blok 13

32
Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Usia Dini Noor Ain binti Latif 102013488 Alamat Korespondensi: Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510 [email protected] Abstrak Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan sehingga disebut sebagai golden age. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga merupakan masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya karena sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat serta merupakan masa pembentukan kepribadian yang akan mempengaruhi masa hadapan anak-anak. Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan bertahan lama malah tidak dapat dihapuskan dan bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk berbeda. Kata kunci: usia dini, golden age, pertumbuhan dan perkembangan. Abstract 1 | Page

description

blok 13

Transcript of blok 13

Page 1: blok 13

Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Usia Dini

Noor Ain binti Latif

102013488

Alamat Korespondensi: Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510

[email protected]

Abstrak

Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia yang

sangat penting bagi perkembangan sehingga disebut sebagai golden age. Anak usia dini memiliki

karakteristik yang khas baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak

juga merupakan masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya karena sedang dalam

tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat serta merupakan masa pembentukan

kepribadian yang akan mempengaruhi masa hadapan anak-anak. Pengalaman yang dialami anak

pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan

bertahan lama malah tidak dapat dihapuskan dan bila suatu saat ada stimulasi yang memancing

pengalaman hidup yang pernah dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam

bentuk berbeda.

Kata kunci: usia dini, golden age, pertumbuhan dan perkembangan.

Abstract

Early childhood is a child in the age of 0-6 years which is very important for the development

and it is called as a golden age. Early childhood has a specific characteristic in physical,

psychological, social, moral, and so on. Childhood is also the most important period for all ages

of his life because it is the stage of growth and development and also it is the period of the

formation of personality that will affect the future of children. Experiences the children at an

early age will be influence on future life. The experience will last a long time and cannot be

abolished and can be reappeared in different form when it is being stimulated.

1 | P a g e

Page 2: blok 13

Keywords: early childhood, golden age, growth and development.

Pendahuluan

Pertumbuhan merupakan suatu proses perubahan fizik yang ditandai dengan

bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh yaitu dengan adanya pertambahan dan juga

pembesaran sel.

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan

bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam

kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.

Penilaian pertumbuhan anak dapat dilihat melalui status gizi yang dapat diukur melalui

antropometri, manakala perkembangannya dapat dilakukan melalui pemeriksaan Denver II.

Selain gizi yang sesuai, bayi juga membutuhkan imunisasi bagi memelihara kesehatan diri

mereka dan mencegah terjadinya penyakit melalui pemberian imunisasi dasar dan ulangan secara

teratur.1

Isi Pembahasan

1. Anamnesis

Anamnesis merupakan langkah yang terpenting buat dokter untuk mengetahui riwayat

penyakit pasien dan juga untuk menegakkan diagnosis karena anamnesis merupakan kunci

menuju diagnosis. Anamnesis harus dilakukan dengan lengkap, teliti dan teratur dan juga

merupakan sarana holostik dalam pembinaan tumbuh kembang anak. Anamnesis terdiri daripada

alloanamnesis dan juga autoanamnesis.

Alloanamnesis adalah merupakan riwayat penyakit yang didapat daripada orang tua atau

kaum kerabat dan biasanya dilakukan pada kasus anak kerana anak masih tidak bisa memahami

keluhan yang mereka hadapi atau tidak tahu untuk mengekspresikannya. Autoanmnesis pula

adalah riwayat penyakit yang didapat langsung daripada pasien dimana pasien sendiri yang

menemui dokter dan memberitahu keluhan yang dihadapinya.1

2 | P a g e

Page 3: blok 13

Dalam kasus ini, alloanamnesis dilakukan untuk mendapat riwayat penyakit anak dan

yang harus ditanyakan adalah riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran anak, riwayat

perkembangan dan pertumbuhan anak, riwayat imunisasi, riwayat makanan, riwayat penyakit

yang pernah dideritai, riwayat keluarga dan juga corak reproduksi ibu.

Riwayat kehamilan ibu yang harus ditanya adalah kesehatan ibu saat kehamilan, pernah

sakit atau tidak selama proses kehamilan, adakah pernah mengkonsumsi obat-obatan yang dapat

menyebabkan kelainan kongenital, dan juga adakah pernah mendapat imunisasi semasa hamil

seperti imunisasi rubella dan tetanus.

Riwayat kelahiran anak yang harus diketahui dalam menegakkan diagnosis adalah

tanggal anak dilahirkan dan juga tempat melahirkan anak, proses persalinan dilakukan oleh siapa

apakah di rumah sakit atau di kebidanan, cara ibu melahirkan anak yaitu adakah secara proses

normal per vaginum ataupun melalui operasi caesarean. Selain itu, harus juga ditanya mengenai

keadaan setelah lahir yaitu apakah ada komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala,

asfiksia yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak, harus juga ditanya berapa lamakah

tempoh kehamilan ibu, berat badan dan panjang badan anak saat lahir untuk mengetahui apakah

sesuai dengan masa kehamilan, kurang atau membesar.

Pertumbuhan adalah berkaitan dengan perubahan dalam jumlah, ukuran ataupun dimensi

tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang

dan juga keseimbangan metabolik. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.

Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan

saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya misalnya perkembangan sistem neuromaskular,

kemampuan berbicara, emosi dan sosialisasi.

Perkembangan kanak-kanak merujuk kepada perubahan kualitatif biologi dan psikologi

yang berlaku kepada manusia antara kelahiran dan akhir masa remaja. Perubahan ini tidak boleh

diukur secara kuantitatif tetapi jelas berlaku jika dibandingkan dengan peringkat yang lebih awal

contohnya cara pertuturan dan kematangan. Perkembangan anak adalah bertambahnya

kemampuan(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur

dan dapat diramalkan sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses

diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang

3 | P a g e

Page 4: blok 13

sedemikian rupa perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya. Biasanya perkembangan anak diikuti pertumbuhan sehingga lebih

optimal dan tergantung pada potensi biologik seseorang.2

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh yang menentukan apakah adanya kelainan

dari suatu system atau suatu organ bagian tubuh dengan cara melihat(inspeksi), meraba(palpasi),

mengetuk(perkusi) dan juga mendengar(auskultasi).

Cara pemeriksaan haruslah disesuaikan dengan umur anak. Dekatilah anak yang akan

diperiksa secara perlahan-lahan dengan menggunakan mainan ataupun objek yang dapat menarik

perhatian anak dan periksalah anak dalam posisi di pangkuan ibu. Pemeriksaan fisik yang biasa

dilakukan pada anak adalah pengukuran antropometri.3

2.1 Antropometri

Pemeriksaan antropometri adalah bertujuan untuk mengetahui kondisi pertumbuhan dan

gizi anak. Penilaian pertumbuhan pada anak sebaiknya dilakukan dengan jarak yang teratur

disertai dengan pemeriksaan fisik. Pengukuran antropometri adalah terdiri daripada pengukuran

dalam berat badan anak, panjang badan anak, lingkar lengan dan juga lingkaran kepala.

2.1.1 Pengukuran Berat Badan

Pengukuran penjang berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan

sering digunakan pada bayi yang baru lahir dan digunakan untuk mendiagnos apakah bayi yang

dilahirkan normal atau berat badan lahir rendah(BBLR). Pada masa bayi sehingga menjadi balita

berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi.

Pengukuran berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar dalam perhitungan dosis obat dan

juga makanan.

Pengukuran berat badan pada bayi dapat dilakukan dengan menggunakan dacin ataupun

alat timbangan elektronik dan biasanya berat badan normal bayi adalah sekitar 2500-3800 gram.

Penimbangan berat anak harus dilakukan secara teratur, sekurang-kurangnya sebulan sekali

4 | P a g e

Page 5: blok 13

untuk enam bulan pertama, 2-3 kali untuk enam bulan kedua dan 2 kali setahun untuk 3 tahun

berikutnya.

Gangguan dalam pertumbuhan dapat dideteksi dengan melakukan pemantauan berat badan.

Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi diplot dalam kurva weiht for age.

Gambar no. 1 Menunjukkan Kurva Berat Badan Anak Perempuan

Cara membaca kurva tersebut adalah jika berat badan anak berada di persentil ke 20

maka 80% anak yang berusia dan berjenis kelamin yang sama di populasi tersebut memiliki berat

badan yang lebih besar dari bayi tersebut dan 20% anak yang berusia dan berjenis kelamin sama

memiliki berat badan yang lebih rendah daripada bayi tersebut. Kurva berat badan untuk usia

lebih sensitive untuk menunjukkan pertumbuhan fisik dan juga status kesehatan.4

2.1.2 Pengukuran Panjang Badan

Untuk anak yang berusia kurang dari dua tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan

dengan meletakkan bayi secara terlentang di atas papan ukuran tanpa sepatu ataupun topi.

Diusahakan agar bayi berada dalam keadaan lurus dan panjang badan diukur dengan meletakkan

5 | P a g e

Page 6: blok 13

verteks bayi pada kayu yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi.

Pada anak yang lebih besar, tinggi badan biasanya diukur secara berdiri dengan menggunakan

microtoise. Orang tua yang tinggi biasanya memiliki anak yang lebih tinggi disbanding anak dari

orang tua yang pendek.4

Badan yang sangat pendek(dwarfism) mungkin dapat disebabkan oleh penyakit menahun

yang mempengaruhi absorbsi atau penggunaan makanan misalnya protein energy

malnutrition(PEM), kelainan mental ataupun alergi terhadap makanan. Sebaliknya, badan yang

tinggi dapat juga disebabkan makan yang terlalu banyak, kadang juga ditemukan pada anak

dengan retardasi mental.

Pengukuran berat badan menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan

normal, tinggi tubuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti

berat badan, relatif kurang sensitive pada masalah kekurangan gizi dalam waktu yang singkat

kerana pengaruh dari defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang

relative lama.

