ACS PMM

21
PENGAMATAN KUNJUNGAN PENGAWASAN MUTU MAKANAN DI AERO CATERING SERVICE (ACS) SURABAYA A. Gambaran Umum PT. Aerofood ACS PT. Aerofood ACS pada awalnya merupakan unit PT. Garuda yang bergerak dalam pelayanan jasa boga penerbangan Garuda, pertama kali dimulai di Jakarta pada tahun 1970 di Bandar Udara Kemayoran dengan nama Garuda Airline Flight Kitchen atau dapur penerbangan Garuda. Usaha jasa boga ini terus berkembang sampai dengan tahun 1974 saat dibukanya Bandar Udara Halim Perdana Kusuma pada tanggal 23 Desember 1974, usaha tersebut dibentuk melalui usaha gabungan (join venture) antara Garuda dan Dairy Farm yang diberi nama Aerowisata Garuda Dairy Farm Catering Service.PT. Aerofood ACS Surabaya berdiri pada tanggal 14 Agustus 1991, diawali dengan menyewa sebidang gudang bekas parker tank Angkatan Laut di dalam wilayah Lanud-AL Juanda. Awal berdirinya jumlah SDM PT. Aerofood ACS Surabaya sebanyak 50 orang dengan kapasitas produksi 600 porsi makanan per hari dan hanya melayanai penerbangan Garuda.Kurun waktu kurang lebih empat tahun, PT. Aerofood ACS Surabaya telah mampu mendirikan gedung baru terdiri dari 2 lantai di tanah seluas 6.696m2 yang diperuntukan sebagai kantor, gedung produksi, penyimpanan, dan lain-lain, gedung baru tersebut diresmikan pada tanggal 18 Agustus 1995.

Transcript of ACS PMM

Page 1: ACS PMM

PENGAMATAN KUNJUNGAN PENGAWASAN MUTU MAKANAN

DI AERO CATERING SERVICE (ACS) SURABAYA

A. Gambaran Umum PT. Aerofood ACS

PT. Aerofood ACS pada awalnya merupakan unit PT. Garuda yang bergerak dalam

pelayanan jasa boga penerbangan Garuda, pertama kali dimulai di Jakarta pada tahun 1970

di Bandar Udara Kemayoran dengan nama Garuda Airline Flight Kitchen atau dapur

penerbangan Garuda. Usaha jasa boga ini terus berkembang sampai dengan tahun 1974

saat dibukanya Bandar Udara Halim Perdana Kusuma pada tanggal 23 Desember 1974,

usaha tersebut dibentuk melalui usaha gabungan (join venture) antara Garuda dan Dairy

Farm yang diberi nama Aerowisata Garuda Dairy Farm Catering Service.PT. Aerofood

ACS Surabaya berdiri pada tanggal 14 Agustus 1991, diawali dengan menyewa sebidang

gudang bekas parker tank Angkatan Laut di dalam wilayah Lanud-AL Juanda. Awal

berdirinya jumlah SDM PT.

Aerofood ACS Surabaya sebanyak 50 orang dengan kapasitas produksi 600 porsi

makanan per hari dan hanya melayanai penerbangan Garuda.Kurun waktu kurang lebih

empat tahun, PT. Aerofood ACS Surabaya telah mampu mendirikan gedung baru terdiri

dari 2 lantai di tanah seluas 6.696m2 yang diperuntukan sebagai kantor, gedung produksi,

penyimpanan, dan lain-lain, gedung baru tersebut diresmikan pada tanggal 18 Agustus

1995.

PT. Aerowisata saat ini telah memiliki cabang di kota-kota besar di Indonesia,

yaitu: Surabaya, Denpasar, Medan, Balikpapan, serta melayani hampir semua perusahaan

penerbangan domestic dan International yang singgah di kota-kota besar di mana anak

cabang ACS berada.

ACS Surabaya merupakan bagian dari aerowisata yang bergerak di bidang

pelayanan kebutuhan pesawat terutama makanan. ACS Surabaya berdiri pada tanggal 1

Juli 1990 yang mana saat ini menangani berbagai jenis penerbangan yang ada di Bandara.

