CA Mamae
-
Upload
levinaseptembera -
Category
Documents
-
view
31 -
download
6
description
Transcript of CA Mamae
Laporan KasusCa MamaePembimbing:
1. dr.Michael,Sp.B
2. dr.Rachmat. C.Nikijuluw,Sp.B
3. dr.Diah Asih Lestari,Sp.B
4. dr.Rhino,Sp.B
Disusun Oleh:
Antony Yaputra
11.2013.302
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tomang Banjir Kanal RT 003/012
ANAMNESA Alloanamnesa : 5 November 2014
Keluhan Utama : Nyeri payudara kanan 1 minggu
SMRS
Keluhan tambahan : Demam disertai mual dan muntah
sebanyak 2x sejak 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
3 Tahun SMRS, Os mengaku terdapat benjolan pada
payudara kanannya. Benjolan berukuran kecil, dan tidak
nyeri.
2 Tahun SMRS, Os mengaku benjolan tersebut
bertambah besar. Benjolan dirasakan sebesar anggur,
nyeri saat ditekan dan konsistensinya keras.
6 Bulan SMRS, Os mengaku terjadi perubahan pada kulit
payudaranya. Os mengaku kulit pada payudaranya mengkerut
dan terasa nyeri saat ditekan. Os mengaku mencoba therapi
alternatif untuk mengurangi benjolan dan rasa nyeri pada
payudaranya. Os merasa keluhannya membaik setelah
mendapatkan therapi alternatif tersebut.
Os datang ke IGD RSUD Tarakan pada dengan keluhan nyeri
pada payudara kanan sejak 1 minggu SMRS. Nyeri dirasakan
terus menerus dan bertambah nyeri apabila ditekan. Os
mengaku mual dan muntah. Muntah 2x sejak 1 hari SMRS,
muntah sebanyak 1 gelas aqua, tidak ada darah, lendir, merah,
atau hitam. Os juga merasa demam. Demam terus menerus,
sempat turun saat minum obat paracetamol, namun panas lagi.
Pasien mengaku BAB, BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit jantung, diabetes,
hipertensi, riwayat tumor
Riwayat Alergi Obat : Tidak Ada
Riwayat Pribadi : Os memiliki 4 orang
anak. Keempat anak lahir normal cukup bulan. Pasien
sempat menggunakan KB hormonal selama 10 tahun.
Pasien lupa riwayat pertama kali menarche dan pasien
belum mengalami menopause.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
Berat Badan : 60 kg
Tinggi badan : 155 cm
Gizi : Baik
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 98x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 39,2˚ C
STATUS GENERALIS
a. Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata.
b. Mata : Pupil bulat isokor, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
c. Telinga : secret (-), serumen -/-, nyeri tekan mastoid -/-
d. Hidung : septum deviasi (-), pernapasan cuping hidung (-), oedem mukosa (-)
e. Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, T1-T1 tenang
f. Leher : KGB tidak teraba mambesar
Thoraks :
Pulmo
Inspeksi : gerak napas simetris
Palpasi : vocal fremitus paru simetris
dikedua hemithoraks
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara Napas vesikuler, Rhonki
-/-, Wheezing-/-
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas atas jantung : ICS III linea parasternalis
sinistra
Batas kiri jantung : ICS V 1 jari medial linea
midclavikularis sinistra
Batas kanan jantung : ICS IV linea sternalis dextra
Auskultasi : BJ I-II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : Inspeksi : Abdomen datar, benjolan (-)
Palpasi : Supel, defans muskuler (-),
Perkusi : timpani (+) Shifting dullness (-),
undulasi (-)
Auskultasi : BU +
Ekstremitas: Akral hangat, sianosis (-), Oedem (-)
Pemeriksaan Status Lokalis:
Pemeriksaan Payudara
1. Payudara kanan
Inspeksi:
Tampak warna kulit berwarna sawo matang, terlihat
gambaran peau d' orange, puting susu tampak
mengering dan tampak mengeluarkan cairan berwarna
coklat kehitaman, tampak adanya ulserasi pada puting
susu, tidak tampak adanya benjolan.
Palpasi:
Teraba benjolan berukuran 2x1x0.5cm pada arah jam 10
berbatas tidak tegas, terfiksasi pada jaringan sekitar,
konsistensi keras, nyeri saat ditekan, nipple discharge (+).
