Bab II. Candidiasis

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN 1. ANATOMI KULIT Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat. EPIDERMIS Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, 2

Transcript of Bab II. Candidiasis

Page 1: Bab II. Candidiasis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN

1. ANATOMI KULIT

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan

organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat

tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter

persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak,

umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus

dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak

tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah

epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan

dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu

lapisan jaringan ikat.

EPIDERMIS

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel

berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.

Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada

telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh

ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang

terdalam):

1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal

telapak

2

Page 2: Bab II. Candidiasis

kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum GranulosumDitandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya

ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula

keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril,

dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk

mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada

tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum

dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai

lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

5 . Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat

dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis

diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak,

usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.

Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,

pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel

Langerhans).

DERMIS

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True

Skin”

Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya

dengan

jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3

mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

• Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

• Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan

bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,

kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa.

Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin

3

Page 3: Bab II. Candidiasis

berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak

mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah.

Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar

sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat

epidermis di dalam dermis.

Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan

shearing forces dan respon inflamasi.

SUBKUTIS

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.

Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan

jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh

dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk

regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,

cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

VASKULARISASI KULIT

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan

papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis.

Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla

dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak

terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran

epidermis

2. FISIOLOGI KULIT

4

Page 4: Bab II. Candidiasis

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah

memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi,

mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma

mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi

telahdiketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba

karena banyaknyaakhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit

berperanpada pengaturansuhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi

dikontrol oleh hipothalamus.Temperatur perifer mengalami proses

keseimbanganmelalui keringat, insessible loss darikulit, paru-paru dan mukosa

bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksipembuluh darah

kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah,kemudian

tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan

caramengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada

temperatur yangmenurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian

akan mempertahankanpanas.

Fungsi Kulit

Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :

1. Pelindung atau Proteksi

Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-jaringan tubuh di sebelah dalam dan

melindungi tubuh dari pengaruh -pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar darikulit

ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikankulittahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh,

menahan luka-luka kecil,mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalaurangsang-

rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.

2. Penerima Rangsang

Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yangberhubungan dengan sakit, suhu panas atau

dingin, tekanan, rabaan, dangetaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.

3. Pengatur panas atau thermoregulasi

Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluhkapiler serta melalui respirasi yang

keduanya dipengaruhi saraf otonom.Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit

atausekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dankelenjar keringat kulit mengadakan

penyesuaian seperlunya dalamfungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit

sebagai organ antara tubuh dan lingkungan.

5

Page 5: Bab II. Candidiasis

Panas akan hilang denganpenguapan keringat.

4.Pengeluaran (ekskresi)

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui

pori-pori keringat dengan membawagaram, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui

kulittidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai

pembentukan keringat yang tidak disadari.

5. Penyimpanan

Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

6. Penyerapan terbatas

Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalamlemak dapat diserap ke dalam kulit.

Hormon yang terdapat pada krimmuka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit

padatingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandungrambut dan masuk ke dalam

saluran kelenjar palit, merembes melaluidinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke

berbagaiorgan tubuh lainnya.

7. Penunjang penampilan

Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampakhalus, putih dan bersih akan dapat

menunjang penampilan .

Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorangseperti kulit memerah, pucat maupun

konstraksi otot penegak rambut.

B. DEFINISI CANDIDIASIS

Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh

spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit,

kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan  septikemia, endokarditis, atau

meningitis . Kandidiasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida, terutama

Candida albicans.

Kandidiasis adalah infeksi oportunistik (IO) yang sangat umum pada orang terinfeksi

HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur ini,

semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistem kekebalan tubuh yang sehat

dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut,

tenggorokan dan vagina. IO ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum IO lain yang

lebih berat. Lihat Lembaran Informasi (LI) 500 untuk informasi lebih lanjut tentang IO.

