Case Mamae Abrant 2

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Payudara yang dikenal juga sebagai buah dada adalah organ yang termasuk dalam kategori organ kelamin luar wanita. Peran utama payudara dalam kaitannya sebagai fungsi reproduksi adalah menghasilkan air susu untuk nutrisi bayi yang baru dilahirkan sampai pada usia tertentu. Oleh sebab itu payudara juga merupaka salah satu organ yang penting bagi manusia Ada beberapa kelainan pada payudara dan salah satunya adalah mammae aberrant. Mammae aberrant adalah kelainan payudara berupa terdapat payudarah lebih dari dua. Kelainan ini terjadi pada garis susu ( milk line) yaitu dari axilaris hingga ke inguinalis. Namun sebagian besar mammae aberrant ini terjadi pada axilaris. Kelainan pada payudara ini merupakan kelainan congenital, dan perempuan dua kali lebih banyak yang menderita mammae aberrant dari pada laki – laki. Penatalaksanaan kelainan pada payudara ini ( mammae aberrant ) adalah dilakukan eksterpasi. 1

description

mammae abrant

Transcript of Case Mamae Abrant 2

Page 1: Case Mamae Abrant 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Payudara yang dikenal juga sebagai buah dada adalah organ yang

termasuk dalam kategori organ kelamin luar wanita. Peran utama

payudara dalam kaitannya sebagai fungsi reproduksi adalah menghasilkan

air susu untuk nutrisi bayi yang baru dilahirkan sampai pada usia tertentu.

Oleh sebab itu payudara juga merupaka salah satu organ yang penting

bagi manusia

Ada beberapa kelainan pada payudara dan salah satunya adalah

mammae aberrant. Mammae aberrant adalah kelainan payudara berupa

terdapat payudarah lebih dari dua. Kelainan ini terjadi pada garis susu

( milk line) yaitu dari axilaris hingga ke inguinalis. Namun sebagian besar

mammae aberrant ini terjadi pada axilaris.

Kelainan pada payudara ini merupakan kelainan congenital, dan

perempuan dua kali lebih banyak yang menderita mammae aberrant dari

pada laki – laki.

Penatalaksanaan kelainan pada payudara ini ( mammae aberrant )

adalah dilakukan eksterpasi.

1

Page 2: Case Mamae Abrant 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI PAYUDARA

Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga

dua sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris

media. Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita. Namun, pada masa

pubertas, payudara wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk

setengah lingkaran, sedangkan pada pria tidak.

Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan, yaitu

jaringan glandular (kelenjar) dan jaringan stromal (penopang).

Jaringan kelenjar meliputi kelenjar susu (lobus) dan salurannya

(ductus). Sedangkan jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan

jaringan ikat.

Parenkhim epitelial dibentuk oleh kurang lebih 15 – 20 lobus, yang

masing-masing mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan

produknya, dan bermuara pada putting susu. Tiap lobus dibentuk oleh

lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10 – 100 asini grup.

Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mamma.

Payudara dibungkus oleh fasia pektoralis superfisialis dimana

permukaan anterior dan posterior dihubungkan oleh ligamentum Cooper.

Ligamentum “suspensory” Cooper ini bekerja sebagai jaringan penunjang

yang kuat diantara lobus dan parenkim, dan diantara dermis kulit dengan

bagian dalam fascia pektoralis superfisilais.

Epidermis pada puting susu dan areola adalah berpigmen; yang

dilapisi keratinisasi dari epitel stratified aquamous. Pada pubertas, puting

semakin berpigmen dan menonjol.

Terdapat kumpulan serabut otot polos yang radier dan

sirkumferensial, serta longitudinal pada daerah duktus laktiferus.

Pada daerah areola terdapat kelenjar sebasea, kelenjar keringat,

dan kelenjar areola asesorius. Kelenjar asesori ini membentuk penonjolan-

2

Page 3: Case Mamae Abrant 2

penonjolan kecil pada permukaan areola yang disebut glandula areola

“Montgomery tubercles”.

Untuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi

menjadi lima regio, yaitu :

1. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant)

2. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant)

3. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant)

4. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant)

5. Regio puting susu (nipple)

Pada minggu ke lima atau enam embrional kehamilan, terdapat dua

ventral band dari penebalan ektoderm (mammary ridges, milk lines). Pada

mammalia, penebalan ini terbentang bilateral dari axila ke vulva.

3

Page 4: Case Mamae Abrant 2

Pada minggu kesembilan, milk lines ini menjadi atrofi, kecuali di

daerah pectoralis dan mulai tampak tunas putting susu (primordium

payudara). Pada minggu ke duabelas tunas putting susu diinvasi oleh epitel

skuamosa ektodermis. Pada bulan ke lima, jaringan ikat mesenkim

menginfiltrasi primordium payudara dan berdiferensiasi menjadi l5 sampai

20 filamen padat yang terdistribusi simetris dibawah kulit tunas puting susu.

Ductulus mamma berkembang sebagai pertumbuhan ke dalam ventral dari

sisa embriologi ini, yang terbagi ke dalam duktus susu primer dan berahir

dalam tunas lobulus. Tunas putting susu akan terbuka dan membentuk

mammary pit;yang selanjutnya akan terelevasi dan membentuk puting susu.

Tumbuh kembang payudara berawal saat memasuki akil balik

dimana sistem hormonal wanita mulai berfungsi. Hormon estrogen

mempengaruhi pertumbuhan sistem saluran, puting dan jaringan lemak.

Sedangkan hormon progesteron berperan dalam tumbuh kembang kelenjar

susu.

4

Page 5: Case Mamae Abrant 2

Selama masa kehamilan, payudara membesar akibat pengaruh hormon

estrogen dan progesteron yang meningkat. Umumnya air susu belum

diproduksi saat hamil.  Segera setelah melahirkan kelenjar hipofisis mulai

mengeluarkan hormon prolaktin yang bertanggung jawab atas produksi air

susu pada kelenjar susu akibat adanya rangsang puting dari hisapan bayi.

Sedangkan proses pengeluaran air susu dibantu oleh kontraksi otot disekitar

puting dan areola yang dirangsang oleh hormon oksitosin (hormon yang

utamanya bertanggung jawab dalam kontraksi rahim saat bersalin).

2.2 DEFINISI

Mamae aberant adalah kelainan berupa terdapatnya payudara atau

papillae mamma yang lebih dari dua. Letaknya pada garis susu dari axilla

sampai ke inguinal tapi kebanyakan di axilla.

2.3 INSIDENSI

Mamae aberant 2 kali lebih banyak terjadi pada wanita dari pada

laki-laki. Dan sebagian besar terdapat di axilla.

Pemyakit ini banyak terjadi pada usia lebih dari 16 tahun.

5

Page 6: Case Mamae Abrant 2

2.4 PENYEBAB

Mamae aberant adalah kelainan pada payudarah yang merupakan

kelainan kongenital.

Ada 3 unsur terdapat pada mamma aberan tersebut :

1. Parenkim kelenjar susu

2. Areola

3. Papilla mama

Kadang-kadang ketiga unsur tersebut ditemukan secara

histopatologik, tapi kadang-kadang hanya satu unsur saja.

2.5 GEJALA KLINIK

- Terdapat benjolan yang lunak pada ketiak atau pada garis susu (milk

line)

- Benjolan semakin membesar ketika menyusui, hamil, atau menstruasi

dan mengecil setelahnya.

2.6 PENATALAKSANAAN 

Penata laksanaan mammae aberrant adalah dilakukan ekstirpasi

Ekstirpasi adalah tindakan pengangkatan seluruh massa tumor beserta

kapsulnya atau pengangkatan seluruh jaringan atau organ yang rusak

2.7 PROGNOSIS

Quo ed vitam : dubia et bonam

Quo ed fungsionam : dubia et bonam

6

Page 7: Case Mamae Abrant 2

BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Ny. R

Umur : 32 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Bangsa :Indonesia

MRS : 24-06-2013

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : terdapat benjolan di ketiak kiri

RPP : tedapat benjolan di ketiak kiri sebesar telur puyuh

sejak satu tahun yang lalu. Benjolan pertama

muncul berukuran kecil dan semakin lama semakin

besar. Benjolan ini kadang kadang terasa nyeri.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien pernah memiliki benjolan yang sama pada ketiak kanan kurang

lebih 4 tahun yang lalu.