Payudara Kanan
Payudara Kiri
Inspeksi
Tampak warna kulit berwana sawo matang, puting
susu tidak tampak ada kelainan, tidak tampak
adanya benjolan.
Palpasi
Tidak teraba benjolan , nipple discharge (-)
Payudara Kiri
PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium
04 November 2014
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi umum
Hemoglobin 11,8 g/dL 13– 18
Leukosit 10.200/uL 4.000-10.000
Eritrosit 4,23 juta 4,5 – 5,5
Hematokrit 33,7 % 40 –50
Trombosit 197.000/uL 150.000 – 450.000
Kimia Klinik
Na 135 mEq/L 135-150
K 2.2 mEq/L 3.6-5.5
Cl 86 mEq/L 94-111
Pemeriksaan CT Scan Thoraks 24 Oktober 2014
Kesan CT Scan:
Ca Mamae dextra dengan metastasis pada pleura bilateral
dan paru bilateral
Pemeriksaan Biopsi
11 November 2014
-Sediaan berasal dari mammae dextra menunjukkan
jaringan kulit dengan epidermis hiperplastik dan
ulseratif. Tampak massa tumor epitelial infiltratif. Sel
tumor berinti bulat/ oval/ pleomorfik; hiperkromatik/
vesikuler, beranak inti; sitoplasma eosinofilik/
bervakuol, batas tidak tegas. Mitosis ditemukan.
-Kesimpulan
Histologik sesuai dengan invasive carcinoma mammae
RESUME
Ny S berusia 48 tahun datang ke IGD RSUD Tarakan pada
dengan keluhan nyeri pada payudara kanan sejak 1 minggu
SMRS, Mual (+), muntah (+). demam (+), sakit kepala (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 mmHg, nadi
98x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu 39,20C. Pada
pemeriksaan status lokalis pemeriksaan payudara
didapatkan payudara kanan tampak warna kulit berwarna
sawo matang, terlihat gambaran peau d' orange, puting susu
tampak mengering dan tampak mengeluarkan cairan
berwarna coklat kehitaman, tampak adanya ulserasi pada
puting, tidak tampak adanya benjolan. Pada palpasi teraba
benjolan berukuran 2x1x0.5cm pada arah jam 10 berbatas
tidak tegas, terfiksasi pada jaringan sekitar, konsistensi
keras, nyeri saat ditekan, nipple discharge (+).
Payudara kiri Tampak warna kulit berwana sawo matang,
puting susu tidak tampak ada kelainan, tidak tampak adanya
benjolan. Pada palpasi tidak teraba benjolan pada payudara,
nipple discharge (-). Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hemoglobin 11,8 g/dL, Leukosit 10.200/uL,
Eritrosit 4,23 juta, Hematokrit 33,7 %,Trombosit 197.000/uL ,
Na 135 mEq/L, K 2.2 mEq/L, Cl 86 mEq/L. Pada pemeriksaan
ct-scan didapatkan Ca Mamae dextra dengan metastasis
pada pleura bilateral dan paru bilateral. Pada pemeriksaan
biopsi didapatkan Histologik sesuai dengan invasive
carcinoma mammae.
DIAGNOSIS KERJA
Ca Mamae dextra stage 4 (T4c N0 M1) dengan
metastasis pada pleura bilateral dan paru bilateral
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit fibrokistik
Cystosarcoma philloides
Galactocele
Mastitis
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
IVFD RingAs /8 jam
Inj Ceftriakson 1x2 gram I.V
Inj Ranitidin 2x1 mg I.V
Paracetamol 3x500mg tab
Terapi Anti-Esterogen
Radioterapi dan kemoterapi
Non medikamentosa : Operatif
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad malam
Ad Fungtionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Tinjauan Pustaka
Mammae merupakan suatu modifikasi kelenjar
keringat, bervariasi dalam jumlah di antara
subkelompok spesies mammalia.
Pada pria, payudara merupakan struktur tetap
yang tidak berfungsi, sedangkan pada wanita,
perkembangan payudara aktif dan di bawah
kendali neuroendokrin glandula hypophysis
anterior dan ovarium.
Perubahan patologi yang muncul salah satunya
adalah tumor payudara, baik tumor yang bersifat
jinak dan yang bersifat ganas atau sering disebut
karsinoma.
Tumor sendiri sering diartikan sebagai massa yang
muncul, bertumbuh dengan cepat dan
memiliki bentuk yang tidak normal sehingga
mengganggu bagi individu, baik secara fungsional
maupun estetika.