6

Page 6: Bab II. Candidiasis

Kandidiasis adalah sebuah penyakit dimana sering juga disebut sebagai:

1. Candidosis

2. Moniliasis

3. Oidiomycosis

4. Trush 

Pada manusia, Candida albicans sering ditemukan di dalam mulut, feses, kulit dan di

bawah kuku orang sehat. Candida albicans dapat membentuk blastospora dan hifa, baik

dalam biakan maupun dalam tubuh. Bentuk jamur di dalam tubuh dianggap dapat

dihubungkan dengan sifat jamur, yaitu sebagai saproba tanpa menyebabkan kelainan atau

sebagai parasit patogen yang menyebabkan kelainan dalam jaringan. Penyelidikan lebih

lanjut membuktikan bahwa sifat patogenitas tidak berhubungan dengan ditemukannya

Candida albicans dalam bentuk blastospora atau hifa di dalam jaringan. Terjadinya kedua

bentuk tersebut dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi, yang dapat ditunjukkan pada suatu

percobaan di luar tubuh. Pada keadaan yang menghambat pembentukan tunas dengan bebas,

tetapi yang masih memungkinkan jamur tumbuh, maka dibentuk hifa. Rippon (1974)

mengemukakan bahwa bentuk blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada

jaringan. Sesudah terjadi lesi, dibentuk hifa yang melakukan invasi. Dengan proses tersebut

terjadilah reaksi radang. Pada kandidosis akut biasanya hanya terdapat blastospora, sedang

pada yang menahun didapatkan miselium. Kandidosis di permukaan alat dalam biasanya

hanya mengandung blastospora yang berjumlah besar, pada stadium lanjut tampak hifa.

Hal ini dapat dipergunakan untuk menilai hasil pemeriksaan bahan klinik, misalnya dahak,

urin untuk menunjukkan stadium penyakit. Kelainan jaringan yang disebabkan oleh Candida

albicans dapat berupa peradangan, abses kecil atau granuloma. Pada kandidosis sistemik, alat

dalam yang terbanyak terkena adalah ginjal, yang dapat hanya mengenai korteks atau korteks

dan medula dengan terbentuknya abses kecil-kecil berwarna keputihan. Alat dalam lainnya

yang juga dapat terkena adalah hati, paru-paru, limpa dan kelenjar gondok. Mata dan otak

sangat jarang terinfeksi. Kandidosis jantung berupa proliferasi pada katup-katup atau

granuloma pada dinding pembuluh darah koroner atau miokardium. Pada saluran pencernaan

tampak nekrosis atau ulkus yang kadang-kadang sangat kecil sehingga sering tidak terlihat

pada pemeriksaan. Manifestasi klinik infeksi Candida albicans bervariasi tergantung dari

organ yang diinfeksinya.

7

Page 7: Bab II. Candidiasis

C.     KLASIFIKASI

Berdasarkan tempat yang terkena, kandidiasis dibagi sebagai berikut:

1.  Kandidosis selaput lendir :

a.  Kandidosis oral (thrush)

b.  Perleche

c.  Vulvovaginitis

d.  Balanitis atau balanopostitis

e.  Kandidosis mukokutan kronik

f.   Kandidosis bronkopulmonar dan paru

2.  Kandidosis kutis :

a.   Lokalisata    : 1). daerah intertriginosa.

                             2). daerah perianal

b.  Generalisata

c. Paronikia dan onikomikosis

d.  Kandidiasis kutis granulomatosa.

3.  Kandidosis sistemik : 

a.   Endokarditis

b.   Meningitis

c.   Pielonefritis

d.   Septikemia

3. Reaksi id (kandidid). 

D.    EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki

maupun perempuan. Hubungan ras dengan penyakit ini tidak jelas tetapi insiden diduga lebih

tinggi di negara berkembang. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada daerah tropis dengan

kelembaban udara yang tinggi dan pada musim hujan sehubungan dengan daerah-daerah

yang tergenang air.

