Referat Diabetes Gestasional-hilyah

download Referat Diabetes Gestasional-hilyah

of 26

Transcript of Referat Diabetes Gestasional-hilyah

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    1/26

    REFERAT

    DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

    DIABETES MELLITUS GESTASIONAL

    Pembimbing :

    dr. Soebijanto, Sp.PD

    Disusun oleh :

    Hilyah Mursilah

    Airlangga Husada

    KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PENYAKIT DALAM

    RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

    FAKULTAS KEDOKTRAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA, JANUARI 2012

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    2/26

    2

    KATA PENGANTAR

    Pertama kami ucapkan terima kasih kepada Allah SWT. karena atas rahmat-

    Nya sehingga kami dapat menyelesaikan referat yang berjudul Diagnosis danTatalaksana Diabetes Mellitus Gestasional tepat pada waktunya. Adapun tujuan

    pembuatan referat ini adalah sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan

    menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat

    Fatmawati.

    kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Soebijanto, Sp.PD, yang telah

    meluangkan waktunya untuk kami dalam menyelesaikan referat ini. Kami menyadari

    banyak sekali kekurangan dalam referat ini, oleh karena itu saran dan kritik yang

    membangun sangat penulis harapkan. Semoga referat ini dapat bermanfaat bukan

    hanya untuk kami, tetapi juga bagi siapa pun yang membacanya.

    Jakarta, Januari 2012

    Penulis

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    3/26

    3

    DAFTAR ISI

    Kata pengantar ..................... ......................................... ............................... 2

    Daftar isi ....................................................................................................... 3

    BAB I Pendahuluan .............................. ......................................... ........... 4

    BAB II Pembahasan .............................. ..................................... ................ 6

    BAB III Kesimpulan .............................. ..................................... ................ 24

    Daftar Pustaka .............................. ......................................... ....................... 26

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    4/26

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyulit medik yang

    sering terjadi selama kehamilan. Angka kejadian 3-5% dari semua

    kehamilan. DM dalam kehamilan terdiri dari diabetes gestasi (DMG) atau

    intoleransi karbohidrat yang ditemukan pertama kali saat hamil, ini terjadi

    pada 90% kasus, sedangkan yang lain adalah Diabetes Pragestasi (DMpG)

    yang meliputi DM tipe 1 dan tipe 2, terjadi pada 10% kasus. Peningkatan

    angka kematian dan angka kesakitan perinatal pada kehamilan dengan DM

    berkorelasi langsung dengan kondisi hiperglikemia pada ibu.

    Pada tahun terakhir ini terjadi peningkatan kejadian DM dengan sebab

    yang belum jelas, tetapi faktor lingkungan dan faktor predisposisi genetik

    memegang pengaruh. Kehamilan sendiri memberikan dampak yang kurang

    baik bagi ibu hamil. Pada kehamilan terjadi peningkatan produksi hormon-

    hormon antagonis insulin, antara lain: progesterone, estrogen, Human

    Placenta Lactogen (HPL) yang menyebabkan resistensi insulin dengan akibat

    gangguan toleransi glukosa. Diabetes melitus menyebabkan perubahan

    metabolik dan hormonal pada penderita dalam keadaan hamil serta

    persalinan. Sudah jelas bahwa metabolisme glukosa akan meningkat dalam

    kehamilan, hal ini terbukti dengan meningkatnya laktat dan piruvat dalam

    darah, akan tetapi kadar gula puasa tidak meningkat.

    Diagnosis diabetes sering dibuat untuk pertama kali dalam masa

    kehamilan karena penderita datang untuk pertama kalinya ke dokter atau

    diabetesnya menjadi tambah jelas oleh karena kehamilan. Diabetes melitus

    dalam kehamilan masih merupakan masalah yang memerlukan penanganan

    khusus karena angka kematian perinatal yang relative tinggi. Sebelum tahun

    1922, tidak ada bayi dari ibu yang menderita DM dalam kehamilan dapat

    mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dua dekade terakhir ini

    angka kematian perinatal pada DMG (Diabetes Mellitus Gestational) telah

    dapat ditekan, sejak ditemukan insulin oleh Banting dan Best tahun 1921.

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    5/26

    5

    Dari laporan peneliti menyebutkan dengan penurunan kadar glukosa darah

    penderita DMG, maka angka kematian perinata l juga akan menurun.

    Diabetes Mellitus pada kehamilan akan mengakibatkan pengaruh yang

    buruk terhadap ibu, antara lain berupa: kehamilan dengan poilihidramnion,

    toksemia gravidarum, infeksi serta ketoasidosis. Pengaruhnya terhadap anak,

    adalah kelainan kongenital, sindroma kegagalan pernapasan, kematian janin

    dalam kandungan, hiperbilirubinemia, makrosomia, hipoglikemia serta

    hipokalsemia. Sedangkan pada persalinan dapat terjadi: atonia uteri, inersia

    uteri, distosia bahu serta kelahiran mati, pengakhiran persalinan dengan

    tindakan.

