Tugas Kep Anak
Embed Size (px)
description
Transcript of Tugas Kep Anak

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembagan Anak
Menurut Doyle (2009), pertumbuhan atau physical growth adalah peningkatan dalam
ukuran tubuh yaitu tinggi badan, berat badan dan juga bertambah besarnya ukuran organ
kecuali jaringan limfa yang akan mengecil ketika usia anak bertambah.
Dorland Medical Dictionary (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan adalah proses
normal dari pembesaran ukuran organisme yang disebabkan oleh accretion
(pertumbuhan) jaringan tubuh. Sedangkan Tanuwidjaya (2002), mendefinisikan
pertumbuhan sebagai bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler,
yang bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan mempergunakan satuan panjang
atau satuan berat.
Doyle (2009) menyatakan bahwa perkembangan adalah peningkatan fungsi dan
kapabilitas seorang anak. Dalam mempelajari perkembangan dapat dibagi atas beberapa
kategori yang spesifik seperti gerakan motorik kasar, gerakan motorik halus,
perkembangan bahasa, sosial dan emosional. Pada anak yang normal, proses
perkembangan terjadi dalam kecepatan yang berbeda misalnya ada anak yang berjalan
dalam usia yang lebih cepat dari sebagian anak lain namun lambat dalam perkembangan
berbicaranya dan Tanuwidjaya (2002) menyebutkan bahwa perkembangan anak ialah
bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dan bersifat
kualitatif.
Pertumbuhan: suatu proses perubahan fisik (anatomis) yang ditandai dengan
bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh, karena adanya pertambahan dan pembesaran
sel-sel. Perkembangan: suatu proses bertambahnya kemampuan (skill) dalam stuktur dan
fungsi tubuh yang lebihkompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Pertumbuhan dapat diketahui dengan mengukur berat
badan, panjang badan/tinggi badan, linngkar kepala dan lingkar lengan atas.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
1) Factor genetic
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuhkembang anak.
Melalui instruksi genetic yang terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Potensi genetic yang bermutu hendaknya
dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga dapat diperoleh hasil akhir
yang optimal. Penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom seperti
Sindro Down, Sindrom Turner,dan lain-lain.
3

2
2) Factor lingkungan
a. Lingkungan prenatal yang termasuk factor lingkungan prenatal adalah gizi ibu saat
hamil,adanya toksin atau zat kimia, radiasi, stress, anoksia embrio, imunitas, infeksi
dan lain-lain.
b. Lingkungan post natal
a) Factor biologis
Yang termasuk didalamnya adalah rass (suku bangsa), jenis kelamin,umur,
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi
metabolisme, hormone.
b) Factor fisik
Yang termasuk didalamnya adalah cuaca (musim, keadaan geografis), keadaan
rumah, sanitasi, radiasi.
c) Factor psikososial
Yang termasuk didalamnya adalah stimulasi, ganjaran/hukuman yang wajar,
motivasi belajar, keluarga sebaya, sekolah, stress, cinta dankasih saying,
kualitas interaksi anak dan orang tua.
d) Factor keluarga dan adat istiadat
Yang termasuk didalamnya adalah pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan
ayah dan ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayang dan ibu, adapt istiadat,norma, agama, dan lain-lain.
C. Kebutuhan Dasar Anak
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
Meliputi pangan/gizi, perawatan kesehatan dasar, pemukiman yang layak,
higienene perorangan, sandang, kesegaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.
2. Kebutuhan emosi/kasih saying (ASIH)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras
antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh
kembang anak yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial.kasih sayang orang
tuanya akan menciptakan ikatan yang erat (Bounding) dan kerpercayaan (Basic trust).
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (Pendiddikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan peerkembangan mental
psikososial : kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kemandirian kreativitas, agama,
kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.
D. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
a. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh factor bawaan dan lingkungan.
b. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa perceopatan atau masa
perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organorgan.

3
c. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya
berbeda anatara anak satu dengan lainnya.
d. Perkembangan erat hubungannya dengan maturitas system susunan saraf.
e. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
f. Reflek primitive seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum
gerakan volunteer tercapai.
