Candidiasis

38
CANDIDIASIS Disusun oleh : Dewi Sulistiowati (A.103.07.005) Heny Nurlita (A.103.07.008) Restu Fatkah Bintoro (A.103.07.011) Salomitha Ika Rachmawati (A.103.07.013) 1

description

Berisi tentang candidiasis dari definisi , klasifikasi , pemeriksaan laboratorium ,penularan, pencegahan ,terapi serta epidemiologi

Transcript of Candidiasis

Page 1: Candidiasis

CANDIDIASIS

Disusun oleh :

Dewi Sulistiowati (A.103.07.005)

Heny Nurlita (A.103.07.008)

Restu Fatkah Bintoro (A.103.07.011)

Salomitha Ika Rachmawati (A.103.07.013)

AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA

Jl. Yos Sudarso No. 338 Dawung Surakarta 57155

Telp. (0271)644958 , Fax (0271)665023

1

Page 2: Candidiasis

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Candidiasis” ini dapat

disusun dengan baik.

Makalah ini berisi tentang penjelasan mengenai Klasifikasi , Gambaran

Klinik , Pemeriksaan Penunjang ,Terapi , Cara pencegahan dan Penularan dan

sebagainya dari penyakit Candidiasis. Materi dalam makalah ini disunting dari

berbagai sumber ilmiah yang saling relevan satu sama lain.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapkan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta,21 Januari 2014

2

Page 3: Candidiasis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI……….………………………….................………………... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……….......…..………………………........................... 4

B. Rumusan Masalah……...………...…………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Candidiasis……………………………………………………. 6

2. Klasifikasi dan Gambaran Klinis Candidiasis………………………… 6

3. Patogenitas Candidiasis………………………………………………... 10

4. Pemeriksaan Laboratorium Candidiasis………………………………. 12

5. Diagnosa Banding……………………………………………………… 18

6. Cara penularan………………………………………………………..... 19

7. Cara pencegahan………………………………………………………. 20

8. Terapi Candidiasis……………………………………………………… 21

9. Komplikasi Pada Penyakit Candidiasis……………………………….. 22

10. Epidemiologi……………………………………………………………. 22

BAB III PENUTUP………………………………………………………… 24

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 25

3

Page 4: Candidiasis

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit Candidiasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan

oleh jamur Candida kebanyakan Candida albicans. Candida albicans

merupakan jamur mirip ragi dan selalu ada dalam tubuh kita, dalam

jumlah sedikit. Dalam keadaan normal jamur ini hidup di rongga mulut,

vagina dan usus tanpa menimbulkan gangguan atau penyakit. Walaupun

demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi tertentu

atau pada orang–orang yang mempunyai penyakit – penyakit yang

melemahkan daya tahan tubuh sehingga menimbulkan suatu penyakit.

Pada awalnya diklasifikasikan sporotrichium oleh Ghubby, suatu

organisme yang ditempatkan pada genus Oidium (O. albicans) oleh Robin

1874. Kemudian, hal ini membingungkan dengan monela candida, suatu

jamur yang diisolasi dari ruang vegetasi. Istilah candidiasis digunakan di

USA, meskipun istilah candidiasis lebih sering digunakan di Kanada,

Inggris, Prancis, dan Italy. Tahun 1853, pertama kali Robin

menggambarkan candidiasis sistemik. Sebaliknya candidiasis kutaneus

dan candidiasis mokokutaneus kronik dideskripsikan pada tahun 1907 dan

1909.Genus candida dilaporkan pada tahun 1923 dan sesudah itu Martin

mengklasifikasikan beberapa spesies jamur kedalam genus.

Pada keadaan akut kandidiasis dapat menimbulkan keluhan seperti

rasa terbakar (burning sensation ), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa

bukal, atau labial dan rasa kering atau serostomia. Umumnya infeksi

tersebut dapat di tanggulangi dengan menggunakan obat anti jamur baik

secara topikal atau sistemik dengan mempertimbangkan kondisi atau

penyakit– penyakit yang menyertainya.

