Makalah Askep Keluarga Hipertensi

41
BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN KELUARGA Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy. Nasrul, 1998). Hal ini dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan suatu sistem yang saling berinteraksi satu sama lainnya dalam memenuhi kebutuhan termasuk kesehatan, sehingga keluarga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan, mencegah dan mengatasi atau memperbaiki masalah kesehatan yang ada dalam keluarga. Keluarga juga dipandang sebagai instansi (lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani (Amanui,2007). B. CIRI-CIRI KELUARGA Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton : 1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan 2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara. 1

Transcript of Makalah Askep Keluarga Hipertensi

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN KELUARGA

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy. Nasrul,

1998).

Hal ini dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan suatu sistem yang

saling berinteraksi satu sama lainnya dalam memenuhi kebutuhan termasuk

kesehatan, sehingga keluarga mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan, mencegah dan mengatasi atau memperbaiki masalah

kesehatan yang ada dalam keluarga. Keluarga juga dipandang sebagai instansi

(lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani (Amanui,2007).

B. CIRI-CIRI KELUARGA

Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton :

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggoa-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan

dan membesarkan anak.

5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga

(Setiadi,2008:3)

1

Ciri keluarga Indonesia :

a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong

royong.

b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan

secara musyawarah (Setiadi,2008:4).

C. FUNGSI KELUARGA

Menurut Nasrul Effendi (1998) keluarga mempunyai beberapa fungsi

pokok yaitu :

1. Asih

Adalah memberikan kasih sayang, perhatian rasa aman kehangatan kepada

anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh kembang dan

berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.

2. Asuh

Adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesehatnnya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka

anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

3. Asah

Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap, menjadi

manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya

(Effendi,1998:36).

Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :

a. Fungsi pendidikan

Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak

untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak

dewasa nanti.

b. Fungsi sosialisasi anak

Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga

mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

2

c. Fungsi perlindungan

Adalah mellindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,

sehingga anggota keluarga merasa terlibdungi dan merasa aman.

d. Fungsi perasaan

Adalah menjaga secara intensif, merasakan perasaan dan suasana anak

dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesama anggota keluarga.

e. Fungsi religius

Adalah memperkenalkan dan mengajak anggota yang lain dalam

kehidupan beragama (Effendi, 1998:36).

D. TIPE KELUARGA

Menurut M. Friedman (1998) tentang keluarga berikut ini

mengkonotasikan tipe-tipe keluarga secara umum yang dikemukakan untuk

mempermudah pemahaman terhadap literatur tentang keluarga.

1. Keluarga Inti (konjugal) : keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau

pemberian nafkah; keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak mereka,

anak kandung, anak adopsi, atau keduanya.

2. Keluarga Orientasi (keluarga asal) : unit keluarga yang dalamnya

seseorang dilahirkan.

3. Keluarga Besar : keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh

darah), yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah

satu teman keluarga inti. Berikut ini termasuk “sanak saudara” kakek dan

nenek, tante, paman, dan sepupu (M. Friedman 1998:12).

Menurut Nasrul Effendi (1998) terdapat beberapa tipe keluarga yaitu:

a. Keluarga Inti (Nuclear Family)

Adalah keluarga yang teriri dari ayah, ibu, dan anak.

b. Keluarga Besar (Extended Family)

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,

kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

3

c. Keluarga Berantai (Serial Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih

dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Janda (Single Family)

Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga Berkomposisi (Composite)

Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara

bersama.

f. Keluarga Kabitas (Cahabitation)

Adalah bila dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk

suatu keluarga.

E. STRUKTUR KELUARGA

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-

macam, diantaranya adalah :

1. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5. Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri (Setiadi, 2008:6)

4

BAB II

KONSEP DASAR HIPERTENSI

A. PENGERTIAN

Hipertensiadalah tekanan darah darah persisten dimana tekanan sistolnya

di atas 140 mmHg dan tekanan diastolnya > 90 mmHg. (Smelzen, 2002: 296).

