13

Page 14: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Diagnosis Etiologi : low back pain et causa fraktur kompresi, spondylosis lumbal

dengan osteoarthritis genu dextra, dengan skoliosis lumbal

VI. PEMERIKSAAN ANJURAN

- MRI

VII. PENATALAKSANAAN

Non-Farmakologi :

Tirah Baring dengan mobilidasi perlahan

Fisioterapi

Farmakologi :

IVFD Asering + Tramal 50 mg / 16 ttm

Toraxic 2 x 1

Ozid 1 x 1

Meloxicam 1 x 1

Metilprednisolon 3 x 1

Glucosamine 2 x 1

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : Bonam

Ad functionam : dubia ad Bonam

Ad sanationam : dubia ad Bonam

14

Page 15: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pendahuluan

Low Back Pain (nyeri pinggang belakang) sering dijumpai, terutama di negara-negara

industri. Diperkirakan 70 – 85 % dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama

hidupnya.

Data epidemiologi mengenai Low Back Pain di Indonesia belum ada, namun diperkirakan

40 % penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri pinggang,

prevalensi pada laki-laki 18.2% dan pada wanita 13.6%.

Low Back Pain merupakan nyeri pada daerah punggung antara sudut bawah costae sampai

lumbosakral. dapat menyerupai nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. LBP atau

nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh

aktivitas tubuh yang kurang baik.

II.2. Anatomi Vertebrae

Kolumna vertebralis terdiri dari 33 vertebrae (yang dihubungkan oleh kartilago dan

ligamenta), yaitu 7 vertebrae cervikalis (v. C 1-7), 12 vertebrae thorakalis (v T 1-12), vertebrae

lumbalis (v L 1-5), 5 vertebrae sakralis (v S 1-5), dan 4 vertebrae koksigealis (v. Co 1-4) yang

bergabung menjadi satu. (1)

15

Page 16: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Gambar.II.1. Anatomi Vertebrae 1

Setiap vertebrae memiliki korpus kecuali atlas dan arkus vertebrae yang membentuk

kanalis spinalis. Dua vertebrae yang berdekatan, besera jaringan penghubungnya embentuk 1

unit fungsional, setip unit fungsional terdiri dari :

- Bagian depan berfungsi sebagai penyangga (weight bearing). Terdiri dari 2 korpus

vertebrae dengan diskus inervertebralis diantaranya ( sebagai hydraulic shock

absorbing system). Dinding luar diskus intervertebralis, yaitu anulus fibrosus terdiri

dari jaringan fibroelastik yang kuat, membungkus nukleus pulposus (suatu matriks

gelatinosa)

- Bagian belakang berfungsi seagai pemandu gerak (gliding guiding). Terdiri dari 2

arkus vertebrae, 2 prosesus transversus, 1 prosesus spinosus posterior dan 2 pasang

persendian. (2)

Ligamentum yang membungkus dan menjaga stabilitas kolumna vertebralis, serta

melindungi myelum, diantaranya ligamntum longitudinalis anterior, ligamentum longitudinalis

posterior, ligamentum flavum, ligamentum supraspinosum, ligamentum interspinosum, dll.

Myelum atau medula spinalis berbentuk panjang, silindrik dan dibungkus oleh selaput

meningen, berada dalam (+ 2/3 bagan atas) kanalis spinalis. Secara imajiner, myelum dibagi

menjadi 31 segmen yaitu 8 segmen servikal, 12 segmen torakal, 5 segmen lumbal, 5 segmen

sakrum, dan 1 segmen koksigeal. Tiap segmen ini berhubungand engan 1 pasang saraf spinal

yang terdiri dari akar dosal (sensorik) dan akar ventral (motorik).

16

Page 17: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Gambar.II.2. Anatomi Vertebrae 2

II.3. Definisi (3)

Low Back Pain merupakan nyeri pada daerah punggung antara sudut bawah costae sampai

lumbosakral. dapat menyerupai nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. LBP atau

nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh

aktivitas tubuh yang kurang baik.

II.4. Etiologi (4)

II.4.1 Organ yang Mendasari

Berdasarkan organ yang mendasari, Low Back Pain dapat dibagi menjadi beberapa

jenis, yaitu :

a) LBP Viserogenik

Disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau visera didaerah pelvis, serta

tumor retroperitoneal. Nyeri yang dirasakan tidak bertambah berat dengan aktivitas

tubuh, juga tidak berkurang dengan istirahat. Penderita LBP viserogenik yang

mengalami neri hebat akan selalu menggeliat untuk mengurangi nyeri, sedang

penderita LBP spondilogenik akan lebih memilih berbaring diam dalam posisi

tertentu untuk menghilangkan nyerinya.

b) LBP vaskulogenik

Aneurisma atau penyakit vaskuler perifer dapat menimbulkan nyeri punggung atau

nyeri menyerupai iskialgia. Insufisiensi arteria glutealis superior dapat menimbulkan

nyeri di daerah bokong, yang makin memberat saat jalan dan mereda saat berdiri.