Asma : (-)

Penyakit jantung : (-)

Diabetes militus : (-)

Penyakit paru-paru : (-)

Hipertensi : (-)

Alergi obat dan makanan : (-)

7

Page 8: Case Mamae Abrant 2

Riwayat Penyakit Keluarga:

Adik pasien pernah menderita penyakit yang sama dengan pasien

dan telah dilakukan oprasi kurang lebih 2 tahun yang lalu.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : TD: 110/70 mmHg

Nadi : 76 x/ menit

RR : 21 x/ menit

T: 36oC

- Kepala : Normocephali, rambut hitam dan tidak mudah

rontok, sudut nasolabialis simetris.

a. Mata : edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-),

sklera ikterik (-/-), pupil isokor, refleks cahaya

(+/+),

b. Hidung : sekret (-/-), napas cuping hidung (-/-)

c. Mulut dan Tenggorokkan : mukosa bibir anemis (-), sianosis (-),

lidah kotor (-), tonsil T1/T1, faring hipermis (-)

d. Telinga : nyeri tekan tragus (-/-), gangguan pendengaran (-/-)

- Leher :

Inspeksi : simetris, massa (-)

Palpasi : pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-)

- Thorax :

Simetris, gerak napas tertinggal (-/-)

Pulmo :

a. Inspeksi : sela iga melebar (-/-), otot bantuan napas (-/-)

b. Palpasi : stempremitus (-), krepitasi (-)

c. Perkusi : sonor

d. Auskutasi : vesikuler (+/+) normal, ronki (-/-), wheezing (-/-)

8

Page 9: Case Mamae Abrant 2

Cor :

a. Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

b. Palpasi : iktus kordis teraba di ICS VI linea mid clavicula sinistra

c. Perkusi : batas atas : ICS II

batas kanan : linea parasternalis dextra

batas kiri : ICS VI linea mid aksilaris anterior sinistra

d. Auskultasi : S1/S2 (+) reguler, murmur (-), gallop (-)

- Abdomen

Inspeksi : datar, lemas, massa (-)

Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa (-), hepar-lien tidak teraba

Perkusi : timpani, nyeri ketok (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

- Ekstremitas

a. Superior : akral hangat, edema (-/-) sianosis (-/-)

b. Inferior : akral hangat, edema (-/-), pitting edema (-/-), sianosis (-/-)

- Genitalia

Tidak dilakukan pemeriksaan

- Status lokalis

pada region axilaris sinistra terdapat massa dengan konsistensi lunak,

permukaan rata, mobile, tanda peradangan (-)

9

Page 10: Case Mamae Abrant 2

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hemoglobin 11g/dl 14 – 16 g/dl

Leukosit 5.200 /µL 5000 – 10000 /µL

Trombosit 317.000/µL 150.000 – 400.000 /µL

Bleeding time 3 menit 1 – 6 menit

Clotting time 7 menit 10 – 15 menit

V. DIAGNOSIS BANDING

- Mammae aberrant

- Lymphadenophaty axilaris

VI. DIAGNISIS KERJA

Mammae aberrant axilaris sinistra

VII. PENATALAKSANAAN

Dilakukan ekstirpasi. Ekstirpasi dilakukan pada tanggal 25 juni 2013

jam 12.00

Penatalaksanaan post oprasi:

a. Pengobatan umum

- IVFD RL gtt XX

- Observasi perdarahan dari drain

- Ganti perban

10

Page 11: Case Mamae Abrant 2

b. medikamentosa

- Cefotaxime 2x1 ampul injeksi intravena

- Ketorolak 3x1 ampul injeksi intravena

- Asam Traneksamat 3x1 ampul injeksi intravena

FOLLOF UP POST OP

Subjektif :