4

Page 5: Candidiasis

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi candidiasis ?

2. Bagaimana klasifikasi dan gambaran klinis candidiasis?

3. Bagaimana patogenitas candidiasis dan faktor prediposisi candidiasis?

4. Apa saja pemeriksaan penunjang candidiasis?

5. Bagaimana diagnosa banding candidiasis ?

6. Bagaimana cara penularan dan cara pencegahan candidiasis?

7. Bagaimana terapi candidiasis?

8. Apa saja komplikasi pada penyakit candidiasis?

9. Bagaimana epidemiologi candidiasis?

5

Page 6: Candidiasis

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Candidiasis

Candidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut

disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat

mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru. Kadang-kadang

dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.Penyakit ini

juga sering disebut candidosis,moniliasis oidiomycosisthrush,

dermatocandidiasis, bronchomycosis, mycotic vulvovaginitis, muguet.

2. Klasifikasi dan Gambaran Klinis Candidiasis

Berdasarkan tempat yang terkena, candidiasis dibagi sebagai berikut:

a. Candidosis Selaput Lendir

Thrush / Candidosis oral

Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut berupa bercak

berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering

menimbulkan nyeri. Bercak ini bisa dilepas dengan mudah oleh jari

tangan atau sendok. Thrush pada dewasa bisa merupakan pertanda

adanya gangguan kekebalan, kemungkinan akibat diabetes atau AIDS.

Pemakaian antibiotik yang membunuh bakteri saingan jamur akan

meningkatkan kemungkinan terjadinya thrush.

6

Page 7: Candidiasis

Perléche

Infeksi jamur ini merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut

yang menyebabkan retakan dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi

palsu yang letaknya bergeser dan menyebabkan kelembaban di sudut

mulut sehingga tumbuh jamur.

Infeksi vagina (vulvovaginitis)

Vulvovaginitis sering berupa keluarnya cairan putih atau kuning

dari vagina disertai rasa panasditemukan pada wanita hamil, penderita

diabetes atau pemakai antibiotik. Gejalanya, gatal dan kemerahan di

sepanjang dinding dan daerah luar vagina.

Balanitis atau balanopostitis

Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis

(glans penis) dan kulitnya. Penis menjadi nyeri, gatal-gatal, kemerahan

dan membengkak, serta bisa menyebabkan terjadinya penyempitan

uretra. Lelaki yang berhubungan intim dengan perempuan yang

mengidap jamur berpotensi terkena penyakit ini. Peradangan biasanya

terjadi akibat infeksi jamur atau bakteri di bawah kulit pada penis yang

tidak disunat.

Kandidosis mukokutan kronik

Kandidiasis mukokutan kronis (CMC) mengacu pada

sekelompok gangguan heterogen yang ditandai oleh infeksi superfisial

berulang atau persisten pada kulit, membran mukosa, dan kuku yang

disebabkan oleh Candida albicans. Penyakit ini timbul karena adanya

kekurangan fungsi leukosit atau sistem hormonal, biasanya terdapat

pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi yang bersifat

genetik, umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya mirip

dengan penderita dengan defek poliendokrin.

b. Candidosis kutis

Candidiasis intertriginosa

Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk, menyerang

lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak,

7

Page 8: Candidiasis

lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki,

glans penis dan umbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas,

bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit

berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila

pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan

berkembang seperti lesi primer.

Kandidiasis perianal

Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah.

Penyakit ini menimbulkan pruritus ani.

Kandidiasis kutis generalisata

Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga pada lipat

payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis

dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan

pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena

ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin karena gangguan

imunologik.

Kandidisiasis kutis granulomatosa

Kelainan ini merupakan bentuk yang jarang dijumpai.

Manifestasi kulit berupa pembentukan granuloma yang terjadi akibat

penumpukan krusta serta hipertrofi setempat. Kelainan ini banyak

menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta

tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya.

