71880157 Makalah Kep Anak

24
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang. Poliomielitis adalah penyakit infeksius akut yang dalam bentuk berat menyerang sistem saraf pusat. Destruksi saraf motorik pada medula spinalis menyebabkan paralisis flaksid. Namun, sebagian besar infeksi polovirus bersifat subklinis. Poliovirus berperan sebagai contoh picornavirus pada banyak penelitian laboratorium biologi molekular mengalami replika picornavirus. Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Poliomielitis adalah penyakit kelumpuhan akut yang disebabkan oleh virus polio. 1

Transcript of 71880157 Makalah Kep Anak

Page 1: 71880157 Makalah Kep Anak

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang.

Poliomielitis adalah penyakit infeksius akut yang dalam bentuk berat menyerang

sistem saraf pusat. Destruksi saraf motorik pada medula spinalis menyebabkan paralisis

flaksid. Namun, sebagian besar infeksi polovirus bersifat subklinis.

Poliovirus berperan sebagai contoh picornavirus pada banyak penelitian laboratorium

biologi molekular mengalami replika picornavirus.

Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat

mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang

pada semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang

dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar,

nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan

merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.

Poliomielitis adalah penyakit kelumpuhan akut yang disebabkan oleh virus polio.

Sejak 1979 Tidak ada laporan kasus infeksi poliovirus di Amerika Serikat. Sampai

tahun 1998, rata-rata 8-10 kasus yang terkait dengan virus vaksin yang dilaporkan setiap

tahun. Karena dari semua lembaga vaksin inactivated poliovirus (IPV) kebijakan dalam

jadwal imunisasi rutin, jumlah vaksin-kasus terkait telah menurun secara signifikan.

Empat kasus vaksin berasal poliovirus diidentifikasi pada tahun 2005 di kalangan anak-

anak di sebuah unvaccinated masyarakat Amish di Minnesota. Insiden global mengenai

infeksi poliovirus ini telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988. Meskipun tidak ada

wabah yang dilaporkan di belahan bumi barat sejak 1991, Pan American Health

Organization melaporkan sebuah kejadian di Haiti dan Republik Dominika pada tahun

2001. Sejak 2001, tidak ada tambahan wabah penyakit yang disebabkan oleh poliovirus di

Amerika. Dari kelompok-jenis penyakit masih ditemukan di beberapa daerah di Afrika

1

Page 2: 71880157 Makalah Kep Anak

dan Asia Tenggara. Semenjak tahun 2004, hanya 5 negara dimana poliovirus transmisi

tidak pernah terputus diantaranya adalah India, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Afghanistan.

Meskipun kemajuan signifikan telah dibuat terhadap pemberantasan penyakit infeksi ini

di negara-negara tersebut, peningkatan jumlah kasus yang diamati pada tahun 2006 ini

tetap ada ( L. Heymann, 2004 ).

Penyakit polio di Amerika Serikat menurut Dr. Robert Mendelsohn, ahli penyakit

anak-anak dan penyelidik medis, tidak ada bukti menunjukan bahwa pemberian vaksin

dapat menyembuhkan polio. Pada tahun 1923 - 1953, vaksin polio telah diperkenalkan

dan diberikan, tetapi angka kematian penyakit polio di Amerika Serikat dan Inggris masih

tinggi sekitar 47 persen sampai 55 persen. Pada data Statistik menunjukkan suatu

kemunduran di negara-negara Eropa. Dan ketika vaksin polio banyak tersedia di Eropa

banyak orang bertanya tentang manfaat dan efektivitas vaksin polio, karena banyak warga

disana menggunakan vaksin polio tetapi masih terserang polio ( L. Heymann, 2004 ).

2. Tujuan.

Untuk mengetahui apa ayng di maksud dengan penyakit polio,etiologi,dan cara

penata laksanaan medik serta bagai mana cara pencegahan agar tidak terjangkit polio

serta asuhan keperawtan pada penyakit polio.

BAB II

2

Page 3: 71880157 Makalah Kep Anak

PEMBAHASAN

1. Definisi.

Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat

mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang

pada semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang

dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar,

nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan

merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.

Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika

Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio juga menyebar ke negara maju belahan

bumi utara yang bermusim panas. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata

orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat

akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan

penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini ( Miller,N.Z, 2004 )

.Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan

oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV),

masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran

darah dan mengalir ke sytem syaraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang

kelumpuhan (paralisis).

Jenis – jenis Polio antara lain :

1. Polio Non-Paralisis

Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut, lesu dan sensitif. Terjadi

kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.

2. Polio Paralisis Spinal3

Page 4: 71880157 Makalah Kep Anak

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk

anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun

strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200

penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi

pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah

pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang

belakang dan neuron motor yang mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul

gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum

divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang

belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar

sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf

pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki

kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi

terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai

menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem

saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks

(dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.

3. Polio Bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak

ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan

saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola

mata saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata,

gusi, dan otot muka, saraf auditori yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal

yang membantu proses menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah

dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan

yang mengatur pergerakan leher ( Wilson, 2001 ).

2. Epidemiologi

4

Page 5: 71880157 Makalah Kep Anak

Pada 5 Mei 2005, dilaporkan terjadi ledakan infeksi polio di Sukabumi akibat strain

virus yang menyebabkan wabah di Nigeria. Virus ini diperkirakan terbawa dari Nigeria

ke Arab dan sampai ke Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab

atau orang yang bepergian ke Arab untuk haji atau hal lainnya.

Sebelum usaha eradikasi global dimulai, poliomyelitis terjadi di seluruh

dunia,sepanjang tahun pada daerahtropis dan selama musim panas dingin jarang terjadi.

Penyakit terjadi pada semua kelompok usia, tetapi anak biasanya lebih rentab dari pada

orang dewasa karena kekebalan yang didapat pada populasi dewasa. Di daerah yang

sedang berkembang dengan kondisi kehidupan yang memudahkan penyebarab virus

secara luas, poliomyelitis merupakan penyakit pada masa bayi dan kanak-kanan (paralisis

infantile). Di Negara maju, sebelum adanya vaksinasi, distribusi usia bergaser sehingga

sebagian besar pasien berusia di atas 5 tahun dan 25% di atas 15 tahun . Angka kasus

kematian paling tinggi pada bervariasi.. Angka tersebut paling tinggi pada kelompok usia

paling tua dan dapat mencapai 5-10%.

Manusia adalah satu-satunya reservoir infeksi yang diketahui. Dalam lingkungan

yang padat dengan hygiene dan sanitasi yang buruk di daerah beriklim panas, daerah

dengan hampir semua anak menjadi kebal pada awal kehidupan, poliovirus

mempertahankan diri dengan menginfeksi sebagaian kecil populasi. Di zona beriklim

sedang dengan tingkat hygiene yang telah tumbuh untuk menjadi baik,epidemic terjadi

setelah periode penyebaran virus yang terbatas sampai tercukupinya jumlah anak rentan

yang tersebut.lah tumbuh untuk menjadi sasaran penularan di daerah tersebut. Virus

didapatkan dari faring an usus pasien dan carrier yang sehat. Prefalensi infeksi paling

tinggi pada kontak rumah tangga. Ketika kasus pertama kali ditemukan dalam suatu

keluarga, semua anggota yang rentan dalam keluarga tersebut telah terinfeksi akibat

penyrbaran virus yang cepat.

Pada iklim sedang, oleh enterovisus, termasuk poliovirus, terutama terjadi Selama

musim panas. Virus terdapat dalam kotoran selama periode prevalensi tinggi dan dapat

berperan sebagai sumber kontaminasi air yang digunakan untuk minum, mandi, atau

irigasi. Terdapat kolerasi langsung antara hygiene dan sanitasi yang buruk, kepadatan

penduduk, dan akuisisi serta antibody pada usia dini.

5

Page 6: 71880157 Makalah Kep Anak

3. Etiologi

Penyakit Polio disebabkan oleh infeksi polio virus yang berasal dari genus

Enterovirus dan family Picorna viridae. Virus ini menular melalui kotoran(feses) atau

sekret tenggorokan orang yang terinfeksi. Virus polio masuk melalui ludah sehingga

menyebabkan infeksi. Hal ini dapat terjadi dengan mudah bila tangan terkontaminasi atau

benda-benda yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam mulut. Virus polio masuk

kedalam tubuh manusia melalui mulut dan berkembang biak ditenggorokan dan usus.

Berkembang biak selama 4 sampai 35 hari, kemudian akan dikeluarkan melalu tinja

selama beberapa minggu kemudian.

Sifat Virus

a. Sifat umum

Partikel poliovirus merupakan enterovirus yang khas. Partikel ini tidak aktif bila

dipanaskan pada suhu 550 selama 30 menit, tetapi Mg2+ , 1 mol/l, mencegah inaktivasi

ini. Karena poliovirus yang dimurnikan diinaktifkan oleh konsentrasi klorin sebesar 0,1

ppm, diperlukan konsentrasi klorin yang lebih tinggi untuk mendesinfeksi kotoran yang

mengandung virus pada suspensi fekal dan adanya bahan organik lain. Poliovirus tidak

dipengaruhi oleh eter atau natrium deoksiokolat.

6

Page 7: 71880157 Makalah Kep Anak

b. Kerentanan hewan dan pertumbuhan virus

Poliovirus mempunyai kisaran pejamu yang sangat terbatas. Sebagian besar strain akan

menginfeksi monyet bila diinokulasi secara langsung ke dalam otak atau medula

spinalis. Simpanse dan monyet cynomolgus juga dapat terinfeksi melalui jalur oral,

pada simpanse, infeksi biasanya asimtomatik dan hewan menjadi carrier virus dalam

usus. Sebagian besar strain dapat tumbuh pada biakan galur sel primer atau kontinu dari

berbagai jaringan manusia atau dari ginjal, testis, atau otot monyet tetapi tidak dari

jaringan hewan tingkat rendah. Poliovirus memerlukan reseptor membran spesifik

primata untuk infeksi dan jika reseptor ini tidak ada pada permukaan sel nonprimata

maka mereka akan menjadi resistan terhadap virus. Restriksi ini dapat diatasi dengan

memasukkan poliovirus ke dalam sel yang resistan dengan menggunakan vesikel lipid

sintetik yaitu liposom. Setelah di dalam sel, poliovirus bereplikasi secara norma.

Masuknya gen reseptor virus juga mengubah sel yang resistan menjadi sel yang rentan.

Mencit transgenik yang mengandung gen reseptor primata telah dikembangkan; mencit

tersebut rentan terhadap poliovirus manusia.

c. Sifat antigen

Terdapat 3 jenis antigen poliovirus.

4. Patogenesis dan patofisiologi

Virus dalam ditemukan dalam darah pasien poliomielitis nonparalitik dan monyet

yang yang terinfeksi secara oral pada fase praparalitik penyakit. Antibodi terhadap

virus tampak pada awal penyakit, biasanya sebelum terjadi paralisis.

Dipercaya bahwa virus pertama kali memperbanyak diri dalam tosil, kelenjar getah

bening leher, plak nyeri, dan isus halus, sistem syaraf pusat kemudian diinvasi melalui

darah dalam sirkulasi.Poliovirus dapat menyebar di sepanjang akson saraf perifer

sampai sistem saraf pusat, tempat virus terus berkembang di sepanajang serat lower

motor neuron untuk semakin melibatkan medula spinalis atau orak. Poliovirus

menyerang jenis sel saraf tertentu dan pada proses multiplikasi intraseluler dapat

merusak atau menghancurkan seluruh sel tersebut. Poliovirus tidak memperbanyak

7

Page 8: 71880157 Makalah Kep Anak

diri dalam otot in vivo. Perubahan yang terjadi pada syaraf perifer dan otot volunter

disebabkan oleh destruksi sel saraf perifer dan otot volunter disebabkan oleh destruksi

sel syaraf. Beberapa sel yang kehilangan fungsi dapat pulih sempurna. Peradangan

terjadi akibat serangan pada sel saraf.

Selain perubahan patologi sistem saraf, mungkin juga terjadi miokarditis, hiperplasi

limfatik, dan ulserasi plak penyeri.

Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu. Tidak semua

neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat

terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala. Daerah

yang biasanya terkena poliomyelitis ialah :

a. Medula spinalis terutama kornu anterior,

b. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio

retikularis yang mengandung pusat vital,

c. Sereblum terutama inti-inti virmis,

d. Otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang-

kadang nucleus rubra,

e. Talamus dan hipotalamus,

f. Palidum dan

g. Korteks serebri, hanya daerah motorik.

Mulut adalah prot d’entree virus dan multiplikasi primer terjadi dalam orofaring

atau usus. Virus menetap dalam tenggorok dan tinja sebelum awitan penyakit. Satu

minggu setelah infeksi terdapat virus dalam jumlah sedikit dalam tenggorok, tapin virus

terus dikeluarkan dalam tinja selama beberapa minggu meskipun kadar antibodi yang

tinggi terdapat dalam darah.

8

Page 9: 71880157 Makalah Kep Anak

Imunitas bersifat permanen terhadap jenis virus yang menyebabkan infeksi.

Mungkin terjadi resistansi heterotopik derajat rendah yang diinduksi oleh infeksi,

terutama antara poliovirus tipe 1 dan tipe 2.

Imunitas pasif ditransfer dari ibu ke keturunannya antibodi maternal secara bertahap

hilang selama 6 bulan pertama. Antibodi yang diberikan secara pasif hanya bertahan 3-5

minggu.

Antibodi penetral virus terbentuk segera setelah pajanan dengan virus, sering

sebelum awitan penyakit. Dan tampaknya menetap seumur hidup. Pembentukannya pada

awal penyakit menunjukan kenyataan bahwa multiplikasi virus terjadi dalam tubuh

sebelum invasi sistem saraf. Karena virus dalam otak dan medula spinalis tidak

dipengaruhi oleh titer antibodi yang tinggi dalam darah, imunisasi akan berarti jika

diberikan sebelum awitan gejala sistem saraf.

Protein permukaan VPI poliovirus mengandung beberapa epitop penetral virus,

masing-masing dapat mengandung beberapa epitop penetral virus, masing-masing dapat

mengandung kurang dari sepuluh asam amino. Tiap epitot mampu menginduksi antibodi

penetral virus.

5. Manifestasi klinik.

Bila seseorang yang rentan terhadap infeksi terpajan virus, respons berkisar dari

infeksi subklinis tanpa gejala, penyakit demam ringan, sampai paralisis permanen dan

berat. Sebagian besar infeksi bersifat subklinis.Kemudian virus menyerang dan

9

Page 10: 71880157 Makalah Kep Anak

merusakkan jaringan syaraf ,sehingga menimbulkan kelumpuhan yang

permanen.kelumpuhan permanen hanya terjadi pada kurang dari 1% orang yang terinfeksi

virus polio. Sebagian besar orang yang terinfeksi penyakit polio hanya merasa seperti

sakit flu. Keadaan ini menyebabkan virus polio dapat menyebar dengan cepat tanpa

diketahui, karena sebagian besar anak yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala yang

khusus.

Periode inkubasi biasanya 7-14 hari, tetapi dapat berkisar dari 3 hari sampai 35 hari.

1. POLIOMIELITIS ABORTIF

Keadaan ini merupakan bentuk penyakit yang paling sering. Pasien hanya menderita

penyakit minor yang ditandai dengan demam, malaise, lelah, nyeri kepala, mual,

muntah, konstipasi, dan nyeri tenggorokan dalam berbagai kombinasi. Pemulihan

terjadi dalam beberapa hari.

2. POLIOMIELITIS NON PARALISIS (MENINGITIS ASEPTIK)

Selain gejala dan tanda yang disebutkan dalam paragraf sebelumnya, pasien dalam

bentuk nonparalitik mengalami kekuatan dan nyeri di punggung serta leher. Penyakit

berlangsung 2-10 hari dan pemulihannya berlangsung cepat dan sempurna. Pada

presentase kecil kasus, penyakit berkembang menjadi pralisis. Poliovirus hanya satu

dari banyak virus yang menyebabkan meningitis aseptik.

3. POLIOMIELITIS PARALISIS

10

Page 11: 71880157 Makalah Kep Anak

Keluhan yang menonjol adalah paralisis flaksid akibat kerusakan lower motor

neuron. Namun, juga dapat terjadi inkoordinasi akibat invasi batang otak dan spasme

yang nyeri pada otot nonparalisis. Jumlah kerusakan sangat bervariasi. Pemulihan

maksimal biasanya terjadi dalam 6 bulan dengan gejala sisa paralisis yang

berlangsung lebih lama.

4. ATROFI OTOT PASCAPOLIOMIELITIS PROGESIF

Rekredudensi paralisis dan pelemahan otot ditemukan pada orang beberapa dekade

setelah mereka mengalami poliomielitis paralisis. Meskipun jarang terjadi, arrofi otot

pascapoliomielitis progesif merupakan sindrom yang spesifik. Keadaan tersebut

tampaknya bukan akibat infeksi presisten tetapi akibat perubahan fisiologi dan

penuaan pada pasien paralisis yang telah terbebani oleh hilangnya fungsi

neuromuskular.

6. Diagnostik

Penyakit polio dapat didiagnosis dengan 3 cara yaitu :

1. Viral Isolation

11

Page 12: 71880157 Makalah Kep Anak

Poliovirus dapat dideteksi dari faring pada seseorang yang diduga terkena

penyakit polio. Pengisolasian virus diambil dari cairan cerebrospinal adalah diagnostik

yang jarang mendapatkan hasil yang akurat.Jika poliovirus terisolasi dari seseorang

dengan kelumpuhan yang akut, orang tersebut harus diuji lebih lanjut menggunakan uji

oligonucleotide atau pemetaan genomic untuk menentukan apakah virus polio tersebut

bersifat ganas atau lemah.

2. Uji Serology

Uji serology dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita. Jika pada

darah ditemukan zat antibody polio maka diagnosis bahwa orang tersebut terkena polio

adalah benar. Akan tetapi zat antibody tersebut tampak netral dan dapat menjadi aktif

pada saat pasien tersebut sakit.

3. Cerebrospinal Fluid ( CSF)

CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan

jumlah sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan

kehilangan protein sebanyak 40-50 mg/100 ml ( Paul, 2004 ).

Virus dapat ditemukan dari apusan tenggorokan yang diambil segera setelah awitan

penyakit dan dari apusan rektum atau sampel tinja yang dikumpulkan dalam waktu lama.

Tidak diketahui adanya carrier yang permanen. Poliovirus jarang ditemukan dari cairan

serebrospinalis tidak seperti beberapa coxsackievirus dan echovirus.

7. Pencegahan

Dalam World Health Assembly tahun 1998 yang diikuti oleh sebagian besar

negara di penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan Eradikasi Polio (Erapo)

tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000. Program Eropa pertama yang

dilakukan adalah

a. Melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh

b. Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan 1997.

Pemberian imunisasi polio yang sesuai dengan rekomendasi WHO adalah diberikan sejak

lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian diulang usia 1½ tahun, 5

tahun, dan usia 15 tahun. Tersedia vaksin virus yang dimatikan maupun virus hidup.

12

Page 13: 71880157 Makalah Kep Anak

Vaksin formalin (salk) diambil dari virus yang tumbuh pada biakan ginjal monyet.

Setidaknya empat inokulasi selama 1- 2 tahun dianjurkan pada seri pertama. Imunisasi

booster periodic diperlukan untuk mempertahankan kekebalan. Vaksin virus yang

dimatikan menginduksi antibody humoral tetapi tidak menginduksi kekebalan usus local

sehingga virus masih bisa memperbanyak diri dalam usus. Vaksin oral mengandung virus

hidup yang dilemahkan yang tumbuh pada biakan monyet primer atau biakan sel diploid

manusia. Vaksin dapat distabilisasi oleh magnesium klorida sehingga dapat disimpan

tanpa kehilangan potensi potensi selama setahun pada temperature 4◦C dan selama

beberapa minggu pada temperature ruangan sedang (sekitar 25◦C). Vaksin yang dapat

distabilisasi harys disimpan dalam keadaan beku sampai digunakan.

c. Survailance Acute Flaccid Paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh

layuh pada usia di bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena

polio atau bukan.

d. Melakukan Mopping Up, artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yang

ditemukan penderita polio terhadap anak di bawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi

polio sebelumnya.

8. Pengobatan

Pengobatan pada penyakit polio sampai sekarang belum ditemukan cara atau

metode yang paling tepat. Sedangkan penggunaan vaksin yang ada hanya untuk

mencegah dan mengurangi rasa sakit pada penderita.

Rehabilitasi dengan cara dilakukan dengan beristirahat dan menempatkan pasien ke

tempat tidur, memungkinkan anggota badan yang terkena harus benar-benar nyaman. Jika

organ pernapasan terkena, alat pernapasan terapi fisik mungkin diperlukan. Jika

kelumpuhan atau kelemahan berhubung pernapasan diperlukan perawatan intensif.

Poliomielitis aboratif dengan cara : Diberikan analgetk dan sedative ,diet

adekuat ,istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya dicegah aktifitas

yang berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.

13

Page 14: 71880157 Makalah Kep Anak

2. Poliomielitis non paralitik dengan cara : Sama seperti aborif , selain diberi

analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres hangat selama 15 – 30

menit,setiap 2 – 4 jam.

3. Poliomielitis paralitik dengan cara : Perawatan dirumah sakit,istirahat total,selama

fase akut kebersihan mulut dijaga,fisioterafi, akupuntur, interferon

Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.Poliomielitis abortif diatasi dengan

istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapat dimulai

lagi.Poliomielitis paralitik/non paralitik diatasi dengan istirahat mutlak paling sedikit

2 minggu perlu pemgawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi paralysis

pernapasan.

Fase akut :

Analgetik untuk rasa nyeri otot.Lokal diberi pembalut hangat sebaiknya dipasang

footboard (papan penahan pada telapak kaki) agar kaki terletak pada sudut yang

sesuai terhadap tungkai..Pada poliomielitis tipe bulbar kadang-kadang reflek menelan

tergaggu sehingga dapat timbul bahaya pneumonia aspirasi dalam hal ini kepala anak

harus ditekan lebih rendah dan dimiringkan kesalah satu sisi.

Sesudah fase akut : Kontraktur.atropi,dan atoni otot dikurangi dengan fisioterafy.

Tindakan ini dilakukan setelah 2 hari demam hilang.

9. Prognosis

Penyakit polio mempunyai prognosis yang buruk, karena pada kasus kelumpuhan

mengakibatkan kurang lebih 50-80 % kematian yang disebabkan oleh polio. Selain itu

karena belum dapat ditemukan obat yang dapat menyembuhkan polio. Pemberian vaksin

juga masih kurang efektif untuk mencegah polio, karena banyak orang yang telah diberi

vaksin polio tetapi masih terkena penyakit ini.

14

Page 15: 71880157 Makalah Kep Anak

BAB III

PENUTUP.

A. Kesimpulan.

Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit

peradaban. Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh

melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang

terkontaminasi feses. Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain

berbeda dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat

terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen

kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari

gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.

Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat

mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio

Non-Paralisis, Polio Paralisis Spinal, Polio Bulbar.

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang

disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan

poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini

dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sytem syaraf pusat menyebabkan

melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).

Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar,

nyeri pada kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan

merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.

Pencegahan polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan

menyeluruh, Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995,

1996, dan 1997, Survailance Acute Flaccid Paralysis, melakukan Mopping Up.

15

Page 16: 71880157 Makalah Kep Anak

DAFTAR PUSTAKA

Blog, Gladiators, Penyakit Polio. 13-04-2010.

Direktur Jendral PP dan PL, Masalah polio dan Penanggulangannya. 23-04-2010.

News, Pusat Informasi Penyakit Infeksi. 13-04-2010.

Shvoong, Penyakit Polio. 12-03-2010

Yusharmen, Dr. Pemetaan Kerja Surveilans dalam Eradiksi dan Penanggulangan KLB Polio.

22-04-2010.

16