Responsi Candidiasis

26
STATUS RESPONSI ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Endra Yustin ES, SpKK, M.Sc Nama Mahasiswa : Puspa Damayanti NIM : G99132007 CANDIDIASIS I. PENDAHULUAN Candida telah muncul sebagai salah satu infeksi nosokomial yang paling penting di seluruh dunia dengan angka morbiditas, mortalitas dan pembiayaan kesehatan yang bermakna. Penggunaan antijamur untuk profilaksis dan penatalaksanaan infeksi Candida telah mengubah epidemiologi dan penatalaksanaan infeksi ini. Penggunaan agen kemoterapeutik, imunosupresif, antibiotik spektrum luas, transplantasi organ, nutrisi parenteral dan teknik bedah mutakhir juga telah berperan untuk mengubah epidemiologi infeksi candida. Infeksi jamur telah muncul sebagai 1

description

candidiasis

Transcript of Responsi Candidiasis

STATUS RESPONSIILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Pembimbing: dr. Endra Yustin ES, SpKK, M.ScNama Mahasiswa: Puspa DamayantiNIM: G99132007

CANDIDIASIS

I. PENDAHULUANCandida telah muncul sebagai salah satu infeksi nosokomial yang paling penting di seluruh dunia dengan angka morbiditas, mortalitas dan pembiayaan kesehatan yang bermakna. Penggunaan antijamur untuk profilaksis dan penatalaksanaan infeksi Candida telah mengubah epidemiologi dan penatalaksanaan infeksi ini. Penggunaan agen kemoterapeutik, imunosupresif, antibiotik spektrum luas, transplantasi organ, nutrisi parenteral dan teknik bedah mutakhir juga telah berperan untuk mengubah epidemiologi infeksi candida. Infeksi jamur telah muncul sebagai ancaman yang bermakna pada individu yang imunocompromised. Spesies Candida adalah patogen jamur yang paling sering.1 Infeksi Candida pertama kali didapatkan di dalam mulut sebagai thrush yang dilaporkan oleh Francois Valleix (1836). Langerbach (1839) menemukan jamur penyebab trush, kemudian Berhout (1923) memberi nama organisme tersebut Candida.2 Lebih dari 150 spesies Candida telah di identifikasi.1 Sebanyak paling sedikit tujuh puluh persen infeksi Candida pada manusia disebabkan oleh Candida albicans, sisanya disebabkan oleh C. tropicalis, C. parapsilosis, C. guillermondii, C. kruzei dan beberapa spesies Candida yang lebih jarang.3 Candida adalah anggota flora normal terutama saluran pencernaan, juga selaput mukosa saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari kuku tangan dan kaki. Di tempat-tempat ini ragi dapat menjadi dominan dan menyebabkan keadaan-keadaan patologik ketika daya tahan tubuh menurun baik secara lokal maupun sistemik.1,8 Kadang-kadang candida menyebabkan penyakit sistemik progresif pada penderita yang lemah atau sistem imunnya tertekan, terutama jika imunitas berperantara sel terganggu. Candida dapat menimbulkan invasi dalam aliran darah, tromboflebitis, endokarditis, atau infeksi pada mata dan organ-organ lain bila dimasukkan secara intravena (kateter, jarum, hiperalimentasi, penyalahgunaan narkotika dan sebagainya).9