Berikut ini merupakan jenis airline yang dilayani oleh Pihak PT. ACS Surabaya saat ini,

yaitu :

Page 2: ACS PMM

a) National Airlines

1. Garuda Indonesia Domestik

2. Lion Air

b) Foreign Airlines

1. Garuda Indonesia International

2. Cathay Pacifik

3. Malaysia Airlines System

4. Royal Brunai

5. Eva Air

6. Silk Air

7. Saudi Arabian Airline

ACS Surabaya terbagi 14 Bagian (department ), yaitu :

1. Front Office

2. Accounting

3. Finance

4. HRD ( Human Resources Departement )

5. Customer Service

6. Store

7. Procurement

8. Kitchen

9. Engineering

10. House Keeping

11. Operation

12. Hygiene Quality Assurance

13. Security

14. EDP

Disamping melayani nasional airlines dan foreign airlines, ACS juga melakukan

penyelenggaraan makanan untuk karyawann dan pasien Griya Rawat Inap Utama (GRIU)

Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya sejak tahun 2005 dan Rumah Sakit Dr. Soebandi

Jember sejak tanggal 1 Juni 2007. Untuk catering GRIU, ACS melayani kurang lebih 150

porsi tiap hari.

Sejak tahu 1997, PT. ACS telah memperoleh ISO 9001 yang merupakan

pengakuan secara internasional terhadap kualitas manajemen mutu yang baik. Saat ini,

Page 3: ACS PMM

ACS telah menerapkan gabungan system manajemen mutu ISO 9001 versi 2000 dengan

system pengendalian keamanan pangan ( HACCP) yang dimulai pada tahun 2003.

penerapan ini ditunjukkan untuk menghasilkan produk bermutu baik, aman dan kosisten,

tepat waktu serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pelanggan ACS.

Hal tersebut tertuang dalam quality procedure setiap unit kerja memuat tujuan,

ruang lingkup, definisi, refrensi, tanggung jawab. Dan rincian prosedur kerja masing-

masing departemen.

Struktur Organisasi

Orgainisasi adalah suatu penempatan karyawan yang dilakukan pembatasan tugas

dan tanggung jawab serta penempatan hubungan kerja di antara unsur - unsur organisasi,

sehingga orang – orang yang bersangkutan dapat bersama - sama seefektif mungkin guna

mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan.

Ketenagaan

Tenaga kerja merupakan komponen yang sangat diperlukan oleh perusahaan. Di sisi

lain, populasi pekerja adalah bagian dari lingkungan perusahaan. Secara sederhana para

pekerja adalah pegawai dari perusahaan dan sekaligus anggota masyarakat di mana

perusahaan berada.

PT. Aerofood ACS memiliki tenaga kerja sebanyak ± 2000 orang yang tersebar di

berbagai departemen dengan tingkat pendidikan yang beragam.

Tenaga kerja dalam PT. AEROFOOD ACS dibedakan atas dasar :

1. Status Pekerja

a. Karyawan tetap

Karyawan tetap adalah Karyawan yang terikat dalam suatu hubungan kerja

dengan perusahaan, tidak didasarkan atas jangka waktu tertentu atau selesainya

pekerjaan tertentu.

b. Karyawan kontrak

Karyawan kontrak biasanya orang asing atau orang yang memiliki keahlian

khusus, dikontrak selama setahun dan dapat diperpanjang jika kinerjanya bagus.

Page 4: ACS PMM

c. Karyawan Harian

Karyawan harian merupakan karyawan yang dibayar per hari, dan biasanya

adalah karyawan yang dipekerjakan pada saat musim haji dan liburan karena

pada musim ini jumlah permintaan meningkat.

2. Waktu Kerja

Proses produksi PT Aerofood ACS termasuk proses produksi yang

kontinyu, yaitu produksi selama 24 jam. Pembagian waktu kerja (shift) di PT

Aerofood ACS terbagi menjadi 5 shift.

