ACS PMM
-
Upload
marizka-serra -
Category
Documents
-
view
467 -
download
63
Transcript of ACS PMM
PENGAMATAN KUNJUNGAN PENGAWASAN MUTU MAKANAN
DI AERO CATERING SERVICE (ACS) SURABAYA
A. Gambaran Umum PT. Aerofood ACS
PT. Aerofood ACS pada awalnya merupakan unit PT. Garuda yang bergerak dalam
pelayanan jasa boga penerbangan Garuda, pertama kali dimulai di Jakarta pada tahun 1970
di Bandar Udara Kemayoran dengan nama Garuda Airline Flight Kitchen atau dapur
penerbangan Garuda. Usaha jasa boga ini terus berkembang sampai dengan tahun 1974
saat dibukanya Bandar Udara Halim Perdana Kusuma pada tanggal 23 Desember 1974,
usaha tersebut dibentuk melalui usaha gabungan (join venture) antara Garuda dan Dairy
Farm yang diberi nama Aerowisata Garuda Dairy Farm Catering Service.PT. Aerofood
ACS Surabaya berdiri pada tanggal 14 Agustus 1991, diawali dengan menyewa sebidang
gudang bekas parker tank Angkatan Laut di dalam wilayah Lanud-AL Juanda. Awal
berdirinya jumlah SDM PT.
Aerofood ACS Surabaya sebanyak 50 orang dengan kapasitas produksi 600 porsi
makanan per hari dan hanya melayanai penerbangan Garuda.Kurun waktu kurang lebih
empat tahun, PT. Aerofood ACS Surabaya telah mampu mendirikan gedung baru terdiri
dari 2 lantai di tanah seluas 6.696m2 yang diperuntukan sebagai kantor, gedung produksi,
penyimpanan, dan lain-lain, gedung baru tersebut diresmikan pada tanggal 18 Agustus
1995.
PT. Aerowisata saat ini telah memiliki cabang di kota-kota besar di Indonesia,
yaitu: Surabaya, Denpasar, Medan, Balikpapan, serta melayani hampir semua perusahaan
penerbangan domestic dan International yang singgah di kota-kota besar di mana anak
cabang ACS berada.
ACS Surabaya merupakan bagian dari aerowisata yang bergerak di bidang
pelayanan kebutuhan pesawat terutama makanan. ACS Surabaya berdiri pada tanggal 1
Juli 1990 yang mana saat ini menangani berbagai jenis penerbangan yang ada di Bandara.
Berikut ini merupakan jenis airline yang dilayani oleh Pihak PT. ACS Surabaya saat ini,
yaitu :
a) National Airlines
1. Garuda Indonesia Domestik
2. Lion Air
b) Foreign Airlines
1. Garuda Indonesia International
2. Cathay Pacifik
3. Malaysia Airlines System
4. Royal Brunai
5. Eva Air
6. Silk Air
7. Saudi Arabian Airline
ACS Surabaya terbagi 14 Bagian (department ), yaitu :
1. Front Office
2. Accounting
3. Finance
4. HRD ( Human Resources Departement )
5. Customer Service
6. Store
7. Procurement
8. Kitchen
9. Engineering
10. House Keeping
11. Operation
12. Hygiene Quality Assurance
13. Security
14. EDP
Disamping melayani nasional airlines dan foreign airlines, ACS juga melakukan
penyelenggaraan makanan untuk karyawann dan pasien Griya Rawat Inap Utama (GRIU)
Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya sejak tahun 2005 dan Rumah Sakit Dr. Soebandi
Jember sejak tanggal 1 Juni 2007. Untuk catering GRIU, ACS melayani kurang lebih 150
porsi tiap hari.
Sejak tahu 1997, PT. ACS telah memperoleh ISO 9001 yang merupakan
pengakuan secara internasional terhadap kualitas manajemen mutu yang baik. Saat ini,
ACS telah menerapkan gabungan system manajemen mutu ISO 9001 versi 2000 dengan
system pengendalian keamanan pangan ( HACCP) yang dimulai pada tahun 2003.
penerapan ini ditunjukkan untuk menghasilkan produk bermutu baik, aman dan kosisten,
tepat waktu serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pelanggan ACS.
Hal tersebut tertuang dalam quality procedure setiap unit kerja memuat tujuan,
ruang lingkup, definisi, refrensi, tanggung jawab. Dan rincian prosedur kerja masing-
masing departemen.
