BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/7151/3/Solihin BAB II.pdf · menjadi...
Embed Size (px)
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/7151/3/Solihin BAB II.pdf · menjadi...

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Gastroenteritis Akut adalah Gastroenteritis Akut (GEA) adalah buang air
besar yang tidak normal atau berbentuk tinja yang encer dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya. Pada Neonatus frekuensi buang air besar lebih dari
4 kali sedangkan pada bayi lebih dari umur satu bulan dan anak frekuensinya
lebih dari 3 kali sehari (Behrman, 2000).
Gastroenteritis adalah gangguan fungsi penyerapan dan sekresi dari
saluran pencernaan, dipengaruhi oleh fungsi kolon dan dapat diidentifikasi
dari perubahan jumlah, konsistensi, frekuensi dan warna dari tinja (Whaley &
Wong, 1996).
Gastroenteritis adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari, dengan
atau tanpa darah dan/atau lendir dalam feses, sedangkan diare akut sendiri
didefinisikan dengan diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat (Sodikin, 2011). Diare atau Gastroenteritis merupakan
suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya,
ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3
kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir
darah (Hidayat, 2006).
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis
adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami
defekasi sering dengan feses cair atau tidak berbentuk dengan frekuensi lebih
banyak dari biasanya.
B. Anatomi dan Fisiologis
Gambar1. Anatomi system pencernaan. dari (Pustekkom Depdiknas, 2008 )
Menurut Sodikin, (2011) struktur saluran pencernaaan berbeda antara
suatu bagian dengan bagian yang lain, akan tetapi secara umum tersusun atas
empat lapisan atau empat bagian, yaitu :
1. Mukosa
Mukosa tersusun atas epetil, lamina propria dan muskularis
mukosa. Bentuknya berbeda antara satu bagian dengan bagian lainnya di
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

saluran pencernaan. Lama propria sebagian besar terdiri atas jaringan ikat
dan jaringan ikat yang mengandung serat kologen dan elastin.
2. Submukosa
Submukosa terdiri atas jaringan ikat, jaringan dari serat kolagen dan
elastin.
3. Tunika Muskularis
Tunika muskularis tersusun atas dua lapis otot, sirkuler di sebelah
dalam dan longitudinal di sebelah luar.
4. Lapisan serosa (advantisa)
Lapisan serosa (advantisa) merupakan lapisan yang paling luar,
bagian ini terutama disusun oleh jaringan ikat yang kemudian membentuk
mesentrium, kecuali dibagian esofagus dan rectum.
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan
mempersiapkannya untuk di asimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas
bagian –bagian berikut, antara lain :
a. Mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan. Dinding
kavum oris memiliki struktur untuk mastikasi. Dimana makanan akan
dipotong, dihancurkan oleh gigi, dan dilembabkan oleh saliva. Selanjutnya
makanan tersebut akan membentuk bolus dimana masa terlapisi salvia
(Sodikin, 2011).
Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri
atas 2 bagian yaitu :
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

1. Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi,
bibir, dan pipi.
2. Bagian rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi
sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis, di sebelah
belakang bersambung dengan faring (Syaifuddin, 2006).
b. Lidah
Lidah tersusun atas otot yang pada bagian atas dan sampingnya
dilapisi dengan membrane mukosa, lidah pada neonates relative pendek dan
lebar. Tunas kecap ditemukan pada papilla dan respons menghisap
meningkat dengan adanya rasa bahan yang manis. Lidah menempati kovum
oris dan melekat secara langsung pada epiglottis dalam faring. Tiga ruang
mirip celah membentuk struktur dalam mulut, yang memungkinkan cairan
untuk melintas ke dalam faring. Elevasi dari laring mengarahkan
pembukaan dari laring ke dalam nasofaring sehingga bayi dapat bernafas
secara bebas, sementara cairan masuk ke dalam faring, hal ini penting
karena neonates bernapas melalui hidung (Sodikin, 2011).
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir,
kerja otot lidah ini dapat digerakan keseluruh arah. Lidah dibagi atas tiga
bagian, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), dan
apeks lingua (ujung lidah). Fungsi lidah yaitu mengaduk mekanan,
membentuk suara, sebagai alat pengecap dan menelan, serta merasakan
makanan (Syaifuddin, 2006).
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