Anatomi
Vaskularisasi Payudara
Payudara mendapatkan perdarahan dari:
Cabang-cabang perforantes a. Mamaria
interna. Cabang I,II,III,IV dari a. Mamaria
interna memberi perdarahan tepi medial
glandula mammae.
Rami pektoralis a. Torako-akromialis.
Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m.
Pectoralis mayor. Setelah menembus m.
Pectoralis mayor, arteri ini akan memperdarahi
glandula mamma bagian dalam (deep surface)
A. Torakalis lateralis (a. Mammaria eksterna).
Pembuluh darah ini berjalan turun menyusuri tepi lateral m.
Pectoralis mayor untuk memperdarahi bagian lateral
payudara.
A. Torako-dorsalis.
Pembuluh ini merupakan cabang dari a. Subskapularis.
Arteri ini memperdarahi m. Latissiumus dorsi dan m.
Serratus magnus. Pada tindakan radikal mastektomi,
perdarahan yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit
dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan “the bloody angle”
Vena aksilaris, vena thoracica interna, dan
vena intercostals 3-5 mengalirkan darah dari
kelenjar mamma. Vena-vena ini mengikuti arterinya.
Vena aksilaris terbentuk dari gabungan vena
brachialis dan vena basilica, terletak di medial
atau superficial terhadap arteri aksilaris,
menerima juga 1 atau 2 cabang pectoral dari
mammae. Setelah vena ini melewati tepi lateral dari
iga pertama, vena ini menjadi vena subclavia. Di
belakang, vena intercostalis berhubungan dengan
sistem vena vertebra dimana masuk vena
azygos, hemiazygos, dan accessory
hemiazygos, kemudian mengalirkan ke dalam
vena cava superior
Aliran limfatik
Pembuluh-pembuluh limfatik timbul dari tepi medial
mammae pada fascia pectoralis.
KGB ini juga menerima trunkus limfatikus dari kulit
mammae kontralateral, hati, diafragma, rectus sheath,
bagian atas rectus abdominis.
KGB sekitar 4-5 setiap sisinya, kecil, dan biasanya
dalam lemak dan jaringan ikat dari ruang interkosta.
Saluran ini bermuara ke ductus thoracicus atau ductus
limfatikus dextra.
Rute ke vena aksilaris lebih pendek daripada rute aksila
Persarafan Persarafan
Mammae dipersarafi oleh nervus intercosta 2-6,
dengan cabang-cabangnya melewati permukaan
kelenjar.
2 cabang mammae dari nervus kutaneus lateral
keempat juga mempersarafi papilla mammae.
Tumor Jinak Payudara Etiologi
Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang
berasal dari parenkim, stroma, areola dan
papilla mammae.
Sering timbul akibat dari rangsangan ovarium
siklik atas komponen epitel dan lobules
mammae.
Perkembangannya setelah menarke dan regresi
klinik setelah menopause sangat melibatkan
estrogen dan progestin dalam etiologinya.
Pemeriksaan pasien bisa menunjukkan
fibronodularitas dan kepenuhan payudara difus.
Kista penyakit nonproliferatif bisa tuggal atau
majemuk serta biasanya berbatas tegas,
mobile, halus dan tidak nyeri tekan
Klasifikasi Tumor Jinak Payudara
Fibroadenoma
Fibroadenoma Raksasa
Kistosarkoma Filoides
Papiloma Intraduktus
Ektasia Duktus Mamma (Mastitis Sel Plasma)
Mioblastoma Sel Granular
Fibroadenoma
Suatu neoplasma berbatas tegas, padat, berkapsul
dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia
di bawah 25 tahun.
Sebagian besar (80%) tunggal.
Biasanya neoplasma tampil sebagai massa payudara
mobile, lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti
karet berukuran 1 sampai 4 cm.
Tergantung hormone dan bisa berfluktuasi dalam
diameter sebanyak 1 cm dibawah pengaruh estrogen
haid normal, kehamilan, laktasi atau penggunaan
kontrasepsi oral.
Fibroadenoma Raksasa
Fibroadenoma raksasa atau mikosoma
intrakanalikular raksasa berdiameter 10 cm atau
lebih.
Jaringan ikat lebih aktif dan proliferative
dibandingkan yang dalam fibroadenoma lebih kecil.