6 | P a g e

Page 7: blok 13

Gambar no. 2 Menunjukkan Kurva Panjang Badan Anak Perempuan

2.1.3 Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Pengukuran lingkar lengan atas adalah bertujuan untuk menilai status gizi ataupun

tumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah. Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan

energi sehingga dapat mencerminkan status PEM pada balita. Alat yang dipakai adalah

merupakan suatu pita pengukur dari fiber glass ataupun kertas tertentu berlapis plastic.

Gambar no. 3 Menunjukkan Pita Pengukur Lingkar Lengan Atas

2.1.4 Pengukuran Lingkar Kepala

Lingkar kepala harus diperiksa selama 2 tahun pertama kehidupan anak, namun

pengukuran juga dapat berguna pada setiap saat untuk mengetahui pertumbuhan kepala dan

lingkar kepada pada bayi mencerminkan pertumbuhan tengkorak dan otak.

Yang diukur adalah lingkaran kepala yang terbesar dengan cara meletakkan pita

melingkari kepala melalui glabella pada dahi, bagian atas alis mata, dan bagian belakang kepala

bayi yang paling menonjol yaitu protuberansia oksipitalis. Ukuran kepala yang kecil dapat

disebabkan kerana menutup dininya sutura atau dalam keadaan mikrosefali. Mikrosefali dapat

disebabkan oleh factor keturunan ataupun kelainan kromosom, infeksi kongenital, gangguan

metabolic maternal dan juga gangguan neurologis. Sebaliknya ukuran kepala yang terlalu besar

7 | P a g e

Page 8: blok 13

disebut sebagai makrosefali yang mungkin disebabkan oleh hidrosefalus, hematoma subdural

atau tumor.

Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama tetapi besar lingkaran kepala tidak

menggambarkan keadaan kesehatan dan juga gizi.2-4

Gambar no. 4 Menunjukkan Cara Mengukur Kepala Bayi

2.2 Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital

2.2.1 Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah sisitolik harus diperiksa sekurang-kurangnya sekali selama

masa neonates. Alat yang mudah digunakan untuk pemeriksaan tekanan darah sistolik adalah

dengan metoda Doppler, tetapi sayangnya alat ini mahal. Alat standard yang dipakai adalah

sfingmomanometer air raksa dan tekanan darah dapat diukur pada lengan dan juga tungkai.

Lebar manset yang digunakan harus mencakup 1/2 sehingga 2/3 panjang lengan atas atau

panjang tungkai atas. Untuk bayi, manset lebih lebar yaitu kira-kira 5cm. Panjang manset

tersebut harus melingkari setidak-tidaknya 2/3 lingkaran lengan atas atau tungkai atas dan

caranya adalah sama dengan pengukuran tekanan darah pada dewasa.

Tekanan darah cenderung naik pada selama masa bayi. Dalam keadaan normal, tekanan

darah sistolik bayi di tungkai sama atau bahkan sedikit lebih rendah berbanding dengan tekanan

darah di lengan karena ismus aorta masih agak sempit. Tekanan darah diastolic hamper sama

8 | P a g e

Page 9: blok 13

baik di lengan maupun di tungkai. Tekanan darah sistolik neonates biasanya adalah dari 60-

90mmHg, manakala tekanan darah diastolic pula adalah dari 30-60mmHg. Tekanan darah

sistolik bagi anak usia 6-12 bulan pula adalah dari 60-120mmHg dan diastolic pula adalah 50-

70mmHg.

2.2.2 Pemeriksaan Nadi

Denyut nadi pada bayi sangat bervariasi, dan lebih sensitif terhadap adanya penyakit,

olahraga atau emosi dibandingkan orang dewasa. Cara untuk menghitung nadi adalah dengan

cara palpasi arteri femoralis di daerah inguinal ataupun palpasi arteri brakialis di fosa antecubiti.

Untuk menyingkirkan kemungkinan dengan terdapatnya pulsus deficit(laju jantung lebih besar

daripada laju nadi) hendaklah setiap penghitungan nadi dilakukan pula penghitungan denyut

jantung dengan auskultasi pada jantung. Rata-rata denyut nadi normal pada bayi baru lahir

adalah kira-kira 90-190/menit, pada anak usia 0-6 bulan pula adalah sekitar 80-180/menit dan

pada anak usia 6-12 bulan pula adalah sekitar 75-155/menit.

Frekuensi nadi yang sangat cepat sehingga sulit dihitung biasanya menunjukkan

kemungkinan adanya paroxysmal supraventricular tachycardia. Sebaliknya, bradikardia dapat

ditimbulkan oleh obat, hipoksia, gangguan intracranial atau neurologis atau jarang sekali dapat

juga disebabkan oleh aritmia jantung seperti blok jantung(heart block).

2.2.3 Frekuensi Pernafasan

Frekuensi pernafasan pada bayi sama dengan frekuensi nadi dimana frekuensi pernafasan

pada bayi lebih sensitive terhadap pengaruh penyakit, olahraga dan juga emosi. Cara

menghiitung frekuensi pernafasan paling tepat adalah pada waktu tidur dan dapat dilakukan

dengan cara inspeksi(melihat gerakan nafas), palpasi(meletakkan tangan pada dinding abdomen),

auskultasi(mendengarkan bunyi nafas dengan stetoskop).