Nyeri dapat menjalar ke bawah sehingga sangat mirip dengan iskialgia, tetapi rasa

nyeri ini tidak terpengaruh oleh presipitasi tertentu misalnya: membungkuk,

mengangkat benda berat yang mana dapat menimbulkan tekanan sepanjang kolumna

vertebralis. Klaudikatio intermitten nyerinya menyerupai iskialgia yang disebabkan

oleh iritasi radiks.

c) LBP neurogenik

17

Page 18: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

o Neoplasma:

Rasa nyeri timbul lebih awal dibanding gangguan motorik, sesibilitas dan

vegetatif. Rasa nyeri sering timbul pada waktu sedang tidur sehingga

membangunkan penderita. Rasa nyeri berkurang bila penderita berjalan.

o Araknoiditis:

Pada keadaan ini terjadi perlengketan – perlengketan. Nyeri timbul bila

terjadi penjepitan terhadap radiks oleh perlengketan tersebut

o Stenosis kanalis spinalis:

Penyempitan kanalis spinalis disebabkan oleh proses degenerasi discus

intervertebralis dan biasanya disertai ligamentum flavum. Gejala klinis

timbulnya gejala klaudicatio intermitten disertai rasa kesemutan dan nyeri

tetap ada walaupun penderita istirahat.

d) LBP spondilogenik

o Nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik di kolumna vertebralis

yang terdiri dari osteogenik, diskogenik, miogenik dan proses patologik di

artikulatio sacroiliaka.

e) LBP psikogenik

o Biasanya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan dan depresi atau

campuran keduanya.

f) LBP osteogenik

o Radang atau infeksi misalnya osteomielitis vertebral dan spondilitis tuberculosa,

trauma yang dapat mengakibatkan fraktur maupun spondilolistesis, keganasan,

kongenital misalnya scoliosis lumbal, nyeri yang timbul disebabkan oleh iritasi

18

Page 19: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

dan peradangan selaput artikulasi posterior satu sisi, metabolik misalnya

osteoporosis, osteofibrosis, alkaptonuria, hipofosfatemia familial.

o Fraktur kompresi lumbal : Pada seseorang yang mengalami osteoporosis rentan

sekali mengalamni fraktur dimanapun, pada fraktur kompresi terutama di lumbal

pada beberapa orag mungkin tidak menimbulkan keluhan namun ada juga yang

menimbulkan keluhan berupa nyeri pada tulang belakang yang biasanya bersifat

tajam, dan kadang – kadang fraktur itu sendiri dapat menyebabkan iritasi pada

akar syaraf sehingga dapat menimbulkan keluhan nyeri yang mejalar ke

sekitarnya. Selain itu gejala lain dan pemeriksaan fisik yang ada berupa ; kifosis,

tinggi badan berkurang.

g) LBP diskogenik

o Spondilosis

Proses degenerasi yang progresif pada discus intervertebralis, sehingga

jarak antar vertebra menyempit, menyebabkan timbulnya osteofit,

penyempitan kanalis spinalis dan foramen intervertebrale dan iritasi

persendian posterior. Rasa nyeri disebabkan oleh terjadinya osteoarthritis

dan tertekannya radiks oleh kantong duramater yang mengakibatkan

iskemi dan radang. Gejala neurologik timbul karena gangguan pada radiks

yaitu: gangguan sensibilitas dan motorik (paresis, fasikulasi dan atrofi

otot). Nyeri akan bertambah apabila tekanan LCS dinaikkan dengan cara

penderita disuruh mengejan (percobaan valsava) atau dengan menekan

kedua venajugularis (percobaan Naffziger).

o Hernia nucleus pulposus (HNP):

Keadaan dimana nucleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian

menekan kearah kanalis spinalis melalui annulus fibrosus yang robek.

