Kep Kuliah Anak

42

description

fgfhgh

Transcript of Kep Kuliah Anak

Page 1: Kep Kuliah Anak
Page 2: Kep Kuliah Anak

KURANG ENERGI PROTEIN/KURANG KALORI PROTEIN

Pengertian

KEP: kurang gizi yang disebabkan oleh

rendahnya konsumsi energi dan protein dalam

makanan sehari-hari, sehingga tidak memenuhi

angka kecukupan gizi.

Page 3: Kep Kuliah Anak

Angka kejadian yang tinggi terdapat pada anak di bawah umur 5 tahun (Balita), merupakan golongan anak yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi. Di Indonesia KEP merupakan masalah utama kurang gizi. Merupakan penyebab utama kesakitan pada anak dan secara tidak langsung sebagai penyebab kematian.

Page 4: Kep Kuliah Anak

Gambaran klinis KEP sangat bervariasi tergantung kepada lamanya kekurangan energi protein, umur penderita, serta gambaran klinis lain yang menyertai sebagai akibat dari defisiensi vitamin, mineral, dan trace elemen.

Page 5: Kep Kuliah Anak

Pertumbuhan pada Bayi dan Balita

1. Berat badan

Bayi cukup bulan = hari ke 10

2 x BB lahir 5 bulan

3 x BB lahir 1 tahun

4 x BB lahir 2 tahun

Kenaikan berat badan pada anak tahun pertama kehidupan (anak

dg gizi yang baik) :

700-1000 gram/bulan pd triwulan pertama

500-600 gram/bulan pd triwulan 2

350-450 gram/bulan pd triwulan 3

250-350 gram /bulan pd triwulan 4

Page 6: Kep Kuliah Anak

Perkiraan Berat badan dalam kilograma. Lahir ± 3,25 kgb. 3-12 bulan umur (buln) + 9/2c. 1-6 tahun umur (thn) x 2 + 8d. 6-12 tahun umur (thn) x 7 -5/2

2. Tinggi Badan- TB rata-rata lahir = 50 cm- 1 tahun: 1,5 x TB lahir- 4 tahun: 2 x TB lahir- 6 tahun: 1,5 x TB setahun- 13 tahun 3 x TB lahir- Perkiraan tinggi badan dalam sentimeter- A. lahir 50 cm- B. Umur 1 tahun : 75 cm- 2-132 tahun : umur (thn) x 6 + 77

Page 7: Kep Kuliah Anak

Rumus prediksi tinggi akhir dengan potensi genetik berdasarkan tinggi badan orang tua (Mid parenteral height (MPH):TB anak perempuan :(TB ayah – 13 cm) + TB ibu/2 ± 8,5 cm

TB anak laki-laki :(TB ibu + 13 cm ) + TB ayah/2 ± 8,5 cm

3. KepalaLingkar kepala waktu lahir ± 34 cm. LK ini lebih besar dari

lingkar dadaPertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak,

demikian sebaliknya- Lahir 25% berat otak dewasa- 2 tahun 75% berat otak dewasa

Page 8: Kep Kuliah Anak

Beberapa metode dalam mengukur pertumbuhan pada KEP

1. Pertumbuhan Linier2. Ukuran Lingkar Lengan Atas3. WHO - NCHS 4. Tebal Lipatan Kulit5. KMS

Page 9: Kep Kuliah Anak

Klasifikasi  

a. KEP ringan bila berat badan menurut umur (BB/U) 70-80% baku median WHO-NCHS dan/atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 80-90% baku median WHO-NCHS.b. KEP sedang bila BB/U 60-70% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB 70-80% baku median WHO-NCHS.c. KEP berat bila BB/U < 60% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB < 70% baku median WHO-NCHS.

Page 10: Kep Kuliah Anak

KEP berat secara klinis terdapat dalam 3 tipe yaitu marasmus, kwashiorkor, dan marasmik-kwashiorkor.

Tanpa melihat berat badan bila disertai edema yang bukan karena penyakit lain adalah KEP berat tipe kwashiorkor.

Page 11: Kep Kuliah Anak

Etiologi  Intake yang kurang, yang dapat dipengaruhi oleh: Lingkungan : - kemiskinan - pemukiman yang padat - sanitasi dan higiene yang burukPendidikan : - kesalahan pemberian makanan - ketidaktahuan - pendidikan ibu yang rendah MalabsobsiInfeksi kronik/menahunDiareKelainan kongenitalImmonodefisiensiKeganasan

Page 12: Kep Kuliah Anak

Patofisiologi

Jaringan hidup energi diet dari metabolisme karbohirat, protein, lemak as. Piruvat asetil KoA siklus Krebs energi.

Diet proses glikogenesis, glukoneogenesis, hidrolisis trigleserida.

KURANG ENERGI PROTEIN

Page 13: Kep Kuliah Anak

Bila glukosa tidak segera digunakan untuk energi, maka glukosa yang berlebihan masuk kedalam sel dan disimpan dalam bentuk glikogen atau diubah menjadi lemak di hati dan dalam sel lemak. Apabila glukosa dari makanan tidak terpenuhi, maka glukosa diambil dari glikogen melalui proses glikogenolisis ( pemecahan glikogen menjadi bentuk glukosa dalam sel ).

Bila cadangan karbohidrat tubuh turun di bawah normal, maka glukosa dapat dibentuk dari asam amino dan gliserol dari lemak. Proses ini dinamakan glukoneogenesis.

Page 14: Kep Kuliah Anak

Lemak yang digunakan untuk menyediakan energi berasal dari trigliserida. Dengan enzim lipoprotein lipase akan menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol, transport selanjutnya kedua hasil hidrolisis ke jaringan yang aktif dimana akan dioksidasi menghasilkan energi. Gliserol, waktu masuk jaringan yang aktif, segera diubah oleh enzim intrasel menjadi gliseraldehida, yang masuk lintasan fosfoglukonat untuk pemecahan glukosa. Sedangkan asam lemak dapat digunakan untuk energi, maka asam lemak didegradasi dalam mitokondria menjadi asetil Ko-A yang kemudian melalui siklus asam sitrat menghasilkan energi.1

Page 15: Kep Kuliah Anak

Anamnesis

Keluhan yang sering adalah pertumbuhan yang kurang. Seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat.

Bisa juga didapatkan keluhan anak kurang/tidak mau makan atau sering menderita sakit yang berulang

KURANG ENERGI PROTEIN

Page 16: Kep Kuliah Anak

Gejala klinis

1. KEP ringan

2 Kwashiorkor

3. Marasmus

4. Marasmik-kwashiorkor

KURANG ENERGI PROTEIN

Page 17: Kep Kuliah Anak

Pemeriksaan fisik :1. KEP ringan

 Penderita KEP ringan sering ditemukan pada anak-anak berumur 9 bulan sampai 2 tahun, walaupun dapat terjadi pada berbagai usia. Gangguan pertumbuhan dapat dilihat dari :

a. Pertumbuhan linier mengurang atau terhentib. Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, dan adakalanya menurun.c. Ukuran lingkaran lengan atas menurun.d. Maturasi tulang terlambate. Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun.f. Tebal lipat kulit normal atau mengurangg. Anemia ringan.h. Aktifitas dan perhatian berkurang jika dibandingkan dengan anak yang sehat. i.Kelainan kulit maupun rambut jarang ditemukan pada KEP ringan.j. Adakalanya dijumpai kelainan kulit atau rambut

Page 18: Kep Kuliah Anak

2. KEP BeratA. Kwashiorkor

a.Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada kaki (dorsum pedis).b. Wajah membulat dan sembab.c. Pandangan mata sayu.d. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa terasa sakit, dan rontok.e. Perubahan status mental, apatis dan rewel.f. Pembesaran hati.g. Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk.h. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas ( crazy pavement dermatosis).Sering disertai : penyakit infeksi, umumnya akut

anemiagangguan sistem gastrointestinal (c/diare)

Page 19: Kep Kuliah Anak

B. Marasmus

a. Tampak sangat kurus, sehingga tulang terbungkus kulit.b. Wajah seperti orang tua.c. Perubahan mental (Cengeng dan rewel).d. Kulit keriput, lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurang dan jaringan lemak sub-kutis sangat sedikit sampai tidak ada (pakai celana longgar).e. Rambut kering, tipis dan mudah rontokot atrofi hingga tulang terlihat jelasf. Perut cekung, sering disertai : penyakit infeksi (umumnya kronis berulang), diare atau konstipasig. Kadang terdapat bradikardiTekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat yang sebayah. Kadang frekuensi pernafasan menurun

Page 20: Kep Kuliah Anak

C. Marasmik-kwashiorkor

Gambaran klinis merupakan gabungan dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus, dengan BB/U < 60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok.

Page 21: Kep Kuliah Anak

Komplikasi

• Hipoglikemia• Hipotermia• Gangguan fungsi vital dan gangguan keseimbangan elektrolit asam basa• Infeksi berat• Hambatan penyembuhan penyakit berat• Gangguan pertumbuhan• Berkurangnya potensi tumbuh kembang

KURANG ENERGI PROTEIN

Page 22: Kep Kuliah Anak

Penatalaksanaan

A. Penatalaksanaan KEP ringan

B. Penatalaksanaan KEP sedang

Penderita rawat jalan

Penderita rawat inap

C. Penatalaksanaan KEP berat terdiri dari

10 langkah pokok

KURANG ENERGI PROTEIN

Page 23: Kep Kuliah Anak

Penatalaksanaan KEP dalam garis besarnya terdiri dari terapi nutrisi, pengobatan terhadap penyakit penyerta, dan penyuluhan gizi terhadap keluarga. Keberhasilannya dapat dipengaruhi oleh faktor sosio-ekonomi dan budaya keluarga, misalnya tingkat pendidikan ibu, penghasilan keluarga, atau peran dan pengaruh anggota keluarga lainnya.

Page 24: Kep Kuliah Anak

Dari hasil penentuan status gizi maka direncanakan tindakan sebagai berikut:

1.Penatalaksanaan KEP ringan

Diberikan penyuluhan gizi dan nasehat pemberian makanan di rumah (bilamana pasien rawat jalan). Dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif (bayi sampai 6 bulan) dan terus memberikan ASI sampai 2 tahun.

Page 25: Kep Kuliah Anak

2. Penatalaksanaan KEP sedang a. Penderita rawat jalan: diberikan nasehat pemberian makanan dan vitamin serta teruskan ASI. Pada penderita yang berobat jalan di rumah sakit, selalu dipantau kenaikan berat badannya. Sedangkan pada penderita yang tidak memerlukan berobat jalan di rumah sakit, dapat dirujuk ke puskesmas untuk penangan masalah gizinya.3

b. Penderita rawat inap: diberikan makanan tinggi energi dan protein, dengan kebutuhan energi 20% -50% di atas kebutuhan yang diajurkan (Angka kecukupan gizi/AKG) dan diet sesuai dengan penyakitnya, serta dipantau berat badannya setiap hari, selain itu diberi vitamin dan berikan penyuluhan gizi. Setelah penderita sembuh dari penyakitnya, tetapi masih menderita KEP ringan atau sedang, dirujuk ke puskesmas untuk penangan masalah gizinya.

Page 26: Kep Kuliah Anak

3. Penatalaksanaan KEP berat terdiri dari 10 langkah pokok yaitu :1. Pengobatan/pencegahan hipoglikemia2. Pengobatan/pencegahan hipotermia3. Pengobatan/pencegahan dehidrasi4. Koreksi ketidakseimbangan elektrolit5. Pengobatan/pencegahan infeksi6. Koreksi defisiensi mikronutrien7. Refeeding insial8. Mempercepat pertumbuhan selanjutnya9. Memberikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional10. Mempersiapkan tindak lanjut setelah pulih pengobatan/pencegahan dehidrasi 2,3

Page 27: Kep Kuliah Anak

Memantau status gizi secara rutin dan berkala

Memantau perkembangan kemampuan

Tumbuh Kembang

KURANG ENERGI PROTEIN

Page 28: Kep Kuliah Anak

Memberikan pengetahuan pada orang tua:

1. Pengetahuan tentang gizi

2. Melatih ketaatan dalam pemberian diet

3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Edukasi

KURANG ENERGI PROTEIN

Page 29: Kep Kuliah Anak

Anoreksia teratasi/intake adekuat

Infeksi teratasi

Ibu/keluarga dapat merawat

Indikasi Pulang

KURANG ENERGI PROTEIN

Page 30: Kep Kuliah Anak

Cairan RESOMAL (Rehydration Solution for Malnutrition).

SENG PADA KEP

Cairan RESOMAL terdiri dari:

1. Air 2 liter

2. Bubuk WHO untuk 1 liter 1 pak

3. Gula pasir 50 gram

4. Larutan elektrolit/mineral 40 gram

Page 31: Kep Kuliah Anak

Komposisi larutan elektrolit mineral :

KCL 224 gr

Tripotasium sitrat 81 gr

MgCl2.6H2O 76 gr

Zn asetat 2H2O 8,2 gr

CuSO4.5H2O 1,4 gr

Air sampai larutan menjadi 2500 ml

SENG PADA KEP

Page 32: Kep Kuliah Anak

Pada penderita KEP yang mengalami dehidrasi, jangan menggunakan jalur intra vena untuk rehidrasi kecuali pada keadaan syok/renjatan. Lakukan pemberian cairan infus dengan hati-hati dan perlahan, untuk menghindari beban sirkulasi dan jantung yang berlebihan. Larutan oral yang diberikan adalah larutan RESOMAL

Page 33: Kep Kuliah Anak

Tidaklah mudah untuk memperkirakan status dehidrasi pada KEP berat dengan menggunakan tanda-tanda klinis saja. Oleh sebab itu pada semua anak KEP berat dengan diare encer yang mengalami dehidrasi diberi:  

Cairan RESOMAL sebanyak 5 ml/kg BB setiap 30 menit selama 2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastrik.Selanjutnya beri 5-10 ml/kg/jam untuk 4-10 jam berikutnya, jumlah tepat yang harus diberikan tergantung berapa banyak anak menginginkannya dan banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan muntah.Ganti RESOMAL pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formula khusus sejumlah yang sama, bila keadaan rehidrasi menetap/stabil. Antara lain F WHO 75

Page 34: Kep Kuliah Anak

Dalam poses pengobatan KEP berat terdapat 3 fase yaitu 1. fase stabilisasi, 2. fase transisi dan 3. fase rehabilitasi. Pada pemberian larutan elektrolit mineral dapat diberikan pada fase trasnsisi.Pemberian larutan elekmin di rumah dapat dilakukan dengan setiap 1000 cc susu ditambahkan 20 cc larutan elektrolit mineral dan dengan cara membuat komposisi cairan RESOMAL yaitu:

Page 35: Kep Kuliah Anak

Dalam poses pengobatan KEP berat terdapat 3 fase yaitu 1. fase stabilisasi, 2. fase transisi dan 3. fase rehabilitasi. Pada pemberian larutan elektrolit mineral dapat diberikan pada fase trasnsisi.Pemberian larutan elekmin di rumah dapat dilakukan dengan setiap 1000 cc susu ditambahkan 20 cc larutan elektrolit mineral dan dengan cara membuat komposisi cairan RESOMAL yaitu: 1. Oralit WHO 200 cc2. Sukrosa (gula pasir) 10 gram (2 cth)3. Larutan elekmin 8 cc4. Aqua ad 400 cc.

Page 36: Kep Kuliah Anak

Tata laksana diet Pada KEP berat yang mengandung vitamin mineral lainnya. (Formula WHO dan Modifikasi)  Tata laksana diet pada Balita KEP berat ditujukan untuk memberikan makanan tinggi energi, tinggi protein dan cukup vitamin mineral secara bertahap, guna mencapai status gizi optimal.Ada 4 kegiatan penting dalam tata laksana diet, yaitu pemberian diet, pemantauan dan evaluasi, penyuluhan gizi, serta tindak lanjut.

Page 37: Kep Kuliah Anak

A. Pemberian diet1. Pemberian diet pada KEP berat harus memenuhi syarat sebagai berikut: Melalui 3 fase yaitu fase stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi2. Kebutuhan energi mulai dari 100 sampai 200 kalori per kg BB/hari.3. Kebutuhan protein mulai dari 1 sampai 6 gram per kg BB/hari4. Pemberian suplementasi vitamin dan mineral bila ada defisiensi atau pemberian bahan makanan sumber mineral tertentu, sebagai berikut:Bahan makanan sumber mineral khususSumber seng: daging sapi, hati, makanan laut, kacang tanah, telur ayam.Sumber cuprum: tiram, daging, hati.Sumber mangan: beras, kacang tanah, kedelai.Sumber magnesium: daun seledri, kacang-kacangan, bayam.Sumber kalium: jus tomat, pisang, kacang-kacangan, apel, alpukat, bayam.5. Jumlah cairan 150-200 ml per kg BB/hari.6. Cara pemberian: per oral atau lewat pipa nasogastrik7. Porsi makanan kecil dan frekuensi makan sering8. Makanan fase stabilisasi harus hipoosmolar dan rendah laktosa dan rendah serat.9. Terus memberi ASI10. Membedakan jenis makanan berdasarkan berat badan, yaitu:BB < 7 kg diberikan kembali makanan bayi dan BB > 7 kg dapat langsung diberikan makanan anak secara bertahap.11. Mempertimbangkan hasil anamnesa riwayat gizi.

Page 38: Kep Kuliah Anak

B. Evaluasi dan pemantauan pemberian diet

Berat badan sekali seminggu: bila tidak naik, kaji penyebab antara lain: asupan zat gizi tidak adekuat, ada infeksi, masalah psikologis dan lain-lain.Pemeriksaan laboratorium: Hb, gula darah, feses dan urin.Asupan gizi: bila kurang, modifikasi diet sesuai selera.Kejadian diare: gunakan formula rendah atau bebas laktosa dan hipoosmolar.Kejadian hipoglikemia: beri minum air gula atau makan setiap 2 jam.

Page 39: Kep Kuliah Anak

C. Penyuluhan gizi di rumah sakit

Menggunakan leaflet khusus yang berisi: jumlah, jenis dan frekuensi pemberian bahan makanan.Selalu memberikan contoh menu.Mempromosikan ASIMemperhatikan riwayat gizi.Mempertimbangkan sosial ekonomi keluarga.Memberikan demonstrasi dan praktek memasak makanan balita untuk ibu.

Page 40: Kep Kuliah Anak

D. Tindak lanjut

a. Merujuk ke puskesmasb. Merencanakan dan mengikuti kunjungan rumah.c. Merencanakan pemberdayaan keluarga.

Page 41: Kep Kuliah Anak

Formula WHO dan modifikasinya : pada tabel

Keterangan:

1. Fase stabilitasi diberikan Formula WHO F 75 atau modifikasi.2. Fase transisi diberikan Formula WHO 75 sampai F 100 atau modifikasi.3. Fase rehabilitasi diberikan secara bertahap dimulai dari pemberian formula WHO F 135 sampai dengan maknan biasa.

Page 42: Kep Kuliah Anak