BBL

25
LAPORAN PENDAHULUAN PUSKESMAS GONDANGLEGI DEPARTEMEN MATERNITAS BAYI BARU LAHIR Oleh : Nama : Etri Nurhayati NIM : 115070201111019 Kelompok : 3 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

description

BBL

Transcript of BBL

Page 1: BBL

LAPORAN PENDAHULUAN

PUSKESMAS GONDANGLEGI

DEPARTEMEN MATERNITAS

BAYI BARU LAHIR

Oleh :

Nama : Etri Nurhayati

NIM : 115070201111019

Kelompok : 3

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: BBL

1. DEFINISI

Bayi baru lahir / new born ( Inggris ) / neonatus (Latin ) adl: Bayi yg baru

dilahirkan sampai dgn umur 4 mgg. Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas

perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan eksisitensi fisik secara

terpisah dari ibunya. Perubahan fisiologis dan psikososial yang besar terjadi pada saat

bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intrauterine (bobak, 2005).

Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus

yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses

persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat

aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dancepat berlangsung adalah

pada sistem pernapasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber glukosa.

2. TANDA-TANDA BAYI LAHIR SEHAT

• Berat badan bayi 2500-4000 gram;

• Umur kehamilan 37 – 40 mg;

• Bayi segera menangis ,

• Bergerak aktif, kulit kemerahan,

• Mengisap ASI dengan baik,

• Tidak ada cacat bawaan

3. PRUBAHAN DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR

a. Perubahan Sistem Pernafasan

- Perkembangan paru – paru

Ketidakmatangan paru-paru akan mengurangi peluang kelangsungan

hidup bayi baru lahir sebelum usia kemilan 24 minggu, yang disebabkan oleh

keterbatasan permukaan alveolus, ketidak matangan sistem kapiler paru-paru

dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan.

Awal adanya nafas

Dua faktor yang berperan pada rangsangan pertama nafas bayi:

Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar

rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak

Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru

selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-

paru secara mekanis

Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat

menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan, Jadi sistem-

sistem harus berfungsi secara normal.

Page 3: BBL

Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas

Upaya pernafasan pertama bayi berf/ untuk mengeluarkan cairan dalam

paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan 30-40 minggu

kehamilan meningkat sampai paru - paru matang

Surfaktan ini berfungsi mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan

membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada

akhir pernafasan.

Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap

pernafasan, yang menyebabkan sulit bernafas.

Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat

bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar 1/3 cairan ini akan

diperas keluar paru-paru.

Dengan beberapa kali tarikan nafas pertama, udara memenuhi ruangan

trakea dan bronkus bayi baru lahir.

Dengan sisa cairan di dalam paru- paru dikeluarkan dari paru-paru dan

diserap oleh pembuluh limfe dan darah

Fungsi pernafasan dalam kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Oksigenasi sangat penting dalam mempertahankan kecukupan

pertukaran udara.

Hipoksia pembuluh darah paru-paru mengalami vasokonstriksi tidak

ada pembuluh darah yang terbuka, guna menerima oksigen yang berada

dalam alveoli, sehingga penyebab penurunan oksigenasi jaringan akan

memperburuk hipoksia.

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas

dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru yang mendorong

terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan

cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi

sirkulasi luar rahim.

Karakteristik respirasi bayi baru lahir

- RR : 30 – 60 x/ menit

- Dangkal dan irreguler

- Pernafasan cuping hidung

- Apnea 5 – 15 detik

b. Perubahan Sistem Peredaran Darah

Page 4: BBL

Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk mengambil

oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke

jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik pada bayi baru lahir terjadi dua

perubahan besar:

Penutupan Foramen ovale pada atrium jantung

Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru - paru dan aorta

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah, adalah:

Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan

tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena

berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan

volume dan tekanan atrium tersebut. Kedua kejadian ini membantu darah

dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani

proses oksigenasi ulang.

Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan

meningkatkan tekanan atrium kanan.

pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan sedikit terbukanya

sistem pembuluh darah paru-paru.

Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah

dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan

dan penurunan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional

akan menutup.

