Askep Keluarga hipertensi

35
KOMUNITAS II Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak NS Dengan Diagnosa Hipertensi Di Banjar Pesalakan Pejeng Kangin, Gianyar Oleh Ni Made Desy Pariani NIM: 11.321.1146 Kelas: A5C SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

description

tugas komunitas. askep keluarga, pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi

Transcript of Askep Keluarga hipertensi

Page 1: Askep Keluarga hipertensi

KOMUNITAS II

Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak NS

Dengan Diagnosa Hipertensi Di Banjar Pesalakan Pejeng

Kangin, Gianyar

Oleh

Ni Made Desy Pariani

NIM: 11.321.1146

Kelas: A5C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

POGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2013

Page 2: Askep Keluarga hipertensi
Page 3: Askep Keluarga hipertensi

Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak Ns. dengan Hipertensi

di Br. Pesalakan, Pejeng Kangin, Gianyar

(Pertemuan ke-1 tanggal 17 September 2013)

A. PENGKAJIAN

Pegkajian dilakukan pada hari selasa 17 September 2013.

I. Data Umum

1. Identitas kepala keluarga

a. Nama KK : Bapak NS.

b. Alamat : Br. Pesalakan, pejeng kangin, Gianyar.

c. Pekerjaan : Petani

d. Pendidikan : Tidak sekolah

e. Umur : 78 tahun

2. Komposisi keluarga

Nama Umur

(tahun)

Sex Hubungan

dengan keluarga

Pendidikan Pekerjaan Ket.

MS 72 P Istri Tidak

sekolah

Petani Sakit

WS 31 L Anak kandung SMA Wiraswasta Sehat

NW 31 P Menantu D3

pariwisata

Wiraswasta Sehat

Page 4: Askep Keluarga hipertensi

3. Genogram

Keterangan:

: laki-laki

: klien

: meninggal

4. Tipe keluarga

Bapak NS memiliki tipe keluarga extended family, yaitu keluarga luas terdiri dari

lebih dari satu kepala keluarga dalam satu rumah.

5. Suku

Suku bapak NS dan keluarga adalah Suku Bali. Bahasa sehari-hari yang

digunakan oleh bapak NS dan keluarga adalah bahasa Bali. Tidak ada kebiasaan suku

yang mempengaruhi kesehatan bapak NS.

6. Agama

WS, 31th , sehat

MS

NW,sehat

NS 78th,

hipertensi

: Kawin

: tinggal 1 rumah

: wanita

72th,buta

sehat

Page 5: Askep Keluarga hipertensi

Bapak NS Bergama Hindu dan semua anggota keluarga di rumahnya menganut

agama Hindu. Bapak NS biasa bersembahyang sehari sekali di rumah bersama

keluarga, yaitu pada malam hari.

7. Status social dan ekonomi

a. Rata-rata penghasilan keluarga

Rata-rata penghasilan keluarga adalah 5-6 juta perbulan.

b. Jenis pengeluaran keluarga

Keluarga bapak NS mengatan jenis pengeluaran tiap bulannya adalah untuk

keperluan makan-minum, transportasi, biaya listrik dan asuransi kesehatan

c. Tabungan khusus

Bapak WS dan ibu NW memiliki tabungan khusus berupa asuransi kesehatan.

8. Aktivitas rekreasi

Bapak NS mengatakan rekreasi dengan menonton tv bersama keluarga sering

dilakukan dan rekreasi ke tempat wisata seperti pantai, pasar malam, danau, kurang

lebih dilakukan sebulan sekali bersama keluarganya.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Bapak NS mengalami tahap perkembangan keluarga masa pensiun dan lansia.

Adapun tugas keluarga dengan tahap perkembangan ini adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti

c. Para orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan

d. Menjaga keintiman

e. Merencanakan kegiatan yang akan datang

f. Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan,

g. Tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahap perkembangan yang belum terpenuhi.