Struktur Organisasi
Orgainisasi adalah suatu penempatan karyawan yang dilakukan pembatasan tugas
dan tanggung jawab serta penempatan hubungan kerja di antara unsur - unsur organisasi,
sehingga orang – orang yang bersangkutan dapat bersama - sama seefektif mungkin guna
mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan.
Ketenagaan
Tenaga kerja merupakan komponen yang sangat diperlukan oleh perusahaan. Di sisi
lain, populasi pekerja adalah bagian dari lingkungan perusahaan. Secara sederhana para
pekerja adalah pegawai dari perusahaan dan sekaligus anggota masyarakat di mana
perusahaan berada.
PT. Aerofood ACS memiliki tenaga kerja sebanyak ± 2000 orang yang tersebar di
berbagai departemen dengan tingkat pendidikan yang beragam.
Tenaga kerja dalam PT. AEROFOOD ACS dibedakan atas dasar :
1. Status Pekerja
a. Karyawan tetap
Karyawan tetap adalah Karyawan yang terikat dalam suatu hubungan kerja
dengan perusahaan, tidak didasarkan atas jangka waktu tertentu atau selesainya
pekerjaan tertentu.
b. Karyawan kontrak
Karyawan kontrak biasanya orang asing atau orang yang memiliki keahlian
khusus, dikontrak selama setahun dan dapat diperpanjang jika kinerjanya bagus.
c. Karyawan Harian
Karyawan harian merupakan karyawan yang dibayar per hari, dan biasanya
adalah karyawan yang dipekerjakan pada saat musim haji dan liburan karena
pada musim ini jumlah permintaan meningkat.
2. Waktu Kerja
Proses produksi PT Aerofood ACS termasuk proses produksi yang
kontinyu, yaitu produksi selama 24 jam. Pembagian waktu kerja (shift) di PT
Aerofood ACS terbagi menjadi 5 shift.
Untuk karyawan produksi memiliki waktu libur sehari dalam seminggu dan
waktunya diacak sesuai waktu yang ditetapkan pimpinan regu karena ruang
produksi tidak boleh kosong, harus tetap menyediakan pesanan untuk penerbangan
sesuai pesanan maka harus bergantian dengan karyawan lain. Untuk karyawan
administrasi memiliki dua hari jadwal libur dalam seminggu, yaitu hari sabtu dan
hari minggu.
Produk
Produk ACS terdiri dari :
1. Catering
2. Laundry
3. Total service
System Pemasaran
PT.AEROFOOD ACS merupakan satu-satunya perusahaan yang dipercaya
untuk menyediakan pelayanan konsumsi bagi setiap maskapai penerbangan baik
domestic maupun asing. Khususnya pada bandara – bandara Internasional yang ada di
wilayah Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk saat ini penerbangannya di Bandara Soekarno – Hatta. Setiap harinya
sekitar 95% menerima pelayanan dari PT. AEROFOOD ACS. PT.AEROFOOD ACS
yang berada di Bandara Soekarno – Hatta setiap harinya melayani rata – rata 120
penerbangan dari 25 maskapai penerbangan sebagai konsumennya.
Pemasaran produk PT.AEROFOOD ACS ditangani oleh sales and marketing
department. Departemen ini menangani masalah penjualan produk dan membuat
perjanjian dengan para pemesan. Dalam proses pemesanan menu, pihak perusahaan
penerbangan selaku pelanggan mengajukan pilihan menunya dengan mengirimkan
service schedule. Disebutkan jenis makanannya, komposisi, berat dari menu, waktu
penyajian, waktu dan terminal penerbangan. Setelah tercapai kesepakatan maka bagian
sales akan menentukan waktu penyelenggaraan meal presentation kepada pihak
perusahaan penerbangan dan menentukan biaya dari menu yang dipilih.
Dari hasil meal presentation, menu yang dipilih oleh pihak perusahaan
penerbangan akan menjadi menu bagi penerbangan akan menjadi menu bagi
penerbangan selama periode tertentu. Apabila pihak ACS sudah menerima persetujuan
harga dari perusahaan penerbangan, maka akan dibuat daftar pesanan makanan (up lift
meal order) ke bagian dapur dan operation.
Raw material atau bahan mentah di PT. AEROFOOD ACS sebagian diperoleh
dari hasil import. Kemudian hasil jasanya (hasil olahan yang dihasilkan) di export ke
Negara yang menjadi tujuan penerbangan dari semua maskapai penerbangan dan
penerbangan local atau penerbangan domestic yaitu membawa makanan ke daerah –
daerah dalam negeri yang dituju.
B. Sitem Pembelian Dan Penerimaan Bahan
Penerimaan bahan makanan merupakan kelanjutan dari proses pengadaan
makanan. Dalam pelaksanaan penerimaan tergantung pada besar kecilnya institusi,
makin kecil institusi maka fungsi unit penerimaan semakin mudah dan sederhana.
Dmikian pula pada institusi besar fungsi unit penerimaan akan semakin kompleks.
Menurut analisis form penggandaan bahan makanan sistem penerimaannya
sudah baik, karena sudah sesuai dengan kriteria. Pada sistem penerimaan bahan
makanan di ACS Surabaya termasuk sistem konvesional, yaitu petugas penerima
menerima faktur pembelian dan meneliti spesifikasi bahan makanan yang dipesan.
Penerimaan bahan makanan dilakukan oleh tim receiving QC harus memastikan
bahwa bahan baku sesuai dengan spesifikasi, tanggal produksi dan atau tanggal
kadaluarsa bila bahan baku tidak sesuai spesifikasi atau sudah kadaluarsa maka QC
wajib membuat berita acara dan diserahkan ke Departemen procurement agar di
tindak lanjuti. Sedangkan untuk bahan chilled and frozen item terdapat batas-batas
yang harus dipatuhi.
Batas:
Chilled item
Penerimaan: 5 C atau kurang
Penolakan : > 8 C
Frozen item
Penerimaan: ≤ -8 C
Penolakan : > 8 C
C. Mutu bahan Makanan Dan Mutu Produk Olahan
Menurut kami, di ACS ini mutu bahan makanan sudah baik dan mutu
produk olahan dari industri juga sudah baik. Karena di ACS ini ada general
manager unit yang bertanggung jawab atas higiene dan quality yang bertugas:
1) Melakukan koordinasi serta memelihara system manajemen mutu ISO 9001-
2000 juga system manajemen keamanan pangan HACCP dapat terlaksana
dengan baik di unit.
2) Membuat laporan secara berkala kepada general manager unit dan managemen
representatif berkaitan dengan system mnajemen mutu ISO dan system
keamanan pangan HACCP Staff Quality Assurance Manager (HQA) yang
bertugas melaksanakan kegiatan pengendalian mutu, pengendalian GMP (Good
Manufacturing Practise), SOP (Standar Operation Procedure_ agar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Petugas pengawas mutu tidak terlepas dari
tanggung jawab produksi, jika kerusakan masih berada dalam lingkungan pabrik
atau ACS maka yang bertanggung jawab adalah bidang produksi sedangkan jika
kerusakan terjadi saat distribusi kepada konsumen maka hal itu menjadi
tanggung jawab dari departemen Quality Control. ACS Surabaya memiliki
kebijakan mutu dan pedoman mutu.
3) Departemen Head. Memastikan dan menjamin agar sistem manajemen mutu
ISO 9001:2000 serta system keamanan pangan HACCP dilaksanakan dan
dipelihara dengan baik pada departemennya masing-masing.
D. Sistem Dan Cara Penyimpanan Bahan Basah Dan Kering
Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang
banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan
makanan tersebut. Adapun tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik
menurut higiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
A. Suhu penimpanan yang baik
Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan
tergantung kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya.
Sebagian besar dapat dikelompokkan menjadi:
1. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya
Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C
Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C
Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C
2. Makanan jenis telor, susu dan olahannya
Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C
Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C
Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C
3. Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan
paling lama 1 minggu yaitu 70 sampai 100 C
4. Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).
B. Tata cara Penyimpanan
1. Peralatan penyimpanan
a. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:
- Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150 C untu penyimpanan
sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan da minuman
dingin.
- Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 - 40 C dalam keadaanisi bisa
digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.
- Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan untuk
penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.
- Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku
(frozen food) dengan suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan
makanan beku dalam jangka waktu lama.
b. Penyimpanan suhu kamar
- Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu
kamar, maka rang penyimpanan harus diatur sebagai berikut:
- Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai
dan langit-langit, maksudnya adalah:
o untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh ruangan
o mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus
o untuk memudahkan pembersihan lantai
o untuk mempermudah dilakukan stok opname
- Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur
- Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan dalam
wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai
C. Cara penyimpanan
1. Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar
suhu dapat merata keselutuh bagian
2. Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya,
dalam wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak,
kantong plastik atau lemari yang berbeda.
3. Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga
terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian.
Pengisian lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat
penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.
4. Penyimpanan didalam lemari es:
a. Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap
b. Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang
rapat dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang
berbeda, kalau tidak letaknya harus berjauhan.
c. Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah
dipergunakan
d. Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk
keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan
penyimpanan makanan
Penyimpanan makanan kering:
a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
b. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
c. Rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60cm dari
langit-langit
d. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan
e. Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO
(firs in first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus
dikeluarkan lebih dulu
D. Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang
untuk ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock,
sehingga bila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui.
Dalam sistim penyimpanan bahan makanan kering dan bahan makanan
basah di ACS Surabaya menggunkan berbagai prinsip penyimpanan seperti
FIFO. Metode FIFO (First In First Out) adalah metode penilaian persediaan
dengan cara barang yang dibeli lebih awal, dianggap dikeluarkan lebih awal
pula. Dengan demikian, setiap terjadi suatu transaksi penjualan, harga pokok
(Cost of Goods Sold) barang yang dijual dinilai berdasarkan harga barang yang
dibeli lebih awal. Di ACS surabaya sudah sesuai dengan prinsip penyimpanan
FIFO yang sudah sesuai dengan standart penyimpanan FIFO diatas.
E. Proses Produksi Makanan Dengan Titik Krisis Pengawasan
1) CCP 1 Receving
CCP pertama di Aero Cetering Servise adalah penerimaan bahan makanan.
Titik kritis yang diterapkan pada penerimaan bahan makanan adalah suhu, suhu
bahan makanan dibagi menjadi 2 yaitu Chilling (0o-5oC) dan Frozen (-16o). Bahan
makanan yang termasuk dalah Chilling antara lin sayur, buah, dry food, yogurt,
dan susu, sedangkan bahan makanan yag termasuk dalam Frozen adalah sea food
dan daging. Pengukuran temperature bahan makanan menggunakan alat tembak
yaitu temperature gun. Bahan makanan yang termasuk dalah Chilling akan
diterima bila suhu antara 0o-5oC, tetapi petugas peneriama bahan makanan masih
menerima bahan makanan yang suhunya 6oC atau 7oC tetapi bila suhu sudah diatas
atau sama dengan 8oC bahan makanan dikembalikan kepada pihak tender untuk
diminta bahan makanan yang baru. Pemeriksaan organoleptik dilakukan 3 kali
dalam 1 minggu menggunakan alat refraktometer untuk uji kemanisan. Uji
laboratorium dilakukan seminggu sekali pada bahan makanan secara random.
2) CCP 2 Storage
CCP kedua di Aero Catering servise adalah penyimpanan bahan makanan.
Penyimpanan bahan makanan dibagi atas 3 tempat yaitu penyimpanan bahan
kering, penyimpanan bahan basah (chilling), dan penyimpanan bahan basar
(frozen).
3) CCP 3 Cooking
Pada pemasakan dibagi menjadi 2 tempat yaitu Hot Kitchen dan Cold
Kitchen. Hot Kitchen digunakan untuk mengolah makanan yang menggunakan
proses pemasakan (memberikan panas pada bahan makanan) seperti soup, oseng-
oseng kacang panjang, dan ayam goreng dan Cold Kitchen digunakan untuk
mengelolah makanan yang tanpa proses pemasakan seperti sandwich dan salad.
4) CCP 4 Blash Chil
CCP ke empat di Aero Catering adalah adalah blash chil. Blash Chil
adalah suatu mesin pendingin makanan dari suhu panas menjadi suhu dingin
selama 4 jam. Hal ini bertujuan untuk menhambat pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
5) CCP 5 Porsening
CCP ke lima di Aero Catering adalah Porsening.
F. Prinsip Dan Cara Penerapan Hygiene dan Sanitasi makanan
Higiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya
kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat
dan peralatan agar aman dikonsumsi. Sedangkan Penjamah Makanan adalah orang
yang secara langsung mengelola makanan.
Setiap tenaga penjamah makanan yang bekerja di Aero Food Catering Service
memiliki sertifikat kursus hygiene sanitasi makanan, harus berbadan sehat dan tidak
menderita penyakit menular.
