Askep hipertensi
-
Upload
aryanaimam -
Category
Education
-
view
111 -
download
0
Transcript of Askep hipertensi
HIPERTENSI N A M A : I M A M A RYA N A
N I S : 1 0 1 4 1 5 0 1 1
DEFINISI HIPERTENSI MENURUT PARA AHLI ADA BEBERAPA PENGERTIAN DIANTARANYA
• Menurut udjianti : hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah yang
lebih dari normal dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus dari
suatu periode tertentu .
• Menurut kamus kedokteran dorlan : bahwa hipertensi merupakan tekanan
darah arteri yang tinggi tidak mempuyai sebab esential ,idiopatic,atau
primary hypertension.
• Menurut ignatavicus : hipertensi atau darah tinggi adala tekanan darah
yang sistolik atau diastolik yang terjadi pada seseorang.
ETIOLOGI
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan menurut Dr.Iskandar
Junaidi, 2010 yaitu
• Hipertensi Primer/esensial
• Hipertensi sekunder
PATOFISIOLOGI
• Angiotensin Converting Enzyme (ACE), Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati selanjutnya oleh hormone, rennin akan diubah menjadi angiotensin 1, oleh ACE yang terdapat di paru-paru ,angiotensin 1 diubah menjadi angiotensin II, peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama, yaitu Meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus (Astawan, 2005).
• ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitasi) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH sangat sedikit urin yang dieksresikan keluar tubuh sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya untuk mengencerkanya volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan di bagian intra seluler akibatnya volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah (Astawan, 2005).
TANDA DAN GEJALA
• Meningkatkan tekanan darah > 140/90 mmHg• sakit kepala• epistaksis• pusing/migrain• sukar tidur • lemah dan lelah• mata berkunang kunang• muka pucat
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis a. Penatalaksanaan Non Farmakologis. 1. diet 2. aktivitas b. Penatalaksanaan Farmakologis. kita ambil salah satu contoh obat anti hipertensi 1. diuretik jenis obat-obatan ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh melalui kencing . Dengan demikian volume cairan dalam tubuh berkurang sehingga daya pompa jantung lebih ringan
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
• Observasi • Wawancara• Pemeriksaan fisik
Pengkajian Identitas Pasien• Nama : Ny. S• Umur : 81 Tahun• Jenis Kelamin : Perempuan• Agama : Islam• Status : Menikah• Pendidikan : SMP• Pekerjaan : Swasta• Suku : sunda• Alamat : singaparna• Diagnosa Medis : HHD ( Hipertensi Heart Disease)• No. RM : 16014xxx• Tanggal masuk RS : 25 juli 2016 Jam 16.00• Tanggal / Waktu pengkajian : 26 juli 2016 Jam 08.00
Identitas Penanggung Jawab• Nama : Ny. E• Umur : 33 tahun• Pekerjaan : Swasta• Alamat : singaparna• Hubungan dengan pasien : anak
Keluhan utama• Pasien merasa sering sakit kepala ( pusing)Riwayat kesehatan Riwayat penyakit sekarang• Pasien datang ke ruangan madinah pada tanggal 25 juli 2016 jam 16.00 WIB Dengan
diantar keluarganya, pasien mengatakan kepalanya sakit seperti di Remas- remas sakit kepala di rasakan setiap saat, badannya Lemas dan pinggang terasa sakit, keluarga pasien mengatakan bahwa Sebelumnya di bawa ke rs pasien jatuh saat ke kamar mandi skala nyeri 5 ( 0-5) dengan TTV , TD: 220/100 MMHg,N : 87/ menit , R :23/ menit, S: 36,6 °c
Riwayat penyakit dahulu• Pasien sudah lama menderita hipertensi, dan sering mengeluh sakit kepala, Tetapi belum
sampai di rawat ke RS. Riwayat penyakit keluarga• Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular dan hanya mempunyai Penyakit
menurun yaitu hipertensi keluarga pasien mengatakan ada salah satu Keluarganya yang memiliki penyakit hipertensi.
