ANTIKOAGULAN

16
ANTIKOAGULAN I. Tujuan Praktikum a. Mengetahui dan memahami mekanisme kerja yang mendasari manifestasi efek toksisitas antikoagulan dan koagulansia. b. Memahami bahaya penggunaan obat-obatan di atas dan obat lain yang berefek pada pembekuan darah. II. Landasan Teori Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. Ada beberapa antikoagulan yg banyak digunakan utk pemeriksaan laboratorium, diantaranya : 1. EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid), Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi. Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA) dan tripotassium 1

Transcript of ANTIKOAGULAN

Page 1: ANTIKOAGULAN

ANTIKOAGULAN

I. Tujuan Praktikum

a. Mengetahui dan memahami mekanisme kerja yang mendasari manifestasi

efek toksisitas antikoagulan dan koagulansia.

b. Memahami bahaya penggunaan obat-obatan di atas dan obat lain yang

berefek pada pembekuan darah.

II. Landasan Teori

Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara

mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang

diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses

pembekuan.

Ada beberapa antikoagulan yg banyak digunakan utk pemeriksaan

laboratorium, diantaranya :

1. EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid),

Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium

(kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium.

EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak

mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi.

Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium

EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA

biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya

digunakan dalam bentuk cair. Perbandingan bentuk kering kira-kira 1 -1,5 mg

EDTA untuk 1 ml darah, kalau bentuk Cair kira-kira 50 μl (kurang lebih 1 tetes)

EDTA 10% untuk 1 ml darah.

EDTA bisa dipakai dalam bentuk kering atau bentuk larutan dengan

perbandingannya sebagai berikut :

-Kering ----→ 1 mg EDTA : 1 ml darah

1

Page 2: ANTIKOAGULAN

-Larutan ----→ 1 ml EDTA 10% : 5 ml darah

Catatan : Untuk EDTA dalam bentuk kering selama pencampuran harus

digoyang-goyang beberapa saat, karena EDTA bentuk kering lambat larutnya.

2. Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 •2 H2 O )

Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Antikoagulan

Trisodium sitrat dihidrat 3.2% bisa direkomendasikan untuk pengujian koagulasi

dan agregasi trombosit dan penggunaannya adalah 1 bagian citrate berbanding 9

bagian darah. Sedangkan Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk

pemeriksaan LED (laju endap darah) atau ESR (erythrocyte sedimentation rate)

dan penggunaannya adalah 1 bagian sitrat berbanding 4 bagian darah.

3. Heparin

Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja

dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga

menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Ada tiga macam heparin:

ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari ketiga macam

heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai antikoagulan

karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah. Konsentrasi

dalam penggunaan adalah 0,1 – 0,2 mg heparin kering untuk 1 ml darah. Heparin

tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar

belakang biru.

Dosis tepat sangat penting,

Diperlukan monitoring terus-menerus.

Pemberian parenteral dapat menimbulkan nyeri dan hematome di area

infeksi.

Heparin: molekul besar  sulit menembus plasenta, tidak masuk ke

ASI (tidak mempengaruhi janin dalam kandungan).

Efek samping:

- Perdarahan.

2

Page 3: ANTIKOAGULAN

- Alergi

- Osteoporosis terapi lebih dari 6 bulan

- Trombositopenia

- Rambut rontok

- Raksi anafilaktik , Shock

KI:

Peminum alkohol karena mengganggu fungsi hepar.

Antagonis: Heparin adalah Protamin Sulfat.

Interaksi:

Fenilbutazon, Kortikosteroid, Kloramfenikol dapat meningkatkan respon

antikoagulan oral.

4. NH4 dan Ca Oxalat

Pertama-tama ammonium oxalat dicampurkan dgn Na oxalat dgn

perbandingan 3 : 2. Gunakan campuran tersebut sebagai antikoagulan dgn

perbandingan 2 mg campuran tadi untuk 1 ml darah. Antikoagulan amonium

oksalat sebaiknya tidak dipakai untuk pembuatan sediaan hapusan karena bahan

ini bersifat toksik dan menyebabkan perubahan morfologi dari sel-sel darah

5. Kalsium Oksalat

Dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk Ca-0ksalat yang

tidak larut. Dibutuhkan 2 mg untuk setiap I ml darah. Dapat menyebabkan

penyusutan volume darah sehingga tidak baik untuk pemeriksaan volume sel

mengguriakan hematokrit.