3. Riwayat keluarga inti

Page 6: Askep Keluarga hipertensi

Bapak NS mengatakan dirinya menikah karena keinginan berdua dan tidak karena

dijodohkan. Bapak NS mengatkan saudara kandungnyanya menderita hipertensi dan

ada yang menderita hipertensi.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Bapak NS memiliki hipertensi dan sempat 3x menjalani rawat inap di rumah

sakit karena tekanan darahnya yang tinggi serta mengalmi retensi urine yang

kemudian dipasang cateter oleh dokter. Setelah dinyatakan boleh pulang oleh dokter

dan diberi sejumlah obat untuk dikonsumsi selama dirumah namun kondisi Bapak

NS belum sehat. Bpak NS masih mengeluhkan beberapa gejala penyakit seperti,

kaku kuduk, sakit kepala, kaki terasa dingin dan perut terkadangterasa nyeri dan

dada terkadang seperti terbakar.

Istri bapak NS, yaitu ibu MS mengalami kebutaan sejak 14tahun lalu. Pasien

sempat melakukan pengobatan medis dan alternatif namun tidak berhasil. Setah 2

tahun menjalani pengobatan yang tidak menunjukan kemajuan akhirnya pengobatan

dihentikan, walaupun ibu NS mengalmi kebutaan tapi masih bisa melakukan ADL

tanpa bantuan orang lain. Ibu NS beraktivitasdibantu sebuah tongkat.

Tiga kakak kandung dari bapak NS yaitu bapak WK(alm), bapak KS(alm),

dan ibu JS(alm) memiliki riwayat dirawat di rumah sakit karena hipertensi. Anak

tertua bapak NS meninggal karena kanker payudara.

III. Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Rumah bapak NS luasnya 12are. Bentuk bangunan adalah tradisional Bali, yaitu

terdiri dari beberapa bangunan yang memiliki fungsi berbeda sesuai lokasinya.

Ventilasi dari setiap bangunan bagus karena setiap kamar memiliki jendela. Setiap

bangunan, dan halaman kebersihan terjaga dan mendapat sinar matahari yang cukup.

Air yang dipakai untuk memasak, minum serta mandi adalah air PDAM yang

kebersihannya terjaga. Keluarga bapak NS memiliki tempat pembuang sampah di

halaman belakang rumahnya dan rutin di bakar 2kali seminggu. Sanitasi limbah

rumah tangga terjaga. Kamar bapak NS dan ibu MS cukup jauh jaraknya dengan

kamar mandi, lantai kamar mandi cukup licin, penerangan kamar mandi redup.

Page 7: Askep Keluarga hipertensi

U3 3

4 3

3 5

5

2

1

Keterangan:

1: tempat ibadah 4: dapur

2: tempat pertemuan 5: kamar mandi

3: tempat tidur

2. Karakteristik tetangga dan komunikasi.

Tetangga bapak NS dalam satu gang adalah suku bali dan menggunakan bahasa

Bali jadim komunikasi berlangsung efektif. Hubungan bapak NS dan seluiruh

keluarga dengan tetangga sangat baik. Setiap keluarga bapak NS memiliki acara

seperti pernikahan, upacara agama tetangga selalu datang membantu, saat ada

anggota keluarga yang sakit tetangga mengujunginya begitu pula sebaliknya. Jika ada

permasalahan maka akan diselesaikan secara kekeluargaan engan diskusi segera.

3. Mobilitas geografis

Bapak NS tidak pernah bermukim berpindah, jadi tidak memiliki masalah dengan

mobilitas geografis yang mengganggu kesehatannya.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi

Bapak NS, tidak mengikuti organisasi secara aktif. Bapak Ns hanya terlibat dalam

kegiatan banjar seperti ngayah, ngoopin (membantu dalam upacara di rumah tetangga

atau saudara). Ibu MS juga tidak mengikuti organisasi apapun dan juga tidak terlibat

Page 8: Askep Keluarga hipertensi

dalam kegiatan banjar karena keterbatasan fisik untuk mobilisasi, namun interaksi

dalam komunikasi ibu MS bisa berkomunikasi dua arah dan ada feedback.

Bapak WS mengatakan sebelum menikah aktif dalam organisasi sekha

terunateruni dan sekha gong, karena telah menikah bapak WS hanya aktif di sekha

gong saja. Komunikasi dan interaksi dengan keluarga, tetangga ataupun masyarakat

sangat baik.

Ibu NW mengatatakan dirinya sangat aktif di kegiatan sekha muda-mudi namun

setelah menikah berhenti di organisasi tersebut dan mulai aktif di dalam organisasi

PKK. Komunikasi dan interaksi Ibu Nw dengan keluarga, tetangga, ataupun

masyarakat sangat baik. Jika dirinya libur bekerja dia akan mengunji kerabat di

sekitar desanya untuk sekedar bersilaturmi dan bercanda dengan keponakan-

keponakanya..