Nyeri di daerah bekas operasi

Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : 110/60 mmHg

Suhu : 38,6 C

Nadi : 78 x/menit

RR : 20 x/menit

Asessment

Mammae aberrant pada region axilaris sinistra Post Op ekstirpasi

Pengobatan

- Observasi perdarahan dari drain

- IVFD RL gtt XX

- Cefotaxime 2x1 ampul injeksi intravena

- Ketorolak 3x1 ampul injeksi intravena

- Asam Traneksamat 3x1 ampul injeksi intravena

VIII. PROGNOSIS

Quo ed vitam : bonam

Quo ed fungsionam : bonam

11

Page 12: Case Mamae Abrant 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Seorang perempuan 32 tahun datang ke RSUD Palembang Bari dengan

keluhan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu penderita merasakan terdapat

benjolan pada ketiak kiri sebesar telur puyuh. Benjolan dirasakan semakin lama

semakin membesar.

Dari keluhan utama dan riwayat perjalanan penyakit ini dapat dipikirkan

diagnosis untuk keluhan seperti yang dirasakan oleh pasien ini, yaitu mammae

aberrant, yaitu kelainan congenital pada payudara berupa terdapatnya payudara

atau papillae mamma yang lebih dari dua pada garis susu 9 milk line ) yaitu da.ri

axilla sampai ke inguinal

Dari informasi riwayat penyakit terdahulu dan penyakit keluarga, Kurang

lebih 4 tahun yang lalu juga terdapat benjolan di ketiak kanan pasien dan telah

dilakukan ekstirpasi. Adik pasien juga pernah terdapat benjolan yang serupa kira –

kira 2 tahun yang lalu.

Dari hasil pemeriksaan status lokalis pada region axilaris sinistra terdapat

massa dengan konsistensi lunak, permukaan rata, mobile, tanda peradangan (-)

Dari hasil pemeriksaan laboratorium pre-operasi di dapatkan hemoglobin,

trombosit, waktu pembekuan dan waktu perdarahan masih dalam batas normal.

Berdasarkan hasil temuan baik dari anamnesis, pemeriksaan fisik, maka

dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami Mammae aberrant pada region

axilaris sinistra. Penderita ini dilakukan Operasi ekstirpasi. Instruksi post operasi

pasien diberikan pengobatan umum observasi perdarahan dari drain, IUFD RL gtt

XX/menit, serta pengobatan medikamentosa berupa, inj. Cefotaxime 1 gr, inj

asam traneksamat 1 amp dan Inj, Ketorolac 1 amp. Prognosis pada pasien ini

untuk quo ad vitam, yaitu dubia ad bonam, dan quo ad functionam, yaitu dubia ad

bonam.

12

Page 13: Case Mamae Abrant 2

BAB V

KESIMPULAN

Mamae aberant adalah kelainan berupa terdapatnya payudara atau

papillae mammae yang lebih dari dua. Letaknya pada garis susu dari axilla

sampai ke inguinal. Mamae aberant 2 kali lebih banyak terjadi pada wanita

dari pada laki-laki dan Pemyakit ini banyak terjadi pada usia lebih dari 16

tahun.

Mammae aberant adalah kelainan pada payudarah yang merupakan

kelainan kongenital. Sebagian besar kelainan ini pada axilaris.

Penatalaksanaan pada mammae aberrant yaitu dilakukan ekstirpasi.

Ekstirpasi itu sendiri adalah tindakan pengangkatan seluruh massa tumor

beserta kapsulnya atau pengangkatan seluruh jaringan atau organ yang

rusak.

TINJAUAN PUSTAKA

13

Page 14: Case Mamae Abrant 2

1. Sjamsuhidajat R., de Jong W. 2005. Bagian III: Tindakan Bedah Organ

dan Sistem Organ, Prostat. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.

EGC, Jakarta, Indonesia

2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. wardhani, W.Setiowulan. 2000. Kapita

Selekta Kedokteran, Edisi III, jilid II. Penerbit Media Aesculapius,

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

3. Sari, D.K, et al. 2005. Chirugica. Yogyakarta; Tosca Enterprise

4. http://www.scribd.com/doc/47638731/BEDAH

14