Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Disebut sebagai “pembunuh diam- diam” karena orang hipertensi sering tidak menampakkan gejala. Institute Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup. Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara mereka menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya. Misalnya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan arteri renalais atau penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan. Hipertensi merupakan risiko morbiditas dan mortalitas premature, yang meningkat sesuai dengan 1 Depto Boedack Letoeng Punye Document Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Transcript of Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Page 1: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi

manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg  dan tekanan

diastolic 90 mmHg.

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,  stroke dan gagal ginjal.

Disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang hipertensi sering tidak

menampakkan gejala. Institute Nasional  Jantung, Paru dan Darah memperkirakan

separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit

ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau teratur karena hipertensi merupakan

kondisi seumur hidup.

Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara

mereka menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan

penyebab medisnya. Misalnya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab

tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan arteri renalais atau penyakit

parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan.

Hipertensi merupakan risiko morbiditas dan mortalitas premature, yang

meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik. Laporan Joint

Nationale Committee on Detection Evaluation and Treatment of High Blood Presure

(1993) yang kelima mengeluarkan panduan baru mengenai deteksi, evaluasi dan

penanganan hipertensi. Komite ini juga memberikan klasifikasi tekanan darah pada

individu berumur 18 tahun ke atas, yang akan sangat berguna sebagai criteria tindak

lanjut bila digunakan berdasarkan pemahaman bahwa diagnosis didasarkan pada rata-

rata dua pengukuran yang dilakukan secara terpisah.

Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil (intermitten) pada

individu pada akhir 30-an dan awal 50-an dan secara bertahap menetap. Pada suatu

saat dapat saja terjadi secara mendadak dan berat, perjalannya dipercepat atau

“maligna” yang menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat. Gangguan

1Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 2: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan rangsangan kopi yang

berlebihan, serta tembakau obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tetapi

penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan. Penyakit ini lebih banyak

menyerang wanita daripada pria, tetapi pria khususnya pria Amerika keturunan

Afrika, lebih tidak mampu menoleransi penyakit ini. Di Amerika Serikat, insidens

hipertensi meningkat sesuai proses penuaan dan insidens pada orang Amerika

keturunan Afrika jauh melebihi orang kulit putih.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusunan makalah ini untuk

mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan penyakit

hipertensi

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran umum tentang hipertensi yang terjadi.

1.3.2 Tujuan  Khusus

1. Mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, serta tanda dan gejala

yang terjadi pada pasien penderita hipertensi.

2. Mengetahui penatalaksanaan dan asuhan keperawatan keluarga yang

seharusnya diberikan pada pasien penderita hipertensi

2Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 3: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 PENGERTIAN

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas

140 mmHg dan tekanan diastolic nya diatas 90 mmHg (Smith Tom, 1995). Menurut

WHO penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau

sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama dengan atau lebih besar 95

mmHg.

Hipertensi dikatagorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104

mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105-114 mmHg, dan

hipertensi berat  bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih (Smith Tom, 1995).

2.2 ETIOLOGI

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua golongan

besar, yaitu(Lany Gunawan,2001)

1. Hipertensi Primer (Essensial), yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.

2. Hipertensi Sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.

Hipertensi primer belum diketahui pasti penyebabnya, penelitian sebelumnya

menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan hipertensi. Factor-faktornya

adalah sebagai berikut:

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan

lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita

hipertensi.

2. Ciri Perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,

(jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamin (laki-laki

3Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 4: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

lebih tinggi daripada perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak daripada

kulit putih).

3. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menimbulkan hipertensi adalah; konsumsi

garam yang tinggi (melebihi 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress, dan

pengaruh lain, misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan

(ephedrine,prednisone, dan epinephrin).

2.3 PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini  bermula jaras

saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna

medulla spinalis ganlia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf

simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan kontriksi pembuluh

darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.

Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat  bersamaan dimana system saraf simpatis

merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.

Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi.

Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan

aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan

angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor

kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.

Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan

hipertensi.4

Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 5: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada

sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang

terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh

darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume sekuncup),

mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner &

Suddarth, 2002).

2.4 TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada hipertensi menurut Edward K Chung, 1995 adalah sebagai

berikut:

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri. Hal ini berarti

hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan artei tidak terukur.

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri

kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini meruapakan gejala terlazim yang

mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan. Peninggian tekanan

darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala . Bila demikian gejala baru

muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung,. Gejala

lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga

berdengung, berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing.