6. Natrium Oksalat

Natrium Oksalat dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk

Ca-oksalat yang tidak larut. Dibutuhkan dalam bentuk larutan 0,1 N dengan

perbandingan 1: 9 = Na-oksalat ; Darah.

3

Page 4: ANTIKOAGULAN

7. Natrium Sitrat

Natrium Sitrat dapat membentuk ikatan dengan Ca darah, membentuk Ca-

sitrat yang tidak larut. Dibutuhkan dalam bentuk larutan 3,8% dengan

perbandingan 1: 4= Na-sitrat : Darah

III. Alat dan Bahan

- Alat :

~ timbangan hewan

~ alat suntik

~ stopwatch

~ gunting

- Bahan :

~ heparin 1000u/kgBB

IV. Cara Kerja

- Timbang hewan dan hitung dosisnya.

- Injeksikan hewan dengan obat secara i.p, untuk kontrol gunakan Nacl

Fisiologi 1%.

- Setelah 30 menit, potonglah ekor mencit kira-kira 2 mm dari ujunga

paling distal.

- Setelah ekor dipotong, cepat-cepat celupkan ekor mencit ke dalam air

hangat 370C.

- Catat waktu pendarahan, mulai pada saat memotong ekor sampai darah

berhenti mengalir. Bandingkan dengan kontrol.

- Bahas hasil dan ambil kesimpulan.

V. Hasil dan Pembahasan

- Hasil :

Perhitungan Dosis :

BB Mencit = 34 gram = 0,034 kg

4

Page 5: ANTIKOAGULAN

Dosis : 1000 u/kgBB

VAO : 0,34 ml

Konsentrasi obat : 100 u/ml

VAO = Berat (kg) x Dosis (mg/KgBB)

Konsentrasi (mg/ml)

= 0,034 kg x 1000 u/KgBB

100 u/ml

= 0,34 ml

Tabel. Bleeding Time (BT)

Kel. DOSIS BB (g) VAO BT

IVitamin K 30 0,30 00.01.56

Kontrol NaCl 1% 32 0,32 00.02.35

II Vitamin K 31 0,31 00.02.47

III Asetosal (100mg/ml) 23 0,23 00.02.10

IV Asetosal (100mg/ml) 31 0,31 00.07.08

V Heparin (1000u/ml) 34 0,34 00.06.29

VI Heparin (1000u/ml) 32 0,32 00.04.12

- Pembahasan :

Pada praktikum ini, dilakukan untuk mengetahui efek obat antikoagulan

dengan menggunakan hewan percobaan. Parameter yang diamati adalah Bleeding

Time (BT) atau waktu pendarahan. Adapun langkah pertama yang dilakukan

adalah menyuntikkan hewan percobaan (mencit) dengan Heparin (suatu

antikoagulansia) sesuai dosis yang telah ditentukan. Setelah 30 menit ekor paling

mencit dipotong kira-kira 2mm dari ujung, kemudian celupkan ekornya ke dalam

air hangat bersuhu 370C dan dihitung waktu pendarahannya. Suhu air ini harus

5

Page 6: ANTIKOAGULAN

sesuai dengan temperatur tubuh mencit. Karena, apabila suhu air terlalu tinggi,

darah dikhawatirkan akan terlalu cepat mengalir dan apabila terlalu rendah, darah

akan membeku (keluar sedikit demi sedikit). Ketika pemotongan ekor dilakukan,

cepat-cepat celupkan ekor mencit ke dalam air tersebut dan diusahakan jangan

terlalu kuat memegang ekornya. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan akan

terhenti atau terhambat dikarenakan adanya tekanan dari tangan praktikan.

Hasil yang didapat dalam tabel, ada yang tidak sesuai dengan literatur,

yaitu kelompok 2 dan kelompok 3. Pada kelompok 2, vitamin K merupakan

koagulansia yang memiliki efek pembekuan darah. Namun, Bleeding Timenya

malah lebih lama daripada kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok 3, yaitu

Asetosal adalah obat antikoagulan atau obat yang memiliki efek anti pembekuan

darah. Tetapi, Bleeding Time yang diperoleh malah lebih singkat daripada

kontrol.

