BBL

download BBL

If you can't read please download the document

description

TUGAS

Transcript of BBL

Konsep Bayi Baru Lahir2.1.1 Pengertian Bayi Baru LahirBayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan 2500 gram sampai 4000 gram.(Asuhan Kebidanan anak dalam kontek keluarga: 1993)Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah lahir.(PPKC : 2004)

2.1.2 Ciri-Ciri Bayi Normala. BB 2500 4000 gramb. Panjang lahir 48 52 cmc. Lingkar dada 30 38 cmd. Lingkar kepala 33 36 cme. Bunyi jantung pada menit pertama 180x/menit, kemudian heran 120 140 x/menit.f. Pernafasan pada menit pertama 80x/menit, kemudian turun menjadi 40x/menit.g. Kulit kemerah-merahan dan licin.h. Rambut lanago tidak terlihat, rambut kepala sudah sempurna.i. Kuku agak panjang dan lemas.j. Genetalia, labia mayora sudah menutupi labra minora (perempuan) testis sudah turun di dalam scrotum (laki-laki).k. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk baik.

l. Reflek moro baik, bila dikagetkan bayi akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.m. Graff reflek baik, bila diletakkan beda pada telapak tangan bayi akan menggenggam.n. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama.PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BBL1. Perubahan metabolisme karbohidrat2. Perubahan suhu tubuhKetika bayi lahir berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu yangada di dalam rahim ibu . apabila bayi dibiarkan dalam suhu 25 C maka bayiakan kehilangan panas melalyui konveksi, radiasi, dan evaporasi sebanyak 200kkal/kg BB/ menit. Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya1/10 nya, sehingga menyebabkan suhu tubuh turun3. Perubahan pernapasan- Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pernapasan gas melaluiplasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melaluiparu-paru bayi- rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama adalaha. Tekanan metabolisme dan thoraks sewaktu melaluijalan lahirb. Penurunan O2 dan kenaikan CO2 merangsang kemoreceptor yang terletak disinus carotisc. rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukan pernapasan4. Perubahan sirkulasiDengan perkembangan paru mengakibatkan tekanan O2naik dan tekanan CO2menurun, sehinnga menurunkan resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darahmeningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru danductus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteridan vena umbilicalis kemudiantali pusat di potong aliran darah dari plasenta melalui vena cava inferior dan foramenovale atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi yanghidup di luar badan ibu.5. Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal, dan fungsi alat lainnya.Setelah bayi lahir harus segera mendapat perawatan dan pengawasan agartidak terjadi kelainan-kelainan. Adapun pengawasandan perawatan bayi meliputi:a.Menghisap lenderb.Memotong tali pusatc.Meneteki/ memberi salep matad.Memberi injeksi vit.Ke.Mengukur Pb dan menimbang BB bayif.Mengukur LILA ( lingkar Lengan Atas ), LIDA ( Lingkar Dada ), LK( Lingkar Kepala )g.Mengukur suhu tubuhh.Memandikan setelh 6 jam post partum Periode Masa Transisi pada Bayi Baru LahirSetiap bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin. Proses ini dapat berjalan lancar tetapi dapat juga terjadi berbagai hambatan, yang bila tidak segera diatasi dapat berakibat fatal.Terdapat tiga periode dalam masa transisi bayi baru lahir.1. Periode reaktivitas I : (30 menit pertama setelah lahir)Pada awal stadium ini aktivitas sistem saraf simpatif menonjol, yang ditandai oleh: Sistem kardiovaskuler Detak jantung cepat tetapi tidak teratur, suara jantung keras dan kuat. Tali pusat masih berdenyut. Warna kulit masih kebiru-biruan, yang diselingi warna merah waktu menangis. Traktur respiratorrus Pernafasan cepat dan dangkal. Terdapat ronchi dalam paru. Terlihat nafas cuping hidung, merintih dan terlihat penarikan pada dinding thorax. Suhu tubuh Suhu tubuh cepat turun. Aktivitas Mulai membuka mata dan melakukan gerakan explorasi. Tonus otot meningkat dengan gerakan yang makin mantap. Ektrimitas atas dalam keadaan fleksi erat dan extrimitas bawah dalam keadaan extensi. Fungsi usus Peristaltik usus semula tidak ada. Meconium biasanya sudah keluar waktu lahir.Menjelang akhir stadium ini aktivitas sistem para simpatik juga aktif, yang ditandai dengan: Detak jantung menjadi teratur dan frekuensi menurun. Tali pusat berhenti berdenyut. Ujung extremitas kebiru-biruan. Menghasilkan lendir encer dan jernih, sehingga perlu dihisap lagi.Selanjutnya terjadi penurunan aktivitas sistem saraf otonom baik yang simpatik maupun para simpatik hingga kita harus hati-hati karena relatif bayi menjadi tidak peka terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam.Secara klinis akan terlihat: Detak jantung menurun. Frekuensi pernafasan menurun. Suhu tubuh rendah. Lendir mulut tidak ada. Ronchi paru tidak ada. Aktifitas otot dan tonus menurun. Bayi tertidur. Pada saat ini kita perlu berhati-hati agar suhu tubuh tidak terus menurun.2. Periode reaktifitas II (periode ini berlangsung 2 sampai 5 jam)Pada periode ini bayi terbangun dari tidur yang nyenyak, sistem saraf otonom meningkat lagi. Periode ini ditandai dengan: Kegiatan sistem saraf para simpatik dan simpatik bergantian secara teratur. Bayi menjadi peka terhadap rangsangan dari dalam maupun dari luar. Pernafasan terlihat tidak teratur kadang cepat dalam atau dangkal. Detak jantung tidak teratur. Reflek gag/gumoh aktif. Periode ini berakhir ketika lendir pernafasan berkurang.3. Periode III stabilisasi (periode ini berlangsung 12 sampai 24 jam) Kedua pengkajian keadaan fisik tersebut untuk memastikan bayi dalam keadaan normal/mengalami penyimpangan.JENIS PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR1.Asuhan bayi baru lahirPelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedomanAsuhan Persalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberilayanan asuhan bayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter,bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahirdilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya ataurawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayiberada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).Asuhan bayi baru lahir meliputi:Pencegahan infeksi (PI)Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayiPemotongan dan perawatan tali pusatInisiasi Menyusu Dini (IMD)Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dantubuh bayi.20Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha kiriPemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal dipaha kananPencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mataantibiotika dosis tunggalPemeriksaan bayi baru lahirPemberian ASI eksklusif