E. Masa Pertumbuhan dan Perkembagan
Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap,yaitu masa
prenatal, dan masa post natal. Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan
terdiri atas dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus. Masa embrio adalah periode
setelah konsepsi hingga umur kehamilan 8 minggu, dimana ovum yang dibuahi akan
mengalami diferensiasi yang berlangsung cepat hingga membentuk suatu sistem organ
dalam tubuh.
Masa fetus adalah kehamilan pada awal minggu ke 9, dan dibagi pada dua tahap yaitu
masa fetus dini dan masa fetus lanjut. Masa fetus dini mulai saat kehamilan berusia 9
minggu sampai dengan trimester kedua. Pada tahap ini, terjadi kecepatan yang meningkat
pada pertumbuhan dan pembentukan janin, sehingga membentuk manusia dengan organ –
organ tubuh yang mulai berfungsi. Masa akhir trimester kedua memasuki trimester ketiga,
menunjukkan fasa fetus dini memasuki fase fetus lanjut dimana, pertumbuhan
berlangsung dengan pesat dan perkembangan fungsi-fungsi tubuh mulai terlihat.
Pada fase ini juga terjadi transfer immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui
plasenta sedangkan di daerah otak dan retina fetus terjadi akumulasi asam lemak essensial
dari seri omega 3 dan omega 6 (Tanuwidjaya.S, 2002). Sesudah lahir, tahap pertumbuhan
dan perkembangan akan masuk ke masa post natal. Masa post natal terdiri dari beberapa
periode, yaitu masa neonatal (0-28 hari), masa bayi (bayi dini dan bayi lanjut), masa
prasekolah, masa sekolah atau pra-pubertas dan masa remaja (adolescent)
(Tanuwidjaya.S, 2002).
Tahap awal neonatus adalah beradaptasi terhadap lingkungan, yang termasuk
perubahan sirkulasi darah dan mulainya berfungsi berbagai organ – organ tubuhnya yang
lain seperti parunya (Tanuwidjaya. S, 2002). Setelah berakhirnya masa neonatus, fase
berikutnya adalah fase bayi, yang terbagi dua fase yaitu bayi dini dan bayi lanjut. Fase
bayi dini yang berawal dari usia 1 bulan hingga 12 bulan. Pada fase bayi dini
pertumbuhan akan terjadi dengan pesat dan proses pematangan organ akan berlangsung
secara berkelanjutan terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (Tanuwidjaya.S, 2002).
Setelah bayi mencapai usia 1 tahun, ia akan masuk ke masa bayi akhir, yang
berlangsung hingga ia mencapai usia 2 tahun, ditahap ini kecepatan pertumbuhan mulai
menurun dan ada kemajuan pada perkembangan motorik dan fungsi ekskresi. Pada saat
usianya masuk 2 tahun, dia akan memasuki tahap prasekolah (preschooler), di usia ini
pertumbuhan anak akan berlangsung dengan stabil dan terjadi perkembangan dengan
aktifitasnya sehari-hari dan meningkatnya keterampilan dan proses berpikir.

4
Masa sekolah atau masa prapubertas terjadi pada anak wanita dikalangan usia 6
hingga 10 tahun, sedangkan anak laki laki usia 8 hingga 12 tahun, diperiode ini anak-anak
akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah,
keterampilan dan intelektual makin berkembang, dia senang bermain berkelompok
dengan jenis kelamin yang sama. Anak wanita biasanya akan memasuki masa adolesensi
2 tahun lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Usia anak wanita memasuki masa
adolesensi adalah antara usia 10 hingga 18 tahun, sedangkan anak laki -laki akan
mengalami masa adolensensi diusia 12 hingga 20 tahun.
Masa ini merupakan transisi periode anak memasuki tahap menjadi seorang dewasa.