Cara yang dianjurkan adalah palpasi dan harus dilakukan dalam masa 1 menit. Frekuensi

nafas pada neonates adalah sekitar antara 30-60kali/minit. Nafas yang cepat dan dangkal dapat

pula dijumpai pada neonates dengan penyakit jantung sianotik. Demam dapat menyebabkan

peningkatan frekuensi nafas pada bayi. Pada keadaan tanpa pneumonia, frekuensi nafas anak

dapat meningkat 10 kali per minit untuk setiap kenaikan suhu satu darjat.

9 | P a g e

Page 10: blok 13

Frekuensi, tipe pernafasan, kedalaman maupun irama merupakan hal-hal yang

diperhatikan saat mengukur pernafasan bayi. Tipe pernafasan yang normal adalah pernafasan

abdominal/diafragmatikal dan semakin bertambahnya usia akan menjadi torakal.3

2.2.4 Suhu Tubuh

Adanya demam pada bayi sangat sering dijumpai. Pengukuran suhu tubuh secara akurat

sangatlah membantu bila dicurigai adanya infeksi, penyakit vskular ataupun keganasan.

Pengukuran suhu tubuh di ketiak dan termal pada arteri temporal tidaklah akurat untuk anak-

anak. Pengukuran yang dianjurkan adalah dengan cara mengukur suhu tubuh melalui anus.

Caranya adalah letakkan bayi dalam posisi telengkup di atas meja, di atas pangkuan ibu atau

pangkuan pemeriksa, kemudian bukalah anus dengan bayi kemudian masukkan termometr yang

telah dilumas sebelumnya ke dalam anus bayi dengan inklinasi 20 derajat, sedalam 2-3cm.

Biarkan thermometer di tempatnya selama 2 minit.

Suhu tubuh rektal rata-rata lebih tinggi pada bayi dan juga anak kecil dan biasanya tidak

melebihi 37.2°C. Adanya demam jika suhu tubuh melebihi 38°C pada bayi bawah 2-3 bulan

mungkin merupakan tanda adanya infeksi yang serius sehingga perlu pemeriksaan yang lebih

teliti. Keadaan cemas pada anak dapat meningkatkan suhu kulit, tetapi tidak suhu tubuh.

Instabilitas suhu tubuh pada neonates mungkin disebabkan sepsis, gangguan metabolic atau

kondisi yang serius yang lainnya.

2.3 Pemeriksaan Denver II

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Developmenr

Screening Test(DDST). DDST merupakan satu metode skrinning terhadap kemungkinan adanya

penyimpangan dari perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostic ataupun tes IQ dan waktu

yang dibutuhkan adalah sekitar 15-20 minit.

Tujuan dari DDST II adalah untuk mendeteksi dini perkembangan anak, menilai dan

juga memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun, menidentifikasi perhatian orang tua dan anak

terhadap perkemabangan dan juga untuk mengajarkan perilaku yang tepat yang sesuai dengan

usia anak.

10 | P a g e

Page 11: blok 13

Perkembangan anak dibahagi kepada empat sector yaitu personal social(perilaku sosial),

language(bahasa), fine motor adaptive(motoric halus) dan juga gross motor(motoric kasar).

Personal social adalah merupakan aspek psikososial yang berkaitan dengan kemampuan

anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya, interaksi social, mandiri, berdisiplin dan juga

mempunyai rasa tanggungjawab. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa, makan dengan

sendiri, imitasi kerja-kerja rumah, menyikat gigi, mengingat nama teman dan juga bermain

bersama teman-teman sebayanya.

Bahasa pula adalah merupakan kemampuan pengucapan dan juga pemahaman bahasa.

Perkembangan ini dapat dilihat dari aspek pendengaran, cara berfikir tentang kata-kata, struktur

kalimat dan secra bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat

serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat. Misalnya, respon kepada bunyi

loceng, ketawa, menyebut satu atau dua patah kata, menyebut warna, menyebut bagian tubuh dan

juga mengira blok.

Gerakan motoric halus pula adalah mencakupi indera penglihatan yaitu koordinasi mata

kira dan kanan, koordinasi visi dengan gerakan halus, control pada tangan, stase pra-menulis

serta menyelesaikan masalah yang ringkas. Perkembangan motoric halus merupakan

perkembangan gerakan anak menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu.

Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih.

Kemampuan menulis, menggunting, menggambar orang dan juga menyusun kubus merupakan

contoh gerakan motoric halus.

Motoric kasar pula merupakan perubahan postur tubuh dari horizontal ke vertical dan

seterusnya bergerak(lokomotif). Kemampuan anak untuk mengangkat kepala, berguling, duduk,

berlari dan melompat merupakan contoh perkembangan motoric kasar. Otot-otot membesar dan

sebagian tubuh ataupun keseluruhan anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan

gerakan tubuh. Perkembangan mototik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Proses

kematangan setiap anak berbeda dan laju perkembangan seorang anak bisa berbeda dengan anak

yang lain.