Penyimpangan-penyimpangan di atas mungkin diakibatkan pada saat

pemotongan ekor. Panjang-pendeknya ekor yang dipotong dapat berpengaruh

pada lama-singkatnya waktu pendarahan. Semakin panjang ekor yang dipotong,

maka luas luka semakin lebar. Akibatnya, darah mengalir dengan laju dan sulit

untuk membeku atau berhenti. Sedangkan, jika ekor yang dipotong terlalu pendek,

akibatnya darah yang mengalir hanya sedikit dan cepat membeku. Karena,

permukaan luka yang kecil. Selain itu, faktor yang mengakibatkan penyimpangan

adalah keadaan tangan praktikan pada saat memegang ekor mencit. Jika tangan

praktikan terlalu kuat memegang ekor

VI. Kesimpulan

Dari Praktikum yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa

kesimpulan, yaitu :

o Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara

mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang

diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses

pembekuan.

6

Page 7: ANTIKOAGULAN

o Ada beberapa antikoagulan yg banyak digunakan utk pemeriksaan

laboratorium, diantaranya :

- EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid)

- Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 •2 H2 O )

- Heparin

- NH4 dan Ca Oxalat

- Kalsium Oksalat

- Natrium Oksalat

- Natrium Sitrat

o Antikoagulan yang memiliki Bleeding time terlama adalah Asetosal

100mg/ml (dari kelompok IV)

VII. Jawaban Pertanyaan-Pertanyaan

1. Jelaskan mekanisme kerja yang mendasari efek farmakologi obat-obat

yang digunakan dalam percobaan ini.

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi toksisitas obat

antikoagulan dan koagulan? Jelaskan alasannya!

3. Jelaskan tanda-tanda atau gejala-gejala keracunan heparin, vitamin K,

dan natrium sitrat.

JAWABAN :

1. MEKANISME KERJA

Heparin mengikat antitrombin III membentuk kompleks yang

berafinitas lebih besar dari antitrombin III sendiri, terhadap beberapa faktor

pembekuan darah aktif, terutama trombin dan faktor Xa. Sediaan heparin

dengan berat molekul rendah (<6000) beraktifitas anti-Xa kuat dan sifat

antitrombin sedangkan sediaan heparin dengan berat molekul yang tinggi

(>25000) beraktifitas antitrombin kuat dan aktifitas anti-Xa yang sedang

Antikoagulan oral merupakan antagonis vitamin K. Vitamin K ialah

kofaktor yang berperan dalam aktivasi faktor pembekuan darah II, VII, IX, X,

yaitu dalam mengubah residu asam glutamat menjadi residu asam Gama

7

Page 8: ANTIKOAGULAN

karboksiglutamat. Untuk berfungsi vitamin K mengalami siklus oksidasi dan

reduksi dihati. Antikoagulan oral mencegah reduksi vitamin K teroksidasi

sehingga aktivasi factor-faktor pembekuan darah terganggu atau tidak

terganggu. Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas. Respons terhadap

antikoagulan oral dapat dipengaruhi oleh banyak factor misalnya supan

vitamin K, banyaknya lemak yang terdapat dalam makanan atau interaksi

dengan obat lain.

Aspirin menghambat sintesis tromboksan A2(TXA2) didalam

trombosit dan prostasiklin(PGI2) di pembuluh darah dengan menghambat

secara ireversibel enzim siklo-oksigenase (akan tetapi siklo-oksigenasedapat

dibentuk kembali oleh sel endotel). Sebagai akibatnya terjadi pengurangan

agregasi trombosit. Aspirin dosis kecil (20-40 mg) hanya dapat menekan 

pementukan TXA2 tetapi dosis yang terbukti efektif (325mg-1g/hari)tidak

selektif.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi toksisitas obat antikoagulan :

I. Fibrinogen

II. Protrombin

III. Tromboplastin jaringan

IV. Ca

V. Faktor labil, proakselerin, Ac-globulin

VI. Faktor stabil, prokonfertin,akselerator,konfersi prorombin serum

(SPCA)

VII. Globulin antihemofilik

VIII. Faktor christmas, komponen tromboplastin plasma (PTC), faktor B

antihemofilik

IX. Faktor Stuart-Prower

X. Anteseden tromboplastin plasma (PTA), faktor C antihemofilik

XI. faktor Hageman

XII. Faktor penstabil fibrin

8

Page 9: ANTIKOAGULAN

Secara in vitro tromboplastin, yang akan mengubah protrombin (factor II )

menjadi thrombin (factor IIa), terjadi melalui 2 mekanisme yaitu mekanisme

ekstrinsik dan intrinsic.

