BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf ·...

144
15 BAB II TINJAUAN TEORI A. TINJAUAN MEDIS 1. Kehamilan Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari sprematozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung selama 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu. Trimester kedua 15 minggu (dari minggu ke 13 hingga 27), dan trimester ketiga 13 minggu (dari minggu ke 28 hingga ke 40) (Prawiroharjo,2009. h; 213). a. Tanda – Tanda Kehamilan Untuk memastikan diagnosa suatu kehamilan, dibawah ini penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan : a) Tanda dugaan kehamilan 1) Amenorea (terlambat datang bulan) Kontrasepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan ovalui. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan (Manuaba, 2010.h;107). 15 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

15

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN MEDIS

1. Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari sprematozoa dan

ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung selama 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan terbagi

menjadi 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12

minggu. Trimester kedua 15 minggu (dari minggu ke 13 hingga 27), dan

trimester ketiga 13 minggu (dari minggu ke 28 hingga ke 40)

(Prawiroharjo,2009. h; 213).

a. Tanda – Tanda Kehamilan

Untuk memastikan diagnosa suatu kehamilan, dibawah ini

penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan :

a) Tanda dugaan kehamilan

1) Amenorea (terlambat datang bulan)

Kontrasepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan

folikel de graff dan ovalui. Dengan mengetahui hari pertama haid

terakhir dengan perhitungan rumus naegle, dapat ditentukan

perkiraan persalinan (Manuaba, 2010.h;107).

15

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

16

2) Mual muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan.Mual dan muntah terutama pada

pagi hari disebut morning sicknesa(SICKNESS), Dalam batas

yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah,

nafsu makan berkurang (Manuaba,2010; h.107).

3) Ngidam

Wanita hamil sering mengiginkan makanan tertentu, keinginan

yang demikian disebut ngidam (Manuaba,2010; h.107).

4) Sinkope atau pingsan.

Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia

kehamilan 16 minggu (Manuaba,2010; h.107).

5) Payudara tegang pengaruh Estrogen - progesteron dan

somatomamotrofin, menimbulkan deposit lemak, air, dan garam

pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf

tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama

(Manuaba,2010; h.107).

6) Sering miksi desakan rahim ke dalam menyebabkan kadung kemih

cepat penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua gejala ini

sudah menghilang (Manuaba,2010; h.107).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

17

7) Kontsipasi atau obstipasi, pengaruh progesteron dapat

menghambat peristatik usus, menyebabkan kesulitan untuk

buang air besar (Manuaba,2010; h.107).

8) Pigmentasi kulit, terdapat pembesaran payudara, disertai

dengan hyperpigmentasi puting susu dan aerora. Mamae

menjadi tegang dan membesar , keadaan ini disebabkan

pengaruh etrogen dan progesteron yang merangsang duktuli

dan alveoli di mammae, glandula montrgomeri tampak lebih

jelas, pada wajah adanya melanophore stimulating harmore

hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit dinding perut

terdapat striae lipid atau albican dan alba menjadi nigra. Pada

pipi, hidung, dan dahi kadang tampak pigmen yang berlebihan

dikenal sebagai kloasma gravidarum (Manuaba,2010 ;h.107 -

108).

9) Epulis, hipertrofi gusi disebut epulis,dapat terjadi bila hamil

(Manuaba,2010. h;108).

10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena karena

pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai

bakat, penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar

genitalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara. Penampakan

pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan

(Manuaba,2010; h.108).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

18

b) Tanda Tidak Pasti Kehamilan

1) Pembesaran perut terjadi akibat pembesaran uterus. Hal

ini terjadi pada bulan keempat kehamilan (Manuaba,2010;

h.108).

2) Tanda hegar, adalah pelunakan dan dapat ditekanya

isthimus uteri (Manuaba,2010; h.108).

3) Tanda goodel, adalah pelunakan serviks, pada wanita

yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,

sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir

(Manuaba,2010; h.108).

4) Tanda chadwick, adalah perubahan warna menjadi

keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga

porsio dan serviks (Manuaba,2010; h.108).

5) Tanda piscaseck, merupakan pembesaran uterus yang

tidak simetris, terjadi karena ovum berimplamantasi

pada daerah dekat dengan komu sehingga daerah

tersebut berkembang lebih dulu (Manuaba,2010;h.108).

6) Kontraksi braxton hicks, merupakan peregangan sel-sel

otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot

uterus. Kontraksi ini tidak menimbulkan nyeri, biasanya

timbul pada kehamilan delapan minggu tetapi baru

dapat diamati dari pemeriksaan abdomen pada trimester

ketiga, kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

19

lamanya dan kekuatannya mendekati persalinan

(Manuaba,2010; h.107).

7) Teraba ballotement, ketukan yang mendadak pada uterus

menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang

dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini haru ada

pada pemeriksaan kehamilan karena terabaan bagian

seperti bantuk janin saja tidak cukup karena bisa saja itu

merupakan nyoma uteri (Manuaba,2010; h.108).

8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan, pemeriksaan ini

adalah untuk mendeteksi adanya HCG yang diproduksi

oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini

dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan

meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60

(Manuaba,2010; h.108).

c) Tanda Pasti Kehamilan

1) Gerakan janin dalam rahim

2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian

janin.

3) Denyut jantung janin, didengar dengan stetoskop

laenec, alat kardio tokografi, alat doppler, dilihat

dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat

canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin,

ultrasonografi (Manuaba,2010; h.109).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

20

b. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan

Dijelaskan oleh Kusmiyati,2010; h.143-152 dalam buku

perawatan ibu hamil

1) Trimester I

a) Kelelahan.

b) Keputihan.

Penyebabnya peningkatan produksi lender dan

kelenjar endocervikal sebagai akibat

daripeningkatan kadar estrogen.

c) Ngidam.

d) Sering buang air kencing.

Hal ini disebabkan karena tekanan uterus pada

kandung kemih.

e) Mual atau muntah-muntah

(Kusmiyati,2010; h.143 - 152).

2) Trimester II

a) Keputihan.

b) Chloasma.

Penyebabnya peningkatan kadar estrogen dan

mungkin progesterone.

c) Hemoroid.

Disebabkan oleh konstipasi dan tekanan yang

meningkat dari uterus gravid terhadap vena

hemoroid (Kusmiyati,2010; h.143 – 152).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

21

d) Konstipasi.

Penigkatan kadar progesterone yang

menyebabkan peristik usus menjadi lambat.

Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi

otot-otot halus menjadi penyebab konstipasi

(Kusmiyati,2010; h.143 – 152).

e) Sesak napas.

Penigkatan kadar progresteron berpengaruh

secara langsung pada pusat penapasan untuk

menurukan CO2 serta meningkatkan aktifitas

metabolic meningkatkan kadar CO2, hiperventilasi

yang lebih ringan ini adalah SOB. Pembesaran

pada uterus juga menyebabkan sesak napas

(Kusmiyati,2010; h.143 – 152).

f) Nyeri ligamentum rotundum.

Hipertropi dan peregangan ligamentum selama

kehamilan dan tekanan dari uterus pada

ligamentum menyebabkan nyeri (Kusmiyati,2010;

h.143 – 152).

g) Pusing.

Hipertensi postunal yang berhubungan dengan

perubahan – perubuhan hemodinamis.

Pengumupulan darah didalam pembuluh tungkai,

yang mengurangi aliran balik vena dan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

22

menurunkan output cardiac serta tekanan darah

dengan tegangan othostatis yang meningkat

menjadi penyebab pusing (Kusmiyati,2010; h.143

– 152).

3) Trimester III

a) Keputihan.

b) Sering buang air kecil.

c) Hemoroid.

d) Konstipasi.

e) Sesak napas.

f) Nyeri ligamentum rotundum.

g) Pusing.

(Kusmiyati,2010; h.143 – 152).

c. Asuhan Antenatal

1) Definisi

Asuhan antenatal adalah upaya preventif

program pelayanan kesehatan obsterik untuk

optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama

kehamilan.Setiap wanita hamil menghadapi resiko

komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh

karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya

empat kali kunjungan selama periode antenatal:

(Sarwono, 2009; h.208).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

23

(a) Satu kali kunjungan selama trimester pertama

(sebelum 14 minggu).

(b) Satu kali kunjungan selama trimester kedua

(antara minggu 14-28 ).

(c) Satu kali kunjungan selama trimester ketiga

(antara minggu ke 28-36 dan sesudah minggu ke

36 ) (Saiffudin,201; h.N-2).

2) Tujuan

a) Trimester pertama / sebelum minggu ke 14

(1) Membina hubungan saling percaya antara

bidan dan ibu sehingga mata rantai

penyelamatan jiwa telah terbina jika

diperlukan

(2) Mendeteksi masalah yang dapat diobati

sebelum mengancam jiwa ibu maupun

bayinya

(3) Mencegah masalah seperti tetanus

neonatorum, anemia, defisiensi zat besi,

maupun penggunaan praktik tradisional yang

merugikan

(4) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan

menghadapi komplikasi (Saiffudin,201; h.N-2).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

24

(5) Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi,

latihan dan kebersihan, istirahat dan

sebagainya) (Saiffudin,201; h.N-2).

b) Trimester kedua / Sebelum minggu ke 28

(1) Membina hubungan saling percaya antara bidan

dan ibu sehingga suatu mata rantai

penyelamatan jiwa telah terbina jika diperlukan.

(2) Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum

mengancam jiwa.

(3) Mencegah masalah seperti tetanus neonatorum,

anemia defisiensi zat besi, maupun penggunaan

praktik tradisional yang merugikan.

(4) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan

menghadapi komplikasi.

(5) Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan

dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).

(6) Kewaspadaan khusus mengenai PIH (tanya ibu

mengenai gejala PIH, pantau tekanan darahnya,

edema, proteinuria) (Saiffudin,201; h. N-2).

c) Trimester ketiga / sebelum minggu ke 40

(1) Membina hubungan saling percaya antara

bidan dan ibu sehingga suatu mata rantai

penyelamatan jiwa telah terbina jika diperlukan

(Asrinah,2010; h.5 - 6).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

25

(2) Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum

mengancam jiwa (Asrinah,2010; h.5 – 6).

(3) Mencegah masalah seperti tetanus neonatorum,

anemia defisiensi zat besi, maupun penggunaan

praktik tradisional yang merugikan

(Asrinah,2010; h. 5 – 6).

(4) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan

menghadapi komplikasi (Asrinah,2010; h.5 – 6).

(5) Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan

dan kebersihan, istirahat dan sebagainya)

(6) Kewaspadaan khusus mengenai PIH (tanya ibu

mengenai gejala PIH, pantau tekanan darahnya,

edema, proteinuria) (Asrinah,2010; h.6-7).

d. Komplikasi Dalam Kehamilan

Menurut buku saku pelayanan kesehatan tahun 2013; h.82-99.

1) Mula dan muntah

a) Definisi

Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan

hingga usia 16 minggu. Pada keadaan muntah-muntah

yang berat, dapat terjadi dehidrasi, gangguan asambasa

dan elektrolit dan ketosis; keadaan ini disebut

hiperemesis gravidarum.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

26

b) Diagnosa

Mual dan muntah sering menjadi masalah pada ibu

hamil. Pada derajat yang berat, dapat terjadi

hiperemesis gravidarum, yaitu bila terjadi:

(1) Mual dan muntah hebat.

(2) Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum

hamil.

(3) Ketonuria.

(4) Dehidrasi.

(5) Ketidakseimbangan elektrolit.

(Buku saku pelayanan kesehatan tahun 2013; h.82-99).

2) Abortus

a) Definisi

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.

WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilan kurang

dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru

menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20

mingguatau berat janin kurang dari 500 gram (Buku

saku pelayanan kesehatan tahun 2013; h.82-99).

b) Diagnosis

(1) Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah

banyak.

(2) Perut nyeri dan kaku.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

27

(3) Pengeluaran sebagian produk konsepsi.

(4) Serviks dapat tertutup maupun terbuka.

(5) Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya.

(6) Diagnosis ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan

ultrasonografi.

(Buku saku pelayanan kesehatan, 2013; h.6 – 7).

3) Mola hodatidosa

a) Definisi

Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit

trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh kelainan

pada villi khorionik yang disebabkan oleh proliferasi

trofoblastik dan edem (Buku saku pelayanan kesehatan,

2013; h.6 – 7).

b) Diagnosis

(1) Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga

berjumlah banyak

(2) Mual dan muntah hebat

(3) Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan

(4) Tidak ditemukan janin intrauteri

(5) Nyeri perut

(6) Serviks terbuka

(7) Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin

(8) Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

28

(9) Penegakkan diagnosis kehamilan mola dapat dibantu

dengan pemeriksaan USG.

(Buku saku pelayanan kesehatan, 2013; h.6 – 7).

4) Kehamilan ektopik terganggu

a) Definisi

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di

luar rahim (uterus). Hampir 95% kehamilan ektopik terjadi

di berbagai segmen tuba Falopii, dengan 5% sisanya

terdapat di ovarium, rongga peritoneum atau di dalam

serviks. Apabila terjadi ruptur di lokasi implantasi

kehamilan, maka akan terjadi keadaan perdarahan masif

dan nyeri abdomen akut yang disebut kehamilan ektopik

terganggu (Buku saku pelayanan kesehatan,2013;h.6 – 7).

b) Diagnosis

(1) Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah

sedang (Buku saku pelayanan kesehatan,2013; h.6 –

7).

(2) Kesadaran menurun

(3) Pucat

(4) Hipotensi dan hipovolemia

(5) Nyeri abdomen dan pelvis

(6) Nyeri goyang porsio

(7) Serviks tertutup

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

29

(8) Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan

USG.

(Buku saku pelayanan kesehatan, 2013; h.6 – 7).

5) Plasenta previa

a) Definisi

Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati

ostium serviksinterna. Terdapat empat macam plasenta

previa berdasarkan lokasinya,yaitu:

(1) Plasenta previa totalis-ostium internal ditutupi

seluruhnya oleh plasenta.

(2) Plasenta previa parsialis-ostium interal ditutupi

sebagian oleh plasenta.

(3) Plasenta previa marginalis-tepi plasenta terletak di tepi

ostium internal.

(4) Plasenta previa letak rendah-plasenta berimplantasi di

segmen bawahuterus sehingga tepi plasenta terletak

dekat dengan ostium.

(Buku saku pelayanan kesehatan, 2013; h.6 – 7).

b) Diagnosis

(1) Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan>22 minggu.

(2) Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya

anemia.

(3) Syok (Buku saku pelayanan kesehatan,2013; h.6 – 7).

(4) Tidak ada kontraksi uterus.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

30

(5) Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul

(6) Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin

(7) Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan

USG (Buku saku pelayanan kesehatan, 2013; h.6 – 7).

6) Solusio plasenta

a) Definisi

Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya

b) Diagnosis

(1) Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap

(2) Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin ada

bekuan jika solusio relatif baru

(3) Syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar

(tersembunyi)

(4) Anemia berat

(5) Gawat janin atau hilangnya denyut jantung janin

(6) Uterus tegang terus menerus dan nyeri

(Buku saku pelayanan kesehatan, 2013; h.6 – 7).

e. Diagnosis Banding Kehamilan

Pembesaran perut wanita tidak selamanya merupakan

kehamilan sehingga perlu dilakukan diagnosis banding

diantaranya:

a) Hamil palsu atau kehamilan spuria. Dijumpai tanda

dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih

dan te biologis tidak menunjukan kehamilan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

31

b) Tumor kandungan atau mioma uteri. Terdapat

pembesaran rahim. Tetapi tidak disertai tanda hamil

c) Kista ovarium, pembesaran perut, tetapi tidak disertai

tanda hamil dan menstruasi terus berlangsung.

d) Hematometra terlambat datang bulan yang dapat

melampau usia kehamilan. Perut terasa nyeri setiap

bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim

e) Kandung kemih yang penuh. Dengan melakukan

kateterisasi makan pembesaran perut akan hilang.

(Manuaba,2010; h.109 ).

f. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genitalia

wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga

dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin

dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya

mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan

progestron yang menyebabkan perubahan pada bagian-

bagian tubuh seperti:

a) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasiuntuk

menerima dan melindungi hasil kontrasepsi (janin,

plasenta, amnion) sampai peralinan. Uterus mempunyai

kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

32

dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali

seperti keadaan semula dalam beberapa minggu

setelah persalinan (Prawirohardjo,2009;h.175).

Perubahan pada isthmus uteri menyebab isthmus

menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada

pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling

sentuh.Perlunaka isthmus disebut tanda hegar.

Hubungan antara besarnya rahim dan usia kehamilan

penting untuk diketahui karena kemungkinan

penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, hamil

mola hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang akan

teraba lebih besar. Sebagai gambaran dapat

ditemukakan sebagai berikut:

(1) pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri

seluruhnya diisi oelh amnion, di mana desidua

kapsularis dan desidua parientalis telah menjadi

satu. Tinggi rahim adalah setengah darak jarak

simfisisdan pusat. Plasenta telah terbentuk

seluruhnya.

(2) Pada usia kehamilan 10 minggu, fundus rahim

terletak dua jari dibawah pusat sedangkan pada

usia 24 minggu tepat di tepi atas pusat.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

33

(3) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri

sekitar 3 jari di atas pusat pusat atau sepertiga

jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.

(4) Pada usia kehamilan 32 minggu,tinggi fundus

uteriadalah setengah jarak prosesus xifoideus dan

pusat (Manuaba, 2010; h.87 – 88).