II. PATOGENESIS DAN PATOLOGI Sumber utama infeksi candida adalah flora normal dalam tubuh pada pasien dengan sistem imun yang menurun. Dapat juga berasal dari luar tubuh, contohnya pada bayi baru lahir mendapat candida dari vagina ibunya (pada waktu lahir atau masa hamil) atau dari staf rumah sakit, dimana angka terbawanya candida sampai dengan 58%, meskipun masa hidup spesies candida di kulit sangat pendek. Transmisi Candida antara staf rumah sakit dengan pasien, pasien dengan pasien biasanya muncul pada unit khusus, contohnya unit luka bakar, unit geriatri, unit hematologi, unit bedah, Intensive Care Unit dewasa dan neonatus dan unit transplantasi.1 Infeksi Candida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen. Faktor endogen : 1. Perubahan fisiologik : a. Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina b. Kegemukan, karena banyak keringat c.Iatrogenik, misal kateter intravena, kateter saluran kemihpenyakit akut, kronis, atau dapat berulang pada jari, telapak tangan, dan telapak kaki.d. Penyakit kronik; tuberculosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk e. Pemberian antimikroba yang intensif (yang mengubah flora bakteri normal) f. Terapi progesterone g. Terapi kortikosteroid. h. Penyalahgunaan narkotika intravena 2. Umur : orangtua dan bayi lebih muda terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna.3. Imunologik (imunodefisiensi) Faktor eksogen : 1. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat 2. Kebersihan kulit 3. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur.4. Kontak dengan penderita, misalnya pada trush, balanopostitis.2,8,10

III. GAMBARAN KLINISPenyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida disebut Kandidiasis, dapat bersifat akut atau subakut dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, paru-paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. A. Mulut 1. Trush Biasanya mengenai bayi, terjadi pada selaput mukosa pipi bagian dalam, lidah, palatum mole dan permukaan rongga mulut yang lain dan tampak sebagai bercak-bercak (pseudomembran) putih coklat muda kelabu yang sebagian besar terdiri atas pesudomiselium dan epitel yang terkelupas, dan hanya terdapat erosi minimal pada selaput. Lesi dapat terpisah-pisah dan tampak seperti kepala susu pada rongga mulut. Bila pseudomembran terlepas dari dasarnya tampak daerah yang basah dan merah. Pada glositis kronik lidah tampak halus dengan papila yang atrofi atau lesi berwarna putih di tepi atau di bawah permukaan lidah. Bercak putih ini tidak tampak jelas bila penderita sering merokok.2,8 Pertumbuhan candida di dalam mulut akan lebih subur bila disertai kortikosteroid, kadar glukosa tinggi dan imunodefisiensi.102. Perleche Lesi berupa fisura pada sudut mulut, lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah dan dasarnya eritematosa. Faktor predisposisinya ialah defisiensi riboflavin.2 B. Genitalia Wanita (vulvovaginitis) Candida albican penyebab yang paling umum dari vulvovaginitis.8 Hilangnya pH asam merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis candida. Dalam keadaan normal pH yang asam dipertahankan oleh bakteri vagina. Diabetes, kehamilan, progesteron, atau pengobatan antibiotik merupakan predisposisi penyakit ini.10 Biasanya sering terdapat pada penderita Diabetes Melitus karena kadar gula darah dan urin yang tinggi dan pada wanita hamil karena penimbunan glikogen dalam epitel vagina.2 Vulvovaginitis menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat dan pengeluaran sekret.10 Pada keadaan yang berat terdapat pula rasa panas, nyeri sesudah miksi dan dispareunia. Pada pemeriksaan yang ringan tampak hiperemia di daerah labia minora, introitus vagina dan vagina terutama 1/3 bagian bawah. Sering pula terdapat kelainan yang khas yaitu bercak-bercak putih kekuningan. Pada kelainan yang berat juga terdapat edema pada labia minora dan ulkus-ulkus yang dangkal pada labia minora dan sekitar introitus vagina. Fluor albus pada kandidosis vagina berwarna kekuningan. Tanda yang khas ialah disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu berwarna putih kekuningan. Gumpalan tersebut berasal dari massa yang terlepas dari dinding vulva atau vagina terdiri atas bahan nekrotik, sel-sel epitel dan jamur.2 C. Genitalia pria (Balanitis atau balanopostitis) Penderita mendapat infeksi karena kontak seksual dengan wanitanya yang menderita vulvovaginitis. Lesi berupa erosi, pustula dengan dindingnya yang tipis, terdapat pada glans penis dan sulkus koronarius glandis.2D. Kulit (Candidiasis kutis)Candidiasis kutis yang terdapat pada lapisan terluar kulit, merupakan bentuk yang paling sering dari infeksi Candida. Pada kebanyakan kasus tidak bersifat invasif atau mengancam nyawa.1 Infeksi kulit terutama terjadi pada bagian-bagian tubuh yang basah, hangat seperti ketiak, lipat paha, skrotum, atau lipatan-lipatan di bawah payudara. Infeksi paling sering terdapat pada orang gemuk dan diabetes. Daerah-daerah itu menjadi merah dan mengeluarkan cairan dan dapat membentuk vesikel. Infeksi Candida pada kulit antara jari-jari tangan paling sering terjadi bila tangan direndam cukup lama dalam air secara berulang kali, ini terjadi pada pembantu rumah tangga, tukang masak, pengurus sayuran dan ikan.9Jenis-jenis kandidosis kutis : 2 1. Kandidosis intertriginosa Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilicus, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. 2. Kandidosis perianal Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani. 3. Kandidosis kutis generalisata Lesi terdapat pada glabrous skin biasanya juga di lipat payudara, intergluteal dan umbilicus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia. Lesi berupa exematoid dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, dimungkinkan karena ibunya menderita kandidosis vagina atau mungkin karena gangguan imunologik. 4. Kandidosis kutis granulomatosa Houser dan Rothman melaporkan bahwa penyakit ini sering menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2cm, lokasinya sering terdapat di muka, kepala, kuku, badan, tungkai dan farings.5. Diaper RashSering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal. E. Kuku (Paronikia dan Onikomikosis) Sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air. Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang berwarna kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat sisa jaringan di bawah kuku seperti pada tinea unguium. Rasa nyeri, bengkak kemerahan pada lipat kuku, yang menyerupai paronikia piogenik dapat mengakibatkan penebalan dan alur transversal pada kuku dan akhirnya kuku tanggal. F. Paru-paru dan organ lain Infeksi Candida dapat menyebabkan invasi sekunder pada paru-paru, ginjal, jantung, meningen dan organ lain yang sebelumnya telah menderita penyakit lain (misalnya tuberculosis atau kanker). Pada leukemia yang tidak terkendali dan pada penderita yang sistem imunnya tertekan atau menjalani pembedahan, lesi oleh Candida dapat terjadi pada banyak organ. Endokarditis Candida terutama terjadi pada pecandu narkotika atau orang dengan katup prostetik. Kadang-kadang timbul kandiduria setelah kateterisasi air kemih, tetapi ini cenderung sembuh secara spontan. Meningitis terjadi karena penyebaran hematogen jamur. Gejalanya sama dengan meningitis tuberculosis atau karena bakteri lain.2 G. Kandidiasis Mukokutan Menahun Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau sistem hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi yang bersifat genetik, umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya mirip penderita dengan defek poliendokrin.2,10

IV. TES DIAGNOSTIK LABORATORIUM Untuk menentukan diagnosis kandidiasis harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis, disamping pemeriksaan klinis dan mengetahui riwayat penyakit. Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan beberapa cara yaitu usapan (swab) atau kerokan (scraping) lesi pada mukosa atau kulit. Juga dapat digunakan darah, sputum dan urine. Selanjutnya bahan pemeriksaan tersebut diletakkan pada gelas objek dalam larutan potassium hydroksida (KOH), hasilnya akan terlihat pseudohyphae yang tidak beraturan atau blastospora.1 Selain pemeriksaan mikroskopis.dapat dilakukan kultur dengan menggunakan agar sabouraud`s atau eosinmethylene blue pada suhu 37 % C, hasilnya akan terbentuk koloni dalam waktu 24 48 jam.1 Spesimen dapat diperoleh dari mulut, tinja atau .Beberapa metode diagnostik yang digunakan pada pengobatan komplementer dapat ditambahkan yaitu bio-resonansi, kinesiologi, lapangan gelap analisis darah mikroskopis, dll

V. DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis banding dari kandidiasis antara lain :21.Kandidosis kutis lokalisata dengan :a. Eritrasmab. Dermatitis intertriginosac. Dermatofitosis ( tinea )2. Kandidosis kuku dengan tinea unguium3. Kandidosis vulvovaginitis dengan :a. Trikomonas vaginalisb. Gonore akutc. Leukoplakiad. Liken planus

VI. TERAPIA. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi. Lesi-lesi lokal paling baik diobati dengan menghilangkan penyebabnya, yaitu menghindari basah, mempertahankan daerah-daerah tersebut tetap sejuk, berbedak dan kering dan penghentian pemakaian antibiotika.2,B. Topikal 1.Larutan ungu gentian -1 % untuk selaput lendir, 1-2 % untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari 2.Nistatin, berupa krim, salap, emulsi 3.Amfoterisin B 4.Grup azol antara lain : - Mikonazol 2% berupa krim atau bedak - Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim - Tiokonazol, bufonazol, isokonazol - Siklopiroksolamin 1% larutan, krim - Antimikotik lain yang berspektrum luasC. Sistemik1.Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna Pemberian nistatin melalui mulut tidak diabsorpsi, tetap dalam usus dan tidak mempunyai efek pada infeksi Candida sistemik.2,82. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik Amfoterisin B yang disuntikkan secara intravena, merupakan usaha pengobatan efektif yang telah diterima untuk sebagian besar bentuk kandidiasis yang mengenai organ dalam. Amfoterisin B diberikan dalam kombinasi dengan flusitosin melalui mulut untuk menambah efek pengobatan pada kandidiasis diseminata.2,10 3. Ketokonazol bersifat fungistatik Ketokonazol menimbulkan respons terapeutik yang jelas pada beberapa penderita infeksi Candida sistemik, terutama pada kandidiasis mukokutan. Terapi ketokonazol adalah obat pilihan untuk pengendalian jangka panjang untuk kandidiasis mukokutan kronik.6 Anti jamur grup azol menghambat pembentukan ergosterol dengan mem blok aksi 14-alpha-demethylase.1 Dapat diberikan dengan dosis 200 mg per hari selama 10 hari 2 minggu pada pagi hari setelah makan. Ketokonazol merupakan kontraindikasi untuk penderita kelainan hepar.2 4. Kandidosis vaginalis dapat diberikan klotrimazol 500 mg per vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2x200 mg selama 5 hari atau dengan itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal.2 5. Anti jamur spektrum luas adalah polyene, echinocandin digunakan jika belum diketahui spesies jamurnya. Bila organisme nya dipastikan Candida albicans, harus dimulai terapi dengan fluconazol.1

DAFTAR PUSTAKA

1. Anaissie, E.J. The Changing Epidemiology of Candida Infection.2. Available from URL : http://www.medscape.com/viewprogram/7208_pnt. 2007 : 2-6 ; 10-15. 3. Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ketiga, Jakarta, FK UI, 1999 : 103-6. 4. Kayser, F.H., Bienz, K.A., Eckert J., & Zinkernagel, R.M. Fungi as Human Pathogens : Medical Microbiology. New York, Thieme Stuttgart, 2005 :362-4. 5. Mc Cullough, Savage ,N.W. , Autralia Dent. J. Medication Suplement, 2005 :50;46. Mc Farlane et al , Essential of Microbiologi for dental student,Oxfort , New york, h., 2002 :2877. Nolte. A.W. Oral Microbiologi,4 ed, The C.V Mosby co,St Louis, Toronto, London h. 1982 :523- 328. Silverman. S Jr at al,.Essential of Oral Med, BC. Decker Inc, Hamilton, London, h. 2001 :170 1779. Tortora, G.J, Funke, B.R., & Case, C.L. Microbiology an Introduction. Eighth Edition, San Fransisco, Benjamin Cummings, 2004 : 606-7. 10. Jawetz E, Melnick J, & Adelberg E. Mikrobiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh Edi Nugroho & Maulany RF. Edisi 20, Jakarta, EGC, 1996 : 627-9. 11. Brooks G.F., Carrol K.C., Butel J.S., & Morse S.A. Medical Microbiology. 24th ed, Mc Graw Hill, 2007 : 642-5. STATUS RESPONSI

I. ANAMNESISA. IdentitasNama: Tn ISUmur: 28 tahunJenis kelamin: Laki-lakiPekerjaan: WirausahaAgama: Islam Status: Belum MenikahAlamat: SragenTanggal periksa: Rabu, 6 Mei 2015No rekam medik: 012938321

B. Keluhan utamaGatal-gatal pada seluruh tubuh

C. Riwayat penyakit sekarangPasien merupakan konsulan dari bagian bedah plastik dengan post split thickness skin graft (STSG) regio femur. Pasien dikonsulkan dengan keluhan gatal. Dari keterangan pasien gatal mulai dirasakan sejak tanggal 25 Maret 2015 saat masih dirawat di ruang HCU bedah. Keluhan diawali dengan muncul bintil kecil berwarna merah pada bagian perut dan leher yang terasa gatalKeluhan bertambah berat sejak + 2 minggu ini. Bintil merah gatal mulai dikeluhkan bertambah banyak ke seluruh tubuh. Gatal yang dirasakan terus menerus, tidak hilang timbul. Gatal bertambah berat ketika berkeringat hingga mengganggu tidur terutama pada malam hari. Sebelumnya pasien tidak ada kontak dengan detergen maupun bahan-bahan iritan. Pasien belum mendapatkan terapi apapun untuk keluhan gatalnya. C. Riwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit serupa: disangkalRiwayat pengobatan: (-) Riwayat alergi obat: disangkalRiwayat alergi makanan: (-)Riwayat atopi: disangkalRiwayat gigitan serangga : disangkalRiwayat hipertensi: (-)Riwayat diabetes mellitus: (-)D. Riwayat penyakit keluargaRiwayat penyakit serupa: disangkalRiwayat alergi obat dan makanan: disangkalRiwayat atopi: disangkalE. Riwayat sosial ekonomiPasien adalah laki-laki berusia 28 tahun yang bekerja sebagai wirausaha. Pasien masih tinggal bersama orang tua. Pasien berobat di RSUD Moewardi dengan pembiayaan BPJS.

II. PEMERIKSAAN FISIKA. Status generalisKeadaan umum: baik, kompos mentis, gizi kesan cukupVital sign : TD = 110/70 mmHg HR = 86x/menit BB = sde RR = 18x/menit TB = sde T = 36,6o CVAS= 1Kepala: normocephalMata: dalam batas normalMulut: dalam batas normalWajah: dalam batas normalTrunki posterior: dalam batas normalTrunki anterior: lihat status dermatologiEkstremitas superior: lihat status dermatologiEkstremitas inferior: Regio pedis dextra et sinistra : post amputasiRegio femur dextra et sinistra: post split thickness skin graft (STSG) tertutup oleh verbanB. Status dermatologi Regio trunki anterior dan ekstremitas superior dextra et sinistraTampak papula eritem multiple diskrit sebagian konfluens dengan skuama diatasnya

III. DIAGNOSIS BANDINGCandidiasis cutisDermatofitosis ( tinea )Folikulitis

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan KOH : (+) psedohifa dengan budding cell

V. DIAGNOSIS KERJACandidiasis cutis

VI. TERAPINon medikamentosa Mempertahankan daerah-daerah tersebut tetap sejuk dan kering. Menjaga kebersihan badan dengan membersihkan seluruh badan sehari 2 kali dan mengelap hingga kering setelah membersihkan. Mengganti sprei kasur dan sarung bantal 2 hari sekali.

Medikamentosa1. Ketokonazol krim dioleskan 2-3 cm dari lesi selama 2-4 minggu2 dd ue2. Ketokonazol tab 200 mg selama 10-14 hari1 dd 1

VII. PROGNOSISAd vitam: bonamAd sanam: bonamAd fungsionam: bonamAd kosmetikam: bonam

17