Tenaga penjamah makanan sebagaimana yang dimaksudkan harus melakukan
pemeriksaan kesehatannya secara berkala-general minimal 2 (dua) kali dalam 1 tahun
bekerja atau setiap 6 bulan sekali dan tergantung usia. Jika tenaga penjamah berusia >
40 tahun, maka pemeriksaan kesehatan lebih lengkap dibandingkan yang masih
berusia < 40 tahun. Pemeriksaan kesehatan ini untuk memastikan agar tidak
mengidap penyakit TBC, Influenza, dan lain-lain yang berbahaya.
Selain itu, para tenaga penjamah makanan juga diharuskan untuk memakai baju
kerja atau APD (Alat Pelindung Diri) seperti penutup rambut, sarung tangan, dan
masker mulut.
Memonitoring Personal Hygiene :
1. Kebersihan diri termasuk kuku
2. Penggunaan hairnet
3. Penggunaan uniform
4. Hygiene Campaign berupa :
Potong rambut gratis tiap 2 bulan
Pemasangan petunjuk-petunjuk kebersihan
Sanitasi Makanan adalah usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya
yang dapat menganggu kesehatan.
Sistem Pembuangan Limbah
a. Pengolahan terhadap pembuangan air limbah dan kotoran
Pengolahan terhadap limbah di PT ACS Surabaya ada 2 macam, yaitu
pengolahan limbah cair yang disebut juga dengan Isewage treatment plant (STP) dan
pengolahan limbah padat atau sampah. Adapun area penghasil limbah PT ACS
Surabaya meliputi :
- Pot washing
- Dish washing
- Kitchen
- Bakery and pastry
- Toilet (faeces and urine)
- Hand sink (tempat cuci tangan)
Urutan proses pembuangan limbah cair
Di dalam instalasi STP, air limbah diproses tahapan-tahapan pengolahan sebagai
berikut :
- Grease trap adalah penampungan limbah cair yang mengandung minyak atau
lemak dan partikel-partikel padat lainnya yang bersumber dari pot washing,
diswashing dan kitchen. Fungsi dari grease trap adalah untuk memisahkan atau
menangkap minyak tersebut dengan sistem over flaw, dimana minyak dan kotoran
padat dipisahkan dari air.
- Summpit sebagai tempat penampungan dan bercampur air limbah dari grease trap,
toilet dan dari bakery/pastry, yang selanjutnya dipompakan secara otomatis ke
sistem selanjutnya.
1) Bak aerasi dan blower
Didalam bak aerasi ini air limbah disamping untuk dicerna dengan
memanfaatkan hembusan udara yang dihasilkan oleh blower. Proses aerasi berjalan
selama 24 jam terus menerus, udara yang dihembuskan disuplai oleh blower 1 dan
blower 2 bergantian, yang bekerja secara otomatis. Untuk mendapatkan permukaan
kontak yang merata antara air dan limbah dengan udara di dalam bak aersi, udara dari
blower dihembuskan dengan instalasi pipa ke dasar air didistribusikan dengan
rangkaian deffuser.
2) Bak pengendap (setting tank)
Didalam bak pengendap, padata organik diendapkan dan terpisah dari air
limbah yang telah diaersi. Padatan-padatan yang berbentuk lumpur (sludge) dialirkan
ke aerasi tank, dengan demikian proses pengolahan secara aerobik terus berlangsung.
Untuk pengendalian sludge ke dalam bak aersi proses ini berjalan secara continue
disamping juga dilengkapi over flow chamel dan scum skimmer.
3) Effluent tank
Air yang telah diolah (treatment enffluent) dari bak pengendap dialirkan ke
dalam bak effluent secara gravitasi. Selanjutnya air limbah yang telah diolah tersebut
siap di buang ke saluran umum dengan mempergunakan pompa effluent secara
otomatis.
4) Standart hasil pengolahan limbah
Dengan sistem pengolahan dan peralatan-peralatan yang disebutkan di atas
hasil air limbah bebas dari bahan pencemar dan diijinkan untuk dibuang ke saluran
umum sebagaimana telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
AERO CATRING SERVICE SURABAYA
OLEH:
Galuh Pramitha ( 11.021)
Hendika L.S (11.023)
Johana Indra(11.025)
Khusnul Khotimah (11.026)
Mariska Serra L (11.028)
Maulidyah Isnaini (11.029)
Mersalina Ashanta (11.030)