19

Page 20: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Dasar terjadinya HNP yaitu degenerasi discus intervertebralis. Pada

umumnya HNP didahului oleh aktivitas yang berlebihan misalnya

mengangkat benda berat, mendorong barang berat. HNP lebih banyak

dialami oleh laki – laki dibanding wanita. Gejala pertama yang timbul

yaitu rasa nyeri di punggung bawah disertai nyeri di otot – otot sekitar lesi

dan nyeri tekan ditempat tersebut. Hal ini disebabkan oleh spasme otot –

otot tersebut dan spasme ini menyebabkan berkurangnya lordosis lumbal

dan terjadi scoliosis. HNP sentral menimbulkan paraparesis flaksid,

parestesia dan retensi urin. HNP lateral kebanyakan terjadi pada L5-S1

dan L4-L5. pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri terdapat dipunggung

bawah, ditengah – tengah antara kedua bokong dan betis, belakang tumit

dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari V kaki juga berkurang dan reaksi

achilles negative. Pada HNP lateral L4-L5 rasa nyeri dan nyeri tekan

didapatkan di punggung bawah, bagian lateral bokong, tungkai bawah

bagian lateral, dan di dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari kaki

berkurang dan refleks patella negative. Sensibilitas pada dermatom yang

sesuai dengan radiks yang terkena, menurun. Pada tes lasegue akan

dirasakan nyeri di sepanjang bagian belakang. Percobaan valsava dan

naffziger akan memberikan hasil positif.

o Spondilitis ankilosa:

Proses ini mulai dari sendi sakroiliaka yang kemudian menjalar keatas, ke

daerah leher. Gejala permulaan berupa rasa kaku dipunggung bawah

waktu bangun tidur dan hilang setelah mengadakan gerakan. Pada foto

roentgen terlihat gambaran yang mirip dengan ruas – ruas bamboo

sehingga disebut bamboo spine.

h) LBP miogenik

o Ketegangan otot

20

Page 21: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

sikap tegang yang berulang – ulang pada posisi yang sama akan

memendekkan otot yang akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri. Rasa

nyeri timbul karena iskemia ringan pada jaringan otot, regangan yang

berlebihan pada perlekatan miofasialterhadap tulang, serta regangan pada

kapsula.

o Spasme otot atau kejang otot

Disebabkan oleh gerakan yang tiba – tiba dimana jaringan otot

sebelumnya dalam kondisi yang tegang atau kaku atau kurang pemanasan.

Gejalanya yaitu adanya kontraksi otot yang disertai dengan nyeri yang

hebat. Setiap gerakan akan memperberat rasa nyeri sekaligus menambah

kontraksi.

o Defisiensi otot

Disebabkan oleh kurang latihan sebagai akibat dari mekanisasi yang

berlebihan, tirah baring yang terlalu lama maupun karena imobilisasi.

o Otot yang hipersensitif

Menciptakan suatu daerah yang apabila dirangsang akan menimbulkan

rasa nyeri dan menjalar ke daerah tertentu.

II.4.2. Berdasarkan mekanisme patologiknya (4)

a) Trauma

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama Low Back Pain. Pada

orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas

dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang yang akut.

21

Page 22: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan

dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma

punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh

dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada kasus-kasus yang berat

memerlukan pertolongan medis agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih

lanjut. Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada Low Back Pain

yang disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa keadaan, seperti:

o Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca

Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri pada os

sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan saat

posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan pergerakan kaki

pada hip joint terbatas.

o Perubahan pada sendi Lumba Sacral

Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan sacrum, dan

dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat menimbulkan

nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat menyebabkan

keterbatasan gerak.

b) Infeksi

Infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh

bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis

ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.

Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra. Artritis

rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat mesenkimal.

Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis ankilosa atau

bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai kolum vertebra dan

persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri lokal dan menyebar

di daerah pnggang disertai kekakuan (stiffness) dan kelainan ini bersifat progresif.

22

Page 23: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

c) Neoplasma

Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak dapat

mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai pada tumor

vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari pada tumor

ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma osteoid, yang

menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya

sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma

adalah contoh tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri

pinggang. Meningioma adalah tumor intradural dan ekstramedular yang jinak, namun

bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang besar seperti kelumpuhan.

d) Low Back Pain karena Perubahan Jaringan

Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada tempat

yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada daerah

punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan anggota

bagian tubuh lain. Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabakan

oleh perubahan jaringan antara lain:

o Osteoartritis (Spondylosis Deformans)

Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga menjadi

berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot atau

sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra yang

menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda. Hal

ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga ke pinggang.

o Penyakit Fibrositis

Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai

dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri

memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.

23

Page 24: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

e) Kongenital

Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang penting.

Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah adalah :

o Spondilolisis dan spondilolistesis

Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus vertebrae   ( in

utero ) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebraenya sendiri. Pada

spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri ( biasanya L5 ) tergeser ke depan.

Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam kandungan,

namun ( oleh karena timbulnya kelinan-kelainan degeneratif ) sesudah berumur

35 tahun, barulah timbul keluhan nyeri pinggang. Nyeri pinggang ini berkurang

atau hilang bila penderita duduk atau tidur. Dan akan bertambah, bila penderita itu

berdiri atau berjalan.

Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya radiks L5 sehingga timbul nyeri

radikuler.

o Spina Bifida

Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh kulit

yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada tersembunyi

suatu spina bifida okulta.

Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di

daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu

tidak terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan ini akan menimbulkan

suatu “lumbo-sakral sarain” yang oleh si penderita dirasakan sebagai nyeri

pinggang.

o Stenosis kanalis vertebralis

Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit telah ada

sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah penderita berumur 35

24

Page 25: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

tahun. Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila si penderita jalan

dengan sikap tegak. Nyeri hilang begitu penderita berhenti jalan atau bila ia

duduk. Untuk menghilangkan rasa nyerinya maka penderita lantas jalan sambil

membungkuk.

o Spondylosis lumbal

Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus

intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.

o Spondylitis

Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini merupakan

penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama mengenai orang

muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai akibat peradangan

sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang belakang.

f) Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat

Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat

mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada

bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan

sebagainya. Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu

yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya. Kehamilan dan obesitas merupakan

salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal

ini disebabkan terjadinya penekanan pada tulang belakang akibat penumpukan lemak,

kelainan postur tubuh dan kelemahan otot.

II.5. Faktor Resiko (4)(5)

1. Usia

Secara teori, nyeri pinggang atau LBP dapat dialami oleh siapa saja, pada umur

berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10

25

Page 26: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu yag lebih

sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada

mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima.

Bahkan keluhan nyeri pinggang ini semakin lama semakin meningkat hingga umur

sekitar 55 tahun.

2. J enis Kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan nyeri

pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang

dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita keluhan

ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu

proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat

penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

3. Faktor Indeks Masa Tubuh

Berat Badan

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri pinggang

lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga

dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

Tinggi Badan

Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban

anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh.

4. Pekerjaan

Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban berat,

sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab serta

penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli pasar yang

biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban berat lebih dari

25 kg sehari akan memperbesar resiko timbulnya keluhan nyeri pinggang.

26

Page 27: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

5. Aktifitas atau Olahraga

Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering tidak

disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan

seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi yang salah dapat

menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran yang terbiasa duduk

dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau seorang mahasiswa yang

seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu menulis. Posisi berdiri yang

salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah

seperti tidur pada kasur yang tidak menopang spinal. Kasur yang diletakkan di atas

lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi

mengangkat beban dari posisi berdiri langsung membungkuk mengambil beban

merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok

terlebih dahulu.

27

Page 28: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Gambar.II.3. Posisi yang benar

II.6. Klasifikasi Low Back Pain

Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya LBP terbagi

menjadi dua jenis, yaitu:

a. Acute Low Back Pain

Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba

dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa

minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat

disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri

dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan,

juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius,

fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai

saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan

pemakaian analgesik.

b. Chronic Low Back Pain

Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa

nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki

onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain

dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus

intervertebralis dan tumor.

Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang

termasuk dalam low back pain terdiri dari :

a) Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi:

Superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari

vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui

ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal

tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis.

28

Page 29: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

b) Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal

imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior

oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan

lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.

c) Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan

1/3 atas daerah sacral spinal pain. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah

daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain.

II.7. Diagnosis (4)

II.7.1. Anamnesis

Nyeri pinggang bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu gejala dari suatu

penyakit. Karena itu diperlukan anamnesis dan pemeriksaan yang seksama.

Pada anamnesis perlu ditanyakan bagaimana awal permulaan terjadinya nyeri,

seperti apa rasa nyerinya, lokasi nyeri, dan apakah ada penjalaran. Selain itu ditanyakan

apakah ada hal hal yang memperingan atau memperberat nyerinya. Apakah ada riwayat

trauma sebelumnya. Ditanyakan juga apakh ada gangguan sensorik atau motorik seperti

rasa tebal atau kesemutan. Untuk sistem otonom, dapat ditanyakan apakah ada gangguan

buang air kecil atau buang air besar dan ditanyakan juga apakah sudah berobat

sebelumnya dan apakah ada perngaruh dari pengobatan itu.