Massa polipoid besar terihat menonjol ke dalam
saluran parenkima serta ditutupi oleh epitel yang
menghasilkan mosaic variasi terdistorsi.
Kistosarkoma Filoides
Varian jarang fibroadenoma
Asalnya bisa dari fibroadenoma seluler yang telah ada
yang sekarang mengandung satu atau lebih komponen
asal mesenkima.
Sering lesi ini mengandung penampilan seperti tetesan
air mata besar. Kulit di atasnya tidak terlibat, namun
dapat tampak eritematosa dan hangat serta bisa
mengandung beberapa vena yang berdilatasi.
Secara histology 25 persen lesi ini akan tampak ganas;
10 persen akan bermetastasis. Transformasi ganas
timbul dalam komponen stroma (mesotel) tumor ini dan
metastasis hamper selalu melalui jalur hematogen ke
paru ketimbang ke nodi lymphatici axillares.
Kistosarkoma Filoides
Papiloma Intraduktus Adanya sekret puting susu berdarah atau serosa
pada wanita pramenopause tanpa massa payudara
parenkima penyerta.
Lesi ini khas muncul dalam saluran lactifer besar dari
kompleks subareola-putting susu.
Biasanya ia dalam diameter 1 sampai 2 mm serta
lunak dan sering tidak dapat dipalpasi.
Ia tampil sebagai tonjolan seperti “raspberry” dari
dinding samping duktus dan bisa mencapai ukuran lebih
dari 1 cm.
Papiloma intraduktus jinak ,walaupun karsinoma
papiler intraduktus telah dilaporkan timbul sebagai
suatu transformasi dari proliferasi papiler lesi ini.
Ektasia Duktus Mamma (Mastitis Sel Plasma)
Lesi ini nyeri dan memperihatkan suatu massa
penyerta, fiksasi dermis dan/ atau inverse puting
susu.
Edema dan perubahan peradangan payudara
bisa juga ada. Lesi ini jinak, tetapi menyerupai
karsinoma oleh penampilan klinik dan radiologisnya.
Secara mikroskopik ada dilatasi duktus yang
atrofi, retensi debris aselular dan infiltrasi sel
plasma.
Diperlukan beberapa biopsy untuk mengkonfirmasi
sifat jinak lesi ini.
Mioblastoma Sel Granular
Suatu neoplasma berasal dari mesodermis yang
jarang ditemukan. Lesi khas berdiameter kecil
dari 2 cm dan bisa dikelirukan secara klinik dan
radiografi dengan adenokarsinoma dini.
Karsinoma Payudara
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan
yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Kanker payudara adalah kanker pada
jaringan payudara. Selain itu, kanker payudara
(Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma ganas yang berasal dari
parenchyma.
Etiologi
Etiologi pasti dari kanker payudara masih belum
jelas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
wanita dengan faktor risiko tertentu lebih sering
untuk berkembang menjadi kanker payudara
dibandingkan yang tidak memiliki beberapa faktor
risiko tersebut.
Faktor risiko Umur
Riwayat kanker payudara
Riwayat Keluarga
Perubahan payudara tertentu
Perubahan Genetik
Riwayat reproduksi dan menstruasi
Ras
Wanita yang mendapat terapi radiasi pada daerah dada
Kepadatan jaringan payudara
Overweight atau Obese setelah menopause
Kurangnya aktivitas fisik
Diet
Umur :
Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin
meningkat seiring bertambahnya umur seorang
wanita.
Angka kejadian kanker payudara rata-rata pada wanita
usia 45 tahun ke atas.
Kanker jarang timbul sebelum menopause.
Kanker dapat didiagnosis pada wanita premenopause
atau sebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya
cenderung lebih agresif, derajat tumor yang lebih
tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut, sehingga survival
rates-nya lebih rendah.
Riwayat kanker payudara :
Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada
satu payudara mempunyai risiko untuk berkembang
menjadi kanker pada payudara yang lainnya.
Riwayat Keluarga :
Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita
yang ibunya atau saudara perempuan
kandungnya memiliki kanker payudara.
Risiko lebih tinggi jika anggota keluarganya
menderita kanker payudara sebelum usia 40
tahun.
Risiko juga meningkat bila terdapat kerabat/saudara
(baik dari keluarga ayah atau ibu) yang menderita
kanker payudara.
Perubahan payudara tertentu :
Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan
payudaranya yang terlihat abnormal pada
pemeriksaan mikroskopik. Risiko kanker akan
meningkat bila memiliki tipe-tipe sel abnormal
tertentu, seperti atypical hyperplasia dan
lobular carcinoma in situ [LCIS].
Perubahan Genetik :
BRCA1 and BRCA2 termasuk tumor supresor gen.
Secara umum, gen BRCA-1 beruhubungan dengan
invasive ductal carcinoma, poorly differentiated,
dan tidak mempunyai reseptor hormon.
Sedangkan BRCA-2 berhubungan dengan invasive
ductal carcinoma yang lebih well differentiated
dan mengekspresikan reseptor hormon. Wanita
yang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2 akan
mempunyai risiko kanker payudara 40-85%.
Wanita dengan gen BRCA1 yang abnormal
cenderung untuk berkembang menjadi kanker
payudara pada usia yang lebih dini.
Riwayat reproduksi dan menstruasi :
Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan
peningkatan risiko untuk berkembangnya kanker
payudara, sedangkan berkurangnya paparan justru
memberikan efek protektif.
Beberapa faktor yang meningkatkan jumlah siklus menstruasi
seperti menarche dini (sebelum usia 12 tahun),
nuliparitas, dan menopause yang terlambat (di atas 55
tahun) berhubungan juga dengan peningkatan risiko kanker.
Diferensiasi akhir dari epitel payudara yang terjadi pada akhir
kehamilan akan memberi efek protektif, sehingga semakin
tua umur seorang wanita melahirkan anak pertamanya,
risiko kanker meningkat.
Wanita yang mendapatkan menopausal hormone therapy
memakai estrogen, atau mengkonsumsi estrogen
ditambah progestin setelah menopause juga meningkatkan
risiko kanker.
Ras :
Kanker payudara lebih sering terdiagnosis pada
wanita kulit putih, dibandingkan wanita Latin
Amerika, Asia, or Afrika.
Wanita yang mendapat terapi radiasi pada
daerah dada:
Wanita yang mendapat terapi radiasi di daerah dada
(termasuk payudara) sebelum usia 30 tahun, risiko
untuk berkembangnya kanker payudara akan
meningkat di kemudian hari.
Kepadatan jaringan payudara :
Jaringan payudara dapat padat ataupun berlemak.
Wanita yang pemeriksaan mammogramnya
menunjukkan jaringan payudara yang lebih padat,
risiko untuk menjadi kanker payudaranya
meningkat.
Overweight atau Obese setelah menopause:
Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara
setelah menopause meningkat pada wanita yang
overweight atau obese, karena sumber estrogen
utama pada wanita postmenopause berasal dari
konversi androstenedione menjadi estrone yang
berasal dari jaringan lemak, dengan kata lain
obesitas berhubungan dengan peningkatan
paparan estrogen jangka panjang.
Kurangnya aktivitas fisik :
Dengan aktivitas fisik akan membantu mengurangi
peningkatan berat badan dan obesitas.
Diet :
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita
yang sering minum alkohol mempunyai risiko
kanker payudara yang lebih besar. Karena
alkohol akan meningkatkan kadar estriol serum.
Sering mengkonsumsi banyak makan berlemak
dalam jangka panjang akan meningkatkan kadar
estrogen serum, sehingga akan meningkatkan
risiko kanker.
Klasifikasi Kanker Payudara
Non Invasive Carcinoma
Ductal Carcinoma in situ/ Karsinoma In Situ
Noninfiltratif dari duktus
Lobular Carcinoma in situ/ Karsinoma lobularis
insitu
Invasive carcinoma
Paget’s disease dari papilla mammae
Invasive ductal carcinoma
Ductal Carcinoma in situ/ Karsinoma In Situ Noninfiltratif dari duktus Disebut juga intraductal cancer, merujuk pada sel kanker
yang telah terbentuk dalam saluran dan belum
menyebar.
Saluran menjadi tersumbat dan membesar seiring
bertambahnya sel kanker di dalamnya. Terdapat
kalsifikasi mikro (microcalcifications) pada hasil
mammogram seorang wanita tanpa gejala kanker.
DCIS dapat menyebabkan keluarnya cairan puting atau
munculnya massa yang secara jelas terlihat atau
dirasakan, dan terlihat pada mammografi. Jika diabaikan
dan tidak ditangani, DCIS dapat menjadi kanker invasif
dengan potensi penyebaran ke seluruh tubuh.