Hipertensi adalah tekanan darah sistoloik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.

(Mansjoer, 2001).

B. ETIOLOGI /PENYEBAB

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan

besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,

sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun

hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data

penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan

terjadinya hipertensi.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan-perubahan pada :

a. Elastisitas dinding aorta menurun

b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5

e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,

data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering

menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan

lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah

penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan

- Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)

- Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)

- Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)

c. Kebiasaan hidup

- Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)

- Kegemukan atau makan berlebihan

- Stress

- Merokok

- Minum alkohol

- Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Ginjal

- Glomerulonefritis

- Pielonefritis

- Nekrosis tubular akut

- Tumor

b. Vascular

- Aterosklerosis

- Hiperplasia

- Trombosis

- Aneurisma

- Emboli kolestrol

6

- Vaskulitis

c. Kelainan endokrin

- DM

- Hipertiroidisme

- Hipotiroidisme

d. Saraf

- Stroke

- Ensepalitis

C. KLASIFIKASI

No. Kategori Sistolik Diastolik

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120-129 80-84

3. High Normal 130-139 85-89

4. Hipertensi

Grade 1 (ringan)

Grade 2 (sedang)

Grade 3 (berat)

Grade 4 (sangat berat)

140-159

160-179

180-209

>210

90-99

100-109

100-119

>120

D. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang

menderita hipertensi yaitu :

1. Mengeluh sakit kepala, pusing

2. Lemas, kelelahan

3. Sesak nafas

4. Gelisah

5. Mual

6. Muntah

7. Epistaksis

7

8. Kesadaran menurun

E. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Menurut: Edward K

Chung, 1995) :

1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter

yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah

terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini

merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang

mencari pertolongan medis.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis

penatalaksanaan:

1. Penatalaksanaan Non Farmakologis.

a. Diet

Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat

menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas

rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.

b. Aktivitas

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan

dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,

jogging, bersepeda atau berenang.

2. Penatalaksanaan Farmakologis.

G. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi dari hipertensi :

1. Penyakit jantung koroner

2. Gagal jantung

8

3. Kerusakan pembuluh darah otak dapat berupa pecahnya pembuluh darah

(stroke) dan kerusakan dinding pembuluh darah

4. Gagal ginjal

5. Kerusakan pada masa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan

sampai kebutaan

9

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Data Umum

Nama kepala keluarga

Alamat

Pekerjaan

Pendidikan

: Tn. B

: RT. 2 RW. III Kelurahan Gunung Anyar

: Buruh Pabrik

: SMP

Daftar anggota keluarga:

No. Nama J.K Hubungan dengan

Keluarga

Umur Pendidikan Status

Imunisasi

Ket.

1

2

3

4

Tn B

Ny. S

An. M

An. F

L

P

L

P

Bapak

Ibu

Anak

Anak

46

40

15

9

SMP

SD

SMP

SD

Lengkap

Lengkap

Lengkap

Lengkap

TBC

HT

Sehat

Sehat

Genogram :

10

15

4640

9An. M

An. F

Ny. STn. B

Keterangan:

Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu rumah

terdapat Ayah. Ibu dan anak Keluarga ini berbudaya suku jawa yang

mempunyai anggapan makan tidak makan asal kumpul, sehingga akan

dapat mempercepat penularan penyakit jika salah satu anggota keluarga

menderita penyakit yang dapat menular. Keluarga ini menganut agama

Islam. Kepala keluarga bekerja, sebagai Buruh Pabrik.

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Riwayat kesehatan anggota keluarga:

a. Ny. S

Ny. S mengatakan bahwa ia menderita tekanan darah tinggi. Ny. S

mengungkapkan bahwa didalam keluarganya tidak memiliki penyakit

keturunan seperti kencing manis maupun penyakit menular.

Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/90 mmHg, Ny. S

batuk terus menerus dan pada saat dilakukan pemeriksaan fisik

(auskultasi) terdengar ronkhi. Ny. S juga mengatakan bahwa ia sering

sakit kepala/ pusing.

b. Tn. B

Selama ini tidak pernah menderita penyakit berat. Sakit yang

sering dialami adalah flu dan batuk dan pada saat ia sakit maka ia akan

membelikan obat-obat yang ada di warung dan jika belum sembuh

maka ia akan pergi ke Puskesmas.

11

Laki-laki Perempuan.

Penderita Hipertensi

Tinggal serumah

Penderita TBC

c. An. M

Penyakit yang sering diderita oleh An. M adalah batuk pilek.

Usaha yang dilakukan oleh ibu untuk mengatasi hal ini adalah

membelikan obat di warung yang dijual bebas, apabila masih sakit

maka oleh ibu akan dibawa ke puskesmas.

d. An. F

Selama ini tidak pernah menderita sakit berat, sakit yang sering

dideritanya adalah batuk pilek yang oleh ibunya akan dibelikan obat di

warung dan apabila tidak sembuh akan dibawa ke puskesmas.

3. Lingkungan

Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas

rumah keseluruhan + 75 M2 dengan jumlah kamar yang dimiliki adalah 4

kamar tidur, 2 ruang tamu, 1 kamar mandi, 1 dapur, serta 1 ruang keluarga

yang berfungsi untuk tempat menonton televisi bersama. Pencahayaan di

dalam rumah ini kurang karena rumah masih tampak gelap pada kamar-

kamarnya dan pada bagian kamar belakang ventilasi kurang karena tidak

memiliki jendela, lantai rumah tampak kotor. Air minum yang digunakan

oleh keluarga ini adalah air PDAM yang sudah dimasak. Keluarga ini

memiliki tempat tinggal yang tetap dan tidak berpindah-pindah.

Denah rumah Ny. S

Keterangan:

1. Kamar tidur

2. Ruang tamu

3. Ruang keluarga.

4. Dapur

5. Kamar mandi

Di lingkungan RT setempat memiliki budaya untuk selalu mengunjungi

warga yang sakit dengan memberikan sedikit bantuan sehingga dapat

meringankan beban keluarga yang sakit. Ny. S Mengatakan bahwa ia

12

1

1

1

1

2

2

3

45

mengikuti kegiatan arisan di lingkungan RT 3 tetapi jika ia sakit ia tidak

mengikutinya.

4. Struktur Keluarga

Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga

semua anggota keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.

Menurut Ny. S di dalam keluarganya menganut norma yang berlaku di

dalam masyarakat dan adat jawa.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Menurut Ny. S ia senang memiliki keluarga yang lengkap (anak

dan cucu) serta sangat senang karena dapat berkumpul dengan mereka.

Keluarga tampak harmonis, saling memperhatikan satu dengan yang

lain serta saling menghargai satu dengan yang lain, apabila ada

anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan

membantu sesuai dengan kemampuan.

b. Fungsi sosialisasi

Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini

tampak kepedulian anggota keluarga dengan saling tolong menolong

dalam melaksanakan tugas didalam keluarga ini. Keluarga ini juga

membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya

terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras rumahnya untuk

berbincang-bincang dengan anggota keluarga.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa penyakit

takanan darah tingginya berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya

kontrol, ia juga tidak mengetahui tanda-tanda terjadinya peningkatan

tekanan darah yang diketahuinya hanya kepala pusing. Ny S.

mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan makanan apapun

karena ia tidak tahu serta makanan yang dikonsumsinya sama dengan

makanan yang dikonsumsi oleh keluarga (tidak disendirikan karena

13

kurang garam).

Menurut keluarga sakit yang dialami Ny. S ini tidak terlalu

dirasakan karena Ny. S dibawa ke puskesmas jika ada keluhan saja.

Anggota keluarga mengatakan bahwa ia tidak mengetahui akibat yang

bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol serta

cara merawat anggota keluarga yang sakit.