II.7.2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri punggung

meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan neurologi meliputi

evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks.

a) Inspeksi :

o Pemeriksaan fisik dimulai dengan inspeksi dan bila pasien tetap berdiri dan

menolak untuk duduk, maka sudah harus dicurigai adanya suatu herniasi diskus.

29

Page 30: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

o Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang membuat

nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya lordosis serta adanya

skoliosis. Berkurang sampai hilangnya lordosis lumbal dapat disebabkan oleh

spasme otot paravertebral.

o Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita:

Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah.

Ekstensi ke belakang (back extension) seringkali menyebabkan nyeri

pada tungkai bila ada stenosis foramen intervertebralis di lumbal dan

artritis lumbal, karena gerakan ini akan menyebabkan penyempitan

foramen sehingga menyebabkan suatu kompresi pada saraf spinal.

Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan nyeri

pada tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf yang

terinflamasi diatas suatu diskus protusio sehingga meninggikan tekanan

pada saraf spinal tersebut dengan jalan meningkatkan tekanan pada

fragmen yang tertekan di sebelahnya (jackhammer effect).

o Tanda Minor

o Penderita bangun dari posisi uduk dengan bertopag pada sisi yang sehat,

tangan di punggung,, sambil menekuk tungkai yang sakit.

b) Palpasi :

o Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri dengan

menekan pada ruangan intervertebralis.

o Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-rataan (step-off)

pada palpasi di tempat/level yang terkena.

30

Page 31: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

o Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk mencari

adanya fraktur pada vertebra.

c) Pemeriksaaan Motorik

o Harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan kedua sisi untuk

menemukan abnormalitas motoris.

o Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

Berjalan dengan menggunakan tumit.

Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.

Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )

d) Pemeriksaan Sensorik

o Pemeriksaan sensorik akan sangat subjektif karena membutuhkan perhatian dari

penderita dan tak jarang keliru

o Nyeri dalam otot.

o Rasa gerak

e) Refleks

o Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella,

respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya

lesi pada saraf spinal.

Special Test (6)

Tes Lasegue:

31

Page 32: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Mengangkat tungkai dalam keadaan ekstensi. Positif bila pasien tidak

dapatmengangkat tungkai kurang dari 60° dan nyeri sepanjang nervus

ischiadicus. Rasa nyeri dan terbatasnya gerakan sering menyertai radikulopati,

terutama pada herniasi discus lumbalis / lumbo-sacralis.

Gambar II.4. Test Lasegue

Tes Patrick dan anti-patrick:

Fleksi-abduksi-eksternal rotation-ekstensi sendi panggul. Positif jika

gerakan diluar kemauan terbatas, sering disertai dengan rasa nyeri. Positif pada

penyakit sendi

panggul,

negative pada

ischialgia.

32

Page 33: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Gambar II.5. Tes Patrick dan anti-patrick

Tes Kernig

Pasien terlentang, paha difleksikan, kemudian meluruskan tungkai bawah

sejauh mungkin anpa timbul rasa nyeri yang berarti. Positif jika terdapat spasme

involunter otot semimembraneus, semitendinosus, biceps femoris yang

membatasi ekstensi lutut dan timbul nyeri.

Tes Naffziger

Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS akan meningkat,

akan menyebabkan tekanan pada radiks bertambah, timbul nyeri radikuler.

Positif pada spondilitis.

Tes valsava

Penderita disuruh mengejan kuat maka tekanan LCS akan meningkat,

hasilnya sama dengan percobaan Naffziger.

Spasme m. Psoas

Diperiksa pada pasien yang berbaring terlentang dan pelvis ditekan kuat –

kuat pada meja oleh sebelah tangan pemeriksa, sementara tangan lain

33

Page 34: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

menggerakkan tungkai ke posisi vertical dengan lutu dalam keadaan fleksi

tegak lurus. Panggulsecara pasif mengadakan hiperekstensi ketika pergelangan

kaki diangkat. Terbatasnya gerakan ditimbulkan oleh spasme involunter

m.psoas.

Tes Gaenselen

Terbatasnya fleksi lumbal secara pasif dan rasa nyeri yang diakibatkan

sering menyertai penyakit pada art. Lumbal / lumbo-sacral. Dengan pasien

berbaring terlentang, pemeriksa memegang salah satu ekstremitas bawah

dengan kedua belah tangan dan menggerakkan paha sampai pada posisi fleksi

maksimal. Kemudian pemeriksa menekan kuat – kuat ke bawah kearah meja

dan ke atas kearah kepala pasien, yang secara pasif menimbulkan fleksi

columna spinalis lumbalis.