Untuk karyawan produksi memiliki waktu libur sehari dalam seminggu dan

waktunya diacak sesuai waktu yang ditetapkan pimpinan regu karena ruang

produksi tidak boleh kosong, harus tetap menyediakan pesanan untuk penerbangan

sesuai pesanan maka harus bergantian dengan karyawan lain. Untuk karyawan

administrasi memiliki dua hari jadwal libur dalam seminggu, yaitu hari sabtu dan

hari minggu.

Produk

Produk ACS terdiri dari :

1. Catering

2. Laundry

3. Total service

System Pemasaran

PT.AEROFOOD  ACS merupakan satu-satunya perusahaan yang dipercaya

untuk menyediakan pelayanan konsumsi bagi setiap maskapai penerbangan baik

domestic maupun asing. Khususnya pada bandara – bandara Internasional yang ada di

wilayah Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk saat ini penerbangannya di Bandara Soekarno – Hatta. Setiap harinya

sekitar 95% menerima pelayanan dari PT. AEROFOOD ACS. PT.AEROFOOD ACS

yang berada di Bandara Soekarno – Hatta setiap harinya melayani rata – rata 120

penerbangan dari 25 maskapai penerbangan sebagai konsumennya.

Page 5: ACS PMM

Pemasaran produk PT.AEROFOOD  ACS ditangani oleh sales and marketing

department. Departemen ini menangani masalah penjualan produk dan membuat

perjanjian dengan para pemesan. Dalam proses pemesanan menu, pihak perusahaan

penerbangan selaku pelanggan mengajukan pilihan menunya dengan mengirimkan

service schedule. Disebutkan jenis makanannya, komposisi, berat dari menu, waktu

penyajian, waktu dan terminal penerbangan. Setelah tercapai kesepakatan maka bagian

sales akan menentukan waktu penyelenggaraan meal presentation kepada pihak

perusahaan penerbangan dan menentukan biaya dari menu yang dipilih.

Dari hasil meal presentation, menu yang dipilih oleh pihak perusahaan

penerbangan akan menjadi menu bagi penerbangan akan menjadi menu bagi

penerbangan selama periode tertentu. Apabila pihak ACS sudah menerima persetujuan

harga dari perusahaan penerbangan, maka akan dibuat daftar pesanan makanan (up lift

meal order) ke bagian dapur dan operation.

Raw material atau bahan mentah di PT. AEROFOOD ACS sebagian diperoleh

dari hasil import. Kemudian hasil jasanya (hasil olahan yang dihasilkan) di export ke

Negara yang menjadi tujuan penerbangan dari semua maskapai penerbangan dan

penerbangan local atau penerbangan domestic yaitu membawa makanan ke daerah –

daerah dalam negeri yang dituju.

B. Sitem Pembelian Dan Penerimaan Bahan

Penerimaan bahan makanan merupakan kelanjutan dari proses pengadaan

makanan. Dalam pelaksanaan penerimaan tergantung pada besar kecilnya institusi,

makin kecil institusi maka fungsi unit penerimaan semakin mudah dan sederhana.

Dmikian pula pada institusi besar fungsi unit penerimaan akan semakin kompleks.

Menurut analisis form penggandaan bahan makanan sistem penerimaannya

sudah baik, karena sudah sesuai dengan kriteria. Pada sistem penerimaan bahan

makanan di ACS Surabaya termasuk sistem konvesional, yaitu petugas penerima

menerima faktur pembelian dan meneliti spesifikasi bahan makanan yang dipesan.

Penerimaan bahan makanan dilakukan oleh tim receiving QC harus memastikan

bahwa bahan baku sesuai dengan spesifikasi, tanggal produksi dan atau tanggal

kadaluarsa bila bahan baku tidak sesuai spesifikasi atau sudah kadaluarsa maka QC

wajib membuat berita acara dan diserahkan ke Departemen procurement agar di

Page 6: ACS PMM

tindak lanjuti. Sedangkan untuk bahan chilled and frozen item terdapat batas-batas

yang harus dipatuhi.