(5) Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri

sekitar satu jari di bawah prosesus xifoideus, dan

kepala bayi belum masuk pintu atas pinggul.

(6) Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun

setinggi tiga jari di bawah prosesus xifiodeus, oleh

karena saat ini kepala janin telah masuk pintu

panggul (Manuaba, 2010; h.87-88).

b) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh

darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak

makin berwarna merah kebiru-biruan (tanda chadwicks).

(Manuaba,2010; hal.92).

c) Kulit

Pada kulit perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga mengenai

daerah payudara dan paha dikenal dengan nam striae

gravidarum. Kulit digaris pertengahan perutnya (linea

alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

34

disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan

muncul dalam ukuran bervariasi pada wajah dan leher

yang disebut chloasma gravidarum. Selain itu, pada

aerola dan daerah genetalia juga terlihat pigmentasi

berlebihan (Sarwono, 2010; h.179).

d) Ovarium

Proses ovalasi selama kehamilan akan berhenti dan

pematangan folkel baru juga ditunda. Hanya sau kospus

luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folkel ini akan

berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan

dan setelah itu akan berperan sebagai progesteron

dalam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo,2009;

h.178).

e) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan memberi ASI ada saat laktasi.

Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari

pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu

esterogen,progesteron, dan somatomamotrofin

(Manuaba,2010; h.92).

f) Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama

kehamilan berasal dari uterus dan isinya.Kemudian

payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

35

Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan

bertambah 12,5 kg. peningkatan jumlah cairan selama

kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis. Hal ini

disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10 mgm/kg

yang diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus

dan sekresi vasopressin. Pada saat aterm ±3,5 l cairan

berasal dari janin, plasenta, dan cairan amnion,

sedangkan 3 l lainnya berasal dari akumulasi

peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara

sehingga minimal tambahyan cairan selama kehamilan

adalah 6,5 (Sarwono, 2010; h.180).

g) Sistem kardiovaskular

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan

menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika

berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava

inferior ini akan mengurangi darah balik ke vena jantung.

Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac

output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi

arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine

san pada keadaan yang cukup beratakan

mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran. Penekanan

pada aorta ini juga akan mangurangi aliran darah

uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

36

terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika

dibandingkan posisi miring (Sarwono, 2010; h.183).

g. Diagnosis Kehamilan

Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah

sekitar 280 sampai 300 hari. Kehamilan dibagi menjadi tiga

triwulan, yaitu triwulan pertama ( 0 sampai 12 minggu ), triwulan

kedua ( 13 sampai 28 minggu ), triwulan ketiga ( 29 sampai 42

minggu ) (Manuaba,2010; h.107).

9. Perubahan Psikologis Dalam Masa Kehamilan

a) Pada kehamilan trimester 1

Trimester pertama sering dikenal sebagai periode

penyesuaian yakni ib merasa tidak sehat dan kadang merasa

benci dengan kehamilannya, kadang muncul penolakan,

kekecewaan,kecemasan,dan kesedihan,bahkan kadang ibu

berharap agar dirinya tidak hamil saja, ibu akan selalu

mencari tanda – tanda apakah ia bener – bener hamil untuk

sekedar meyakinkan dirinya (Sulistyawati,2011; h.76).

b) Pada trimester II

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan

yang baik, yakni ketika ibu merasa sehat,tubuh ibu sudah

terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi, sudah bisa

menerima kehamilannya,merasakan gerakan anak,merasa

terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran, libido

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

37

meningkat,ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada

kehamilan, kelahiran,dan persiapan untuk peran baru

(Sulistyawati,2011; h.76 - 77).

c) Pada trimester III

Trimester III biasanya disebut periode penantian dengan

penuh kewaspadaan yakni rasa tidak nyaman timbul

kembali,merasa dirinya elek,aneh,dan tidak menarik,merasa

kehilangan perhatian,takut akan rasa sakit dan bahaya fisik

yang timbul pada saat melahirkan,khawatir akan

keselamatannya, libido menurun (Sulistyawati,2011; h.77).

10. Standar Asuhan Kehamilan

a) Kunjungan Ante-natal Care (ANC) minimal :

1) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0 – 13

minggu).

2) Satu kali pada trimester II ( usia kehamilan 14 – 27

minggu ).

3) Dua kali pada trimester III ( usia kehamilan 28 – 40

minggu ) (Sulistyawati,2011; h.4).

11. Pelayanan standar, yaitu 7 T

Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, standar

minimal pelayanan pada ibu adalah tujuh bentuk yang disingkat

dengan 7 T, antara lain sebagai berikut.

a) Timbang berat badan.

b) Ukur Tekanan Darah.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

38

c) Ukur Tinggi fundus uteri.

d) Pemberian imunisasi TT lengkap.

e) Pemberian Tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama

kehamilan dengan dosis satu tablet setiap harinya.

f) Lakukan Tes penyakit menular seksual (PMS).

g) Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan

(Sulistyawati,2011; h.4 - 5).

12. Tujuan Asuhan Kehamilan

a) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejateraan ibu

dan tumbuh kembang janin.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

serta sosial ibu dan bayi.

c) Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan

kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan.

d) Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat,

baik ibu maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI

ekslusif berjalan normal.

f) Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik

dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang

secara normal (Sulistyawati,2011; h.4 - 5).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

39

13. Tanda bahaya dalam kehamilan

a) Perdarahan per vagina.

b) Sakit kepala hebat.

c) Masalah penglihatan.

d) Bengkak pada muka atau tangan.

e) Nyeri abdomen yang hebat.

f) Bayi kurang bergerak seperti biasa.

(Sulistyawati,2011; h.4 - 5).

B. PERSALINAN

1. Definisi

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (Janin dan plasenta) yang dapat hidup di dunia luar,

dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar,

2011;h.69).Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya

serviks, serta janin sudah turun kejalan lahir (Sarwono

Prawirohardjo,2009; h.100).

Proses persalinan dengan hasil kontrasepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,

2010; h.164).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

40

2. Ada 3 Jenis Persalinan yaitu :

a. persalinan spontan. Jika persalinan berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir ibu tersebut.

b. Persalinan buatan. Jika persalinan dibantu dengan tenaga

dari luar, misalnya ekstraksi forsep atau operasi seksio

sesaria.

c. Persalinan anjuran. Persalinan yang tidak dimulai dengan

sendirinya, tetapi baru berlangsung setelah pemecahan

ketuban, pemberian pitosin atau prospagladin (Erawati,

2011h.3).

3. Penyebab Mulai Persalinan yaitu sebagai berikut :

a. Penurunan kadar progesteron. Progesteron menimbulkan

relaksasi otot uterus, sedangkan estrogen meningkat

karena otot uterus. Selama kehamilan terdapat

keseimbangan antara kadar progesterone dan estogren di

dalam darah, namun pada akhir kehamilan kadar estogren

menurun sehingga timbul his (Erawati,2011; h.4).

b. Teori oksitosin.pada akhir kehamilan, kadar oksitosin

meningkat. Oleh sebab itu ,timbul kontraksi otot uterus.

c. Keregangan otot. Uterus seperti halnya kandung kemih

dan lambung. Jika dindingnya teregang karena isinya

bertambah, timbul ontraksi untuk mengeluarkan isinya.

Dengan bertambahnya usia kehamilan, semakin teregang

otot-otot uterus dan semakin rentan (Erawati, 2011; h.4).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

41

d. Pengaruh janin. Hipofisi dan kelenjar suprarenal janin

tampaknya juga memegang peranan karena pada

anenseksufalus, kehamilannya sering lebih lama dari

biasanya.

e. Teori prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan oelh

desidua, diduga menjadi salah satu penyebab permulaan

persalinan. Hasil percobaan menunjukan bahwa

prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan melalui intravena,

intraamnial, dan ekstraamnial menimbulkan kontraksi

miometrium pada setiap usia kehamilan. Hal ini juga

disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi,

baik dalam air ketuban maupun darah parifer pada ibu

bhamil sebelum melahirkan atau selama persalinan

(Erawati, 2011; h.4).

4. Perubahan Fisiologis Pada Persalinan

Sejumlah perubahan fisiologis yang normal akan terjadi

selama persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui

perubahan Perubahan – perubahan yang dapat dilihat secara

klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat

mengiterprestasikan tanda – tanda, gejala tertentu dan

penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal apa

tidak persalinan kala 1 (Walyani, 2015; h.29).

a. Perubahan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan

kenaikan sistolik rata – rata sebesar 10 – 20mmHg dan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

42

kenaikan diastolik rata – rata 5 – 10 mmHg diantara kontraksi

– kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum

masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi kontraksi

(Walyani, 2015; h.30).

b. Perubahan Metabolisme

Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik

maupun anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini

sebagian besar diakibatkan karena kecemasan serta kegiatan

otot Perubahan tekanan darah rangka tubuh. Kegiatan

metabolisme yang meningkat tercemin dengan kenaikan suhu

badan, denyut nadi,pernafasan, kardiak ouput dan kehilangan

cairan (Walyani,2015; h.30).

c. Perubahan Suhu Badan

Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan suhu

mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah

persalinan. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi

0,5 – 1 derajat C (Walyani,2015; h.30).

d. Denyut Jantung

Penurunan yang menyolok selama kontraksi uterus

tidakterjadi jika ibu berada dalam posisi miring bukan posisi

terlentang. Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih

tingggi dibanding selama periode persalinan atau belum

masuk persalinan (Walyani,2015; h.30).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

43

e. Pernafasan

Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena adanya rasa

nyeri,kekhwatiran serta penggunaan teknik pernafasan yang

tidak benar (Walyani,2015; h.31).

f. Perubahan Gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan

padat berkurang akan menyebabkan percernaan hampir

berhenti selama persalinan dan akan menyebabkan kontipasi

(Walyani,2015; h.33 - 35).

5. Tanda – tanda Persalinan

a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak

kontraksi yang semakin pendek.

b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :

1) Pengeluaran lender.

2) Lendir bercampur darah.

3) Dapat disertai ketuban pecah dini.

c. Pada pemeriksaan dalam,dijumpai perubahan servix :

1) Perlunakan servix

2) Perdarahan servix

3) Terjadi pembukaan servix

(Walyani,2015; hal.17 - 18).

6. Faktor – Faktor Yang Memperngaruhi Persalinan

a. Passage (jalan lahir)

Jalan lahir dibagi atas :

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

44

1) Bagian keras tulang – tulang panggul.

2) Bagian lunak : otot – otot, jaringan – jaringan, ligamen –

ligamen (Walyani,2015; h.19).

b. Power (His dan Mengejan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,

kontrasi otot – otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari

ligament (Walyani,2015; h.20)

c. Passengger

Passengger terdiri dari :

1) Janin.

2) Plasenta.

3) Air ketuban (Walyani,2015; h.23 - 25).

7. Tahapan Persalinan

a. Kala I

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada pembukaan

His, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga

parteurien masih dapat berjakan-jalan. Lamanya kala 1 untuk

primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar

8 jam. Berdasarkan kurva friedman, diperhitungkan pembukaan

primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam

(Manuaba, 2010: h173-174)

Tahapan dari persalinan terdiri atas kala I (kala

pembukaan), kala II (kala pengeluaran), kala III (pelepasan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

45

plasenta), dan kala IV (kala pengawasan atau observasi atau

kala pemulihan).

Kala I dimulai pada saat persalinan mulai (pembukaan nol)

sampai pembukaan lengkap (10cm). Proses ini terbagi dalam 2

fase, yaitu:

1) Fase laten: berlangsung selama 8 jam, serviks membuka

sampai 3 cm.

2) Fase aktif: berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4

cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dalam fase

ini dibagi dalam 3 fase yaitu:

(a) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

menjadi 4 cm.

(b) Fase diatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

(c) Fase deselari: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam

waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap atau 10 cm.

Pada primigravida kala I berlangsung kurang lebih 12

jam, sedangkan pada multigravida kurang lebih 8 jam

(Sondakh, 2013;h.5).

3) Asuhan pada kala I

(a) Pemeriksaan fisik, seperti pemeriksaan abdomen untuk

menentukan Tinggi Fundus Uteri (TFU), memantau kontraksi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

46

uterus, memantau DJJ, menentukan presentasi,

menentukan penurunan bagian terbawah janin.

(b) Pemeriksaan dalam

(c) Kemajuan persalinan

(d) Kemajuan pada kondisi janin

(e) Kemajuan kondisi ibu (Sondakh, 2013; h.106-113).

b) Kala II (kala pengeluaran janin)

Yang dimaksud dengan kala II persalinan adalah proses

pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses

dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II di mulai

ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir

kelahiran bayi, kala I juga disebut sebagai kala pengeluaran

bayi. Durasi kala II pada persalinan spontan tanpa komplikasi

adalah sekitar 40 menit pada primigravida dan 15 menit pada

multipara. Kontraksi selama kala II adalah sering, kuat dan

sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit berlangsung 60-90

detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya

(Walyani, 2015; h.52).

(a) Tanda dan gejala kala II, yaitu:

(i) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi.

(ii) Ibu merasakan makin menigkatnya tekanan pada

rectum atau pada vagina.

(iii) Perineum menonjol.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

47

(iv) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

(v) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

(b) Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi

kesejahteraan ibu adalah sebagai berikut:

(i) Tanda-tanda vital: tekanan darah setiap 30 menit

sekali, suhu, nadi setiap 30 menit sekali, pernafasan.

(ii) Kandung kemih.

(iii) Urin: protein dan keton.

(iv) Hidrasi: cairan, mual, muntah.

(v) Kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik, tingkah

laku, dan respons terhadap persalinan, serta nyeri

dan kemampuan koping.

(vi) Upaya ibu meneran.

(vii) Kontraksi setiap 30 menit

(Sondakh, 2013;h.133).

(c) Gejala utama kala II:

(1) His semakin kuat, dengan interval antara 2 sampai 3

menit, dengan durasi 50 detik sampai 100 detik.

(2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai

dengan pengeluaran cairan semakin mendadak.

(3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap

diikuti dengan keinginan mengejan, karena tertekannya

pleksus frankenhauser (Manuaba,2010; h.173 – 174).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

48

(4) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong

kepala bayi sehingga terjadi kepala membuka pintu,

subsoksiput bertindak sebagai hipomoglion berturut-

turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan

kepala seluruhnya.

(5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar,

yaitu penyesuaian kepala terhadap punggung.

(6) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan

bayi ditolong dengan jalan: kepala dipegang pada os

oksiput dan dibawah dagu, ditarik curam ke bawah

untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk

melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir,

ketika dikait untuk melahirkan sisa badan bayi, bayi lahir

diikuti oleh sisa air ketuban.

(7) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan

multigravida 30 menit (Manuaba, 2010;h173-174).

c) Kala III (Pelepasan Uri)

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10

menit. Dengan lahirnya bayi, mulai berlangsung pelepasan plasenta

pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya

plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tanda

uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas

ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi

perdarahan. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

49

secara Crede pada fundus uteri (Manuaba 2010; h.173-174). Kala III

persalinan adalah periode waktu yang dimulai ketika bayi lahir dan

berakhir pada saat plasenta sudah dilahirkanj seluruhnya. Managemen

kala III terdiri dari tiga langka yaitu suntik oksitosin, penjegangan tali

pusat terkendali (PTT), dan masase uterus. Setelah plasenta lahir

dilakukan pemeriksaan plasenta dan tali pusat.

Kala III dimulai segera setelah bayi lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat

diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda dibawah ini:

a) Uterus menjadi bundar atau globuler.

b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah

rahim.

c) Tali pusat bertambah panjang.

d) Terjadi semburan darah secara tiba-tiba (Manuaba,2010; h.173 –

174).

Cara melahirkan plasenta adalah menggunakan teknik dorsokranial.

Pengeluaran selaput ketuban selaput ketuban biasanya lahir dengan

mudah, namun kadang-kadang masih ada bagian plasenta yang

tertinggal. Bagian tertinggal tersebut dapat dikeluarkan dengan cara:

a) Menarik pelan-pelan.

b) Memutar atau memilinnya seperti tali.

c) Memutar pada klem.

d) Manual atau digital.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

50

Plasenta dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti setelah

dilahirkan, apakah ada setiap bagian plasenta yang lengkap atau tidak.

Bagian plasenta yang diperiksa yaitu permukaan maternal yang pada

normalnya memiliki 6-20 kotiledon, permukaan fetal, dan apakah terdapat

tanda-tanda plasenta suksenturia. Jika plasenta tidak lengkap, maka

disebut ada sisa plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan perdarahan

yang banyak dan infeksi (Manuaba 2010; h.173-174).

a) Kala III terdiri dari 2 fase, yaitu:

1) Fase pelepasan plasenta

Beberapa cara pelepasan plasenta antara lain:

(a) Schultze

Proses lepasnya plasenta seperti menutup payung. Cara ini

merupakan cara yang paling sering terjadi sekitar 80%.

Bagian yang lepas terlebih dahulu adalah bagian tengah, lalu

terjadi retroplasenta hematoma yang menolak plasenta mula-

mula bagian tengah, kemudian seluruhnya. Menurut cara ini,

perdarahan biasanya tidak ada sebelum plasenta lahir dan

berjumlah banyak setelah plasenta lahir (Sondakh,2013; h.5).