8

Page 8: Bab II. Candidiasis

E. ETIOLOGI

Yang tersering sebagai penyebab adalah Candida albicans. Spesies patogenik yang

lainnya adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii C. krusei, C. pseudotropicalis,

C. lusitaneae.  Genus Candida adalah grup heterogen yang terdiri dari 200 spesies jamur.

Sebagian besar dari spesies candida tersebut patogen oportunistik pada manusia, walaupun

mayoritas dari spesies tersebut tidak menginfeksi manusia. C. albicans adalah jamur dimorfik

yang memungkinkan untuk terjadinya 70-80% dari semua infeksi candida, sehingga

merupakan penyebab tersering dari candidiasis superfisial dan sistemik.

F. MANIFESTASI KLINIS

Secara klinis kandidiasis dapat menimbulkan penampilan yang berbeda, pada umumnya

berupa lesi – lesi putih atau area eritema difus (Silverman S, 2001). Manifestasi klinis yang

terlihat bervariasi tergantung dari bagian tubuh mana yang terkena, dapat dilihat sebagai

berikut :

1. Kandidiasis intertriginosa : Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk,

menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat

paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan

umbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa. Lesi

tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula

yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan

berkembang seperti lesi primer.

2. Kandidiasis perianal : Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe

basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani.

3. Kandidiasis kutis generalisata : Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga pada

lipat payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis dan

paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit

ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau

mungkin karena gangguan imunologik.

4. Paronikia dan onikomikosis : infeksi jamur pada kuku dan jaringan sekitarnya ini

menyebabkan rasa nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak dan

menebal. Hal ini sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan

dengan air.

9

Page 9: Bab II. Candidiasis

5. Diaper rush : sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti

yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejala

sisa dermatitis oral dan perianal. 

6. Kandidisiasis kutis granulomatosa : Kelainan ini merupakan bentuk yang jarang

dijumpai. Manifestasi kulit berupa pembentukan granuloma yang terjadi akibat

penumpukan krusta serta hipertrofi setempat. Kelainan ini banyak menyerang anak-

anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan

dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbulkan tanduk sepanjang 2 cm,

lokasinya sering terdapat di muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan faring. 

7. Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut. Bercak berwarna putih menempel

pada lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan nyeri. Bercak ini bisa dilepas

dengan mudah oleh jari tangan atau sendok. Thrush pada dewasa bisa merupakan

pertanda adanya gangguan kekebalan, kemungkinan akibat diabetes atau

AIDS. Pemakaian antibiotik yang membunuh bakteri saingan jamur akan meningkatkan

kemungkinan terjadinya thrush.

8. Perléche merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang menyebabkan retakan

dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang letaknya bergeser dan menyebabkan

kelembaban di sudut mulut sehingga tumbuh jamur. 

9. Infeksi vagina (vulvovaginitis) sering ditemukan pada wanita hamil, penderita diabetes

atau pemakai antibiotik.Gejalanya berupa keluarnya cairan putih atau kuning dari

vagina disertai rasa panas, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan daerah luar

vagina. 

10. Infeksi penis sering terjadi pada penderita diabetes atau pria yang mitra seksualnya

menderita infeksi vagina. Biasanya infeksi menyebabkan ruam merah bersisik (kadang

menimbulkan nyeri) pada bagian bawah penis. 

G. PATOFISIOLOGI

          Kelainan yang disebabkan oleh spesies kandida ditentukan oleh interaksi yang komplek

antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan pejamu. Faktor penentu patogenitas

kandida adalah :

1.  Spesies : Genus kandida mempunyai 200 spesies, 15 spesies dilaporkan dapat

menyebabkan proses pathogen pada manusia.   C. albicans adalah kandida yang paling tinggi

patogenitasnya.