Dalam merawat bayi kebutuhan yang harus dipenuhiantara laina.kebutuhan rasa hangatb.Makanan pokok yaitu ASIc.Cairand.Istirahat dan tidure.Udara yang bersihf.Latihan gerakan badang.Kasih saying ibuh.Perlindungani.Kebersihan dan sterilitas Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahira. Membersihkan jalan napas.b. Memotong dan merawat tali pusatc. Mempertahankan suhu tubuh bayi.d. Identifikasi.e. Pencegahan infeksi. Persiapan Alat1. Pengisapan lendir (mucus extrator)2. Tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu pernafasan bayi.3. Tempat tidur bayi dan incubator bayi.4. Alat untuk resusitasi untuk pernafasan.5. Obat-obatan tetes mata profilaktik (larutan poraknitrat 1%) atau salep (salep tetra siklin 1% atau salep mata evytromisin 0,5%).6. Tanda pengenal bayi (identifikasi) yang sama dengan ibu.7. Alat pemotong, pengikat dan antiseptik tali pusat.8. Stop watch dan termometerPenanganan Bayi Baru Lahir1) Membersihkan jalan nafasBayi normal akan segera menangis spontan segera sesudah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara:a. Meletakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lurus dan kepala tidak menekuk, posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.c. Bersihkan hidung, mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus dengan kassa steril.d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar, dengan rangsangan ini biasanya bayi akan segera menangis. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir akan menyebabkan kerusakan otak.Sangat penting membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bernafas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).- Alat penghisap lendir mulut atau penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya haris selalu siap di tempat.- Segera lakukan usaha penghisap mulut dan hidung.- Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.- Warna kulit, adanya cairan atau mekanium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan. Bantuan untuk memulai pernafasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.- Dokter atau tenaga medis lainnya hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit bayi tidak benafas.2) Penilaian bayi waktu lahir (assessmant at birth)Keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Setiap penilaian diberi angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai apgar 4-6) atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar dalam 2 menit belum mencpai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resasitasi lebih lanjut. Oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik lanjutan kemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan itu, menurut apgar dilakukan selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit.3) Memotong tali pusarPemotongan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, tali pusat dipotong sebelum dan sesudah plasenta lahir tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali apabila bayi tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan reusitasi.Tali pusat diklem dengan klem steril dengan jarak 3 cm dari tali pusat bayi lakukan pengarutan pada tali pusat dari ke klem ke arah ibu, dan kemudian pasang klm kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama, pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memotong tali pusat diantara kedua klem dengan gunting tali pusat steril, kemudian ikat puntung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang steril atau penjepit tali pusat, lalu pengikat kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi-sisi yang berlawanan atau pengikatan dapat pula menggunakan klem tali pusat dari plastik luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% serta dibaluk kassa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap tali pusat basah/kotor. Atau juga bisa menggunakan triplel T (larutan berwarna biru) tanpa dibalut oleh kasa steril. Tali pusat harus dipantau dari kemungkinan terjadinya perdarahan tali pusat.4) Mempertahankan suhu tubuh bayiPada waktu bayi lahir, bayi mampu mengatur secara tetap suhu tubuhnya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus dengan kain hangat karena suhu tubuuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai tubuhnya stabil.Mekanisme kehilangan panas:a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.b. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan permukaan yang dingin.c. Konveksi adalah kehilangan panas pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin.d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat benda-benda yang mempunyai temperatur lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.Cara pencegahan kehilangan panas:a. Keringkan bayi secara seksama.b. Selimut bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.c. Tutup bagian kepala bayi.d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi.f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.5) Memberikan vitamin KUntuk mencegah perdarahan karena defesiensi vitamin K maka setiap bayi yang baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tingi diberi vitamin K parenferal dosis 0,5 1 mg (1 M).6) Memberi obat salep/tetes mataTetes mata/salep antibrotika yang diberi dalam waktu 2 jam pertama setelah kelahiran. Obat yang diberikan berupa tetes mata (larutan perat nitrat 1%) atau salep (salep mata eritromisin 0,5%) salep/tetes mata yang diberikan dalam 1 garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata.7) Identifikasi bayiIdentifikasi byai segera lakukan segera setelah bayi lahir dan ibu masih berdekatan dengan bayinya dikamar bersalin. Tanda pengenal bayi bisa menggunakan cap jari atau telapak kaki. Tanda pengenal bayi umumnya menggunakan secarik kertas putih atau berwarna merah/biru tergantung jenis kelamin dan ditulis nama (bayi nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, unit. Setelah itu kertas dimasukkan dalam kantong plastik dengan pita diikatkan pada pergelangan tangan ibu, pengikatan pita hanya dapat dilepas atau digunting. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomer identifikasi.8) Pemantauan bayi baru lahirTujuannya yaitu untuk mengetahui bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan, serta tindak lanjut petugas kesehatan.a. Dua jam pertama sesudah lahir, yang dipantau:- Kemampuan menghisap.- Bayi tampak aktif atau lunglai.- Bayi kemerahan atau biru.b. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, yang dipantau:- Bayi kecil masa kehamilan atau kurang bulan.- Gangguan pernafasan.- Hipofernia.- Infeksi.- Cacat bawaan atau trauma lahir.Rawat GabungRawat gabung adalah suatu sistem perawatan dimana bayi beserta ibu dirawat satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu sejak segera setelah bayi lahir sampai pulang.(Sulaiman S.: 1983)