5. System pendukung keluarga

Bila ada permasalahan dalam kelurga maka bapak NS akan mmembicarkan

terlebih dahulu dengan keluarga besarnya, terutama keponakan-keponakan dari bapak

NS yang dirasa mampu member option pemecahan serta membberi solusi dalam

setiap permasalahan baikm dibidang ekonomi, kesehatan, agama, social dan

pendidikan.

IV. Struktu keluarga

1. Pola komunikasi

Bapak NS dan keluarga biasa menggunakan komunikasi secara verbal yang

berlangsung dua arah. Setiap anggota keluarga memiliki hak untuk memyampaikan

pendapat, mengajukan saran serta menolak termasuk anak-anak. Keluarga bapak NS

biasa melakukan rembug(rapat keluarga) untuk memutuskan suatu masalah.

2. Struktur kekuatan keluarga

Bapak NS merupakan tipe keluarga luas, jika salah satu anggota keluarga ada

membutuhkan bantuan misal financial dan kesehatan maka keluarga inti akan

mengusahakan terlebih dahulu meminta bantuan pada keluarga yang berada satu

rumah.

3. Struktrur peran

Page 9: Askep Keluarga hipertensi

a. Bapak NS sebagai kepala keluarga, dianggap sebagai orang tertua yang berhak

menimbang serta mengambil keputusan dari setiap saran di keluarga. Karena

faktor usia yang sudah pensium dan terbatas oleh penyakit bapak NS tidak

sebagai pencari nafkah

b. Ibu MS tidak dapat menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga karena

kondisi fisik yang tidak dapt melihat yang mengakibatkan keterbatasan dalam

menjalani peran sebagai rumah tangga.

c. Bapak WS berperan sebagai pencari nafkah utama keluarga dan berbagi pekerjaan

rumah seperti membersihkan rumah dengan istri.

d. Ibu NM berperan sebagai istri yaitu memasak, membersihkan rumah dan

membantu mencari nafkah.

4. Nilai dan norma keluarga

Dalam keluarga bapak NS tidak ada nilai dan norma khusus yang diterapkan, hanya

saja jika anggota keluarga tidak pulang/menginap diharapkan memberitahu anggota

keluarga agar tidak muncul kekhawatiran dalam keluarga.

V. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

Bapak Ns dan keluarga biasa mengungkapkan kasih sayang demngan tindakan dan

kata-kata. Saling member dukungan serta mau menerima kelemahan anggota

keluarga. Jika ada anggota yang memilliki masalah atau kesusahan anggota keluarga

lain akan berempati dan membatu menyelesaikannya.

b. Fungsi sosialisasi

Bapak NS sejak kecil meng

ajarkan anaknya untuk aktif bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Anggota

keluarga diberikan kebebebasan dalam bergaul namun dalam batasan wajar yang

masih layak dalam norma seperti penggunaan bahasa yang sopan, tindakan yang tidak

merugikan orang lain serta aturan lain seperti jika ada salah satu anggota keluarga

yang menginap dirumah teman harus meminta ijin atau menginformasikan kepada

keluarga.

c. Fungsi reproduksi

Page 10: Askep Keluarga hipertensi

Keluarga bapak NS selalu mengingatkan kepada anak dan menantunya untuk

mempertimbangakan jumlah anak yang akan dilahirkan serta jarak kelahiran anak

karena berkaitan perkembangan anak dan agar kedepanya tidak merugikan anak

ataupun orang tua.

d. Fungsi ekonomi

Dalam pemenuhan ekonomi bapak WS yang bertugas sebagai pencari nafkah utama

dan ibu NW sebagai pencari nafkah membantu suami. Bapak NS yang bekerja

sebagai petani semenjak sakit tidak melakukan aktivitas bertani lagi.

Bapak WS yang bekerja sebagai wiraswasta mendapt gajih setiap bulannya 2,5-3juta

perbulan sedangkan istrinya ibu NW, mendapat gajih 2-2,7 juta perbulan. Tanggung

jawab keungan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti makan, listrik air

ditanggung bersama.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Bapak NS dan keluarga mengatatkan hanya mengetahui sedikit tentang

hipertensi. Bapak NS dan keluarga sering menyebut hipertensi dengan” tensi tinggi”.