10

Page 10: Bab II. Candidiasis

2.  Daya lekat : Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripadagermtube,

sedang germtube melekat lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting untuk melekat

adalah suatu glikoprotein permukaan atau mannoprotein. Daya lekat juga dipengaruhi oleh

suhu lingkungan.

3.  Dimorfisme : C. albicans merupakan jamur dimorfik yang mampu tumbuh dalam kultur

sebagai blastospora dan sebagai pseudohifa. Dimorfisme terlibat dalam patogenitas kandida.

Bentuk blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan dengan mengeluarkan

enzim hidrolitik yang merusak jaringan. Setelah terjadi lesi baru terbentuk hifa yang

melakukan invasi.

4.  Toksin : Toksin glikoprotein mengandung mannan sebagai komponen toksik. Glikoprotein

khususnya mannoprotein berperan sebagai adhesion dalam kolonisasi jamur. Kanditoksin

sebagai protein intraseluler diproduksi bila C. albicans dirusak secara mekanik.

5.  Enzim : Enzim diperlukan untuk melakukan invasi. Enzim yang dihasilkan oleh C.

albicans ada 2 jenis yaitu proteinase dan fosfolipid.

Mekanisme pertahanan pejamu : 

1.  Sawar mekanik : Kulit normal sebagai sawar mekanik terhadap invasi kandida. Kerusakan

mekanik pertahanan kulit normal merupakan faktor predisposisi terjadinya kandidiasis.

2.  Substansi antimikrobial non spesifik : Hampir semua hasil sekresi dan cairan dalam

mamalia mengandung substansi yang bekerja secara non spesifik menghambat atau

membunuh mikroba. 

3. Fagositosis dan intracellular killing : Peran sel PMN dan makrofag jaringan untuk

memakan dan membunuh spesies kandida merupakan mekanisme yang sangat penting untuk

menghilangkan atau memusnahkan sel jamur. Sel ragi merupakan bentuk kandida yang siap

difagosit oleh granulosit. Sedangkan pseudohifa karena ukurannya, susah difagosit.

Granulosit dapat juga membunuh elemen miselium kandida. Makrofag berperan dalam

melawan kandida melalui pembunuhan intraseluler melalui system mieloperoksidase (MPO).

4.  Respon imun spesifik : imunitas seluler memegang peranan dalam pertahanan melawan

infeksi kandida. Terbukti dengan ditemukannya defek spesifik imunitas seluler pada

penderita kandidiasi mukokutan kronik, pengobatan imunosupresif dan penderita dengan

infeksi HIV.

Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat mutlak untuk

berkembangnya infeksi.Secara umum diketahui bahwa interaksi antara mikroorganisme dan

11

Page 11: Bab II. Candidiasis

sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel mikroorganisme, adhesin

dan reseptor. Manan dan manoprotein merupakan molekul-molekul Candida albicans yang

mempunyai aktifitas adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candida

albicans juga berperan dalam aktifitas adhesif. Pada umumnya Candida albicans berada

dalam tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi

pada tubuh pejamu.

 Faktor predisposisi terjadinya infeksi ini meliputi faktor endogen maupun eksogen, antara

lain :

1.      Faktor endogen :

a.  Perubahan fisiologik

1)      Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina

2)      Kegemukan, karena banyak keringat

3)      Debilitas

4)      Iatrogenik

5)      Endokrinopati, gangguan gula darah kulit

6)      Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk.

b.  Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena status imunologiknya tidak

sempurna.

c.  Imunologik : penyakit genetik.

2.      Faktor eksogen :

a.  Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat

b.  Kebersihan kulit

c.  Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan

memudahkan masuknya jamur.

d.  Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis. 

                    

Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida albicans serta

memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan tubuh manusia karena adanya perubahan dalam

sistem pertahanan tubuh. Blastospora berkembang menjadi hifa semu dan tekanan dari hifa

semu tersebut merusak jaringan, sehingga invasi ke dalam jaringan dapat terjadi. Virulensi

ditentukan oleh kemampuan jamur tersebut merusak jaringan serta invasi ke dalam jaringan.