11 | P a g e

Page 12: blok 13

Perkembangan anak haruslah sentiasa dimonitor supaya perkembangan anak itu seiring

dengan pertumbuhan umur anak itu dan perkembangan ini dimonitor berdasarkan pemeriksaan

Denver tes II.

Perkembangan Anak

Umur

anak

Personal sosial Motoric halus Bahasa Motoric kasar

0 bulan Menatap wajah Adaptif(-) Bereaksi pada

bunyi loceng,

suara vocal

Gerakan merata

mengangkat

kepala

1 bulan Memandang

wajah(90%),

membalas

senyum(80%)

Mengikuti sampai

garis tengah(85%)

Beraksi pada bunyi

loceng(˃90%),

suara vokal

(˃90%)

Gerakan

merata(˃90%),

menangkat

kepala(˃90%)

2 bulan Membalas

senyuman(80%),

tersenyum

spontan(85%),

memandang

muka(90%)

Mengikuti, dan

melewati garis

tengah(75%)

Bersuara

“ooo/aaa”(80%)

Kepala terangkat

45º(80%)

3 bulan Memandang tangan

sendiri(75%),

tersenyum

spontan(˃90%)

Kedua tangan

dapat

bersentuhan(80%),

mengikuti

melewati sampai

garis tengah

(˃90%)

Memekik(80%),

ketawa(90%),

bersuara

“Ooo/Aaa”

( ˃90%)

Duduk dengan

kepala

mantap(75%),

duduk kepala

terangkat

90°(80%)

4 bulan Memandang tangan Mengikuti Memekik(85%), Dada terangkat

12 | P a g e

Page 13: blok 13

sendiri(90%) 180°(80%), kedua

tangan

bersentuhan(90%),

menggenggam

icik-icik(˃ 90%)

tertawa(90%) badan

menumpu(75%),

menumpu berat

badan pada

kaki(80%),

duduk dengan

kepala

mantap(˃90%)

5 bulan Mencuba mengambil

mainan (˂75%),

memandang tangan

sendiri(˃90%)

Meraih benda

(˂75%),

memandang

manik-

manik(85%),

mengikuti

180º(˃90%)

Menoleh kearah

bunyi

menderik(80%),

Memekik(˃90%)

Ditarik uktuk

duduk kepala

tidak

tertinggal(80%),

berbalik(85%),

dada terangkat

lengan

menumpu(˃90%)

6 bulan Makan sendiri

(75%), mencuba

untuk mengambil

mainan(˃90%)

Mencari benang

wol(˂75%),

meraih

benda(˃90%)

Menirukan

bunyi/bicara(75%),

suku kata

tunggal(˃75%),

menoleh ke bunyi

suara (80%)

Duduk tanpa

ditumpu (˂75%),

ditarik untuk

duduk kepala

tidak

tertinggal(˃85%),

berbalik(˃90%)

7 bulan Tangan melambai

“dag dag”(˂75%),

makan sendiri(˃90%)

Mengambil 2

kubus(˂75%),

memindahkan

kubus(75%),

mengambil manik-

manik dengan

“Daa..daa..mama”

secara non

spesifik(˂75%),

menirukan bunyi

bicara(80%), suku

kata tunggal(80%),

Duduk tanpa

ditumpu(˃90%)

13 | P a g e

Page 14: blok 13

gerakan

menggaruk(80%),

mencari benang

wol(˃90%)

menoleh kea rah

bunyi suara(˃90%)

8 bulan Tangan melambai

“dag-dag”(˂75%),

tepuk tangan(˂75%)

Mengambil 2

kubus(80%),

memindahkan

kubus(˃90%)

Mengoce (75%),

mengkombinasi 2

suku kata (80%),

“da da..mama” non

spesifik (80%),

menirukan bunyi

bicara (85%), suku

kata tunggal

(˃90%)

Berdiri,

berpegangan

(80%)

9 bulan Tangan melambai

“dag dag”(˂75%),

tepuk tangan (˂75%)

Membenturkan 2

kubus (˂75%),

menggenggam

pinset (˂75%),

mengambil 2

kubus (85%)

Mengoce (80%),

“da da mama..”

non spesifik

(85%), menirukan

bunyi bicara (90%)

Duduk sendiri

(˂75%), bangkit

untuk berdiri

(˂75%), berdiri,

berpegangan

(˃90%)

10 bulan Bermain bola dengan

pemeriksa (˂75%),

“dag-dag” dengan

tangan (80%),

menyatakan

keinginan(˂75%),

tepuk tangan (˂75%)

Membenturkan 2

kubur (˂75%),

menggenggam

pinset (85%),

mengambil 2

kubus (˃90%)

mengoce (80%),

mengkombinasi

suku kata (85%),

menirukan bunyi

bicara (˃90%),

da..da.mama..non

spesifik (˃90%)

Berdiri 2 detik

(˂75%), duduk

sendiri (85%),

bangkit untuk

berdiri (90%),

berdiri,

berpegangan

(˃90%)

