ANTIKOAGULAN
-
Upload
anonymous-db09jmvv -
Category
Documents
-
view
324 -
download
50
Transcript of ANTIKOAGULAN
ANTIKOAGULAN
I. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui dan memahami mekanisme kerja yang mendasari manifestasi
efek toksisitas antikoagulan dan koagulansia.
b. Memahami bahaya penggunaan obat-obatan di atas dan obat lain yang
berefek pada pembekuan darah.
II. Landasan Teori
Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara
mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang
diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses
pembekuan.
Ada beberapa antikoagulan yg banyak digunakan utk pemeriksaan
laboratorium, diantaranya :
1. EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid),
Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium
(kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium.
EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak
mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium
EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA
biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya
digunakan dalam bentuk cair. Perbandingan bentuk kering kira-kira 1 -1,5 mg
EDTA untuk 1 ml darah, kalau bentuk Cair kira-kira 50 μl (kurang lebih 1 tetes)
EDTA 10% untuk 1 ml darah.
EDTA bisa dipakai dalam bentuk kering atau bentuk larutan dengan
perbandingannya sebagai berikut :
-Kering ----→ 1 mg EDTA : 1 ml darah
1
-Larutan ----→ 1 ml EDTA 10% : 5 ml darah
Catatan : Untuk EDTA dalam bentuk kering selama pencampuran harus
digoyang-goyang beberapa saat, karena EDTA bentuk kering lambat larutnya.
2. Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 •2 H2 O )
Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Antikoagulan
Trisodium sitrat dihidrat 3.2% bisa direkomendasikan untuk pengujian koagulasi
dan agregasi trombosit dan penggunaannya adalah 1 bagian citrate berbanding 9
bagian darah. Sedangkan Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk
pemeriksaan LED (laju endap darah) atau ESR (erythrocyte sedimentation rate)
dan penggunaannya adalah 1 bagian sitrat berbanding 4 bagian darah.
3. Heparin
Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja
dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga
menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Ada tiga macam heparin:
ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari ketiga macam
heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai antikoagulan
karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah. Konsentrasi
dalam penggunaan adalah 0,1 – 0,2 mg heparin kering untuk 1 ml darah. Heparin
tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar
belakang biru.
Dosis tepat sangat penting,
Diperlukan monitoring terus-menerus.
Pemberian parenteral dapat menimbulkan nyeri dan hematome di area
infeksi.
Heparin: molekul besar sulit menembus plasenta, tidak masuk ke
ASI (tidak mempengaruhi janin dalam kandungan).
Efek samping:
- Perdarahan.
2
- Alergi
- Osteoporosis terapi lebih dari 6 bulan
- Trombositopenia
- Rambut rontok
- Raksi anafilaktik , Shock
KI:
Peminum alkohol karena mengganggu fungsi hepar.
Antagonis: Heparin adalah Protamin Sulfat.
Interaksi:
Fenilbutazon, Kortikosteroid, Kloramfenikol dapat meningkatkan respon
antikoagulan oral.
4. NH4 dan Ca Oxalat
Pertama-tama ammonium oxalat dicampurkan dgn Na oxalat dgn
perbandingan 3 : 2. Gunakan campuran tersebut sebagai antikoagulan dgn
perbandingan 2 mg campuran tadi untuk 1 ml darah. Antikoagulan amonium
oksalat sebaiknya tidak dipakai untuk pembuatan sediaan hapusan karena bahan
ini bersifat toksik dan menyebabkan perubahan morfologi dari sel-sel darah
5. Kalsium Oksalat
Dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk Ca-0ksalat yang
tidak larut. Dibutuhkan 2 mg untuk setiap I ml darah. Dapat menyebabkan
penyusutan volume darah sehingga tidak baik untuk pemeriksaan volume sel
mengguriakan hematokrit.
6. Natrium Oksalat
Natrium Oksalat dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk
Ca-oksalat yang tidak larut. Dibutuhkan dalam bentuk larutan 0,1 N dengan
perbandingan 1: 9 = Na-oksalat ; Darah.