Batas:

Chilled item

Penerimaan: 5 C atau kurang

Penolakan : > 8 C

Frozen item

Penerimaan: ≤ -8 C

 Penolakan : > 8 C

C. Mutu bahan Makanan Dan Mutu Produk Olahan

Menurut kami, di ACS ini mutu bahan makanan sudah baik dan mutu

produk olahan dari industri juga sudah baik. Karena di ACS ini ada general

manager unit yang bertanggung jawab atas higiene dan quality yang bertugas:

1) Melakukan koordinasi serta memelihara system manajemen mutu ISO 9001-

2000 juga system manajemen keamanan pangan HACCP dapat terlaksana

dengan baik di unit.

2) Membuat laporan secara berkala kepada general manager unit dan managemen

representatif berkaitan dengan system mnajemen mutu ISO dan system

keamanan pangan HACCP Staff Quality Assurance Manager (HQA) yang

bertugas melaksanakan kegiatan pengendalian mutu, pengendalian GMP (Good

Manufacturing Practise), SOP (Standar Operation Procedure_ agar sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Petugas pengawas mutu tidak terlepas dari

tanggung jawab produksi, jika kerusakan masih berada dalam lingkungan pabrik

atau ACS maka yang bertanggung jawab adalah bidang produksi sedangkan jika

kerusakan terjadi saat distribusi kepada konsumen maka hal itu menjadi

tanggung jawab dari departemen Quality Control. ACS Surabaya memiliki

kebijakan mutu dan pedoman mutu.

3) Departemen Head. Memastikan dan menjamin agar sistem manajemen mutu

ISO 9001:2000 serta system keamanan pangan HACCP dilaksanakan dan

dipelihara dengan baik pada departemennya masing-masing.

Page 7: ACS PMM

D. Sistem Dan Cara Penyimpanan Bahan Basah Dan Kering

Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang

banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan

makanan tersebut. Adapun tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik

menurut higiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:

A. Suhu penimpanan yang baik

Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan

tergantung kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya.

Sebagian besar dapat dikelompokkan menjadi:

1. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya

Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C

Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C

Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C

2. Makanan jenis telor, susu dan olahannya

Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C

Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C

Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C

3. Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan

paling lama 1 minggu yaitu 70 sampai 100 C

4. Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).

B. Tata cara Penyimpanan

1. Peralatan penyimpanan

a. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:

- Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150 C untu penyimpanan

sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan da minuman

dingin.

- Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 - 40 C dalam keadaanisi bisa

digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.

- Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan untuk

penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.

Page 8: ACS PMM

- Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku

(frozen food) dengan suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan

makanan beku dalam jangka waktu lama.

b. Penyimpanan suhu kamar

- Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu

kamar, maka rang penyimpanan harus diatur sebagai berikut:

- Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai

dan langit-langit, maksudnya adalah:

o untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh ruangan

o mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus

o untuk memudahkan pembersihan lantai

o untuk mempermudah dilakukan stok opname

- Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur

- Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan dalam

wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai

C. Cara penyimpanan

1. Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar

suhu dapat merata keselutuh bagian

2. Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya,

dalam wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak,

kantong plastik atau lemari yang berbeda.

3. Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga

terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian.

Pengisian lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat

penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.

4. Penyimpanan didalam lemari es:

a. Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap

b. Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang

rapat dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang

berbeda, kalau tidak letaknya harus berjauhan.

Page 9: ACS PMM

c. Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah

dipergunakan

d. Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk

keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan

penyimpanan makanan

Penyimpanan makanan kering:

a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik

b. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab

c. Rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60cm dari

langit-langit

d. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan

e. Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO

(firs in first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus

dikeluarkan lebih dulu

D. Administrasi penyimpanan

Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang

untuk ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock,

sehingga bila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui.

Dalam sistim penyimpanan bahan makanan kering dan bahan makanan

basah di ACS Surabaya menggunkan berbagai prinsip penyimpanan seperti

FIFO. Metode FIFO (First In First Out) adalah metode penilaian persediaan

dengan cara barang yang dibeli lebih awal, dianggap dikeluarkan lebih awal

pula. Dengan demikian, setiap terjadi suatu transaksi penjualan, harga pokok

(Cost of Goods Sold) barang yang dijual dinilai berdasarkan harga barang yang

dibeli lebih awal. Di ACS surabaya sudah sesuai dengan prinsip penyimpanan

FIFO yang sudah sesuai dengan standart penyimpanan FIFO diatas.

E. Proses Produksi Makanan Dengan Titik Krisis Pengawasan

1) CCP 1 Receving

CCP pertama di Aero Cetering Servise adalah penerimaan bahan makanan.

Titik kritis yang diterapkan pada penerimaan bahan makanan adalah suhu, suhu

Page 10: ACS PMM

bahan makanan dibagi menjadi 2 yaitu Chilling (0o-5oC) dan Frozen (-16o). Bahan

makanan yang termasuk dalah Chilling antara lin sayur, buah, dry food, yogurt,

dan susu, sedangkan bahan makanan yag termasuk dalam Frozen adalah sea food

dan daging. Pengukuran temperature bahan makanan menggunakan alat tembak

yaitu temperature gun. Bahan makanan yang termasuk dalah Chilling akan

diterima bila suhu antara 0o-5oC, tetapi petugas peneriama bahan makanan masih

menerima bahan makanan yang suhunya 6oC atau 7oC tetapi bila suhu sudah diatas

atau sama dengan 8oC bahan makanan dikembalikan kepada pihak tender untuk

diminta bahan makanan yang baru. Pemeriksaan organoleptik dilakukan 3 kali

dalam 1 minggu menggunakan alat refraktometer untuk uji kemanisan. Uji

laboratorium dilakukan seminggu sekali pada bahan makanan secara random.

2) CCP 2 Storage

CCP kedua di Aero Catering servise adalah penyimpanan bahan makanan.

Penyimpanan bahan makanan dibagi atas 3 tempat yaitu penyimpanan bahan

kering, penyimpanan bahan basah (chilling), dan penyimpanan bahan basar

(frozen).

3) CCP 3 Cooking

Pada pemasakan dibagi menjadi 2 tempat yaitu Hot Kitchen dan Cold

Kitchen. Hot Kitchen digunakan untuk mengolah makanan yang menggunakan

proses pemasakan (memberikan panas pada bahan makanan) seperti soup, oseng-

oseng kacang panjang, dan ayam goreng dan Cold Kitchen digunakan untuk

mengelolah makanan yang tanpa proses pemasakan seperti sandwich dan salad.

4) CCP 4 Blash Chil

CCP ke empat di Aero Catering adalah adalah blash chil. Blash Chil

adalah suatu mesin pendingin makanan dari suhu panas menjadi suhu dingin

selama 4 jam. Hal ini bertujuan untuk menhambat pertumbuhan bakteri yang

merugikan.

5) CCP 5 Porsening

CCP ke lima di Aero Catering adalah Porsening.

Page 11: ACS PMM

F. Prinsip Dan Cara Penerapan Hygiene dan Sanitasi makanan

Higiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya

kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat

dan peralatan agar aman dikonsumsi. Sedangkan Penjamah Makanan adalah orang

yang secara langsung mengelola makanan.

Setiap tenaga penjamah makanan yang bekerja di Aero Food Catering Service

memiliki sertifikat kursus hygiene sanitasi makanan, harus berbadan sehat dan tidak

menderita penyakit menular.

Tenaga penjamah makanan sebagaimana yang dimaksudkan harus melakukan

pemeriksaan kesehatannya secara berkala-general minimal 2 (dua) kali dalam 1 tahun

bekerja atau setiap 6 bulan sekali dan tergantung usia. Jika tenaga penjamah berusia >

40 tahun, maka pemeriksaan kesehatan lebih lengkap dibandingkan yang masih

berusia < 40 tahun. Pemeriksaan kesehatan ini untuk memastikan agar tidak

mengidap penyakit TBC, Influenza, dan lain-lain yang berbahaya.

Selain itu, para tenaga penjamah makanan juga diharuskan untuk memakai baju

kerja atau APD (Alat Pelindung Diri) seperti penutup rambut, sarung tangan, dan

masker mulut.

Memonitoring Personal Hygiene :

1. Kebersihan diri termasuk kuku

2. Penggunaan hairnet

3. Penggunaan uniform

4. Hygiene Campaign berupa :

Potong rambut gratis tiap 2 bulan

Pemasangan petunjuk-petunjuk kebersihan

Sanitasi Makanan adalah usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan

tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya

yang dapat menganggu kesehatan.

Sistem Pembuangan Limbah

a. Pengolahan terhadap pembuangan air limbah dan kotoran

Pengolahan terhadap limbah di PT ACS Surabaya ada 2 macam, yaitu

pengolahan limbah cair yang disebut juga dengan Isewage treatment plant (STP) dan

Page 12: ACS PMM

pengolahan limbah padat atau sampah. Adapun area penghasil limbah PT ACS

Surabaya meliputi :

- Pot washing

- Dish washing

- Kitchen

- Bakery and pastry

- Toilet (faeces and urine)

- Hand sink (tempat cuci tangan)

Urutan proses pembuangan limbah cair

Di dalam instalasi STP, air limbah diproses tahapan-tahapan pengolahan sebagai

berikut :

- Grease trap adalah penampungan limbah cair yang mengandung minyak atau

lemak dan partikel-partikel padat lainnya yang bersumber dari pot washing,

diswashing dan kitchen. Fungsi dari grease trap adalah untuk memisahkan atau

menangkap minyak tersebut dengan sistem over flaw, dimana minyak dan kotoran

padat dipisahkan dari air.

- Summpit sebagai tempat penampungan dan bercampur air limbah dari grease trap,

toilet dan dari bakery/pastry, yang selanjutnya dipompakan secara otomatis ke

sistem selanjutnya.

1) Bak aerasi dan blower

Didalam bak aerasi ini air limbah disamping untuk dicerna dengan

memanfaatkan hembusan udara yang dihasilkan oleh blower. Proses aerasi berjalan

selama 24 jam terus menerus, udara yang dihembuskan disuplai oleh blower 1 dan

blower 2 bergantian, yang bekerja secara otomatis. Untuk mendapatkan permukaan

kontak yang merata antara air dan limbah dengan udara di dalam bak aersi, udara dari

blower dihembuskan dengan instalasi pipa ke dasar air didistribusikan dengan

rangkaian deffuser.

Page 13: ACS PMM

2) Bak pengendap (setting tank)

Didalam bak pengendap, padata organik diendapkan dan terpisah dari air

limbah yang telah diaersi. Padatan-padatan yang berbentuk lumpur (sludge) dialirkan

ke aerasi tank, dengan demikian proses pengolahan secara aerobik terus berlangsung.

Untuk pengendalian sludge ke dalam bak aersi proses ini berjalan secara continue

disamping juga dilengkapi over flow chamel dan scum skimmer.

3) Effluent tank

Air yang telah diolah (treatment enffluent) dari bak pengendap dialirkan ke

dalam bak effluent secara gravitasi. Selanjutnya air limbah yang telah diolah tersebut

siap di buang ke saluran umum dengan mempergunakan pompa effluent secara

otomatis.

4) Standart hasil pengolahan limbah

Dengan sistem pengolahan dan peralatan-peralatan yang disebutkan di atas

hasil air limbah bebas dari bahan pencemar dan diijinkan untuk dibuang ke saluran

umum sebagaimana telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.

Page 14: ACS PMM

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

AERO CATRING SERVICE SURABAYA

OLEH:

Galuh Pramitha ( 11.021)

Hendika L.S (11.023)

Johana Indra(11.025)

Khusnul Khotimah (11.026)

Mariska Serra L (11.028)

Maulidyah Isnaini (11.029)

Mersalina Ashanta (11.030)