Namun karena kurangnya informasi, menjadikan pengetahuan keluarga bapak NS

mengenai pengertian, penyebab, serta tanda dan gejala masih minimal. Mereka

mengatakan tidak tahu cara untuk mencegah meski sudah pernah dirawat di RS.

Setiap bapak NS merasakan tidak enak badan yang tidak bisa di tahan atau

dimanajemen lagi maka keluarga langsung membawa bapak NS ke dokter begitu pula

dengan anggota kleuarga lain. Pemanfataan layanan puiskesmas, pengobatan

alternative dan dukun tidak dilakukan oleh bapak NS dan keluarga karena pandangan

dokter umum, dokter spesialis dalam dan rumah sakit lebih menjamin pengobatan

merekua. Saat pengkajian bapak NS menunjukan obat anti hipertensi yang

dikonsumsinya, yaitu dieuritik.

Karena sibuk bekerja bapak WS dan ibu NW, bergantian menjaga bapak

NS. Ibu NW bertugas membatu menyiapkan makan bapak NS, jika bapak NS dan ibu

NW waktu bekerjanya bersamaan . maka anak laki-laki dan menantunya yang masih

berada satu rumah akan merawat bapak NS. Untuk ADL bapak NS melakukan

sendiri, hanya jika bapak NS dirawat di rumah sakit maka ditunggui oleh anggota

keluara.

Page 11: Askep Keluarga hipertensi

Pemanfaatan lingkungan dan keluarga dalam proses penyembuhan bapak

NS masih sangat kurang. Pengonsumsian kopi yang pekat masih dilakukan oleh

bapak NS dengan alasan sewaktu di RS dokter mengatkan bapak NS bebas

mengonsumsi makanan apapun.

VI. Stress dan koping keluarga

1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga

Bapak NS mengatakan dirinya tidak pernah mengalami masalah yang

membuatnya stress atupun mengganggu aktivitasnya. Jika bapak NS merasa kesal

pada seseorang atau suatu hal mak ia akan menjadikannya bahan bercandaan dan

melupakannya. Bapak NS mengatakan dirinya sering menonton tv bersama cucu-

cucunya, karena hal tersebut dapat membuatnya merasa senang.

Ibu MS mengatakan jika dirinya kesal maka ia akan melakukan aktivitas

mejejaitan dan mekidung. Ibu MS sering didatangi oleh anak perempuan dan

kerabatya jadi ia sering menceritakan masalahnya sehingga masalahnya tidak

dirasakan lama.

Bapak WS dan ibu NW bila memiliki masalah akan mencari solusi dengan

berttukar pendapat dengan anggota keluarga serta teman-temannya. Untuk pengalihan

mereka memilih jalan-jalan ke tempat wisata atau sekedar ke rumah makan yang

jaraknya dekat dari rumah.

VII. Pemeriksaan fisik

Aspek Bapak NS Ibu MS Bapak WS Ibu NW

TB dan BB TB: 176cm

BB: 72kg

TB: 147cm

BB: 43kg

TB: 172cm

BB: 78kg

TB: 154cm

BB: 51kg

Vital sign TD:

150/100mmHg

S: 35,8oC

RR: 24x/menit

N: 93x/menit

TD:

110/60mmHg

S: 36,4oC

RR: 15x/menit

N: 69x/menit

TD:

120/80mmHg

S: 36,7oC

RR: 18x/menit

N: 79x/menit

TD: 120/80mmhg

S: 36oC

RR: 17x/menit

N: 74x/menit

Kepala a. Bentuk kepala a.Bentuk kepala a. Bentuk kepala a. Bentuk kepala

Page 12: Askep Keluarga hipertensi

normo chepal,

tidak terlihat

adanya lesi,

kebersihan

rambut terjaga,

tidak terlihat

adnya ketombe,

rambut beruban,

tidak terlihat

adanya benjolan,

bapak NS

mengeluhkan

nyeri pada kedua

sisi dahi.