3
7. Natrium Sitrat
Natrium Sitrat dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk Ca-
sitrat yang tidak larut. Dibutuhkan dalam bentuk larutan 3,8% dengan
perbandingan 1: 4= Na-sitrat : Darah
III. Alat dan Bahan
- Alat :
~ timbangan hewan
~ alat suntik
~ stopwatch
~ gunting
- Bahan :
~ heparin 1000u/kgBB
IV. Cara Kerja
- Timbang hewan dan hitung dosisnya.
- Injeksikan hewan dengan obat secara i.p, untuk kontrol gunakan Nacl
Fisiologi 1%.
- Setelah 30 menit, potonglah ekor mencit kira-kira 2 mm dari ujunga
paling distal.
- Setelah ekor dipotong, cepat-cepat celupkan ekor mencit ke dalam air
hangat 370C.
- Catat waktu pendarahan, mulai pada saat memotong ekor sampai darah
berhenti mengalir. Bandingkan dengan kontrol.
- Bahas hasil dan ambil kesimpulan.
V. Hasil dan Pembahasan
- Hasil :
Perhitungan Dosis :
BB Mencit = 34 gram = 0,034 kg
4
Dosis : 1000 u/kgBB
VAO : 0,34 ml
Konsentrasi obat : 100 u/ml
VAO = Berat (kg) x Dosis (mg/KgBB)
Konsentrasi (mg/ml)
= 0,034 kg x 1000 u/KgBB
100 u/ml
= 0,34 ml
Tabel. Bleeding Time (BT)
Kel. DOSIS BB (g) VAO BT
IVitamin K 30 0,30 00.01.56
Kontrol NaCl 1% 32 0,32 00.02.35
II Vitamin K 31 0,31 00.02.47
III Asetosal (100mg/ml) 23 0,23 00.02.10
IV Asetosal (100mg/ml) 31 0,31 00.07.08
V Heparin (1000u/ml) 34 0,34 00.06.29
VI Heparin (1000u/ml) 32 0,32 00.04.12
- Pembahasan :
Pada praktikum ini, dilakukan untuk mengetahui efek obat antikoagulan
dengan menggunakan hewan percobaan. Parameter yang diamati adalah Bleeding
Time (BT) atau waktu pendarahan. Adapun langkah pertama yang dilakukan
adalah menyuntikkan hewan percobaan (mencit) dengan Heparin (suatu
antikoagulansia) sesuai dosis yang telah ditentukan. Setelah 30 menit ekor paling
mencit dipotong kira-kira 2mm dari ujung, kemudian celupkan ekornya ke dalam
air hangat bersuhu 370C dan dihitung waktu pendarahannya. Suhu air ini harus
5
sesuai dengan temperatur tubuh mencit. Karena, apabila suhu air terlalu tinggi,
darah dikhawatirkan akan terlalu cepat mengalir dan apabila terlalu rendah, darah
akan membeku (keluar sedikit demi sedikit). Ketika pemotongan ekor dilakukan,
cepat-cepat celupkan ekor mencit ke dalam air tersebut dan diusahakan jangan
terlalu kuat memegang ekornya. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan akan
terhenti atau terhambat dikarenakan adanya tekanan dari tangan praktikan.
Hasil yang didapat dalam tabel, ada yang tidak sesuai dengan literatur,
yaitu kelompok 2 dan kelompok 3. Pada kelompok 2, vitamin K merupakan
koagulansia yang memiliki efek pembekuan darah. Namun, Bleeding Timenya
malah lebih lama daripada kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok 3, yaitu
Asetosal adalah obat antikoagulan atau obat yang memiliki efek anti pembekuan
darah. Tetapi, Bleeding Time yang diperoleh malah lebih singkat daripada
kontrol.