Pada mekanisme ekstrinsik, tromboplastin jaringan (faktor III), berasal dari

jaringan yang rusak) yang bereaksi dengan faktor VIIa yang dengan adanya

kalsium (faktor IV) akan mengaktifkan faktor X. Faktor Xa bersama-sama faktor

Va, ion dan kalsium fosfolifid trombosit akan mengubah protombin menjadi

trhombin. Oleh pengaruh trombin, fibrinogen (faktor I) akan mengubah menjadi

fibrin monomer (faktor Ia) yang tidakstabil. Fibrin monomer, atas pengaruh faktor

XIIIa akan menjadi stabil dan resisten terhadap enzim proteolitik misalnya

plasmin.

Pada mekanisme intrinsik,semua faktor yang diperlukan untuk pembekuan

darah berada didalam darah. Pembekuan dimulai bila faktor hageman (faktor XII)

kontak dengan suatu permukaan yang bermuatan negatif, misalnya kolagen

subendotel pembuluh darah yang rusak.reaksi tersebut dipercepat dengan

pembentukan komplek antara faktor XII, faktor fitzgerald dan prekalikein.

Faktor XIIa selanjutnya akan mengaktifasi faktor XI, dan faktor Xia

bersama ion kalsium akan mengaktifasi faktor IX. Faktor IX aktif, bersama-sama

faktor VIII, X. Urutan mekanisme pembekuan darah selanjutnya sama seperti

yang terjadi pada mekanisme ekstrinsik. Proses pembekuan darah akan dihantikan

oleh sitem antikoagulan dan fibrinolitik didalam tubuh.

3. Tanda-tanda keracunan

Tanda keracunan heparin adalah pendarahan, Karena heparin berasal dari

jaringan hewan, harus digunakan secara hati-hati pada pasien alergi. Reaksi

hipersensitivitas antara lain berupa menggigil, demam, urtikaria atau syok

anafilaksis. Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi mialgia, nyeri  tulang,

dan osteoporosis. Osteoporosis dan fraktur spontan terjadi bila dosis melebihi

20.000 unit/hari diberikan selama 4 bulan atau kurang. Kadang-kadang dapat

terjadi alopesia sementara dan perasaan panas pada kaki, trombositopenia ringan

9

Page 10: ANTIKOAGULAN

pada 25% pasien, trombositopenia berat, nekrosis kulit yang kadang cukup berat

pada tempat penyuntikan SK. Penggunaan heparin pada masa kehamilan juga

tidak lebih aman dari antikoagulan oral. Insiden perdarahan maternal, lahir mati,

lahir prematur dilaporkan meningkat pada penggunaan heparin.

Tanda- tanda keracuna vitamin K adalah Efek tosik yang paling sering

akibat pemakaian antikoagulan oral ialah perdarahan dengan frekuensi kejadian 2-

4%. Perdarahan palng sering terjadi di selput lendir,kulit,saluran cerna dan saluran

kemih. Hematuria sering terjadi karna gangguan fungsi ginjal,dapat disertai kolik

dan hematom intrarenal.

Gejala perdarahan yang mungkin timbul ialah ekimosis,epistaksis,

perdarahan gusi,hemoptisis,perdarahan serebral,perdarahan paru,uterus dan hati.

Biasanya berasal dari tukak peptikatau neoplasma. Tanda-tanda keracunan

natrium sitrat adalah depresi jantung

10

Page 11: ANTIKOAGULAN

DAFTAR PUSTAKA

Nurmeilis, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Farmakologi. Program Studi Farmasi FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Katzung, Bertram G, (2004), Basic & clinical pharmacology, 9th Edition, Lange Medical

Books/Mcgraw-Hill: New York, Hal : 6, 152 (e-book version of the text).

Anonim. 1995. Farmakologi dan Terapi ed.4. Jakarta: Bagian Farmakologi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anonim, 2009. Proses Penggumpalan Darah, Pendarahan, dan Laju Endap Darah.

http://fredi-36-a1.blogspot.com

Dsyoghi, 2010. Waktu Koagulasi dan Waktu Pendarahan.

http://dsyoghi.wordpress.com.

11