Karakteristik fungsi kardio

Tekanan darah : bayi lahir 72/ 47 mmHg

Hearth murmurs : 90%

c. Perubahan Sistem Pengaturan Suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan

mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan. Suhu dingin menyebabkan

air ketubah menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada

lingkungan dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan

usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas

tubuhnya.

Cara Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Normal

Pencegahan kehilangan panas

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur tubuhnya secara memadai, dan dapat

dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah

Mekanisme Hilangnya Panas Pada Bayi

Page 5: BBL

Evaporasi Konduksi Konveksi Radiasi

Evaporasi

Adalah cara kehilangan panas karena menguapnya cairan ketuban pada

permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan\

Konduksi

Adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan

permukaan yang dingin.

Bayi diletakkkan di atas meja, timbangan atau tempat tidur

Konveksi

Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara

sekitar yang lebih dingin

Adanya tiupan kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin.

Radiasi

Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda

yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.

Bayi ditempatkan dekat jendela yang terbuka

Upaya Untuk Mencegah Kehilangan Panas

Kehilangan panas tubuh bayi dapat dihindarkan upaya-upaya berikut ini:

- Keringkan bayi secara seksama.

- Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.

- Tutupi kepala bayi.

- Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI

- Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir, lakukan

penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian.

- Jangan memandikan bayi setidak - tidaknya 6 jam setelah lahir.

- Tempatkan bayi di lingkungan hangat

d. Mekanisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak diperlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan

tindakan penjepitan tali pusat pada saat lahir, seorang bayi harus mulai

mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir,

glukosa darah akan turun cepat dalam waktu 1-2 jam

e. Perubahan Sistem Gastro Intestinal

Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang

menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus.

Page 6: BBL

Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir

cukup bulan. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam, itulah sebabnya

bayi memerlukan ASI sesering mungkin

Pada saat makanan masuk kelambung terjadilah gerakan peristaltik cepat. Ini

berarti bahwa pemberian makanan sering diikuti dengan refleks pengosongan

lambung.

Bayi yang diberi ASI dapat bertinja 8-10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali

sehari. Bayi yang diberi minum PASI bertinja 4-6 kali sehari, tetapi terdapat

kecenderungan mengalami konstipasi

f. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas bayi belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan

terhadap berbagai infeksi dan alergi. Oleh karena itu, pencegahan terhadap

mikroba dan deteksi dini infeksi menjadi sangat penting. Kekebalan alami dari

struktur kekebalan tubuh yang mencegah infeksi.

Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum memberi bayi kekebalan pasif dalam

bentuk laktobaksilus bifidus, laktoferin, lisozim dan sekresi Ig A.

g. Perubahan Sistem Ginjal

Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan meningkat,

mungkin air kemih akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini

disebabkan oleh kadar ureum yang tidak banyak berarti.

h. Perubahan Sistem Reproduksi

Anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas

Tetapi anak perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam indung telurnya.

Kedua jenis kelamin mungkin memperlihatkan pembesaran payudara, kadang -

kadang disertai sekresi cairan pada puting pada hari 4-5, karena adanya gejala

berhentinya sirkulasi hormon ibu.

i. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui

proses hipertropi.

Tumpang tindih atau molase dapat terjadi pada waktu lahir

Molase ini dapat menghilang beberapa hari setelah melahirkan.

Ubun-ubun besar akan tetap terbuka hingga usia 18 bulan.

j. Perubahan Sistem Neurologi

Sistem Neurologi belum matang pada saat lahir. Refleks dapat menunjukkan

keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem muskuloskeleat

k. Perubahan Sistem Intergumentary

Page 7: BBL

Pada bayi baru lahir cukup bulan kulit berwarna merah dengan sedikit verniks

kaseosa.

Sedangkan pada bayi prematur kulit tembus pandang dan banyak verniks.

Pada saat lahir verniks tidak semua dihilangkan, karena diabsorpsi kulit bayi dan

hilang dalam 24 jam.

Bayi baru lahir tidak memerlukan pemakaian bedak atau krim, karena zat-zat

kimia dapat mempengaruhi Ph kulit bayi.

4. TATALAKSANA BAYI BARU LAHIR

Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:

a. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:

Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan diletakkan

di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.

Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan dengan

ibunya atau di ruangan khusus.

Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.

b. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:

Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/

pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga

kesehatan.

Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau

keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.

5. JENIS PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

Asuhan bayi baru lahir

Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan Persalinan

Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhan bayi baru lahir dapat

dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir

dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan

bayi dirawat dalam satu kamar , bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).

Asuhan bayi baru lahir meliputi:

Pencegahan infeksi (PI)

Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi

Pemotongan dan perawatan tali pusat

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi

dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.

Page 8: BBL

Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri

Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan

Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal

Pemeriksaan bayi baru lahir

Pemberian ASI eksklusif

6. PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu,

kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD. Langkah IMD pada

persalinan normal (partus spontan):

1. Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin

2. Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa menghilangkan vernix,

kemudian tali pusat diikat.

3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit

bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu ibu. Keduanya

diselimuti dan bayi diberi topi.\

4. Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri mencari

puting susu ibu.

5. Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi sebelum

menyusu

6. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama satu jam; bila

menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam

7. jika bayi belum mendapatkan puting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi lebih dekat

dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30

menit atau 1 jam berikutnya.

8. Kemudian Setelah selesai proses IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda

identitas, diberi salep mata dan penyuntikan vitamin K1 pada paha kiri. Satu jam

kemudian diberikan imunisasi Hepatitis B (HB 0) pada paha kanan

7. PELAKSANAAN PENIMBANGAN, PENYUNTIKAN VITAMIN K1, SALEP MATA DAN

IMUNISASI HEPATITIS B (HB 0)

Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah IMD

sampai 2-3 jam setelah lahir , dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter ,

bidan atau perawat.

Page 9: BBL

Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg

intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin

K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.

Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata (Oxytetrasiklin 1%).

Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan Vitamin

K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi

yang dapat menimbulkan kerusakan hati

8. PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR

Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi.

Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika

bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas

kesehatan selama 24 jam pertama. Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di

ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat. Jika pemeriksaan

dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat mendampingi tenaga kesehatan yang

memeriksa.

Waktu pemeriksaan bayi baru lahir :

Langkah langkah pemeriksaan:

Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).

Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan tarikan

dinding dada bawah, denyut jantung serta perut.

Page 10: BBL

Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah

memegang bayi.

Page 11: BBL

9. RAWAT GABUNG (ROOMING IN)

Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, berada dalam jangkauan ibu selama 24

jam. Berikan hanya ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi

medis. Tidak diberi dot atau kempeng.

Manfaat rawat gabung

Aspek fisik

Bila bayi dekat dengan ibu maka ibu dengan mudah melakukan perawatan bayi

dengan mandiri, dapat menyusui kapan saja, sehingga ibu dapat melihat perubahan-

perubahan yang terjadi pada bayinya.

Aspek fisiologis

Bila bayi dekat dengan ibu, ibu akan sering menyusukan bayinya. Proses ini adalah

proses fisiologis yang alami. Bagi ibu timbul refleks oksitosin yang membantu proses

involusio rahim.

Aspek psikologis

Dengan rawat gabung antara ibu dan bayi akan terjadi proses lekat (early infant

mother bonding) akibat sentuhan badaniah antara ibu dan bayi.

- Bagi Ibu : Merupakan kepuasan tersendiri bisa memberikan ASI

- Bagi Bayi : Mendapatkan rasa aman atau merasa terlindungi.

Aspek edukatif

Dengan rawat gabung ibu akan mempunyai pengalaman yang berguna terutama

yang baru mempunyai anak.Keterampilan yang didapat pada rawat gabung yaitu

diharapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk merawat bayinya sendiri. Dapat juga

dipakai sebagai sarana pendidikan bagi keluarga.

Aspek ekonomi

Dengan Rooming in pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi pihak

keluarga bisa menjadi penghematan dalam pengeluaran biaya untuk susu botol.

Page 12: BBL

Aspek medis

Rooming in dapat menurunkan terjadinya infeksi nasokomial pada bayi

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan rawat gabung

Peranan sosial budaya

Kemajuan tekhnologi, perkembangan Industri, urbanisasi dan pengaruh Kebudayaan

barat pergeseran nilai sosial - budaya masyarakat memberi susu Formula modern

Faktor ekonomi

Gaji yang sedikit ibu-ibu untuk bekerja diluar rumah Pemberian ASI

menurun

Ibu cenderung memberikan susu formula/botol

10. KUNJUNGAN NEONATAL

Kunjungan Neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3

kali yaitu :

Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir

Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari

Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari

Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan

di puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada

pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda

(Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM)

termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali

pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-0 diberikan pada saat kunjungan

rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).

11. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Hasil pemeriksaan dan tindakan tenaga kesehatan harus dicatat pada:

1. Buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak)

Pencatatan pada ibu meliputi keadaan saat hamil, bersalin dan nifas.

Pencatatan pada bayi meliputi identitas bayi, keterangan lahir, imunisasi,

pemeriksaan neonatus, catatan penyakit, dan masalah perkembangan serta

KMS

2. Formulir Bayi Baru Lahir

Pencatatan per individu bayi baru lahir, selain partograph

Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan

Page 13: BBL

3. Formulir pencatatan bayi muda (MTBM)

Pencatatan per individu bayi

Dipergunakan untuk mencatat hasil kunjungan neonatal yang merupakan

dokumen tenaga kesehatan puskesmas

4. Register kohort bayi

Pencatatan sekelompok bayi di suatu wilayah kerja puskesmas

Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan puskesmas

ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

1) Pengkajian fisik

a) Pengukuran umum :

Lingkar kepala 33-35 cm

Lingkar dada 30,5-33 cm

Lingkat kepala 2-3 cm > dari lingkar dada

Panjang kepala ke tumit 48-53 cm

BBL 2700-4000 gram

b) Tanda vital :

Suhu 36,50C-370C (aksila),

Frekwensi jantung 120-140 x/m (apical),

Pernafasan 30-60x/m

c) Kulit :

Saat lahir: merah terang, menggembung, halus

Hari kedua-ketiga: merah muda, mengelupas, kering

Vernik kaseosa

Lanugo

Edema sekitar mata, wajah, kaki, punggung tangan, telapak, dan skrotum

atau labia

d) Kepala

Fontanel anterior: bentuk berlian, 2,5-4,0 cm

Fontanel posterior:bentuk segitiga 0,5-1 cm

Fontanel harus datar, lunak danpadat

Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke tulang, bukan dari sututa

ke sutura.

Page 14: BBL

e) Mata :

Kelopak biasanya edema, mata tertutup

Warna agak abu-abu, biru gelap, coklat

Tidak ada air mata

Ada refleks merah, reflek pupil (repon cahaya), refleks berkedip (respon

cahaya atau sentuhan)

Fiksasi rudimenter pada obyek dan kemampuan mengikuti ke garis tengah

f) Telinga :

Posisi puncak pinna berada pada garis horizontal bersama bagian luar

kantus mata

Reflek moro atau refleks terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras dan tiab-tiba

Pina lentur adanya kartilago.

g) Hidung : patensi nasal, rabas nasal-mukus putih encer, bersin

h) Mulut dan tenggorok :

Utuh, palatum arkus-tinggi, uvula di garis tengah, frenulum lidah, frenulum

bibir atas

Reflek menghisap kuat dan terkoordinasi, reflek rooting

Refleks gag, refleks ekstrusi

Salivasi minimal atau tidak ada, menangis keras

i) Leher : Pendek, gemuk, biasanya dikelilingi oleh lipatan kulir, reflek leher tonik,

refleks neck-righting, refleks otolith righting

j) Dada :

Diameter anterior posteriordan lateral sama

Retraksi sternal sedikit terlihat selama inspirasi

Terlihat prosesusxifoideus pembesaran dada.

k) Paru-paru :

Pernafasan utamanya adalah pernafasan abdominal

Reflek batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1-2 hari.

Bunyi nafas bronchial sama secara bilateral

l) Jantung :

Apeks: ruang intercostal ke4-5, sebelah lateral batas kiri sternum

Nada S2 sedikit lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1

m) Abdomen :

Bentuk silindris

Hepar: dapat diraba 2-3 cm dibawah marjin kostal kanan

Limpa: puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama

Ginjal: dapat diraba 1-2 cm diatas umbilicus

Page 15: BBL

Pusat umbilicus: putih kebiruan pada saat lahir dengan 2 arteri dan 1 vena

Nadi femoral bilateral sama

n) Genetalia

wanita :

Labia dan klitoris biasanya edema

Labia minora lebih besar dari labia mayora

Meatus uretral di belakang klitoris

Verniks kaseosa di antara labia

Berkemih dalam 24 jam

pria :

Testis sudah turun

o) Punggung dan rektum :

Spina utuh, tidak ada lubang masa, atau kurva menonjol

Refleks melengkung, batang tubuh

Wink anal

Lubang anal paten

Lintasan mekonium dalam 36 jam

p) Ekstremitas :

10 jari kaki dan tangan

rentang gerak penuh

punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera setelah

lahir

 fleksi ekstremitas atas dan bawah

telapak biasanya datar

ekstremitas simetris

tonus otot sama secara bilateral, terutama tahanan pada fleksi berlawanan

nadi brakialis bilateral sama.

q) Sistem neuromuskuler:

Ekstremitas biasanya mempertahankan derajat fleksi

Ekstensi ekstremitas diikuti dengan posisi fleksi sebelumnya.

Kelambatan kepala saat duduk, tetapi mampu menahan kepala agar tetap

tegak walaupun sementara

Mampu memutar kepala dari satu sisi kesisi lain ketika tengkuran

Mampu menahan kepala dalam garis horizontal dengan punggung bila

tengkurap.

2) Pengkajian usia gestasi

3) Observasi status tidur dan aktivitas

Page 16: BBL

Tidur regular: 4-5 jam/hari, 10-20 menit/siklus mata tertutup, pernafasan

regular, Tak ada gerakan kecuali sentakan tubuh yang tiba-tiba.

Tidur ireguler: 12-15 jam/hari, 20-45 menit/siklus tidur, mata tertutup,

pernafasan tidak teratur, sedikit kedutan pada otot.

Mengantuk: bervariasi, mata mungkin terbuka, pernafasan ireguler, gerakan

tubuh aktif.

Inaktivitas sadar: 2-3 jam/hari. Berespon terhadap lingkungan dengan

gerakan aktif dan mencari obyek pada rentang dekat.

Terbangun dan menangis: 1-4 jam/hari. Mungkin dengan merengek dan

sedikit gerakan tubuh, berlanjut pada menangis keras dan marah serta

gerakan ekstremitas yang tidak terkoordinasi.

4) Observasi perilaku kedekatan orang tua

Bila bayi dibawa ke orang tua, apakah mereka meraih anak dan memanggil

namanya?

Apakah orang tua membicarakan tentang anaknya dalam hal identifikasi/

Kapan orang tua menggendong bayi, kontak tubuh seperti apa yang terjadi?

Ketika bayi bangun, stimulasi apa yang dilakukan?

Seberapa nyaman keleihatan orang tua dalam merawat bayi?

Tipe afeksi apa yang ditunjuukan pada bayi baru lahir, seperti tersenyum,

membelai, mencium atau menimang?

Bila bayi rewel, tehnik kenyamanan apa yang dilakukan orang tua?

b. Diagnosa Keperawatan

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas tidak efektif

2) resiko infeksi

3) resiko ketidakseimbangan suhu tubuh dengan faktor resiko paparan dingin/

sejuk: perubahan suhu infra uteri ke extra uteri.

a. Rencana Keperawatan

NoDianogsa Keperawatan

Tujuan Intervensi

Page 17: BBL

1. Bersihan jalan nafas tak efektif b.d obstruksi jalan nafas : banyaknya mucus.

Batasan karakteristik : Dyspuea Cyanosis Kelainan

suara nafas (kracles)

Mata melebar Produksi

sputan Gelisah Perubahan

frekwensi dan irama nafas

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X 24 jam, klien diharapkan mampu menunjukan jalan nafas yang paten dengan indicator :

Status Respirasi : Patensi Jalan Nafas (0410) : Pasien tampak

tenang (tidak cemas)

RR: 30-60X/menit

Irama nafas teratur

Pengeluaran sputum pada jalan nafas

Tidak ada suara nafas tambahan

Warna kulit kemerahan

Manajemen Jalan Nafas (3140) :- Buka jalan nafas - Posisikan klien untuk memak-

simalkan ventilasi- Identifikasi klien perlunya pema-

sangan alat jalan nafas buatan- Keluarkan sekret dengan suction- Auskultasi suara nafas, catat

adanya suara tambahan- Monitor respirasi dan ststus O2

Suction Jalan Nafas (3160) :- Auskultasi suara nafas sebelum

dan sesudah suctioning- Informasikan pada keluarga

tentang suctioning- Berikan O2 dengan

menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotracheal

- Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan

- Berikan waktu istirahat pada klien setelah kateter dikeluarkan dari naso trakeal

- Hentikan suction dan berikan O2 jika klien menunjukan bradikadi, peningkatan saturasi O2, dll.

2. Resiko infeksi

Batasan karakteristik:- Prosedur invasif- Malnutrisi- Ketidakadekuatan

imun buatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…X 24 jam, pasien diharapkan terhindar dari tanda dan gejala infeksi dengan indicator :Status Imun (0702) :- RR : 30-60X/menit- Irama napas teratur- Suhu 36-37˚ C- Integritas kulit baik- Integritas nukosa

baik- Leukosit dalam

batas normal

Mengontrol Infeksi (6540) :- Bersihkan box / incubator setelah

dipakai bayi lain- Pertahankan teknik isolasi bagi

bayi ber-penyakit menular- Batasi pengunjung- Instruksikan pada pengunjung

untuk cuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung

- Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan

- Cuci tangan sebelum dan sesudah mela-kukan tindakan keperawatan

- Pakai sarung tangan dan baju sebagai pelindung

- Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

Page 18: BBL

- Ganti letak IV perifer dan line kontrol dan dressing sesuai ketentuan

- Tingkatkan intake nutrisi- Beri antibiotik bila perlu.

Mencegah Infeksi (6550) Monitor tanda dan gejala infeksi

sistemik dan lokal Batasi pengunjung Skrining pengunjung terhadap

penyakit menular Pertahankan teknik aseptik pada

bayi beresiko Bila perlu pertahankan teknik

isolasi Beri perawatan kulit pada area

eritema Inspeksi kulit dan membran

mukosa terhadap kemerahan, panas, dan drainase

Dorong masukan nutrisi yang cukup

Berikan antibiotik sesuai program

3. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d faktor resiko paparan dingin / sejuk : perubahan suhu intrauteri ke extrauteri.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…X 24 jam diharapkan klien terhindar dari ketidak-seimbangan suhu tubuh dengan indicator :Termoregulasi Neonatus (0801) :- Suhu axila 36-37˚ C- RR : 30-60 X/menit- HR 120-140 X/menit- Warna kulit merah

muda- Tidak ada distress

respirasi- Hidrasi adekuat- Tidak menggigil - Bayi tidak gelisah- Bayi tidak letargi

Mengatur temperature (3900) : Monitor temperatur klien

sampai stabil Monitor nadi, pernafasan Monitor warna kult Monitor tanda dan gejala

hipotermi / hipertermi Perhatikan keadekuatan intake

cairan Pertahankan panas suhu tubuh

bayi (missal : segera ganti pakaian jika basah)

Bungkus bayi dengan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas

Jelaskan kepada keluarga tanda dan gejala hipotermi / hipertermi

Letakkan bayi setelah lahir di bawah lampu sorot / sumber panas

Jelaskan kepada keluarga

Page 19: BBL

cara untuk mencegah kehilangan panas / mencegah panas bayi berlebih

Tempatkan bayi di atas kasur dan berikan selimut.

REFERENSI

Kemenkes. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan

Anak.http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/01/

PANDUAN-YANKES-BBL-BERBASIS-PERLINDUNGAN-ANAK.pdf.

Maryati, Ida. Adaptasi Bayi Baru Lahir. 2011. http://blogs.unpad.ac.id/maryati/files/2011/01/

Adaptasi-Bayi-Baru-Lahir-terhadap-Kehidupan-di1.pdf.

Simanjuntak, C M. 2013. Adaptasi Fisiologis BBL.

http://www.akperhkbp.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Adaptasi-fisiologis-BBL.pdf.

Aras, Sitti. 2011. Asuhan pada Bayi Baru Lahir. http://www.fk.unair.ac.id/pptfiles/ ADAPTASI

%20BBL%20PW.ppt .