2.5 PENATALAKSANAAN

Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko

penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi

adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan

tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengntrol factor risiko. Hal ini dapat di

capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.5

Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 6: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

a. Terapi tanpa Obat

1. Diet; yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari

Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

Penurunan berat badan

Penurunan asupan etanol

b. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.

Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan lain-

lain.

Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.

Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau 72-

80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.

Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5 kali/minggu.

c. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)

Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang

penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat

mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.

d. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja

tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar

penderita dapat bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah

sebagai berikut :

1. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.

2. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE, penghambat

reseptor angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker,

antagonis Ca dan diuretic

3. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan

inhibitor ACE.

4. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.

6Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 7: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

5. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin kerja

sama.

6. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE

(dengan disfungsi sistolik).

7Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 8: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

3.1 RIWAYAT KASUS

Di keluarga bapak Ardiansyah (58 tahun) ada istrinya yaitu ibu Rani (48

tahun) yang mengalami hipertensi. Bapak Ardiansyah dan ibu Rani tinggal bersama

kedua anaknya yaitu Mira (22 tahun) putrid pertamanya dan Aditya (15 tahun) putra

kedua mereka. Keluarga mengatakan bahwa ibu Rani telah menderita penyakit darah

tinggi sejak 2 tahun yang lalu. Keluarga juga mengungkapkan bahwa ibu Rani lebih

cepat tersinggung dan gampang marah. Ibu Rani sering mengeluh pada keluarganya

kalau Ia sering mengalami sakit di belakang kuduk, sering pusing, kepala berdenyut-

denyut dan jantung berdebar-debar. Keluarga mengatakan bahwa ibu Rani suka

makan ikan asin dan daging.

Pada pemeriksaan fisik ibu Rani, didapatkan tekanan darahnya 150/100

mmHg. Ketika ditanya kepada keluarga  mengenai penyakit ibu Rani, keluarga

mengatakan bahwa penyakit ibu Rani merupakan penyakit yang diturunkan dari

ayahnya yang sudah meninggal. Keluarga mengatakan ibu Rani dibawa ke Puskesmas

kalau penyakitnya kambuh dan keluarga juga menyatakan jika mereka tidak melarang

memakan makanan kesukaannya dan keluarga tidak memisahkan makanan yang

dikonsumsi anggota keluarga dengan makanan yang dikonsumsi ibu Rani, keluarga

juga mengungkapkan bahwa ibu Rani mudah lelah ketika melakukan aktifitas.

3.2 PENGKAJIAN

1. Identitas keluarga

Nama keluarga                    : Ardiansyah

Alamat                                 : Jl. BATU 5, TANJUNGPINANG

Komposisi keluarga              :

Nama Gender Hubunga

n

Usia Tempat

lahir

Pekerjaa

n

Pendidikan Status

kesehatan

Ardiansyah L Ayah 58

th

Tarempa PNS S1 Sehat

8Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 9: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Rani P Ibu 48

th

TPI IRT SMA Sakit

Mira P Anak 22

th

TPI Mahasiswi S1 Sehat

Aditya L Anak 15

th

TPI Pelajar SMU sehat

Genogram

Tipe keluarga

Keluarga dengan tipe keluarga inti dimana hanya  ada bapak Ardiansyah, ibu

Rani, dan kedua anaknya Mira dan Aditya.

Latar Belakang budaya

Keluarga ini adalah sebuah keluarga dari suku Melayu asli. Jaringan social

keluarga berasal dari kelompok etnis dan agama yang sama. Kegiatan

keagamaan menjadi kegiatan utama.

9Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 10: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Identifikasi Religius

Keluarga terlibat secara aktif dalam praktik-praktik dalam sistem keyakinan

ajaran Islam.

Status Kelas Keluarga

Keluarga mengatkan bahwa Ayah merupakan pencari nafkah. Terkadang ibu

juga menerima pesanan catering untuk menambah penghasilan keluarga.

Status Ekonomi

Keluarga mengatakan memiliki pendapatan yang mencukupi kebutuhan

mereka, penghasilan tetap.

Aktivitas Rekreasional

Bapak Ardiansyah dan Ibu Rani nmengatakan sering memanfaatkan waktu

luang mereka untuk bercocok tanam di kebunnya, merawat dan memetik

sejumlah hasil tanaman yang mereka tanam. Sementara kedua anaknya sering

pergi bersama teman-teman mereka.

2. Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga sedang berada dalam tahap mengadapi anak remaja/dewasa muda.

Jangkauan sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dalam hal papan,

sadang dan pangan,     keamanan dan kenyamanan terjaga dengan baik.

Pemeliharaan hubungan anak-orang tua memuaskan.

Riwayat keluarga

Keluarga mengatakan bahwa bapak Ardiansyah dan ibu Rina tinggal bersama

anak-anaknya. Mereka mengatakan bahwa selama tidak ada permasalahan

/konflik yang berarti dalam keluarga mereka.

10Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 11: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Riwayat keluarga asal dari kedua orang tua:

Keluarga mengatakan Orang tua Bapak Ardiansyah tinggal di Tarempa

Kabupaten Anambas dan bekerja sebagai nelayan tradisional. Anak-anak

dibesarkan deengan nilai-nilai agama yang tinggi. Meskipun keadaan ekonomi

mereka menengah ke bawah, tapi orang tua Bapak Ardiansyah mampu

membiayai biaya pendidikan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Orang tua

Ibu Rani tinggal di Tanjungpinang. Sebelum kedua orang tersebut meninggal,

saat Ibu Rani 20 th, dan Ibu Rani yang membesarkan adik laki-laki dan

perempuan sampai mereka dewasa.

3. Struktur Keluarga

Pola komunikasi keluarga

Ibu Rani selalu mengemukakan persoalan-persoalan dan  meminta pendapat

suaminya, begitu pula sebaliknya. Bapak Ardiansyah dan kedua anaknya

mengatakan bahwa komunikasi mereka dengan ibu mereka terkadang

terganggu saat penyakit Ibu Rani kambuh, Ibu Rani menjadi mudah

tersinggung dan cepat marah sehingga Bapak Ardiansyah dan kedua anaknya

sulit mengutarakan sesuatu karena khawatir Ibu Rani tersinggung. Saat Ibu

Rani kambuh, keluarga memilih untuk diam saja.

Sruktur kekuatan keluarga:

Bapak Ardiansyah berperan memberikan nafkah sedangkan Ibu Rani mengatur

pengeluaran dalam rumah tangga.

Strukur  peran keluarga

Bapak Ardiansyah

Ayah dan suami, dia sebagai pencari nafkah sekaligus pemimpin dalam

keluarga.

Ibu Rani

Ibu dan istri, bertindak sebagai ibu rumah tangga yang melakukan aktivitas

sehari dalam rumah tangga seperti memasak, menyuci, membersihkan

rumah, berbelanja.

Mira11

Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 12: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Anak dan kakak. Anak pertama dan kakak, sudah sering dilibatkan dalam

pengambilan keputusan dalam keluarga. Di sela-sela waktu luang kuliah,

dia menyempatkan diri untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

Aditya

Anak dan adik. Anak yang patuh dan berprestasi di sekolah.

Nilai-nilai keluarga

Sangat dipengaruhi oleh agama dan norma di sekitar lingkungan tempat

tinggal.

4. Lingkungan

Karakteristik rumah

Sebuah rumah permanen dengan 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga,

dapur, ruang makan dan kamar mandi yang terlihat bersih dan dilengkapi

sejumlah perabotan yang tertata rapi. Ventilasi ; pada setiap kamar tidur

terdapat 2 jendela dengan ukuran 70 X 110 cm. Pada ruang tamu terdapat 4

jendela dengan ukuran 60 X 110 cm. Dapur juga memiliki 3 jendela dengan

ukuran 60 X 110 cm. Di ruang keluarga terdapat 4 jendela dengan ukuran 60 X

110 cm. Penerangan ; setiap ruangan terdapat lampu.

Denah rumah

o Lingkungan di sekitar rumah

Pekarangan ditanami sejumlah bunga dan pohon mangga, jambu dan

kelapa. Pekarangan tampak bersih dan terawat.

o Jaringan dukungan social

Bapak Ardiansyah dan Ibu Rani mempunyai tetangga yang sering mereka

ajak berbicara. Bapak Ardiansyah sering mengutarakan dan meminta

kepada tetangga untuk lebih pengertian dengan sikap istrinya.

o Mobilitas geografi keluargan

Anggota keluarga tinggal dalam lingkungan di sekitar rumah yang sama

selama kehidupan mereka.12

Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 13: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

5. Koping Keluarga

Sumber stessor berasal

Kekambuhan penyakit Ibu Rani yang tidak dapat diperkirakan oleh

keluarga.