DCIS muncul dengan dua tipe sel yang berbeda,
dimana salah satu sel cenderung lebih invasif dari
tipe satunya.
Tipe pertama, dengan perkembangan lebih
lambat, terlihat lebih kecil dibandingkan sel
normal. Sel ini disebut solid, papillary atau
cribiform.
Tipe kedua, disebut comedeonecrosis, sering
bersifat progresif di awal perkembangannya,
terlihat sebagai sel yang lebih besar dengan
bentuk tak beraturan.
Lobular Carcinoma in situ/ Karsinoma lobularis insitu
Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS
kadang digolongkan sebagai tipe kanker payudara
non-invasif. Bermula dari kelenjar yang
memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang
melewati dinding lobulus
Invasive carcinoma
Paget’s disease dari papilla mammae
1 -3 % dari semua karsinoma payudara.
Seringnya muncul sebagai erupsi eksim kronik
dari papilla mammae, dapat berupa lesi
bertangkai, ulserasi, atau halus.
Memiliki gejala rasa terbakar, rasa gatal, nyeri
tekan dan kadang-kadang perdarahan.
Paget's disease biasanya berhubungan dengan
DCIS (Ductal Carcinoma in situ) yang luas dan
mungkin berhubungan dengan kanker invasif.
Invasive ductal carcinoma
Adenocarcinoma with productive fibrosis
Medullary carcinoma
Mucinous (colloid) carcinoma
Papillary carcinoma
Tubular carcinoma
Komedokarsinoma
Adenocarcinoma with productive fibrosis
Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker
payudara dan pada 60% kasus kanker ini
mengadakan metastasis (baik mikro maupun
makroskopik) ke KGB aksila.
Massa soliter dan keras. Batasnya kurang tegas
dan pada potongan melintang, tampak
permukaannya membentuk konfigurasi bintang di
bagian tengah dengan garis berwarna putih kapur
atau kuning menyebar ke sekeliling jaringan
payudara.
Medullary carcinoma
Medullary carcinoma adalah tipe khusus dari kanker
payudara, berkisar 4% dari seluruh kanker payudara
yang invasif dan merupakan kanker payudara
herediter yang berhubungan dengan BRCA-1.
Karakterisitik mikroskopik dari medullary carcinoma
berupa (1) infiltrat limforetikular yang padat
terutama terdiri dari sel limfosit dan plasma;
(2) inti pleomorfik besar yang berdiferensiasi
buruk dan mitosis aktif; (3) pola pertumbuhan
seperti rantai, dengan minimal atau tidak ada
diferensiasi duktus atau alveolar.
Mucinous (colloid) carcinoma (2%)
Mucinous carcinoma (colloid carcinoma), merupakan tipe
khusus lain dari kanker payudara, sekitar 2% dari semua
kanker payudara yang invasif, biasanya muncul sebagai
massa tumor yang besar dan ditemukan pada wanita
yang lebih tua.
Papillary carcinoma (2%)
Papillary carcinoma merupakan tipe khusus dari kanker
payudara sekitar 2% dari semua kanker payudara yang
invasif.Biasanya ditemukan pada wanita dekade ketujuh
dan sering menyerang wanita non kulit putih.
Ukurannya kecil dan jarang mencapai diameter 3 cm.
Tubular carcinoma (2%)
Tubular carcinoma merupakan tipe khusus lain dari
kanker payudara sekitar 2% dari semua kanker
payudara yang invasif. Biasanya ditemukan pada
wanita perimenopause dan pada periode awal
menopause.
Komedokarsinoma (5-10%)
Karsinoma duktus invasive, membentuk sekitar
5-10 % dari semua kanker payudara dan seperti
varian insitunya, ia mempunyai sumbat materi
seperti pasta khas yang dapat dikeluarkan dari
permukaan neoplasma. Pertumbuhan nya lambat
bisa meluas dalam beberapa tahun. Secara
makroskopis tumor ini berbatas tegas, kenyal dan
keabu-abuan.
Invasive lobular carcinoma (10%)
Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker
payudara. Gambaran histopatologi meliputi sel-sel
kecil dengan inti yang bulat, nucleoli tidak
jelas, dan sedikit sitoplasma. Seringnya
multifokal, multisentrik, dan bilateral. Karena
pertumbuhannya yang tersembunyi sehingga sulit
untuk dideteksi.
Anamnesis
Faktor Resiko
Usia
Paritas dan riwayat menyusui
Usia menarke
Riwayat terapi hormon dan kontrasepsi
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi visual
simeteri dan perubahan kulit sperti fiksasi, elevasi,
retraksi dan warna.
pengenalan edema difus
retraksi kulit dan lesing
peau d’ orange
Palpasi payudara dan Axilla
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi (USG)
Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang
yang penting untuk membantu menentukan massa
yang kistik atau massa yang padat.
USG merupakan pemeriksaan yang praktis dan
sangat dapat diterima oleh pasien tetapi tidak dapat
mendeteksi lesi dengan diameter ≤ 1 cm
Mammografi
digunakan baik sebagai skrining maupun diagnostik.
Mammografi lebih akurat daripada pemeriksaan klinis
untuk deteksi karsinoma mammae stadium awal,
dengan tingkat akurasi sebesar 90%.
Protokol saat ini berdasarkan National Cancer Center
Network (NCCN) menyarankan bahwa setiap wanita
diatas 20 tahun harus dilakukan pemeriksaan
payudara setiap 3 tahun. Pada usia di atas 40
tahun, pemeriksaan payudara dilakukan setiap
tahun disertai dengan pemeriksaan mammografi.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
sangat sensitif tetapi tidak spesifik dan tidak
seharusnya digunakan untuk skrining.
MRI berguna dalam membedakan karsinoma
mammae yang rekuren atau jaringan parut.
MRI juga bermanfaat dalam memeriksa mammae
kontralateral pada wanita dengan karsinoma
payudara, menentukan penyebaran dari karsinoma
terutama karsinoma lobuler atau menentukan respon
terhadap kemoterapi neoadjuvan.
Biopsi
Fine-needle aspiration biopsy
Large-needle (core-needle) biopsy
mengambil bagian sentral atau inti jaringan
dengan jarum yang besar.
Open biopsy
Open biopsy dengan lokal anestesi sebagai
prosedur awal sebelum memutuskan tindakan
defintif merupakan cara diagnosis yang paling
dapat dipercaya
FNAB atau core-needle biopsy, ketika hasilnya
positif, memberikan hasil yang cepat dengan biaya
dan resiko yang rendah, tetapi ketika hasilnya
negatif maka harus dilanjutkan dengan open
biopsy.
Stadium Penyakit Kanker Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
Stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM
yang direkomendasikan oleh UICC(International
Union Against Cancer dari WHO atau World Health
Organization) / AJCC (American Joint Committee On
Cancer)
Jalur Penyebaran
Invasi lokal
Kanker mammae sebagian besar timbul dari epitel
duktus kelenjar.
Tumor pada mulanya menjalar dalam duktus, lalu
menginvasi dinding duktus dan ke sekitarnya, ke
anterior mengenai kulit, posterior ke otot pektoralis
hingga ke dinding toraks
Metastasis kelenjar limfe regional
Metastasis tersering karsinoma mammae adalah ke kelenjar
limfe aksilar.
Semakin lanjut stadiumnya, diferensiasi sel kanker makin
buruk, angka metastasis makin tinggi. Kelenjar limfe
mammaria interna juga merupakan jalur metastasis yang
penting.
Metastasis hematogen
Sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya
masuk ke pembuluh darah, juga dapat langsung
menginvasi masuk pembuluh darah (melalui
vena kava atau sistem vena interkostal-vertebral)
hingga timbul metastasis hematogen.
Hasil autopsy menunjukkan lokasi tersering
metastasis adalah paru, tulang, hati, pleura, dan
adrenal.
Penatalaksanaan
Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif. Terapi
kuratif dianjurkan untuk stadium I, II, dan III. Pasien
dengan tumor lokal lanjut (T3,T4) dan bahkan
inflammatory carcinoma mungkin dapat
disembuhkan dengan terapi multimodalitas, tetapi
kebanyakan hanya bersifat paliatif.
Terapi paliatif diberikan pada pasien dengan stadium
IV dan untuk pasien dengan metastasis jauh atau
untuk karsinoma lokal yang tidak dapat
direseksi.
Terapi secara pembedahan
Mastektomi partial
Wanita dengan DCIS hanya memerlukan reseksi
tumor primer dan radioterapi adjuvan. Ketika
lumpectomy dilakukan, insisi dengan garis lengkung
konsentrik pada nipple-areola complex dibuat pada
kulit diatas karsinoma mammae.
Jaringan karsinoma diangkat dengan diliputi oleh
jaringan mammae normal yang adekuat sejauh 2 mm
dari tepi yang bebas dari jaringan tumor.
Modified Radical Mastectomy
Modified radical mastectomy mempertahankan baik
M. pectoralis mayor and M. pectoralis minor,
dengan pengangkatan KGB aksilla level I dan II
tetapi tidak level III. Modifikasi Patey
mengangkat M. pectoralis minor dan diseksi KGB
axilla level III. Batasan anatomis pada Modified
radical mastectomy adalah batas anterior M. latissimus
dorsi pada bagian lateral, garis tengah sternum pada
bagian medial, bagian inferiornya 2-3 cm dari lipatan
infra-mammae dan bagian superiornya m. subclavia.
Terapi secara medikalis (non-pembedahan)
Radioterapi
Terapi radiasi dapat digunakan untuk semua
stadium karsinoma mammae.
Radiasi juga diberikan pada kasus
resiko/kecurigaan metastasis yang tinggi.
Pada karsinoma mammae lanjut (Stadium IIIa
atau IIIb), dimana resiko rekurensi dan
metastasis yang tinggi maka setelah tindakan
pembedahan dilanjutkan dengan terapi radiasi
adjuvan
Kemoterapi adjuvan
Kemoterapi adjuvan memberikan hasil yang minimal
pada karsinoma mammae tanpa pembesaran
KGB dengan tumor berukuran kurang dari 0,5
cm dan tidak dianjurkan. Jika ukuran tumor 0,6
sampai 1 cm tanpa pembesaran KGB dan
dengan resiko rekurensi tinggi maka kemoterapi
dapat diberikan.
Untuk wanita dengan karsinoma mammae yang
reseptor hormonalnya negatif dan lebih besar
dari 1 cm, kemoterapi adjuvan cocok untuk
diberikan.
Neoadjuvant chemotherapy
Kemoterapi neoadjuvan merupakan kemoterapi
inisial yang diberikan sebelum dilakukan tindakan
pembedahan, dimana dilakukan apabila tumor
terlalu besar untuk dilakukan lumpectomy.
Untuk Stadium IIIa inoperabel dan IIIb, kemoterapi
neoadjuvan digunakan untuk menurunkan beban
atau ukuran tumor tersebut, sehingga
memungkinkan untuk dilanjutkan modified radical
mastectomy, diikuti dengan kemoterapi dan
radioterapi.
Terapi anti-estrogen
Respon klinis terhadap anti-estrogen sekitar 60% pada
wanita dengan karsinoma mammae dengan reseptor
hormon yang positif, tetapi lebih rendah yaitu
sekitar 10% pada reseptor hormonal yang
negatif.
Resiko jangka panjang pengunaan tamoxifen adalah
karsinoma endometrium. Terapi dengan
tamoxifen dihentikan setelah 5 tahun.
Untuk semua wanita dengan karsinoma mammae
stadium IV, anti-estrogen (tamoxifen), dipilih
sebagai terapi awal
Prognosis
Karakteristik dari beberapa tumor sangat penting untuk
dikenali karena dapat menentukan prognosis secara signifikan
dan dapat dipertimbangkan sebagai acuan dalam penentuan
strategi terapi pada tiap individu penderita. Prognosis
karsinoma mamma tergantung dari :
Usia
Ukuran tumor.
Adanya metastasis ke kelenjar limfe. Hal ini sangat panting
dalam memprediksi rekurensi penyakit dan harapan hidup.
Dimana pasien tanpa metastase ke kelenjar limfe angka harapan
hidup 10 tahun mencapai 70%-80%, dan prognosis akan lebih
buruk pada pasien dengan metastase ke kelenjar limfe.
Derajat kanker secara histologis.
Kesimpulan Tumor jinak dan ganas payudara adalah suatu kondisi
dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali.
Tumor payudara adalah tumor pada jaringan payudara.
Tumor payudara sendiri dibagi menjadi tumor yang jinak
maupun yang ganas. Tumor payudara sendiri dapat
timbul oleh karena banyak hal. Mulai dari pengaruh diet,
factor genetika, factor hormonal, hingga factor radiasi.
Tumor payudara dapat mematikan dan dengan
penatalaksanaan yang tepat, dapat mengurangi angka
kematian, bahkan memperpanjang angka kehidupan
bagi penderita yang mendapat penanganan, baik secara
bedah, dan kombinasi bedah dan obat-obatan.