c. Gigi
Pertumbuhan gigi merupakan suatu prosses fisiologis yang dapat
menyebabkan salvias berlebihan dan rasa tidak nyaman (nyeri). Manusia
dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa kehidupan yang
berbeda-beda. Set pertama adalah gigi primer (gigi susu atu desidua), yang
bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama tahun pertama dan
tahun kedua kehidupan; selanjutnya set kedua atau set permanen,
menggantikan gigi primer dan mulai tumbuh pada sekitar umur 6 tahun.
Pertumbuhan gigi yang lambatt dapat terjadi karena rakhitis dan
hipotiroidisme. Pertumbuhan gigi premature dapat terlihat sejak lahir
biasanya tidak mengganggu pemberian ASI (Sodikin, 2011).
Terdapat dua kelompok gigi yaitu gigi sementara atau gigi sulung
dan gigi tetap. Terdapat dua puluh gigi sulung, sepuluh pada tiap rahang.
Dari tengah kedua sisi beturut-turut disebut dua insisivus atau gigi seri, satu
kanina atau gigi taring, dan dua molar atau geraham. Gigi tetap lebih
banyak yaitu tiga puluh dua, enambelas pada tiap rahang. Dari tengah
kesamping berturut-turut disebut : dua insisivus, satu taring, dua premolar
(geraham depan), dan tiga molar (geraham belakang) (Pearce, 2009).
d. Esofagus
Esophagus merupakan tuba otot dengan ukuran 8- 10 cm dari
kartilago krikoid sampai bagian kardia lambung. Panjangnya bertambah
selama 3 tahun seelah kelahiran, selanjutnya kecepatan pertumbuhan lebih
lambat mencapai panjang dewasa menjadi 23-30 cm. penampung rata-rata
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

saat lahir adalah 5 mm dengan kurvatura yang kuranng mencolok
dibandingkan orang dewasa. Bagian tersemmpit esophagus bersatu dengan
faring, area ini mudah mengalami cedera jika mengenai peralatan yang
dimasukkan seperti bougi atau kateter (Sodikin, 2011).
Esophagus berdinding empat tipis. Di sebelah luar terdiri atas lapisan
jaringan ikat yang renggang, sebuah lapisan otot yang terdiri atas dua
lapisan serabut otot, yang satu berjalan longitudinal dan yang lain sirkuler,
sebuah lapisan submukosa, dan dipaling dalam terdapat selaput lendir
(Mukosa) (Pearce, 2009).
e. Lambung
Lambung dewasa ditemukan pada lambung fetus sebelum lahir.
Kapasitas dari lambung antara 30-35 ml saat lahir dan meningkat sampai
sekitar 75 ml pada kehidupan minggu ke 2, sekitar 10 ml pada bulan
pertama, dan rata-rata pada orang dewasa kapasitasnya 1000 ml. Bagian
mukosa dan submukosa neonates relative lebih tebal dibandingkan orang
dewasa. Jumlah glandula gastric pada neonates 2.000.000 (dua juta),
sementara pada orang dewasa lebih dari 25.000.000 (dua puluh lima juta),
sekresi asam dimulai sebelum lahir dan ditemukan juga aktivitas
proteolitik, tetapi dengan kadar yang lebih rendah dibandiingkan yang
ditemukan setelah umur 2-3 bulan (Sodikin, 2011).
Menurut Pearce (2009) Lambung terdiri atas empat lapisan yaitu :
1. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa,
2. lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis yaitu:
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

a. serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot
usofagus,
b. Serabut sirkuler, yaitu serabut yang paling tebal dan terletak di
pylorus serta membentuk otot sfinkter, dan berada di bawah lapisan
pertama,
c. Serabut oblik, yaitu serabut yang utama dijumpai pada fundus
lambung.
3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh
darah dan saluran limfa,
4. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas
banyak kerutan atau rugae, yang hilang bila organ ini mengembang
karena berisi makanan.
Fungsi utama lambung adalah menyiapkan makanan untuk dicerna
diusus, memecah makanan, penambahan cairan setelah cair, dan
meneruskannya ke duodenum. Makanan disimpan di dalam lambung lalu
dicampur dengan asam, mucus, danpepsin; kemudian dilepaskan pada
kecepatan mantap terkontrol ke dalam duodenum (Syaifuddin, 2006).
f. Usus Kecil
Usus kecil terbagi menjadi duodenum, jejunum dan ileum. Usus kecil
memiliki panjang 300-350 cm saat lahir, mengalami peningkatan sekitar 50
% selama tahun pertama kehidupan dan berukuran ± 6 m saat
dewasa.duodenum merupakan bagian terpendek dari usus kecil yaitu sekitar
7,5-10 cm dengan diameter 1-1,5 cm. dinding usus terbagi menjadi empat
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

lapisan yaitu mukosa, submukosa, muskuler, san serosa (peritoneal)
(Sodikin, 2011).
Lapisan membrane mukosa mengandung beberapa struktur yaitu
pertama, lapisan sirkuler yang berjalan secara parsial (lengkap), disrkrliling
bagian usus kecil, hal ini bervariasi dalam ukuran san jumlah disepanjang
usus kecil. Dibagian bawah dari ileum, bila ada dan akan memiliki ukuran
kecil dan hanya sedikit ditemukan. Lapisan sirkuler berfungsi untuk
meningkatkan absorpsi permukaan dari usus. Kedua, vilia usus yang
merupakan tonjolan mirip jari dan menonjol kepermukaan dalam usus,
terdiri dari lapisan epitel dimana terjadi proses absorpsi, serta otot polos
suatu pleksus pembuluh darah yng dipengaruhi atau diperdarahi arterior
(Syaifuddin, 2006).
Menurut Pearce (2009) fungsi usus halus antara lain :
1. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
2. Menyerap karbohidrat dalam bentik monosakarida.
3. Menerima zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler
darah dan saluran limfa.
g. Usus Besar
Usus besar berjalan dari katup ileasoekal ke anus. Usus besar dibagi
menjadi bagian sekum, kolon asenden, kolon tevensum, kolon desenden dan
kolon sigmoid. Panjang usus besar bervarisi, berkisar sekitar ± 180 cm. sekum
adalah kantong besar yang terletak pada fosa iliaka dekstra (Syaifuddin,
2006).
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Menurut Pearce (2009) fungsi usus besar antara lain :
a. Sekresi inulin oleh kelenjar di dalam lapisan dalam,
b. Penyiapan selulosa,
c. Devekasi,
d. Absorpsi air, garam dan glukosa.
Apendiks adalah tonjolan seperti cacing dengan panjang 18 cm dan
membuka pada sekum pada ± 2,5 cm dibawah katup iliosokal. Apendik
memiliki lumen yang sempit. Lapisan submukosanya mengandung banyak
jaringan limfe. Apendik yang sebagian besar mengandung jaringan limfoid,
melekat pada dasar sekum dan merupakan tempat umum terjadinya inflamasi
(apendiksitis). Apendik merupakan tempat peradangan aku dan menahun,
penyebanya biasanya tidak diketahui, tetapi sering mengikuti terjadinya
sumbatan lumen (Sodikin, 2011).
C. Etiologi
Hampir sekitar 70-90% penyebab dari diare sudah dapat dipastikan.
Secara garis besar penyebab diare dapat dikelompokan menjadi penyebab
langsung atau factor-faktor yang dapat mempermidah atau mempercepat
terjadinya diare (Sodikin, 2011). penyebab diare akut dapat dibagi menjadi
dua golongan, diare sekresi (secretori diarrhea) dan diare osmotic (osmotic
diarrhoea). Diare sekresi dapat disebabkan oleh factor-faktor antara lain :
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