Enzim-enzim yang berperan sebagai faktor virulensi adalah enzim-enzim hidrolitik seperti

proteinase, lipase dan fosfolipase.

12

Page 12: Bab II. Candidiasis

H. PENATALAKSANAAN

1. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium:

a. pH vagina pada pasien dengan VVC biasanya normal (<4.5). Bila lebih dar 4.7

biasanya mengindikasikan bacterial vaginosis, trichomoniasis atau mized infection.

b. Kultur kulit, untuk memastikan penyebab infeksi.

c. Pemeriksaan mikroskopik dengan goresan kulit menggunakan kalium hidroksida untuk

identifikasi hyphae (spora dan filamen jamur)

d. Pemeriksaan dengan sinar UV (lampu wood) dapat mengidenifikasi infeksi jamur.

Spora memancarkan cahaya biru-hijau dengan penyinaran ini.

Anamnesis disertai temuan klinis dan pemeriksaan mikroskopik sudah memedai untuk

menegakkan diagnosis kandidiasis pada sebagian besar pasien. Pemeriksaan mikroskopis

sekret vagina dengan larutan KOH 10% akan emperlihatkan hifa bercabang dan pembentukan

tunas (budding) khas kandidiasis. Pemeriksaan ini bersifat diagnostik pada 65 % samapai

85% perempuan simtomatik (Sobel. 1999). Selama infeksi kandida, vagina mempertahankan

pH normal 4.0 sampai 4,5. pada perempuan simtomatik, dan pada semua perempuan dengan

kandidas rekuren, harus dilakukan biakan vagina apabila hasil

2. Pemeriksaan fisik

a. Lesi oral berbentuk flak putih dan rapuh yang melekat di lidah, mukosa pipi, gingival

dan palatum.

b. Lesi kulit ditandai dengan terlihatnya pupula eritematosa, pistula dan sisik, sering pada

lipat kulit (ketiak, lipat paha, bawah payudara, sudut mulut, dan lipat kuku) disertai

dengan gatal.

Penderita mengeluhkan kemaluan sangat gatal, kdang-kadang sukar tidur dan terdapat

banyak bekas garukan. Sekresi seperti susu kental dan warna putih kekuningan secret tidak

berbau. Seringkali terdapat disuri yang khas yaitu suami yang mengeluh preputium atau glans

penisnya gatal sekali pada pemeriksaan hapusan terlihat jamur. Seringkali ditemukan adanya

faktor predisposisi seperti Diabetes Melitus, pemakaian antibiotika yang lama, defisiensi

vitamin, pemakaian hormon kortikosterid dan kontrasepsi oral.

13

Page 13: Bab II. Candidiasis

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dalam menegakkan diagnosis kandidiasis, maka dapat dibantu dengan adanya

pemeriksaan penunjang, antara lain :

1. Pemeriksaan langsung

Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 % atau dengan

pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu.

2. Pemeriksaan biakan 

Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat

pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol ) untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 370C, koloni tumbuh setelah 24-48

jam, berupa yeast like colony. Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan

tumbuhan tersebut pada corn meal agar.

J. ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Data-data yang perlu dikaji:

1. Biodata klien

2. Keluhan utama

3. Riwayat penyakit sekarang

4. Riwayat penyakit keluarga

5. Data psikososial

6. Pola aktivitas sehari-hari

7. Pemeriksaan fisik fokus kepada sistem integumen

Diagnosa secara umum:

1. Kerusakan integritas kulit B.D proses patologi penyakit.

2. Intoleransi aktivitas B.D kelemahan

3. Defisit perawatan diri B.D kelemahan

4. Risiko tinggi infeksi B.D tidak adekuatnya pertahanan tubuh

14

Page 14: Bab II. Candidiasis

K. ANALISA KASUS

Tn. M dirawat di ruang merak II dengan diagnosa stroke hemoragik dan terjasi penurunan

sejak 3 hari. Saat diganti pempersnya oleh sang istri ditemukan maserasi berwarna

kemerahan. Dan istri mengatakan Tn.M sering menggaruk-garuk di daerah tersebut. Tn.M

bertubuh besar dan gendut sehingga susah untuk membersihkan tubuhnya terutama daerah

genitalianya. Tn M hanya mandi 1x sehari dengan 2 kom air tanpa menggunakan sabun.

Dokter memberikan krim Cictopirokolamin dan diplucan.

PENGKAJIAN

Data-data yang perlu dikaji:

8. Biodata klien

9. Keluhan utama

10. Riwayat penyakit sekarang

11. Riwayat penyakit keluarga

12. Data psikososial

13. Pola aktivitas sehari-hari

14. Pemeriksaan fisik fokus kepada sistem integumen

ANALISA DATA

DATA MASALAH KEPERAWATAN

1. Data Subjektif :

Sang istri menemukan maserasi

berwarna kemerahan. Tn M sering

menggaruk daerah tersebut.

Istri mengatakan bahwa Tn M sering

menggaruk garuk daerah genitalianya.

Data objektif :

Klien terlihat menggaruk-garuk daerah

genitalianya.

Klien mendapatkan krim

Cictopirokolamin dan diplucan dari

dokter.

Kerusakan integritas kulit

15

Page 15: Bab II. Candidiasis

2. Data subjektif:

Istri mengatakan bahwa Tn M sering

menggaruk garuk daerah genitalianya.

Tn M hanya mandi 1x sehari dengan 2

kom air tanpa menggunakan sabun

Data objektif:

Tn M bertubuh besar dan gendut

sehingga ia susah untuk membersihkan

tubuhnya terutama baian genitalianya

3. Data subjektif:

Sang istri menemukan maserasi

berwarna kemerahan. Tn M sering

menggaruk daerah tersebut.

Data objektif:

Tn M bertubuh besar dan gendut

sehingga ia susah untuk membersihkan

tubuhnya terutama baian genitalianya

4. Data subjektif

Sang istri menemukan maserasi

berwarna kemerahan.

Tn M sering menggaruk daerah

genitalianya.

Data objektif

Defisit perawatan diri

Intoleransi aktivitas

Resiko tinggi infeksi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa

keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

16

Page 16: Bab II. Candidiasis

1. Kerusakan

integritas kulit

b.d patologi

penyakit

2. Defisit

perawatan diri

b.d kelemahan

Setelah dilakukan intervensi

2 x 24 jam kerusakan

integritas kulit dapat diatasi.

Kriteria hasil:

Tidak terjadi komplikasi

lebih lanjut.

Setelah dilakukan intervensi

2x 24 jam diharapkan klien

sudah dapat melakukan

aktivitas perawatan dirinya

terutama hygine.

Kriteria hasil:

1. Sering ubah posisi

bahkan bila duduk

dikursi

2. Pertahankan

permukaan kulit

kering dan bersih,

linen kering dan

bebas kerutan.

3. Tinggikan

ekstremitas bawah

bila duduk.

4. Awasi status area

iskemik, ulkus.

Perhatikan

distribusi , ukuran,

kedalaman,

karakter, dan

drainase bersihkan

dengan hidrogen

peroksida atau

larutan betadin

sesuai indikasi

1. Kaji kemampuan

dan tingkat

kekurangan untuk

memenuhi

kebutuhan sehari-

hari.

2. Hindari melakukan

1. Mencegah

tekanan jaringan

lama dimana

sirkulasi terganggu

2. Area lembab

yang

terkontaminasi

menjadi media

yang baik untuk

pertumbuhan

organisme patogen

3. Meningkatka

n aliran balik vena

menurunkan stasis

vena.

4. Perbaikan

atau lambatnya

penyembuhan

menunjukkan

status perfusi

jaringan dan

keefektifan

intervensi.

