Askep Pasien CA Colon

11
ASKEP PASIEN CA COLON ASKEP PADA PASIEN CA COLON A. PENGERTIAN Kanker atau karsinoma adalah neoplasma an! dapat menem"us dan men!han#urkan struktur an! "erdekatan atau mene"ar k tempat $auh mene"a"kan kematian . %Ro""ins dan Kumar&'(()* +. ETIOLOGI Etiolo!i an! se"enarna "elum $elas tapi ada "e"er resiko tin!!i atau predisposisi diantarana ,amilial polipepsis& #olitis ulserati,& umur diatas - tahun dan ,a#tor makanan kolesterol& lemak& dan rendah serat.%/adi&'(()* 0a#tor predisposisi pentin! an! mun!kin "erhu"un!an ke"iasaan makan karena kanker usus "esar adalah sekitar ' le"ih "esar didunia "arat. Diet rendah serat$u!a dapat mene"a"kan pemekatan 1at "erpotensi karsino!enik ini ,eses an! "er2olume le"ih ke#il. Selain itu masa transisi menin!kat. Aki"atna kontak 1at an! "erpotensi kars den!an mukosa usus "ertam"ah lama. %Pri#e&S.A&'(()* C. ANATO3I PATOLOGI 4sus "esar di"a!i men$adi sekum& kolon& dan re#tum. Pada s terdapat katu" iliosekal dan apendiks an! melekat pada u$

description

Askep Pasien CA Colon

Transcript of Askep Pasien CA Colon

ASKEP PASIEN CA COLONASKEP PADA PASIEN CACOLONA. PENGERTIANKanker atau karsinoma adalah neoplasma yang dapat menembus dan menghancurkan struktur yang berdekatan atau menyebar ke tempat jauh menyebabkan kematian .(Robbins dan Kumar,1995)B. ETIOLOGIEtiologi yang sebenarnya belum jelas tapi ada beberapa factor resiko tinggi atau predisposisi diantaranya familial polipepsis, colitis ulseratif, umur diatas 40 tahun dan factor makanan tinggi kolesterol, lemak, dan rendah serat.(Hadi,1995)Factor predisposisi penting yang mungkin berhubungan dengan kebiasaan makan karena kanker usus besar adalah sekitar 10 kali lebih besar didunia barat. Diet rendah serat juga dapat menyebabkan pemekatan zat berpotensi karsinogenik ini dalam feses yang bervolume lebih kecil. Selain itu masa transisi feses meningkat. Akibatnya kontak zat yang berpotensi karsinogenik dengan mukosa usus bertambah lama.(Price,S.A,1995)C. ANATOMI PATOLOGIUsus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan rectum. Pada sekum terdapat katub iliosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekunder, sekum menempati sekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Kolon dibagi menjadi kolon asenden, tranfersum, sigmoid, dan desenden, tempat dimana kolon membentuk kelokan tajam yaitu pada abdomen kanan dan kiri atas berturut-turut dinamakan fleksura hepatica dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi Krista iliaka dan terbentuk suatu lekukan berbentuk. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri waktu kolon sigmoid bersatu dengan rectum, yang menjelaskan alas an meletakan penderita pada sisi kiri bila diberi enema. Pada posisi ini gaya berat membantu mengalirkan air dari rectum ke fleksura sigmoid.( Price, S.A ,1999 : 409 )D. PATOFISIOLOGIKanker disebabkan oleh pertumbuha oleh sel yang abnormal, walaupun penyebabnya belum diketahui namun ada beberap resiko yang menyebabkan kanker antara lain radiasi ultra violet, kegemukan, merokok, makanan yang diawetkan, aktivitas aseksual yang terlalu dini, factor hormonal, dan faktir genitik. Pertumbuhan sel yang abnormal terjadi dikarenakan mekanisme yang terganggu pada nucleus sel sehingga mengalami kehilangan fungsi defisiensi yang disebut anaplasia. Pada anaplasia terjadi peningkatan atau perubahan sintesa asam nucleus atau ada pertumbuhan jaringan yang dapat menginfasi ke jaringan sekitarmya termasuk ke pembuluh gatah bening dan darah serta dapat menimbulkan metastase ke organ lain shingga berdampak menyeluruh seperti anemi dan berat badan menurun.Pertumbuhan sel maligna ini juga menyebar ke bagian tubuh yang jauh dan dapatmenyebabkan timbulnya tumor.Tumor diangkat dengan pembedahan, apabila tumor tidak diangkat akan tumbuh kembali dan apabila masih terjangkit bisa menyebabkan kematian.(Long,B.C,1996)Tumor dapat berupa masa polipid besar yang tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih sering terjadi pada bagian rektobignoid. Sedangkan polipid atau lesi yang datar lebih sering terdapat pada seikum dan kolon asenden. Secara histologis hampir semua kanker usus besar adalah adenocarsinoma dan da[at mensekresi mucus yang jumlahnya berbeda-beda. Tumor dapat menyebar secara infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti ke kandung kemih melalui pembuluh limfe perikolon dan mesokolon yang melalui aliran darah dan biasanya ke hati karena kolon mengalirka darah ke system portal.(Price,S.A,1995)E. PATHWAY

F. MANIFESTASI KLINISGejala penderita kanker kolon berbeda menurut tempat yang terkena. Carcinoma colon kiri menyebabkan perubahan defekasi, konstipasi atau diare, nyeri dan kembung sering terjadi.dapat pula terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik, obstruksi komplit sering terjadi atau adanya penyempitan karena lesi kolon kiri cenderung melingkar. Carcinoma colon cenderung menimbiulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen dan kadang-kadang pada epigastrum.(Price,S.A,1995)G. FOKUS PENGKAJIAN1. Aktivitas/istirahatGejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur semalaman karena diare, merasa gelisah dan ansietas, pembatasan aktivitas.2. SirkulasiGejala : takikardiaTanda : kemerahan, kekurangan vitramin K, hipotensi, turgor kulit buruk, kering, lidah pecah-pecah.3. Integritas egoGejala : ansietas, ketakutan, emosi kesal, factor stress akut atau kronik.Tanda : menolak, perhatian menyempit, depresi.4. EliminasiGejala : tekstur feses berfariasi dari bentuk lunak sampai bau tau berair, perdarahan perektal, riwayat batu ginjal.Tanda : menirunya bisisng ususu, oliguria, hemoroid5. MakananGejala : anoreksia, pemurunan berat badan, tidak toleran terhadap diit.Tanda : penurunan lemak sub kutan, kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk, membrane mukosa pucat, luka : inflamasi rongga mucus.6. HigieneTanda : ketidakmampuan mempertahankan perawatan, stomatitis, penunjukkan kekurangan vitamin K, bau badan7. NyeriGejala : nyeri tekan pada kuadran kiri bawah, titik nyeri berpindah, nyeri tekan, nyeri mata, fotofobia.Tanda : nyeri tekan abdomen atau distensi.8. KeamananGejala : artrititis, penglihatan kabur, alergi terhadap makanan.Tanda : lesi kulit mungkin ada, konjumgtivitis,.9. Interaksi socialGejala : masalah hubungan atau peran, hubungan dengan kondisi, ketidakmampuan aktif dalam social.10. SeksualitasGejala : frekuansi menurun atau menghindari aktivitas seksual.(Doenges,1999:471-473)H. DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Nyeri berhubungan dengan infasi tumor ke jaringan sekitar.2.Gangguan doby image berhubungan dengan perubahan penampilan karena proses penyakit.3.Gangguan pola eliminasi konstipasi berhubungan dengan obstruksi lumen kolon.4.Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.(Brunner dan Suddart,2001:363; Doenges, 1999 : 410,693,992)I. INTERVENSI DAN RASIONALISASI1.Nyeri berhubungan dengan infasi tumor ke jaringan sekitar.Kriteria Hasil :a.Keluhan nyeri berkurangb.Pasien dapat beristirahat tidur.c.Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuanIntervensi dan RasionalisasiIntervensi:kaji karakteristik nyeri dan ketidaknyamanRasionalisasi:mengkaji perubahan pada tingkat nyeri dan mengevaluasi intervensiIntervensi: tenangkan pasien bahwa anda dapat membatu mengurangi nyeri, menyatakan bahwa nyeri yang dirasakanadalah nyatadan ada.Rasionalisasi:rasa takut bahwa nyeri tidak dianggap nyata dapat meningkatkan ansietas.Intervensi: monitor TTVRasionalisasi:respon automatic meliputi TD, N, RR, suhu yang berhubungan dengan hilangnya nyeriIntervensi: instruksikan pasien untuk melakukan teknik relaksasiRasionalisasi:memfokuskan perhatian pasien dan membantu menurunkan tegangan ototIntervensi:kolaborasi pemberian analgesic sesuai indikasiRasionalisasi:menghilangkan reflek spasme/ kontraksi usus halus dan membatu menejemen nyeri2.Gangguan doby image berhubungan dengan perubahan penampilan karena proses penyakit.Kriteria Hasil :a.Memperbaiki citra tubuh dari harga diriIntervensi dan Rasionalisasi :Intervensi: kaji perasaan pasien tentang body image dan tingkat harga diriRasionalisasi:merupakan dasar untuk evaluasi dan keefektifan intervensiIntervensi: identifikasi ancaman potensial terhadap harga diri pasienRasionalisasi: berikan dorongan dalam pembuatan keputusanIntervensi: memberikan semangat terhadap kemungkinan yang terjadi pada pasien3.Gangguan pola eliminasi konstipasi berhubungan dengan obstruksi lumen kolon.Kriteria Hasil :a.Mendapatkan kembali fungsi usus normal.b.Melaporkan tidak adanya konstipasi.Intervensi dan RasionalisasiIntervensi:auskultasi bising ususRasionalisasi:penurunan bising usus, passase feses bentuk keras / kering diduga konstipasi dan memerlukan intervensi lebih lanjut untuk mengatasinya.Intervensi:yakinkan pola diet biasanya.Rasionalisasi:pembatasan mungkin ada, pertimbangan pilihan menu dapat membantu dalam mengontrol masalah.Intervensi:tambahkan buah segar, sayuran dan diet serat.Rasionalisasi:memberikan buck, yang memperbaiki konsistensi feses.4.Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.Kriteria Hasil :a.Berat badan stabilb.Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat.c.Berpartisipasi dalam masukan diet.Intervensi dan RasionalisasiIntervensi:lakukan pengkajian nutrisi denagan seksamaRasionalisasi:mengidentifikasi kekurangan ataupun kebutuhan untuk menetukan intervensiIntervensi:auskultasi bising ususRasionalisasi:kemballinya fungsi usus menujukan kesiapan untuk memeulai makan kembaliIntervensi:mulai dengan minum cairan secara perlahanRasionalisasi:menurunkan insiden kram abdomenIntervensi:beri makanan kecil/ porsi kecil tapi seringRasionalisasi:untuk meningkatkan masukanoral secara periodikIntervensi:pemberian cairanelektrolit sesuai indikasiRasionalisasi:membantu memenuhi kekurangan cairan(Brunner dan Suddart,2001:363; Doenges, 1999 : 410,693,992)