ca mamae- radiologi

download ca mamae- radiologi

of 6

Transcript of ca mamae- radiologi

BAB 1 PENDAHULUAN Dengan semakin pesatnya perkembangan zaman dan pemakaian bahan atau produk kimia ternyata dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan manusia. Salah satunya adalah timbulnya penyakit yang dinamakan kanker. Kanker timbul ketika sel dalam tubuh mulai tumbuh diluar kendali. Sel kanker akan terus tumbuh dan membelah. Hal ini terjadi karena terjadi kerusakan DNA (Deoxyribonucleic Acid) yang dapat disebabkan oleh berbagai penyebab (ACS, 2007). Sel kanker dapat bersifat agresif (tumbuh dan membelah melampaui batas normal), invasif (invasi dan merusak jaringan disekitar), dan atau metastatik (menyebar ke lokasi yang lain dalam tubuh). Ketiga sifat sel kanker inilah yang membedakannya dengan tumor jinak. Tumor jinak biasanya pertumbuhannya terbatas (self limited) dan tidak menginvasi atau metastasis (meskipun beberapa tumor jinak dapat berkembang menjadi ganas). Kanker dapat mengenai orang pada semua usia tetapi resiko biasanya meningkat seiring dengan peningkatan umur (Wikipedia, 2007). Kanker biasanya digolongkan berdasarkan jaringan darimana sel tersebut berasal dan juga bisa dengan kemiripannya dengan sel normal. Ini berarti secara lokasi dan histologi. Diagnosis definitif memerlukan pemeriksaan histologi dari biopsi jaringan. Perkembangan kanker berbeda tergantung tipe, lokasi dan stadium (Wikipedia, 2007). Salah satu kanker yang banyak ditemukan pada wanita dan sedikit pada pria adalah kanker payudara. Kanker payudara dimulai dalam jaringan payudara yang merupakan kelenjar penghasil susu. Gambaran klinis awalnyaa dapat berupa benjolan pada payudara. Benjolan tersebut dapat merupakan lesi prakanker yang sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Dengan mengetahui tingginya morbiditas dan mortalitas kanker payudara maka diperlukan usaha berupa deteksi dini tentang kanker payudara tersebut. Sehingga sebagai sarjana kedokteran harus dapat mengetahui dan memahami aspek klinis dan medis kanker payudara serta penerapannya di masyarakat sebagai seorang dokter nantinya.

1

BAB 2 ISI 2.1. Kanker Payudara 2.1.1. Definisi Dalam istilah kedokteran, semua benjolan disebut tumor. Benjolan atau ada yang jinak dan ada yang ganas, tumor yang ganas itulah yang disebut kanker. Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya (Darwito, 2009). 2.1.2. Faktor Resiko dan Etiologi Kanker payudara berasal dari unit sekretorius payudara, yaitu unit duktuslobulus terminal. Beberapa faktor resiko kanker payudara telah diketahui saat ini antara lain: - keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa, - usia yang makin bertambah, - tidak memiliki anak, - kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun, - periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih lambat), - faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen). Faktor-faktor etiologi secara garis besar bias dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: a. Faktor genetik Setiap kanker bisa dipandang sebagai proses genetik karena kanker terjadi dari perubahan genetik atau mutasi. Hanya sebagian kecil kanker herediter, sisanya adalah sporadic dan berhubungan dengan mutasi somatic yang didapatkan selama hidup. Individu yang membawa mutasi genetik, lahir satu langkah lebih dekat dengan timbulnya tumor dan mempunyai kecenderungan menderita kanker pada usia muda. Pada kanker payudara, proses ini bisa berlangsung mulai dari mutasi genetik, hiperplasia, karsinoma in situ, kemudian kanker metastatic. Pada