Keluarga mengatakan bahwa yang menjaga kebersihan rumah

adalah Ny. S dibantu oleh anak-anaknya secara bergantian. Keluarga

mengatakan bahwa mereka melakukannya karena kebiasaan. Keluarga

mengetahui jika sakit ia harus pergi ke puskesmas apalagi puskesmas

yang ada cukup dekat rumah dengan hanya berjalan kaki maka akan

sampai.

6. Stres dan Koping Keluarga

Ny. S mengatakan bahwa di dalam keluarganya jika ada masalah

mengenai anak, sekolah anak atau apapun akan berusaha diselesaikan

dengan berunding bersama-sama untuk mencari jalan yang terbaik.

Dan apabila masalah tersebut belum terpecahkan juga maka keluarga

akan minta bantuan kepada anggota keluarga yang lebih tua dalam

membantu memecahkan masalah.

7. Pemeriksaan Fisik

a. Ny. S

Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/90 mmHg, Ny. S batuk

terus menerus dan pada saat dilakukan pemeriksaan fisik terdengar

ronkhi (auskultasi), konjungtiva merah muda, sklera putih.

b. Tn. B

Pada pemeriksaan fisik Tn. B dalam batas normal, tidak ada kelainan

pada sistem organ. Tekanan darah 120/80 mmHg.

c. An. F

An. F tampak segar dengan riang ia bermain kesana kemari. Berat

badan yang dimiliki oleh anak F adalah 15 kg.

14

8. Harapan Keluarga

Keluarga mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi masalah

yang dihadapi oleh keluarganya dan ia mengharapkan dapat membantu

mempercepat kesembuhan bagi penyakit yang sedang dideritanya.

9. Kesimpulan

Keluarga Ny. S merupakan keluarga besar dengan keadaan ekonomi

pas-pasan. Dimana penghasilan keluarga berasal dai Tn. MS dan Tn. MI.

keadaan rumah permanen, penerangan cukupan, ventilasi cukupan dengan

lantai yang agak kotor dan cukup lembab. Keluarga kurang mengetahui

bagaimana perawatan pada anggota keluarga yang menderita tekanan darah

tinggi. Didalam rumah ini terdapat MCK milik sendiri.

Keluarga mempergunakan air PDAM untuk dikonsumsi sebagai air

minum dengan dimasak terlebih dahulu tentunya. Di dalam keluarga ini

Ny. S usia 52 tahun menderita hipertensi tekanan darah pada saat dilakukan

pengkajian 160/90 mmHg. Ia juga sedang batuk yang sudah terjadi + 2

minggu. Keluarga mengatakan sudah membawa Ny. S untuk berobat tetapi

tidak kunjung sembuh juga batuk yang dialaminya.

B. ANALISA DATA

Tgl Data Etiologi

Diagnosa /

Masalah

Keperawatan

10/8/13 S : - Ny. S mengatakan

sering mengalami

sakit kapala sampai

di bagian belakang

leher dan leher

terasa kaku.

- Ny. S mengatakan

Selama ini tidak ada

pantangan makan

Ketidak

mampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang menderita

tekanan darah

tinggi.

Resiko cidera:

perdarahan otak

pada anggota

keluarga Tn. M

yaitu Ny. S

15

dan jarang kontrol

ke Puskesmas.

- Bila pusing Ny. S

mengatakan di obati

dengan membelikan

obat di warung.

O : - Tekanan darah saat

pengkajian

200/100mmHg.

- Nadi 100 x/mnt.

- Respirasi 20 x /mnt.

- Kaku leher (+).

- Oedema (-/-).

- Kelemehan otot -/-

- Ny. S berusia 65 th

10/8/13 S : - Tn. M mengatakan

mulutnya terasa

pahit jika tidak

merokok.

- Tn. M mengatakan

biasanya merokok

setiap kali selesai

makan dan minum

kopi.

O : - Tekanan darah

110/60 mmHg, usia

Tn. M 72 th.

- Nadi 80 x/mnt.

- Respirasi 20 x/mnt.

Ketidakmampuan

keluarga

mengambil

keputusan untuk

mengatasi

kebiasaan kurang

sehat: merokok

Resiko terjadinya

gangguan saluran

pernafasan

(ISPA) pada

Tn.M

16

- Rochi -/-.

- Wheezing -/-.

- Sessak (-)

C. SKORING

Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak)

Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah

Tidak sehat.

2. Kemungkinan

masalah dapat diubah

Sebagian

3. Potensi masalah

untuk dicegah

Cukup

4. Menonjolnya

masalah.

Ada masalah tetapi

tidak perlu ditangani

3/3 x 1 = 1

½ x 2 = 1

2/3 x 1 = 2/3

½ x 1 = ½

1. Adalah kurang/ tidak sehat dan

memerlukan penanganan yang

secepatnya untuk mencegah

peningkatan tekanan darah atau

terjadinya komplikasi akibat

peningkatan tekanan darah.

2. Masalah dapat diatasi sebagian

karena keluarga kurang memiliki

pengetahuan tentang cara merawat

anggota keluarga yang menderita

tekanan darah tinggi.

3. Masalah dapat diubah karena

penyakit hipertensi meruapakan

suatu penyakit yang dapat

dipertahanakan dengan menjaga

keseim bangan tekanan darah.

4. Keluarga tidak menyadari betapa

pentingnya menjaga kestabilan

tekanan darah pada penderita

hipertensi

Total skor 3 ¼

17

Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA)

Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah

Ancaman kesehatan.

2.Kemungkinan masalah

dapat diubah.

Sebagian.

3. Potensi masalah

untuk dicegah.

Cukup

4. Menonjolnya

masalah.

Ada masalah tetapi

tidak perlu ditangani

2/3 x 1 = 2/3

½ x 2 = 1

2/3 x 1 = 2/3

½ x 1 = ½

1. Merupakan ancaman kesehatan karena

dapat menimbulkan berbagia masalah

kesehatan oleh karena lingkungan

yang kotor.

2. Masalah dapat diatasi sebagian karena

keluarga memiliki fasilitas dan

kemauan untuk menjaga kebersihan

lingkungannya.

3. Masalah dapat diubah karena anggota

keluarga memiliki waktu yang cukup

guna membersihkan rumah.

4. Keluarga tidak menyadari bahwa

lingkungan yang kotor dapat

menimbulkan penyakit.

Total skor 3

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak) berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit tekanan darah tinggi.

2. Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA) berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah.

18

E. INTERVENSI

No. Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Kriteria Hasil

Umum Khusus

1 Resiko cidera

(perdarahan

pada pembuluh

darah di otak)

berhubungan

dengan

ketidakmampu

an keluarga

dalam merawat

anggota

keluarga yang

sakit tekanan

darah tinggi.

Setelah dilakukan

perawatan /

kunjungan 4x

diharapkan

keluarga mampu

merawat anggota

keluarga yang

menderita tekanan

darah tinggi.

Keluarga mampu :

a. Menyebutkan

kembali tentang

kemungkinan

penyebab

terjadinya

peningkatan

tekanan darah.

b. Menyebutkan

tanda dan

gejala

terjadinya

peningkatan

tekanan darah.

c. Menyebutkan

akibat yang

bisa terjadi bila

tekanan darah

terlalu tinggi.

d. Menyebutkan

makanan yang

boleh dan tidak

boleh untuk

penderita

tekanan darah

tinggi.

e. Memeriksakan

diri secara

teratur.

a. Menyebutkan

semua makanan

yang boleh

dikonsumsi dan

yang tidak

boleh

dikonsumsi.

b. Memeriksakan

diri ke

pelayanan

kesehatan.

c. Masakan yang

dikonsumsi

sudah tidak asin

lagi (rendah

garam).

d. Menyediakan

makanan yang

rendah garam.

19

f. Penderita mau

mengurangi

konsumsi

garam.

g. Menyediakan

makanan yang

rendah garam.

2 Resiko

terjadinya

penyakit (DHF

dan ISPA)

berhubungan

dengan

ketidakmampu

an keluarga

dalam

memelihara

lingkungan

rumah.

Setelah dilakukan

kunjungan 2x

keluarga

diharapkan

mampu

memeliharalingku

ngan rumah yang

sehat.

Keluarga dapat :

a. Menyebutkan

beberapa syarat

rumah sehat.

b. Menyebutkan

kembali

dampak dari

lingkungan

rumah yang

tidak sehat.

c. Menjaga

kebersihan

lingkungan

rumah terutama

kamar.

d. Merapikan baju

yang

bergantungan.

e. Membersihkan

lingkungan

rumah secara

teratur.

a. Menyebutkan 3

syarat rumah

yang sehat.

b. Menyebutkan 2

dari 3 manfaat

rumah yang

bersih.

c. Rumah tampak

rapi dan tidak

ada baju yang

bergantungan.

d. Membersihkan

rumah setiap

hari.

e. Membersihkan

kamar mandi

secara teratur.

No. Diagnosa Intervensi Evaluasi

20

Keperawatan

1 Resiko cidera

(perdarahan pada

pembuluh darah di

otak) berhubungan

dengan

ketidakmampuan

keluarga dalam

merawat anggota

keluarga yang sakit

tekanan darah tinggi.

1. Jelaskan kepada

keluarga tentang

kemungkinan

penyebab terjadi

peningkatan tekanan

darah.

2. Jelaskan tentang

tanda / gejala

terjadinya

peningkatan tekanan

darah.

3. Jelaskan tentang

akibat dari

peningkatan tekanan

darah.

4. Jelaskan kepada

keluarga tentang diet

pada penderita

tekanan darah tinggi.

5. Observasi

kemampuan keluarga

setelah mendapat

penjelasan dari

petugas.

6. Anjurkan kepada

keluarga untuk

memeriksakan diri

secara teratur.

7. Motivasi penderita

untuk mengurangi

1. Menyebutkan

kemungkinan

penyebab terjadinya

peningkatan tekanan

darah.

2. Menyebutkan tanda

peningkatan tekanan

darah.

3. Menyebutkan

akibatyang bisa

terjadi

pada peningkatan

tekanandarah.

4. Menunjukkan

makanan yang boleh

dan tidak boleh

dimakan.

21

garam dalam setiap

makanan.

8. Anjurkan kepada

keluarga untuk

menyediakan

makanan yang sesuai

dengan diet.

2 Resiko terjadinya

penyakit (DHF dan

ISPA) berhubungan

dengan

ketidakmampuan

keluarga dalam

memelihara

lingkungan rumah.

1. Jelaskan kepada

keluargatentang

syarat rumah

yangsehat.

2. Jelaskan kepada

keluargatentang hal-

hal dapat

terjadiakibat rumah

yang kurangsehat

(lembab, kurang sinar

matahari, bak mandi

jarangdikuras).

3. Diskusikan dengan

keluarga tentang

pembagian

tugasdalam menjaga

kebersihan rumah.

4. Anjurkan kepada

keluargauntuk

membuka

jendela,melipat baju

yang bergantungan.

5. Anjurkan kepada

keluargauntuk tetap

1. Menyebutkan

kembalisyarat dari

rumahyang sehat.

2. Menyebutkan

akibatyang bisa

timbulakibat

lingkungan rumah

yang tidak sehat.

3. Keluarga mau melipat

baju yang

bergantungan.

4. Keluarga

membersihkan rumah

secarateratur.

22

menjagakebersihan

lingkungan rumah.

6. Beri pujian untuk

tindakanyang tepat.

F. IMPLEMENTASI

Diagnosa Keperawatan Pelaksanaan

Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh

darah di otak) berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit tekanan darah

tinggi.

1. Menjelaskan kepada keluarga bahwa

tekanan darah tinggi bisa terjadi

akibat ada faktor keturunan,

peningkatan usia, dan tidak mejaga

keseimbangan makanan.

2. Menjelaskan kepada keluarga tentang

tanda dan gejala dari peningkatan

tekanan darah antara lain:

- Kepala pusing

- Tengkuk/ leher terasa kaku

- Mata berkunang-kunang

3. Menjelaskan kepada keluarga dampak

yang bisa terjadi akibat dari tekanan

darah tinggi yang tidak terkontrol

yaitu:

- Perdarahan pada otak atau orang

lazim menyebutnya stroke atau

lumpuh separo atau lumpuh total

- Kematian akibat stroke yang

parah

4. Menjelaskan kepada keluarga bahwa

tekanan darah yang tinggi dapat

diturunkan dengan:

- Mengatur makanan/

23

keseimbangan makanan

- Makanan rendah garam (kurang

garam)

- Olahraga secara teratur

- Mengkonsumsi makanan yang

dapat menurunkan tekanan darah

antara lain:

Buah belimbing, buah ketimun,

daun alpukat.

5. Menganjurkan keluarga untuk

melakukan kontrol secara teratur ke

puskesmas untuk mengetahui tekanan

darah.

6. Menganjurkan kepada keluarga untuk

menjelaskan kembali kepada petugas

tentang hal-hal yang telah dijelaskan

oleh petugas.

Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA)

berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam memelihara lingkungan

rumah

1. Menjelaskan kepada keluarga dampak

yang bisa muncul akibat rumah yang

kurang bersih dan sirkulasi udara

tidak lancar serta ruangan yang

kurang sinar matahari, antara lain:

- Banyaknya nyamuk

- Mempercepat penularan penyakit

- Penyakit pernafasan (seperti

batuk, flu, pilek, alergi)

2. Menjelaskan kepada keluarga

beberapa syarat rumah sehat antara

lain:

- Penerangan dengan sinar

24

matahari yang cukup

- Sirkulasi udara yang lancar

- Lantai yang keras dan bersih

3. Mediskusikan dengan Ny. S dalam

membagi tugas untuk menjaga

kebersihan lingkungan rumah.

4. Menganjurkan kepada keluarga untuk

membuka jendela yang yang ada

selebar-lebarnya setiap hari agar

sirkulasi udara lancar.

5. Menyarankan kepada keluarga untuk

menjaga kebersihan rumah secara

bergantian.

6. Menganjurkan kepada keluarga untuk

menjelaskan kembali kepada petugas

tentang syarat rumah sehat dan

pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan.

Melakukan penyuluhan dengan topik

tanda dan gejala terjadinya peningkatan

tekanan darah.

Melakukan penyuluhan dengan topik diet

untuk penderita tekanan darah tinggi.

G. EVALUASI

Tanggal Evaluasi

25

S : - Ny. S mengatakan bahwa ia

sudahmembersihkan kamarnya dan melipat baju

yang bergantungan, serta menyapu lantai.

- Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyuruh

anaknya untuk menguras bak kamar mandi dan

sudah di lakukannya.

O : - Rumah tampak bersih dan rapi.

A : - Bak mandi bersih (tidak ada

jentik/ larva).

- Masalah teratasi.

P : Rencana perawatan dihentikan.

S: - Ny. S mengungkapkan pusing

yang dirasakan sudah berkurang.

- Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyendirikan

makanannya yang garamnya sudah dikurangi.

O: - Tekanan darah 140/90 mmHg.

- Masakan yang dikonsumsi oleh Ny. S sudah tidak

asin lagi.

A: - Masalah teratasi.

P : - Rencana perawatan dihentikan.

- Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu kontrol

ke puskesmas/ pusat pelayanan kesehatan secara

teratur.

TUGAS MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN 26

KELUARGA DENGAN HIPERTENSIUntuk memenuhi tugas kelompok matakuliah Keperawatan Komunitas II

Oleh :

Agus Safarming

Dahliyanto

Heppy Kharisma Erkada

Mashita Adishakina Islami

Mery Fuji Astutik

S-1 KEPERAWATANFAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP2013-2014

27