Krusta ini dapat menimbulkan tanduk sepanjang 2 cm, lokasinya

sering terdapat di muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan faring.

Paronikia dan onikomikosis

Infeksi jamur ini terjadi pada kuku dan jaringan sekitarnya ini

menyebabkan rasa nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang

kuku rusak dan menebal. Hal ini sering diderita oleh orang-orang yang

pekerjaannya berhubungan dengan air.

8

Page 9: Candidiasis

c. Candidosis Sistemik

N Endokarditis

Infeksi ini sering disebabkan oleh penumpukan dan

pertumbuhan ragi dan pseudohifa /vegetasi pada katub jantung buatan

juga pada morfinis sebagai akibat penyuntikan sendiri.

N Meningitis

Gejala sama dengan meningitis TB atau karena bakteri lain

N Pielonefritis

Pielonefritis adalah radang pada ginjal dan saluran kemih

bagian atas. Sebagian besar kasus pielonefritis adalah komplikasi dari

infeksi kandung kemih (sistitis). Pielonefritis dapat bersifat akut atau

kronik. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung

kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi

hematogen. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang,

dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi

lain, atau refluks vesikoureter. Pada pielonefritis kronik, terjadi

pembentukan jaringan parut dan obstruksi tubulus yang luas.

N Septikemia/ blood poisoning

Septikemia adalah suatu keadaan dimana terdapatnya

multiplikasi mikroorganisme dalam darah. Septikemia merupakan

suatu kondisi infeksi serius yang mengancam jiwa, dan cepat

memburuk. Sumber infeksinya berasal dari paru-paru, saluran

9

Page 10: Candidiasis

kencing, tulang radang otak dll. Gejalanya dimulai dengan demam

tinggi, menggigil, nafas cepat dan denyut jantung cepat. Penderita

kelihatan sangat sakit. Gejala berkembang menjadi syok, dengan

penurunan suhu (hypothermia), penurunan tekanan darah, perubahan

mental (bengong), dan gangguan bekuan darah sehingga timbul

bercak perdarahan di kulit (petechiae dan ecchymosis). Bisa

ditemukan penurunan jumlah urin.. Kematian biasanya disebabkan

septik syok atau ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome).

d. Reaksi id (kandidid)

Reaksi ini terjadi karena adanya metabolit Candida. Klinisnya

berupa vesikel – vesikel yang bergerombol ,terdapat pada sela jari tangan

atau bagian badan yang lain ,mirip dermatofitid. Di tempat tersebut tidak

ada elemen jamur.

Bila lesi candidosis diobati , kandidid akan sembuh. Jika

dilakukan uji kulit dengan kandidin (antigen kandida) memberi hasil

positif.

3. Patogenesis Candidiasis

Faktor penentu patogenitas Candida adalah :

Spesies

Genus Candida mempunyai 200 spesies, 15 spesies dilaporkan dapat

menyebabkan proses pathogen pada manusia. Candida albicans adalah

Candida yang paling tinggi patogenitasnya.

Daya lekat

Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripadagermtube, sedang

germtube melekat lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting untuk

melekat adalah suatu glikoprotein permukaan atau mannoprotein. Daya

lekat juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan.

Dimorfisme

Candida albicans merupakan jamur dimorfik yang mampu tumbuh

dalam kultur sebagai blastospora dan sebagai pseudohifa. Dimorfisme

10

Page 11: Candidiasis

terlibat dalam patogenitas kandida. Bentuk blastospora diperlukan

untuk memulai suatu lesi pada jaringan dengan mengeluarkan enzim

hidrolitik yang merusak jaringan. Setelah terjadi lesi baru terbentuk

hifa yang melakukan invasi.

Toksin

Toksin glikoprotein mengandung mannan sebagai komponen toksik.

