CA MAMAE

46
LAPORAN PENDAHULUAN

description

kanker yang ditandai dengan adanya benjolan pada payudara

Transcript of CA MAMAE

BAB I

LAPORAN PENDAHULUANA. KONSEP DASAR MEDIK

1. Pengertian Carsinoma Mammae

Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 2010)Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 2010).Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2009)

2. Klasifikasi Kanker Payudaraa) Klasifikasi Patologik1) Pagets diseasePagets disease merupakan bentuk kanker yang dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai eksema menahun putting susu, yang biasanya merah dan menebal. Suatu tumor sub areoler bisa teraba. Sedang pada umumnya kanker payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis yang buruk namun pada pagets disease prognosisnya lebih baik. Pagets disease merupakan suatu kanker intraduktal yang tumbuh dibagian terminal dari duktus laktiferus. Secara patologik cirri-cirinya adalah: sel-sel paget(seperti pasir), hipertrofi sel epidermoid, infiltrasi sel-sel bundar di bawah epidermis.

2) Kanker duktus laktiferusComedo carcinoma terdiri dari sel-sel kanker non papillary dan intraductal, sering dengan nekrosis sentral sehingga pada permukaan potongan terlihat seperti terisi kelenjar, jarang sekali comedo carcinoma hanya pada saluran saja biasanya akan mengadakan infiltrasi kesekitarnya menjadi infiltrating comedo carcinoma.Adeno carcinoma dengan infiltrasi dan fibrosis, ini adalah kanker yang lazim ditemukan 75 % kanker payudara adalah tipe ini. Karena banyak terdiri dari fibrosis umumnya agak besar dan keras. Kanker ini disebut juga dengan tipe scirrbus yaitu tumor yang mengadakan infiltrasi ke kulit dan kedasar.

3) Medullary carcinoma

Tumor ini biasanya sangat dalam di dalam kelenjar mammae, biasanya tidak seberapa keras, dan kadang-kadang disertai kista dan mempunyai kapsul. Tumor ini kurang infiltratif disbanding dengan tipe scirrbus dan mestatasis ke ketiak sangat lama. Prognosis tumor ini lebih baik dari tipe-tipe tumor yang lain.

4) Kanker dari Lobulus

Kanker lobulus sering timbul sebagai carcinoma in situ dengan lobulus yang membesar. Secara mikroskopik, kelihatan lobulus atau kumpulan lobulus yang berisi kelompok sel-sel asinus dengan bebrapa mitosis. Kalau mengadakan infiltrasi hamper tidak dapat dibedakan dengan tipe scirrbus.b) Klasifikasi klinik

1) Steinthal I : kanker payudara besarnya sampai 2 cm dan tidak memiliki anak sebar.

2) Steinthal II : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar dikelenjar ketiak.

3) Steinthal III : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak, infra dan supraklavikular, atau infiltrasi ke fasia pektoralis atau ke kulit atau kanker payudara yang apert (memecah ke kulit).

4) Steinthal IV : kanker payudara dengan metatasis jauh misal ke tengkorak, tulang punggung, paru-paru, ahti dan panggul.c) Klasisikasi TNM kanker payudaraT artinya tumor, N artinya nodule atau kelenjar yang membesar regional, M artinya metastase1) Tumor primer (T):Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukanT0 : Tidak terbukti adanya tumor primerTis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor(a) T1 :Tumor T1a : Tumor T1b :Tumor 0,5 1 cmT1c :Tumor 1 2 cm

(b) T2 :Tumor 2 5 cm

(c) T3 : Tumor diatas 5 cm

(d) T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit :T4a : Melekat pada dinding dadaT4b : Edema kulit, ulkus, peau dorangeT4c : T4a dan T4bT4d : Mastitis karsinomatosis

2) Nodus limfe regional (N) :(a) Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan(b) N0 : Tidak teraba kelenjar axial

(c) N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat

(d) N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya

(e) N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral3) Metastas jauh (M) :

(a) Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan(b) M0 : Tidak ada metastase jauh(c) M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula3. Etiologi Dan Faktor PredisposisiMenurut C. J. H. Van de Velde (2011)b) Ca Payudara yang terdahuluTerjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ berpasanganc) KeluargaDiperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.

d) Kelainan payudara ( benigna )Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.

e) Makanan, berat badan dan faktor resiko lainStatus sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang berhubungan dengan oestrogen pada wanita post menopouse.

f) Faktor endokrin dan reproduksi.

Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun Menarche kurang dari 12 tahun

g) Obat anti konseptiva oral. Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.Beberapa factor risiko pada karsinoma mammae dalam kalangan oncologist (Muchlis Ramli, dkk, 2000) di antaranya :

a) Umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan setelah menopause

b) tidak kawin/nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar

c) anak pertama lahir serelah usia 35 tahun

d) menarche kurang dari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada wanita dengan menarche yang dating pada suia normal atau lebih dari 12 tahun.

e) menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali lebih tinggi

f) pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara risikonya 3-9 kali lebih besar

g) adanya kanker payudara kontralateral, risikonya 3-9 kali lebih besar

h) pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, riskonya 3-4 kali lebih intggi

i) radiasi dinding dada risikonya 2-3 kali lebih besar

j) riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya 2-3 kali lebih tinggi.

k) kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapat kanker payudara 11 kali lebih tinggi.4. Manifestasi klinikMenurut William Godson III. M. D (2009)a. Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips

b. Gejala carsinoma Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.Menurut , tanda dan gejala ca mamae pada umumnya yaitu :1) Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara2) Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan3) Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara

4) Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas5) Ada cairan yang keluar dari puting susu6) Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi7) Ada rasa sakit8) Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat9) Ada pembengkakan didaerah lengan10) Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.11) Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.12) Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.13) Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).14) Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.15) Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain5. PatofisiologiCarsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mula mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik. Sel - sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 2008 )6. Pathways

7. Pemeriksaan penunjanga) Dasar diagnosis karsinoma mammae :

1) Dasar diagnosis klinis, tumor pada mamae yang tumbuh progtresif dengan tanda-tanda infiltrasi dan atau metastase

2) Dasar diagnostic patologi, tumor dengan tanda-tanda keganasanb) Pemeriksaan :1) Mamografi: memperlihatkan struktur internal payudara, dapat untuk mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.2) Galaktografi: mamogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat kontras ke dalam aliran duktus.

3) Ultrasound: dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras, hasil komplemen dari mamografi.

4) Xeroradiografi: menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.

5) Termografi: mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplai darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.

6) Diafanografi (transimulasi): mengidentifikasi tumor atau massa dengan membedakan bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar. Prosedur masih diteliti dan dipertimbangkan kurang akurat daripada mamografi.

7) Scan CT dan MRI: teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara, khususnya massa yang lebih besar atau tumor kecil, payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi. Teknik ini tidak bisa untuk pemeriksaan rutin dan tidak untuk mamografi.

8) Biopsi payudara (jarum atau eksisi): memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi histologi pentahapan dan seleksi terapi yang tepat.

9) Asai hormon reseptor: menyatakan apakah sel tumor atau spesimen biopsi mengandung reseptor hormon (estrogen dan progresteron). Pada sel malignan, reseptor kompleks estrogen-plus merangsang pertumbuhan dan pembagian sel. Kurang lebih duapertiga semua wanita dengan kanker payudara reseptor estrogennya positif dan cenderung berespon baik terhadap terapi hormon menyertai terapi primer untuk memperluas periode bebas penyakit dan kehidupan.

10) Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah dan scan tulang: dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.8. Komplikasia. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.b. Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu: metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah kapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen, penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf. gangguan neuro varkulerc. Faktor patologid. Fibrosis payudarae. Kematian9. Penatalaksanaan a. Medis1) Pembedahan(a) Mastectomy radikal yang dimodifikasiPengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.(b) Mastectomy totalSemua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.(c) Lumpectomy/tumorPengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.

(d) Wide excision/mastektomy parsial.Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.

(e) Ouadranectomy.Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.

(f) RadiotherapyBiasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.(g) ChemotherapyPemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.

(h) Manipulasi hormonal.Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.b. Keperawatan1. Promotif : Memberikan penjelasan dan informasi tentang penyakit, penyebab dampak terhadap kesehatan dan pencegahan melalui metode penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan misalnya pemeriksaan Sadari2. Preventif : Menyarankan untuk mengurangi dan menghindari merokok dan mengurangi minum minuman beralkohol3. Kuratif : Menganjurkan pengobatan ke rumah sakit dan melakukan skrining bila diperlukan. 4. Rehabilitatif :Menfalisitasi klien untuk melakukan pengecekan kembali kondisi klien ke rumah sakit atau tenaga kesehatan.B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajiana. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)b. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak kapan , riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktro etiologi/resiko.c. Riwayat Kesehatan SekarangBiasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.

d. Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

f. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)1) Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.2) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.

3) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.

4) Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

5) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

6) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

7) Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.

8) Dada : adanya kelainan kulit berupa peau dorange, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.

9) Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.

10) Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

g. Pengkajian (Bio-Psiko-Sos-Spiritual)

1) Persepsi dan ManajemenBiasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.2) Nutrisi Metabolik

Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.

3) Eliminasi

Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.

4) Aktivitas dan Latihan

Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.

5) Kognitif dan Persepsi

Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.6) Istirahat dan Tidur

Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.

7) Persepsi dan Konsep Diri

Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.

8) Peran dan Hubungan

Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.

9) Reproduksi dan Seksual

Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.

10) Koping dan Toleransi Stress

Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.

11) Nilai dan Keyakinan

Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.2. Masalah keperawatan :

a. Nyeri berhubungan dengan manipulasi jaringan dan atau trauma karena pembedahan, interupsi saraf, diseksi otot.

b. Kerusakan integristas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, adanya edema, destruksi jaringan.

c. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan drainase limpatik necrose jaringan. d. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kemotherapie. Kurang pengetahuan berhubungan dengan carsinoma mammae dan pilihan pengobatan

f. Anxietas berhubungan dengan lingkungan Rumah Sakit yang tidak dikenal, ketidakpastian tentang hasil pengobatan carsinoma, perasaan putus asa dan tak berdaya dan ketidak cukupan pengetahuan tentang carsinoma dan pengobatan.g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan mammae dan atau perubahan gambaran mammae.3. Intervensi

a. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.Tujuan

: Tingkat kenyamanan klien meningkat, nyeri teratasiKriteria hasil: Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

Melaporkan nyeri yang dialaminya, nyeri berkurang Mengikuti program pengobatan Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang Nyeri tekan tidak ada Ekspresi wajah tenang Luka sembuh dengan baikINTERVENSIRASIONAL

a. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.b. Beri posisi yang menyenangkan.c. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.d. Ukur tanda-tanda vital e. Penatalaksanaan pemberian analgetika. Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.b. Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.

c. Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.

d. Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri

e. Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.

b. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.Kriteria hasil :

Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan

INTERVENSIRASIONAL

a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.

b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.

c. Ubah posisi klien secara teratur.

d. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.

a. Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.

b. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.

c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.

d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive

Tujuan

: Tidak terjadi Infeksi

Kriteria hasil : Tidak ada tanda tanda infeksi.

Luka dapat sembuh dengan sempurna.

INTERVENSIRASIONAL

a. Kaji adanya tanda tanda infeksi.b. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.c. Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik. d. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

a. Untuk mengetahui secara dini adanya tanda tanda infeksi sehingga dapat segera diberikanb. Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.c. Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.d. Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.lien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi

d. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.Kriteria hasil :

Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi

Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya

INTERVENSIRASIONAL

a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.

b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.

c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.

d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.

e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.

f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga.

g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.

h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.

Kolaboratif

i. Amati studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin

j. Berikan pengobatan sesuai indikasi

Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida

k. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.

a. Memberikan informasi tentang status gizi klien.

b. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.

c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.

d. Kalori merupakan sumber energi.

e. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.

f. Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.

g. Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan.

h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).

i. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.

j. Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien.

k. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.

e. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.Kriteria hasil :

Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada ting-katan siap.

Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur tersebut.

Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengo- batan.

Bekerjasama dengan pemberi informasi.

INTERVENSIRASIONAL

a. Review pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya.

b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker.

c. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan.

d. Berikan bimbingan kepada klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien.

e. Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya.

f. Review klien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal.

g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan adanya eritema, ulcerasi.

h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.a. Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.

b. Memungkinkan dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi serta kesalahan pengertian.

c. Membantu klien dalam memahami proses penyakit.

d. Membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan.

e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan keluarga mengenai penyakit klien.f. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.g. Mengkaji perkembangan proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta masalah dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan minuman.

h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.

f. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.

Kriteria hasil :

Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.

INTERVENSIRASIONAL

a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.

b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.

c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.

d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.

e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.

f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.

g. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.

a. Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.

b. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.

c. Dapat menurunkan kecemasan klien.

d. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.

e. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.

f. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.

g. Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.

h. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.

g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat kehilangan bagian tubuh.

Kriteria hasil :

Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.INTERVENSIRASIONAL

a. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pikiran, perasaan, pandangan dirinya.b. Catat prilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak terlibat pada perawatan.c. Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan.d. Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa depan.a. Membantu pasien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasab. Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi tindak lanjut dan terapi yang lebih ketat.c. Bantu pasien/orang terdekat untuk menerima perubahan tubuh dan merasakan baik tentang diri sendiri.d. Respon klien yang negatfi diperlukan bantuan baik fisik mapun psikis-moral untuk memenuhi kebutuhan sejhri-sehari.

DAFTAR PUSTAKABlack, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku saku diagnosa keperawatan dan dokumentasi, edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC

C. J. H. Van de Velde (1996), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa Arjono

Penerbit Kedokteran, Jakarta, EGC

Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.

Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.

Muchlis Ramli dkk, 2000. Deteksi Dini Kanker, FKUI, Jakarta.Daniell Jane Charette (1995), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGCTheodore R. Schrock, M. D (1992), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran Jakarta, EGC

Thomas F Nelson, Jr M. D (1996), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene Winata, dr. Brahnu V Pendit. Penerbit Kedokteran, Jakarta, E G C

Faktor predisposisi dan resiko tinggi

Hiper plasia pada sel mammae

Mendesak

jaringan sekitar

Mendesak

Sel syaraf

Mendesak

Pembuluh darah

Mensuplai nutrisi ke jaringan ca

Menekan jaringan pada mammae

Nyeri

Gg pola nafas

Aliran darah terhambat

Peningkatan konsistensi mammae

Hipermetabolis ke jaringan

Suplai nutrisi jaringan lain

Berat badan turun

Mammae membengkak

Massa tumor mendesak ke jaringan luar

Perfusi jaringan terganggu

Ulkus

Gg integritas kulit/ jaringan

Cemas

Ukuran mammae abnormal

Mammae asimetrik

Gg body image

Expansi paru menurun

hipoxia

Bakteri Patogen

Infiltrasi pleura parietale

Interupsi sel saraf sel

Necrose jaringan

Infeksi

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Kurang pengetahuan