1. Infeksi virus, kuman-kuman pathogen, atau penyebab lainya (seperti
keadaan gizi, hygiene, dan sanitasi yang buruk, kepadatan penduduk,
social budaya dan social ekonomi.
2. Hiperperistaltik usus halus yang disbabkan oleh bahan-bahan kimia,
makanan (seperti makanan beracun, makanan pedas atau terlalu asam),
gangguan psikis (kelakuan, gugup) gangguan syaraf, hawa dingin, alergi
dan sebagainya
3. Defisiensi imun terutama Sig A (secretary ammunoglobin A) yang
mengakibatkan berlipat gandanya bakteri atau flora usus dan jamur
(terutama kandida). Diare osmotik disebabkan oleh malabsorpsi makanan,
kekurangan kalori protein (KKP), bayi berat badan lahir rendah (Sodikin,
2011).
Tabel 2.1 penyebab diare pada bayi, anak, remaja
Jenis diare Bayi Anak Remaja
Akut
Gastroenteritis
Infeksi sistemik
Akibat pemakaian
antibiotic
Gastroenteritis
Keracunan
makanan
Infeksi sistemik
Akibat
pemakaian
antibiotic
Gastroenteristis
Keracunan
makanan
2.Akibat
pemakaian
antibiotik
Kronik Pasca infeksi
defisiensi
disakaridose
sekunder
intoleransi protein
Pasca infeksi
defisiensi
disakaridase
sekunder
sindrom
Penyakit radang
usus
intoleransi
laktosa
giardiasis
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

susu
fibrosis kristik
sindrom apendiksitis
iritabilitas kolon
penyakit seliak
penyalah gunaan
laksatif
Menurut Soegijanto (2002) Gastroenteristis Akut (Diare akut) pada 25
tahun yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini telah lebih
dari 80 % penyebab telah diketahui. Pada saat ini telah diidentifikasi tidak
kurang 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan Gastroenteristis
Akut (Diare Akut) pada anak.
Penyebab itu dapat digolongkan lagi kedalam penyakit yang
ditimbulkan adanya virus, bakteri, dan parasit usus. Penyebab utama oleh
virus yang terutama ialah ratavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah
virus Norwalk, astrovirus, calcivirus, coronavirus, Minirotavirus, dan virus
bulat kecil. Diseluruh pelosok dunia diestimasikan bahwa Rotavirus
menyebabkan lebih dari 125 juta episode Gastroenteritis Akut (Diare Akut)
dan menjadi sebab hampir 1 juta kematian setiap tahun pada bayi dan anak.
Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit Gastroenteritis Akut adalah
aeromonas hyrophila, bacilius cereus, Campylobacter jejuni, Clostridium
defficile, Clastridium perfringens, E. Coli, Shigelloides, Salmonella SPP,
Staphylococus aureus, Vibrio colerae dan yersinia enterocolitica. Penyebab
Gastroenteritis Akut (Diare Akut) oleh parasit yaitu balantidiumcoli,
capillaria philippinensis, cryptosporidium, Entamoeba hystolitica, giardia
lambia, isospora billi, fasiolopsis buski, sarcocystis suihominis,strongiloides
strecolaris dan tricuris trichiuria (Soegijanto, 2002).
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