• Pemeriksaan Fisik Dan Tanda-Tanda Vital • - Keadaan umum • - Penampilan Pasien terlihat lemas • Kesadaran Compos metis Pemeriksaan tanda-tanda vital • TD : 220/100 MMHg• N :87/ menit • R : 23 / menit • S : 36,6 °c
Pemeriksaan fisik (head to toe)Kepala • Rambut : bersih , beruban dan potongan pendek• Mata : replek terhadap cahaya baik , conjungtiva merah muda, sklera putih• Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen• Hidung : bersih tidsak ada polip• Mulut : mulut bersih, kemampuan bicara baik• Dada : tidak ada retaksi dada• Abdomen : bising usus 22 kali /menit , simetris, bunyi perut normal ( timpani )
tidak ada nyeri tekan• Ekstremitas atas : kekuatan otot lemah tangan kanan terpasang infus RL 20 TPM• Ekstremitas bawah : tidak ada oedema• Punggung : tida ada lecet• Genetalia : berjenis kelamin perempuan dan terpasang dc• Kulit : bersih , turgor baik
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM HEMATOLOGI PADA TANGGAL 28 JULI 2016Jenis pemeriksaan
( hematologi )
Hasil Satuan Normal
GDS
Creatinin
HB
Leukosit
Eosonofil
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
106
1,0
13,7
6,800
2,00
3,60
30,00
172,00
mg/dl
mg/dl
gr %
/mk
%
juta/ml
%
ribu/ml
< 200
0,5 – 0, 9
12 – 14
400 – 11000
1,00 – 3,00
4,60 – 5,50
31,00 – 45,00
150,00 – 450,00
Pemeriksaan EKG tanggal 28juli 2016• Kesimpulan• OMI anterior• VES
Terapi farmakologis1 Meloxilam 2x7,5 mg
2 Captopril 2x2,5 mg
3 Monacto 2x1/2 tab
4 CPG 1x1 tab
5 Ospal 1x1 tab
6 Cefotaxime 2x1 gram
7 Torasic 2x1 amp
Prioritas Masalah Gangguan Pemeneuhan Kebutuhan Dasar
• Nyeri akut gangguan rasa nyaman nyeri
• Intoleransi aktivitas
• Resiko injuri
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Nyeri akut (gangguan rasa nyaman nyeri )• DS : pasien mengatakan , kepalanya terasa sakit dan lehernya terasa kaku, nyeri seperti di remas.• DO : pasien terlihat menahan nyeri skala nyeri 5 ( 0-5 ) Intervensi : • Kaji skala nyeri • Observasi keaadaan umum pasien • Kolaborasi pemberian obat analgetik • Observasi TTV Implementasi ,jam 08:00 ,(26/07/2016)• Mengkaji skala nyeri pasien • Mengobservasi keaadaan umum pasien • Mengkolaborasikan pemberian obat analgetik• Mengobservasi TTV : TD: 220/100 MMHg ,N: 86 /Menit ,R: 23 /Menit , S: 36,7Evaluasi : jam 13:25• S : pasien mengatakan kepala sakit seperti di remas –remas saat berjalan • O : pasien terlihat menahan nyeri, skala nyeri • A : masalah nyeri belum teratasi • P : lanjutkan intervensi
2. Intoleransi aktivitas • DS : pasien mengatakan badannya terasa lemas dan susah untuk melakukan aktivitas
mandiri • DO : pasien terlihat bedres pasien terlihat di bantu orang lain saat melakukan aktivitas
karena lelah Intervensi • Berikan dorongan untuk beraktivitas • Observasi keaadan umum pasien • Anjurkan pasien untuk istirahat Implementasi , jam 10:00, ( 26/07/2016 )• Memberikan dorongan untuk beraktivitas• mengobservasi keadaan umum pasien• menganjurkan pasien untuk istirahat Evaluasi : jam 14:00• S : pasien mengatakan badannya lemas dan belum bisa melakukan aktivitas secara
mandiri • O : pasien tampak lemas • A : intoleransi aktivitas belum teratasi • P : lanjutkan intervensi
3. resiko injuri • DS : pasien mengatakan pandangan terlihat kabur dan berkunang – kunang saat
berdiri dan berjalan • DO : pasien terlihat sempoyongan saat berjalan dan selalu berpegangan Intervensi • orientasikan pasien terhadap lingkungan • pertahankan tirah baring ketat • anjurkan pasien untuk mengistirahatkan mata • observasi keadaan umum pasien Implementasi ,jam 11:35, ( 26/07/2016) • mengorientasikan pasien terhadap lingkungan • mempertahankan tirah baring ketat • menganjurkan pasien untuk mengistirahatkan mata • mengobservasi keadaan umum pasien Evaluasi jam 14:00• S : pasien mengatakan pandangan kabur dan berkunang- kunang • O : pasien masih berbaring di tempat tidur • A : resiko injuri belum teratasi • P : lanjutkan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
1. nyeri akut ( gangguan rasa nyaman nyeri )• DS : pasien mengatakan kepalanya sakit dan berkurang dan tidak pusing lagi • DO : pasien tampak rileks skal nyeri 0( 0-5)Intervensi • kaji skala nyeri• observasi keadaan umum pasien • kolaborasi pemberian analgetik • observasi TTV Implementasi ,jam 14: 00, ( 27/07/2016 )• mengkaji skala nyeri pasien • mengobservasi keadaan umum pasien • mengkolaborasi pemberian obat analgetik • mengobservasi TTV : TD : 180/70 MMHg ,N : 87 / Menit ,R : 24 / Menit ,S : 36,5 CEvaluasi jam 19:30• S : pasien mengatak sudah tidak pusing • O : pasien sudah nampak rileks dan bertenaga skala nyeri • A : nyeri akut pada pasien dapat teratasi • P : hentikan intervensi
2. intoleransi aktivitas • DS : pasien mengatakan badanya sedikit lemas dan aktivitas sebagian dibantu • DO : pasien tampak lemas sedikit lemas Intervensi • berikan dorongan untuk beraktivitas • observasi keaadaan umu pasien • anjurkan pasien untuk istirahat Implementasi , jam 16:30, ( 27/07/2016 ) • memberikan dorongan untuk beraktivitas • mengobservasi keadaan umum pasien • menganjurkan pasien untuk iastirahat Evaluasi : jam 18:45• S : Pasein mengatakan badanya sudah tidak lemas lagi dan aktivitas mulai
mandiri • O ; pasien tampak bertenaga • A : intoleransi aktivitas dapat teratasi • P ; hentikan intervensi
3.Resiko Injuri • DS : pasien mengatakan pandangannya berkunang-kunang ketika berdiri terlalu lama • DO : pasien lebih tenag jika dalam posisi tidur Intervensi • Orientasikan pasien terhadap lingkungan • Pertahankan tirah baring ketat • Anjurkan pasien untuk mengistirahatlkan mata • Observasi keadaan umum pasien Implementasi jam 19:30, (27/07/2016)• Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan • Mempertahankan tirah baring ketat • Menganjurkan pasien untuk mengistirahatlkan mata • Mengobservasi keadaan umum pasien Evaluasi : jam 20:55• S : Pasien mengatakan mata masih berkunag- kunang jika berdiri terlalu lama • O : Pasien tampak tenang dalam posisi tidur • A : Resiko injuri teratasi sebagian • P : Lanjutkan intervesi
1.resiko injuri • DS : Pasien mengatakan pandangannya sedikit berkunang –kunang • DO : Pasien tampak tenang jika dalam posisi tidur Intervensi • Orientasikan pasien terhadap lingkungan • Pertahankan tirah baring • Anjurkan pasien untuk mengistirahatkan mata • Mengobservasi keadaan umum pasien
Implemntasi jam 09:00, (28/07/2016)• Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan • Mempertahankan tirah baring • Menganjurkan pasien untuk mengistirahkan mata • Mengobservasi keadaan umum pasien Evaluasi jam 13:45 • S : Pasien mengatakan pandangannya sudal mulai membaik • O : Pasien tampak tenang • A : Resiko injuri dapat teratasi • P : Hetikan intervensi