Tujuan rawat gabung adalah:a. Bantuan emosionalb. Penggunaan ASIc. Pencegahan infeksid. Pendidikan kesehatanTanda-Tanda Untuk Resiko Masalah-Masalah Thermogenik1) HipotermiaYaitu penurunan suhu tubuh sampai dibawah 36,5oC.Akibat dari hipotermia adalah bayi akan mengalami stress dingin (cold stress).Tanda-tanda klinis stress:- Kaki teraba dingin.- Kemampuan menghisap lemah.- Aktifitas berkurang.- Tangisan lemah.Penanganan pada bayi baru lahir- Segera menghangatkan bayi dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.- Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu yaitu bayi diletakkan telungkup di dada agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada di dalam satu pakaian disebut metode kangguru.- Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang diseterilkan terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu.- Biasanya bayi hipotermia menderita hypoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi hendak menghisap diberi infus glukosa 10% sebanyak 6080 ml/kg/hr. (Anonim: 2004)2) HipertermiaAdalah peningkatan suhu tubuh lebih dari 37,5oCGejala:- Suhu lebih 37,5oC- Frekuensi pernafasan > 60 x/mnt- Tanda-tanda dehidrasi yaitu BB menurun, turgor kulit kurang, air kemih berkurang.Penanganan:- Bayi dipindahkan keruangan yang sejuk dengan suhu kamar sekitar 26oC 28oC.- Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh bayi normal (jangan menggunakan air es).- Berikan cairan dextrose: NaCl = 1:4 secara IV sampai dehidrasi teratasi.- Antibiotika diberikan apabila ada infeksi. Konsep Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir2.2.1 DefinisiManajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisir pikiran serta tindakan berdasarkan teori yang ilmiah. Penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien. (Varney, 1997)Asuhan bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran.(PPKC : 2004)