Glikoprotein khususnya mannoprotein berperan sebagai adhesion

dalam kolonisasi jamur. Kanditoksin sebagai protein intraseluler

diproduksi bila C. albicans dirusak secara mekanik.

Enzim

Enzim diperlukan untuk melakukan invasi. Enzim yang dihasilkan

oleh Candida albicans ada 2 jenis yaitu proteinase dan fosfolipid.

Faktor predisposisi terjadinya infeksi Candida meliputi faktor endogen

maupun eksogen, antara lain :

Faktor endogen :

a. Perubahan fisiologik

Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina

Kegemukan, karena banyak keringat

Debilitas

Iatrogenik

Endokrinopati, gangguan gula darah kulit

Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan

keadaan umum yang buruk.

b. Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena

status imunologiknya tidak sempurna.

c. Imunologik : penyakit genetik.

Faktor eksogen :

Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat

Kebersihan kulit

Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama

menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur.

11

Page 12: Candidiasis

Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.

4. Pemeriksaan Laboratorium Candidiasis

Specimen yang dapat digunakan

Bahan yang diperiksa bergantung dari kelainan yang ada. Bahan

itu dapat berupa kerokan kulit, kuku, sputum (dahak), sekret bronkus,

urin, tinja, biopsi jaringan, usap mulut, usap telinga, usap vagina,

darah, dan lain sebagainya. Cara mendapatkan bahan klinis harus

diusahakan steril, ditempatkan dalam suatu tempat yang steril untuk

mencegah pencemaran jamur dari udara.

Pengambilan Specimen

Pengambilan Specimen Kulit (dengan kerokan atau tempelan)

Bagian dengan lesi dibersihkan dengan kapas alkohol 70% untuk

menghilangkan kotoran dan lain-lain.

Dengan Kerokan

Kulit dikerok dengan pisau (skalpel) dengan sudut 30˚.

Kerokan kulit ditampung dalam cawan petri steril. Bila akan

dikirimkan, maka kerokan dapat dimasukkan sepotong kertas

bersih atau sepotong plastik yang selalu dilipat dan direkatkan.

Dengan Tempelan

Cara ini dilakukan bila lesi kecil, atau terletak pada suatu

tempat yang sukar dikerok, juga pada anak kecil yang takut melihat

pisau. Sepotong Scotch tape dilekatkan pada bagian yang akan

diperiksa. Potongan ini dapat langsung dilekatkan pada sebuah

gelas sediaan atau pada sepotong plastik bila akan dikirimkan.

Potongan tape dapat diperiksa langsung atau dipulas untuk

disimpan.

Pengambilan Spesimen Kuku

Bahan yang dapat diperiksa berupa guntingan kuku, kerokan kuku

dan korekan di bawahnya. Bila permukaan sangat keras dapat

12

Page 13: Candidiasis

dibuat lubang kecil dengan bor gigi. Bila ada paronikia maka

diambil bahan sekitar kuku.

Pengambilan Specimen Usap

Usap mulut, usap telinga, usap vagina, dan sebagainya. Alat yang

dipakai berupa lidi berkapas steril. Di dalam tabung dapat

dimasukkan sedikit air untuk mencegah bahan usapan menjadi

kering. Bila akan dibuat bahan sediaan pulasan, sebaiknya sediaan

ini dibuat sebelum bahan usapan diberi air.

Pengambilan Specimen Urin

Pada wanita diambil urin dengan kateter, sedang pada pria cukup

urin bagian tengah, dengan membuang bagian pertama dan

terakhir. Pengambilan urin langsung dari kandung kencing

memberikan bahan lebih baik, tetapi cara ini lebih berbahaya dan

sakit.

Pengambilan Specimen Dahak

Dahak yang akan diperiksa dikeluarkan setelah berkumur untuk

menghilangkan kotoran yang ada di dalam mulut. Untuk berkumur

sebaiknya digunakan air matang. Dahak sebaiknya yang benar-

benar dibatukkan, supaya lebih pasti bahan yang keluar berasal dari

paru-paru.