Kekhawatiran keluarga pada penyakit Ibu Rani yang tidak kunjung

sembuh.

Muncuknya perubahan sikap dan sifat Ibu Rani sat penyakitnya kambuh.

Kekuatan yang mengimbangi stressor

Ekonomi : Bapak Ardiansyah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap.

Pengertian dari suami dan anak-anak terhadap Ibu Rani

Keikutsertaan dalam pengajian sangat membantu.

Keluarga harmonis.

Suasana rumah yang nyaman.

Adaptasi keluarga

Keluarga menyerahkan apa yang sudah terjadi kepada Tuhan YME.

Menjalankan praktik-praktik keagamaan untuk menenangkan pikiran.

6. Harapan Keluarga

Keluarga mengatakan Keluarga berharap penyakit tekanan darah tinggi Ibu Rani

bisa sembuh. Sehingga keluarga tidak merasa bimbang dan resah mengenai

penyakit yang di alami Ny. R

7. Pemeriksaan Fisik

TD : 150/100 mmHg

RR : 24x/menit

DN : 100x/menit

Nafas : cepat dan pendek, tidak teratur

Kulit : Sianosis

BB : 70 kg

TB : 150 cm

3.3 ANALISA DATA, PENEGAKAN DAN MEMBUAT PRIORITAS MASALAH13

Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 14: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

No Data Diagnosa Keperawatan

Kriteria Skore Pembenaran

1. Keluarga mengatakan bahwa penyakit darah tinggi Ibu Rani merupakan penyakit yang di turunkan oleh keluarganya (ayah Ibu Rani). Keluarga membiarkan Ibu Rani memakan ikan asin dan daging dan tidak memisahkan makanan untuk anggota keluarga dengan makanan Ibu Rani.

Kurang pengetahuan mengenai hubungan antara aturan penanganan dan control proses penyakit pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

Sifat masalah

Kemungkinanmasalah diubah

Potensi untuk dicegah

Menonjolnya masalah

Total skore

3/3 x 1

2/2 x 2

3/3 x 1

2/2 x 1

5

Keluarga mengatakan Ibu Rani menderita tekanan darah tinggi dari orang tuanya.Adanya perawat keluarga yang akan memberikan penkes dengan lengkap.Pada keluarga yang berlatarbelakang pendidikan tinggi.Harus ditangani segera supaya keluarga dapat memutuskan tindakan perawatan yang tepat pada anggota keluarga yang sakit.

2. Data subjektif : Keluarga

mengatakan Ibu Rani sering mengeluh jantung berdebar-debar dan pusing.

Data objektif : TD = 150/110

mmHg DN= 100x/menit Frek. Nafas =

24x/menit Nafas pendek

dan cepat Terdengar bunyi

jantung    S3, kulit sianosis.

Resiko penurunan curah jantung pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

Sifat masalah

Kemungkinanmasalah diubahPotensi untuk dicegah

Menonjolnya masalah

Total skore

2/3 x 1

½ x 2

2/3 x 1

2/2 x 1

2  4/3

Jika tidak diobati maka akan terjadi penurunan curah jantung. Hipertensi sudah terjadi sejak 2 tahun yang lalu.Dengan dukungan pengobatan dari semua anggota keluarga.Untuk mencegah jangan sampai terjadi menurunnya curah jantung.

3. Keluarga mengatakan bahwa Ibu Rani mudah tersinggung dan cepat marah.

Gangguan intregitas ego pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani b.d KMK merawat

Sifat masalah

Kemungkinanmasalah diubah

Potensi untuk dicegah

3/3 x 1

½ x 2

2/3 x 1

Keluhan nyeri sudah terjadi. Tergantung keberhasilan terapi penurunan tekanan darah.Ada dukungan keluarga; pengertian

14Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 15: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

anggota keluarga yang menderita hipertensi. Menonjolnya

masalah

Total skore

½ x 1

3  1/6

dari setiap anggota keluarga.Tidak mengakibatkan akibat fatal terhadap fungsi fisiologis pasien.