Penyimpangan-penyimpangan di atas mungkin diakibatkan pada saat
pemotongan ekor. Panjang-pendeknya ekor yang dipotong dapat berpengaruh
pada lama-singkatnya waktu pendarahan. Semakin panjang ekor yang dipotong,
maka luas luka semakin lebar. Akibatnya, darah mengalir dengan laju dan sulit
untuk membeku atau berhenti. Sedangkan, jika ekor yang dipotong terlalu pendek,
akibatnya darah yang mengalir hanya sedikit dan cepat membeku. Karena,
permukaan luka yang kecil. Selain itu, faktor yang mengakibatkan penyimpangan
adalah keadaan tangan praktikan pada saat memegang ekor mencit. Jika tangan
praktikan terlalu kuat memegang ekor
VI. Kesimpulan
Dari Praktikum yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
o Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara
mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang
diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses
pembekuan.
6
o Ada beberapa antikoagulan yg banyak digunakan utk pemeriksaan
laboratorium, diantaranya :
- EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid)
- Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 •2 H2 O )
- Heparin
- NH4 dan Ca Oxalat
- Kalsium Oksalat
- Natrium Oksalat
- Natrium Sitrat
o Antikoagulan yang memiliki Bleeding time terlama adalah Asetosal
100mg/ml (dari kelompok IV)
VII. Jawaban Pertanyaan-Pertanyaan
1. Jelaskan mekanisme kerja yang mendasari efek farmakologi obat-obat
yang digunakan dalam percobaan ini.
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi toksisitas obat
antikoagulan dan koagulan? Jelaskan alasannya!
3. Jelaskan tanda-tanda atau gejala-gejala keracunan heparin, vitamin K,
dan natrium sitrat.
JAWABAN :
1. MEKANISME KERJA
Heparin mengikat antitrombin III membentuk kompleks yang
berafinitas lebih besar dari antitrombin III sendiri, terhadap beberapa faktor
pembekuan darah aktif, terutama trombin dan faktor Xa. Sediaan heparin
dengan berat molekul rendah (<6000) beraktifitas anti-Xa kuat dan sifat
antitrombin sedangkan sediaan heparin dengan berat molekul yang tinggi
(>25000) beraktifitas antitrombin kuat dan aktifitas anti-Xa yang sedang
Antikoagulan oral merupakan antagonis vitamin K. Vitamin K ialah
kofaktor yang berperan dalam aktivasi faktor pembekuan darah II, VII, IX, X,
yaitu dalam mengubah residu asam glutamat menjadi residu asam Gama
7
karboksiglutamat. Untuk berfungsi vitamin K mengalami siklus oksidasi dan
reduksi dihati. Antikoagulan oral mencegah reduksi vitamin K teroksidasi
sehingga aktivasi factor-faktor pembekuan darah terganggu atau tidak
terganggu. Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas. Respons terhadap
antikoagulan oral dapat dipengaruhi oleh banyak factor misalnya supan
vitamin K, banyaknya lemak yang terdapat dalam makanan atau interaksi
dengan obat lain.
Aspirin menghambat sintesis tromboksan A2(TXA2) didalam
trombosit dan prostasiklin(PGI2) di pembuluh darah dengan menghambat
secara ireversibel enzim siklo-oksigenase (akan tetapi siklo-oksigenasedapat
dibentuk kembali oleh sel endotel). Sebagai akibatnya terjadi pengurangan
agregasi trombosit. Aspirin dosis kecil (20-40 mg) hanya dapat menekan
pementukan TXA2 tetapi dosis yang terbukti efektif (325mg-1g/hari)tidak
selektif.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi toksisitas obat antikoagulan :
I. Fibrinogen
II. Protrombin
III. Tromboplastin jaringan
IV. Ca
V. Faktor labil, proakselerin, Ac-globulin
VI. Faktor stabil, prokonfertin,akselerator,konfersi prorombin serum
(SPCA)
VII. Globulin antihemofilik
VIII. Faktor christmas, komponen tromboplastin plasma (PTC), faktor B
antihemofilik
IX. Faktor Stuart-Prower
X. Anteseden tromboplastin plasma (PTA), faktor C antihemofilik
XI. faktor Hageman
XII. Faktor penstabil fibrin
8
Secara in vitro tromboplastin, yang akan mengubah protrombin (factor II )
menjadi thrombin (factor IIa), terjadi melalui 2 mekanisme yaitu mekanisme
ekstrinsik dan intrinsic.
