Askep CA Mamae Miftah
Transcript of Askep CA Mamae Miftah
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
1/15
ASKEP CA MAMAE / KANKER PAYUDARA
1. Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudarayang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi
bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang
atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-
bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening(limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker
bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik
T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-
rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto,dkk)
2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun
beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengankejadian kanker payudara, yaitu :
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker
payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remajamembuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh
yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.2. Masa reproduksi yang relatif panjang.
1. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
2. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama
dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
4. Kehamilan dan menyusuiBerkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun
pula.
6. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
7. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 23 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
2/15
payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)
3. Anatomi fisiologi
1. Anatomi payudaraSecara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus
laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan.Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian
lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan
medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
2. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa
pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause.Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi
ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi.
Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada
beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran
maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin
dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidakberguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasimulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Airsusu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal :
534-535)
4. InsidenOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar
kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker
usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari
pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima
besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar
getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004).
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita.
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
3/15
Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudarapada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian
setelah kanker rahim. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00,
Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk).
5. PatofisiologiKanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung
pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya,
dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause
berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause
(postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda
dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai estrogen dependentmengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen,
dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak
manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan
dysplasia. Kehadiran tumor Estrogen Receptor Assay (ERA) pada
jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent.
Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment
(endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy).
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)
6. Gejala klinikGejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di
payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting,
ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang
tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang,
retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan
padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker
di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
7. Klasifikasi kanker payudara
1. Tumor primer (T)
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 : Tumor < 2 cm
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
4/15
T1a : Tumor < 0,5 cmT1b : Tumor 0,51 cm
T1c : Tumor 12 cm
5. T2 : Tumor 25 cm6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung kedinding thorax atau kulit.
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange, satelit
T4c : T4a dan T4b
T4d : Mastitis karsinomatosis
2. Nodus limfe regional (N)1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak
melekat.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu
sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
3. Metastas jauh (M)
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan2. M0 : Tidak ada metastase jauh3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
8. Stadium kanker payudara :
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena
(LN) atau penyebaran luas.2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak
ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke
dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau
keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
(Setio W, 2000, hal : 285)
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
5/15
9. Pemeriksaan diagnostik1) Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur
internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau
kanker.2) Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit
dengan kista.3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma
payudara pada organ lain
4) Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
5) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan
sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan
sentrifugis darah.
(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)
10. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan
adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat
dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai
masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak
sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan
pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya jugatidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapatkeriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah
pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan
periksa lagi.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakangkepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri
dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan padapayudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau
pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya
kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa
kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras
dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya).
Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
6/15
pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinanuntuk sembuh secara sempurna.
6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan
(www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :Ramadhan)
11. Penanganan
Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari
lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan
yang luas dengan kulit yang terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara,
semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya :
seluruh isi aksial.
2) Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe
mamaria interna.
Non pembedahan1. PenyinaranPada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi
pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe
aksila.
2. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yanglanjut.
3. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 - 1600)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,
pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
7/15
laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data,
sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasanproses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang
bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan
keperawatan .
Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan
petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.
Data yang disimpulkan meliputi :
Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama,
umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak, nyeri.
Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
Pengkajian fisik meliputi :
Keadaan umum
Tingkah laku
BB dan TBPengkajian head to toe
Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit
meningkat,trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan
kreatinin.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin
meningkat.
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
8/15
Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinomamammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi
dan pemeriksaan reseptor hormon.
Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
NutrisiKebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan
pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat
sebelum dan sesudah masuk RS.
Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan
sesudah masuk RS.
Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah
sakit.
Personal hygiene
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :
Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap
cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri,
mekanisme koping yang negatif.
Status social
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan
masyarakat lain.
Kegiatan keagamaanKlien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
Klasifikasi Data
Data pengkajian :
Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan
batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat
tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
9/15
keluarga.
Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik ataupenunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan
pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan
pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang
sama dengan masalah yang didapat pada klien.
DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi
lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta
pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
intake tidak adekuat.
PERENCANAAN
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan
perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah
diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi,rasional, implementasi dan evaluasi.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanyapenekanan massa tumor
Ditandai dengan :DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri
menjalar ke
kanan.
DO : - Klien nampak meringis
- Klien nampak sesak
- Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
10/15
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
Nyeri tekan tidak ada
Ekspresi wajah tenangLuka sembuh dengan baik
Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan
penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri
yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan
untuk intervensi selanjutnya.
2) Beri posisi yang menyenangkan.Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk
rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri danmemperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya
peningkatan nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetikRasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat
nyeri tidak dipersepsikan.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi
lengan/bahu.
Ditandai dengan :DS :
Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
Klien mengeluh badan terasa lemah.
Klien tidak mau banyak bergerak.DO :
Klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
Klien dapat beraktivitas seharihari.
Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
11/15
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut padaketerbatasan gerak.
2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasandalam gerakan dan postur.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
Ekspresi wajah tampak murung.
Tidak mau melihat tubuhnya.
DO :
Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.Kriteria Hasil :
Klien tampak tenang
Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan,
sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat
dikenali dan diukur.
3) Diskusikan tanda dan gejala depresiRasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan
gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasanganterhadap perubahan tubuh.
4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian
prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yanglengkap, mendekati normal.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
Ditandai dengan :
DS :
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
12/15
Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
DO :
Klien jarang bicara dengan pasien lain
Klien nampak murung.Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria Hasil :
Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap
penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulaiproses pemecahan masalah
2) Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai
proses adaptasi.
3) Berikan dukungan emosi klien.Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang
memperhatikannya.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO :
Adanya balutan pada luka operasi.
Terpasang drainase
Warna drainase merah muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
Tidak ada tandatanda infeksi.
Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
1) Kaji adanya tandatanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tandatanda infeksi
sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
13/15
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab
infeksi.4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadiproses infeksi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta
pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan
pengobatannya.
Intervensi :
1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan
harapan yang akan datang.Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat
membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi
dalam program terapi.2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan
dan pemasukan cairan yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan
volume sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses
penyembuhan.
3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yangberat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan
penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.
4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh
dengan minyak.Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan
menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom
payudara.
5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
14/15
masih ada. Anjurkan untuk Mammografi.Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang
mengindikasikan terjadinya / berulangnya tumor baru.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
intake yang tidakadekuat
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nafsu makan menurun
Klien mengeluh lemah.
DO :
Setengah porsi makan tidak dihabiskan
Klien nampak lemah.
Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
Nafsu makan meningkat
Klien tidak lemah
Hb normal (1214 gr/dl)
Intervensi :
1) Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan
asupan dalam tindakan selanjutnya.
2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhikebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.
3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besipenambah tenaga.
5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk
kebutuhan energi.
ImplementasiImplementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan
-
7/30/2019 Askep CA Mamae Miftah
15/15
intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siapuntuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektifterhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas
perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan,memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan
kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat
mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses
keperawatan berikutnya
EvaluasiTahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian
hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan
intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika
diperlukan.
Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi
kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.
Daftar Pustaka
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC,
JakartaDixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat,Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC,
Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, ElexMedia