Pengambilan Specimen Jaringan

Dapat diperoleh dengan biopsi, operasi, otopsi. Bahan klinis lain,

misal darah, sekret bronkus dan sebagainya diperoleh secara lazim

dilakukan dengan memperhatikan sterilitas. Bahan klinis yang akan

digunakan untuk pemeriksaan mikologi janganlah diberi pengawat,

karena bila diperlukan untuk biakan maka jamur masih akan dapat

tumbuh. Untuk penyimpanan bahan hendaknya dipakai suhu

rendah, bila mungkin – 20˚C.

13

Page 14: Candidiasis

Macam pemeriksaan penunjang

A. LANGSUNG

1. Metode Basah

Bahan encer , misal dahak, sekret bronkus atau cairan

serebrospinalis. Sample ini langsung diteteskan pada

gelas sediaan dan diperiksa dengan mikroskop. Dahak

yang kental dapat diencerkan dengan setetes larutan

KOH 10%.

Endapan urin dapat langsung diteteskan pada gelas

sediaan.

Tinja , diberi sedikit air atau setetes larutan KOH 10%.

Bahan usapan dibasahkan ke dalam larutan garam faal

dan diteteskan pada gelas sediaan.

Bahan padat berupa kerokan kulit, kuku atau jaringan

diberi setetes KOH 30% untuk melarutkan jaringan.

Untuk mempercepat proses dapat dipanaskan di bawah

lampu atau di ata nyala api.

Potongan tape langsung dilekatkan pada gelas sediaan,

dapat diberi setetes KOH 10% di antara tape dan gelas

sediaan.

Sediaan basah diberi gelas tutup dan diperiksa di bawah

mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 atau bila perlu 10

x 45.

14

Page 15: Candidiasis

2. Metode Pengecatan

Dibuat sediaan usap tipis dari bahan encer atau

bahan usapan yang dapat dipulas dengan berbagai macam

cara, misalnya Gram strain, Gomori-Methenamin-Silver

stain (GMS), Periodic-Acid-Schiff stain (PAS), dan

sebagainya.

Pada pemeriksaan langsung Candida terlihat sebagai

blastospora atau hifa/hifa semu, atau campuran keduanya.

Juga dapat dilihat sel-sel jaringan, misal sel epitel, leukosit,

dan eritrosit. Di samping itu dapat pula tampak mikroba

lain seperti bakteri, parasit yang terdapat bersama jamur.

15

Page 16: Candidiasis

B. BIAKAN

Medium yang biasa dipakai ialah Sabouraud

Glucose/Dextrose Agar (SGA/SDA) dengan atau tanpa

antibiotik. Antibiotik ditambahkan untuk menekan bakteri yang

terdapat bersama jamur dalam bahan klinis. Medium dapat pula

ditambah aktidion untuk menekan jamur pencemar yang

mungkin ada di dalam bahan, yang dapat mengganggu

pertumbuhan Candida. Jamur pencemar biasanya tumbuh

dengan cepat dan dapat menutupi koloni Candida. Biakan di

inkubasi pada suhu kamar 25˚ - 30˚ C. Biasanya sesudah 3 hari

akan tampak koloni Candida sebesar kepala jarum pentul, 1 – 2

hari berikutnya koloni itu telah dapat dilihat dengan jelas.

Koloni Candida yang bewarna putih kekuningan menimbun

di atas permukaan medium, mempunyai permukaan yang halus

dan licin, dan bau ragi yang khas. Untuk identifikasi jamur

dipilih koloni yang terpisah. Untuk itu ditanamkan seujung

jarum biakan pada medium baru. Sebaiknya dipilih lebih dari

sebuah koloni, dan diambil yang berbeda bentuknya untuk

melihat kemungkinan akan infeksi campuran. Koloni yang telah

dimurnikan dapat diperiksa lebih lanjut untuk identifikasi jamur.