b. Alis dan bulu

mata: persebaran

bulu alis dan

mata merata,

warna beruban

c. Mata:

konjungtiva

unanemis, sclera

unikterik, pada

mata kanan

terlihat

pengeruhan

lensa(katarak),

pupil unishokor

miosis. Tidak

teraba nyeri

tekan, tidak

normo chepal,

tidak terlihat

adanya lesi,

kebersihan

rambut terjaga,

tidak terlihat

adnya ketombe,

rambut

beruban, tidak

terlihat adanya

benjolan,

b. Alis dan bulu

mata:

persebaran bulu

alis dan mata

merata, warna

beruban

c. Mata:

konjungtiva

unanemis, sclera

unikterik, pupil

unishokor

miosis. Tidak

teraba nyeri

tekan, tidak

teraba

peningkatan

tekanan bola

mata.

d. Hidung: terlihat

simetris,

normo chepal,

rambut

berwarna

hitam, tidak

terlihat adanya

lesi,

kebersihan

rambut

terjaga, tidak

terlihat adnya

ketombe, tidak

terlihat adanya

benjolan.

b. Alis dan bulu

mata:

persebaran

bulu alis dan

mata merata,

warna hitam.

c. Mata:

konjungtiva

unanemis,

sclera

unikterik,

pupil ishokor

miosis 3-3.

Tidak teraba

nyeri tekan,

tidak teraba

peningkatan

tekanan bola

normo chepal,

warna rambut

hitam, tidak

terlihat adanya

lesi, kebersihan

rambut terjaga,

tidak terlihat

adnya ketombe,

tidak terlihat

adanya

benjolan, Alis

dan bulu mata:

persebaran bulu

alis dan mata

merata, warna

hitam

b. Mata:

konjungtiva

unanemis,

sclera unikterik,

pupil ishokor

miosis 3-3.

Tidak teraba

nyeri tekan,

tidak teraba

peningkatan

tekanan bola

mata.

c. Hidung: terlihat

simetris,

persebaran bulu

Page 13: Askep Keluarga hipertensi

teraba

peningkatan

tekanan bola

mata.

d. Hidung: terlihat

simetris,

persebaran bulu

hidung merata,

tidak terlihat

adanya polip.

Tidak teraba

nyeri tekan pada

sinus

ethmoidalis,

spleinoidalis,

dan maxilaris.

e. Mulut dan bibir:

kebersihan mulut

terjaga, tidak

terlihat adanya

caries, terlihat 2

gigi tanggal.

Mukosa bibir

lembab, tidak

terlihat adanya

pembengkakan

tonsil.

f. Telingga: telinga

terlihat simetris,

telinga terlihat

bersih, tidak

persebaran bulu

hidung merata,

tidak terlihat

adanya polip.

Tidak teraba

nyeri tekan pada

sinus

ethmoidalis,

spleinoidalis,

dan maxilaris.

e. Mulut dan bibir:

bibir dan mulut

berwarna merah

karena

mengonsumsi

sirih dan kapur,

tidak terlihat

adanya caries,

terlihat 6 gigi

tanggal. Mukosa

bibir lembab,

tidak terlihat

adanya

pembengkakan

tonsil.

f. Telingga:

telinga terlihat

simetris, telinga

terlihat bersih,

tidak adanya

impaksi

mata.

d. Hidung:

terlihat

simetris,

persebaran

bulu hidung

merata, tidak

terlihat adanya

polip. Tidak

teraba nyeri

tekan pada

sinus

ethmoidalis,

spleinoidalis,

dan maxilaris.

e. Mulut dan

bibir:

kebersihan

mulut terjaga,

tidak terlihat

adanya caries,

Mukosa bibir

lembab, tidak

terlihat adanya

pembengkaka

n tonsil.

f. Telingga:

telinga terlihat

simetris,

telinga terlihat

bersih, tidak

hidung merata,

tidak terlihat

adanya polip.

Tidak teraba

nyeri tekan

pada sinus

ethmoidalis,

spleinoidalis,

dan maxilaris.

d. Mulut dan bibir:

kebersihan

mulut terjaga,

tidak terlihat

adanya caries.

Mukosa bibir

lembab, tidak

terlihat adanya

pembengkakan

tonsil.

e. Telingga:

telinga terlihat

simetris, telinga

terlihat bersih,

tidak adanya

impaksi

serumen, tidak

teraba nyeri

tekan pada area

lobule,tragus

dan

Page 14: Askep Keluarga hipertensi

adanya impaksi

serumen, tidak

teraba nyeri

tekan pada area

lobule,tragus dan

serumen, tidak

teraba nyeri

tekan pada area

lobule,tragus

dan

adanya

impaksi

serumen, tidak

teraba nyeri

tekan pada

area

lobule,tragus

dan

Leher Leher terlihat

simetris, tidak

terlihat adanya

hiper pigmentasi,

tidak teraba

adanya

pembengkakan

kelenjar tiroid,

teraba nyeri tekan

pada tengkuk

leher.

Leher terlihat

simetris, tidak

terlihat adanya

hiper pigmentasi,

tidak teraba

adanya

pembengkakan

kelenjar tiroid,

tidak teraba nyeri

tekan

Leher terlihat

simetris, tidak

terlihat adanya

hiper pigmentasi,

tidak teraba

adanya

pembengkakan

kelenjar tiroid,

tidak teraba nyeri

tekan

Leher terlihat

simetris, tidak

terlihat adanya

hiper pigmentasi,

tidak teraba

adanya

pembengkakan

kelenjar tiroid,

tidak teraba nyeri

tekan

Thorax I:Dada terlihat

simetris saat

inspirasi maupun

ekspirasi, tidak

telihat adanya

hiperpigmentasi,

tidak telihat

adanya lesi,

tidak terlihat

adanya bekas

trauma dada.

I:Dada terlihat

simetris saat

inspirasi

maupun

ekspirasi, tidak

telihat adanya

hiperpigmentasi,

tidak telihat

adanya lesi,

tidak terlihat

adanya bekas

Dada terlihat

simetris saat

inspirasi

maupun

ekspirasi, tidak

telihat adanya

hiperpigmentasi

, tidak telihat

adanya lesi,

tidak terlihat

adanya bekas

Dada terlihat

simetris saat

inspirasi

maupun

ekspirasi, tidak

telihat adanya

hiperpigmentasi,

tidak telihat

adanya lesi,

tidak terlihat

adanya bekas

Page 15: Askep Keluarga hipertensi

Ictus cordis

terlihat di ics 5.

A: terdengar suara

napas vesikuler.

Terdengar suara

S1-S2 tunggal

lubdub.

P: terdengar suara

sonor

P: tidak teraba

adanya nyeri

tekan.

trauma dada.

Ictus cordis

terlihat di ics 5.

A: terdengar

suara napas

vesikuler.

Terdengar suara

S1-S2 tunggal

lubdub.

P: tidak teraba

adanya nyeri

tekan.

P: tidak teraba

adanya nyeri

tekan.

trauma dada.

Ictus cordis

terlihat di ics 5.

P: tidak teraba

adanya nyeri

tekan.

A: terdengar

suara

napasvesikuler.

Terdengar suara

S1-S2 tunggal

lubdub.

P: tidak teraba

adanya nyeri

tekan.

trauma dada.

Ictus cordis

terlihat di ics 5.

P: tidak teraba

adanya nyeri

tekan.

A: terdengar

suara

napasvesikuler.

Terdengar suara

S1-S2 tunggal

lubdub.

P: tidak teraba

adanya nyeri

tekan.

Abdomen I:perut terlihat

simetris, tidak

terlihat distensi

abdomen, tidak

terlihat adanya

edema. Terlihat

adanya benjolan

hipocondria

dextra

A: terdengar

bising usus

16x/menit.

P: terdengar suara

thympani pada

area lambung

I:perut terlihat

simetris, tidak

terlihat distensi

abdomen, tidak

terlihat adanya

edema.

A: terdengar

bising usus

13x/menit.

P: terdengar suara

thympani pada

area lambung

dan usus,

terdengar suara

pekak pada area

I:perut terlihat

simetris, tidak

terlihat distensi

abdomen, tidak

terlihat adanya

edema.

A: terdengar

bising usus

9x/menit.

P: terdengar suara

thympani pada

area lambung

dan usus,

terdengar suara

pekak pada area

I:perut terlihat

simetris, tidak

terlihat distensi

abdomen, tidak

terlihat adanya

edema.

A: terdengar

bising usus

13x/menit.

P: terdengar suara

thympani pada

area lambung

dan usus,

terdengar suara

pekak pada area

Page 16: Askep Keluarga hipertensi

dan usus,

terdengar suara

pekak pada area

hepar.

P: tidak teraba

nyeri tekan pada

9 regio, benjolan

pada hipocondria

dextra teraba

kenyal, ukuran

5cm. benjolan

telah ada sejak

bapak NS

berumur 16

tahun.

hepar.

P: tidak teraba

nyeri tekan pada

9 regio.

hepar.

P: tidak teraba

nyeri tekan pada

9 regio.

hepar.

P: tidak teraba

nyeri tekan pada

9 regio.

Ekstremitas Atas: terlihat

adanya bekas

jahitan pada

tangan kanan,

kebersihan

kuku terjaga,

akral teraba

dingin, tonus

otot tangan

kanan dan kiri

tidak terdapat

masalah.

Bawah:

kebersihan kaki

dan kuku kaki

terjaga, kaki

Atas: warna kulit

coklat, tidak

terlihat adanya

hiperpigmentas

i, tidak terlihat

adanya lesi,

kuku terlihat

kotor, tonus

otot tangan

kanan dan kiri

tidak terdapat

masalah.

Bawah:

kebersihan kuku

kaki tidak

terjaga, tonus

Atas:warna kulit

coklat,

kebersihan

kuku terjaga,

tonus otot

tangan kanan

dan kiri tidak

terdapat

masalah.

Bawah:

kebersihan kaki

dan kuku kaki

terjaga, tonus

otot baik, masih

bisa melawan

gravitasi dan

Atas: kulit

berwarna

coklat, tidak

terlihat adanya

lesi, bekas

trauma,

kebersihan

kuku terjaga,

tonus otot

tangan kanan

dan kiri tidak

terdapat

masalah.

Bawah:

kebersihan kaki

dan kuku kaki

Page 17: Askep Keluarga hipertensi

dari tibia

sampai telapak

kaki teraba

dingin, tonus

otot baik,

masih bisa

melawan

gravitasi dan

melawan gaya.

otot baik, masih

bisa melawan

gravitasi dan

melawan gaya.

.

melawan gaya. terjaga, tonus

otot baik, masih

bisa melawan

gravitasi dan

melawan gaya.

Genitalia Tidak terkaji tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji

Kesimpulan:

1. Vital sign bapak NS menujukan maladaptive :TD: 150/100mmHg, S: 35,8oC, RR:

24x/menit, Nadi: 93x/menit

2. Bapak NS merasakan nyeri kepala dan tengkuk leher seperti dipukul benda tumpul,

nyeri hilang timbul skala 8 (0-10)

3. Bapak NS mengalami katarak di mata kanannya.

4. Terdapt benjolan pada abdomen bapak NS, benjolan berukuran 5cm, teraba kenyal.

5. Ekstemitas bapak NS teraba dingin

6. Ibu MS mengalmi kebutaan

7. Bapak NS dan keluarga kurang memahi tentang hipertensi, baik pengertian, tanda

dan gejala, pencegahan serta perawatannya.

VIII. Harapan keluarga

Bapak NS dan keluarga berharap, bapak NS cepat sembuh sehingga bisa beraktivitas

bertani seperti dulu. Bapak NS mengatakan dirinya sudah tidak betah hanya dapat

berjalan-jalan sedikit dan hanya berbaring di kamar karena merasakan sakit.

B. ANALISA DATA

No Nama Data Diagnosa

1 Bapak a. Ds: Actual nyeri akut pada bapak NS

Page 18: Askep Keluarga hipertensi

NS Bapak NS mengatakan memiliki

tekanan darah tinggi. bapak NS

mengeluhkan nyeri kepala seperti

dipukul benda tumpul, skala nyeri

8(0-10), nyeri dirasakan hilang

timbul

bapak NS mengatakan merasakan

kaku kuduk.

Do:

TD: 150/100mmHg, S: 35,8oC,

RR: 24x/menit, Nadi: 93x/menit,

Ekstremitas teraba dingin.

b. DS:

Bapak NS meneluhkan sakit kepala

Keluarga mengatakan kurang

mengetahui hipertensi dan

perawatannya.

DO :

Bapak NS mengalami katarak

Bapak NS memiliki riwayat

hipertensi

Jarak kamar mandi cukup jauh

Kondisi kamar mandi agak lici,

penerangan redup

TD: 150/100mmHg, S: 35,8oC,

RR: 24x/menit, Nadi: 93x/menit,

Ekstremitas teraba dingin.

b/d ketidak mampuan keluarga

mengenal masalah d/d pelaporan

nyeri dirasakan dikepala da

tengkuk leher secara verbal, skala

nyeri 8(0-10), nyeri dirasakan

hilang timbul, nyeri seperti

dipukul benda tumpul, TD:

150/100mmHg, S: 35,8oC, RR:

24x/menit, Nadi: 93x/menit,

ekstremitas teraba dingin.

Risiko tinggi jatuh pada bapak

NS b/d koping keluarga tidak

efektif

2 Ibu

MS

Ds: -

Do:

Ibu NS mengalami kebutaan

Risiko tinggi jatuh pada ibu MS

b/d koping keluarga tidak efektif

Page 19: Askep Keluarga hipertensi

Jarak kamar mandi cukup jauh

Kondisi kamar mandi agak lici,

penerangan redup

TD: 110/60mmHg, S: 36,4oC,

RR:15x/menit, Nadi : 69x/menit

C. PRIORITAS MALAH

1. Actual nyeri akut b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masala hipertensi d/d

pelaporan nyeri secara verbal oleh bapak NS, nyeri dirasakan dikepala, skala nyeri

8(0-10), nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri seperti dipukul benda tumpul, TD:

150/100mmHg, S: 35,8oC, RR: 24x/menit, Nadi: 93x/menit, ekstremitas teraba

dingin.

Kriteria Bobot Skor Pembenaran

Sifat masalah 1x3/3 3 Pelaporan nyeri dirasakan dikepala

secara verbal, skala nyeri 8(0-10),

nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri

seperti dipukul benda tumpul, TD:

150/100mmHg, S: 35,8oC, RR:

24x/menit, Nadi: 93x/menit,

ekstremitas teraba dingin.

Kemungkinan masalah untuk

diubah

2x2/1 4 Bapak NS dan keluarga berharap,

bapak NS cepat sembuh sehingga

bisa beraktivitas bertani seperti

dulu. Bapak NS mengatakan dirinya

sudah tidak betah hanya dapat

berjalan-jalan sedikit dan hanya

berbaring di kamar karena

merasakan sakit.

Potnsi masalah untuk dicegah 1x3/2 3/2 Mereka mengatakan tidak tahu cara

Page 20: Askep Keluarga hipertensi

untuk mencegah meski sudah pernah

dirawat di RS

Menonjolnya masalah 1x2/2 2 Karena sibuk bekerja bapak WS dan

ibu NW, bergantian menjaga bapak

NS.

Total Skor 21/2

2. Risiko tinggi jatuh pada ibu MS b/d koping keluarga tidak efektif

Kriteria Bobot Skor Pembenaran

Sifat masalah 1x2/1 2 Pelaporan nyeri dirasakan dikepala

secara verbal, skala nyeri 8(0-10),

nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri

seperti dipukul benda tumpul, TD:

150/100mmHg. Bapak NS memiliki

riwayat Hipertensi, bapak NS

mengalami katarak di mata

kanannya. Jarak kamar mandi cukup

jauh, lantai kamr mandi licin,

penerangan redup

Kemungkinan masalah untuk

diubah

2x2/2 2

Potensi masalah untuk dicegah 1x3/3 1

Menonjolnya masalah 1x1/1 1

Total Skor 6

3. Risiko tinggi jatuh ibu MS b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah

Kriteria Bobot Skor Pembenaran

Sifat masalah 1x2/1 2 Ibu NS mengalami kebutaan, jarak

kamar mandi cukup jauh, lantai

kamar mandi licin

Page 21: Askep Keluarga hipertensi

Kemungkinan masalah untuk

diubah

2x2/2 2 Pasien sempat melakukan

pengobatan medis dan alternatif

namun tidak berhasil. Setah 2 tahun

menjalani pengobatan yang tidak

menunjukan kemajuan akhirnya

pengobatan dihentikan, walaupun

ibu NS mengalmi kebutaan tapi

masih bisa melakukan ADL tanpa

bantuan orang lain. Ibu NS

beraktivitasdibantu sebuah tongkat.

Potensi masalah untuk dicegah 1x3/3 1

Menonjolnya masalah 1x1/1 1

Total Skor 6

Page 22: Askep Keluarga hipertensi
Page 23: Askep Keluarga hipertensi