4. Keluarga mengatakan bahwa Ibu Rani sering mengeluh sakit di kuduk bagian belakang, kepala berdenyut-denyut.

Aktual nyeri pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

Sifat masalah

Kemungkinanmasalah diubah

Potensi untuk dicegah

Menonjolnya masalah

Total skore

3/3 x 1

2/2 x 2

2/3 x 1

2/2 x 1

3  2/3

Keluhan yang sering diutarakan pada keluarga. Tergantung keberhasilan terapi penurunan tekanan darah.Perawat bisa mengajarkan tehnik-tehnik tertentu pada keluarga.Mengganggu kenyamanan pasien.

5. Keluarga mengatakan bahwa Ibu Rani mudah lelah saat melakukan aktivitas.

Resiko intoleran aktivitas pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hiperetensi.

Sifat masalah

Kemungkinanmasalah diubah

Potensi untuk dicegah

Menonjolnya masalah

Total skore

2/3 x 1

½ x 1

2/3 x 1

2/2 x 1

3 ¹∕6

Ibu Rani masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari yang ringan. Kebiasaan Ibu Rani menyelesaikan aktivitas rumah tangga sendiriAda anggota keluarga

Karena akan berdampak pada kekhawatiran Ibu Rani jika tidak melakukan aktivitas sehari-hari, tanggung jawab rumah tangga terbengkalai.

6. Data Subjektif : Keluarga

mengatakan Ibu Rani suka makan ikan asin dan

Nutrisi; lebih dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak Ardiansyah

Sifat masalah

Kemungkinanmasalah diubah

3/3 x 1

½ x 2

Ibu Rani suka makan makanan sesuka hatinya Karena

15Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 16: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

daging.Data Objektif : BB : 70 kg , TB :

150 cm.

terutama Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderit hipertensi.

Potensi untuk dicegah

Menonjolnya masalah

Total skor

2/3 x 1

2/2 x 1

3 2/3

Prioritas diagnosa adalah :

1. Kurang pengetahuan mengenai hubungan antara aturan penanganan dan kontrol

proses penyakit pada keluarga Bapak Ardiansyah b.d KMK merawat anggota

keluarga yang menderita hipertensi.

2. Resiko intoleran aktivitas pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu

Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

3. Aktual nyeri pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani b.d KMK

merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

4. Nutrisi; lebih dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama

pada Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

5. Gangguan intregitas ego pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani

Risiko penurunan curah jantung pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama Ibu

Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

16Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 17: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

3.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI

No

Diagnosa Tujuan Intervensi EvaluasiTujuan Umum

Tujuan Khusus

Kriteria Standar

1. Kurang pengetahuan mengenai hubungan antara aturan penanganan dan kontrol proses penyakit pada keluarga Bapak Ardiansyah b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi yang ditandai dengan : Keluarga

mengatakan penyakit Ibu Rani berasal dari orang tuanya

Keluarga membiarkan Ibu Rani memakan ikan asin dan daging

Tidak memisahkan makanan

Keluarga memiliki pengetahuan mengenai hubungan aturan penanganan dan kontrol penyakit.

Keluarga mengetahui bahwa penyakit darah tinggi merupakan penyakit yang disebabkan krn gaya hidup yang salah.

Keluarga tidak membiarkan Ibu Rani memakan ikan asin dan daging.

Keluarga memisahkan makanan anggota keluarga dengan makanan Ibu Rani.

Berikan sejumlah informasi mengenai penyakit, gejala dan penyebabnya dan bahaya komplikasi yang ditimbulkan

Anjurkan keluarga untuk membatasi intake makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak

Anjurkan keluarga untuk memisahkan makanan anggota keluarga dengan makanan Ibu Rani.

Vocal

Verbal

Verbal

Keluarga mampu menjelaskan ttg penyakit, gejala, bahaya komplikasi hipertensi.

Keluarga mampu melakukan pengontrolan intake makanan tinggi lemak dan tinggi garam.

Keluarga sudah memisahkan makanan anggota keluarga dengan makanan Ibu Rani.

17Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 18: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

anggota keluarga dengan makanan Ibu Rani

2. Resiko intoleran aktivitas pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi yang ditandai : Keluarga

mengatakan Ibu rani mudah lelah saat beraktivitas

Dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

Ibu Rani bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan rasa nyaman

Tidak mudah merasa lelah saat beraktivitas Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis

Keluarga membantu mengurangi beban aktivitas Ibu Rani.