D. Patofisiologi
Penyebab utama diare pada anak adalah bakteri atau racun (vibrio,
e.colli, salmonella, shigela, capila bacteria, yarsiria, pseudomonas), virus
enterovirus parasit cacing dan protozoa yang kurang baik atau kurang matang.
Kemudian makanan yang terkontaminasi oleh pathogen tersebut. Dapat juga
disebabkan oleh cara memasak yang kurang baik atau kurang matang
kemudian makanan masuk pada traktus gastrointestinal bersama pathogen
(Sodikin, 2011).
Patogen-patogen ini memproduksi elektrotoksin, sitotoksin yang dapat
merusak sel atau melekat pada dinding usus dan terganggunya fungsi absorpsi
cairan sehingga sekresi membrane usus mengalami peradangan akibat dan
enterotoksin dimana seseorang yang mengeluh diare dengan peningkatan suhu
tubuh, leukosit meningkat, biasanya disebabkan oleh infeksi misal e.colli,
shigella, salmonella, dan entero virus (Betz & Sowden, 2002).
Menurut Mansjoer (2002) Patofisiologi Gastroenteritis akut yang
disebabkan oleh bakteri dibagi dua, yaitu:
1. Bakteria Enterotoksigenik
Toksin diproduksi bakteri dan akan berikat pada mukosa usus
halus, namun tidak merusak mukosa. Toksin meningkatkan kadar siklik
dalam sel, menyebabkan sekresi aktif arion klorida. Keadaan lumen usus
yang diikuti air, ion berkarbohidrat, kation, natrium, kalium. Secara klinik
dapat ditemukan diare seperti air cucian dan meningkatkan dubur serta
deras dan bengkak.
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

2. Bakteri etroinfasis
Gastroenteristis menyebabkan kerusakan dinding usus berupa
rekrosis ulserasi, dan sekretorik eksudatif. Cairan gastroenteritis seperti
parasit menyebabkan kerusakan berupa usus besar, kerusakan villi yang
penting untuk penyerapan air elektrolit dan zat makanan .
E. Gambaran Klinis
Menurut Betz & Sowden (2002) tanda dan gejala gasrtoenteristis akut
(Diare Akut) adalah :
1. Konsistensi feses cair dan frekuensi defekasi semakin sering
2. Muntah ( umumnya tidak lama )
3. Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
4. Kram abdomen
5. Membran mukosa kering
6. Fontanel atau ubun-ubun cekung (bayi)
7. Berat badan menurun
8. Malaise
Menurut Sodikin (2011) ganbaran awal pada anak yang mengalami
Gastroebteristis dimulai dari bayi atau anak mrnjadi cengeng, gelisah, suhu
badan meningkat, nafsu makan berkurang bahkan hilang, kemudian timbul
diare. Feses mungkin cair, mungkin mengandung darah atau lender, dan feses
berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercammpur empedu. Akibat
seringnya defekasi anus dan are sekitarnya menjadi lecet karena sifat feses
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

makin lama menjadi asam, hal, ini terjad akibat banyaknya asam laktat yang
dihasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus.
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Betz dan Sowden (2002) pemeriksaan penunjang pada
penyakit Gastroenteritis Akut adalah
1. Hemates feces, untuk memeriksa adanya darah (lebih umum dengan pada
yang bakterial)
2. Evaluasi feces terhadap volume, warna, konsistensi, adanya kus/pus
3. Hitung darah lengkap dengan diferensial
4. Uji antigen imunoesei enzim, untuk memasttikan rotavirus
5. Kultur feces (jika anak dihospitalisasi, pus dalam feces atau diare yang
berkepanjangan), untuk menentukan patogen
6. Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit
7. Aspirasi duodenum (jika diduga G. lamblia).
Menurut Mansjoer (2001), Pemeriksaan penunjang pada Gastroenteristis
Akut (Diare Akut) adalah :
1. Pemeriksaan darah lengkap.
2. Pemeriksaan analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin, dan berat jenis
plasma.
3. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur.
4. Pemeriksaan urine lengkap.
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai, infeksi
sistemik.
6. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta Helicobacter jejuni sangat
dianjurkan
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Umum
Penatalaksanaan pengobatan diare menerut Hidayat (2006) adalah:
Pemberian cairan, Jenis cairan, Cara memberikan cairan dan Jumlah
pemberiannya.
a. Cairan Peroral
1) Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa,
2) Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar
natrium 90 mEg/l,
3) Pada anak di bawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan dan sedang
kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit
sedangkan larutan gula garam dan tinja disebut formula yang tidak
lengkap karena banyak mengandung NaCl dan glukosa.
b. Cairan Parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat dengan
rincian sebagai berikut:
1) Untuk anak usia 1 bulan – 2 tahun berat badan 3-10 kg.
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

a) 1 jam pertama : 40 ml/kg BB/menit = 3 tts/kg BB/mnt (infus
set berukuran 1 ml = 15 tts atau 13 tts / kg BB/mnt (set infus
1ml = 20 tts)
b) 7 jam berikutnya : 12 ml/kg BB/mnt = 3 tts/kg BB/mnt (infus
set berukuran 1ml = 15 tts atau 4 tts/kg BB/menit (set infus 1ml
= 20 tetes)
c) 16 jam berikutnya 125 ml/kg BB/menit
2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kg BB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (1ml
= 15 tts) atau 10 tts/kg BB/menit (1ml = 20 tetes)
3) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat 15-25 kg
a) 1 jam pertama : 20 ml/kg BB/jam atau 5 tts/kg BB/menit (1ml
= 15 tetes) atau 7 tts/kg BB/menit (1ml = 20 tetes)
b) 7 jam berikutnya : 10 ml/kg BB/jam atau 2,5 tts/kg BB/mnt
(1ml = 15 tts) atau 3 tts/kg BB/mnt (1 ml = 20 tts)
c) 16 jam berikut : 105 ml/kg BB/menit oralit peroral
4) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
a) Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg
BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian
NaHCO3 1½ % )
b) Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kg BB/jam atau 6 tts/kg
BB/menit (1 ml = 15 tts) atau 8 tts/kg BB/menit (1 ml = 20 tts)
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

5) Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan : 250 ml/kg BB/24jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
c. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg. Jenis Makanan :
1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh)
2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat /nasi tim)
3) Susu khusus yang disesuaikan dengan keadaan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantal sedang atau tak jenuh.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Fokus Pengkajian
Menurut Hidayat (2006), pemeriksaan yang dilakukan pada pasien
dengan gangguan system pencernaan adalah sebagai berikut :
1) Inspeksi
Inspeksi dilakukan untuk menilai ukuran dan bentuk abdomen.
Apabila membuncit dengan menilai simetris atau tidak, apabila
simestris dapat terjadi hipokalemi, hipotiroid, penimbunan
lemak, perforasi, asites, illeus obstruksi. Sedang membuncit
asimetris kemungkinan dijumpai pada poliomyelitis,
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

pembesaran organ abdominal. Kemudian juga dapat diamati
tentang adanya gerakan dinding perut
2) Auskultasi
Pemeriksaan secara perpusi pada daerah abdomen dapat
dilakukan melalui epigastrium secara simetris menuju ke
bagian bawah abdomen. Bunyi yang tidak normal adalah
hipertimpani kemungkinan abstruksi gastrointestinal, illeus dll.
3) Palpasi
Palpasi dapat dilakukan dengan cara menomanual (satu
tangan) atau bimanual (dua tangan). Seperti pada palpasi pada
lapangan atau dinding abdomen seperti ada nyeri tekan,
ketegangan dinding perut dengan cara meletakan tangan kiri
pemeriksa dibagian posterior tubuh dan jari telunjuk menekan
atau masa keatas dan tangan kanan melakukan palpasi.
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

c. Fokus Intervensi Keperawatan
Tabel 2.2 Fokus intervensi keperawatan pada anak dengan Gastroenteritis akut (Wilkinson, 2007)
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria
Hasil Intervensi
1 Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium
Batasan Karakteristik :
a. Kelemahan b. Pasien tampak Haus c. Penurunan turgor kulit d. Membran mukosa/kulit
kering e. Peningkatan denyut nadi,
penurunan volume/tekanan nadi
f. Pengisian vena menurun g. Perubahan status mental h. Konsentrasi urine
meningkat i. Temperatur tubuh
meningkat j. Hematokrit meninggi
Faktor-faktor yang berhubungan:
a. Kehilangan volume cairan secara aktif
b. Kegagalan mekanisme pengaturan
NOC:
1. Fluid balance 2. Hydration 3. Nutritional Status
: Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
NIC :
Fluid management
1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan
2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
3. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
4. Monitor vital sign 5. Monitor masukan
makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
6. Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV
7. Monitor status nutrisi
8. Dorong masukan oral
9. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
10. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
11. Atur kemungkinan tranfusi
12. Persiapan untuk tranfusi
Hypovolemia Management
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
1. Monitor status cairan termasuk intake dan ourput cairan
2. Pelihara IV line 3. Monitor tanda vital 4. Monitor
responpasien terhadap penambahan cairan
5. Monitor berat badan 6. Dorong pasien untuk
menambah intake oral
7. Pemberian cairan Iv monitor adanya tanda dan gejala kelebihanvolume cairan
2. Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
Definisi : Semua risiko untuk kulit yang merupakan perubahan yang bersifat merugikan kulit.
Faktor resiko :
1. eksternal a. factor mekanik b. hipo/hipertermi c. imobilitas fisik d. substansi kimia e. ekskresi atau
sekresi f. radiasi g. kelembaban h. pelembab i. usia yang ekstrim
2. internal a. pengobatan b. tulang yang
menonjol
NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Kriteria Hasil :
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit
3. Perfusi jaringan baik
4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
NIC : Pressure Management
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
2. Hindari kerutan padaa tempat tidur
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
8. Monitor status nutrisi pasien
9. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
a. kekebalan tubuh b. perubahan sensasi c. perubahan
pigmentasi d. perubahan status
metabolic e. perubahan sirkulasi f. perubahn turgor
kulit g. perubahan status
nutrisi h. psikogenik
Pencegahan Pressure Ulcer 1. Kaji adanya factor
risiko pada pasien 2. Dokumentasikan
status kulit dalam admisian tiap hari
3. Hindari menggunakan pelembab pada daerah perspirasi, luka, fekal atau inkontinensia urine
4. Jaga kebersihan linen 5. Berikan pelembab
pada kulit yang kering
Skin Surveillance
1. Inspeksi kondisi kulit yang mengalami pembedahan
2. Observasi warna, kelembaban, teksture, ulcerasi kulit
3. Monitor kulit yang kemerahan
4. Monitor adanya infeksi
5. Monitor warna dan suhu kulit
6. Catat perubahan kulit dan membran mukosa
3 Cemas b/d Lingkungan yang tidak dikenal dan prosedur yang menimbulkan stress
Definisi : Perasaan gelisah yang tak jelas dari
NOC :
1. Anxiety control 2. Coping 3. Impulse control
Kriteria Hasil :
1. Klien mampu
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) 1. Gunakan pendekatan
yang menenangkan 2. Nyatakan dengan
jelas harapan
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan
Ditandai dengan
a. Gelisah b. Insomnia c. Resah d. Ketakutan e. Sedih f. Fokus pada diri g. Kekhawatiran h. Cemas
mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
3. Vital sign dalam batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
terhadap pelaku pasien
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
5. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
6. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
7. Dorong keluarga untuk menemani anak
8. Lakukan back / neck rub
9. Dengarkan dengan penuh perhatian
10. Identifikasi tingkat kecemasan
11. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
12. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
13. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
14. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
4. Kurang Pengetahuan b/d Informasi yang tidak adekuat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah kurang pengetahuan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Definisi :
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topik spesifik.
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
10. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
5. Kurang Pengetahuan b/d Informasi yang tidak adekuat
Definisi :
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topik spesifik.
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah kurang pengetahuan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
11. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
12. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
13. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
14. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
15. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
16. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
17. Hindari harapan yang kosong
18. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
19. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
20. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
21. Instruksikan pasien mengenai tanda dan
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
Asuhan Keperawatan pada..., Solihin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011