2.2.2 TujuanMemberikan asuhan yang adekuat dan terstandart pada bayi baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan.

2.2.3 Hasil yang DiharapkanTerlaksananya asuhan segera/rutin pada bayi baru lahir termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan bayi, mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial, tindakan segera setelah merencanakan asuhan.Melakukan pengkajian dan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi bayi baru lahir.Pengkajian bayi baru lahir dibagi dalam 2 bagian:1) Pertama, pengkajian segera setelah bayi lahir.2) Kedua, pengkajian keadaan fisik untuk memastikan bayi dalam keadaan normal/mengalami penyimpangan.

1. Pengkajian segera setelah bayi lahirBertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lair dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian apgar.Pengkajian sudah dimulai sejak kepala tampak divulva (crowning).2. Pengkajian keadaan aspekSetelah pengkajian segera setelah bayi lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan.KunjunganNeonatalAdalah pelayanan kesehatan kepadaneonatus sedikitnya 3 kali yaitu:Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jamsampai dengan 48 jam setelah lahirKunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke3 s/d 7 hariKunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke8 28 hariPelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan dipuskesmas atau melalui kunjungan rumah.Pelayanan yang diberikan mengacu padapedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit(MTBS) pada algoritma bayi muda(Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM)termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksiberupa perawatan mata, perawatan talipusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasiHB-0 diberikan pada saat kunjungan rumahsampai bayi berumur 7 hari (bila tidakdiberikan pada saat lahir).