II.7.3. Pemeriksaan Penunjang (4)

a) Laboratorium:

Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat; laju endap darah

(LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.

b) Pemeriksaan Radiologis :

Foto rontgen biasa (plain photos) : sering terlihat normal atau kadang-kadang

dijumpai penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis, perubahan

degeneratif, dan tumor spinal. Penyempitan ruangan intervertebral kadang-kadang

terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan suatu

skoliosis akibat spasme otot paravertebral.

CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level neurologis

telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.

34

Page 35: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Mielografi berguna untuk melihat kelainan radiks spinal, terutama pada pasien

yang sebelumnya dilakukan operasi vertebra atau dengan alat fiksasi metal. CT

mielografi dilakukan dengan suatu zat kontras berguna untuk melihat dengan lebih

jelas ada atau tidaknya kompresi nervus atau araknoiditis pada pasien yang

menjalani operasi vertebra multipel dan bila akan direncanakan tindakan operasi

terhadap stenosis foraminal dan kanal vertebralis.

MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan menunjukkan

berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah ortopedi tetap

memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang paling terkena. MRI

sangat berguna bila:

vertebra dan level neurologis belum jelas

kecurigaan kelainan patologis pada medula spinal atau jaringan lunak

untuk menentukan kemungkinan herniasi diskus post operasi

kecurigaan karena infeksi atau neoplasma

Elektromiografi (EMG) :

Dalam bidang neurologi, maka pemeriksaan elektrofisiologis/neurofisiologis sangat

berguna pada diagnosis sindroma radiks. Pemeriksaan EMG dilakukan untuk :        

Menentukan level dari iritasi atau kompresi radiks

Membedakan antara lesi radiks dengan lesi saraf perifer

Membedakan adanya iritasi atau kompresi radiks 

II.8. Penatalaksanaan (7)

Konservatif

o Tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi nyeri.

35

Page 36: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

o Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan

digunakan hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau

NSAID. Jika tidak ada perbaikan, coba campuran parasetamol dengan

opioid. Pertimbangkan tambahan muscle relaxant tetapi hanya untuk

jangka pendek, mengingat bahaya ketergantungan.

o Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasuskasus yang membutuhkan

obat penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam 1-

2 minggu. Terapi dan intervensi lain: belum ada penelitian mengenai

terapi dengan traksi, termis ultrasound, akupuntur, sabuk penyangga,

ataupun pijatan.

o Edukasi kepada pasien mengenai keadaan pasien, berika dorongan

positif mengenai penyakit pasien.

Operatif

Dilakukan pada keadaan :

o Cara konservatif yang adekuat selama 3-4 minggu tidak berhasil

o Kompresi akar saraf yang megakibatkan kelumpuhan otot (misanya

footdrop)

II.9. Penyakit yang Sering Menyebabkan Low Back Pain

II.9.1. Hernia Nucleus Pulposus

II.9.1.1. Definisi

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah menonjolnya nucleus pulposus ke

dalam kanalis vertebralis akibat degenerasi annulus fibrosus korpus vertebralis

yang merupakan penyebab tersering nyeri pugggung bawah yang bersifat akut,

kronik atau berulang. HNP mempunyai banyak sinonim antara lain Herniasi

Diskus Intervertebralis, ruptured disc, slipped disc, prolapsus disc.

36

Page 37: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Gambar.II.6. HNP

II.9.1.2. Etiologi dan Patofisiologi

HNP terjadi karena proses degeneratif diskus intervetebralis. Keadaan

patologis dari melemahnya annulus merupakan kondisi yang diperlukan untuk

terjadinya herniasi. Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera dapat

terjadi karena terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang

salah.

Akibat peregagan ada ligamentum longitudinalis posterior, timbul rasa

nyeri pinggang bawah. Sedangkan pnekanan pada akar saraf dapat menimbulkan

nyeri radikuler, gangguan sensorik/motorik yang sesuai dengan distribusi segmen

saraf yang terganggu.

Paling sering mengenai diskus L4-L5 (dengan kegala kompresi akar saraf

L5) atau L5-S1 (degan gejala kompresi akar saraf S1).

37

Page 38: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Gambar II.7. HNP 2

II.9.1.3. Gambaran Klinis

Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal

(jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan

perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya.

Penekanan terhadap radiks posterior yang masih utuh dan berfungsi

mengakibatkan timbulnya nyeri radikular. Jika penekanan sudah menimbulkan

pembengkakan radiks posterior, bahkan kerusakan structural yang lebih berat

gejala yang timbul ialah hipestesia atau anastesia radikular. Nyeri radikular yang

bangkit akibat lesi iritatif diradiks posterior tingkat cervical dinamakan brakialgia,

karena nyerinya dirasakan sepanjang lengan. Sedangkan nyeri radikular yang

dirasakan sepanjan tungkai dinamakan iskialgia, karena nyerinya menjalar

sepanjang perjalanan. iskiadikus dan lanjutannya ke perifer.

Gejala klasik dari HNP lumbal adalah : nyeri punggung bawah yang

diperberat dengan posisi duduk dan nyeri menjalar hingga ekstremitas bawah.

Nyeri radikuler atau sciatica, biasanya digambarkan sebagai sensasi nyeri tumpul,

rasa terbakar atau tajam, disertai dengan sensasi tajam seperti tersengat listrik yang

intermiten. Level diskus yang mungkin mengalami herniasi dapat dievaluasi

berdasarkan distribusi tanda dan gejala neurologis yang timbul. Sindrom lesi yang

terbatas pada masing – masing radiks lumbalis :

38

Page 39: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

o L3 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L3, parestesia

otot quadrisep femoris, reflex tendon kuadrisep (reflex patella) menurun atau

menghilang.

o L4 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L4, parestesia

otot kuadrisep dan tibialis anterior dan tibialis anterior, reflex patella berkurang.

o L5 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L5, parestesis

dan kemungkinan atrofi otot ekstensor halusis longus dan digitorium brevis, tidak

ada reflex tibialis posterior.

o S1 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom S1, paresis

otot peronealis dan triseps surae, hilangnya reflex triseps surae (reflex tendon

Achilles).

Gambar II.8. Nerve

II.9.1.4. Penatalaksanaan

Terapinya berupa konservatif dan pembedahan.

a. Terapi konservatif :

39

Page 40: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

- Pada penderita dengan gejala klinik ringan :

Mencegah gerakan gerakan yang menimbukan keluhan dan tirah baring pada saat timbul keluhan.

Analgesik bila perlu

Terapi fisik (dengan terapi panas, latihan, korset lumbal)

- Pada penderta dengan gejala klinik berat

Tirah baring (alas keras)

Analgesik, pelemas otot (misalnya diazepam), antiinflamasi (aspirin, NSAID)

Terapi fisik (traksi pinggul)

b. Terapi pembedahan

Dilakukan pada keadaan keadaan berikut ini :

1. Cara konservatif yang adekuat selama 3-4 minggu tidak berhasil

2. Midline disc protrusion dengan gejala kompresi kauda

Gambar II.9 Midline disc protrusion

3. Kompresi akar saraf yang megakibatkan kelumpuhan otot (misanya footdrop)

II.9.2. Spondilosis Lumbal (4)

Yaitu keadaan patologik yang ditandai dengan adanya generasi intevertebralis serta korpus vertebrae diatas dan dibawahnya.

40

Page 41: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Gambar II.10. Spndilosis Lumbal

Patofisiologi :

Dengan bertambahnya usia, teradi perubahan degeneratif dari diskus intervertebralis, kalsifikasi anulus fibrosus, serta perubahan hipertrofik pada perrmukaan korpus vertebrae yang berupa tonjolan tulang (osteofit). Dengan terjadinya penyempitan diskus intervertebralis maupun subluksasi sendi intervertebralis, mengakibatkan foramen intervertebralis makin menyempit.

Gambaran klinik:

a. LBP, terutama saat berdiri atau berjalan dan berkurang pada posisi berbaring

b. Gejala penekanan akar saraf,myelum atau kauda ekuina sebagai akibat terbentuknya osteofit dan stenosis lumbalis.

II.9.3. Spondylolisis dan Spondylolisthesis

Spondylolistesis adalah bergesernya korpus vertebralis ke arah depan terhadap korpus vertebra di bawahnya. Sering kali disertai dengan spondylolisis, yaitu fraktur atau lepasnya bagian belakang vertebra yang mengakibatkan hilangnya kontinuitas prosesus artikularis superior dan inferior.

41

Page 42: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Gambar II.10 Spondylolisthesis

Patofisiologi:

Spondylolisis dan spondylolistsis dapat kongenital atau pun didapat (karena kelainan degeneratif pada tulang belakang)

Gambaran klinik:

a. LBP,dapat dialami sejak kecil dan semakin berat dengan bertambahnya usia, terutama pada gerakan ekstensi

b. Dapat pula disertai dengan gejala penekanan akar saraf atau kauda ekuina

Pemeriksaan tambahan dapat dengan foto rontgen lumbosakra yang menunjukkan gambaran scotty dog

Terapinya berupa konservatif dan pembedahan.