1. Membantu dalam

mengantisipasi

pemenuhan

kebutuhan secara

individual.

2. Sangat penting

17

Page 17: Bab II. Candidiasis

Klien melaporkan dapat

melakukan aktivitas

hyginenya secara mandiri.

sesuatu untuk

pasien yang dapat

dilakukan oleh

pasien sendiri,

tetapi berikan

bantuan sesuai

dengan kebutuhan.

3. Berikan umpan

balik yang positif

untuk setiap usaha

yang dilakukan dan

keberhasilannya.

4. Kaji kemampuan

pasien untuk

berkomunikasi

tentang

kebutuhannya untuk

menghindari

dan/atau

kemampuan untuk

melakukan urinal.

5. Verikan obat

pelunak feses.

6. Konsultasikan

dengan ahli terapi

okupasi.

bagi pasien untuk

melakukan

sebanyak mungkin

untuk diri sendiri,

untuk

mempertahankan

harga diri dan

meningkatkan

pemulihan.

3. Meningkatkan

harga diri,

meningkatkan

kemandirian dan

mendorong pasien

untuk berusaha

secara kontinu.

4. Mungkin pasien

mengalami

gangguan saraf

kandung kemih.

5. Mungkin

dibutuhkan pada

awal untuk

membatu

merangsang

defekasi teratur.

6. memberikan

bantuan yang

mantap untuk

18

Page 18: Bab II. Candidiasis

3. Intoleransi

aktivitas b.d

kelemahan

4. Risiko tinggi

infeksi b.d

tidak kuatnya

pertahanan

utama, proses

inflamasi

Setelah dilakukan intervensi

2x 24 jam diharapkan klien

dapat meningkatkan

aktivitasnya

Kriteria hasil:

Klien dapat meningkatkan

aktivitasnya

Setelah dilakukan intervensi

2x 24 jam diharapkan infeksi

tidak terjadi.

Kriteria hasil:

Penyembuhan berjalan baik,

suhu stabil.

1. Kaji toleransi

pasien terhadap

aktivitas.

2. Kaji kesiapan

pasien untuk

meningkatkan

aktivitas.

3. Dorong pasien

untuk melakukan

aktivitas atau

toleransi perawatan

diri.

4. Berikan bantuan

sesuai dengan

kebutuhan pasien.

1. Kaji tanda-tanda

infeksi.

2. Awasi dan catat

tanda vital.

3. Lakukan perawatan

luka dengan teknik

aseptik.

4. Kolaborasi:

pemberian

mengembangkan

rencana terapi dan

mengidentifikasi

kebutuhan.

1. Untuk

menentukan

tingkat toleransi

pasien dalam

beraktivitas.

2. Agar kita dapat

mengetahui kapan

untuk memulai

latihan aktivitas

bagi klien.

3. Untuk memotivasi

klien.

4. Meningkatkan

kemandirian

klien.

1. Untuk mengetahui

tanda-tanda

infeksi

2. Untuk mengetahui

intervensi

selanjutnya.

3. Untuk

mengurangi

penyebaran

19

Page 19: Bab II. Candidiasis

antibiotik. infeksi.

4. Antibiotik

digunakan untuk

pengobatan

infeksi.

WOC

20

Candida Sp. melekat pad sel epitel di mulut atau daerah genitalia

Candida Sp. mengeluarkan mikitoksin: Gliotoksin

Candida Sp. mensekresikan enzim proteolitik

aktivitas fagositos terhambat

kerusakan ikatan-ikatan protein sel penjamu

sistem imun lokal tertekan

reaksi hipersensivitas

Virulensi jamur meningkat

Proses invasi

Reaksi alergi

Kemerahan, gatal, rasa terbakar, bengkak

MK: Kerusakan integritas kulit

MK: Risiko tinggi infeksi

kelemahan MK: Intoleransi aktivitas

MK: Defisit perawatan diri.