Pada mekanisme ekstrinsik, tromboplastin jaringan (faktor III), berasal dari
jaringan yang rusak) yang bereaksi dengan faktor VIIa yang dengan adanya
kalsium (faktor IV) akan mengaktifkan faktor X. Faktor Xa bersama-sama faktor
Va, ion dan kalsium fosfolifid trombosit akan mengubah protombin menjadi
trhombin. Oleh pengaruh trombin, fibrinogen (faktor I) akan mengubah menjadi
fibrin monomer (faktor Ia) yang tidakstabil. Fibrin monomer, atas pengaruh faktor
XIIIa akan menjadi stabil dan resisten terhadap enzim proteolitik misalnya
plasmin.
Pada mekanisme intrinsik,semua faktor yang diperlukan untuk pembekuan
darah berada didalam darah. Pembekuan dimulai bila faktor hageman (faktor XII)
kontak dengan suatu permukaan yang bermuatan negatif, misalnya kolagen
subendotel pembuluh darah yang rusak.reaksi tersebut dipercepat dengan
pembentukan komplek antara faktor XII, faktor fitzgerald dan prekalikein.
Faktor XIIa selanjutnya akan mengaktifasi faktor XI, dan faktor Xia
bersama ion kalsium akan mengaktifasi faktor IX. Faktor IX aktif, bersama-sama
faktor VIII, X. Urutan mekanisme pembekuan darah selanjutnya sama seperti
yang terjadi pada mekanisme ekstrinsik. Proses pembekuan darah akan dihantikan
oleh sitem antikoagulan dan fibrinolitik didalam tubuh.
3. Tanda-tanda keracunan
Tanda keracunan heparin adalah pendarahan, Karena heparin berasal dari
jaringan hewan, harus digunakan secara hati-hati pada pasien alergi. Reaksi
hipersensitivitas antara lain berupa menggigil, demam, urtikaria atau syok
anafilaksis. Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi mialgia, nyeri tulang,
dan osteoporosis. Osteoporosis dan fraktur spontan terjadi bila dosis melebihi
20.000 unit/hari diberikan selama 4 bulan atau kurang. Kadang-kadang dapat
terjadi alopesia sementara dan perasaan panas pada kaki, trombositopenia ringan
9
pada 25% pasien, trombositopenia berat, nekrosis kulit yang kadang cukup berat
pada tempat penyuntikan SK. Penggunaan heparin pada masa kehamilan juga
tidak lebih aman dari antikoagulan oral. Insiden perdarahan maternal, lahir mati,
lahir prematur dilaporkan meningkat pada penggunaan heparin.
Tanda- tanda keracuna vitamin K adalah Efek tosik yang paling sering
akibat pemakaian antikoagulan oral ialah perdarahan dengan frekuensi kejadian 2-
4%. Perdarahan palng sering terjadi di selput lendir,kulit,saluran cerna dan saluran
kemih. Hematuria sering terjadi karna gangguan fungsi ginjal,dapat disertai kolik
dan hematom intrarenal.
Gejala perdarahan yang mungkin timbul ialah ekimosis,epistaksis,
perdarahan gusi,hemoptisis,perdarahan serebral,perdarahan paru,uterus dan hati.
Biasanya berasal dari tukak peptikatau neoplasma. Tanda-tanda keracunan
natrium sitrat adalah depresi jantung
10
DAFTAR PUSTAKA
Nurmeilis, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Farmakologi. Program Studi Farmasi FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Katzung, Bertram G, (2004), Basic & clinical pharmacology, 9th Edition, Lange Medical
Books/Mcgraw-Hill: New York, Hal : 6, 152 (e-book version of the text).
Anonim. 1995. Farmakologi dan Terapi ed.4. Jakarta: Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Anonim, 2009. Proses Penggumpalan Darah, Pendarahan, dan Laju Endap Darah.
http://fredi-36-a1.blogspot.com
Dsyoghi, 2010. Waktu Koagulasi dan Waktu Pendarahan.
http://dsyoghi.wordpress.com.
11