Ada terjadi percepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang
disebut Adolescent Growth spurt yang disertai juga dengan terjadi pertumbuhan dan
perkembangan pesat dari alat kelamin dan timbulnya tanda- tanda kelamin sekunder
(Tanuwidjaya. S, 2002).
1. Masa Neonatus
Masa baru lahir, merupakan perkembangan yang terpendek dalam kehidupan. Dimulai
sejak lahir dan berakhir umur 2 minggu. Dibagi dalam 2 masa :
a. masa pertunate
Berlangsung 15-30 menit pertama sejak lahir sampai tali pusat dipotong.
b. masa neonate
Telah menjadi individu yang terpisah dan berdiri sendiri. Masa ini terjadi penyesuaian
terhadap lingkungan yang baru. Ada 4 penyesuaian utama yang harus dilakukan sebelum
anak memperoleh kemajuan perkembangan, yaitu : perubahan suhu, pernafasan,
menghisap da menelah serta pembuangan melalui organ sekresi. Keempat penyesuaian
tersebut terlihat nyata dengan penurunan berat badan fisiologis selama minggu pertama –
kedua, yaitu 5% -10% dari berat badan lahir.
2. Masa Bayi
Masa antara usia 1 bulan -1 tahun. Disebut periode vital, artinya bahwa periode
ini mempunyai makna mempertahankan kehidupannya untuk dapat melaksanakan
perkembangan selanjutnya. Dengan beberapa kemampuan, yaitu : instink, reflek
dan kemampuan belajar.
1) Instink
Kemampuan yang telah ada sejak lahir, sifatnya psikofisis untuk dapat bereaksi
terhadap lingkungan melalui rangsangan-rangsangan tertentu dengan cara khas, tanpa
bekerja atau berpikir lebih dahulu. Contohnya : reaksi senyum bila ibu mengajak bayi
berbicara walaupun belum mengerti kata-kata yang diucapkan, bayi bereaksi ketakutan
bila ada orang yang mendekati dengan sikap marah.

5
2) Reflek
Suatu gerakan yang terjadi secara otomatis atau sepontan tanpa disadari,
pada bayi normal. Macam-macam reflek pada usia bayi :
a. tonic neck reflek
Gerakan sepontan otot kuduk pada bayi normal. Bila bayi ditengkurapkan maka
secara sepontan akan memiringkan kepalanya.
b. rooting reflek
Bila menyentuh daerah bibir maka akan segera membuka mulut dan memiringkan
kepala kearah tersebut. Bila menyentuhkan dot atau putting susu keujung mulutnya,
gerakan ini kemudian diikuti dengan gerakan menghisap.
c. grasp reflek
Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi, maka jari-jarinya akan
langsung menggenggam dengan kuat.
d. moro reflek
Sering disebut sebagai reflek emosional. Bila bayi diangkat seolah-olah
menyambut dan mendekap orang yang yang mengangkatnya tersebut. Bila bayi dingkat
secara kasar maka dia akan menabgis dengan kuat.
e. startle reflek
Reaksi emosional beberapa hentakan dan gerakan seperti mengejang pada lengan
dan tangan dan sering diikuti dengan tangis yang menunjukkan rasa takut. Bisa
disebabkan suara-suara yang keras dengan tiba-tiba, cahaya yang kuat atau perubahan
suhu mendadak.
f. stapping reflek
Suatu reflek kaki spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya satu persatu
disentuhkan pada suatu dasar maka bayi akan melakukan gerakan melangkah, bersifat
reflek seolah belajar berjalan.
g. doll’s eyes reflek
Bila kepala bayi dimiringkan maka mata juga akan bergerak miring mengikuti,
seperti mata boneka.
3) Pertumbuhan gigi
a. Fase gigi sulung/susu
Gigi pada bayi baru lahir meskipun tidak kelihatan tapi sudah ada dalam rahang.
Gigi mulai terlihat (tumbuh) pada usia 6 bulan dan lengkap usia 2,5-3 tahun. Jumlah gigi
susu 20 buah, terdiri dari : - gigi seri (incivus) I dan II = 8 buag
- gigi taring (caninus) = 4 buah
- gigi geraham (molar) I dan II = 8 buah
b. Fase gigi peralihan
Keadaan dimana gigi tetap/permanent telah tumbuh disamping gigi sulung.
Kurang lebih pada usia 6 tahun gigi permanent yang pertama akan tumbuh disamping gigi
sulung. Tumbuhnya tetap dibelakang geraham-geraham gigi sulung yang terakhir dan

6
sering dianggap gigi sulung juga. Kemudian antara umur 6-12 tahun gigi sulung
berangsur-angsur lepas dan diganti dengan gigi permanent. Umur terlepasnya gigi
sulung : - gigi seri sulung tengah kira-kira 7,5 tahun.
- Gigi seri sulung samping kira-kira 8 tahun.
- Gigi taring kira-kira 11,5 tahun.
- Gigi geraham sulung I kira-kira 10,5 tahun.
c. Fase gigi tetap/permanen
d. Perkembangan panca indra
a. Perabaan
Sejak lahir sudah mempunyai indra perabaan, buktinya :
- Begitu lahir merasa dingin lalu menangis
- Dapat merasakan perabaan dari seseorang dan merasa enak/aman atau tidak.
b. Penglihatan
Bayi hanya dapat membedakan gelap dan terang, lambat laun akan menjadi baik
pada usia 1 bulan dapat mengikuti sinar. Apabila sampai dengan usia 3 bulan belum
dapat mengikuti arah bayang-bayang sinar berarti bayi tersebut bermasalah dalam
penglihatan.
c. Pendengaran
Pada waktu lahir belum ada pendengaran, setelah 1 bulan baru dapat mengetahui
letak letak suara. Apabila sampai dengan usia 9-10 bulan belum bisa mendengar berarti
bayi tersebut bermasalah dalam pendengaran.
d. Penciuman
Belum bisa membedakan bau kecuali menyatakan dengan
kekhususan/perasaannya.
e. Rasa
Panca inra yang paling lambat berkembang. Sesudah 1-2 tahun. Yaitu setelah
mempunyai perasaan like dan dislike.
e. Pertumbuhan otak
Pertumbuhan otak tercepat adalah trimester III kehamilan sampai 5 – 6 bulan
pertama setelah lahir. Jaringan otak dan system syaraf tumbuh secara maksimal selama
2 tahun.
f. Perkembangan fungsional
Perkembangan fungsional atau ketrampilan , artinya tahap pergerakan yang terjadi
karena koordinasi atau kerja sama antara bermacam-macam pergerakan melalui
kematangan belajar, kematangan alat-alat tulang, sumsum syaraf dan perbuatan
proporsi tubuh. Maka anak telah siap untuk menggunakan tubuhnya secara
terkoordinasi. Proses ini dimulai dari otot-otot kepala ke anggi\ota badan. Ada 4
macam perkembangan fungsional, yaitu merangkak, duduk, berdiri dan manipulasi.
g. Perkembangan social

7
Tingkah laku social diartikan bagaimana seorang anak berinteraksi terhadap
orang-orang sekitarnya, pengaruh hubungan itu pada dirinya dan penyesuaian dirinya
terhadap lingkungan.Segera setelah lahir hubungan bayi dan orang sekitarnya
mempunyai yang sangat penting. Hubungan ini terjadi melalui sentuhan atau hubungan
kulit. Bulan kedua bayi mulai mengenal muka orang yang paling dekat (ibu).
Ia mulai tersenyum sebagai suatu cara mengatakan kesenangannya. Sekitar umur 6
bulan mulai mengenal orang-orang disekitarnya dan membedakan orang-orang yang
asing baginya. Umur lebih dari 7 bulan mulai kontak aktif dengan orang lain yaitu
dengan menunjukkan kemauannya.
Contohnya : berteriak-teriak minta perhatian,mulai memperhatikan apa yang
dikerjakan orang disekitarnya. Akhir bulan ke 10 mulai mengobrol dengan ibunya dan
menirukan suku kata dan nada . Akhir tahun pertama hubungan kontak orang tua dan
bayinya sedemikian jauhnya sehingga dapat diajak bermain. Umur 18 bulan dimulai
adanya kesadaran akan saya dan keinginan untuk menjelajahi dan menyelidiki terhadap
lingkungan sangat besar yang akan menimbulkan persoalan, si anak akan akan mulai
dihadapkan dengan orang-orang yang menyetujui dan menghalangi maunya.
Tahun kedua keinginan untuk berdiri sendiri dan penolakan terhadap otoritas
orang dewasa kurang menarik, oleh karena itu kehidupan anak terpusat dilingkungan
rumah. Maka dasar-dasar tingkah laku socialnya dan sikap–sikapnya disamai dirumah.
h. Perkembangan emosi
Kebutuhan utama agar mendapatkan kepercayaan dan kepastian bahwa si anak
diterima di lingkungannya. Kehadirannya sangat diinginkan dan dikasihi yang nantinya
menjadi dasar untuk pecaya pada diri sendiri. Dimulai dengan hubungan yang erat
antara orang tua dan bayi : mengeluselus, memeluk, rooming-in. Proses selanjutnya ibu
secara sadar atau tidak sadar menentukan batas banyaknya kepuasan yang akan
diberkan kepada si anak, karena dipengaruhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
Adanya batas-batas itu menjadikan anak stress dan frustasi yang sewaktuwaktu
dapat diringankan oleh ibunya. Akibat dari interaksi antara ibu dan anak ini organisasi
mental anak berkembang, yaitu anak belajar untuk membedakan dirinya dengan orang
lain.
i. Perkembangan bahasa
Ada 3 bentuk pra bahasa normal dalam perkembangan bahasa, yaitu : menangis,
mengoceh, isyarat. Dalam 2 bulan pertama kehidupannya masih banyak cara
menyatakan keinginan dengan menangis. Umur 3-4 bulan suara bernada rendah
diucapkan pada saat terbangun. Akhir bulan ke 4 bayi dapat diajak bermain dan tertawa
keras. Umur 5-6 bulan mulai mengobrol dengan caranya sendiri yaitu dengan
mengeluarkan suara-suara yang nadanya keras, tinggi dan perlahan.
Umur 9 bulan bayi mulai mengeluarkan suku kata yang diulang, seperti wawa,
papa, mama, sebagai usaha pertama untuk bicara. Pada umur 10-11 bulan bila
ditanyakan dimana bapak, ibu atau mainannya ia akan mencari dengan mata dan

8
memalingkan kepalanya. Pada umur 11-13 bul;an mulai terjadi perubahan penting, ia
mulai menghubungkan kata-kata. Sekitar umur 1 tahun sudah dapat mengerti kata-kata,
kalimatkalimat sederhana secara berulang sehingga ia mendapat kesempatan untuk
melatih dirinya.
j. Perkembangan bicara
a. Pra bicara.
a) Meraban (6-7 minggu)
Merupakan suatu pemainan dengan tenggorokan, mulut bibir sehingga suara
menjadi lembut dan menghasilkan bunyi.
b) Kalimat satu kata (1-18 bulan)
c) Haus akan nama
d) Membuat kalimat
e) Mengenal perbandingan
b. Bicara dalam kalimat yang panjang dan sempurna
a) Bicara egosentris (2-7 tahun) isi bicara lebih mengenai diri sendiri.
b) Bicara sosial
Peralihan dari bicara ego social ke bicara yang berlaku di dalam masyarakat.
3. Masa Kanak-kanak
Masa pra sekolah
1) Perkembangan fisik
Pertumbuhan dtempo yang lambat. Berat badan bertambah kurang lebih 0,5 –
2,5kg/tahun. Tinggi badan bertambah kurang lebih 7,5 cm/tahun.
2) Perkembangan psikis
a. Periode estitis yang berarti keindahan.
Periode ini ada 3 ciri khas yang tidak ada pada periode lain, yaitu : perkembangan
emosi dengan kegembiraan hidup, kebebasan dan fantasi. Ketiga unsure tersebut
berkembang dalam bentuk ekspresi permainan, dongeng, nyanyian dan melukis.
b. Periode penggunaan lingkungan.
Ia telah siap untuk menjelajahi lingkungan. Ia tidak puas sebagai penonton. Ia
ingion tahu lingkungannya.
c. Periode trotz altor.
Periode keras kepala, suatu periode diomana kemauannya sukar diatur,
membandel dan tidak dapat dipaksa. Perkembangan emosi merupakan periode yang
ditandai dengan “Tempe tantrum” yaitu rasa takut yang kuat, marah, rasa ingin tahu,
kasih sayang dan kegembiraan.

9
Masa sekolah
a) Periode intelektual
b) Minat
c) The sense of accomplithment (kemampuan menyesuaikan)
d) Bermain
e) Pemahaman
f) Moral
g) Hubungan keluarga
F. Monitoring pertumbuhan dan perkembangan
Monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan dengan
parameter ukur tertentu seperti fisik, gizi, maturitas dan penilaian milestones
perkembangan. Penilaian pertumbuhan anak menggunakan parameter ukuran
antropometrik yang sering dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik yaitu berat badan,
tinggi badan, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit dan lingkaran lengan atas panjang.
Untuk berat badan pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan seperti
timbangan injak. Berat badan merupakan ukuran antropometrik terpenting, karena
merupakan hasil keseluruhan peningkatan jaringan-jaringan tulang, otot, lemak dan juga
cairan tubuh.
Berat badan pada saat ini merupakan indikator yang baik untuk menentukan status
gizi anak serta keadaan tumbuh kembang anak. Pengukuran tinggi badan pada usia hingga
2 tahun diukur dengan menggunakan alat infantometer. Bayi dalam posisi berbaring
diantara alat, dan satu bagian dari alat menempel dibagian ubun-ubun bayi. Untuk anak
usia diatas 2 tahun dapat digunakan alat seperti stadiometer, microtoise, dan tinggi
duduk . Tujuan dari pengukuran ini adalah mendapatkan jarak tinggi dari permukaan
kepala hingga telapak kaki, atau hingga ujung tulang sacrum pada tinggi duduk.
Anak biasanya disarankan untuk menarik nafas dalam-dalam dan berdiri tegak
untuk meluruskan posisi tubuh jika sang anak menderita kifosis atau lordosis.
Keistimewaan dari pengukuran tinggi badan adalah nilai tinggi badan yang terus
meningkat walaupun laju tumbuh akan berubah dari masa ke masa. Tinggi badan hanya
menyusut pada usia lanjut maka dari itu nilai tinggi badan dapat digunakan untuk dasar
perbandingan terhadap perubahan-perubahan relatif seperti berat badan dan lingkaran
lengan atas .
Pengukuran lingkaran kepala dilakukan pada daerah occipitofrontal anak, dan
mencerminkan volume intrakranial yang merupakan ukuran pertumbuhan otak. Laju
tumbuh akan pesat dalam waktu 6 bulan pertama semenjak lahir, dan akan terus
berkurang hingga usia 3 tahun. Maka manfaat pengukuran lingkaran kepala terbatas
hingga usia 3 tahun kecuali pada kasus hidrosefalus. Lingkaran lengan atas dilakukan dari
biasanya pada lengan kiri. Lengan dibiarkan menggantung bebas disamping badan. Batas
pengukuran adalah pertengahan antara akromion dan olekranon pada lengan
dibengkokkan 90 derajat.

10
Pengukuran lingkaran lengan mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot yang tidak dipengaruhi terlalu banyak oleh jumlah cairan tubuh seperti berat badan.
Ini juga bisa dipakai untuk menilai status gizi dan keadaan tumbuh kembang pada anak di
dalam kelompok usia prasekolah. Ketebalan lipatan kulit atau skinfold, dilakukan agar
dapat menilai tebalnya lemak subkutan. Alat yang dapat digunakan adalah Harpenden
skinfold caliper dan pengukuran dilakukan pada daerah biceps, triceps, subskapula dan
daerah panggul. Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapuler merupakan
refleksi tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang merceminkan kecukupan
energi.
Dalam keadaan defisiensi lipatan kulit akan menipis dan dalam keadaan gizi yang
berlebihan seperti obesitas lipatan kulit dapat menebal. Selain menggunakan pengukuran
antropometrik untuk menilai pertumbuhan anak, dapat juga dilakukan pemantauan
terhadap bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala, tubuh dan bagiannya, pertumbuhan
rambut termasuk warna rambut, diameter ketebalan atau ketipisan rambut dan akar
rambut.Pemantauan juga dapat dilakukan terhadap gigi, melihat kapan gigi susu anak
tumbuh atau erupsi dan penggantian dengan gigi permanen.
Kemajuan perkembangan pada anak dapat ditentukan oleh kemampuan
fungsionalnya yang dicapainya dengan prinsip-prinsip seperti terdapat pola kemajuan
perkembangan yang nyata dan konsisten dan dapat digambarkan dengan patokan
kemampuan perkembangan (milestones) berjenjang yang penting. Kemajuan
perkembangan pada setiap tahap harus dipertimbangkan tercapai dalam batasan usia yang
sesuai patokan dan dalam jangka waktu yang tepat. Perkembangan anak pada fase awal
dapat dibagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsional yaitu motorik kasar, motorik halus
serta penglihatan, berbahasa, berbicara dan pendengaran dan juga secara sosial emosi dan
perilaku.
Adanya kekurangan pada salah satu aspek kemampuan tersebut dapat
mempengaruhi kemampuan-kemampuan seperti perhatian, kemampuan konsentrasi dan
sejauh mana kemampuan individual anak terintegrasi. Terdapat variasi pada pola batas
pencapaian dan kecepatan baik pada perkembagan motorik sosial maupun perilaku.
Kurangnya stimulasi mungkin berkaitan dengan keterlambatan perkembangan terutama
pada kemampuan berbicara, bahasa dan sosial. Selain mencapai tahap perkembangan,
kualitas yang dicapai juga penting. Anak mungkin akan mencapai tolok ukur berbahasa,
menyusun kalimat, pada tahap yang sesuai akan tetapi tidak mampu atau lemah dalam
berdikusi atau berkomunikasi dengan orang dilingkungannya.
Selain menggunakan pengukuran antropometrik untuk menilai pertumbuhan anak,
dapat juga dilakukan pemantauan terhadap bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala,
tubuh dan bagiannya, pertumbuhan rambut termasuk warna rambut, diameter ketebalan
atau ketipisan rambut dan akar rambut.Pemantauan juga dapat dilakukan terhadap gigi,
melihat kapan gigi susu anak tumbuh atau erupsi dan penggantian dengan gigi permanen.
Kemajuan perkembangan pada anak dapat ditentukan oleh kemampuan fungsionalnya
yang dicapainya dengan prinsip-prinsip seperti terdapat pola kemajuan perkembangan

11
yang nyata dan konsisten dan dapat digambarkan dengan patokan kemampuan
perkembangan (milestones) berjenjang yang penting. Kemajuan perkembangan pada
setiap tahap harus dipertimbangkan tercapai dalam batasan usia yang sesuai patokan dan
dalam jangka waktu yang tepat.
Perkembangan anak pada fase awal dapat dibagi menjadi 4 aspek kemampuan
fungsional yaitu motorik kasar, motorik halus serta penglihatan, berbahasa, berbicara dan
pendengaran dan juga secara sosial emosi dan perilaku. Adanya kekurangan pada salah
satu aspek kemampuan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan-kemampuan seperti
perhatian, kemampuan konsentrasi dan sejauh mana kemampuan individual anak
terintegrasi. Terdapat variasi pada pola batas pencapaian dan kecepatan baik pada
perkembagan motorik sosial maupun perilaku.