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    6/26

    6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    I. DEFINISI DIABETES MELLITUS

    Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes

    Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

    hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-

    duanya.

    II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

    Insidens Diabetes Mellitus dalam kehamilan sekitar 2% - 3%. Dari

    kepustakaan lain dikatakan bahwa diabetes mellitus terdapat pada 1-2%

    wanita hamil, dan hanya 10% dari wanita tersebut yang diketahui menderita

    diabetes mellitus sebelum hamil, dengan demikian dapat disimpulkan

    sebagian besar yang terjadi pada kehamilan adalah diabetes mellitus

    gestational. Penelitian Prof. John M.F Adam di Ujung Pandang dalam dua

    periode yang berbeda, memperoleh insidens Diabetes Mellitus Gestational

    yang jauh lebih tinggi pada mereka dengan resiko tinggi (4,35%) dan 1,67%

    dari seluruh populasi wanita hamil. Sedangkan, pada penelitian kedua beliauditemukan 3% pada kelompok resiko tinggi dan 1,2% dari seluruh wanita

    hamil.

    Rumah Sakit DR. Kariadi Semarang oleh Praptohardjo U dan Suparto

    P, tahun 1975, meneliti diabetes meliitus dalam kehamilan didapatkan angka

    kejadian berkisar 2-3%. Mengingat bahaya komplikasi kehamilan dengan

    Diabetes Mellitus, maka perlu sekiranya dibuat diagnosis sedini mungkin.

    Beberapa kelompok wanita hamil telah diketahui mempunyai resiko tinggi

    untuk terjadinya diabetes mellitus selama kehamilannya. Dan faktor resiko

    merupakan kriteria yang berguna dalam penyaringan klinis selama

    pemeriksaan antenatal.

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    7/26

    7

    III. KLASIFIKASI

    American Diabetes Association (ADA) t ahun 1997 secara garis besar

    membuat klasifikasi diabetes melitus pada umumnya berdasarkan etiologinya.

    I.DM tipe 1 : kerusakan sel pancreas yang menjurus ke defisiensi insulin

    yang absolut. Mekanisme terjadinya melibatkan:

    Immune-mediated Idiopatik

    II.DM tipe 2 : terjadi resistensi insulin dengan defisiensi insulin yang relatif

    sampai dengan suatu gangguan pada sekresi insulin yang disertai resistensi

    insulin.

    III. DM Tipe Lain

    1)Kelainan genetik sel Beta

    2)Kelainan genetik kerja insulin

    3)Kelainan eksokrin pancreas

    4) Endokrinopati

    5) Drug/Chemical Induced

    6) Infeksi

    7) Bentuk lain dari Immune MediatedDiabetes Mellitus yang jarang

    8)Kelainan-kelainan genetik yang menyertai DM.

    IV. Diabetes Gestational : untuk kepentingan diagnosis, terapi dan

    prognosis, baik bagi ibu maupun bagi anak, berbagai klasifikasi diusulkan

    oleh beberapa penulis, diantaranya yang sering digunakan ialah klasifikasi

    menurut White (1965) yang berdasarkan umur waktu penyakitnya timbul,

    lamanya, beratnya dan komplikasinya:

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    8/26

    8

    Klasifikasi menurut White (1965):

    1.Kelas A diabetes gestasional ( tanpa vaskulopati)

    a. A1 maintenance hanya diet saja

    b. A2 yang tergantung insulin

    2. Kelas B, memerlukan insulin, onset usia 20 tahun durasi

    penyakit kurang dari 10 tahun dan tidak ada komplikasi

    vaskuler

    3. Kelas C, memerlukan insulin, onset usia 10-19 tahun, durasi

    penyakit 10-19 tahun tidak ada komplikasi vaskuler.

    4.Kelas D, memerlukan insulin, onset usia kurang dari 10 tahun,

    durasi penyakit 20 tahun, ada benigna diabetic retinopati

    5.Kelas F, memerlukan insulin dengan nefropati

    6.Kelas H, memerlukan insulin dengan penyakit jantung iskemik

    7.Kelas R, memerlukan insulin dengan proliferasi nefropati

    8.Kelas T, memerlukan insulin dengan tranplantasi ginjal

    Klasifikasi menurut Pyke untuk DMG :

    1.Diabetes gestasional, dimana DM terjadi hanya pada waktu

    hamil

    2.Diabetes pregestasional, dimana DM sudah ada sebelum

    hamil dan berlanjut sesudah kehamilan

    3.Diabetes pregestasional yang disertai dengan komplikasi

    misalnya angiopati, retinopati dan nefropati.