(b) Duncan

Berbeda dengan sebelumnya, pada cara ini lepasnya plasenta

mulai dari pinggir sekitar 20%. Darah akan mengalir keluar

antara selaput ketuban. Pengeluarannya juga serempak dari

tengah dan pinggir plasenta.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

51

2) Fase pengeluaran plasenta

Beberapa cara untuk pengeluaran plasenta:

a) Kustner

Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas simpisis,

tali pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti

belum lepas. Jika diam atau maju berarti sudah lepas.

b) Klein

Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bila tali pusat

kembali berarti belum lepas, diam atau turun berarti lepas.

c) Strassman

Tegangkan tali pusat dan ketok pada bagian fundus, bila tali

pusat bergetar berarti plasenta belum lepas, dan bila tidak

bergetar berarti sudah lepas. Tanda-tanda plasenta telah

lepas adalah rahim menonjol di atas simpisis, tali pusat

bertambah panjang, rahim bundar dan keras serta keluar

darah secara tiba-tiba (Sondakh, 2013;h.6-7).

Uterus yang berkontraksi normal harus keras ketika

disentuh. Jika segmen atas uterus keras tetapi perdarahan

menetap, maka pengkajian segmen bawah penting untuk

dilakukan. Uterus yang lunak, hipotonik, dan longgar

menunjukkan uterus tidak berkontraksi dengan baik. Atonia

uterus merupakan penyebab utama perdarahan postpartum.

Tindakan pemantauan lainnya yang penting untuk dilakukan

adalah memperhatikan dan menemukan penyebab

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

52

perdarahan dari laserasi atau robekan perineum dan vagina.

Penilaian perluasan laserasi perineum dan penjahitan

laserasi atau episiotomi diklarifiksikan berdasarkan luasnya

robekan:

(1) Derajat satu mulai dari mukosa vagina, komisura

posterior dan kulit perineum.

(2) Derajat dua mulai dari mukosa vagina, komisura

posterior, kulit perineum, dan otot perineum.

(3) Derajat tiga mulai dari mukosa vagina, komisura

posterior, kulit perineum, otot perineum, dan otot sfingter

ani.

(4) Derajat empat mulai dari mukosa vagina, komisura

posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani,

dan dinding depan rectum (Sondakh,2013; h.6 – 7).

3) Pada kala III tanda-tanda vital yang harus diperiksa adalah:

a) Tinggi Fundus Uteri (TFU), yang diantaranya bertujuan

untuk mengetahui masih adakah janin di dalam uterus.

b) Kontraksi uterus, untuk memastikan tidak terjadi inersia

uteri.

c) Kandung kemih, karena kandung kemih yang penuh

mengganggu kontraksi uterus (Sondakh, 2013;h.140 -

141).

4) Asuhan pada kala III

a) Pemeriksaan plasenta

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

53

b) Pemeriksaan selaput ketuban

c) Pemeriksaan tali pusat

d) Pemantauan kontraksi

e) Pemantauan tanda vital

f) Pemantauan robekan jalan lahir dan perineum

g) Pemantauan hygiene (Sondakh, 2013;h. 135).

5) Plasenta

a) bentuk agak bulat/oval/datar.

b) ukuran diameter 20-22 cm, tebal ± 2 cm, berat ± 500

gram, hidrops fetalis (ada/tidak).

c) Permukaan maternal: kotiledon (lengkap/tidak), infrak

(ada/tidak).

d) Permuikaan fetal: korion dan amnion (ada yang

tertinggal/tidak, letak robekan) (Erawati,2011; h.98).

6) Tali pusat

a) Panjang: 40-50cm.

b) Diameter: 1-2 cm.

c) Insersi: normal atau sentral, lateral, battlodero,

velamentosa (Erawati, 2011; h.98).

8. Kala IV (kala pengawasan atau observasi atau masa pemulihan)

Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

postpartum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan

observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi

pada 2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

54

harus ditakar diukur sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada

persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada saat pelepasan

plasenta dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata

jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250cc dan

biasanya 100-300cc. Jika perdarahan melebihi dari 500cc maka

sudah dianggap abnormal, dengan demikian harus dicari

penyebab dari perdarahan tersebut (Sondakh, 2013;h.7). Kala

IV (observasi).

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena

perdarahan postpartum paling seringterjadi pada 2 jam

pertama. Observasi yang dilakukan meliputi tingkat kesadaran

penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi

dan pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan.

Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak

melebihi 400 sampai 500 cc (Manuaba, 2010; h.173-174).

a. Asuhan pada kala IV

1) Mencegah perdarahan

2) Mencegah distensi kandung kemih

3) Menjaga keamanan

4) Mempertahankan kenyamanan

5) Menjaga kebersihan

6) Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi

7) Pemantauan keadaan ibu

8) Pencegahan infeksi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

55

(Sondakh, 2013; h.143).

9. Tanda Dan Gejala Menjelang Persalinan

a. Tanda dan gejala menjelang persalinan

Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain persaan

distensi abdomen berkurang (lightening), perubahan serviks

persalinan palsu, ketuban pecah , bloody show, lonjakan energi,

dan gangguan pada saluran cerna (Varney,2007; h.672- 674).

1) Lightening

Ligtening yang di mulai kira- kira 2 minggu sebelum

persalinan, adalah penurunan bagian kepala janin, sehingga

mengakibatkan sesak nafas yang terjadi selama trimester 3

berkurang, karena kondisi ini akan menciptakan ruang ruang

yang lebih besar di daalam abdomen atas untuk ekspensi

paru. Namun lightening juga akan menimbulkan rasa tidak

nyaman seperti ibu sering berkemih, perasaan tidak nyaman

akibat tekanan panggul yang menyeluruh, kram pada tungkai

dan peningkatan stres vena (Varney,2007; h.672 – .674).

2) Perubahan serviks

Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan

intensitas kontraksi braxton hiks. Saat mendekati persalinan,

serviks semakin matang yang mengingindikasikan kesiapan

untuk persalinan (Vaney,2007; h.672 – 674).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 42: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

56

3) Persalinan palsu

Terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, sehingga

memberi pengaruh signifikan pada serviks (Varney,2007;

h.673).

4) Ketuban pecah

Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I

persalinan. Apabila terjadi sebelum waktu persalinan disebut

ketuban pecah dini (KPD) (Vaney,2007; h.673).

5) Bloody show

Bloody show merupakan pengeluaran plak lendir diseksresi

serviks sebagai proliferasi kelenjar lendir serviks pada awal

kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan menutup

jalan lahir selama kehamilan. Bloody show biasanya terjadi

dalam 24 sampai 48 jam sebelum terjadinya persalinan

(Vaney,2007; h.673).

6) Lonjakan energi

Banayak wanita mengalami lojakan energi kurang lebih 24

jam sampai 48 jam sebelum waktu persalinan. Terjadinya

lonjakan energi belum dapat dijelaskan selain bahwa hal

tersebut terjadi secara alamiah, yang memungkinkan wanita

tersebut memperoleh energi yang diperlukan untuk menjalani

persalinan agama (Varney,2007; h.673).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 43: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

57

7) Gangguan saluran cerna

Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan

mencerna, mual dan muntah, diduga hal- hal tersebut

merupakan gejala menjelang persalinan (Varney,2007; h.674).

10. Tahapan persalinan

a. Kala 1 / Kala Pembukaan

Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan

meningkat (frekuensi dan kekuatanya) hingga serviks membuka

lengkap (10 cm) (Walyani,2015; h.13 – 16).

1) Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala 1 dibagi

menjadi Fase laten

Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm

berlangsung hampir atau hingga 8 jam (Walyani,2015; h.14).

2) Fase aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontraksi dianggap adekuat /memadai jika terjadi

tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung

selama 40 detik atau lebih). Dari pebukaan 4 cm hingga

mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi

dengan kecepatan rata –rata 1cm per jam (nulipara atau

primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara)

(Walyani,2015; h.15).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 44: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

58

b. Kala II : Kala Pengeluaran Janin

Pada kala II ini memiliki ciri khas :

1) His terkoodinir, kuat,cepat, dan lebih lama kira - kira 2 – menit

sekali.

2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul.

3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB

4) Anus membuka.

Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :

(a) Primipara kala II berlangsung 1,5 jam-2

(b) Multipara kala II berlangsung 0,5 jam-1

(Walyani,2015; h.14).

c. Kala III : Kala uri

Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta).

(Walyani,2015; h.14).

d. Kala IV : Tahap Pengawasan

Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap

bahaya perdarahan (Walyani,2015; h.16).

11. Perubahan Fisiologis Pada Persalinan

Perubahan fisiologis pada kala I persalinan :

a. Uterus

Kontraksi uterus terjadi mulai dari fundus dan menyebar ke depan

dan ke bawah abdomen, kemudian berakhir depan masa yang

paling kuat pada fundus uterus. Kontraksi mencapai puncak secara

bersamaan pada seluruh bagian uterus dan berkurang bersamaan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 45: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

59

dengan pembukaan serviks dan pengeluaran janin (Erawati,2011;

h.18).

b. Serviks

Pada kala I persalinan, serviks mengalami effacement (penapisan),

yaitu penjang serviks berkurang secara teratur sampai menjadi

sanngat pendek.serviks juga mengalami dilatasi (pembukaan) yang

progresif. Pada tahap persalinan ini, umumnya ibu akan

mengeluarkan lendir darah (bloody show) sedikit atau sedang dari

serviks (Erawati,2011; h.18).

c. Penipisan serviks

Serat otot yang mengililingi lubang serviks akan tertarik ke atas

oleh SAU yang beretraksi. Serviks menyatu dalam SBU. Saluran

serviks melebar kea rah lubang serviks. Pada primigravida, lubang

luar serviksakan tertutup sehingga menjadi ratadi atas bagian janin

mengalami penurunan. Pada multigravida, lubang luar serviks mulai

membuka sebelum penapisan selesai. Pada multiparitas, serviks

tidak akan menipis sepenuhnya (Erawati,2011; h.18).

d. Pembukaan serviks

Pembukaan serviks terjadi akibat kerja uterus dan tekanan yang

berlawanan oleh kantong ketuban dan bagian janin yang turun.

Kepala janin menekanserviks akan membantu pembukaan secara

efisien. Tekanan pada serviks menyebabkan fundus uterus

berkontraksi (Erawati,2011; h.19).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 46: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

60

e. Janin

Janin dengan lambat melakukan maneuver panggul ibu.

f. Kontraksi dan retraksi

kontraksi tidak seluruhnya terjadi pada serat otot uterus, tetapi

sebagian serat otot yang menahan bagian dari pemendekan otot

uterus dan juga relaksasi tidak jelas sepenuhnya yang disebut

retraksi (Erawati,2011; h.20).

g. Perdarahan

Akibat pembukaan serviks, sumbatan pada serviks akan

menghilang dan keluar lendir bercampur darah. Darah berasal dari

pembuluh-pembuluh halus yang pecah pada pelepasan korion

(Erawati, 2011; h.21).

12. Perubahan Pada Kala II Persalinan

a. Kontraksi (his)

His pada kala II menjadi lebih terkoordinasi, lebih lama (25 menit),

lebih cepat kira-kira 2-3 menit sekali. Sifat kontraksi uterus simetris,

fundus dominan, diikuti relaksasi (Erawati,2011; h.22)

b. Uterus

Pada saat kontraksi, otot uterus menguncup sehingga menjadi tebal

dan lebih pendek, kavum uterus lebih kecil serta mendorong janin

dan kantong amnion ke asrah segmen bawah uterus dan serviks.

c. Pergeseran organ dasar panggul

Pada saat persalinan, peningkatan hormone relaksin menyebabkan

peningkatan mobilitas sendi, dan kolagen menjadi lunak sehingga

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 47: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

61

terjadi relaksasi penggul.karena adanya kontraksi, kepala janin

yang suddah masuk ruang panggul menekan otot-otot dasar

panggul sehingga terjadi tekanan pada rectum dan sacara reflek

menimbulkan rasa ingin mengejan, anus membuka, labia membuka,

perenium menonjol, dam tidak lama kemudian kepala tampak

didepan vulva pada saat his (Erawati,2011; h.22).

d. Ekspulsi janin.

13. Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan terdiri dari engagement, penurunan, fleksi,

putar paksi dalam, ekstensi, putar paksi luar dan ekspulsi

(Bobak,2004; h.246-248).

a. Engagement

Merupakan masuknya kepala di pintu atas panggul (PAP). Pada

primipara terjadi sebelum persalinan aktif dimulai, karena otot- otot

abdomen masih tegang, sehinnga presentasi terdorong ke dalam

panggul. Pada multipara yang otot- otot abdomennya lebih kendur,

kepala seringkali digerakkan di atas permukaan panggul sampai

persalinan dimulai. (Erawati,2011; h.22).

b. Penurunan

Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul.,

terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion,

tekanan langsung kontraksi fundus pada janin dan kontraksi

diafragma dan otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan.

Efek ketiga kekuatan itu dimodifikasi oleh ukuran dan bentuk

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 48: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

62

bidang panggul ibu dan kapasitas kepala janin untuk molague

(Erawati,2011; h.22).

c. Fleksi

Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding

panggul, atau dasar panggul, dalaam keadaan normal fleksi terjadi

dan dagu didekatkan kearah dada janin. Dengan fleksi,

suboksipitobregmantika yang diameter lebih kecil (9,5 cm) dapat

masuk ke dalam pintu bawah panggul (PBP) (Erawati,2011; h.23).

d. Putar Paksi Dalam

Putar paksi dalam dimulai pada bidang setinggi bspina isciadika,

tetapi putaran ini belum selesai sampai bagian presentasi

mencapai panggul bagian bawah. Ketika oksiput berputar ke arah

anterior, wajah berputar ke posterior. Setiap terjadi kontraksi,

kepala janin diarahkan oleh tulang panggul dan otot- otot dasar

panggul. Akhirnya, oksiput berada di garis tengah di bawah

lengkung pubis (Erawati,2011; h.23)

e. Ekstensi

Saat kepala janin mencapai perinium, kepala akan defleksi ke arah

anterior oleh promontorium. Mula- mula oksiput melewati

permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala keluar akibat

ekstensi: pertama- tama oksiput, kemudian wajah, dan akhirnya

dagu (Erawati,2011; h.23).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 49: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

63

f. Restittusi dan Putar Paksi Luar

Setelah kepala keluar, bayi berputar hingga mencapai posisi yang

sama dengan saat kepala memasuki PAP. Gerakan ini dikenal

dengan restitusi dan putaran 45 derajat membuat kepala janin

kembali sejajar dengan punggung dan bahunya. Dengan

demikian, kepala dapat terlihat berputar lebih lanjut. Putaran paksi

luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan herakan mirip

dengan gerakkan kepala (Erawati,2011; h.23).

g. Ekspulsi

Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang

pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral

ke arah simfisis pubis. Ketika seluruh tubuh bayi keluar, persalinan

bayi selesai (Erawati,2011; h.23).

1) Komplikasi persalinan

a) Ketuban pecah dini

(1) Definisi

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput

ketuban sebelum persalinan atau dimulainya tanda

inpartu (Erawati,2011; h.24).

(2) Diagnosis

Diagnosis ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan inspekulo.Dari anamnesis

didapatkan penderita merasa keluar cairan yang

banyak secara tiba-tiba. Kemudian lakukan satu kali

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 50: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

64

pemeriksaan inspekulo dengan spekulum steril untuk

melihat adanya cairan yang keluar dari serviks atau

menggenang di forniks posterior.Jika tidak ada,

gerakkan sedikit bagian terbawah janin, atau minta ibu

untuk mengedan/batuk (Erawati,2011; h.24).

b) Malpresentasi

(1) Definisi

Malpresentasi meliputi semua presentasi selain vertex

(2) Presentasi Dahi

Diagnosis:

Pemeriksaan abdominal: kepala janin lebih separuhnya

di atas pelvis, denyut jantung janin sepihak dengan

bagian kecil. Pemeriksaan vaginal: oksiput lebih tinggi

dari sinsiput, teraba fontanella anterior dan orbita,

bagian kepala masuk pintu atas panggul (PAP) adalah

antara tulang orbita dan daerah ubun-ubun besar. Ini

adalah diameter yang PALING besar, sehingga sulit

lahir pervaginam (Erawati,2011; h.24).

(3) Presentasi Muka

Diagnosis:

Pemeriksaan abdominal: lekukan akan teraba antara

daerah oksiput dan punggung (sudut Fabre), denyut

jantung janin sepihak dengan bagian kecil janin.

Pemeriksaan vaginal: muka dengan mudah teraba,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 51: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

65

teraba mulut dan bagian rahang mudah diraba, tulang

pipi, tulang orbita; kepala janin dalam keadaan defleksi

maksimal. Untuk membedakan mulut dan anus: Anus

merupakan garis lurus dengan tuber iskhii, Mulut

merupakan segitiga dengan prominen molar

(Erawati,2011; h.24).

(4) Presentasi Majemuk

Diagnosis:

Prolaps ekstremitas bersamaan dengan bagian

terendah janin (kepala/bokong) (Erawati,2011; h.24).

(5) Presentasi Bokong (Sungsang)

Diagnosis :

Gerakan janin teraba di bagian bawah

abdomen.Pemeriksaan abdominal: kepala terletak di

bagian atas, bokong pada daerah pelvis, auskultasi

menunjukkan denyut jantung janin lokasinya lebih

tinggi. Pemeriksaan vaginal: teraba bokong atau kaki,

sering disertai adanya mekonium. Pada gambar

(berturut-turut): presentasi bokong sempurna,

presentasi bokong murni, dan presentasi kaki (footling)

(Buku Saku Pelayanan Kesehatan, 2013; h.122-140).

c) Pada kala II

(1) Kala II memanjang

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 52: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

66

Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah

lengkap dan berakhir dengan keluarnya janin.Median

durasinya adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit

untuk multipara (Prawiroharjo, 2010 h. 574).

(2) Ruptura uteri

Penipisan abnormal segmen bawah uterus

menimbulkan bahaya serius selama pertes lama,

terutama pada ibu dengan paritas tinggi, dan pada

mereka dengan riwayat seksio sessaria. Apabila

disporposi antara kepala janin dan panggul sedemikian

besar sehingga kepala tidak cakup dan tidak terjadi

penurunan, segmen bawah uterus menjadi sangat

teregang kemudia dapat menyebabkna ruptur

(Prawiroharjo, 2010; h.576)

(3) Distosia bahu

Adalah suatu keadaan diperlukannya tambahan

manufer obstetrik, oleh karena dengan tarikan

biasanya kearah belakang kepala bayi tdak berhadil

untuk melahirkan bayi.Komplikasi pada bayi dengan

distosia bahu adalah fraktur tulang klavikula dan

humerus, dan hipoksia yang dapat menyebabkan

kerusakan permanen diotak (Prawiroharjo, 2010;

h.600).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 53: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

67

(4) Tanda gawat janin

DJJ kurang dari 120 atau lebih dari 160 x/menit.

(JNPK-KR, 2008, hal 93-96)

(5) Prolaps tali pusat

Tekanan ada tali pusat oleh bagian terendah janin

dan jalan lahir akan mengurangi atau menghilangkan

sirkulasi plsaenta, bila tidak dikoreksi, komplikasi ini

dapat menyebabkan kematian janin, karena obstruksi

yang lengkap dari tali pusat menyebabkan dengan

segera berkurangnya detak jantung janin (Prawiroharjo,

2010; h.626).

(6) Pada kala III

(a) Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak lahir

dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir (JNPK-KR,

2008; h.118).

(b) Atonia uteri, adalah uterus yang tidak berkontraksi

dengan segera setelah kelahiran plasenta (JNPK-

KR, 2008; h.108).

14. Asuhan Persalinan Normal 58 Langkah

a. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua

Ibu mempunyai keinginan untuk meneran

1) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

2) Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada

rectum dan vagina.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 54: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

68

3) Perineum tampak menonjol

4) Vulva dan sfingter ani membuka

b. Memastikan perlengkapan, peralatan bahan, dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana

komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia tempat datar

dan keras, 2 kain dan 1 handukbersih dan kering lampu sorot 60

watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

1) Menggelar kain diatas perut ibu, tempat resusitasi dan

ganjal bahu bayi

2) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali

pakai didalam partus set.

3) Mengenakan clemek plastik yang bersih

4) Melepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai

cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir

kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk

pribadi yang bersih dan kering.

5) Mamakai sarung tangan DTT untuk melakukan

pemeriksaan dalam.

6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan

tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril

(pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).

7) Membersihkan vulva dan perimeum, menyekanya dengan

hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 55: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

69

kapas atau kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat

tinggi.

(a). Jika introitus vagina, perineum, atau anus

terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama

dengan cara menyeka dari depan kebelakang.

(b). Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi)

dalam wadah yang tersedia

(c). Ganti sarung tangan jika terkontaminasi

(dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan

klorin 0,5%

Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukan lengkap,

bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah

lengkap maka lakukan amniotomi

8). Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5 % kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan

terbalik dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua

tangan setelah sarung tangan dilepaskan.

9). Memeriksa denyut jantung janin ( DJJ ) setelah kontraksi/saat

relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas

normal (120 – 160x/menit.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 56: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

70

10). Memberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang

nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

(a) Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan

pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti

pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan

semua temuan yang ada.

(b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran

mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu

untuk meneran secara benar.

(11) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila

ada rasaingin meneran dan terjadi kontarksi yang kuat, bantu ibu

ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan

pastikan ibu merasa nyaman).

(12) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada

dorongan yang kuat untuk meneran :

(a) Membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan

efektif

(b) Mendukung dan beri semangat pada saat meneran dan

perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai

(c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

pilihanya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu

yang lama)

(d) Menganjurkan ibu ntuk beristirahat di antara konraksi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 57: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

71

(e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk

ibu.

(f) Memberikan cukup asupan cairan per-oral (minum)

(g) Menilai DJJ setiap kontaksi uterus selesai

(h) Melakukan rujukan segera jika bayi belum atau tidak akan

segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran

(primigravida) atau 60 menit(1 jam) meneran (multigravida).

(13) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongok atau mengambil

posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam 60 menit.

(14) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu

Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 -6 cm.

(15) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong

ibu.

(16) Membuka tutup partus set

(17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan

(18) Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan

kain bersih dan kering setelah tampak kepala bayi dengan

diameter 5-6 cm. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk

menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan

ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.

(19) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil

tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan

proses kelahiran bayi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 58: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

72

(a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi

(b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua

tempat dan potong di antara dua klem tersebut.

(20) Menunggu hingga kepala bayi malakukan putar paksi luar sacara

spontan

(21) Menuunggu kepala bayi melakkan putaran paksi luar secara

spontan.

(22) Melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan

ibu untuk meneran saat kontraksi.Dengan lembut gerakan kepala

ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah

arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk

melahirkan bahu belakang.

(23) Menggeser tangan yang berada di bawah ke arah perinium ibu

untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah

gunakan tangan yang berada di atas untuk menelusuri dan

memegang lengan dan siku sebelah atas.

(24) Melakukan penelusuran tangan yang berada diatas punggung,

bokong tungkai dan sampai mata kaki. Pegang kedua mata kaki

(masukan telunjuk di antara kaki dan pegang masing- masing

mata kaki dengan ibu jari dan jari- jari lainnya).

(25) Melakukan penilian selintas :

(a) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan?

(b) Apakah bayi bergerak dengan aktif?

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 59: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

73

Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap

segera lakukan tindakan resusitasi.

(26) Mengeringkan dan posisikan bayi di atas perut ibu.

(a) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.

(b) Ganti handuk basah dengan handuk yang kering.

(c) Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas dada atau perut

ibu.

(27) Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain

dalam uterus (janin tunggal).

(28) Memberitahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikan

oksitosin (agar uterus berkontraksi dengan baik).

(29) Dalam waktu kurang dari 1 menit setelah bayi lahir, berikan

Menyuntikan oksitosin 10 IU (intramuskuler) di sepertiga paha atas

bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan

oksitosin).

(30) Menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir)

pada sekitar 3 cm dari pusar umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem

penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan

penjepitan ke dua pada 2 cm distal dari klem pertama.

(31) Memotong dan pengikatan tali pusat

(a) Menggunakan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit

kemudianlakukan penggunting tali pusat (lindungi perut bayi)

di antara 2 klem tersebut.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 60: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

74

(b) Mengikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi

kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan

lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci.

(c) Melepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah

disediakan.

(32) Menempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi

Meletakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.luruskan

bahu bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu.

Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan

posisi lebih rendah dari puting payudara ibu

(33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering serta pasang

topi pada kepala bayi.

(34) Memindahkankan tali pusat hingga berjarah 5- 10 cm dari vulva.

(35) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas

symfisis untuk mendeteks.Tangan lain menegangkan tali pusat

(36) Setelah uterus berkonteraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah

yambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso kranial

secara hati- hati (untuk mencegah terjadinya inversio uteri).

Jika plasenta tidak lahir setelah 30- 40 detik, hentikan penegangan

tali pusat dan tinggu sampai ada konteraksi berikutnya dan ulangi

prosedur diatas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu,

suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting

susu.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 61: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

75

(37) Melakukan penegangan dan dorso-kranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali puat

dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti

poros jalan lahir (tetap melakukan dorso kranial).

(a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.

(b) Jika plasenta tidak lepas selama 15 menit menegangkan tali

pusat:

(i) Memberikan dosis ulang oksitosin 10 IU IM

(ii) Melakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih

penuh

(iii) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

(iv) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya

(v) Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30

menit setelah bayi lahir

(vi) Jika terjadi perdarahan lakukan manual plasenta.

(38) Melihat plasenta di introitus vagina lanjutkan kelahiran plasenta

dengan menggunakan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta

hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan

plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban

robek, pakai handscoon steril untuk melakukan eksploraasi sisa

selaput kemudian gunakan jari- jari tangan atau klem untuk

mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 62: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

76

(39) Segera setelah plsenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

massase uterus dengan meletakan telapak tangan di fundus dan

lakukan masase dengan gerakan secara lambat hingga uterus

berkonteraksi (fundus teraba keras). Melakukan tindakan yang

diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik

melakukan rangsangan taktil/masase.

(40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian fetal maupun maternal

dan pastikan bahwa selaput lengkap dan utuh. Masukkan plasenta

ke dalam kantung plastic atau tempat khusus.

(41) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila

ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan

penjahitan.

(42) Memastikan uterus berkonteraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

(43) Berikan cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di

dadaibu paling sedikit 1 jam).

(a) Melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 30-60 menit.

Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit.

Bayi cukup menyusu dari satu payudara

(b) Membiarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walau bayi

sudah berhasil menyusu.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 63: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

77

(44) Melakukan penimbangan/ pengukuran bayi, beri tetes mata

antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramuscular di paha

kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu –bayi.

(45) Memberikan suntikanimunisasi hepatitis B (setelah satu jam

pemberian Vitamin K1) di paha kanan anterolateral.

(a) Meletakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-

waktu bisa disusukan.

(b) Meletakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum

berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan

sampai bayi berhasil menyusu.

(46) Melakukan pemantauan kotraksi dan pencegahan perdarahan

pervaginam:

(a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

(b) 15 menit pada 1 jam pertama.

(c) 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.

(d) melakukan asuhan yang sesuai untuk penatalaksanaan

atonia uteri jika uterus tidak berkonteraksi dengan baik.

(47) Menganjurkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan

menilai kontraksi.

(48) Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

(49) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih

ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit

pada jam ke dua pasca persalinan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 64: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

78

1) Memeriksa temperatur ibu sekali setiap jam selama 2 jam

pertama pasca persalinan.

2) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak

normal.

(50) Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi

bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal

(36,5°C – 37,5°C).

(51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi selama 10 menit. Cuci dan bilas

peralatan yang telah didekontaminasi.

(52) Membuang bahan- bahan yang terkontaminasi ketempat sampah

yang sesuai.

(53) Membersihkan badan ibu menggunkan air DTT. Bersihkan sisa

cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian

yang bersih dan kering.

(54) Memastikan ibu merasa nyaman, Bantu ibu memberikan ASI.

Anjurkan keluarga untuk memberi minuman dan makanan yang

diinginkannya.

(55) Mendokumentasikan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

(56) Mencelupkankan handscoon kotor kedalam larutan klorin 0,5%

balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit.Mencuci kedua tangan dengan sabun dan

air mengalir kemudian keringkan dengan handuk atau tisu kering.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 65: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

79

(58) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa

tanda vital dan asuhan kala IV( JNPK-KR, 2008; hal : 18-23).

Pemantauan keadaan umum ibu menurut JNPK-KR tahun 2008

h.112.selama dua jam pertama pasca persalinan :

1) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandungkemih dan

darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam dan setiap 30

menit selama satu jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang

tidak normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian kondisi

ibu.

2) Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik

setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit

selama jam kedua kala empat.

3) Pantau temperature tubuh setiap jam dalam dua jam pertama

pascapersalinan.

4) Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit

selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua

pada kala empat.

5) Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus

dan jumlah darah yang keluar dan bagaimana malakukan masase

jika uterus menjadi lembek.

C. BAYI BARU LAHIR

1. Definisi

Masa Neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4

minggu ( 28 hari ) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 66: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

80

0 (bayi lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus ini

adalah bayi berumur 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-

28 hari. (Muslihatun, 2010; h.2 ).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

kepala melalui vagina tanpa memakai alat pada usia kehamilan

genap 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram, nilai

Apgar › 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah,2012; hal.2).

Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria

sebagai berikut:

a. Berat badan lahir antara 2500-4000 gram.

b. Panjang badan bayi 48-52cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34cm.

d. Lingkar kepala 33-35cm.

e. Denyut jantung dalam menit pertama kurang lebih 180 kali per

menit, kemudian turun sampai 120-140 kali per menit pada saat

berumur 30 menit.

f. Respirasi cepat pada menit pertama kurang lebih 80 kali per

menitdisertai pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal

dan interkostal serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan dilapisi vernik kaseosa.

h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala telah tumbuh baik.

i. Kuku telah agak panjang dan lemas.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 67: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

81

j. Genetalia testis sudah turun jika pada laki-laki dan labia mayora

telah menutupi labia minora pada perempuan.

k. Refleks isap, menelan, dan moro telah terbentuk.

l. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam

pertama. Mekonium memiliki yang khas yaitu hitam kehijauan

dan lengket (Sondakh, 2013;h.150).

2. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Menurut JNPK-KR (2008: hal.137) pemeriksaan bayi baru lahir

dilakukan pada :

a. Saat bayi berada diklinik (dalam 24 jam )

b. Saat kunjungan tindak lanjut (KN), yaitu :

1) Kunjungan I : pada usia 1-3 hari

2) Kunjungan II : pada usia 4-7 hari

3) Kunjungan III : pada usia 8-28 hari.

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang

diberikan pada bayi selama jam pertama setalah kelahiran.

Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha

pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan.

Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir adalah:

a) Menjaga bayi agar tetap hangat dan kering.

b) Mengusahakan adanya kontak kulit antara ibu dan bayi secepat

mungkin (Saifuddin,dkk, 2010;h.N.30).

c) Tujuan utama pada perawatan segera bayi baru lahir:

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 68: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

82

(1) Membersihkan jalan nafas.

(2) Memotong dan merawat tali pusat.

(3) Mempertahankan suhu tubuh bayi.

(4) Identifikasi.

(5) Pencegahan infeksi.

Pemberian jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan

mata, dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi

dalam keadaan kritis dan dokter memberi perintah khusus.

1. Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.

Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera

membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut:

a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras

dan hangat.

b. Gulung sepotong kain dan diletakkan dibawah bahu

sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk.

Posisi kepala diatur lurus sedikit menengah ke belakang.

c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi

dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril.

d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok

kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan

ini biasanya bayi segera menangis.

1) Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat

menyebabkan kerusakan otak dan sangat penting

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 69: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

83

membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bayi bernafas

tidak akan menyebabkan aspirasi lendir atau masuknya

lendir ke dalam paru-paru.

a) Alat pengisap lendir mulut menggunakan delee atau

alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen

dengan selangnya harus siap ditempat.

b) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.

c) Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas

yang pertama.

d) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam

hidung atau mulut harus diperhatikan.

2) Bantuan untuk menilai pernafasan mungkin diperlukan

untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.

3) Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan

pemompaan bila setelah 1 menit bayi tidak bernafas.

2. Memotong dan perawatan tali pusat

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta

lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan

mempengaruhi bayi kecuali pada bayi kurang bulan.

Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera

dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan

resusitasi pada bayi. Sebelum memotong tali pusat

dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk

mencegah terjadinya perdarahan (Saifuddin, 2009;h.134).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 70: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

84

Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat

dalam minggu pertama untuk mengurangi insiden infeksi

pada neonatus. Yang terpenting dalam perawatan tali

pusat adalah menjaga agar tali pusat tetap kering dan

bersih. Langkah-langkah merawat tali pusat adalah sebagai

berikut:

a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum

merawat tali pusat.

b. Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat

dengan kapas basah.

c. Bungkus dengan longgar atau tidak terlalu rapat

dengan kasa steril atau bersih.

d. Popok atau celana bayi diikat dibawah tali pusat.

e. Tidak menutupi tali pusat untuk menghindari kontak

dengan feses dan urin.

f. Hindari penggunaan kancing, koin atau logam untuk

membalut tali pusat (Sarwono, 2010;h.370-371).

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu

mengatur tetap suhu tubuh, dan membutuhkan

pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.

Bayi baru lahir harus dibungkus. Suhu tubuh bayi

merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang

hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 71: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

85

4. Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir adalah

pemberian vitamin K dan pemberian obat tetes atau salep

mata. Pemberian vitamin K pada bayi sebaiknya pada

bayi yang cukup bulan dan lahir secara normal yaitu

vitamin K peroral 1 mg per hari selama 3 hari, sedangkan

pada bayi dengan risiko tinggi diberi vitamin K parenteral

dengan dosis 0,5-1 mg per IM. Pemberian obat mata

eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk

pencegahan penyakit mata karena klamidia atau penyakit

menular seksual, dan obat apa saja yang telah diberikan

untuk bayi harus dicatat dalam status bayi (Saifuddin,

2009;h.134-135).

5. Identifikasi bayi

Untuk memudahkan identifikasi bayi alat pengenal

bayi perlu dipasang segera pasca persalinan. Alat yang

digunakan sebaiknya tahan air, dengan tepi halus yang

tidak melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.

Pada alat atau gelang identifikasi, tercantum nama bayi

dan ibu, tanggal lahir nomor bayi, jenis kelamin, dan unit.

Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus tercetak di

catatan yang tidak mudah hilang. Pengukuran dimulai dari

berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 72: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

86

lingkar perut dan dicatat didalam rekam medik (Sondakh,

2013;h.160).

6. Pemantauan bayi baru lahir

Bertujuan untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau

tidak identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang

memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan

serta tindak lanjut petugas kesehatan. Penilaian pada

bayi baru lahir dilakukan pada saat sebagai berikut:

a. Dua jam pertama sesudah lahir

Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam

pertama sesudah lahir meliputi:

1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah.

2) Bayi tampak aktif atau lunglai.

3) Bayi kemerahan atau kebiruan.

b) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan

bayinya

Penolong persalinan melakukan pemeriksaan

dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah

kesehatan memerlukan tindakan lebih lanjut seperti:

1) Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang

bulan.

2) Gangguan pernafasan.

3) Hipotermia.

4) Infeksi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 73: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

87

5) Cacat bawaan dan trauma lahir.

Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir adalah:

1. Suhu badan dan lingkungan.

2. Tanda-tanda vital

Pemantauan tanda-tanda vital yaitu sebagai

berikut:

a) Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau

ketiak.

b) Pada pernafasan normal, perut dan dada

bergerak hampir bersamaan tanpa adanya

retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu

inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernafasan

yaitu 30-50 kali per menit.

c) Nadi dapat dipantau di semua titik-titik nadi

perifer.

d) Tekanan darah dipantau hanya bila ada

indikasi (Saifuddin, 2009;h.136-138).

d) Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir

Pengkajian segera setelah lahir tujuannya untuk mengkaji adaptasi

bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus kekehidupan luar uterus

(Muslihatun,2010; h.28) yaitu dengan :

1) Mempelajari hasil anamnesa, meliputi riwayat hamil, riwayat

persalinan, riwayat keluarga.

2) Menilai skor APGAR

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 74: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

88

3) Melakukan resusitai neonatus

4) Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu

pendek dan harus diawasi setiap hari.

5) Memberikan identifikasi bayi dengan memberi kartu bertulisan

nama ibu, diikatkan dipergelangan tangan atau kaki.

6) Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda vital.

7) Meletakan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik),

atau dalam inkubator jika ada indikasi.

8) Menentukan tempat perawatan : rawat gabung, rawat khusus,

atau rawat intensif.

9) Melakukan prosedur rujukan bila perlu. Jika ada riwayat penyakit

yang diturunkan dari ibu, misalnya penyakit hepatitis B aktif,

langsung diberikan vaksinasi (globulin) pada bayi.

e) Tanda – Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir

Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir, dideteksi lebih dini untuk

segera dilakukan penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi,

diantaranya yaitu (Muslihatun, 2010; h.46) :

1) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit.

2) Retraksi dada saat inspirasi.

3) Suhu terlalu panas atau lebih dari 38 C atau terlalu dingin atau

kurang dari 36 C.

4) Warna kulit kuning (terutama pada 24 jam pertama) biru atau pucat

memar.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 75: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

89

5) Pemberian makan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak

muntah.

6) Tali pusat merah,bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,

berdarah.

7) Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah).

Bau busuk pernafasan sulit.

8) Tinja/kemih : tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering,

hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.

9) Aktivitas : mengigil, atau nangis yang tidak biasa, sangat mudah

tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang – kejang

halus, tidak biasa tenang, menangis terus menerus.

f) Reflek Bayi

Penampilan dan perilaku bayi baik secara spontan karena adanya

rangsangan atau bukan meliputi:

1) Reflek moro: reflek yang tinbul diluar kemaluan, kesadaran bayi.

2) Reflek rooting: bayi menoleh ke arah sentuhan di pipinya, atau di

dekar mulut, berusaha untuk menghisap

3) Reflek sucking: areola puting susu tertekan gusi bayi, lidah dan

langit-langit sehingga sinus laktefiterus tertekan dan mengeluarkan

ASI

4) Reflek swallowing: dimana ASI di mulut bayi mendesak otot

didaerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan reflek menelan

dan mendorong ASI ke dalam lambung

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 76: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

90

5) Reflek grasping: jari-jari bayi menggenggam sangat kuat saat jari

kita menyentuh telapak tangan bayi

6) Reflek tonik neck: gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal,

bila ditengkurapkan akan spontan memiringkan kepalanya

7) Reflek stapping: apabila bayi diangkat tegak dan kakinya satu per

satu disentuhkan pada satu dasar maka reflek kaki bayi secara

spontan dan seolah-olah bayi berjalan

8) Reflek startle: menjelang pada lengan dan tangan yang sering

diikuti dengan tangis akibat reaksi emosional berupa hentakan dan

gerakan (Yeyeh, 2012;h. 63).

g) Kunjungan BBL

Adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali, yaitu

1) Kunjungan Neonatus I (KN I) pada 6 jam sampai dengan 48 jam

setelah lahir

2) Kunjungan neonatus II (KN II) pada hari ke 3 sampai dengan 7 hari

3) Kunjungan neonatus III (KN III) pada hari ke 8-28 hari

Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat

dilaksanakan di puskesmas atau kunjungan rumah. Pelayanan yang

diberikan mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS) pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi

Muda/MTBM) termasuk ASI Eksklusif, pencegahan infeksi berupa

perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB 0

diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila

tidak diberikan saat lahir).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 77: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

91

Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir menurut

Prawirohardjo 2008; h.136 meliputi :

1) Pematauan 2 jam

Pemantauan 2 jam pertama bayi baru lahir bertujuan untuk melihat

adanya kemampuan bayi menghisap dengan kuat, bayi tampak

aktif atau lunglai, dan warna kulit kemerahan atau biru. Seorang

bidan sebelum meninggalkan bayi perlu melihat apakah terdapat

gangguan pernafasan, hipotermi, infeksi dan cacat bawaan.

2) Pemantauan 0-6 jam

(a) Asuhan bayi baru lahir normal dilaksanakan segera setelah

lahir, dan diletakkan didekat ibu serta dalam ruangan yang

sama.

(b) Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan dalam

ruangan dengan ibunya atau diruangan khusus.

3) Asuhan 2-6 hari

Pemeriksaan pada bayi baru lahir meliputi :

(a) Menilai pertumbuhan bayi

(b) Pemberian minuman dan nutrisi

(c) Pemberian asi esklusif

4) Asuhan 6-28 hari

a) Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan

dipelayanan kesehatan atau meliputi kunjungan rumah.

b) Pemeriksaan neonatus dilakukan didekat ibu bayi didampingi

ibu atau keluarga saat dilakukan pemeriksaan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 78: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

92

5) Asuhan dirumah

(a) Kunjungan 1 pada 6-8 jam

(b) Kunjungan 2 pada 3-7 hari

(c) Kunjungan 3 pada 8-28 hari

h) Perlindungan Termoregulasi

Menurut Varney (2007) termoregulasi adalah suatu mekanisme

kehilangan panas pada bayi baru lahir yang menimbulkan bayi cepat

stres karena perubahan suhu lingkungan dari uterus ke dunia luar.

Mekanisme kehilangan panas bayi baru lahir antara lain Konveksi,

Konduksi, Radiasi dan evaporasi. BBL dapat menghasilkan panas

dalam jumlah besar dengan meningkatkan kecepatan metabolisme dan

memobilisasi lemak coklat untuk menghasilkan panas.

1) Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme pengaturan tubuh BBL belum sempurna, sehingga

apabila tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas

tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermi (JNPK-KN.2008;h.127-

130).

2) Mekanisme kehilangan panas

BBL dapat mngalami kehilangan panas dengan cara- cara berikut:

3) Evaporasi

Merupakan jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas

dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan

tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir bayi tidak

segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 79: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

93

4) Konduksi

Merupakan kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara

tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

5) Konveksi

Merupakan kehilangan panas tubuh yang terjadi saat baayi terpapar

udara sekitar yang lebih dingin.

6) Radiasi

Merupakan kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di

dekat benda- benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu

tubuh bayi.

i) IMD ( Inisiasi Menyusui Dini )

Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakan bayi

tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit

ibu, biarkan kontak kulit ini setidaknya berlangsung 1 jam atau lebih

bahkan sampai bayi dapat menyusui sendiri. Bayi diberi topi dan

diselimuti, ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu

ibu selama proses ini. Melakukan IMD akan memberikan keuntungan

pada ibu dan bayi.

a) Keuntungan untuk bayi

1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat

kolostrum segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

2) Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah

imunisasi pertama pada bayi.

3) Meningkatkan kecerdasan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 80: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

94

4) Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan

nafas

5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu- bayi.

6) Mencegah kehilangan panas.

b) Keuntungan untuk ibu yaitu merangsang produksi oksitosin dan

prolaktin.

1) Oksitosin:

(a) entimulasi kontraksi uterus dan menurunkan risiko perdarahan

pasca persalinan.

(b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan

meningkatkan produksi ASI.

(c) Keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan

bayi.

(d) Ibu menjadi lebih tenang, fasilitasi kelahiran plasenta dan

pengalihan rasa nyeri dari berbagai prosedur pasca

persalinan lainnya.

2) Prolaktin

(a) Meningkatkan produksi Asi.

(b) Membantu ibu menghadi rasa stres dari berbagai rasa kurang

nyaman.

(c) Memberi efek relaksasi kepada ibu setelah bayi selesai

menyusu.

(d) Menunda ovulasi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 81: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

95

j) Tanda- Tanda Kelainan Pada Bayi Baru Lahir

Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kelainan yang

menunjukan suatu penyakit, yaitu : Sesak nafas, frekuensi pernafasan

60 kali/menit, retraksi dinding dada, malas minum, panas atau suhu bayi

rendah, kurang aktif dan BBLR. Tanda- tanda bayi sakit berat, apabila

terdapat salah satu atau lebih tanda seperti : sulit minum, sianosis

sentral, perut kembung, kejang, perdarahan, merintih, sangat kuning

dan BBLSR (Prawirohardjo, 2009; h.139)

k) Penilaian Bayi Baru Lahir

Tabel.1.1 Nilai APGAR Skor

Skor 0 1 2 Frekuensi Jantung Tidak ada Lambat di bawah 100 Di atas 100 Usaha nafas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis dengan baik Tonus otot Flaksid Beberapa fleksi Gerakan aktif ekstremitas Refleks mudah

l) Penyulit pada bayi baru lahir

1) Asfiksia neonatorum

Keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur,

sehingga dapat menurunkan oksigen dan makin meningkatnya

karbodioksida yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih

lanjut.

2) Kelainan congenital

Kelainan kongenital merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ

janin sejak saat pembuahan.Kelainan kongenital merupakan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 82: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

96

penyebab terjadinya keguguran, lahir mati atau kematian setelah

persalinan pada minggu pertama.

3) Infeksi neonatorum

Infeksi neonatus (bayi baru lahir) sering dijumpai, apalagi didaerah

pedesaan dengan persalinan dukun beranak. Penyakit infeksi ini

dapat terjadi melalui: infeksi antenatal (terjadi sejak masih dalam

kandungan), infeksi intranatal (terjadi saat berlangsungnya

persalinan), infeksi postnatal (terjadi setelah bayi berada di luar

kandungan).

4) Bayi dengan berat badan lahir rendah

Prematuritas atau berat badan lahir rendah (BBLR) karena terdapat

dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari

2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat

badan lahir rendah dari semestinya, sekalipun cukup bulan, atau

karena kombinasi keduanya (Manuaba, 2010; h.421).

D. NIFAS

a) Definisi

Dalam bahasa latin waktu tertentu setelah melahirkan

anak ini disebut puerpurium yaitu dari kata puer yang artinya bayi

dan parous melahirkan. Jadi, puerpurium berarti masa setelah

melahirkan bayi. Masa nifas atau puerpurium adalah masa pulih

kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat

kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 83: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

97

yaitu 6 sampai 8 minggu. Batasan waktu nifas yang paling

singkat tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu

relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan

maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas adalah masa

setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih

setelah sebelum hamil dan secara normal masa nifas

berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.

b) Tujuan Asuhan Masa Nifas

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena

merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan

60%kematia ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan

dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.

Adapun tujuan dari perawatan nifas adalah:

1) Untuk memulihkan kesehatan umum penderita, dengan

jalan:

(a) Penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan.

(b) Menghilangkan terjadinya anemia.

(c) Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan

keberhasilandan sterilisasi.

(d) Selain hal-hal untuk mengembalikan kesehatan umum

diperlukan pergerakan otot yang cukup, agar tonus

otot menjadi lebih baik, peredaran darah lebih lancar

dengan demikian otot akan mengadakan metabolisme

lebih cepat.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 84: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

98

2) Untuk mendapatkan kesehatan emosi.

3) Untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi.

4) Untuk memperlancar pembentukan ASI.

5) Agar penderita dapat melaksanakan perawatan sampai

masa nifas selesai, dan dapat memelihara bayi-bayi

dengan baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi

normal (Wulandari, 2011;h.1-2).

6) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologis.

7) Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya.

8) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,

pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi

sehat.

9) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena

merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan

60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,

dan 40% kematian masa nifas yang terjadi dalam 24 jam

pertama (Saifuddin, 2009;h.122).

c) Tahapan Masa Nifas

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 85: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

99

1) Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24

jam.Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya

perdarahan karena atonia uteri.Oleh karena itu, bidan dengan

teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,

pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.

(a) Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)

Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam

keadaan keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia

tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup

mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat

menyusui dengan baik.

(b) Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan

pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.

d) Perubahan-Perubahan Pada Masa Nifas

1) Perubahan Fisiologis

(a) Perubahan Sistem Reproduksi

(i) Involusi

Involusi uterus adalah kembalinya uterus

dalam keadaan sebelum hamil baik dalam bentuk

maupun posisi. Selain uterus, vagina, ligament

uterus dan otot dasr panggul juga kembali ke

keadaan sebelum hamil. Apabila ligament uterus

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 86: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

100

dan ptpt dasar panggul tidak kembali ke keadaan

sebelum hamil kemungkinan terjadinya prolaps

semakin besar. Selama proses involusi, uterus

menipis dan mengeluarkan lochea yang digantikan

dengan endometrium baru. Setelah kelahiran bayi

dan plasenta terlepas, otot uterus berkontraksi

sehingga sirkulasi darah yang menuju uterus

berhenti. Proses involusi uterus disertai dengan

penurunan tinggi fundus uteri (TFU). Pada hari

pertama diatas simpisis pubis sekitar 12 cm, hal ini

terus berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm

setiap harinya, sehingga pada hari ke 7 TFU sekitar

5 cm dan pada hari ke 10 TFU tidak teraba di

simpisis pubis. Mengenai TFU dan berat uterus

menurut masa involusi adalah sebagai berikut:

(ii) Autoliysis

Merupakan proses penghancuran diri

sendiri yang terjadi didalam otot uterin. Enzim

proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang

telah sempat mengendur hingga 10 kali panjang

dari semula dan 5 kali lebar dari semula selama

kehamilan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 87: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

101

(iii) Atrofi jaringan

Jaringan yang berpoliferasi dengan adanya

estrogen dalam jumlah besar, kemudian mengalami

atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian

produksi estrogen yang menyertai pelepasan

plasenta. Selain perubahan atrofi pada otot-otot

uterus, lapisan desidua akan mengalami atrofi dan

terlepas dengan meniggalkan lapisan basal yang

akan bergenerasi menjadi endometrium yang baru.

(iv) Efek oksitosin (kontraksi)

Intensitas kontraksi uterus meningkat

secara bermakna segera setelah bayi lahir, fiduga

terjadi segera respon terhadap penurunan volume

intrauterine yang sangat besar. Hormone oksitosin

yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat

dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi

pembuluh darah dan membantu proses

hemostasis. Kontraksi dan retraksi otot uterine

akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini

akan membantu mengurangi bekas luka implantasi

plasenta serta mengurangi perdarahan. Luka bekas

perlekatan plasenta memerlukan waktu 8 minggu

untuk sembuh total. Selama 1-2 jam pertama

postpartum intensitas kontraksi uterus bisa

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 88: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

102

berkurang dan menjadi teratur. Karena itu penting

sekali menjaga dan mempertahankan kontraksi

uterus pada masa ini.

Involusi uteri dari luar dapat diamati yaitu dengan memeriksa

fundus dengan cara:

(a) Segera setelah persalinan, tinggi fundus uteri 2cm

dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas

pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiap hari.

(b) Pada hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1

cm dibawah pusat. Pada hari ke 3-4 TFU 2 cm dibawah

pusat. Pada hari 5-7 TFU setengah pusat simpisis. Pada

hari ke 10 TFU tidak teraba.

Bila uterus tidak mengalami atau terjadi kegagalan dalam

proses involusi disebut dengan subinvolusi. Subinvolusi dapat

disebabkan oleh infeksi dan tertinggalnya sisa plasenta atau

perdarahan lanjut atau post partum haemorrhage (Wulandari,

2011;h.97-100).

1) Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum

uteri dan vagina selama masa nifas. Lochea terbagi

menjadi 4 jenis, yaitu:

(a) Lochea rubra (cruenta) berwarna merah karena

berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,

sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 89: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

103

mekonium selama 2 hari pasca persalinan. Lochea

rubra adalah lochea yang akan keluar selama 2

sampai 3 hari postpartum (Wulandari,2011; h.97 -

98).

(b) Lochea sanguilenta berwarna merah kuning berisi

darah dan lendir yang keluar pada hari ke 3 sampai

ke 7 pascapersalinan.

(c) Lochea serosa adalah lochea berikutnya. Dimulai

dengan yang lebih pucat dari lochea rubra. Lochea

ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu

kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah

lagi pada hari ke 7 sampai ke 14 pascapersalinan

(Wulandari,2011; h.98).

(d) Lochea alba adalah lochea yang terakhir. Dimulai

dari hari ke 14 kemudian semakin lama semakin

sedikit sehingga sama sekali berhenti sampai 1 atau

2 minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih

berbentuk krim serta terdiri dari leukosit dan sel-sel

desidua (Wulandari, 2011;h.97-100).

(e) Lochea mempunyai bau yang khas, tidak seperti

bau menstruasi. Bau ini lebih terasa tercium pada

lochea serosa, bau ini juga akan semakin lebih

keras jika bercampur dengan keringat dan harus

cermat membedakannya dengan bau busuk yang

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 90: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

104

menandakan adanya infeksi. Lochea dimulai

sebagai suatu pelepasan cairan dalam jumlah yang

banyak pada jam-jam pertama setelah melahirkan,

kemudian lochea ini berkurang jumlahnya sebagai

lochea rubra, lalu berkurang sedikit menjadi

sanguenta, serosa, dan akhirnya lochea alba

(Wulandari,2011; h.98).

2) Endometrium

Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis,

degenerasi, dan nekrosis ditempat implantasi plasenta. Pada

hari pertama tebal endometrium 2,5mm, mempunyai

permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua, dan selaput

janin. Setelah 3 hari mulai rata, sehingga tidak ada

pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta

(Saleha, 2009;h.55-57).

3) Perubahan pada serviks

Serviks mengalami involusi bersama uterus. Perubahan

yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk

serviks yang akan membuka seperti corong. Bentuk ini

disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan

kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga

seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks

uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri

merah kehitaman karena penuh pembuluh darah.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 91: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

105

Beberapa hari setelah persalinan, ostium eksternum dapat

dilaui oleh 2 jari, pinggirannya tidak rata, tetapi retak-retak

karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu

pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran

retraksi berhubungan dengan bagian atas dari kanalis

servikalis. Pada serviks terbentuk sel-sel otot baru yang

mengakibatkan serviks memanjang seperti celah. Setelah

involusi selesai, ostium eksterna tidak sama seperti

keadaan sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksterna

lebih besar dan tetap retak-retak dan robekan pada

pinggirannya, terutama pada pinggir sampingnya. Oleh

karena itu robekan ke samping dan terbentuklah bibir

depan dan bibir belakang pada serviks (Saleha,2009;

h.56).

4) Ovarium dan tuba fallopi

Setelah kelahiran plasenta, produksi estrogen dan

progesteron menurun, sehingga menimbulkan mekanisme

timbal balik dari siklus menstruasi. Dimana dimulainya kembali

proses ovulasi sehingga bisa hamil kembali (Saleha,2009;

h.56).

5) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses persalinan dan akan

kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 92: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

106

Penurunan hormone estrogen pada masa postpartum

berperan dalam penipisan mukosa dan vagina dan hilangnya

rugae. Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4

(Wulandari, 2011;h.102). Himen tampak sebagai tonjolan

jaringan yang kecil, yang dalam proses pembentukan berubah

menjadi kurunkulae mitiformis yang khas bagi wanita

multipara (Saleha,2009; h.56).

6) Payudara atau mammae

Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi

terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua

mekanisme fisiologis, yaitu sebagai berikut:

(a) Produksi susu.

(b) Sekresi susu atau let down.

Selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara

tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan

makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan, ketika

hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk

menghambatnya kelenjar pituitari akan mengeluarkan

prolaktin (hormon laktogenik). Sampai hari ke 3 setelah

melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa

dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak

dan terisi darah, sehingga timbul rasa hangay, bengkak,

dan sakit. Sel-sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai

berfungsin. Ketika menghisap puting, refleks saraf

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 93: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

107

merangsang lobus posterior pituitari untuk menyekresi

hormon oksitosin. Oksitosin merangsang refleks let down

(mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui

sinus aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada

puting. Ketika ASI dialirkan karena isapan bayi atau

dengan dipompa sel-sel acini terangsang untuk

menghasilkan ASI lebih banyak. Refkles ini dapat berlanjut

sampai waktu yang cukup lama (Saleha, 2009;h.57-58).

a. Perubahan Sistem Pencernaan

Setelah kelahiran plasenta, maka terjsdi penurunan

produksi progesteron. Sehingga hal ini dapat

menyebabkan heartburn dan konstipasi terutama dalam

beberapa hari pertama. Kemungkinan terjadi hal demikian

karena inaktifitas mibilitas usus karena kurangnya

keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflek

hambatan defekasi dikarenakan adanya rasa nyeri pada

perineum karena adanya luka episiotomi (jika dilakukan

episiotomi), pengeluaran cairan yang berlebihan pada

waktu persalinan atau dehidrasi, kurang makan,

haemorroid. Agar buang air besar kembali teratur dapat

diberikan diit atau makanan yang mengandung serat dan

pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil

dama 2-3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 94: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

108

atau gliserin atau diberikan obat laksan yang lain

(Saleha,2009; h.58).

b. Perubahan Sistem Perkemihan

Diuersis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Hai ini

merupakan salah satu pengaruh selama kehamilan dimana

saluran urianaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan

kembali normal setelah 4 minggu postpartum. Pada awal

postpartum kandung kemih mengalami oedema, kongesti

dan hipotonik, hal ini disebabkan karena adanya

overdistensi pada saat kala II persalinan dan pengeluaran

urin yang tertahan selama proses kehamilan (Wulandari,

2011;h.102-103).

c. Perubahan Sistem Endokrin

Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat

perubahan pada sistem endokrin, terutama pada hormon-

hormon yang berperan dalam proses tersebut.

1) Oksitosin

Oksitosin disekresi dari kelenjar otak bagian belakang.

Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin

berperan dalam pelepasan plasenta dan

mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah

perdarahan (Saleha,2009; h.59).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 95: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

109

2) Prolaktin

Menurunnya kadar estrogen menimbulkan

terangsangnya kelenjar pituitari bagian belakang untuk

mengeluarkan prolaktin, hormon ini berperan salam

pembesaran payudara untuk merangsang produksi

susu (Saleha,2009; h.59).

3) Estrogen dan Progesteron

Selama hamil volume darah normal meningkat

walaupun mekanismenya secara penuh belum

dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang

tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang

meningkatkan volume darah. Selain itu progesteron

mempengaruhi otot halus yang mengurangi

perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal

ini sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus,

dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva,

serta vagina (Saleha. 2009;h.60).

d. Perubahan Tanda-Tanda Vital

Beberapa perubahan tanda-tanda vital biasa

terlihat jika dalam keadaan normal. Peningkatan kecil

sementara, baik pengingkatan tekanan darah dapat timbul

dan berlangsung selama sekita 4 hari setelah melahirkan.

Fungsi pernafasan kembali pada fungsi saat wanita tidak

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 96: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

110

hamil yaitu pada bulan ke 6 setelah melahirkan.

Perubahan yang terjadi pada tanda-tanda vital yaitu:

1) Suhu Badan

1 hari postpartum suhu badan akan naik sedikit

sebagai akibat kerja keras saat melahirkan, kehilangan

cairan, dan kelelahan. Apabila keadaan normal, suhu

badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ke 3 suhu

badan naik karena ada pembentukan ASI dan

payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena

banyaknya ASI. Bila suhu badan tidak turun

kemungkinan adanya infeksi pada endomentrium,

mastitis, traktur genitalis, atau sistem lain

(Sunarsih,2013; h.58).

2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang deasa adalah 60-

80x per menit, setelah melahirkan biasanya denyut

nadi akan lebih cepat (Sunarsih,2013; h.59).

3) Tekanan darah

Biasnya tidak berubah, kemungkinan tekanan

darah akan rendah setelah melahirkan karena ada

pendarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum

dapat menandakan terjadinya preeklamsia postpartum

(Sunarsih,2013; h.59).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 97: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

111

4) Pernafasan atau Respirasi

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan

keadaan suhu dan denyut nadi, bila suhu nadi tidak

normal pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali

ada gangguan khusus pada saluran nafas (Sunarsih,

2013;h.60).

2. Perubahan Psikologis

a) Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas

Proses adaptasi psikologis pada seorang ibu sudah

dimulai sejak kehamilan. Pada kehamilan ibu beradaptasi

menerima bayi yang dikandungnya sebagao bagian dari

dirinya, perasaan gembira bercampur dengan

kekhawatiran dan kecemasan menghadapi perubahan

peran yang sebentar lagi akan dijalani. Menjelang

kelahiran, kecemasan seorang wanita bertambah.

Gambaran tentang proses persalinan yang diceritakan

orang lain dapat menambah kegelisahannya. Kehadiran

suami dan keluarganya yang menemani selama proses

berlangsung merupakan dukungan yang tak ternilai

harganya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan

tersebut. Setelah persalinan yang merupakan

pengalaman baru yang dialami ibu, masa nifas juga

merupakan salah satu fase yang memerlukan adaptasi

psikologis. Ikatan antara ibu dan bayi yang sudah lama

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 98: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

112

terbentuk sebelum kelahiran akan semakin mendorong

wanita untuk menjadi ibu yang sebenarnya

(Sunarsih,2013; h.61).

Perubahan peran seorang ibu memerlukan

adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab bertambah

dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta

perhatian keluarga lainnya merupakan dukungan positif

untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan,

ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut:

1) Fase Taking In

Yaitu periode ketergantungan. Periode ini

berlangsung dar hari pertama sampai hari kedua

setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang

berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan

berulang kali menceritakan proses persalinan yang

dialaminya dari awal hingga akhir (Suherni,

2009;h.85-87). Hal ini membuat ibu cenderung

menjadi pasif terhadap lingkungannya. Gangguan

psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase

ini adalah sebagai berikut:

a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa

yang diinginkan tentang bayinya, misalkan jenis

kelamin tertentu, warna kulit.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 99: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

113

b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan

fisik yang dialami ibu misalnya rasa mulas akibat

kontraksi rahim, payudara bengkak, akibat luka

jahitan.

c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui

bayinya.

d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang

cara merawat bayinya dan cenderung melihat

saja tanpa membantu. Ibu akan merasa tidak

nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan

hanya tanggung jawab ibu saja, tetapi tanggung

jawab bersama. Peran tenaga kesehatan pada

fase ini menganjurkan kepada suami dan

keluarga untuk memberi dukungan moril dan

menyediakan waktu untuk mendengarkan semua

yang disampaikan oleh ibu agar dapat melewati

fase ini dengan baik (Sunarsih,2013; h.61).

2) Fase Taking Hold

Adalah fase atau periode yang berlangsung

antara 3-10 hari setelah persalinan. Pada fase ini

ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan

rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu

memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga

mudah tersinggung dan gampang marah sehingga

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 100: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

114

kita perlu berhati-hati dalam berkomunikasi dengan

ibu. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena

saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk

menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri

dan bayimya sehingga timbul rasa percaya diri.

Peran tenaga kesehatan pada fase ini adalah

misalnya mengajarkan cara merawat bayi, cara

menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan,

mengajarkan senam nifas, memberikan pendidikan

kesehatan yang diperlukan ibu seperti gizi, istirahat,

kebersihan diri, dan lain-lain (Sunarsih,2013; h.64).

3) Fase Letting Go

Merupakan fase menerima tanggung jawab

akan peran barunya yang berlangsung 10 hari

setelah melahirkan. Ibu sudah dapat

menyesuaiakan diri, merawat diri dan bayinya, serta

kepercayaan dirinya sudah menigkat. Pendidikan

kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan

pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi

ibu (Sunarsih, 2013;h.65-66).

a. Postpartum Blues

Melahirkan adalah sebuah karunia terbebsar bagi

wanita dan momen yang sangat membahagiakan, tetapi

terkadang harus menemui kenyataan bahwa tak semua

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 101: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

115

menganggap seperti itu karena ada wanita yang

mengalami depresi setelah melahirkan. Depresi sesudah

melahirkan ini adalah gangguan psikologis dalam bahasa

kedokteran adalah depresi postpartum atau baby blues

atau postpartum blues. Postpartum blues merupakan masa

transisi mood setelah melahirkan yang sering terjadi pada

50 hingga 70% wanita (Sunarsih,2013; h.67).

Postpartum blues sebenarnya sudah dikenal sejak

lama. Postpartum blues atau sering juga disebut maternity

blues atau sindroma ibu baru dimengerti sebagai suatu

sindrom gangguan efek ringan yang sering tampak dalam

minggu pertama setelah persalinan dengan ditandai gejala-

gejala sebagai berikut:

1) Reaksi depresi atau sedih atau disforia.

2) Sering menangis.

3) Mudah tersinggung (iritabilitas).

4) Cemas.

5) Labilitas perasaan.

6) Cenderung menyalahkan diri sendiri.

7) Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.

8) Kelelahan.

9) Mudah sedih.

10) Cepat marah.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 102: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

116

11) Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih dan cepat

pula gembira.

12) Perasaan terjebak, marah kepada pasanga dan

bayinya.

13) Perasaan bersalah.

14) Sangat pelupa.

Postpartum blues tidak berhubungan dengan

kesehatan ibu atau bayinya maupun komplikasi obtetrik

tetapi bagaimanapun faktor-faktor tersebut dapat

mempengaruhi perubahan mood ibu. Faktor-faktor

penyebab timbulnya postpartum blues:

1) Faktor hormonal berupa perubahan kadar estrogen,

progesteron, prolaktin dan estriol yang terlalu rendah.

Kadar estrogen turun secara bermakna setelah

melahirkan ternyata estrogen memiliki efek supresi

aktifitas enzim nonadrenalin maupun serotin yang

berperan dalam suasana hati dan kejadian depresi.

2) Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita

menimbulkan gangguan pada emosional seperti

payudara bengkak, nyeri jahitan, dan rasa mulas.

3) Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan

fisik dan emosional yang kompleks.

4) Faktor umur dan paritas (jumlah anak).

5) Pengalaman dalam kehamilan dan persalinan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 103: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

117

6) Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan

seperti tingkat pendidikan, status perkawinan,

kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan

kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi.

7) Kecukupan dukungan dari lingkungan seperti suami,

keluarga, dan teman.

8) Stress yang dialami wanita itu sendiri misal seperti ASI

tidak keluar keluar, frustasi karena bayi tidak mau tidur,

menangis dan gumoh, stres melihat bayi sakit, rasa

bosan dengan hidup yang dijalani.

9) Stres dalam keluarga misal faktor ekonomi memburuk,

persoalan dengan suami, persoalan dengan mertua

atau orang tua.

10) Kelelahan pasca melahirkan.

11) Perubahan peran yang dialami ibu.

12) Rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul

rasa takut yang berlebihan akah kehilangan bayinya.

13) Masalah anak setelah kelahiran bayi, kemungkinan

timbul rasa cemburu dari anak sebelumya sehingga

hal tersebut cukup mengganggu emosional ibu

(Suherni, 2009;h.92-94).

Beberapa cara untuk megatasi postpartum blues

adalah sebagai berikut:

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 104: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

118

1) Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk

menghadapi masa nifas.

2) Komunikasi segala permasalahan atau hal yang ingin

disampaikan.

3) Selalu membicarakan rasa cemas yang dialami.

4) Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang telah

dialami dan berusaha melakukan peran barunya

sebagai ibu dengan baik.

5) Cukup istirahat.

6) Menghindari perubahan hidup yang darastis.

7) Berolahraga ringan.

8) Berikan dukungan dari semua keluarga, suami, atau

saudara.

9) Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang yang

profesional agar dapat memfasilitasi faktor risiko

lainnya selama masa nifas dan membantu dalam

melakukan upaya pengawasan (Sunarsih, 2013;h.68).

e) Kunjungan Nifas

Paling sedikit 4 kali kunjungan nifas dilakukan untuk menilai status

ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan

menangani masalah-masalah yang terjadi.

1) Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)

Tujuan kunjungan:

(a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 105: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

119

(b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila

perdarahaan berlanjut.

(c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri.

(d) Pemberian ASI awal.

(e) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

2) Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

Tujuan kunjungan:

(a) Memastikan involusi uteri berjalan normal seperti uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnormal, tidak ada bau.

(b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

(c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat.

(d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

(e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi

sehari-hari.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 106: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

120

3) Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

(a) Memastikan involusi uteri berjalan normal seperti uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnormal, tidak ada bau.

(b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

(c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat.

(d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

(e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi

sehari-hari (Saiffudin,2009; h.122).

4) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu dan

bayi alami.

b. Memberikan konseling untuk KB secara dini

(Saifuddin, 2009;h.123).

E. MASA ANTARA (KB)

a) Definisi

Dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu

memperhatikan ketetapan bahwa semakin rendah pendidikan

semakin efektif metode kontrasepsi yang digunakan yaitu kontap,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 107: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

121

suntik KB, susuk KB atau AKBR dan AKDR (Manuaba, 2010: hal.

592).

b) Macam Kontrasepsi

1. Macam kontrasepsi

1) Metode Alamiah

a) Metode kalender

Metode Kalender Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.

Efek samping: Tidak ada.

b) Senggama terputus

Mekanisme: Metode keluarga berencana tradisional,

di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis)

dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.

Efektivitas: Bila dilakukan secara benar, risiko

kehamilan adalah 4 diantara 100 ibu dalam 1 tahun.

Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.

Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.

Efek samping: Tidak ada (buku saku pelayanan

kesehatan, 2013 h.241).

2) Kondom

Menurut manuaba dalam bukunya tahun2010 h.593-595

a) Cara kerja kondom

Menampung spermatozoa sehingga tidak mesuk ke

dalam serviks. Konsep kerja kondom adalah

menghalangi tertumpahnya sperma ke dalam vagina

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 108: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

122

sehingga spermatozoa tidak mungkin masuk ke dalam

rahim dan seterusnya.Kegagalan kondom dapat terjadi

bila karet kondom bocor atau robek, dan penarik penis

setelah lemah sehingga sebagian sperma dapat masuk

ke vagina.

b) Keuntungan kontrasepsi kondom :

(1) Murah.

(2) mudah didapat.

(3) tidak perlu pengawasan medis.

c) Kerugian kontrasepsi kondom

(1) Kenikmatan terganggu.

(2) Mungkin alergi terhadap karet atau jelinya yang

mengandung spermisid

d) Cara pakai kondom menurut jenisnya.

(1) Kondom pria :

(a) Kondom dikeluarkan dari tempatnya.

(b) Kondom dipasang pada penis setelah tegang.

(c) Kondom dipasang dan selanjutnya digulirkan

sehingga seluruh penis dalam terlindungan oleh

kondom.

(d) Setelah ejakuasi penis akan mengalami

resolusi.

(e) Penis ditarik dari vagina dan kondom dilepas.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 109: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

123

(2) Kondom wanita:

(a) Spermisid dioleskan pada serviks cup.

(b) Servikal cup (diagfragma) siap untuk dipasang.

(c) Masukan dengan cara paling menyenangkan

(tanpa rasa sakit).

(d) Posisi pemasangan yang benar (tepi anterior

dibawah simfisis, bagian atas diagfragma, tepi

posteriornya berada di forniks posterior, tangan

melakukan evaluasi apakah serviks telah

menutup).

(e) Setelah selesai diagfragma dilepas dengan

tangan.

3) Kontrasepsi hormonal

Menurut Buku saku pelayanan kesehatan tahun 2013

h.245-248

a) Pil kombinasi

Mekanisme: Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah

implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit

dilalui oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba

sehingga transportasi telur terganggu. Pil ini diminum

setiap hari.

Efektivitas: Bila diguakan secara benar, risiko

kehamilan kurang dari 1 diantara 100 ibu dalam 1

tahun.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 110: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

124

Keuntungan khusus bagi kesehatan:Mengurangi risiko

kanker endometrium, kanker ovarium,penyakit radang

panggul simptomatik. Dapat mengurangirisiko kista

ovarium, dan anemia defisiensi besi.Menguranginyeri

haid, masalah perdarahan haid, nyeri saat

ovulasi,kelebihan rambut pada wajah dan tubuh, gejala

sindromovarium polikistik, dan gejala endometriosis.

Risiko bagi kesehatan:Gumpalan darah di vena dalam

tungkai atau paru-paru (sangatjarang), stroke da

serangan jantung (amat sangat jarang).

Efek samping:Perubahan pola haid (haid jadi sedikit

atau semakin pendek,haid tidak teratur, haid jarang,

atau tidak haid), sakit kepala,pusing, mual, nyeri

payudara, perubahan berat badan,perubahaan

suasana perasaan, jerawat (dapat membaik

ataumemburuk, tapi biasaya membaik), dan

peningkatan tekanan darah (Buku saku pelayanan

kesehatan,2013; h.246).

b) Suntikan Kombinasi

Mekanisme: Suntikan kombinasi menekan ovulasi,

mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi

sperma terganggu, atrofi pada endometrium sehingga

implantasi terganggu, dan menghambat transportasi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 111: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

125

gamet oleh tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap

bulan.

Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko

kehamilan kurang dari 1 diantara 100 ibu dalam 1

tahun.

Keuntungan khusus bagi kesehatan: Penelitian

mengenai hal ini masih terbatas, namun diduga mirip

dengan pil kombinasiyaitu : Mengurangi risiko kanker

endometrium, kanker ovarium, penyakit radang

panggul simptomatik. Dapat mengurangirisiko kista

ovarium, dan anemia defisiensi besi. Menguranginyeri

haid, masalah perdarahan haid, nyeri saat

ovulasi,kelebihan rambut pada wajah dan tubuh, gejala

sindromovarium polikistik, dan gejala

endometriosis.Risiko bagi kesehatan: Penelitian

mengenai hal ini masih terbatas, namun diduga mirip

dengan pil kombinasiyaitu : Gumpalan darah di vena

dalam tungkai atau paru-paru (sangatjarang), stroke da

serangan jantung (amat sangat jarang).

Efek samping: Perubahan pola haid (haid jadi sedikit

atau semakin pendek, haid tidak teratur, haid

memanjang, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala,

pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan (Buku

saku pelayanan kesehatan,2013; h.246).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 112: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

126

c) Suntikan progestin

Mekanisme: Suntikan progestin mencegah ovulasi,

mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi

sperma terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan

atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba.

Suntikan diberikan 3 bulan sekali (DMPA).

Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko

kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1

tahun. Kesuburan tidak langsung kembali setelah

berhenti, biasanya dalam waktu beberapa bulan.

Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi

risiko kanker endometrium dan fibroid uterus. Dapat

mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik

dan anemia defisiensi besi.Mengurangi gejala

endometriosis dan krisis sel sabit pada ibu dengan

anemia sel sabit.

Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.

Efek samping: Perubahan pola haid (haid tidak

teratur atau memanjang dalam 3 bulan pertama, haid

jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam 1 tahun),

sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan, perut

kembung atau tidak nyaman, perubahan suasana

perasaan, dan penurunan hasrat seksual.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 113: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

127

c) Suntik

1) Definisi

KB suntik termasuk kontrasepsi yang diminati oleh banyak

perempuan, KB suntik bisa dilakukan setiap 1 bulan atau 3 bulan

sekali. Suntik KB aman digunakan bagi wanita menyusui setelah 6

minggu pascapersalinan (Siswosuharjo, 2010;h. 273).

2) Jenis-jenis KB suntik

KB suntik ada 2 jenis yaitu depoprofera dan noristerat

a) Depoprofera

Depoprofera disingkat dengan DMPA yang berisi depot

medoksiprogesteron asetat dan di berikan dalam suntikan

secara intra muscular setiap 12 minggu.

b) Noristerat

Noristerat atau NETEN merupakan sebuah progestin yang

berasal dari testoterone dibuat dalam larutan minyak. Larutan

minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan

akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam sirkulasi

darah dapat sangat bervariasi.

(1) Kerugian

(a) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak

atau amenorhe

(b) Keterlambatan kembali subur hingga satu tahun

(c) Depresi

(d) Meningkatnya berat badan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 114: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

128

(e) Dapat berkaitan dengan osteoporosis pada

pemakaian jangka panjang

(f) Efek suntikan berbahaya pada kanker payudara

(2) Keuntungan

(a) Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu

(b) Tingkat efektivitasnya tinggi

(c) Hubungan seks dengan suntikan KB bebas

(d) Pengawasan medis yang ringan

(e) Dapat diberikan pascapersalinan, pasca

keguguran, atau pasca menstruasi (Sukarni,

2013;h. 380-382).

c) Suntik 3 bulan

Adalah kontrasepsi yang berisi hormon progesteron atau

progestin yang disuntikan setiap 3 bulan sekali. Suntik 3 bulan

ada 2 jenis yaitu depomedroksiprogesteron asetat (deprovera),

dan depo nerotisteron erontat (depo noristerot) (Erawati,

2014;h. 2).

(1) Keuntungan

(a) Pencegahan kehamilan jangka panjang

(b) Tidak mempengaruhi pada hubungan suami istri

(c) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak

berdampak serius terhadap penyakit jantung dan

gangguan pembekuan darah

(d) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 115: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

129

(2) Efek samping

(a) Amenorea

(b) Perdarahan

(c) Berat badan bertambah

(d) Sakit kepala, mual, muntah, gelisah, dan pusing

(e) Acne dan jerawat

(f) Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih sedikit)

(g) Rambut rontok (Erawati, 2014;h. 4).

d) Implant

1) Pengertian

Kontrasepsi impan adalah metode kontrasepsi yang

diinersikan pada bagian subdermal yang hanya

mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis

rendah, dan reversible untuk wanita.

2) Jenis-jenis kontasepsi implan

a) Norplant

b) Implanon

c) Jadena atau Indoplant

d) Uniplant

e) Capronor

3) Keuntungan

a) Daya guna tinggi

b) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun

c) Pengembalian kesuburan yang cepat

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 116: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

130

d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

e) Tidak mengganggu kegiatan senggama

f) Tidak mengganggu ASI

g) Pasien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan

h) Dapat dicabut setiap saat

i) Mengurangi jumlah darah menstruasi

4) Kerugian

a) Nyeri kepala

b) Peningkatan berat badan

c) Jerawat

d) Perubahan perasaan atau mood atau kegelisahan

e) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi

menular seksual termasuk AIDS

f) Pasien tidak dapat menghentikan sendiri kontrasepsi

g) Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obatan

tuberkulosis atau obat epilepsi

h) Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (Hidayati,

2011;h. 71-73).

e) Pil Progestin

Mekanisme: Minipil menekan sekresi gonadotropin dan

sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami

transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,

mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 117: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

131

sperma, mengubah motilitas tuba sehingga transportasi

sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.

(a) Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan

kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.

(b) Keuntungan khusus bagi kesehatan:Tidak ada.

(c) Risiko bagi kesehatan: (Minipil) Tidak ada.

(d) Efek samping: Perubahan pola haid (menunda haid lebih

lama pada ibu menyusui, haid tidak teratur, haid

memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit

kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri

payudara, nyeri perut, dan mual.

f) Implant

a) Mekanisme: Kontrasepsi implan menekan ovulasi,

mengentalkan lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis

dan atrofi, dan mengurangi transportasi sperma. Implan

dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan higga 3-7

tahun, tergantung jenisnya.

b) Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di

antara 100 ibu dalam 1 tahun.

c) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko

penyakit radang paggul simptomatik. Dapat mengurangi

risiko anemia defisiesi besi.

d) Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 118: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

132

e) Efek samping: Perubahan pola haid (pada beberapa bulan

pertama: haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur lebih dari

8 hari, haid jarang, atau tidak haid;setelah setahun: haid

sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan haid jarang), sakit

kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, perubahan

berat badan, jerawat (dapat membaik atau memburuk), nyeri

payudara, nyeri perut, dan mual.

g) Alat kontrasepsi dalam rahim

Menurut buku saku pelayanan kesehatan tahun 2013 h.248-250

1) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

(a) Mekanisme :Dalam Rahim AKDR dimasukkan ke dalam

uterus. AKDR menghambat(AKDR) kemampuan sperma

untuk masuk ke tuba falopii,mempengaruhi fertilisasi

sebelum ovum mencapai kavum uteri,mencegah sperma

dan ovum bertemu, mencegah implantasitelur dalam

uterus.

(b) Efektivitas:Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari

1 di antara 100ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat

bertahan lama, hingga12 tahun.

(c) Keuntungan khusus bagi kesehatan:Mengurangi risiko

kanker endometrium.

(d) Risiko bagi kesehatan:Dapat menyebabkan anemia bila

cadangan besi ibu redahsebelum pemasangan dan

AKDR menyebabkan haid yag lebihbanyak. Dapat

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 119: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

133

menyebabkan penyakit radang panggul billa ibusudah

terinfeksi klamidia atau gonorea sebelum pemasangan.

(e) Efek samping:Perubahan pola haid terutama dalam 3-6

bulan pertama (haidmemanjang dan banyak, haid tidak

teratur, dan nyeri haid).

h) Kontrasepsi mantap

Menurut buku saku pelayanan kesehatan tahun 2013 h.250-251

1) Tubektomi

Mekanisme: Menutup tuba falopii (mengikat dan

memotong atau memasang cincin), sehingga sperma

tidak dapat bertemu dengan ovum.

Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang

dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun.

Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko

penyakit radang panggul. Dapat mengurangi risiko

kanker endometrium.

Risiko bagi kesehatan: Komplikasi bedah dan anestesi.

Efek samping: Tidak ada.

2) Vasektomi

Mekanisme: Menghentikan kapasitas reproduksi pria

dengan jalan melakukan oklusi vasa deferens sehingga

alur transportasi sperma terhambat dan proses

fertilisasi tidak terjadi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 120: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

134

Efektivitas: Bila pria dapat memeriksakan semennya

segera setelah vasektomi, risiko kehamilan kurang dari

1 di antara 100 dalam 1 tahun.

Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.

Risiko bagi kesehatan: Nyeri testis atau skrotum

(jarang), infeksi di lokasi operasi (sangat jarang), dan

hematoma (jarang). Vasektomi tidak mempegaruhi

hasrat seksual, fungsi seksual pria, ataupun

maskulinitasnya.

Efek samping: Tidak ada.

i) Syarat kontrasepsi

Kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut:

(a) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya

(b) Tidak ada efek samping yang merugikan

(c) Tidak mengganggu hubungan seksual

(d) Cara penggunaannya sederhana

(e) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat

selama pemakaiannya

(f) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas

(g) Dapat diterima oleh pasangan suami istri

(Mochtar, 2012;h.195).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 121: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

135

j) Penapisan Calon Akseptor KB

1. Penapisan Calon Akseptor KB

Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode

kontrasepsi misalnya pil, suntik, atau AKDR adalah untuk

menentukan apakah ada:

a. Kehamilan

b. Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus

c. Masalah, misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi yang

membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut

(Saifuddin, 2006; hal.u-8).

Tabel. 1.2 Penapisan pada metode hormonal (pil, suntik, dan

implant)

No Pertanyaan Ya Tidak 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan Apakah mengalami perdarahan/perdarahan bercak antara haid setelah senggama Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata Apakah pernah sakit kepala hebat atau gangguan visual Apakah pernah nyeri hebar pada betis, paha atau dada, atay tungkai bengkak (oedema) Apakah pernah tekanan darah diatas 160mmHg (sistolik) atau 90mmHg (distolik) Apakah ada massa atau benjolan pada payudara Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsi)

Sumber: Rahayu, 2015

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 122: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

136

Tabel. penapisan pada metode kontrasepsi AKDR

No Pertanyaan Ya Tidak 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu Apakah klien (pasangan) mempunyai pasangan seks yang lain Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik Apakah pernah mengalami haid banyak (lebih 1-2 pembalut tiap 4 jam) Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari) Apakah pernah mengalami disminorhea berat yang membutuhkan analgetik dan/istirahat baring Apakah pernah mengalami perdarahan atau perdarahan bercak antara haid atau istirahat baring Apakah pernah mengalami perdarahan atau perdarahan bercak antara haid atau setelah senggama Apakah pernah mengalami gejala jantung valvular atau conginental

1. Penapisan calon akseptor Keluarga Berencana

a. Penapisan metode kontrasepsi hormonal (pil, suntik,

implant)

Penapisan yang dilakukan pada calon akseptor

baru kontrasepsi hormonal yaitu dengan menanyakan

kepada klien apakah hari pertama haid terkahir 7 hari atau

lebih, menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca salin,

mengalami perdarahan/perdarahan bercak antara haid

setelah senggama, ikterus pada kulit atau sklera mata,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 123: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

137

nyeri kepala hebat atau gangguan visual, nyeri hebat pada

betis, paha atau dada, tungkak bengkak, tekanan darah

diatas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik),

terdapat massa atau benjolan pada payudara, sedang

minum obat-obatan epilepsi. Jika didapati salah satu dari

hal tersebut maka penggunaan kontrasepsi hormonal tidak

dianjurkan/tidak diperbolehkan.

2. Penapisan kontrasepsi AKDR

Penapisan yang dilakukan pada calon akseptor

kontrasepsi AKDR yaitu dengan menanyakan kepada klien

apakah hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih, klien

(atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain, menderita

Infeksi Menular Seksual atau IMS, penyakit radang panggul

atau kehamilan ektopik, megalami haid banyak (> 1-2

pembalut tiap 4 jam), haid lama(>8 hari), dismenorea berat

yang membutuhkan analgetik dan atau istirahat baring,

perdarahan/perdarahan bercak antara haid atau setelah

senggama, gejala penyakit jantung atau kongenital. Jika

ditemukan salah satu dari hal tersebut maka penggunaa

kontrasepsi AKDR tidak dianjurkan/tidak diperbolehkan.

3. Penapisan metode kontrasepsi mantap

a) Tubektomi

Penapisan yang dilakukan yaitu apakah keadaan

umum klien baik, tidak ada tanda-tanda penyakit

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 124: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

138

jantung, paru, ginjal, keadaan emosi tenang, tekanan

darah <160/100 mmHg, berat badan 35-85 kg, riwayat

SC (tanpa perlekatan), riwayat radang panggul,

kehamilan ektopik, apendiksitis dalam batas normal, HB

≥8 gr%. Jika didapat tanda-tanda tersebut, tubektomi

dapat dilakukan di fasilitas rawat jalan. Tapi jika

keadaan emosional cemas/takut, DM tidak terkontrol,

riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda

penyakit jantung, paru atau ginjal, tekanan darah ≥ 160-

100 mmHg, berat badan > 85 atau < 35 kg, riwayat

operasi abdomen dengan perlekatan atau terdapat

kelainan pada px panggul, Hb < 8 gr% maka tubektomi

dilakukan di fisilitas rujukan.

b) Vasektomi

Penapisan yang dilakukan yaitu apakah keadaan

umum klien baik, tidak ada penyakit jantung, paru, ginjal,

keadaan emosi tenang, tekanan darah < 160/100

mmHg, tidak ada infeksi atau kelainan scrotum, Hb > 8

gr%. Jika didapati tanda-tanda tersebut maka vasektomi

dapat dilakukan di fasilitas rawat jalan. Tapi jika

keadaan emosi klien takut/cemas, DM tidak terkontrol,

riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda

penyakit jantung, paru atau ginjal, tekanan darah ≥

160/100 mmHg, ada tanda-tanda infeksi atau kelainan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 125: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

139

scrotum, Hb < 8 gr% maka vasektomi dilakukan di

fasilitas rujukan.

k) Jenis KB

1. Metode Tradisional

(a) Douce Atau douching

Membersihkan daerah vagina dengan cara menyemprotkan

zat pembersih vagina setelah senggama. Namun angka

keberhasilan metode ini sangat rendah karena metode ini

keliru. Saat ejakulasi sprema masuk ke dalam vagina

sampai ke tulang serviks atau saluran serviks, dan mustahil

penyemprotan hingga ke daerah tersebut (Varney,2007;

h.142).