Kurangnya stimulasi mungkin berkaitan dengan keterlambatan perkembangan
terutama pada kemampuan berbicara, bahasa dan sosial. Selain mencapai tahap
perkembangan, kualitas yang dicapai juga penting. Anak mungkin akan mencapai tolok
ukur berbahasa, menyusun kalimat, pada tahap yang sesuai akan tetapi tidak mampu atau
lemah dalam berdikusi atau berkomunikasi dengan orang dilingkungannya.
G. Penyimpangan pada Perkembangan
1. Gangguan Perkembangan motorik
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh hal-hal tertentu seperti
faktor keturunan dan faktor lingkungan. Faktor keturunan dimana pada keluarganya rata-
rata perkembangan motorik lambat dan faktor lingkungan pula seperti anak tidak
kesempatan untuk belajar karena terlalu dimanjakan, selalu digendong atau diletakkan di
babywalker terlalu lama dan juga anak yang mengalami deprivasi maternal. Disamping
itu, faktor kepribadian anak misalnya anak sangat penakut, gangguan retardasi mental
juga adalah penyebab perkembangan motorik yang lambat. Selain itu, kelainan tonus otot,
obesitas, penyakit neuromuskular seperti penyakit duchenne muscular dystrophy dan buta
juga merupakan antara gangguan perkembangan motorik (Soetjiningsih, 2002).
2. Gangguan Perkembangan bahasa
Gangguan perkembangan bahasa dapat diakibatkan oleh berbagai faktor termasuk
faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi yang rendah, kurang pergaulan dan
kurang interaksi dengan lingkungan sekitarnya, maturasi yang lambat, gangguan
lateralisasi dan juga masalah yang dialami oleh disleksia dan afasia. Gagap atau strutter
mungkin disebabkan oleh tekanan dari orang tua supaya anak berbicara dengan jelas, ada
juga kemungkinan disebabkan sang anak meniru seseorang dikeluarganya yang gagap,
rasa tidak aman dan juga bisa oleh kepribadian anak. Penyebab lain yang dapat
menganggu perkembangan sang anak dalam berbicara adalah kelainan kongenital seperti
bibir sumbing atau cleft palate lip (Soetjiningsih, 2002).

12
3. Retardasi Mental
Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah
(IQ< 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2005).
4. Cerebral Palsy
Cerebral Palsy adalah suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, dan disebabkan oleh karena kerusakan atau gangguan di sel-sel motorik pada
susunan saraf pusat yang sedang dalam proses pertumbuhan (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2005).
5. Sindrom Down
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat jumlah kromosom 21 yang
berlebihan. Perkembangan pada anak anak dengan sindrom down biasanya lebih lambat
dari anak yang normal. Anak dengan sindrom down biasanya juga menderita kelainan
seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat dan juga masalah biologis lainya
yang dapat berperan dalam menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan
keterampilan menolong diri sendiri (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005).
6. Gangguan Autisme
Ini adalah gangguan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak
berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga
gangguan tersebut sangat luas dan berat dan mempengaruhi anak dengan sepenuhnya.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005).

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan: suatu proses perubahan fisik (anatomis) yang ditandai dengan
bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh, karena adanya pertambahan dan pembesaran
sel-sel. Perkembangan: suatu proses bertambahnya kemampuan (skill) dalam stuktur dan
fungsi tubuh yang lebihkompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Pertumbuhan dapat diketahui dengan mengukur berat
badan, panjang badan/tinggi badan, linngkar kepala dan lingkar lengan atas.
Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap,yaitu masa
prenatal, dan masa post natal. tahap pertumbuhan dan perkembangan akan masuk ke masa
post natal. Masa post natal terdiri dari beberapa periode, yaitu masa neonatal (0-28 hari),
masa bayi (bayi dini dan bayi lanjut), masa prasekolah, masa sekolah atau pra-pubertas
dan masa remaja (adolescent).

14
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Aziz Alimul A.2008.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Salemba Medika: Jakarta
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/konsep%20pertukem%20anak%20%28edit%29.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21941/5/Chapter%20I.pdf
15