Pencatatan danPelaporanHasil pemeriksaan dan tindakan tenagakesehatan harus dicatat pada:1.Buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak)Pencatatan pada ibu meliputi keadaansaat hamil, bersalin dan nifas.Pencatatan pada bayi meliputiidentitas bayi, keterangan lahir,imunisasi, pemeriksaan neonatus,catatan penyakit, dan masalahperkembangan serta KMS2.Formulir Bayi Baru LahirPencatatan per individu bayi barulahir, selain partographCatatan ini merupakan dokumentenaga kesehatan3.Formulir pencatatan bayi muda (MTBM)Pencatatan per individu bayiDipergunakan untuk mencatat hasilkunjungan neonatal yang merupakandokumen tenaga kesehatanpuskesmas4.Register kohort bayiPencatatan sekelompok bayi di suatuwilayah kerja puskesmasCatatan ini merupakan dokumentenaga kesehatan puskesmas29D.JENIS DANKOMPETENSI SDMPelayanan kesehatan asuhan bayibaru lahir dan kunjungan neonataldapat dilaksanakan oleh:1.Dokter termasuk dokterumum dan dokter spesialisanak2.Bidan3.PerawatKompetensi yang di butuhkanmeliputi :Asuhan Persalinan NormalManajemen Asfiksia BBLManajemen BBLRManajemen Terpadu BalitaSakitE.FASILITASPeralatan yang diperlukan dalammelaksanakan asuhan bayi barulahir harus tersedia dalam saturuangan dengan ibu, meliputi:Tempat (meja) resusitasi bayi,diletakkan di dekat tempat ibubersalinInfant warmer atau dapatdigunakan juga lampu pijar 60watt dipasang sedemikianrupa dengan jarak 60 cm daribayi yang berfungsi untukpenerangan dan memberikankehangatan di atas tempatresusitasiAlat resusitasi (balon sungkup)bayi baru lahirAir bersih, sabun dan handukbersih dan keringSarung tangan bersihKain bersih dan hangatStetoskop infant dan dewasaStop watch atau jam denganjarum detikTermometerTimbangan bayiPengukur panjang bayiPengukur lingkar kepala30Alat suntik sekali pakai(disposible syringe) ukuran 1ml/ccSenterVitamin K1 (phytomenadione)ampulSalep mata Oxytetrasiklin 1%Vaksin Hepatitis B (HB) 0Form pencatatan (Buku KIA,Formulir BBL, Formulir registerkohort bayi)Peralatan yang diperlukan untukpemeriksaan kunjungan neonatalmeliputi:Tempat periksa bayiLampu yang berfungsi untukpenerangan dan memberikankehangatan.Air bersih, sabun dan handukkeringSarung tangan bersihKain bersihStetoskopStop watch atau jam denganjarum detikTermometerTimbangan bayiPengukur panjang bayiPengukur lingkar kepalaAlat suntik sekali pakai(disposable syringe) ukuran 1ml/ccVitamin K1 (phytomenadione)ampulSalep mata Oxytetrasiklin 1%Vaksin Hepatitis B (HB 0)Form pencatatan (Buku KIA,Formulir bayi baru lahir,formulir MTBM, Partograf,Formulir register kohort bayi)

Manajemen Asuhan Kebidanan Terdiri Dari 7 Langkah1) Pengumpulan dataPada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Data yang diperoleh data subjek dan data objek.a. Data subjekAnamnesaa) BiodataBiodata yang diambil untuk identitas bayi berasal dari biodata ibu/keluarga. (PPKC : 2004)b) Keluhan utamaTidak ada keluhan. (PPKC : 2004)c) Riwayat kesehatanFaktor maternal (ibu) dan perinatal yang mempunyai pengaruh terhadap kehamilan, proses persalinan dan bayi, diantaranya:- Penyakit jantung- Diabetes- Penyakit ginjal- Penyakit hati- Hipertensi- Riwayat penganiayaan- Penyakit kelamin- Riwayat abortusd) Riwayat kehamilan dan persalinanAntenatalSelama hamil ibu rajin/tidak pernah memeriksakan kandungannya, ini akan menggambarkan kondisi janin selama masih dalam kandungan. Jika rajin kontrol maka keadaan janin baik. Selama hamil berapa kali/sudah mendapat imunisasi TT. Jika sudah maka bayi akan terhindar dari penyakit tetanus neonatorum. (PPKC : 2004)

NatalJika selama persalinan tidak terjadi komplikasi, tidak terdapat cacat bawaan pada bayi, berat badan lebih dari bats minimal dan umur kehamilan ibu yang cukup bulan maka proses tumbuh kembang bayi dapat maksimal. (Prawiroharjo : 1998)

b. Data obyektifPeriksaan bayi secara sistematis mulai dari kepala, muka, lengan dan tangan, dada dan abdomen terakhir tangkai, kaki spina dan genetalia. Identifikasi warna dan aktifitas bayi, ukuran lingkar kepala, BB serta TB bayi.- Kesadaran dan reaksi di sekelilingnyaKenali kurangnya reaksi terhadap rangsangan, rangsangan sakit atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.- KeaktifanBayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan kaki yang simetris pada waktu bangun, adanya tremor pada bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis.- Tanda-tanda vitalSuhu: normalnya 36,5oC 37,5oC < 36,5o C merupakan gejala awal hipotermia. > 37,5o C merupakan gejala awal hipertermia.Nadi: normalnya 120 x/mnt 160 x/mntPernafasan: 40 60 x/mnt adalah pernafasan normal < 40 x/mnt atau > 60 x/mnt, bayi sukar bernafas(IBI : 2003)- Berat badanNormalnya 2500 3000 gr. (IBI : 2003)- Panjang badanPanjang badan normal pada bayi baru lahir sekitar 48 50 cm.(IBI : 2003)- Lingkar kepalaCirkum ferentia sub ocsipito bregmatika 32 cmCirkum ferentia fronto occipitalis 34 cmCircum ferentia mento occipitalis 35 cm (Sulaiman S : 1983)- InspeksiKepala : besar, bentuk, ubun-ubun, sufura, molase, caput succe daneum/cephal haemotoma.Muka : bayi tanpa ekspresiMata : tanda-tanda infeksi yakni pus Tanpa perdarahan berupa bercak merah yang akan hilang dalam waktu 6 minggu.Telinga : periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala, kelainan daun/bentuk telinga.Hidung dan mulut : bibir dan langitan, periksa adanya sumbing, reflek hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.Leher : pembengkakan dan benjolan.Dada : melihat adanya cedera akibat persalinan, bentuk dada, puting susu, bunyi nafas, bunyi jantung dan acesoriasis mamae.Bahu, lengan, tangan : gerakan bahu, lengan dan tangan, jumlah jari-jari.Perut : bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis (menggambarkan hernia umbilikalis), perdarahan tali pusat, benjolan pada perut.Genetalia:Pada perempuan : lubang vagina, uretra berlubang, pada bayi aterm labia mayora sudah menutupi labia minora.Pada laki-laki: pada bayi aterm testis sudah turun dalam scrofum, lubang pada ujung penis : pada bayi normal terdapat pada ujung dari glans penis disebut orifisium uretra. Pada bayi yang tidak normal (kelainan) = apispadia (lubang di bagian dorsal dan hipospadia (lubang di bagian ventral).Tungkai dan kaki : gerakan normal, bentuk tampak normal dan jumlah jari.Spina/punggung : pembengkakan atau ada cekungan, adanya benjolan tumor (spina bifida).Anus : spinger ani, mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila tidak waspada atresra ani.Kulit dan kuku : normal kulit berwarna kemerahan, kadang selaput kulit mengelupas ringan, waspada timbulnya kulit dan warna yang tidak rata (cutis marmmorata), bercak biru yang sering didapat disekitar bokong (mongolion spot) akan hilang pada umur 1-5 th. Vernik tidak perlu dibersihkan karena menjaga kehangatan tubuh bayi. Pada bayi dismatur kulit bayi mengeriput dan kuku bayi panjang.- PalpasiKepala : Fontanel minor belum menutup, fontanel mayor belum menutup. Fontanel minor menutup pada minggu ke 6-8. Fontanel mayor menutup pada bulan ke 16-18.Ada tidaknya caput succedaneum/cephal haematoma.Perbedaan:Caput succedaneumCephal haematom ada waktu lahir dan mengecil setelah lahir.

Melewati batas-batas tulang tengkorak. Berisi cairan. Ada waktu lahir atau timbul sesudah lahir dan dapat membsar setelah lahir. Tidak melampaui batas tulang tengkorak.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limphe.Dada : puting susu mengeluarkan whiten milk pada bayi aterm.Perut : tidak ada pembesaran hepar dan lien.Pelipatan paha : tidak ada pembesaran kelenjar limphe, tidak bernia inguinalis.- AuskultasiDada : tidak ada wheezing, tidak terdapat ronchi, bunyi jantung bayi normal 120-160 x/mnt.Perut : bising usus +- PerkusiPerut : tidak kembung- Perkembangan refleks Rooting reflek (mencari puting)Muncul pada saat lahir, berdurasi sampai usia 2 bulan. Grassping reflek (menggenggam)Muncul pada saat lahir, berdurasi sampai usia 2 bulan. Morro reflek (terkejut)Muncul pada saat lahir, hilang sekitar 2-3 bulan. Tonick neck reflek (tonus leher)Muncul pada saat lahir, hilang sekitar usia 2-3 bulan. Sucking reflek (menghisap)Muncul pada saat lahir, hilang sekitar usia 2-3 bulan. Babynsky reflek (jari-jari kaki fleksi)Muncul pada saat lahir, hilang sampai usia 2-3 bulan.

Stapping reflek (menapak)Muncul pada saat lahir, hilang sampai usia 2 bulan (Suryanah : 1996, 16-17)(anonim : 2000)2) Identifkasi masalah/diagnosa kebidananDilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa kebidanan berdasarkan interpretasi yang benar dan atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan bayi baru lahir tergantung dari hasil pengkajian terhadap bayi.Contoh diagnosa:a. Bayi baru lahir fisiologis umur 2 jam dalam masa transisi.b. Bayi baru lahir fisiologis dengan asfiksia.c. Bayi baru lahir fisiologis dengan hipotermi/hipertermi.d. Bayi kurang bulan kecil masa kehamilan dengan hipotermi dan gangguan pernafasan.Masalaha. Ibu kurang informasi.b. Ibu tidak periksa ANC.c. Ibu post sectio caesaria.d. Gangguan maternal yang lain.Kebutuhana. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.b. Usahakan adanya kontak antra kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin.(PPKC : 2004)3) Antisipasi masalah potensial/diagnosa potensialMengidentifikasi diagnosa/masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.Contoh diagnosa potensial:a. Hipotermi potensial menyebabkan gangguan pernafasan.(PPKC : 2004)4) Identifikasi tindakan segeraMengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter sesuai dengan kondisi bayi.Contoh tindakan segera:a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya segera mungkin.c. Bila bayi baru lahir tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segera cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi.(PPKC : 2004)5) Rencana asuhan bayi baru lahirMerencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dari langkah-langkah sebelumnya.a. PerencanaanDiagnosa : bayi baru lahir fisiologi. denganTujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan kebidanan diharapkan.Kriteria : - suhu bayi normal 36,5oC 37,5oC. - pernafasan normal 40-60 x/menit. - bayi gerak aktif. - kemampuan menghisap kuat. - hipotermi tidak terjadi.Intervensi(1) Jaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat, dengan:- Ganti popok/kain yang basah.- Tempatkan bayi di tempat tidur hangat.- Bungkus dan selimut bayi terutama kepala bayi.Rasional: dengan menjaga suhu tubuh bayi, mencegah kehilangan panas melalui kepala, mencegah penguapan panas secara evaporasi dan bayi merasa tenang dan hangat.

(2) Observasi jalan nafas bayiRasional : mengetahui apakah terjadi sumbatan pada jalan nafas.(3) Observasii TTV setiap jam pada 6 jam pertamaRasional : mengetahui perubahan-perubahan vital yang lebih dini.(4) Lakukan kontak dini ibu dengan bayiRasional : agar terjalin Bounding Attachment.(5) Memotivasi ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin dan mengajarkan ibu cara menyusui yang benarRasional : memotivasi yang benar dan jelas maka kebutuhan ASI eksklusif terpenuhi.(6) Observasi tanda infeksi pada tali pusatRasional : deteksi dini terjadinya infeksi pada tali pusat.(7) Jaga kebersihan bayi dan lingkungan terutama kebersihan tali pusat.Rasional : mencegah terjadinya invasi kuman dari luar tubuh.(8) Ajarkan ibu cara merawat tali pusatRasional : ibu mengerti cara perawatan tali pusat yang tepat dan mencegah terjadinya infeksi.6) Melaksanakan perencanaanAdalah langkah pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh secara efisien dan aman seperti pada langkah ke-5.7) EvaluasiLangkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut benar efektif dalam pelaksanaannya, di dalam pendokumentasian/ catatan asuhan dapat ditetapkan dalam bentuk SOAP.S = Data subyektif Tidak ada data yang mendukungO = Data objektif Suhu 36,5oC 37,5oC Nadi 120 x/menit 160 x/menit Pernafasan 40 60 x/menit Gerakan aktif Kemampuan menghisap kuatA = Assesment Bayi baru lahir fisiologi umur 2 jam dalam masa transisiP = Rencana - Perawatan tali pusat. - Memandikan bayi setelah 6 jam lahir. - Ibu dianjutkan menyusui bayi sesering mungkin.

SISTEM RUJUKANSistem rujukan merupakan suatu upaya kesehatan yaitu suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik, baik secara vertikal maupun horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional.Merujuk memiliki arti meminta pertolongan secara timbal balik kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten untuk penanggulangan masalah yang sedang dihadapi.Rangkaian jaringan fasilitas pelayanan kesehatan dalam sistem rujukan berjenjang dari yang paling sederhana di tingkat keluarga sampai pada satuan fasilitas pelayanan kesehatan nasional yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional tanpa dibatasi oleh wilayah administrasi.Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah, posyandu maupun polindes.Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam menjalankan tugas merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana bertugas.Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif, seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam menaggulangi masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya.1. Definisi sistem rujukanAdalah suatu jaringan sistem pelayanan kesehatan yang mungkin terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horisontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.2. Tujuana. Tujuan UmumDihasilkan pemerataan upaya kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.b. Tujuan Khusus1) Dihasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.2) Dihasilkan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna.3. Jenis Rujukana. Rujukan Medik, meliputi :1) Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain, disebut Transfer of Patient.2) Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap, disebut Transfer of Specimen.3) Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat, disebut Transfer of Knowledge/Personel.b. Rujukan Kesehatan, adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan :1) Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau terjangkitnya penyakit menular.2) Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan disuatu wilayah3) Penyidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan massal.4) Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam.5) Sarana dan teknologi penyediaan air bersih untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih bagi masyarakat umum.6) Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan.4. Jalur Rujukana. Intern antara petugas puskesmasb. antara puskesmas pembantu dengan puskesmas pembinac. antara masyarakat dengan puskesmasd. antara satu puskesmas dengan puskesmas laine. antara puskesmas dengan rumah sakit lain, laboratorium atau fasilitas kesehatan lain.5. Langkah-langkah dalam Meningkatkan Rujukana. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan, posyandu dari masyarakatb. Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang tambahan untuk tempat tidur penderita gawat darurat pada lokasi yang strategis.c. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelayanan kesehatan dengan media telephone datau radio komunikasi pada setiap unit pelayanan kesehatand. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai bagi sistem rujukan, baik rujukan medik maupun rujukan kesehatan.e. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan rujukan.Sangatlah sulit untuk menduga kapan penyulit akan terjadi, sehingga kesiapan untuk merujuk ibu dan/atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi. Setiap tenaga penolong/fasilitas pelayanan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan terdekat yang mampu untuk melayani kegawatdaruratan obstetri dan BBL seperti :a. Pembedahan termasuk bedah sesarb. Transfusi darahc. Persalinan menggunakan EV atau cunamd. AB IVe. Resusitasi BBL dan asuhan lanjutan bayi BBL.6. Masukkan persiapan dan informasi berikut ke dalam rencana rujukana. Siapa yang akan menemani ibu atau BBLb. Tempat-tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluargac. Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengendarainya. Transportasi harus segera tersedia, baik siang maupun malamd. Orang yang dirujuk menjadi donor darah, jika transfusi dibutuhkane. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.f. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak lain pada saat ibu tidak dirumah.

DAFTAR PUSTAKASuryana, Dra. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK, 1996, Jakarta,EGC-Saifudin, Abdul Bahri, Prof, Dr, SPOG, MPH, 2000, PelayananKesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, Yayasan bina PustakaSarwono Anonim, 1993, Asuhan Kesehatan Dalam Kontek Keluarga, Jakarta : Departemen Kesehatan RI.Anonim, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : Klinik Kesehatan Reproduksi.Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 1 : Jakarta, EGC.Saifudin, Abdul Bari, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo