ASKEP WAHAM

53
ASKEP WAHAM Label: Askep Jiwa , Perkuliahan A. Konsep Dasar Waham 1. Pengertian Waham merupakan keyakinan seseorang berdasarkan penelitian realistis yang salah, keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya (Keliat, BA, 1998). Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap objek dan tidak konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlins, 1993). Waham dibangun atas unsur-unsur yang tidak berdasarkan logika, individu tidak mau melepaskan wahamnya, walaupun telah tersedia cukup bukti-bukti yang objektif tentang kebenaran itu. Biasanya waham digunakan untuk mengisi keperluan atau keinginan-keinginan dari penderita itu sendiri. Waham merupakan suatu cara untuk memberikan gambaran dari berbagai problem sendiri atau tekanan- tekanan yang ada dalam kepribadian penderita biasanya: a. Keinginan yang tertekan. b. Kekecewaan dalam berbagai harapan. c. Perasaan rendah diri. d. Perasaan bersalah. e. Keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap ketakutan. 2. Faktor Predisposisi dan Prespitasi Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan timbulnya waham (Stuart adn Sundeen, 1995.dikutip oleh Keliat, B.A.1998) adalah: a. Biologis Gangguan perkembangan dan fungsi otak / SSp. yang menimbulkan. 1) Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan limbik. 2) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonatus dan kanak-kanak. b. Psikososial Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan kekerasan. c. Sosial Budaya Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham

Transcript of ASKEP WAHAM

Page 1: ASKEP WAHAM

ASKEP WAHAM

Label: Askep Jiwa, Perkuliahan A. Konsep Dasar Waham1. PengertianWaham merupakan keyakinan seseorang berdasarkan penelitian realistis yang salah, keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya (Keliat, BA, 1998). Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap objek dan tidak konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlins, 1993).Waham dibangun atas unsur-unsur yang tidak berdasarkan logika, individu tidak mau melepaskan wahamnya, walaupun telah tersedia cukup bukti-bukti yang objektif tentang kebenaran itu. Biasanya waham digunakan untuk mengisi keperluan atau keinginan-keinginan dari penderita itu sendiri. Waham merupakan suatu cara untuk memberikan gambaran dari berbagai problem sendiri atau tekanan-tekanan yang ada dalam kepribadian penderita biasanya:a. Keinginan yang tertekan.b. Kekecewaan dalam berbagai harapan.c. Perasaan rendah diri.d. Perasaan bersalah.e. Keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap ketakutan.

2. Faktor Predisposisi dan PrespitasiFaktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan timbulnya waham (Stuart adn Sundeen, 1995.dikutip oleh Keliat, B.A.1998) adalah: a. BiologisGangguan perkembangan dan fungsi otak / SSp. yang menimbulkan.1) Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan limbik.2) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonatus dan kanak-kanak.

b. PsikososialKeluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan kekerasan.c. Sosial BudayaKehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham seperti kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan karakteristik umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik / emosional, perlakuan kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan yang perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun tidak berdaya.

3. Tanda dan GejalaTanda dan gejala yang dihasilkan atas penggolongan waham (Standar Asuhan Keperawatan Jiwa RSJP Bogor di kutip oleh RSJP Banjarmasin, 2001) yaitu:a. Waham dengan perawatan minimal1) Berbicara dan berperilaku sesuai dengan realita.2) Bersosialisasi dengan orang lain.

Page 2: ASKEP WAHAM

3) Mau makan dan minum.4) Ekspresi wajah tenang.b. Waham dengan perawatan parsial1) Iritable.2) Cenderung menghindari orang lain.3) Mendominasi pembicaraan.4) Bicara kasar.c. Waham dengan perawatan total1) Melukai diri dan orang lain.2) Menolak makan / minum obat karena takut diracuni.3) Gerakan tidak terkontrol.4) Ekspresi tegang.5) Iritable.6) Mandominasi pembicaraan.7) Bicara kasar.8) Menghindar dari orang lain.9) Mengungkapkan keyakinannya yang salah berulang kali.10) Perilaku bazar.

4. Jenis-Jenis Wahama. Waham KebesaranPenderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai sekali, orang kaya.b. Waham BerdosaTimbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar. Penderita percaya sudah selayaknya ia di hukum berat. c. Waham DikejarIndividu merasa dirinya senantiasa di kejar-kejar oleh orang lain atau kelompok orang yang bermaksud berbuat jahat padanya.d. Waham CurigaIndividu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu curiga terhadap sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai waham ini mencari-cari hubungan antara dirinya dengan orang lain di sekitarnya, yang bermaksud menyindirnya atau menuduh hal-hal yang tidak senonoh terhadap dirinya. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal “Ideas of reference” yaitu ide atau perasaan bahwa peristiwa tertentu dan perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman, gerak-gerik tangan, nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan dengan dirinya.

e. Waham CemburuSelalu cemburu pada orang lain.f. Waham Somatik atau HipokondriaKeyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya seperti ususnya yang membusuk, otak yang mencair.g. Waham KeagamaanWaham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama.h. Waham NihilistikKeyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah meninggal.i. Waham Pengaruh

Page 3: ASKEP WAHAM

Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain atau kekuatan.

5. PenatalaksanaanPerawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi jangan memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini sebagai pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan inferior bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal yang praktis. Biar pun klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan dan bimbingan yang baik dapat ditolong untuk bekerja sederhana di rumah ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di lingkungan klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar menghadapinya.Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Waham1. PengkajianMenurut tim Depkes RI (1994), pengkajian adalah langkah awal dan dasar proses keperawatan secara menyeluruh. Pada tahap ini pasien yang dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan.Patricia A Potter et al (1993) dalam bukunya menyebutkan bahwa pengkajian terdiri dari 3 kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengelompokan data atau analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan. Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber data yaitu sumber data primer (klien) dan sumber data sekunder seperti keluarga, teman terdekat klien, tim kesehatan, catatan dalam berkas dokumen medis klien dan hasil pemeriksaan. Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: dengan observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik.Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat. Isi pengkajiannya meliputi: a. Identifikasi klien1) Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan.b. Keluhan utama / alasan masuk Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.c. Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin mengakibatkan terjadinya gangguan:1) PsikologisKeluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien. 2) Biologis

Page 4: ASKEP WAHAM

Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.3) Sosial BudayaSeperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.d. Aspek fisik / biologisMengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau ada keluhan.e. Aspek psikososial1) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.2) Konsep diria) Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian yang disukai dan tidak disukai.b) Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai laki-laki / perempuan.c) Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas tersebut.d) Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan dan penyakitnya.e) Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga diri rendah.3) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok yang diikuti dalam masyarakat.4) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.f. Status mentalNilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik diri.g. Kebutuhan persiapan pulang 1) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan.2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta membersihkan dan merapikan pakaian.3) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien. 4) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.5) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum obat.h. Masalah psikososial dan lingkunganDari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien. i. PengetahuanData didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.

j. Aspek medikTerapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi psikomotor, terapi tingkah

Page 5: ASKEP WAHAM

laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian (Gabie, dikutip oleh Carpernito, 1983).Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual atau potensial dan berdasarkan pendidikan dan pengalamannya perawat mampu mengatasinya (Gordon dikutip oleh Carpernito, 1983)

Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari hasil pengkajian adalah:a. Gangguan proses pikir; waham.b. Kerusakan komunikasi verbal.c. Resiko menciderai orang lain.d. Gangguan interaksi sosial: menarik diri.e. Gangguan konsep diri; harga diri rendah.f. Tidak efektifnya koping individu.

Klik gambar untuk memperbesar!

Daftar pustaka

Stuart. GW dan  Sundeen.—Buku Saku Keperawatan Jiwa.—edisi 3.—Jakarta : EGC, 1998.

Maramis, WF. –Ilmu Kedokteran Jiwa.—Surabaya : Airlangga University Press, 1995.

Direktorat Kesehatan Jiwa.—Buku Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Penerapan Standar Asuhan

Keperawatan  pada Kasus di RSJ dan di RSKO.—Jakarta : Depkes RI, 1998.

Pusdiknakes.—Asuhan Keperawatan  Pada Klien Gangguan Penyakit Jiwa.—            Edisi I.—

Jakarta : Depkes, 1994.

Mulyani.Yeni . .— Materi kuliah keperawatan jiwa . .— progsus pkm rantau, 2009

Page 6: ASKEP WAHAM

  Masalah Utama

Gangguan proses pikir : Waham

II.    Proses Terjadinya Masalah

A. Definisi

Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak

sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar

belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun

telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara

umum. (Tim Keperawatan PSIK FK UNSRI, 2005).

Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi

dengan menggunakan logika (Ann Isaac, 2004)

Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan

kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang

kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995)

Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat

dibuktikan dalam kenyataan (Harold I, 1998).

Kesimpulan:

Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan selalu dikemukakan

berulang-ulang.

Page 7: ASKEP WAHAM

B. Etiologi

Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan

orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons pada

realitas. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak

dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons

secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin

menakutkan.

Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu

fungsi kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi

sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan

menilai dan menilik terganggu. Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial

mengakibatkan kemampuan berespons terganggu yang tampak dari perilaku non

verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan

sosial). Oleh karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi otak maka

gangguan atau respons yang timbul disebut pula respons neurobiologik.

Proses terjadinya Waham

a. Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang tidak

menyenangkan.

b. Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas yang

menyalahartikan kesan terhadap kejadian

c. Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative atau

tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal

Page 8: ASKEP WAHAM

d. Individu memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang realita

pada diri sendiri atau orang lain.

C. Faktor Penyebab Terjadinya Waham

1.   Faktor Predisposisi

  Faktor Biologis

a.    Gangguan perkembangan otak, frontal dan temporal

b.    Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik

c.    Gangguan tumbuh kembang

d.    Kembar monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telur

  Faktor Genetik

Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada klien dengan skizoprenia

  Faktor Psikologis

a.    Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, dingin, tidak sensitif

b.    Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan

c.    Konflik perkawinan

d.    Komunikasi “double bind”

  Sosial budaya

Page 9: ASKEP WAHAM

a.    Kemiskinan

b.    Ketidakharmonisan sosial 

c.    Stress yang menumpuk

2.   Faktor Presipitasi

  Stressor sosial budaya

Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,

perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari kelompok.

  Faktor biokimia

Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat halusinogen

diduga berkaitan dengan orientasi realita

  Faktor psikologi

Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya

kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi realiata

D. Jenis-jenis Waham

Menurut  Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :

a.    Waham Primer

Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal

seseorang merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak berjalan

dan berhenti dua kali.

Page 10: ASKEP WAHAM

b.    Waham Sekunder

Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita

untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya.

Ada beberapa jenis waham :

  Waham Kejar

Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang

mengganggunya atau mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau

kejelekannya sedang dibicarakan

  Waham Somatik

Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar, umpamanya

bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda didalam

perutnya.

  Waham Kebesaran

Klien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau

kekayaan yang luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu Kecantikan, dapat membaca

pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil.

  Waham Agama

Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara

berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

  Waham Dosa

Page 11: ASKEP WAHAM

Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang tidak

dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian yang tidak

baik, misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya yang tidak baik

  Waham Pengaruh

Yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh

orang lain atau suatu kekuatan yang aneh

  Waham Curiga

Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusah

merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang-ulang dan

tidak sesuai dengan kenyataan

  Waham Nihilistik

Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal yang dinyatakan

secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan

  Delusion of reference

Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan dirinya

E. Karakteristik atau Kriteria Waham

1.    Klien percaya bahwa keyakinannya benar

2.    Bersifat egosentris

3.    Tidak sesuai dengan rasio atau logika

Page 12: ASKEP WAHAM

4.    Klien hidup menurut wahamnya

F. Tanda dan Gejala

1.    Kognitif :

  Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata

  Individu sangat percaya pada keyakinannya

  Sulit berfikir realita

  Tidak mampu mengambil keputusan

2.    Afektif

  Situasi tidak sesuai dengan kenyataan

  Afek tumpul

3.    Prilaku dan Hubungan Sosial

  Hipersensitif

  Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal

  Depresif

  Ragu-ragu

  Mengancam secara verbal

  Aktifitas tidak tepat

Page 13: ASKEP WAHAM

  Streotif

  Impulsive

  Curiga

4.    Fisik

  Higiene kurang

  Muka pucat

  Sering menguap

  BB menurun

  Nafsu makan berkurang dan sulit tidur

G.   Rentang Respon

     Respon Adaptif                                                      

Respon Maldaptif

1.  Pikiran logis                1.  Kadang-kadang proses pikir            1. Gangguan proses

         Terganggu.                                     pikir waham

Page 14: ASKEP WAHAM

2.  Persepsi akurat            2.  Ilusi                                  2.  Kesukaran proses

                                                                                       emosi

3.  Emosi konsisten dengan   3                                        . Emosi berlebihan atau

kurang     3.  Perilaku tidak

                                                                                       terorganisir

4.  Perilaku cocok            4.  Perilaku tidak biasa             4.  Isolasi sosial

5.  Hubungan sosial harmonis     5. Menarik diri                                   

                                  

III.  Pohon Masalah dan Analisa Data

a.    Pohon Masalah

Kerusakan komunikasi verbal

 

Perubahan isi pikir : waham agama  ( Core Problem)

 

Page 15: ASKEP WAHAM

Gangguan  Konsep Diri : Harga Diri Rendah

b.   Analisa Data

Data Masalah

Data Objektif :

  Klien bicara kacau                        

  Binggung

  Pembicaraan berbelit-belit

Kerusakan komunikasi verbal

Data Subjektif :

   klien mengatakan hal-hal yang tidak

sesuai kenyataan

  Klien mengatakan berulang kali

Data Objektif :

Perubahan proses pikir :

waham        

 

Page 16: ASKEP WAHAM

Klien tampak binggung

Data Subjektif :

  Klien merasa malu berinteraksi dengan

orang lain

Data Objektif :

  Ekspresi muka sedih dan murung

Gangguan konsep diri berhubungan

dengan harga diri rendah

IV.  Masalah Keperawatan

1.    Kerusakan komunikasi verbal

2.    Perubahan isi pikir: waham kebesaran

3.    Gangguan konsep diri

V.   Diagnosa Keperawatan

1.    Kerusakan Komunikasi verbal b.d  waham kebesaran

2.    perubahan isi pikir: waham kebesaran b.d HDR

VI.  Rencana Tindakan Keperawatan

Page 17: ASKEP WAHAM

Kerusakan Komunikasi verbal b.d waham kebesaran

TUM     : Klien dapat mengontrol wahamnya sehingga komunikasi verbal dapat berjalan

dengan baik

TUK 1   :            Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya

Intervensi :

1. Bina hubungan saling percaya:

  Salam terapetik, perkenalan diri,

  Jelaskan tujuan interaksi,

  Ciptakan lingkungan yang tenang,

  Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)

2. Jangan membantah dan mendukung klien

   Kata-kata perawat menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda”

disertai ekspresi  menerima

   Kata-kata perawat tidak mendukung disertai ”sukar bagi saya untuk

mempercayainya” disertai ekspresi ragu tapi empati

  Tidak membicarakan isi waham klien

3.    Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung

  Anda berada di tempat yang aman, kami akan menerima anda

  Gunakan keterbukaan dan kejujuran

Page 18: ASKEP WAHAM

  Jangan tinggalkan klien sendirian

TUK 2   : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Intervensi :

1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistik

2. Diskusikan dengan klien tentang kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu

dan saat ini yang realistik, hati-hati terlibat dengan waham

3. Tanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari)

kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini

4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan

waham tidak ada.

      Perawat perlu memperlihatkan bahwa klien penting

TUK 3   : Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

Intervensi

1.    Obsrvasi kebutuhan sehari-hari klien

2.     Diskusikan kebutuhan  klien yang tidak terpenuhi baik secara di rumah dan di RS

(rasa takut, ansietas, marah)

3.    Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham

Page 19: ASKEP WAHAM

4.     Tingkat aktivitas  yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu

dan tenaga (aktivitas dapat dipilih dan dibuat jadwal bersama dengan klien)

5.    Atur situai agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya

TUK 4   : Klien dapat b.d realitas (realitas: diri, orang lain, tempat, waktu)

Intervensi :

1.    Berbicara dengan klien dalam konteks realitas

2.    Sertakan klien dalam TAK :TAK Orientasi Realita

3.    Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

Perubahan isi pikir: waham kebesaran b.d HDR

TUM     : Klien dapat meningkatkan harga dirinya sehingga mampu mengendalikan

wahamnya

TUK 1   :            Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya

Intervensi :

Bina hubungan saling percaya dengan :

1.    Salam terapetik, perkenalan diri,

2.    Jelaskan tujuan interaksi,

3.    Ciptakan lingkungan yang tenang,

4.    Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)

Page 20: ASKEP WAHAM

TUK 2   : Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan harga diri rendah

(HDR)

Intervensi :

1.    Kaji pengetahuan klien tentang HDR

2.     Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang penyebab

HDR

3.     Diskusikan dengan klien  tentang HDR serta penyebab dan akibat yang mungkin

muncul

4.    Beri penguatan positif pada kemampuan klien dalam mengungkapkan pendapatnya 

tentang HDR

5.    Bantu klien mengidentifikasi aspek positif tentang perasaannya

TUK 3   : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimilikinya

Intervensi :

1.    Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2.    Hindarkan pemikiran penilaian negative, utamakan memeberikan pujian realistis

Page 21: ASKEP WAHAM

TUK 4   : Klien dapat menerapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimilikinya

Intervensi :

1.    Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan

kemampuannya

2.    Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien

3.    Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien

TUK 5   :  Keluarga dapat membantu klien untuk berperilaku adaptif  terhadap

lingkungan

Intervensi :

1.     Diskusikan dengan keluarga tentang bentuk dukungan yang perlu diberikan pada

klien dengan HDR

2.     Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat dan menghadapi klien dengan

HDR

 

Label: askep (keperawatan), askep Jiwa, Kesehatan

0 Comments:

1.

Post a Comment

Page 22: ASKEP WAHAM

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda 

Subscribe to: Poskan Komentar (Atom) 

Sabtu, 21 Agustus 2010

Laporan Pendahuluan (Askep) Gangguan Proses Pikir : WAHAM Diposkan oleh _Ly_`s pageS at Sabtu, Agustus 21, 2010 Label: askep (keperawatan), askep Jiwa, Kesehatan 

I.     Masalah Utama

Gangguan proses pikir : Waham

II.    Proses Terjadinya Masalah

A. Definisi

Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak

sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar

belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun

telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara

umum. (Tim Keperawatan PSIK FK UNSRI, 2005).

Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi

dengan menggunakan logika (Ann Isaac, 2004)

Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan

kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang

kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995)

Page 23: ASKEP WAHAM

Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat

dibuktikan dalam kenyataan (Harold I, 1998).

Kesimpulan:

Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan selalu dikemukakan

berulang-ulang.

B. Etiologi

Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan

orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons pada

realitas. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak

dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons

secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin

menakutkan.

Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu

fungsi kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi

sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan

menilai dan menilik terganggu. Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial

mengakibatkan kemampuan berespons terganggu yang tampak dari perilaku non

verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan

sosial). Oleh karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi otak maka

gangguan atau respons yang timbul disebut pula respons neurobiologik.

Page 24: ASKEP WAHAM

Proses terjadinya Waham

a. Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang tidak

menyenangkan.

b. Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas yang

menyalahartikan kesan terhadap kejadian

c. Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative atau

tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal

d. Individu memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang realita

pada diri sendiri atau orang lain.

C. Faktor Penyebab Terjadinya Waham

1.   Faktor Predisposisi

  Faktor Biologis

a.    Gangguan perkembangan otak, frontal dan temporal

b.    Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik

c.    Gangguan tumbuh kembang

d.    Kembar monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telur

  Faktor Genetik

Page 25: ASKEP WAHAM

Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada klien dengan skizoprenia

  Faktor Psikologis

a.    Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, dingin, tidak sensitif

b.    Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan

c.    Konflik perkawinan

d.    Komunikasi “double bind”

  Sosial budaya

a.    Kemiskinan

b.    Ketidakharmonisan sosial 

c.    Stress yang menumpuk

2.   Faktor Presipitasi

  Stressor sosial budaya

Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,

perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari kelompok.

  Faktor biokimia

Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat halusinogen

diduga berkaitan dengan orientasi realita

  Faktor psikologi

Page 26: ASKEP WAHAM

Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya

kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi realiata

D. Jenis-jenis Waham

Menurut  Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :

a.    Waham Primer

Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal

seseorang merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak berjalan

dan berhenti dua kali.

b.    Waham Sekunder

Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita

untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya.

Ada beberapa jenis waham :

  Waham Kejar

Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang

mengganggunya atau mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau

kejelekannya sedang dibicarakan

  Waham Somatik

Page 27: ASKEP WAHAM

Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar, umpamanya

bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda didalam

perutnya.

  Waham Kebesaran

Klien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau

kekayaan yang luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu Kecantikan, dapat membaca

pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil.

  Waham Agama

Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara

berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

  Waham Dosa

Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang tidak

dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian yang tidak

baik, misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya yang tidak baik

  Waham Pengaruh

Yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh

orang lain atau suatu kekuatan yang aneh

  Waham Curiga

Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusah

merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang-ulang dan

tidak sesuai dengan kenyataan

Page 28: ASKEP WAHAM

  Waham Nihilistik

Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal yang dinyatakan

secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan

  Delusion of reference

Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan dirinya

E. Karakteristik atau Kriteria Waham

1.    Klien percaya bahwa keyakinannya benar

2.    Bersifat egosentris

3.    Tidak sesuai dengan rasio atau logika

4.    Klien hidup menurut wahamnya

F. Tanda dan Gejala

1.    Kognitif :

  Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata

  Individu sangat percaya pada keyakinannya

  Sulit berfikir realita

  Tidak mampu mengambil keputusan

2.    Afektif

Page 29: ASKEP WAHAM

  Situasi tidak sesuai dengan kenyataan

  Afek tumpul

3.    Prilaku dan Hubungan Sosial

  Hipersensitif

  Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal

  Depresif

  Ragu-ragu

  Mengancam secara verbal

  Aktifitas tidak tepat

  Streotif

  Impulsive

  Curiga

4.    Fisik

  Higiene kurang

  Muka pucat

  Sering menguap

  BB menurun

Page 30: ASKEP WAHAM

  Nafsu makan berkurang dan sulit tidur

G.   Rentang Respon

     Respon Adaptif                                                      

Respon Maldaptif

1.  Pikiran logis                1.  Kadang-kadang proses pikir            1. Gangguan proses

         Terganggu.                                     pikir waham

2.  Persepsi akurat            2.  Ilusi                                  2.  Kesukaran proses

                                                                                       emosi

3.  Emosi konsisten dengan   3                                        . Emosi berlebihan atau

kurang     3.  Perilaku tidak

                                                                                       terorganisir

4.  Perilaku cocok            4.  Perilaku tidak biasa             4.  Isolasi sosial

5.  Hubungan sosial harmonis     5. Menarik diri                                   

                                  

III.  Pohon Masalah dan Analisa Data

Page 31: ASKEP WAHAM

a.    Pohon Masalah

Kerusakan komunikasi verbal

 

Perubahan isi pikir : waham agama  ( Core Problem)

 

Gangguan  Konsep Diri : Harga Diri Rendah

b.   Analisa Data

Data Masalah

Data Objektif :

  Klien bicara kacau                        

Kerusakan komunikasi verbal

Page 32: ASKEP WAHAM

  Binggung

  Pembicaraan berbelit-belit

Data Subjektif :

   klien mengatakan hal-hal yang tidak

sesuai kenyataan

  Klien mengatakan berulang kali

Data Objektif :

Klien tampak binggung

Perubahan proses pikir :

waham        

 

Data Subjektif :

  Klien merasa malu berinteraksi dengan

orang lain

Data Objektif :

  Ekspresi muka sedih dan murung

Gangguan konsep diri berhubungan

dengan harga diri rendah

IV.  Masalah Keperawatan

1.    Kerusakan komunikasi verbal

Page 33: ASKEP WAHAM

2.    Perubahan isi pikir: waham kebesaran

3.    Gangguan konsep diri

V.   Diagnosa Keperawatan

1.    Kerusakan Komunikasi verbal b.d  waham kebesaran

2.    perubahan isi pikir: waham kebesaran b.d HDR

VI.  Rencana Tindakan Keperawatan

Kerusakan Komunikasi verbal b.d waham kebesaran

TUM     : Klien dapat mengontrol wahamnya sehingga komunikasi verbal dapat berjalan

dengan baik

TUK 1   :            Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya

Intervensi :

1. Bina hubungan saling percaya:

  Salam terapetik, perkenalan diri,

  Jelaskan tujuan interaksi,

  Ciptakan lingkungan yang tenang,

  Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)

Page 34: ASKEP WAHAM

2. Jangan membantah dan mendukung klien

   Kata-kata perawat menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda”

disertai ekspresi  menerima

   Kata-kata perawat tidak mendukung disertai ”sukar bagi saya untuk

mempercayainya” disertai ekspresi ragu tapi empati

  Tidak membicarakan isi waham klien

3.    Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung

  Anda berada di tempat yang aman, kami akan menerima anda

  Gunakan keterbukaan dan kejujuran

  Jangan tinggalkan klien sendirian

TUK 2   : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Intervensi :

1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistik

2. Diskusikan dengan klien tentang kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu

dan saat ini yang realistik, hati-hati terlibat dengan waham

3. Tanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari)

kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini

4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan

waham tidak ada.

Page 35: ASKEP WAHAM

      Perawat perlu memperlihatkan bahwa klien penting

TUK 3   : Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

Intervensi

1.    Obsrvasi kebutuhan sehari-hari klien

2.     Diskusikan kebutuhan  klien yang tidak terpenuhi baik secara di rumah dan di RS

(rasa takut, ansietas, marah)

3.    Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham

4.     Tingkat aktivitas  yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu

dan tenaga (aktivitas dapat dipilih dan dibuat jadwal bersama dengan klien)

5.    Atur situai agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya

TUK 4   : Klien dapat b.d realitas (realitas: diri, orang lain, tempat, waktu)

Intervensi :

1.    Berbicara dengan klien dalam konteks realitas

2.    Sertakan klien dalam TAK :TAK Orientasi Realita

3.    Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

Perubahan isi pikir: waham kebesaran b.d HDR

Page 36: ASKEP WAHAM

TUM     : Klien dapat meningkatkan harga dirinya sehingga mampu mengendalikan

wahamnya

TUK 1   :            Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya

Intervensi :

Bina hubungan saling percaya dengan :

1.    Salam terapetik, perkenalan diri,

2.    Jelaskan tujuan interaksi,

3.    Ciptakan lingkungan yang tenang,

4.    Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)

TUK 2   : Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan harga diri rendah

(HDR)

Intervensi :

1.    Kaji pengetahuan klien tentang HDR

2.     Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang penyebab

HDR

3.     Diskusikan dengan klien  tentang HDR serta penyebab dan akibat yang mungkin

muncul

4.    Beri penguatan positif pada kemampuan klien dalam mengungkapkan pendapatnya 

tentang HDR

Page 37: ASKEP WAHAM

5.    Bantu klien mengidentifikasi aspek positif tentang perasaannya

TUK 3   : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimilikinya

Intervensi :

1.    Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2.    Hindarkan pemikiran penilaian negative, utamakan memeberikan pujian realistis

TUK 4   : Klien dapat menerapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimilikinya

Intervensi :

1.    Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan

kemampuannya

2.    Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien

3.    Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien

TUK 5   :  Keluarga dapat membantu klien untuk berperilaku adaptif  terhadap

lingkungan

Intervensi :

Page 38: ASKEP WAHAM

1.     Diskusikan dengan keluarga tentang bentuk dukungan yang perlu diberikan pada

klien dengan HDR

2.     Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat dan menghadapi klien dengan

HDR

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PROSES PIKIR ( WAHAM )

Pengertian

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999).

Tanda dan Gejala :

1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan

2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain3. Curiga4. Bermusuhan5. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)6. Takut, sangat waspada7. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas8. Ekspresi wajah tegang9. Mudah tersinggung (Azis R dkk, 2003)

Penyebab

Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.

Tanda dan Gejala :

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

Page 39: ASKEP WAHAM

5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya. ( Budi Anna Keliat, 1999)

Akibat dari Waham

Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

Tanda dan Gejala :

1. Memperlihatkan permusuhan2. Mendekati orang lain dengan ancaman3. Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai4. Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan5. Mempunyai rencana untuk melukai

Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir : waham

Data subjektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.

Data objektif :

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham.2. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.

Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan waham.

Tujuan umum :

Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.

Tujuan khusus :

Page 40: ASKEP WAHAM

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya.

Tindakan :

Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik, waktu, tempat).

Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.

Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.

Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki. Rasional : Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya.

Tindakan :

Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang

realistis. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini

(kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri). Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak

ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.

3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman.

Tindakan :

Observasi kebutuhan klien sehari-hari. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah

sakit (rasa sakit, cemas, marah). Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan

tenaga (buat jadwal jika mungkin). Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.

Page 41: ASKEP WAHAM

4. Klien dapat berhubungan dengan realitas. Rasional : Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan waham yang ada.

Tindakan :

Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu). Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.

5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar. Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping obat.

Tindakan :

Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat.

Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).

Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.

6. Klien dapat dukungan dari keluarga. Rasional : Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu proses penyembuhan klien.Tindakan:

Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga

2. Diagnosa 2: Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah

Tujuan umum :

Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat harga dirinya.

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 

Tindakan :

Page 42: ASKEP WAHAM

Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)

Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya Sediakan waktu untuk mendengarkan klien Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung

jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Tindakan :

Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis

Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Tindakan :

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Tindakan :

Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan 

Tindakan :

Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan Beri pujian atas keberhasilan klien Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.

Page 43: ASKEP WAHAM

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

Evaluasi

1. Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham 2. Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dg keyakinannya (waham) saat ini 3. Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham 4. Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien 5. Klien menggunakan obat sesuai program

Daftar Pustaka

1. Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed.). St.Louis Mosby Year Book, 1995

2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 19993. Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 19994. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino

Gonohutomo, 20035. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP

Bandung, 2000