    Klasifikasi baru yang akhir-akhir ini banyak dipakai adalah

    Javanovic (1986):

    A.Regulasi baik ( good diabetic control)

    Glukosa darah puasa 55-65 mg/dL, rata-rata 84mg/dL, 1 jam sesudah makan

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    9/26

    9

    B.Regulasi tak baik ( Less than optimalDiabetic Control)

    Tidak kontrol selama hamil Glukosa darah diatas normal Tidak terkontrol baik selama 26 minggu untuk

    diabetes gestasional atau 12 minggu untuk diabetes

    pregestasional

    IV. DIABETES MELLITUS GESTASIONALDiabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah suatu gangguan toleransi

    karbohidrat (TGT,GDPT,DM) yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat

    kehamilan sedang berlangsung. Faktor resiko terjadinya diabetes mellitus gestasional

    adalah sebagai berikut:

    Resiko rendah:o Usia 30 tahuno Obesitaso Polycystic ovary sindromo Kehamilan yang lalu ada intoleransi glukosao Kehamilan yang lalu dengan bayi besar (>4000gr)o Riwayat kematian janin dalam rahim yang tidak dketahui sebabnyao Keluarga dengan DM tipe 2o Dari kelompok etnis dengan prevalesi tinggi untuk DM, antara lain:

    Hispanic, African, Native American, dan South East Asian

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    10/26

    10

    1. Pengaruh kehamilan terhadap diabetesDari segi klinis, gambaran sentral dari metabolisme karbohidrat dapat

    disimpulkan dalam istilah sederhana. Jika seorang wanita menjadi hamil maka

    ia membutuhkan lebih banyak insulin untuk mempertahankan metabolisme

    karbohidrat yang normal. Jika ia tidak mampu untuk menghasilkan lebih

    banyak insulin untuk memenuhi tuntutan itu, ia dapat mengalami diabetes yang

    mengakibatkan perubahan pada metabolisme karbohidrat. Kadar glukosa dalam

    darah wanita hamil merupakan ukuran kemampuanya untuk memberikan

    respon terhadap tantangan kehamilan itu. Kadar glukosa darah maternal

    dicerminkan dalam kadar glukosa janin, karena glukosa melintasi plasenta

    dengan mudah. Insulin tidak melintasi barier plasenta, sehingga kelebihan

    produksi insulin oleh ibu atau janin tetap tinggal bersama yang akhirnya

    menghasilkan keadaan glukosuria.

    Perubahan hormonal yang luas terjadi pada kehamilan dalam usaha

    mempertahankan keadaan metabolisme ibu yang sejalan dengan bertambahnya

    usia kehamilan. Hormon-hormon ini mungkin yang bertanggung jawab secara

    langsung maupun tidak langsung, menginduksi resistensi insulin perifer dan

    mengkontribusi terhadap perubahan sel pancreas. Ovarium, kortek adrenal

    janin, plasenta, kortek adrenal ibu dan pancreas terlibat dalam timbulnya

    perubahan-perubahan hormonal ini, yang mempunyai pengaruh terhadap

    metabolisme karbohidrat. Terutama yang penting adalah peningkatan progresif

    dari sirkulasi estrogen yang pertama kali dihasilkan oleh ovarium hingga

    minggu ke-9 dari kehidupan intra uterine dan setelah itu oleh plasenta.

    Sebagian besar estrogen yang dibentuk oleh placenta adalah dalam

    bentuk estriol bebas, yang terkonjugasi dalam hepar menjadi glukoronida dan

    sulfat yang lebih larut, yang dieskresikan dalam urine. Estrogen tidak

    mempunyai efek dalam transport glukosa, tetapi mempengaruhi peningkatan

    insulin (insulin binding). Progesteron yang dihasilkan korpus luteum sepanjang

    kehamilan khususnya selama 6 minggu pertama. Trofoblas mensintesis

    progesterone dan kolesterol ibu dan merupakan penyumbang utama terhadap

    kadar progesterone plasma yang meningkat secara menetap selama kehamilan.

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    11/26

    11

    Progesterone juga mengurangi kemampuan dari insulin untuk menekan

    produksi glukosa endogen.

    Lactogen plasenta manusia (HPL) merupakan hormon plasenta penting

    lain yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat. Kadarnya dalam darah ibu

    meningkat secara berlahan- lahan sepanjang kehamilan, mencapai puncaknya

    saat aterm. HPL adalah salah satu dari hormon-hormon utama yang

    bertanggung jawab menurunkan sensitivitas insulin sejalan dengan

    bertambahnya usia kehamilan. Kadar HPL meningkat pada keadaan

    hipoglikemia dan menurun pada keadaan hiperglikemia. Dengan kata lain

    HPL merupakan antagonis terhadap insulin. HPL menekan transport glukosa

    maksimum tetapi tidak mengubah pengikatan insulin. Setelah melahirkan dan

    pengeluaran plasenta, kadar HPL ibu cepat menghilang, pengaturan hormonal

    kembali normal.

    Kortek adrenal terlibat dalam peningkatan kortisol bebas secara

    progresif selama kehamilan. Pada kehamilan lanjut, konsentrasi kortisol ibu

    diperkirakan 2,5 kali lebih tinggi dari keadaan tidak hamil. Beberapa peneliti

    melaporkan bahwa laju produksi glukosa hepar meningkat dan sensitivitas

    insulin menurun pada pemberian sejumlah besar kortisol. Perubahan pada

    metabolisme karbohidrat selama kehamilan sebagai akibat dari perubahan

    hormonal diatas. Pada beberapa uji toleransi glukosa didapatkan keadaan

    antara lain; hipoglikemia ringan pada saat puasa, hiperglikemia postprandial

    dan hiperinsulinemia.

    Konsentrasi glukosa plasma selama puasa yang menurun mungkin terjadi

    akibat peningkatan dari kadar plasma insulin. Tetapi hal ini tidak dapat

    dijelaskan dengan perubahan metabolisme insulin karena waktu paruh insulin

    selama hamil tidak berubah. Peningkatan kadar plasma insulin pada kehamilan

    normal berhubungan dengan perubahan respon unik terhadap ingestion

    glukosa. Sebagai contoh, setelah makan pada wanita hamil didapatkan

    perpanjangan hiperglikemia, hiperinsulinemia, dan supresi glukagon.

    Mekanisme ini sepertinya bertujuan untuk mempertahankan suplai glukosa

    postprandial ke fetus. Respon ini konsisten dengan pernyataan bahwa

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    12/26

    12

    kehamilan menginduksi resistensi perifer terhadap insulin, yang diperkuat

    dengan tiga hasil pengamatan:

    1. Peningkatan respon insulin terhadap glukosa

    2. Pengurangan ambilan perifer terhadap glukosa

    3. Penekanan respon dari glikogen

    Mekanisme yang bertanggung jawab terhadap resistensi insulin belum

    lengkap dimengerti. Beberapa peneliti telah melaporkan sensitifitas insulin

    menurun secara signifikan (40-80 %) dengan bertambahnya usia kehamilan.

    Fetus normal mempunyai sistem yang belum matang dalam pengaturan kadar

    glukosa darah. Fetus normal adalah penerima pasif glukosa dari ibu. Glukosa

    melintasi barier plasenta melalui proses difusi, dan kadar glukosa janin sangat

    mendekati kadar glukosa ibu. Mekanisme transport glukosa melindungi janin

    terhadap kadar maternal yang tinggi, mengalami kejenuhan oleh kadar glukosa

    maternal sebesar 10 mmol/l atau lebih sehingga kadar glukosa janin mencapai

    puncak pada 8-9 mmol/l. Hal ini menjamin bahwa pada kehamilan normal

    pankreas janin tidak dirangsang secara berlebihan oleh puncak postprandial

    kadar glukosa darah ibu. Bila kadar glukosa ibu tinggi melebihi batas normal

    atau tidak terkontrol akan menyebabkan dalam jumlah besar glukosa dari ibu

    menembus plasenta menuju fetus dan terjadi hiperglikemia pada fetus. Tetapi

    kadar insulin ibu tidak dapat mencapai fetus, sehingga kadar glukosa ibulah

    yang mempengaruhi kadar glukosa fetus. Sel beta pankreas fetus kemudian

    akan menyesuaikan diri terhadap tingginya kadar glukosa darah. Hal ini akan

    menimbulkan fetal hiperinsulinemia yang sebanding dengan kadar glukosa

    darah ibu dan fetus. Hiperinsulinemia yang bertanggungjawab terhadap

    terjadinya makrosomia oleh karena meningkatnya lemak tubuh.

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    13/26

    13

    2. Pengaruh diabetes terhadap kehamilanPengaruh meternal bisa dibagi lagi selama kehamilan, selama

    persalinan dan selama nifas.

    Selama kehamilan :

    -Abortus. Resiko meningkat pada diabetes tak terkontrol.

    -Preeklampsia, kontrol preeklampsia berhubungan dengan

    rendahnya mortalitas perinatal.

    -Hidramnion. Insidens meningkat pada diabetes tak terkontrol.

    Hal ini disebabkan plasenta yang besar, adanya malformasi

    kongenita l dan poliuria janin akibat hiperglikemia

    -Persalinan prematur. Insidens meningkat bersamaan dengan

    meningkat disproporsi kepala panggul, malpresentasi.

    Selama persalinan :

    -Persalinan memanjang akibat bayi yang besar

    -Distosia bahu

    -Meningkatnya tindakan operatif

    -Ruptura jalan lahir

    -Perdarahan postpartum

    Selama nifas :

    - Sepsis puerperalis

    - Berkurang laktasi

    -Meningkatnya morbiditas maternal

    Pengaruh terhadap janin:

    - Janin mati dalam rahim

    - Makrosomia

    - Maturasi paru terlambat

    - Trauma kelahiran

    - Retardasi pertumbuhan

    - Malfromasi kongenital

    -Meningkatnya kematian neonatal

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    14/26

    14

    V. DIAGNOSIS

    Hiperglikemia pada wanita hamil dapat disebabkan karena

    sebelumnya penderita sudah menderita diabetes mellitus atau disebut diabetes

    melitus pregestational, atau dapat juga disebabkan karena gangguan toleransi

    glukosa yang terjadi pertama kali saat kehamilan disebut diabetes melitus

    gestational. Diabetes melitus yang telah diketahui sebelum kehamilan tidak

    ada masalah dalam diagnosis. Lain halnya pada diabetes mellitus gestational,

    banyak kriteria diagnostik yang dipakai dan belum ada kesepakatan dari

    semua ahli tentang kriteria diagnostik mana yang terbaik.

    Karena prevalensi dari diabetes dalam kehamilan tinggi, maka

    perawatan antepartum yang optimum memerlukan uji diagnostik yang

    sensitif pada semua wanita hamil. Metode diagnostik harus cepat dan

    praktis. OSullivan dan Mahan malaporkan bahwa pemeriksaan yang

    sederhana pada semua wanita hamil lebih berguna dalam mengidentifikasi

    pasien-pasien yang beresiko terkena diabetes daripada indikator-indikator lain

    seperti riwayat penyakit dalam keluarga, riwayat obstetrik sebelumnya atau

    obesitas.

    Semua ahli sependapat bahwa skrining sebaiknya dilakukan pada

    semua wanita hamil, walaupun hal ini sangat sulit dilaksanakan. Bila skrining

    hanya dilakukan pada kelompok resiko tinggi saja maka 50% diabetes melitus

    gestational tidak terdiagnosis.

    Skrining dilakukan hanya pada wanita hamil denga resiko tinggi untuk DM.

    dengan alasan orang Indonesia termasuk kelompok etnis Asia Tenggara (South East

    Asian) maka kita menganut skrining universal yakni dilakukan setiap pada ibu hamil

    dimulai sejak kunjungan pertama (trimester 1) untuk menapis DM PraGestasi

    (DMpG), bila negatif, diulangi pada kehamilan 24-28 minggu untuk menapis DM

    gestasi (DMG).

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    15/26

    15

    Cara Skrining dan Kriteria Diagnostik

    1. Cara OSullivan & Mahan.

    Skrining dan criteria diagnosis DMG menurut OSullivan Mahan terdiri

    atas dua tahap, yaitu: tahap pertama: disebut tes tantangan glukosa yang

    merupakan tes skrining dan tahap kedua: tes toleransi glukosa oral. Tes

    toleransi glukosa dilakukan 3 jam. Tes toleransi glukosa hanya dilakukan

    pada mereka yang tes tantangan glukosa positif.

    Bagan 1: Cara skrining menurut Cara OSullivan Mahan

    Tes ini dilakukan pada saat wanita hamil tersebut berkunjung ke klinik

    tanpa harus berpuasa. Kepada mereka diberikan beban dengan 50 gram

    glukosa dilarutkan dalam air segelas. Dikatakan positif bila gula darah vena

    lebih besar 140 mg/dL, setelah satu jam pemberian. Bila didapatkan hasil

    yang positif, dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa oral. Dengan beban 100

    gram glukosa setelah berpuasa 12 jam, diambil glukosa darah puasa, glukosa

    darah 1 jam, 2 jam, 3 jam postprandial. Normal bila kadar glukosa darah

    puasa

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    16/26

    16

    2. Cara WHO

    Sejak tahun 1980 WHO telah membuat cara skrining untuk diabetes

    mellitus. Untuk mendeteksi diabetes mellitus dilakukan tes toleransi glukosa

    oral dengan beban 75 gram glukosa setelah berpuasa selama 8-14 jam.

    Dinyatakan diabetes mellitus bila kadar glukosa darah puasa 126 mg/dL dan

    atau 2 jam setelah pembebanan >200 mg/dL. Bila hasil negatif diulangi

    dengan cara pemeriksaan yang sama pada usia hamil 24-28 minggu. Mereka

    yang mempunyai kadar glukosa darah diantara kadar normal dan diabetes

    mellitus disebut kelompok toleransi glukosa terganggu. Khusus untuk wanita

    hamil dengan toleransi glukosa terganggu harus diobati sebagai penderita

    diabetes mellitus.

    3. Cara American Collage ofObstetricians and Gynecologists

    American Collage of O bstetricians And Gynecologists (1986)

    merekomendasikan bahwa penapisan hanya perlu untuk wanita-wanita resiko

    tinggi yaitu yang berumur lebih dari 30 tahun, ada riwayat keluarga dengan

    diabetes, pernah melahirkan bayi makrosomia, bayi dengan malformasi atau

    bayi lahir mati, wanita hamil yang gemuk, hipertensi atau glukosuria.

    Diagnosis DMG berdasarkan hasil pemeriksaan toleransi glukosa oral

    dengan 100 g glukosa. Kemudian dilihat kadar glukosa puasa, 1 jam ,2 jam

    dan 3 jam s etelah pembebanan.

    \

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    17/26

    17

    4. Cara ASEAN Study Group of Diabetes in Pregnancy (ASGOIP)

    Cara ini menggunakan tes tantangan glukosa 50 gram, skrining positif

    bila kadar glukosa vena setelah 1 jam pembebanan >130 mg/dL. Jika

    skrining positif dilanjutkan dengan tes t oleransi glukosa oral 75 gram. Kadar

    glukosa darah hanya diambil 2 jam setelah pembebanan. Dinyatakan

    diabetes mellitus gestat ional apabila kadar glukosa vena plasma 2 jam

    setelah pembebanan >140 mg/dL.

    5. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

    Pada pasien dengan resiko DMG yang jelas perlu segera dilakukan

    pemeriksaan glukosa darah. Bila didapat hasil glukosa darah sewaktu 200 mg/dL

    atau glukosa darah puasa 126 mg/dL yang sesuai dengan batas diagnosis untuk

    diabetes, maka perlu dilakukan pemeriksaan pada waktu yang lain untuk konfirmasi.

    Pasien hamil dengan TGT dan GDPT dikelola sebagai DMG.

    Diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan TTGO dilakukan dengan

    memberikan beban 75 gram glukosa setelah berpuasa 8-14 jam. Kemudian dilakukan

    pemeriksaan glukosa darah puasa, 1 jam dan 2 jam setelah beban.

    DMG ditegakkan apabila ditemukan hasil pemeriksaan glukosa darah puasa

    95 mg/dL, 1 jam setelah beban >180 mg/dL dan 2 jam setelah beban 155 mg/dl.

    Apabila hanya dapat dilakukan 1 kali pemeriksaan glukosa darah maka lakukan

    pemeriksaan glukosa darah 2 jam setelah pembebanan, bila didapatkan hasil glukosa

    darah 155 mg/dL sudah dapat didiagnosis sebagai DMG.

    VI. PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Gestasional

    A. Perawatan Antenatal

    1) Program perawatan kasus DMG dilaksanakan secaramultidisiplin yang terdiri dari Bagian Kebidanan, Internis,

    Gizi, Anak dan Anestesi

    2) Perawatan antenatal, kunjungan setiap 2 minggu sampaidengan usia kehamilan 36 minggu kemudian 1 minggu

    sekali sampai dengan aterm (bila kadar gula darah terkendali

    dengan baik)

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    18/26

    18

    3) Target glukosa darah senormal mungkin dengan kadarglukosa puasa=100 mg/dL dan 2 jam PP=140 mg/dL yang

    dicapai dengan diet, olahraga dan insulin

    4) O bat Anti Diabetik (OAD) tidak dianjurkan oleh karenadapat menembus barier plasenta, dikhawatirkan efek

    teratogenik dan lebih merangsang sel beta langerhans pada

    janin.

    5) Terapi insulin1)Multiple insulin injection

    Prandial insulin (regular/insulin lispro)diberikan bersama saat makan

    Basal insulin (Neutral ProtamineHagedorn/NPH) diberikan sebelum makan

    pagi (2/3 dosis) dan sebelum tidur (1/3

    dosis)

    2) Continuous subcutaneous Insulin Infusion (Insulin

    pump)

    Insulin lispro diberikan secara continuous basal

    rate dan bolus pada pasien dengan kepatuhan

    tinggi

    6) Diet yang dianjurkan Rencana: 3 kali makan dan 3 kali snack Kalori: 30-35 kcal/kg normal body weight

    Total 2000-2400 kcal/hari

    Komposisi: Karbohidrat 40-50%, kompleks dantinggi serat

    Protein 20%, Lemak 30-40% (asam lemakjenuh/saturated

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    19/26

    19

    10g karbohidrat akan meningkatkan glukosa darah30 mg/dL (1 unit insulin rapid acting diberikan

    pada intake karbohidrat 10g)

    8) Pemantauan JaninPemantauan kesejahteraan janin antenatal untuk

    mencegah kematian janin.

    1)Profil biofisik janin

    Pemantauan gerakan janin sejak usiakehamilan 28 minggu

    Non Stress Test (NST) setiap minggu padausia hamil 28-30 minggu

    Non Stress Test (NST) dua kali seminggupada usia hamil 32 minggu/lebih

    Profil biofisik janin setiap saat biladiperlukan

    2)USG untuk memantau pertumbuhan janin

    3)Amniosentesis bila diperlukan, untuk memperkirakan

    maturasi paru janin bila direncanakan untuk seksio

    elektif sebelum 39 minggu

    B. Perawatan Selama Persalinan

    1) Pasien dengan kadar glukosa darah terkendali dengan dietsaja diperbolehkan melahirkan sampai dengan aterm. Bila

    sampai dengan 40 minggu belum terjadi persalinan maka

    mulai dilakukan pemantauan kesejahteraan janin 2 kali

    seminggu.

    2)

    Pasien dengan hipertensi dalam kehamilan sebelumnyaharus dilakukan pemantauan kesejahteraan janin 2 kali

    seminggu mulai usia hamil 32 minggu.

    3) Perkiraan berat lahir secara klinis dan pemeriksaan USGdilakukan untuk mendeteksi adanya tanda-tanda

    makrosomia. Untuk mengurangi kelainan janin akibat

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    20/26

    20

    trauma kelahiran dianjurkan untuk mempertimbangkan

    Seksio Cesar elektif.

    4) Pasien dengan Diabetes Mellitus Gestational yang dalamterapi insulin disertai diet untuk mengendalikan kadar

    glukosa darah direncanakan program pemantauan/evaluasi

    janin antenatal (antepartum fetal surveillance)

    5) Perawatan intensive untuk mendeteksi dan mengatasikejadian hipoglikemia, hipokalsemia dan hiperbilirubinemia

    pada neonates.

    6) Saat Persalinan:Pengelompokan resiko kehamilan dengan DM ini

    ditujukan ke arah resiko terjadinya kematian janin dalam

    rahim

    a. Resiko rendah Regulasi baik Tidak ada vaskulopati Pertumbuhan janin normal Pemantauan kesejahteraan janin antepartum baik Tidak pernah melahirkan mati Persalinan dibolehkan sampai usia kehamilan 40

    minggu

    b. Resiko tinggi Regulasi jelek Ada komplikasi vaskulopati Pertumbuhan janin abnormal (makrosomia) Polihidramnion Pernah lahir mati Pertimbangkan untuk persalinan pada usia hamil

    sejak 38 minggu (bila tes maturasi paru janin

    positif)

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    21/26

    21

    7) Cara Persalinan:a. Pada kasus resiko rendah diperbolehkan melahirkan

    ekspektatif spontan pervaginum sampai dengan usia

    kehamilan aterm

    b. Pada kasus resiko tinggi dianjurkan terminasi pada usiakehamilan 38 minggu dengan pemberian kortikosteroid

    untuk pematangan paru janin. Cara persalinan tergantung

    indikasi obstetrik

    c. Pada kasus makrosomia dengan perkiraan berat janin4500 gram diperkirakan untuk Seksio Cesar elektif

    8) Regulasi G lukosa Intrapartum:a. Periksa kadar glukosa darah (kapiler) setiap jam dan

    pertahankan selalu dibawah 110 mg/dL

    b. Kontrol glukosa selama proses persalinan

    C. Perawatan Pasca Persalinan

    1. Evaluasi untuk mengantisipasi intoleransi karbohidrat yang

    menetap terdiri dari:

    1) Self monitoring untuk mengevaluasi profil glukosa darah2) Pada 6 minggu pasca persalinan, dilakukan TTGO dengan

    loading 75 gram glukosa kemudian diukur kadar glukosa

    plasma saat puasa dan 2 jam

    3) Bila TTGO diatas menunjukkan kadar yang normal,evaluasi lagi setelah 3 tahun dengan kadar glukosa puasa,

    olahraga teratur dan menurunkan berat badan pada yang

    obesitas

    1. Kontrasepsi oral dosis rendah dikatakan tidak pernah dilaporkanberpengaruh terhadap kejadian intoleransi karbohidrat

    2. Recurrence risk untuk DMG sekitar 60%

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    22/26

    22

    Tabel 2. Kadar glukosa plasma 6 minggu pasca persalinan pada DMG

    VII. KOMPLIKASI

    Komplikasi penderita Diabetes Mellitus dalam kehamilan hampir

    sama dengan komplikasi diabetes mellitus tanpa kehamilan, namun dapat

    terjadi lebih berat keadaannya bagi penderita yang sedang hamil. Beberapa

    komplikasi yang dapat terjadi, diantaranya:

    I.Komplikasi Pada Ibu

    A.Komplikasi Akut

    1) Ketoasidosis diabetik (KAD)

    2)Hiperosmolar non ketotik (HONK)

    3) Hipoglikemia

    B.Komplikasi Kronik

    1) Makroangiopati:

    Penyakit Jantung Koroner Stroke Penyakit pembuluh darah tepi

    2) Mikroangiopati

    Retinopati diabetic Nefropati diabetic

    3) Neuropati

    4)Rentan infeksi, misalnya TB Paru, Ginggivitis dan ISK

    5) Kaki diabetik

    Puasa (mg/dL) 2 jam (mg/dL)

    Normal

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    23/26

    23

    II.Komplikasi Pada Janin

    1) Respiratory Distress Syndrome2) Neonatal Hypoglycemia3) Neonatal hypocalcemia4) Neonatal hypomagnesia5) Polycitemia6) Neonatal hyperbilirubinemia7) Kelainan kongenital

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    24/26

    24

    BAB III

    KESIMPULAN

    Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyulit medik yang

    sering terjadi selama kehamilan. Angka kejadian 3-5% dari semua

    kehamilan. DM dalam kehamilan terdiri dari diabetes gestasi (DMG) atau

    intoleransi karbohidrat yang ditemukan pertama kali saat hamil, ini terjadi

    pada 90% kasus, sedangkan yang lain adalah Diabetes Pragestasi (DMpG)

    yang meliputi DM tipe 1 dan tipe 2, terjadi pada 10% kasus.

    Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah suatu gangguan toleransi

    karbohidrat (TGT,GDPT,DM) yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saatkehamilan sedang berlangsung.

    Kehamilan sendiri memberikan dampak yang kurang baik bagi ibu

    hamil. Pada kehamilan terjadi peningkatan produksi hormon-hormon

    antagonis insulin, antara lain: progesterone, estrogen, Human Placenta

    Lactogen (HPL) yang menyebabkan resistensi insulin dengan akibat

    gangguan toleransi glukosa. Diabetes melitus menyebabkan perubahan

    metabolik dan hormonal pada penderita dalam keadaan hamil serta

    persalinan. Sudah jelas bahwa metabolisme glukosa akan meningkat dalam

    kehamilan, hal ini terbukti dengan meningkatnya laktat dan piruvat dalam

    darah, akan tetapi kadar gula puasa tidak meningkat. Skrining dilakukan hanya

    pada wanita hamil denga resiko tinggi untuk DM. dengan alasan orang Indonesia

    termasuk kelompok etnis Asia Tenggara (South East Asian) maka kita menganut

    skrining universal yakni dilakukan setiap pada ibu hamil dimulai sejak kunjungan

    pertama (trimester 1) untuk menapis DM PraGestasi (DMpG), bila negatif, diulangi

    pada kehamilan 24-28 minggu untuk menapis DM gestasi (DMG).

    Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Diagnosis berdasarkan

    hasil pemeriksaan TTGO dilakukan dengan memberikan beban 75 gram glukosa

    setelah berpuasa 8-14 jam. Kemudian dilakukan pemeriksaan glukosa darah puasa, 1

    jam dan 2 jam setelah beban.

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    25/26

    25

    DMG ditegakkan apabila ditemukan hasil pemeriksaan glukosa darah puasa

    95 mg/dL, 1 jam setelah beban >180 mg/dL dan 2 jam setelah beban 155 mg/dl.

    Apabila hanya dapat dilakukan 1 kali pemeriksaan glukosa darah maka lakukan

    pemeriksaan glukosa darah 2 jam setelah pembebanan, bila didapatkan hasil glukosa

    darah 155 mg/dL sudah dapat didiagnosis sebagai DMG.

    Penatalaksanaan diabetes mellitus gestasional adalah dilakukan

    perawatan antenatal, perawatan selama persalinan dan perawatan pasca

    persalinan. Komplikasi penderita diabetes mellitus dalam kehamilan hampir

    sama dengan komplikasi diabetes mellitus tanpa kehamilan.

  • 5/13/2018 Referat Diabetes Gestasional-hilyah

    26/26

    26

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Crowther, CA, Hiller, JE, Moss, JR, et al. Effect of treatment of gestational diabetesmellitus on pregnancy outcomes. N Engl J Med 2005; 352:2477.

    2. Dodd, JM, Crowther, CA, Antoniou, G, et al. Screening for gestational diabetes: Theeffect of varying blood glucose definitions in the prediction of adverse maternal and

    infant health outcomes. Aust N Z J Obstet Gynaecol 2007; 47:307.

    3. Gestational diabetes mellitus. Diabetes Care 2004; 27 Suppl 1:S88.4. ACOG Practice Bulletin. Clinical management guidelines for obstetrician-gynecologists.

    Number 30, September 2001 (replaces Technical Bulletin Number 200, December 1994).

    Gestational diabetes. Obstet Gynecol 2001; 98:525.

    5. Lobner, K, Knopff, A, Baumgarten, A, et al. Predictors of postpartum diabetes in womenwith gestational diabetes mellitus. Diabetes 2006; 55:792.

    6. Jovanovic, L (Ed). Diabetes and Pregnancy: What to Expect, American DiabetesAssociation, Alexandria, VA, revised 2007.

    7. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Gestasional DM. Edisi kedua, Jakarta: Yayasan BinaPustaka Sarwono Prawirohardjo. 1997. 260 -264.

    8. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus diIndonesia, PB. PERKENI. Jakarta 2011

    9. Himpunan Kedokteran Feto Maternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.Penatalaksanaan Kehamilan dengan Diabetes Mellitus. 2007

    10.http://www.acog.org/Resources_And_Publications/Committee_Opinions