Kaji respons pasien terhadap aktivitas ; nyeri dada, peningkatan TD yang nyata saat beraktivitas

Anjurkan pasien tentang tehnik penghematan energy mis ;menggunakan kursi saat mandi, melakukan aktivitas secara perlahan-lahan

Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas bertahap jika dapat ditolerir

Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas-aktivitas rumah tangga.

Vocal

Verbal

Verbal

Verbal

Merasa nyaman saat beraktivitas

Ibu Rani melakukan tehnik penghematan energy saat beraktivitas

Ibu Rani melakukan aktivitas bertahap yang dapat ditolerir

Keluarga membantu aktivitas rumah tangga yg biasa dilakukan oleh Ibu Rani

3. Aktual nyeri pada

Nyeri hilang

Keluhan sakit di

Anjurkan pasien untuk

Verbal Pasien segera

18Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 19: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi yang ditandai dengan:Keluarga

mengatakan Ibu Rani sering mengeluh sakit di kuduk bagian belakang, kepala berdenyut-denyut.

belakang kepala hilang

Keluhan kepala berdenyut-denyut hilang.

melakukan tirah baring saat fase akut.

Ajarkan keluarga untuk melakukan tindakan nonfarmakologis untuk menghilangkan sakit kepala seperti kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tehnik relaksasi.

Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengontrol aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan sakit kepala missal batuk panjang, membungkuk.

Anjurkan keluarga untuk selalu melakukan ck tekanan darah setiap 3 minggu sekali

Anjurkan keluarga untuk memantau kebutuhan

Verbal

Vocal

Verbal

Verbal

melakukan tirah baring saat nyeri kambuh.

Keluarga melakukan tehnik-tehnik kompres dingin, pijatan punggung dan leher saat nyeri muncul.

Keluarga selalu mengingatkan supaya Ibu Rani tidak membungkuk

Keluarga membawakan Ibu Rani ke puskesmas 1x/minggu untuk cek TD

Keluarga selalu memantau kepatuhan Ibu Rani dalam menjalankan terapi farmakologis

19Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 20: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

pasien dalam menjalankan terapi farmakologis

4. Nutrisi; lebih dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi yang ditandai dengan:BB:70 kg

TB : 150 cm,

Keluarga mengatakan Ibu rani suka makan daging

Nutrisi tidak berlebih sesuai kebutuhan tubuh

BB turun 1 kg/minggu . menunjukkan perubahan pola makan ( mis pilihan makanan, kuantitas)

Anjurkan keluarga dan pasien untuk menimbang BB setiap minggu.

Menjelaskan pada keluarga dan pasien tentang pengaruh pola makan terhadap penyakit hipertensi.

Anjurkan keluarga untuk memotivasi Ibu Rani melakukan olahraga yang tepat secara individual

Anjurkan keluarga untuk membatasi dan mengontrol intake makanan tinggi lemak.

Verbal

Verbal

Verbal

Ibu Rani selalu menimbang BB setiap minggu dan BB turun 1 kg/minggu

Keluarga mengetahui pengaruh pola makan yang salah terhadap hipertensi

Ibu Rani rajin melakukan olahraga rutin.

Ibu Rani tidak lagi makan makanan tinggi lemak dan garam.

5. Risiko penurunan curah

Tidak terjadi penurunan

Jantung tidak berdebar-

Anjurkan keluarga untuk

Verbal Keluarga selalu memantau

20Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Page 21: Depto Boedack Letoeng Punye Kerje ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

jantung pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi yang ditandai dengan: Keluarga mengatakan Ibu Rani sering mengeluh jantungnya berdebar-debar dan pusingTD: 150/100 mmHg

DJ : 100x/s

RR: 24x/menit

Nafas pendek dan cepat

curah jantung

debar dan tidak pusing

TD : 120/90 mmHg

DJ : 60-100 x/menit

RR : 20x/menit

Nafas pernafasan teratur

Kulit merah muda

memantau kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi

Pantau TD, ukur di kedua tangan Ibu Rani

Auskultasi tonus jantung dan bunyi jantung

Rujuk ke puskesmas dan anjurkan untuk selalu melakukan pemeriksaan tekanan darah.

Pengukuran

Auskultasi

Verbal

kepatuhan terapi dalam menjalankan terapi

TD : 120/90 mmHg

Tidak terdengar tonus jantung dan bunyi jantung III.

Keluarga rutin melakukan kontrol tekanan darahIbu Rani.

21Depto Boedack Letoeng Punye DocumentMahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang