Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

49
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN PSIKOSOSIAL PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS DAN TERMINAL KEPERAWATAN JIWA Disusun Oleh : Desi Putrie Anggraini Ebby Dira Pratama Reza Purwasih Risky Prima Putra Yanti Jumi Yanti Dosen Pengajar : S. Pardosi, S.Kp.,M.Psi KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN T.A 2015

Transcript of Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Page 1: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGANPSIKOSOSIAL PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS DAN TERMINAL

KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :

Desi Putrie Anggraini

Ebby Dira Pratama

Reza Purwasih

Risky Prima Putra

Yanti Jumi Yanti

Dosen Pengajar : S. Pardosi, S.Kp.,M.Psi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATANT.A 2015

Page 2: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Askep ini dengan judul Asuhan Keperawatan

Jiwa dengan Psikososial pada pasien penyakit terminal dan kronis.

Dalam penyelesaian proposal ini tim penulis banyak mendapat bantuan materil maupun

moril dari berbagai pihak, untuk itu tim penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat tim penulis sebutkan

satu persatuan disini.

Tim penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini, namun

tim penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dan kelemahan baik secara materi

maupun teknik penulisan, saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat

berguna untuk bahan acuan pembuatan laporan ataupun penelitian nantinya.

Bengkulu, Agustus 2015

Tim Penulis

Page 3: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................... 1

B. Tujuan.................................................................................................. 2

C. Metode Penulisan................................................................................. 3

D. Sistematika Penulisan.......................................................................... 3

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar Penyakit Kronis

1. Pengertian.......................................................................................... 4

2. Sifat Penyakit Kronik........................................................................ 4

3. Dampak Penyakit Kronik terhadap klien.......................................... 4

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit kronik......................... 5

5. Respon klien terhadap penyakit kronik............................................. 5

6. Perilaku klien dengan penyakit kronis............................................... 7

7. Respon keluarga................................................................................. 7

8. Penatalaksanaan................................................................................. 8

B. Konsep dasar Penyakit Kronis

1. Pengertian.......................................................................................... 10

2. Jenis-jenis penyakit terminal............................................................. 10

3. Manifestasi klinik.............................................................................. 10

4. Fase-fase Kehilangan dengan Respon Cemas yang Berhubungan

dengan Penyakit Terminal................................................................... 11

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Penyakit Terminal

1. Pengkajian ......................................................................................... 15

Page 4: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

2. Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 19

3. Perencanaan Keperawatan ................................................................ 19

B. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Penyakit Kronik

1. Pengkajian ......................................................................................... 20

2. Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 21

3. Perencanaan Keperawatan ................................................................ 22

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................... 27

B. Saran.................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 29

4

Page 5: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan

masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan

yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Peran perawat sangat komprehensif

dalam menangani pasien karena peran perawat adalah membimbing rohani pasien yang

merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi

kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992 ), karena pada dasarnya setiap

diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual (Basic spiritual needs, Dadang Hawari,

1999).

Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk hidup dan

meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan. Namun sering kali harapan dan

dambaan tersebut tidak tercapai. Dalam masyarakat kita, umur harapan hidup semakin

bertambah dan kematian semakin banyak disebabkan oleh penyakit-penyakit kronis seperti

penyakit diabetes militus, penyakit cordpulmonaldeases, penyakit arthritis. Pasien dengan

penyakit kronis seperti ini akan melalui suatu proses pengobatan dan perawatan yang

panjang. Jika penyakitnya berlanjut maka suatu saat akan dicapai stadium terminal yang

ditandai dengan oleh kelemahan umum, penderitaan, ketidak berdayaan, dan akhirnya

kematian.

Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang

menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian

kesehataan seutuhnya (WHO, 1984). Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama

perawat untuk memenuhi kebutuhan spritual pasien. Karena peran perawat yang

komprehensif tersebut pasien senantiasa mendudukan perawat dalam tugas mulia

mengantarkan pasien diakhir hayatnya sesuai dengan Sabda Rasulullah yang menyatakan

bahwa amalan yang terakhir sangat menentukan, sehingga perawat dapat bertindak sebagai

fasilisator (memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin

sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat.

Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose

5

Page 6: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut begitu juga dengan pasien

pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai

masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi

juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup

pasien dan keluarganya.

Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya

pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan

psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal

sebagai perawatan paliatif atau palliative care. Dalam perawatan paliatif maka peran perawat

adalah memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien kronis untuk membantu pasien

menghadapi penyakitnya.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa diharapkan mampu

mengenal dan mengetahui tentang Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami

penyakit kronis dan Terminal

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu :

a. Agar mahasiswa dapat mengatahui dan memahami dampak-dampak yang terjadi

pada klien penyakit kronis dan terminal

b. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Respon Klien Terhadap

Penyakit Kronis dan terminal

c. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada klien

penyakit kronis dan terminal

d. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada klien

penyakit kronis dan terminal

6

Page 7: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

C. Metode penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode diskritip melalui pendekatan studi kasus

yang meliputi pengumpulan data, analisa data, dan menarik kesimpulan. Metode ini

dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan sumber-sumber lain (internet) yang

berhubungan dengan judul dan permasalahan.

D. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan :

Terdiri atas Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis :

Pengertian penyakit kronik, Sifat, Dampak, Factor-faktor, Respon

dan Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis dan terminal

BAB III :

Terdiri atas Konsep asuhan keperawatan penyakit kronik dan

terminal

BAB IV Penutup :

Terdiri atas Kesimpulan dan Saran-saran.

7

Page 8: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit Kronis

1. Pengertian

Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama

sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh. (Purwaningsih

dan Karbina, 2009). Ketidakmampuan/ketidakberdayaan merupakan persepsi individu

bahwa segala tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana

individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru

dirasakan. (Purwaningsih dan Karbina, 2009).

Berdasarkan pengertian diatas kelompok menyimpulkan bahwa penyakit kronik

yang dialami oleh seorang pasien dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan

seorang klien mengalami ketidakmampuan contohnya saja kurang dapat mengendalikan

kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan. Contoh : penyakit diabetes militus,

penyakit cordpulmonaldeases, penyakit arthritis.

2. Sifat Penyakit Kronik

Menurut Wristht Le (1987) mengatakan bahwa penyakit kronik mempunyai beberapa

sifat diantaranya adalah :

1) Progresif

Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah. Contoh

penyakit       jantung.

2) Menetap

Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan menetap pada

individu. Contoh penyakit diabetes mellitus.

3) Kambuh

Penyakit kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu  dengan kondisi yang

sama atau berbeda. Contoh penyakit arthritis

3. Dampak Penyakit Kronik terhadap Klien

Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien diantaranya

(Purwaningsih dan kartina, 2009) adalah :

1) Dampak psikologis

8

Page 9: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Dampak ini dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, yaitu:

Klien menjadi pasif

Tergantung

Kekanak-kanakan

Merasa tidak nyaman

Bingung

Merasa menderita

2) Dampak somatic

Dampak somatic adalah dampak yang ditimbulkan oleh tubuh karena keadaan

penyakitnya. Keluhan somatic sesuai dengan keadaan penyakitnya. Contoh : DM

adanya Trias P

3) Dampak terhadap gangguan seksual

Merupakan akibat dari perubahan fungsi secara fisik (kerusakan organ) dan

perubahan secara psikologis (persepsi klien terhadap fungsi seksual).

4) Dampak gangguan aktivitas

Dampak ini akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga hubungan social

dapat terganggu baik secara total maupun sebagian.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit Kronik

1) Persepsi klien terhadap situasi

2) Beratnya penyakit

3) Tersedianya support social

4) Temperamen dan kepribadian

5) Sikap dan tindakan lingkungan

6) Tersedianya fasilitas kesehatan

5. Respon Klien Terhadap Penyakit Kronik

Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-Psiko-Sosial-

Spritual ini akan meliputi respon kehilangan (Purwaningsih dan kartina, 2009).

1) Kehilangan kesehatan

Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa klien merasa

takut, cemas dan pandangan tidak realistic, aktivitas terbatas.

2) Kehilangan kemandirian

9

Page 10: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukan melalui

berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan

3) Kehilangan situasi

Klien merasa kehilangan  situasi yang dinikmati sehari-hari bersama

keluarga dan kelompoknya

4) Kehilangan rasa nyaman

Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti panas,

nyeri, dll

5) Kehilangan fungsi fisik

Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti klien dengan gagal ginjal

harus dibantu melalui hemodialisa

6) Kehilangan fungsi mental

Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental seperti klien

mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir efisien

sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional

7) Kehilangan konsep diri

Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi

sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional (bodi image), peran serta

identitasnya. Hal ini dapat  akan mempengaruhi idealisme diri dan harga diri rendah

8) Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga

9) Klien menarik diri dari lingkungan

Hubungan sosial klien dapat terganggu sebagian maupun yang

total. Contohnya hubungan terganggu sebagian, klien masih berhubungan dengan

lingkungan sekitar, tetapi klien malu-malu dan tidak percaya diri untuk bergaul

dengan orang secara berkelompok.Apabila terganggu total, klien sudah tidak ingin

berinteraksi lagi dengan lingkungan sekitar, klien hanya ingin menyendiri (menarik

diri dari lingkungan).

6. Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis

Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang

dideritanya oleh klien atau individu (Purwaningsih dan kartina, 2009), yaitu:

1) Penolakan (Denial)

10

Page 11: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti

jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan

memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat

(menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita sebenarnyaberat) dan

menyakini bahwa penyakit kronis ini akan segera sembuh dan hanya akan memberi

efek jangka pendek (menolak untuk mengakui bahwa penyakit kronis ini belum

tentu dapat disembuhkan secara total dan menolak untuk mengakui bahwa ada efek

jangka panjang atas penyakit ini, misalnya perubahan body image).

2) Cemas

Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan

sesuatu yang umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan

perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan membayangkan kematian yang akan

terjadi padanya. Bagi individu yang telah menjalani  operasi jantung, rasa nyeri

yang muncul di daerah dada, akan memberikan reaksi emosional tersendiri.

Perubahan fisik yang terjadi dengan cepat akan memicu reaksi cemas pada individu

dengan penyakit kanker.

3) Depresi

Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit

kronis.Kurang lebih sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit

jantung mengalami depresi.

7. Respon keluarga

Keluarga juga mengalami respons yang sama dengan pasien atas penyakit yang diderita

oleh klien atau individu (Purwaningsih dan kartina, 2009), yaitu :

1) Penolakan (Denial)

Sama halnya dengan pasien atau individu, keluarga yang tidak siap atau tidak

menerima dengan kondisi yang ada pada pasien. Keluarga mengangap penyakit

yang diderita tidak terlalu berat dan menyakini bahwa penyakit kronis ini akan

segera sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek.

11

Page 12: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

2) Cemas

Keluarga akan memperlihakan ekspresi cemas akan diagnose yang telah

divonis oleh pihak medis. Pihak keluarga cemas akan tidak bisa sembuh

penyakit tersebut dan takut ditinggalkan dalam jangka waktu dekat oleh pesien.

3) Depresi

Keluarga yang terkejut dan tidak bisa menerima keadaan terhadap situasi

yang dialami pasien akan mengalami depresi.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang optimal pada klien dengan kondisi kronis adalah sangat

penting. Penatalaksanan harus melibatkan kesehatan mental, memantau perkembangan

klien, dan melibatkan keluarga. Pengobatan sederhana tidak cukup. Klien harus bekerja

sama dengan tim kesehatan, percaya terhadap pengobatan yang diberikan, dan

mempunyai keluarga yang mendukung dan membantu dalam rencana pengobatan.

Beberapa prinsip penatalaksanaan klien dengan kondisi kronis adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan kesehatan

Menjelaskan kepada klien tentang perjalanan penyakitnya dan keterbatasan

pengobatan.Pendidikan kesehatan harus langsung pada penderita dan keluarganya

dan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

2) Merespons terhadap emosi

Dengarkan baik-baik, berikan waktu yang cukup bagi klien dan keluarganya

untuk mengemukakan perasaannya, kekhawatirannya, dan harapannya.

3) Melibatkan keluarga

Dukungan pada keluarga dan petunjuk penatalaksanaan sangat

penting.Keluarga harus dibantu agar tidak melakukan sikap yang berlebihan

terhadap anak, seperti terlalu melindungi, terlalu khawatir dan memberikan

perhatian berlebihan.

4) Melibatkan pasien

Bila klien dilibatkan dalam penatalaksaan penyakitnya, maka mereka akan lebih

patuh dan bertanggungjawab.

5) Melibatkan tim multidisiplin

12

Page 13: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Beberapa ahli diperlukan dalam menatalaksana remaja dengan kondisi kronis,

seperti dokter, psikolog, pekerja sosial, okupasi-terapis, fisioterapis, ahli gizi, dan

ahli lain yang terkait.

6) Menyediakan perawatan yang berkelanjutan

Klien dengan kondisi kronis membutuhkan seseorang yang bisa dipercaya.

Paling sedikit salah satu dari anggota tim, lebih baik dokter dari pusat kesehatan

primer (seperti Puskesmas), yang membina hubungan jangka panjang dengan

penderita dan keluarganya. Peran dokter disini adalah mengkoordinasi perawatan

berbagai spesialis (multidisiplin), memantau tumbuh kembangnya, memberikan

petunjuk yang mungkin diperlukan, dan lain sebagainya.

7) Menyediakan pelayanan rawat jalan yang komprehensif

Diperlukan pelayanan psikologikal, belajar bersosialisasi, pendidikan,

penelitian, dikatakan bahwa klien yang mendapatkan pelayanan yang

komprehensif, dapat menurunkan frekuensi rawat inap, lama dirawat, biaya di

rumah sakit, dan menurunkan kemungkinan dirawat kembali.

8) Merujuk ke kelompok pendukung (kelompok sebaya atau kelompok penyakit

sejenis). Ikut dalam kelompok pendukung dapat saling tukar pengalaman dan

informasi antara penderita dan keluarga lain dengan masalah yang sama.

9) Mengembangkan teknik menolong diri sendiri, seperti : Pelatihan (terapi perilaku)

Terhadap klien dalam teknik mengatasi stres atau rasa sakit, dapat membantu klien

mengurangi stres terhadap penyakit dan pengobatan yang diberikan.

10) Pembatasan

Bila kepatuhan atau perilaku yang menjadi masalah, remaja harus dibuat disiplin,

dan tim yang merawat serta keluarganya harus setuju dan mendukung.

11) Perawatan di rumah sakit

Bila diperlukan perawatan remaja di rumah sakit, terbaik bila ditangani dalam

lingkungan yang kondusif untuk kebutuhan perkembangan remaja.

13

Page 14: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

B. Konsep Dasar Terminal

1. Pengertian

Kondisi terminal adalah suatu proses yang proagresif menuju kematian berjalan

melalui sesuatu tahapan proses penurunan fisik. psikososial dan spiritual bagi individu

(Carpenito 1995).

Perawatan terminal dapat dimulai pada minggu-minggu, hari-hari dan jam-jam

terakhir kehidupan di mana bertujuan:

a. Mempertahankan hidup.

b. Menurunkan distress.

c. Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin.

Secara umum kematian adalah sebagian dari proses kehidupan yang dialami oleh siapa

saja meskipun demikian hal tersebut tetap saja menimbulkan perasaan ngeri dan takut,

tidak hanya pada klien akan tetapi juga pada keluarganya dan bahkan pada mereka yang

merawat serta mengurusnya.

Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi di tengah keluarga,

kenyataan ini sangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkannya. Untuk menghindari

hal tersebut bukan hanya keluarga saja yang berduka bahkan klien lebih tertekan dengan

penyakit yang dideritanya.

2. Jenis-jenis Penyakit Terminal

Adapun yang dapat dikategorikan sebagai penyakit terminal adalah:

1) Penyakit-penyakit kanker

2) Penyakit-penyakit infeksi kronis

3) AIDS

4) Akibat kecelakaan fatal

5) Congestif Failure Renal (CRF)

3. Manifestasi Klinik

1) Fisik

Gerakan penginderaan menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung

kaki dan ujung jari.

14

Page 15: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Aktifitas dari gastrointestinal berkurang.

Reflex mulai menghilang.

Suhu klien biasanya tinggi tapi terasa dingin dan lembab terutama pada kaki dan

tangan dan ujung-ujung ekstremitas atas dan bawah.

Kulit kelihatan kebiruan dan pucat.

Denyut naddi tidak teratur daan lemah.

Nafas berbunyi keras dan cepat mendengkur.

Penglihatan mulai kabur.

Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri.

Klien dapat tidak sadarkan diri.

2) Psikososial

Sesuai dengan fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E. Kubbler Rosa

mempelajari respon-respon atas menerima kematian dan maut secara mendalam

dari hasil penyelidikan penelitiannya yaitu respon kehilangan yang menampilkan

anatra lain:

Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah atau air muka.

Cemas diungkapkan dengan cara menggerakkan otot rahang dan kemudian

mengendor.

Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka atau menangis.

Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidakmampuan untuk berhubungan

secara personal serta akibat penolakan.

4. Fase-fase Kehilangan dengan Respon Cemas yang Berhubungan dengan Penyakit

Terminal

Masuknya klien ke dalam ancaman peran sakit pada rentang hidup-sangat

mengancam dan mengubah homeostatis. Lebih dari itu rasa takut yang nyata tentang

kematian dan pengaruh terhadap anggota keluarga yang dirrawat dirasakan oleh

keluarga. Banyak faktor yang mempengaruhi klien dalam perawatan penyakit terminal

apabila seseorang sudah divonis/prognosis jelek, ia tidak akan bisa menerima begitu

saja tentang apa yang ia hadapi sekarang.

15

Page 16: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Elizabeth Hubbler Ross mengambarkan 5 tahap yang akan dilalui klien dalam

menghadapi bayangan atau kehilangan yang sangat bermanfaat untuk memahami

kondisi klien pada saat itu adalah:

1) Pengingkaran (Denial)

Adalah ketidakmampuan menerima kehilangan untuk membatasi atau mengontrol

nyeri dan distress dalam menghadapi. Gambaran pada tahap denial yaitu:

Tidak percaya diri

Shock

Mengingkari kenyataan akan kehilangan

Selalu membantah dengan perkataan tidak

Diam terpaku

Bingung, gelisah

Lemah, lemas, pernapasan dan nadi cepat, berdebar-debar.

Nyeri tubuh, mual.

2) Tahap Anger (Marah)

Adalah tahap kekesalan terhadap kehilangan. Gambaran pada tahap marah atau

anger, yaitu:

Klien marah-marah

Nada bicara kasar

Suara tinggi

3) Tahap Tawar-menawar (Bergaining)

Adalah cara koping dengan hasil-hasil yang mungkin dari penyakit dan

menciptakan kembali tingkat control. Gambaran pada tahap ini adalah:

Sering mengugkapkan kata-kata kalau anda

Sering berjanji pada Tuhan

Mempunyai kesan mengulur-ulur waktu

Merasa bersalah terus menerus

Kemarahan mereda.

4) Tahap Depresi

Adalah ketiadaan usaha apapun untuk mengunngkapkan perasaan atau reaksi

menghilang. Gambaran pada tahap ini adalah :

16

Page 17: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Klien tidak banyak bicara

Sering menangis

Putus asa

5) Tahap Acceptance atau menerima

Adalah akhirnya klien dapat menerima kenyataan dengan kesiapan. Gambaran pada

tahap ini adalah:

Tenang/damai

Mulai ada perhatian terhadap suatu objek yang baru

Berpartisipasi aktif

Tidak mau banyak bicara

Siap menerima maut.

Tidak semua orang dapat melampaui ke lima tahap tersebut dengan baik, dapat saja

terjadi ketidakmampuan menggunakan adaptasi dan timbul bentuk-bentuk reaksi lain.

Jangka waktu periode tahap tersebut juga sangat individual.

Penerimaan suatu prognosa penyakit terminal memang berat bagi setiap individu.

Ini merupakan suatu ancaman terhadap kehidupan dan kesejahteraan pada individu

tersebut, dari ancaman tersebut timbul suatu rentang respon pada individu. Cemas dapat

dipandang suatu keadaan ketidakseimbangan atau ketegangan yang cepat

mengusahakan koping.

Rentang respon seseorang terhadap penyakit terminal dapat digambarkan dalam

suatu rentang yaitu harapan. Ketidakpastian dan putus asa.

Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Harapan Ketidakpastian Putus Asa

(Stuart and Sundeen 1998)

17

Page 18: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Keterangan gambar:

a. Harapan

Adalah mempunyai respon psikologis terhadap penyakit terminal. Dengan adanya

harapan dapat mengurangi stress sehingga klien dapat menggunakan koping yang

tidak adekuat.

b. Ketidakpastian

Penyakit terminal dapat mengakibatkan ketidakpastian yang disertai dengan rasa

tidak aman dan putus asa. Meskipun secra medis sudah dapat dipastikan akhirnya

prognosa dapat mempercepat klien masuk dalam respon maladaptif.

c. Putus Asa

Biasanya ditandai dengan kesedihan dan seolah-olah tidak ada lagi upaya yang

berhasil untuk mengenal penyakitnya. Dalamm kondisi ini dapat membawa klien

merusak atau melukai diri sendiri.

18

Page 19: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

C. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Penyakit Terminal

1. Pengkajian

Pengkajian pada klien dengan penyakit terminal. Menggunakan pendekatan

holistic yaitu suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap klien bukan hanya pada

penyakit dan aspek pengobatan atau penyembuhan saja akan tetapi juga aspek

psikososial lainya.

Salah satu metode untuk membantu perawat dalam mengkaji data psikososial

pada klien terminal yaitu dengan menggunakan metode “ Person”.

P. (Personal Strength)

Yaitu kekuatan seseorang yang ditujukan melalui gaya hidup.

Kegiatannya atau pekerjaanya :

Contoh yang positif:

Bekerja di tempat yang menyenangkan bertanggung jawab penuh dan nyaman.

Bekerja dengan siapa saja dalam kegiatan sehari- hari.

Contoh yang negative :

Kecewa dalam pengalaman hidup

Tidak mempunyai komitmen dalam kehidupan.

E. (Emotional Reaction )

Yaitu reaksi emosional yang ditunjukan dengan klien

Contoh yang positif:

Bingung tapi mampu memfokuskan keadaan.

Contoh yang negative

Tidak berespon (menarik diri)

R. (Respon to stress )

Yaitu respon pasien terhadap situasi saat ini atau di masa lalu.

Contoh yang positif:

Memahami masalah secara langsung dan mencari informasi

Menggunakan perasaanya dengan sehat misalnya latihan olahraga.

19

Page 20: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Contoh yang negative:

Menyangkal masalah

Pemakai alcohol

S. (Support Sistem)

Yaitu keluarga atau orang lain yang berarti.

Contoh yang positif:

Keluarga

Lembaga masyarakat.

O. (Optimum health goal)

Yaitu alasan untuk menjadi lebih baik (motivasi).

Contoh yang positif:

Menjadi orang tua

Melihat hidup sebagai pengalaman yang positif

Contoh yang negative:

Pandangan hidup sebagai masalah yang terkuat

Tidak mungkin mendapatkan yang terbaik

N. (Nervus)

Yaitu bagian dari bahasa tubuh yang mengontrol seseorang mempunyai penyakit atau

mempunyai gejala yang serius.

Contoh yang positif:

Melibatkan diri dalam perawatan dan pengobatan

Contoh yang negative:

Tidak berusaha dalam melibatkan dalam perawatan

Menunda keputusan

Pengkajian yang perlu diperhatikan pada klien dengan penyakit terminal meliputi:

a) Faktor predisposisi

Yaitu faktor yang mempengaruhi respon psikologis klien pada penyakit terminal.

System pendekatan pada klien:

Alas Kerud mengklasifikasikan pengkajian yang dilakukan yaitu:

Riwayat psikososial termasuk hubungan interpersonal. Penyalahgunaan zat,

perawatan psikiatri sebelumnya.

20

Page 21: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Banyaknya distress yang dialami dan respon terhadap krisis.

Social support system termasuk sumber-sumber yang ada dan kebutuhan

support tambahan.

Tingkatan perkembangan.

Kemampuan koping.

Fase penyakit cepat terdiagnosa, pengobatan dan post pengobatan.

Identitas kepercayaan diri. Pendekatan nilai-nilai filosofi hidup.

Adanya reaksi sedih dan kehilangan.

Pengetahuan klien tentang penyakit.

Pengalaman masa lalu dengan penyakit.

Persepsi dan wawasan hidup respon terhadap klien penyakit terminal, persepsi

terhadap dirinya. Sikap keluarga, lingkungan, tersedianya fasilitas kesehatan

dan beratnya perjalanan penyakit.

b) Faktor sosial cultural

Klien mengekspresikan sesuai degan tahap perkembagan, pola kultur atau

latar belakang budaya terhadap kesehatan, penyakit, penderitaan dan kematian yang

dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal

c) Faktor presipitasi

Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya reaksi klien penyakit terminal adalah :

Prognosa akhir penyakit yangmenyebabkan kematian.

Faktor transisi dari arti kehidupan menuju kematian.

Support dari keluarga dan orang terdekat.

Hilangnya harga diri,karena kebutuhan tidak terpenuhi sehingga klien menarik

diri,tersinggung dan tidak ada semangat hidup.

Selain faktor itu etiologi dari penyakit terminal dapat merupakan faktor predisposisi

diantaranya :

Penyakit kanker

Penyakit akibat infeksi yang parah

Congestif Renal Failure

Akibat kecelakaan yang fatal

d) Faktor Perilaku

21

Page 22: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Respon terhadap klien

Bila klien terdiagnosa penyakit terminal maka klien akan mengalami krisis dan

keadaan ini mengakibatkan keadaan mental klien mudah tersinggung,sehingga

secara langsung dapat menganggu fungsi fisik atau penurunan daya tahan

tubuh.

Respon terhadap Diagnosa

Biasanya terjadi pada klien yang terdiagnosa penyakit terminal adalah shock

atau tidak percaya,perubahan konsep diri klien terancam,ekspresi klien dapat

berupa emosi,kesedihan dan kemarahan.

Isolasi Sosial

Pada klien penyakit terminal merupakan pengalaman yang sering dialami,klien

kehilangan kontak degan orang lain dan tidak tahu denga pasti bagaimana

pendapat orang terhadap dirinya.

e) Mekanisme Koping

Mekanisme koping yang sering digunakan pada klien dengan penyakit terminal

adalah:

a) Denial adalah mekanisme koping yang berhubungan dengan penyakit fisik,

yang berfungs sebagai pelindung klien untuk memahami penyakit secara

bertahap,tahapan tersebut adalah :

Tahap awal yaitu tahap menghadapi ancaman terhadap kehilangan “Saya

harus meninggal karena penyakit ini”.

Tahap Kronik adalah persetujuan dengan proses penyakit “aku menyadari

dengan sakit akan meninggal tetapi tidak sekarang “ Proses ini mendadak

dan timbul perlahan lahan.

Tahap akhir menerima kehilangan “Saya akan meninggal “ kedamaian

dalam kematianya sesuai dengan kepercayaanya.

b) Regresi

Mekanisme koping klien untuk menrima ketergantungan terhadap fungsi

peranya,mekanisme koping ini juga dapat memecahkan masalah pada peran

sakit klien dalam masa penyembuhan.

c) Kompensasi

22

Page 23: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Suatu tindakan dimana klien tidak mampu mengatasi keterbatasnya karena

penyakit yang dialami.

d) Belum menyadari (Closed Avereness )

Yaitu klien dan keluarga tidak menyadari kemungkinan akan kematian,tidak

mengerti mengapa klien sakit,dan mereka yakin klien akan sembuh.

e) Berpura-pura (Mutual Prelence)

Yaitu klien dan keluarga ,perawat dan tenaga kesehatan lanya tahu prognosa

penyakit terminal.

f) Open Avereness

Yaitu klien dan keluarga menerima atau mengetahui klien akan kematian dan

merasa tenang untuk mendiskusikan adanya kematian.

2. Diagnosa Keperawatan

1) Ansietas / Cemas

2) Isolasi sosial menarik diri

3) Gangguan komunikasi verbal

4) Antisipasi berduka

5) Self care deficit

3. Perencanaan Keperawatan

Tujuan perawatan pada klien penyakit terminal :

1) Membantu klien untuk hidup lebih nyaman dan sepenuhnya sampai meninggal.

2) Membantu keluarga member support pada klien

3) Membantu klien dan keluarga untuk menerima.

Kriteria Hasil dan Management Efektif :

1) Koping yang efektif klien dan keluarga yang tidak mengetahui kematian ditandai

dengan :

Percakapan antara keluarga dank lien tentang hari terakhir dan jam terakhir

yang disukai.

Percakapan antara klien dan keluarga tentang kepercayaan spiritual dan

tentang adanya kematian.

23

Page 24: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Interaksi antara klien dan keluarga yang berhubungan dengan arti kehidupan

dan ketakutan yang berhubungan dengan kematian.

2) Proses pemisahan yang berguna untuk klien dan keluarga di tandai dengan :

Klien member kenang kenangan pada anggota keluarga

Klien mengucapakan selamat tinggal kepada setiap anggota keluarga

Perubahan ekspresi verbal tentang cinta antara keluarga dan klien

Klien membuang semua harapannya

Diskusi antar klien dengan pasanganya tentang bagaimana mengatakan

kematian pada anak-anaknya dan bagaimana anak berpartisipasi dalam proses

pemakaman.

3) Greiving untuk klien dan keluarga yang akan terjadi dan saling menghibur,ditandai

dengan :

Saling berbicara

Menangis bersama

Saling berpelukan

Mempertahankan kontak fisik selama klien mengalami kemunduran fisik.

4. Evaluasi

1) Klien dapat mengontrol rasa sakit

2) Klien dapat mengekspresikan rasa marah, sedih dan kehilangan.

3) Klien mempersiapkan kematian dan menggunakan support spritual dan sosial.

D. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Penyakit Kronik

Asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kronis meliputi proses keperawatan dari

pengkajian, diagnosa dan perencanaan (Purwaningsih dan kartina, 2009).

24

Page 25: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

1. Pengkajian

Pengkajian terhadap klien hal-hal yang perlu dikaji adalah :

a) Respon emosi klien terhadap diagnose

b) Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi

c) Upaya klien dalam mengatasi situasi

d) Kemampuan dalam mengambil dan memilih pengobatan

e) Persepsi dan harapan klien

f) Kemampuan mengingat masa lalu

Pengkajian terhadap keluarga

Hal-hal yang perlu dikaji adalah :

a) Respon keluarga terhadap klien

b) Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya

c) Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui

d) Kapasitas dan system pendukung yang ada

e) Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional

f) Identifikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan perubahan yang

terjadi

Pengkajian terhadap lingkungan

a) Sumber daya yang ada

b) Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit

c) Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan

d) Ketersediaan fasilitas partisifasi dalam asuhan keperawatan kesempatan kerja

 

2. Diagnosa keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang dapat ditimbulkan dari proses pengkajian klien

dengan penyakit kronis adalah (Purwaningsih dan kartina, 2009) :

a. Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan

perubahan

b. Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan

mengekspresikan perasaan

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan dampak penyakit yang dialami

25

Page 26: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

d. Defisit perawatan diri personal Hygine berhubungan dengan ketidakmampuan dan

ketidak pedulian karena stress

e. Isolasi sosial berhubungan dengan gangguan kondisi kesehatan

f. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan persepsi kurang di hargai

3. Diagnosa dan Rencana Keperawatan

NO.DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN DAN

KRITERIA HASILINTERVENSI RASIONAL

1. Harga diri rendah kronik

berhubungan dengan

persepsi kurang di hargai

yang ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan

merasa tidak berguna

lagi

Klien juga malu

dengan keluarga dan

teman-temannya

Klien merasa ingin

mati saja

Klien takut tidak

diterima oleh orang-

orang terdekatnya

DO :

Klien tampak sulit

bergaul

Bicara klien lambat

dan nada suara lemah

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam,

harga diri klien

meningkat dengan KH

:

Klien mulai

merasa diterima

oleh

lingkungannya

Rasa malu klien

mulai menghilang

Klien mulai

mudah bergaul

1. Identifikasi

kemampuan dan

aspek positif yang

masih dimiliki

klien.

2. Beri pujian yang

realistik/nyata dan

hindarkan

penilaian negatif

3. Yakinkan bahwa

keluarga

mendukung setiap

aktifitas.

1. Dengan cara

mendiskusikan

bahwa klien

masih memiliki

sejumlah

kemampuan dan

aspek positif

untuk

meningkatkan

rasa percaya diri

klien.

2. Menghilangkan

rasa malu dan

takut tidak

diterima

lingkungan.

3. Meyakinkan

klien bahwa

dirinya dapat

diterima oleh

keluargnya dan

tidak perlu takut

dan malu.

26

Page 27: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

2. Isolasi sosial

berhubungan dengan

gangguan kondisi

kesehatan yang ditandai

dengan :

DS :

Klien mengatakan

tidak nyaman jika

berada didekat orang

lain, karena

kondisinya sekarang

Lebih senang sendiri

DO :

Klien banyak diam

dan kurang mau

berbicara

Klien tampak sedih,

ekspresi datar dan

dangkal

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam,

klien mulia bisa

bergaul dengan KH :

Klien mulai

merasa nyaman

jika berada

didekat orang lain

Klien bisa

melakukan

tindakan di luar

kamar

Klien bisa bergaul

tanpa rasa malu

dan takut

Bina hubungan

saling percaya

Latih klien cara-

cara berinteraksi

dengan orang lain

secara bertahap

Diskusikan

dengan keluarga

pentingnya

interaksi klien

dengan keluarga

terdekat

Libatkan klien

dalam terapi

kelompok secara

bertahap

Rasa saling

pecaya telah

terbina,

mempermudah

perawat untuk

mengkaji dan

mendapatkan

informasi dari

klien

Cara-cara dan

contoh yang

merupakan

pembelajaran

yang efesien

untuk klien

memulai untuk

berani bergaul

dengan orang

lain

Dukungan

keluarga sangat

berarti untuk

kesembuhan

klien, dengan

interaksi yang

baik dapat

menunjukkan

rasa perhatian

Untuk membuat

klien mampu

berinteraksi

27

Page 28: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

dengan baik,

perlu bertahap

dan perlahan.

Dengan terapi

kelompok

memungkinkan

klien bisa

berinteraski.

3. Kecemasan yang

meningkat berhubungan

dengan ketidakmampuan

mengekspresikan

perasaan yang ditandai

dengan KH :

DS :

Klien merasa takut

penyakitnya tidak

bisa disembuhkan

Klien juga

mengkhawatirkan

keluarganya dirumah

DO :

Klien tampak tidak

bisa untuk tidur

Klien tampak lemah

dan lesu akibat

kurang tidur

Setlah dilakukan

tindakan selama 2x24

jam, ansietas klien

berkurang dengan

KH :

Klien mampu

menunjukkan

koping yang baik

Klien mampu

mengungkapkan

perasaan dan bisa

bertukar pikirang

dan perasaan

Kaji tingkat

kecemasan klien

dari ttv, nafsu

makan,

Beri dorongan

pada klien untuk

mengungkapkan

pikiran dan

perasaan

Berikan

penyuluhan

kepada keluarga

dan ajak untuk

bersama sama

memotivasi klien

Untuk

mengetahui

kecemasan klien

Agar klien

tenang dan

menerima

kondisi

kesehatannya

sekarang

Dukungan

keluarga

merupakan

perhatian yang

bisa memotivasi

klien untuk

sembuh

4. Gangguan citra tubuh

berhubungan dengan

dampak penyakit yang

dialami yang di tandai

Setelah dilakukan

perawatan selama

2x24 jam, body image

klien teratasi dengan

Kaji secra verbal

dan nonverbal

respon klien

terhadap

Data awal untuk

menentukan

intervensi yang

28

Page 29: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

dengan :

DS :

Klien mengatakan

malu dengan

keadaanya sekarang

Klien mengatakan

tidak menyangka

penyakitnya

bertambah parah

DO :

Perubahan aktual

pada fungsi

Luka gangren klien

bertambah parah dan

mulai mengeluarkan

bau tidak sedap

KH :

Body image klien

positif

Mendeskripsikan

factual perubahan

fungsi tubuh

 Mempertahankan

interaksi sosial

tubuhnya

Libatkan dan

jelaskan klien

tentang

pengobatan,

perawatan

kemajuan dan

prognosis

penyakit

Fasilitasi kontak

dengan individu

lain dalam

kelompok kecil

tepat untuk klien

Apabila lkien

tahu tentang

pengobatan,

perawatan

kemajuan dan

prognosis

penyakit, akan

membuat klien

sedikit tenang.

Dan mampu

menentukan

intervensi yang

tepat untuknya

Untuk

membantu klien

agar dapat

bersosialisasi

dengan oaring

lain.

5. Defisit perawatan diri

personal Hygine

berhubungan dengan

ketidakmampuan dan

ketidak pedulian karena

stress yang ditandai

dengan KH :

DS :

-       Klien mengatakan

tidak mampu untuk

membersihkan diri

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam,

personal hygiene klien

terpenuhi dengan

KH :

Klien

mengatakan

merasa segar dan

Bantu klien untuk

personal hygine

sesuai kebutuhan

yang di anjurkan

Dukung

kemandirian

untuk melakukan

personal hygine

jika

memungkinkan

Agar kebutuhan

kebersihan

terpenuhi secara

baik

Melatih klien

untuk mandiri

dan mampu

melakukan

personal

hygiene sendiri

29

Page 30: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

secara maksimal

-       Klien mengatakan

tidak peduli mau mandi

atau tidak, yang dia

pikirkan hanya

penyakitnya

-       Klien mengatakan

tidak mengetahui cara

merawat luka dengan

baik dan benar, hanya

menunggu perawat saja

yang melakukannya

DO :

-       Mulai tercium bau

tidak sedap dari tubuh

dan luka klien

-       Klien tampak tidak

menjaga kebersihan diri.

nyaman

Klien mampu

menjaga

kebersihan

dirinya

Tidak tercium

lagi bau tidak

sedap

Klien tampak

bersih mulai dari

pakaian

Berikan

penjelasan kepada

klien akan

pentingnya

kebersihan diri

baik secara

kesehatan, agama

maupun sosial

Agar klien sadar

akan pentingnya

kebersihan diri

dan mampu

menjaga

kebersihan

dirinya sendiri.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

30

Page 31: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit atau

sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses

kematian. Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung kondisi fisik,

psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga

berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien

terminal.

Orang yang telah lama hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan menderita

penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi peredaan terhadap

penderitaan. Atau sebagian beranggapan bahwa kematian sebagai jalan menuju kehidupan

kekal yang akan mempersatukannya dengan orang-orang yang dicintai. Sedangkan yang lain

beranggapan takut akan perpisahan, dikuncilkan, ditelantarkan, kesepian, atau mengalami

penderitaan sepanjang hidup.

Seseorang yang menghadapi kematian/kondisi terminal, dia akan menjalani hidup,

merespon terhadap berbagai kejadian dan orang disekitarnya sampai kematian itu terjadi.

Perhatian utama pasien terminal sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi lebih pada

kehilangan kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri yang menyakitkan atau tekanan

psikologis yang diakibatkan ketakutan akan perpisahan, kehilangan orang yang dicintai.

B. Saran

1. Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal, tujuannya

untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat

terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan

damai.

2. Ketika merawat klien menjelang ajal atau terminal, tanggung jawab perawat harus

mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang unik.

3. Perawat harus lebih toleran dan rela meluangkan waktu lebih banyak dengan klien

menjelang ajal, untuk mendengarkan klien mengekspresikan duka citanya dan untuk

mempertahankan kualitas hidup pasien.

31

Page 32: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

DAFTAR PUSTAKA

Dalami, Ermawati dkk, 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan masalah Psikososial,

Jakarta: Transinfo Media

32

Page 33: Makalah ASKEP Kep. Jiwa pada psikososial penderita penyakit kronik & Kondisi terminal.doc

Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances Mary, Geisster C Alice. 1999. Rencana Asuhan

Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien jiwa

Edisi 3. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan jiwa  Edisi 8. Jakarta: EGC

Depkes RI Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan dan Penyakit

kronik dan terminal Jakarta: Depkes RI.

Brunner & Suddart.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: EGC

33