(b) Koitus Interuptus

Atau menarik kembali pada saat pria merasa akan

ejakulasi. Angka keberhasilan cukup tinggi tergantung

pengendalian diri yang ideal pada pria. Namun pria sering

kali menganggap metode ini menghambat kepuasan

seksual.

(Varney. 2007; h.413).

2. Metode Keluarga Berencana Alami

(1) Metode kalender: hanya dapat memprediksi kapan masa

subur wanita dalam siklus menstruasinya sehingga

kemungkinan besar bisa hamil. Perkiraan ini didasarkan pada

waktu ovulasi seperti yang ditetapkan berdasarkan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 126: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

140

perhitungan kalender, yang dibuat dari riwayat menstruasi

selama 8 sampai 12 siklus menstruasi.

(2) Metode lendir serviks: didasarkan pada pengenalan

perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi, yang

menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas

maksimal dalam masa subur.

(3) Metode suhu basal tubuh: mendeteksi kapan ovulasi terjadi

dengan peningkatan suhu tiba – tiba satu hingga dua hari.

(4) Metode gejala suhu: mengamati lendir serviks dan perubahan

suhu basal pada masa ovulasi atau masa subur wanita.

(5) Metode amenore laktasi: kehamilan jarang terjadi selama

enam bulan pertama setelah melahirkan di antara wanita

menyusui. Ovulasi dapat dihambat oleh kadar prolaktin yang

tinggi. Dan wanita yang belum mengalami perdarahan

pervaginam setelah 56 hari pascapartum.

(Varney. 2007; h.423).

3. Metode barier

(1) Macamnya

(a) Kondom

Merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari

berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil),

atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada

penis saat hubungan seksual (Affandi, dkk, 2011; hal.MK-

17).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 127: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

141

(b) Diagfragma

Merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari

lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum

berhubungan seksual dan menutupi serviks(Affandi, dkk,

2011;h.MK-21).

(2) Cara kerjanya

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel

telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet

yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak

tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan (Affandi, dkk,

2011;h.MK-18).

l) Manfaat kontrasepsi

(1) Efektif bila digunakan dengan benar

(2) Tidak mengganggu produksi ASI

(3) Tidak mengganggu kesehatan klien

(4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik

(5) Murah dan dapat dibeli secara umum

(6) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

(7) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya

harus ditunda.

(Affandi, dkk, 2011;h.MK-18).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 128: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

142

m) Keterbatasan

(1) Efektivitas tidak terlalu tinggi.

(2) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan

kontrasepsi.

(3) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan

langsung).

(4) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk

mempertahankan ereksi.

(5) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.

(6) Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum

(7) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah

dalam hal limbah.

(Affandi, dkk, 2011;h.MK-19).

n) Kontrasepsi hormonal

(1) Menggunakan hormon esterogen dan progesteron atau salah

satunya.

(a) Macamnya adalah:

(i) Kontrasepsi hormonal pil: dengan sistem 28 (terus

diminum tanpa berhenti) dan sistem 22/21 (berhenti

minum selama 7 sampai 8 hari dengan mendapat

kesempatan menstruasi).

(ii) Kontrasepsi hormonal suntikan: depoprovera (interval 12

minggu), Norigest (interval 8 minggu), dan Cyclofem

(interval 4 minggu).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 129: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

143

(iii) Kontrasepsi hormonal susuk: setiap kapsul mengandung

36 mg Levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap

harinya sebanyak 80 mcg.

(b) Fungsi dari kontrasepsi hormonal yaitu:

(i) menghalangi FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan

ovum,

(ii) mengentalkan lendir serviks,

(iii) mengganggu peristaltik tuba fallopi.

(c) Keuntungan dari kontrasepsi hormonal:

(i) efektifitasnya tinggi

(ii) sangat mudah didapatkan dan metode ini sering

digunakan

(iii) tidak mengganggu proses laktasi pada ibu

(d) Kerugian dari kontrasepsi hormonal:

(i) perdarahan (menstruasi) tidak menentu

(ii) mempengaruhi fungsi ginjal dan hati pada metode pil

(Manuaba, 2010; hal.597).

o) AKDR atau alat kontrasepsi dalam rahim

(1) Waktu penggunaan: setiap waktu haid. Setelah menderita abortus.

(2) Cara kerja:

(a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi

(b) Mempengeruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

(c) Mencegah sperma dan ovum bertemu dan juga Implantasi telur

dalam uterus.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 130: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

144

(3) Keuntungan:

(a) Efektifitasnya tinggi, dapat dirasakan segera setelah

pemasangan

(b) Metode jangka panjang kurang lebih sepuluh tahun

(c) Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan meningkatkan

kenyamanan hubungan seksual

(d) Tidak ada efek samping hormonal

(e) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

(f) Dapat dipasang segera setelah melahirkan

(g) Dapat digunakan sampai menopause

(4) Kerugian:

(a) Perubahan siklus haid, 3 bulan pertama akan berkurang, dan

selajutnya akan lebih lama dan banyak

(b) Saat haid lebih sakit dan mengeluarkan spotting

(c) Dapat terjadi penyakit radang panggul

(d) Tidak melindungi IMS

(e) Merasakan nyeri pada hari pertama hingga kedua setelah

pemasangan

(f) AKDR mungkin dapat terlepas sendiri tanpa diketahui maka

harus sering memeriksa posisi benang dari waktu ke waktu.

(Affandi, 2012; h.MK-81).

p) Kontrasepsi mantap

Metode ini sangat efektif dan perlu prosedur bedah untuk melakukan

sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 131: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

145

lainnya. Bertujuan untuk sperma tidak dapat bertemu lagi dengan ovum.

Macam – macamnya:

(1) Tubektomi: metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak

ingin anak lagi. Dengan cara mengoklusituba fallopi (mengikat

dan memotong atau memasang cincin).

(2) Vasektomi: metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin anak

lagi. Dengan cara mengoklusivas deferens (mengikat dan

memotong atau memasang cincin).

(Affandi, 2012; h.MK-90).

F. Tinjauan Asuhan Kebidanan

1. Pengertian manajemen kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir

yang dignakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan

masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data,analisa

data,diagnosa kebidanan,perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.

(Susanti,2015; h.98).

2. Tujuh Langkah dalam Manajemen kebidanan menurut Varney

a) Langkah I: Pengumpulan Data Dasar

kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk

mengevaluasi klien secara lengkap. Data yang dikumpulkan

antara lain:

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 132: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

146

(1) Keluhan klien

(2) Riwayat kesehatan klien

(3) Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan

kebutuhan

(4) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

(5) Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini,

dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien (Mangkuji,

2013; hal.5).

b) Langkah II Interpretasi data dasar

kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan semua

data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan

diagnosis atau masalah. Diagnosis yang dirumuskan adalah

diagnosis dalam ruang lingkup praktik kebidanan yang

tergolong pada nomenklatur standar diagnosis, sedangkan

perihal yang berkaitan dengan pengalaman klien ditemukan

dari hasil pengajian.

c) Langkah III : Identifikasi diagnosis /masalah potensial

Mengidentifkasi masalah atau diagnosis potensial lain

berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah

teridentifikasi. Berdasarkan temuan tersebut, bidan dapat

melakukan antisipasi agar diagnosis/masalah tersebut tidak

terjadi. Selain itu, bidan harus bersiap-siap apabila

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 133: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

147

diagnosis/masalah tersebut benar-benar terjadi. Contoh

diagnosis/masalah potensial:

(1) Potensial perdarahan post-partum, apabila diperoleh data

ibu hamil kembar, polihidramnion, hamil besar akibat

menderita diabetes.

(2) Kemungkinan Distosia Bahu, apabila data yang

ditemukan adalah kehamilan besar.

d) Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera

Bidan melakukan identifikasi perlunya tindakan segera oleh

bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani

bersama dengan anggota timkesehatan lain sesuai dengan

kondisi klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh

memerlukan tindakan yang harus segera dilakukan oleh

bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu

beberapa waktu lagi. Contohnya pada kasus-kasus

kegawatdaruratan kebidanan, seperti perdarahan yang

memerlukan tindakan KBI dan KBE (Mangkuji, 2013; hal.6)

e) Langkah V : Perencanaan asuhan yang menyeluruh.

Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan

berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan

yang menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang

berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa yang akan diperkirakan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 134: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

148

terjadi selanjutnya apakah dibutuhkan konseling dan apakah

perlu merujuk klien. Setiap asuhan yang direncanakan harus

disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan pasien.

f) Langkah VI : Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana

asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5 secara aman

dan efisien. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau

anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan

sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaanya. Dalam situasi ini, bidan harus

berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau dokter. Dengan

demikian, bidan harus bertanggung jawab atas terlaksananya

rencana asuhan yang menyeluruh yang telah dibuat bersama

tersebut.

g) Langkah VII : Evaluasi

1. Bidan melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah

diberikan, yang mencakup pemenuhan kebutuhan untuk

menilai apakah sudah benar-benar terlaksana/terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam

masalah dan diagnosis.

2. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak

efektif untuk mengetahui mengapa proses manajemen ini

tidak efektif.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 135: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

149

3. Pendokumentasi Dengan Metode SOAP

Pendokumentasi dengan metode SOAP. Prinsip dari

metode soap merupakan proses pemikiran penatalaksanaan

manajemen kebidanan (Muslihatun ,2009; h.123)

a. Subyektif

Data subyektif merupakan pendokumentasian menegemen

kebidanan menurut Helen Vaney langkah pertama (pengkajian

data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.Data

subyektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pasien.

Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang

dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan

berhubungan langsung dengan diagnosis. Data subyektif ini

akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

b. Obyektif

Data obyektif merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen varney pertama (pengkajian data),

terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang

jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/

pemeriksaan diagnostik lainnya. Catatan medik dan informasi

dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam data

obyektif ini.

c. Assessment

Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi dari data subyektif dan obyketif. Dalam

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 136: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

150

pendokumentasian menejemen kebidanan, karena keadaan

pasien yang setiap saaat bisa mengalami perubahan, dan

akan ditemukan informasi baru dalam data subyektif maupun

datab obyketif, maka proses pengkajian data akan menjadi

sangat dinamis.

d. Planning

Planning atau perencanaan adalah membuat rencana

asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan

disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi

data.Rencana asuhan ini bertujuan untuk mngusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraannya.Rencana asuhan ini harus

bisa mencapai criteria tujuan byang ingin dicapai dalam batas

waktu tertentu. Tindakan yang akan dilakukan harus mampu

membantu pasien mencapai kemajuan dan harus sesuai

dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain, antara dokter

lain.

4. Standar Asuhan Kebidanan

Standar Asuhan Kebidanan adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan

dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu

dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa

dan masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi,

dan pencatatan asuhan kebidanan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 137: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

151

STANDAR I : Pengkajian

A. PernyataanStandar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat,

relevan,dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien.

B. KriteriaPengkajian :

1. Data tepat, akuratdanlengkap

2. Terdiri dari Data Subjektif (hasil anamesa :biodata, keluhan,

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar

belakang sosial budaya).

3. Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik,psikologis dan pemeriksaan

fisik,psikologis dan pemeriksaan penunjang (Kepmenkes,2007).

STANDAR II : PerumusanDiagnosadanatauMasalahKebidanan

A. Pernyataanstandar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan atau logis untuk

menegakan diagnose dan masalah kebidanan yang tepat.

B. Kriteria Perumusan diagnose dan Masalah

1. Diagnosa sesuai dengan nomeklatur kebidanan

2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisiklien

3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,

kolaborasi, dan rujukan.

STANDAR III : Perencanaan

A. Pernyataan Standar

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 138: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

152

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose dan

masalah yang ditegakkan.

B. KriteriaPerencanaan

1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien tindakan segera tindakan antisipasi, dan asuhan

secara komprehensif.

2. Melibatkanklien /pasiendanataukeluarga.

3. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga

4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien.

5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber

daya serta fasilitas yang ada (Kepmenkes,2007).

STANDAR IV : Implementasi

A. Pernyataanstandar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien/ pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan

rujukan.

B. Kriteria

1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-

spiritual-kultural

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 139: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

153

2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien

dan atau keluarganya (inform consent)

3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan

5. Menjaga privacy klien/ pasien

6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.

8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai.

9. Melakukan tindakan sesuai standar.

10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

(Kepmenkes, 2007)

STANDAR V : Evaluasi

A. Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai

dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

B. Kriteria Evaluasi

1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan

sesuai kondisi klien.

2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan

/keluarga.

3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 140: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

154

4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien

(Kepmenkes, 2007).

STANDAR VI : PencatatanAsuhanKebidanan

A. PernyataanStandar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan

jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan

dalam memberikan asuhankebidanan.

B. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan

1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada formulir yang tersedia (Rekammedis/KMS/Status pasien/

buku KIA).

2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

3. Sadalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.

4. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan.

6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif ;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up danrujukan

(Kepmenkes,2007).

G. Aspek Hukum

Standar profesi bidan diatur dalam KepMenKes RI nomor

369/MENKES/III/2007 yang berisi tentang stadar profesi ini terdiri dari

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 141: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

155

standar Kompetensi bidan di Indonesia, Standar pendidikan, Standar

pelayanan kebidanan dan kode etik profesi. Standar profesi ini wajib

dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap bidan dalam mengamalkan

amanat profesi kebidanan.

1. Kewenangan Bidan

Berdasarkan PemenKes RI nomor 146/MENKES/PER/XI/2010

tentang penyelenggaraan praktik bidan pada pasal 9 dijelaskan

bahwa bidan dalam menjalankan praktiknya, berwenang untuk

memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu,

pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana. Sedangkan pasal 10

menjelaskan bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu

meliputi konseling pada masa pra kehamilan, kehamilan normal,

Persalinan normal , ibu nifas normal, ibu menyusui dan konseling

pada masa antara dua kehamilan. Dalam pasal 11 dijelaskan bahwa

dalam memberikan pelayanan kesehatan anak, bidan berwenang

untuk memberikan asuhan bayi baru lahir normal, dan dalam

memberikan penyuluhan dan koseling tentang kesehatan reproduksi

perempuan dan KB tercantum pada pasal 12.

2. Wewenang bidan Berdasarkan PemenKes RI nomor

146/MENKES/PER/XI/2010 tentang penyelenggaraan praktik bidan

menyebutkan bahwa dalam pasal 14 bidan yang menjalankan praktik

di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan pelayanan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 142: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

156

kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9

(KepMenKes RI,2010;hal.5-7).

H. Landasan Hukum Kewenangan Bidan

Menurut Kepmenkes No. 369/Menteri/SK/III/2007 : kebidanan

adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari kelimuan dan seni yang

mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan

menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan

menopause, BBL dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta

memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga, dan

komunitasnya (Pudiastuti, 2011 h.1)

Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari

dan terkait dengan pelayanan kebidanan (Wahyuningsih,2007 h.34).

1. Standar Pelayanan Kebidanan, 2010

2. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007

tentang standar profesi bidan

3. UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

4. PP No 32 Tahun 1996 Tenaga Tenaga Kesehatan

5. Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 Tentang

Organisasi dan tata kerja Depkes

6. UU No 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah

7. UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan

8. UU Tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi

9. KUHAP dan KUHP tahun 1981

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 143: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

157

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :

585/Menkes/Per/IX/1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik

11. UU yang terkait denga hak reproduksi dan keluarga berencana

a. UU No.10/1992 Tentang Pengembangan Kependudukan Dan

Pembangunan Keluarga Sejahtera

b. UU No.23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap

Perempuan didalam Rumah Tangga

Standar pelayanan kebidanan meurut ikatan bidan Indonesia

tahun 2008

1. Standar I : Metode Asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan manajemen

kebidanan dengan langkah : pengumpulan data dan

analisis data, penentuan diagnosa perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.

2. Standar II : Pengkajian

Pengumpulan data tentang kasus kesehatan klien

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.Data

ya g diperoleh dicatat dan dianalisis.

3. Standar III : Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data

yang telah dikumpulkan.

4. Standar IV : Rencana asuhan

Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa

kebidanan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 144: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1952/3/Nurcahyati BAB II.pdf · Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan

158

5. Standar V : Tindakan

Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana

dan perkembangan keadaan klien : tindakan kebidanan

dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.

6. Standar VI : Partisipasi klien

Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-

sama/partisipasi klien dan keluarga dalam rangka

peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.

7. Standar VII : Pengawasan

Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara

terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui

perkembangan klien.

8. Standar VIII : Evaluasi

Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus

seiring dengan tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan

evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.

9. Standar IX : Dokumentasi

Asuhan kebidanan didokumentasi sesuai dengan

dokumentasi asuhan kebidanan yang diberikan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nurcahyati, Kebidanan DIII UMP, 2016