11 bulan Bermain bola dengan Membenturkan 2 mengkombinasi Berdiri 2 detik

14 | P a g e

Page 15: blok 13

pemeriksa (˂75%),

dag..dag. dengan

tangan (80%),

menyatakan

keinginan (75%),

tepuk tangan (85%)

kubus(85%),

menggenggam

pinset (˃90%),

suku kata (˃90%),

mengoce (85%),

“da..da.mama..”

spesifik (˂75%)

(75%), duduk

sendiri (˃90%),

bangkit untuk

berdiri (˃90%)

Table 1. Menujukkan Proses Perkembangan Anak Mengikut Umur

Alat yang digunakan adalah alat peraga seperti benang wol merah, manik-manik,

peralatan makan, peralatan gosok gigi, lartu permainan ular tangga, pakaian, buku gambar,

kertas, pensil, kubus berwarna dan juga kertas warna. Diperlukan juga lembar formulir DDST II,

buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara

penilaiannya.

Prosedur DDST terdiri daripada 2 tahap yaitu tahap pertama adalah secara periodic

dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun

dan juga 5 tahun. Tahap kedua pula adalah dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya

hambatan perkembangan pada tahap pertama dan kemudian dilanjutkan dengan evaluasi

diagnostic yang lengkap.4

Cara pemeriksaan Denver adalah dengan menetapkan umur kronologis anak, tanyakan

tanggal lahir yang akan diperiksa dan gunakanlah patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan

untuk satu tahun. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan jika

sama dengan ataupun lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. Tarik garis berdasarkan umur

kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulis DDST. Setelah

itu, dihitung pada masing-masing sector barapa yang lulus(L) dan berapa yang gagal(G).

Skor penilaian Denver II adalah lulus, gagal, refusal(menolak), delay dan juga no

opportunity. Skor lulus apabila anak melakukan uji cuba dengan baik ataupun ibu memberi

laporan bahwa anak sudah dapat melakukannya. Skor gagal pula adalah apabila anak tidak dapat

melakukan uji cuba dengan baik ataupun ibu memberi laporan bahawa anak tidak mampu

15 | P a g e

Page 16: blok 13

melakukan dengan baik. Skor refusal pula diberikan apabila anak menolak untuk melakukan uji

cuba. Kemudian, skor delay adalah apabila anak gagal menampilkan item yang seharusnya

dilalui oleh 90% anak pada usia yang sama. No opportunity pula adalah anak tidak memiliki

kesempatan untuk melakukan uji cuba kerana ada hambatan seperti cacat ataupun sakit.

Interpretasi dari nilai Denver II adalah terdiri daripada advanced, normal, NO, caution

dan juga delay.

Advanced adalah apabila anak melewati uji coba secara lengkap ke kanan garis usia

kronologis(dilewati pada kurang dari 25% anak yang usia yang lebih besar daripada anak

tersebut). Normal pula adalah apabila anak gagal ataupun menolak melakukan tugas

perkembangan di sebelah kanan garis usia. Demikian juga bila anak lulus, gagal, menolak pada

tugas perkembangan di mana garis usia terletak antara persentil 25 dan 75 maka dikatogerikan

normal. NO pula adalah pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan, orang tua

melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan

tersebut, hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan. Caution pula adalah bila anak

gagal ataupun menolak tugas perkembangan di mana garis usia terletak antara persentil 75-90.

Delay pula adalah apabila anak gagal ataupun menolak melakukan uji cuba yang terletak lengkap

di sebelah kiri garis usia.

Klasifikasi hasil uji tes Denver II adalah diklasifikasikan dalam normal, suspect dan juga

untestable. Normal adalah apabila semua lulus, tidak delay dan paling banyak satu caution.

Harus dilakukan pemeriksaan ulangan saat control berikutnya. Kemudian, suspect pula adalah

bila didapatkan dua caution ataupun lebih dan berserta satu delay. Dilakukan uji ulang dalam

masa 1-2 minggu untuk menghilangkan factor-faktor seperti rasa takut, keadaan yang kurang

sehat ataupun kelelahan. Untestable pula adalah terdapat penolakan pada satu ataupun lebih

pokok dengan lengkap ke kiri garis usia ataupun pada lebih dari satu pokok titik potong

berdasarkan garis usia pada area 75%-90% dan dilakukan uji ulang selama 1-2 minggu. 6

2.4 Pemeriksaan Penunjang

16 | P a g e

Page 17: blok 13

Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin, fecalysis,

pemeriksaan fungsi penglihatan, pemeriksaan fungsi pendengaran dan juga pemantauan

gangguan lainnya.