2

kanker payudara herediter, terjadi pertama kali adalah mutasi yang berhubungan dengan repair DNA dan apoptosis. b. Faktor hormonal Hormon estrogen merupakan hormone utama pemicu timbulnya kanker payudara. Pada wanita dengan kadar estrogen yang tinggi seperti multiparitas, menarche awal, usia paparan estrogen lama, tidak laktasi dan terapi sulih hormon pada menopause akan mempunyai resiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Estrogen dan progesteron mempengaruhi perkembangan dan perubahan dari kelenjar payudara yang memiliki berbagai macam reseptor hormon. Paparan estrogen akan meningkatkan faktor-faktor proliferasi sel dan bila tidak terkendali secara biologis akan berkembang menjadi kanker mengikuti tahapan-tahapannya. c. Faktor lingkungan Paparan agen karsinogenesis dari lingkungan dapat berupa zat kimia, zat makanan, infeksi dan faktor fisik seperti radiasi radioaktif, dan trauma. Beberapa faktor lingkungan seperti bahan kimia organoklorin, lapangan elektromagnetik, merokok aktif dan pasif dan penggunaan implant silikon sampai saat ini belum terbukti menaikkan resiko terjadinya kanker payudara. 2.1.3. Klasifikasi Klasifikasi kanker payudara oleh World Health Organization (WHO). 1. NONINVASIVE CARCINOMA - Ductal carcinoma in situ - Lobular carcinoma in situ 2. INVASIVE CARCINOMA - Invasive ductal carcinoma - Invasive lobular carcinoma - Mucinous carcinoma - Medullary carcinoma - Papillary carcinoma

3

- Tubular carcinoma - Adenoid cystic carcinoma - Secretory (juvenile) carcinoma - Apocrine carcinoma - Carcinoma with metaplasia (metaplatic carcinoma) - Inflammatory carcinoma - Other (specify) 3. PAGETS DISEASE OF THE NIPPLE 2.1.4. Patogenesis Patogenesis terjadinya kanker payudara juga disebut karsinogenesis. Pada tahun 1950 diketahui bahwa hormon steroid memegang peranan penting untuk terjadinya kanker payudara. Tahun 1980 mulai terbuka pengetahuan tentang adanya beberapa onkogen dan gen suprespor, keduanya memegang peranan penting untuk progresi tumor, adesi antar sel dan faktor pertumbuhan. Abad 20, mulailah diketahui tentang siklus sel serta perbaikan DNA dan kematian sel (apoptosis) serta regulasinya. Kemudian abad 21 ini mulai berkembang pengetahuan yang menguak tentang kegagalan terapi kanker. Tentang mekanisme resistensi terhadap kemoterapi, antiestrogen, radiasi dan pengetahuan tentang proses invasi, angiogenesis dan metastasi. Pada tahun 1971 Folkman mengetengahkan bahwa pertumbuhan tumor tergantung pada angiogenesis dimana tumor akan mengaktifkan endothelial sel dalam kondisi dorman untuk berproliferasi dengan mengeluarkan isyarat kimia. Hipotesis Folkman ini memperlihatkan bahwa tumor sangat memerlukan angiogenesis untuk dapat tumbuh di atas ukuran 1-2 milimeter. Angiogenesis ini diatur secara ketat, melalui proses tahapan yang rumit dan hanya pada keadaan tertentu seperti proses penyembuhan luka serta proliferasi sel kanker. Penghambatan angiogenesis menjadi target terapi yang mempunyai harapan dimasa depan. Pembelahan sel tumor yang dipacu oleh angiogenic stimulatory peptides akan menyebabkan tumor menjadi cepat tumbuh serta akan mudah invasi ke jaringan sekitar, dan metastase. Sebaliknya, pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors

4

angiogenesis akan menghambat pertumbuhan tumnor, invasi dan mencegah metastase. Beberapa penelitian melaporkan bahawa terdapat hubungan terbalik antara expresi gen VEGF dan overall survival. Sel tumor dengan overexpresi VEGF akan mempunyai prognose yang buruk, serta semakin pendek overall survivalnya. Expresi VEGF juga berhubungan dengan respon yang kurang baik terhadap terapi hormonal maupun kemoterapi. Stadium 1 Pada stadium ini, benjolan kanker tidak melebihi dari 2 cm dan tidak menyebar keluar dari payudara. Perawatan sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjutan. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 70%. Stadium 2 Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 hingga 5 cm dan tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah kelenjar getah bening ketiak. Atau juga belum menyebar kemana-mana. Dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 30-40%. Stadium 3A Berdasarkan data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur lainya. Stadium 3B Kanker sudah menyusup keluar dari bagian payudara, yaitu ke kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Penatalaksanaan yang dilakukan pada stadium ini adalah pengangkatan payudara. Stadium 4 Sel-sel kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya, seperti tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.

5

2.1.5. Gejala klinis Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu. Berikut merupakan gejala kanker payudara: - benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran, - kulit payudara berubah warna: dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk, - puting susu masuk ke dalam (retraksi), - salah satu puting susu tiba-tiba lepas atau hilang, - bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang-timbul, - kulit payudara terasa seperti terbakar, - payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui. Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok (ulkus) pada payudara. Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Gejala lainnya adalah payudara sering berbau busuk dan mudah berdarah.

6