II.9.4. Stenosis Kanalis Lumbal

Adalah penyempitan kanalis spinalis serta foramen intervertebralis yang mengakibatkan kompresi akar saraf lumbosakral.

42

Page 43: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Gambar II.21 Stenosis Kanalis Spinalis

Patofisiologi:

Penyempitan kanalis spnalis dapat disebabkan karena kelainan kongenital atau didapat, seprerti hipertrofi vertebra dan ligamentum interspinalis, displacement diskus intervertebralis.

Gambaran klinik :

a. Nyeri radikuler bilateral

b. Klaudikasio yang berarti nyeri pada tungkai makin hebar pada saat berjalan dan berkurang pada saat duduk

c. Nyeri bertambah hebat pada posisi berdiri atau saat meliukkan badan ke belakang

Pemeriksaan tambahan berypak myelografi, CT scan atau MRI

Terapinya berupa konservatif atau pembedahan.

43

Page 44: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

Disease or condition

Patient age (years)

Location of pain Quality of pain

Aggravating or relieving factors Signs

Back strain 20 to 40 Low back, buttock, posterior thigh

Ache, spasm Increased with activity or bending

Local tenderness, limited spinal motion

Acute disc herniation

30 to 50 Low back to lower leg

Sharp, shooting or burning pain, paresthesia in leg

Decreased with standing; increased with bending or sitting

Positive straight leg raise test, weakness, asymmetric reflexes

Osteoarthritis or spinal stenosis

>50 Low back to lower leg; often bilateral

Ache, shooting pain, “pins and needles” sensation

Increased with walking, especially up an incline; decreased with sitting

Mild decrease in extension of spine; may have weakness or asymmetric reflexes

Spondylolisthesis Any age Back, posterior thigh

Ache Increased with activity or bending

Exaggeration of the lumbar curve, palpable “step off” (defect between spinous processes), tight hamstrings

Ankylosing spondylitis

15 to 40 Sacroiliac joints, lumbar spine

Ache Morning stiffness Decreased back motion, tenderness over sacroiliac joints

Infection Any age Lumbar spine, sacrum

Sharp pain, ache

Varies Fever, percussive tenderness; may have neurologic abnormalities or decreased motion

Malignancy >50 Affected bone(s)

Dull ache, throbbing pain; slowly progressive

Increased with recumbency or cough

May have localized tenderness, neurologic signs or fever

BAB III

44

Page 45: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

KESIMPULAN

Low back pain adalah nyeri pada daerah punggung antara sudut bawah costae sampai

lumbosakral. dapat menyerupai nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. LBP atau

nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh

aktivitas tubuh yang kurang baik.

Yang dimana penyebabnya merupakan multifaktorial, dan banyak juga factor resiko yang

dapat meningkatkan terjadinya low back pain itu sendiri.

Perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang untuk

menegakan diagnosis dengan tepat sehingga dapat diterapi dengan tepat. Terapi yang dilakukan

pada keluhan “low back pain” meliputi terapi konservatif hingga terapi pembedahan.

DAFTAR PUSTAKA

45

Page 46: Case Lbp Neuro Rsmm (Final)

1. Heinemann, S. Functional Anatomy of The Spine. Edisi kedua.Philadelphia:

Elsevier. 2005. P.3-13.

2. Vinjamaram, S. Anatomy of The Spine. 2010. http://www.scoi.com/spine.php.

[diakses 15 Mei 2013].

3. Anonnymous. Definition of Low Back Pain . 2011.

http://www.google.co.id/search?

tbm=bks&hl=id&q=definition+low+back+pain&btnG=. [diakses 15 Mei

2013].

4. Anonnymous. Low Back Pain . 2009.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24616/4/Chapter%20II.pdf.

[diakses 15 Mei 2013].

5. Turk, D. From Acute to Chronic Back Pain. Edisi pertama.New York.: Oxford

University. 2012. P84-86.

6. Hunterpshysics. Orthopaedic and Muscles Test . 2012.

http://quizlet.com/15687357/phmd-orthopedic-and-muscle-tests-quiz-1-flash-

cards/. [diakses 15 Mei 2013].

7. Simon, D. Evidence Based Management of Low Back Pain .Edisi Pertama.

Philadelphia: Elsevier. 2012. P45-50.

46