Pemeriksaan darah pada anak dilakukan apabila dokter mencurigai ada penyakit

ataupun gangguan tertentu. Contohnya, anak terlihat amat pucat atau mengalami demam

disertai mimisan yang cukup banyak dan terjadi hampir terus-menerus. Dalam menghadapi

kasus seperti ini, yang patut diperiksa adalah apakah ada gangguan pembekuan darah

ataupun gangguan serius lainnya. Apabila gejala menunjukkan penyakit tertentu, namun hasil

tes darah menunjukkan penyakit yang berbeda, amat dianjurkan untuk dilakukan observasi

ataupun pengulangan pemeriksaan darah beberapa hari kemudian untuk kepastian lebih lanjut

Fecalysis pula adalah dapat membantu pemeriksaan efisiensi pencernaan dan juga

kemampuan hati dan usus. Pemeriksaan fungsi penglihatan. Bayi dengan berat lahir kurang

dari 1700 gram, 50 % menderita retinopathy of prematurity(ROP) dan 5 % di antaranya ROP

berat. Semua bayi dengan resiko tinggi harus dilakukan pemeriksaan mata pada umur 4-6

minggu. Tuli kongenital lebih sering ditemukan pada bayi berisiko tinggi, termasuk bayi

prematur. Intervensi dini akan memberikan perubahan bermakna pada kesempatan bicara.

Fungsi pendengaran perlu dievaluasi ulang pada umur 12-24 bulan. Gangguan lain yang

mungkin timbul adalah gangguan hipersensitifitas saluran cerna, resiko penyakit alergi

meningkat, anemia defisiensi besi dan hipertensi.3

3. Imunisasi

Imunisasi diberikan kepada anak dengan tujuan untuk mendapatkan ataupun

meningkatkan imunitas tubuh. Imunitas dapat bersifat pasif dan juga aktif. Imunitas yang

bersifat pasif adalah imunitas yang didapatkan secara alami yaitu melalui ibu. Imunitas aktif

pula adalah didapatkam dengan cara diberikan langsung antigen yang telah dilemahkan

seperti imunitas terhadap penyakit cacar.5

3.1 BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Imunisasi BCG bermanfaat untuk mencegah TBC. Waktu pemberian imunisasi ini adalah

saat bayi berumur bulan atau lebih dengan cara suntikan intrakutan sebanyak 0,05 ml pada

pangkal lengan atas kanan atau pangkal paha atas.

17 | P a g e

Page 18: blok 13

3.2 DPT (Difteri – Pertusis – Tetanus)

Imunisasi ini untuk mencegah ketiga penyakit tersebut yaitu difteri, pertussis dan juga

tetanus. Waktu untuk pemberian imunsasi ini adalah pada usia 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, satu

tahun setelah pemberian pada usia 5 bulan, 5 tahun dan juga sekitar 10-12 tahun. Pemberian

imunisasai ini adalah dengan cara suntikan intramuskular pada lengan atas khususnya deltoid

atau paha sebanyak 0,5 ml.

3.3 Polio

Imunisasi polio bermanfaat untuk mencegah Poliomielitis yang dapat dibedakan menjadi 2

macam, yaitu yang pertama adalah virus hidap yang telah dilemahkan ataupun disebut juga

sebagai vaksin sabin yang diberikan secara oral sebanyak 2 liter dan yang kedua adalah virus

mati yang disebut juga killed vaksin ataupun vaksin salk yang diberikan secara parenteral. Waktu

pemberian imunisasi polio adalah pada umur 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, satu tahun

setengah setelah imunisasi pada usia 5 bulan dan juga saat umur masuk sekolah.

3.4 Campak / Measles / Rubeola

Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah penyakit campak dengan virus hidup yang

dilemahkan. Imunisasi ini diberikan saat usia 9 bulan dengan suntikan subkutan sebanyak 0,5

mL dengan reaksi umumnya adalah menimbulkan demam ringan selama 5 sampai 7 hari setelah

imunisasi.

3.5 Hepatitis B (rekombinan)

Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah hepatitis B (purified surface virus). Imunisasi

ini diberikan sesegera mungkin, satu bulan setelah pemberian pertama, dan enam bulan setelah

pemberian kedua. Pemberian dilakukan dengan cara suntikan intramuscular sebanyak 0,5 mL.

3.6 TIPA

Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah penyakit demam tyfoid dan demam paratiroid.

Usia pemberiannya adalah diantara 2 hingga 12 tahun dan harus diberikan secara ulangan setiap

3 tahun. Cara pemberian adalah dengan suntikan subkutan.

18 | P a g e

Page 19: blok 13

3.7 MMR (Measles – Mumps – Rubella)

Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah penyakit campak, gondong, dan campak

jerman. Imunisasi diberikan pada usia 15 sampai 24 bulan atau lebih dengan suntikan subkutan.6

3.8 HIB (conjugate)

Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah penyakit infeksi Hemophilus incluenzae tipe B

(meningitis, septisemia, selulitis, artritis, epiglotis, dan sebagainya). Imunisasi diberikan pada

usia anak dari 0-6 bulan harus diberkan sebanyak 3 kali degan interval 1 bulan, buster umur 18

bulan. Kemudian, anak usia 6-12 bulan harus diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 1 bulan,

buster umus 18 tahun dan pada anak usia 12-60 bulan harus diberikan sebanyak 1 kali. Imunisasi

diberikan secara subkutan.

3.9 Varicela (cacar air)

Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah infeksi varisela dengan usia pemberian lebih

dari 1 tahun dan diberikan kembali pada usia 18 tahun dengan suntikan subkutan.5

4. Penatalaksanaan

4.1 Farmakologi

Pada dasarnya semua orang perlu diberi imunisasi dasar yang lengkap, terutama orang-

orang yang beresiko tinggi terkena penyakit seperti bayi, anak usia balita, anak sekolah, dan

wanita hamil.1

Ada 2 cara melakukan imunisasi, yaitu oral dan penyuntikan. Kelima jenis imunisasi

yang harus diperoleh anak adalah BCG yang harus diberikan 1 kali, DPT diberikan sebanyak 3

kali, polio pula diberikan sebanyak 4 kali. Kemudian, imunisasi campak pula diberikan sebanyak

satu kali dan hepatitis B diberikan sebanyak 1 kali.5

4.2 Non-Farmakologi

Penatalaksanaan non-farmakologi dapat berupa informasi yang bersifat edukatif terhadap

orang tua bayi yang bersangkutan. Informasi tersebut dapat berupa info gizi, peran imunisasi,

19 | P a g e

Page 20: blok 13

dan pentingnya kasih sayang orang tua terhadap tumbuh kembang bayi. Kebutuhan bayi akan

zat-zat gizi adalah yang paling tinggi, bila dinyatakan dalam satuan berat badan karena bayi

sedang berada dalam periode pertumbuhan yang sangat pesat. Kebutuhan bayi akan energi

adalah 110-100 kal/kg berat badan per harinya dan kebutuhan akan protein adalah 3-4 gr/ kg BB

sehari. Untuk pertumbuhan tulang kerangka, kebutuhan Ca dan P harus sangat diperhatikan.2

5. Kebutuhan Anak

Kebutuhan anak adalah terdiri daripada asuh, asah dan juga asih. Asuh merupakan

kebutuhan fisik-biomedikal yang mencakup kebutuhan asupan nutrisi anak semasa dalam

kandungan dan juga setelah dilahirkan, kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan pakaian yang layak

dipakai dan aman, mendapat perawatan dan juga imnunisasi. Asah pula adalah merupakan

kebutuhan untuk menstimulasi mental. Asas proses pembelajaran haruslah bermula sedini

mungkin yaitu pada usia 4-5 tahun yang pertama sehingga dapat terbentuk etika, kepribadian,

yang mantap dan arif, kecerdasan minda dan juga ketrampilan yang terbaik. Pendidikan terdiri

daripada informal(di rumah oleh ibu bapa), formal(sekolah) dan juga tidak formal(edukasi pihak

ketiga).4

Makanan utama yang harus diberikan adalah air susu ibu (ASI). Seharusnya diberikan

sehingga bayi berumur sehingga 24 bulan dan harus diberikn ASI secara ekslusif sampai anak

berusia enam bulan. Keuntungan ASI adalah lebih praktis, mudah dan jika terjadi kontaminasi

hanya sedikit sekali serta tidak perlu keliru dalam mempersiapkan makanan. Selain itu, dapat

juga menjalin hubungan psikologis yang erta antara ibu dan anak yang sangat penting untuk

perkembangan psikologi anak. Selain itu, dapat juga memberi keuntungan kepada ibu dalam

mencegah terjadinya karsinoma payudara. Sifat ASI pula adalah mengadung nutrient yang

lengkap dengan komposisi yang sesuai sehingga pada bulan-bulan pertama berat badan anak

dapat meningkat dengan kira- kira 30%. Selain itu, nutrient yang diberikan selalu dalam keadaan

segar dan jauh dari pathogen dan juga mengandung zat anti dan kekebalan yang dapat

memproteksi anak dari terkena infeksi terutama pada usus mereka.

Setelah bayi berusia 0-6 bulan, selain diberikan ASI bayi juga membutuhkan makanan

pendamping ASI untuk mencukupi kebutuhan gizinya, yaitu bubur sereal, jus buah, atau sayuran

saring. Setelah 7-9 bulan, perlu ditambahkan lagi roti gandum dan setelah 10-12 bulan

20 | P a g e

Page 21: blok 13

ditambahkan lagi jus buah yang tinggi vitamin C dan daging giling. Hampir semuanya terdapat

dalam bentuk bubuk dan hanya memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum diberikan

kepada bayi.

Diagnosis

Anak masih di batas normal walaupun tidak mampu duduk sendiri.

Prognosis

Prognosis baik, bayi akan dapat melakukan perkembangan dan pertumbuhan walau butuh

waktu yang lebih panjang.

Kesimpulan

Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut

sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang

anak adalah masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan

berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan

merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar

kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan

atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila

interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya,

bahkan sejak bayi masih dalam kandungan.

Daftar Pustaka

1. Aziz AH. Penghantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta: Salemba

medika; 2008. H. 7-62.

2. Sediaoetama AD. Ilmu gizi. 1st ed. Jakarta: Dian Rakyat; 2004. H. 235-9.

3. Maharman R, Victor V, Nelson. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2003. H. 500-520.

21 | P a g e

Page 22: blok 13

4. Neol C. Anthropometric measurements in the measurement of human growth. London:

British Library Cataloguing; 2001. H. 56-7.

5. Aziz AH. Asuhan neonatus, bayi dan balita. Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG; 2007.

H. 2-14.

22 | P a g e