16

Page 17: Candidiasis

C. PEMERIKSAAN GERM TUBE

Tujuan : untuk membedakan Candida albican dengan

candidia lainnya

Metode : germ tube

Media : serum (serum manusia , kelinci ,domba)

Sampel : biakan jamur dari urine

Alat/bahan :

1. Mikroskop

2. Ohse bulat

3. Deck glass

4. Object glass

5. Bunsen

6. Korek

7. Tissue

Cara kerja :

Diapkan object glass yang bebas lemak

Diambil cairan dari tabung yang berisi campuran (0,3ml

serum +sampel),yang telah diincubasi selama 2 - 3 jam

pada 35 – 37o C dengan ohse , kemudian diletakkan diatas

objek glass.

Kemudian ditutup dengan deck glass

17

Page 18: Candidiasis

Diamati dengan menggunakan mikroskop dengan

pembesaran 100x untuk melihat lapangan pandang.

Kemudian diputar pada 400x

Bila terbentuk germ tube maka kesimpulannya adalah

Candida albicans. Germ tube merupakan filament yang

dibentuk oleh Blastoconidia dengan ciri khas tidak ada

konstriksi pada perbatasan antara Germ Tube dan

Blastoconida.

5. Diagnosa Banding

Diagnosis banding dari kandidiasis antara lain :

Kandidosis kutis lokalisata dengan :

a. Eritrasma

b. Dermatitis intertriginosa

c. Dermatofitosis ( tinea )

Kandidosis kuku dengan tinea unguium

Kandidosis vulvovaginitis dengan :

a. Trikomonas vaginalis

b. Gonore akut

c. Leukoplakia

d. Liken planus

18

Page 19: Candidiasis

6. Cara Penularan

1. Penyebab penyakit

Spesies yang biasanya menyebabkan penyakit yaitu: Candida

albicans, Candidatropicalis, Candida dubliniensis dan kadang-

kadang spesies lain dari Candida. Candida (Torulopsis) glabrata

dibedakan dari candida lain penyebab candidiasis, yaitu infeksi dengan

C. Torulopsis kurang membentuk pseudohyphae pada jaringan.

2. Distribusi penyakit

Penyakit ini tersebar di seluruh dunia. Jamur Candida albicans

kadang-kadang merupakan flora normal pada tubuh manusia.

3. Cara penularan

Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut,

kulit, vagina dan tinja, dari penderita ataupun “carrier”, atau tertulari

melalui jalan lahir pada saat bayi dilahirkan; penularan endogen.

4. Masa inkubasi

Masa inkubasinya bervariasi, 2 – 5 hari untuk lesi mulut pada

anak.

5. Reservoir

Reservoirnya Manusia.

6. Masa penularan

Diasumsikan menular ketika ditemukan lesi.

7. Kekebalan dan kerentanan,

Hampir selalu ditemukan spesies Candida didalam dahak,

tenggorokan, tinja dan urin tanpa ada gejala klinis sebagai bukti

rendahnya patogenisitas candida dan sebagai bukti adanya imunitas

yang luas di kalangan masyarakat. Lesi mulut banyak ditemukan,

biasanya ringan dan muncul pada minggu-minggu pertama sesudah

kelahiran. Gejala klinis muncul pada saat daya tahan tubuh hospes

rendah.

Kondisi lokal tubuh bagian tertentu turut mempengaruhi

munculnya candidiasis superfisialis seperti interdigital intertrigo dan

19

Page 20: Candidiasis

paronikia pada tangan yang terkena banyak air (pekerja pengalengan

makanan dan binatu) dan munculnya intertrigo pada kulit yang lembab

dari orang-orang yang gemuk. Faktor sistemis mencolok yang menjadi

dasar munculnya candidiasis superfisialis adalah kencing manis,

pengobatan dengan antibiotik berspektrum luas dalam jangka waktu

panjang dan infeksi HIV.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya candidiasis sistemik

antara lain imunosupresi, pemasangan kateter intravena permanen,

netropenia, kanker darah, dan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Candidiasis pada saluran kencing biasanya timbul sebagai komplikasi

dari penggunaan kateter jangka panjang pada kandung kencing dan

pelvis renalis. Kebanyakan orang dewasa dan anak-anak usia lebih tua

mengalami hipersensitivitas kulit yang tertunda terhadap jamur dan

karena yang bersangkutan memiliki antibodi humoral.

7. Cara Pencegahan

a. Cara pencegahan

Lakukan deteksi dini dan pengobatan dini terhadap infeksi lokal

pada mulut, esofagus atau kandung kencing bagi mereka yang memiliki

faktor predisposisi sistemik untuk mencegah terjadinya penyebaran

sistemik. Kemoprofilaksis dengan fluconazole mengurangi kejadian

candidiasis pada bagian dalam tubuh, 2 bulan pertama setelah

transplantasi alogenik sumsum tulang.

b. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar

o Laporan kepada instansi kesehatan setempat.

o Isolasi :tidak diperlukan

o Disinfeksi serentak : lakukan disinfeksi terhadap sekret dan benda-

benda yang terkontaminasi.

o Karantina: tidak diperlukan.

o Imunisasi kontak : tidak diperlukan.

20

Page 21: Candidiasis

o Investigasi kontak dan sumber infeksi : tidak bermanfaat pada

kejadian kasus yang sporadis.

c. Tindakan penanggulangan wabah

KLB sering terjadi karena cairan infus yang terkontaminasi dan

adanya bayi yang menderita lesi mulut di ruang perawatan bayi baru

lahir. Disinfeksi serentak dan pembersihan secara menyeluruh

seharusnya diterapkan sama seperti yang dilakukan pada disinfeksi

KLB diare di rumah sakit.

8. Terapi Candidiasis

Kandidiasis umumnya ditanggulangi dengan menggunakan obat

antijamur,dengan memperhatikan factor predisposisinya atau penyakit yang

menyertainya,hal tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan

atau penyembuhan.

Obat-obat antijamur diklasifikasikan menjadi beberapa golongan yaitu:

1. Antibiotik

Polyenes :amfotericin B, Nystatin, Hamycin, Nalamycin

Heterocyclicbenzofuran : griseofulvin

2. Antimetabolite: Flucytosine (5 –Fe)

3. Azoles

Imidazole (topical): clotrimazol, Econazol, miconazol (sistemik)

: ketoconazole

Triazoles (sistemik) : Flukonazole, Itrakonazole

4. Allylamine Terbinafine

5. Antijamur lainnya : tolnaftate, benzoic acid, sodiumtiosulfat.

Memperbaiki faktor-faktor yang mendasari munculnya candidiasis

sangat membantu pengobatan. Misalnya melepas kateter intravena.

Pemberian nistatin topikal atau derivat azole (Miconazole, Clotrimazole,

Ketoconazole, Fluconazole) sangat bermanfaat untuk berbagai bentuk

candidiasis superfisialis. Clotimazole oral (Mycerex®) berupa tablet isap

21

Page 22: Candidiasis

atau larutan Nystatin efektif untuk pengobatan lesi mulut. Suspensi

Itraconazole (Sporanox®) atau Fluconazole (Diflucan®) – efektif untuk

candidiasis oral dan esefagus. Infeksi vagina bisa diobati dengan

Fluconazole oral atau Clotimazole topikal, Miconazole, Butoconazole,

terconazole, tioconazole atau nystatin. Amphotericine (Fungizone®) IV,

dengan atau tanpa 5-fluorocytosine, adalah obat pilihan untuk visceral

candidiasis atau candidiasis invasive. Preparat lipid Amphotericin B

mungkin juga efektif.

9. Komplikasi Pada Penyakit Candidiasis

Adapun komplikasi kandidiasis yang bisa terjadi, antara lain :

1) Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit.

2) Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang

aneh dan mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku.

3) Candidiasis tersebar pada tubuh yang kekebalan tubuhnya kurang

4) Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus,

usus halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa

abses hati dan otak.

10. Epidemiologi

Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, dapat menyerang

semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Hubungan ras dengan

penyakit ini tidak jelas tetapi insiden diduga lebih tinggi di negara

berkembang. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada daerah tropis dengan

kelembaban udara yang tinggi dan pada musim hujan sehubungan dengan

daerah-daerah yang tergenang air.Banyak studi epidemiologi melaporkan

bahwa terjadinya kasus-kasus kandidosis tidak dipengaruhi oleh iklim dan

geografis..

Prevalensi infeksi Candidiasis pada manusia dihubungkan

dengan kekebalan tubuh yang menurun, sehingga invasi dapat terjadi.

Meningkatnya prevalensi infeksi ini dihubungkan dengan kelompok

22

Page 23: Candidiasis

penderita dengan gangguan sistem imunitas seperti pada penderita AIDS,

penderita yang menjalani transplantasi organ dan kemoterapi antimaligna.

23

Page 24: Candidiasis

BAB III

PENUTUP

Candidiasis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida,

biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,

bronki, atau paru.Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, dapat menyerang

semua umur, baik laki-laki maupun perempuan.

Penyakit ini dapat menunjukkan gejala berupa bercak berwarna putih

menempel pada lidah dan pinggiran mulut, menimbulkan nyeri,keluarnya cairan

putih atau kuning dari vagina disertai rasa panas ditemukan pada wanita hamil,

penderita diabetes atau pemakai antibiotik. Pada sistemik tubuh dapat

menimbulkan meningitis , endokarditis ,pielonefritis dan septicemia. Infeksi

jamur ini juga dapat menyerang lipatan – lipatan kulit dan menimbulkan lesi , juga

dapat menyerang daerah kuku .

Bahan /spesimen yang sering digunakan untuk pemeriksaan candidiasis

bisa berupa kerokan kulit, kuku , sputum , urine , usap / swab vagina dan

sebgainya. Spesimen – spesimen diatas kemudian diperlakukan sesuai jenisnya

dan digunakan untuk pemeriksaan Candidiasis. Pemeriksaan Candidiasis dapat

dilakukan secara langsung yaitu pembuatan preparat dengan KOH 10 % atau

dengan menggunakan pengecatan. Pemeriksaan candidiasis juga dapat dilakukan

dengan menumbuhkan dulu jamur pada media, misalnya media SDA (Sabouraud

Dextrosa Agar) baru dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis .

24

Page 25: Candidiasis

DAFTAR PUSTAKA

Greenberg L. Michael. 2005. Teks- Atlas Kedokteran Kedaruratan

Greenberg Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Greenberg. M.S et al,2003 Burket’s Oral Medicine, 10 ed, , Bc Decker Inc,

Hamilton Ontario, h. 94-8.

Jainkittivong, et al. 2007, Candidiasis in OLP patiens undergoing topical

steroid therapy, Triple O, 104: 61-66.

Louise B. Hauley. 2003. Mikroorganisme Penyakit Infeksi. Jakarta :

Hipokrates.

Mc Cullough, Savage ,N.W.,2005, Autralia Dent. J. Medication Suplement,

50;4.

Pinborg,J.J. ,1994 , Atlas Penyakit Mukosa mulut, Edisi ke 4.Diterjemahkan

oleh drg Kartika Wangsaraharja , Bina rupa Aksara hal. 56-58.

Silverman. S Jr at al, 2001, Essential of Oral Med, BC. Decker Inc,

Hamilton, London, h. 170 – 177

Silverman .S. Jr. 1996, Color Atlas of Oral Manifestations of aids ,2ed, The

C.V Mosby , St Louis, Boston Baltimore, h. 18,28.

Siregar. 2004. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC.

25