4. Keratitis

6
KERATITIS Etiologi: bakteri, jamur, virus Faktor Resiko: Perawatan lensa kontak yang buruk; penggunaan lensa kontak yang berlebihan Herpes genital atau infeksi virus lain imunodefisiensi Higienis buruk Nutrisi kurang baik (kekurangan vitamin A) Defisiensi air mata Klasifikasi Keratitis pungtata infiltrat berupa bercak-bercak halus, bilateral. Penyebabnya tidak spesifik Keratititis jamur infiltrat berhifa dan lesi satelit. Terletak di stroma kornea Keratitis virus pungtata superficial. Terkumpul di membrana bowman Keratitis herpetic lesi berbentuk dendritik Keratitis numularis infiltrat bundar berkelompok, tepi tegas membentuk gambaran halo. Kronis, unilateral Keratitis neuroparalitik akibat kelainan saraf trigeminus kekeruhan + kering daya tahan menurun infeksi KERATITIS Superfic ial Profunda epitel subepit el stroma Herpes zoster, herpes simplek, punctata Numularis, disiform neuroparalit ik intersti tial disiform is skleroti kan

description

tbt

Transcript of 4. Keratitis

KERATITIS

Etiologi: bakteri, jamur, virus

Faktor Resiko: Perawatan lensa kontak yang buruk; penggunaan lensa kontak yang berlebihan Herpes genital atau infeksi virus lain imunodefisiensi Higienis buruk Nutrisi kurang baik (kekurangan vitamin A) Defisiensi air mata

Klasifikasi

Keratitis pungtata infiltrat berupa bercak-bercak halus, bilateral. Penyebabnya tidak spesifikKeratititis jamur infiltrat berhifa dan lesi satelit. Terletak di stroma korneaKeratitis virus pungtata superficial. Terkumpul di membrana bowman

Keratitis herpetic lesi berbentuk dendritikKeratitis numularis infiltrat bundar berkelompok, tepi tegas membentuk gambaran halo. Kronis, unilateralKeratitis neuroparalitik akibat kelainan saraf trigeminus kekeruhan + kering daya tahan menurun infeksi

Trias keratitis : - Fotofobia = sensitif cahaya- epifora = hipersekresi air mata- blefarospasme = spasme palpebra

Spasme iris nyeri hebat terutama jika kena sinar fotofobia berusaha menutup mata di palpebra spasme palpebra (blefarospasme)Nyeri epiforaJika keratitis terletak di sentral pandangan kaburAdanya spasme iris dan nyeri kornea bila terkena cahaya nyeri fotofobia

sklerotikan

disiformis

interstitial

neuroparalitik

Numularis, disiform

Herpes zoster, herpes simplek, punctata

stroma

subepitel

epitel

Profunda

Superficial

KERATITIS

Macam-macam infiltrat:Nummular: keratitis numularisPunctata: keratitis punctata superficialisDendrite/filament : herpes simpleksDisceform: stromal keratitis

Infiltrat bakteri : abu-abu dari perifer ke sentral. Hipopion (+)Jamur : infiltrate abu-abu dengan lesi satelitVirus : filament, stellata, atau dendrite

Pada herpes simpleks sensibilitas kornea menurun karena menyerang cabang saraf oftalmika hipostesia tidak/kurang nyeri

Tes flouresensi (+) hanya pada keratitis superficial di epitel. Selebihnya, hasilnya (-)Tes flouresensi:

- pantocain 1%- kertas flouresin diberi 1 tetes cairan fisiologis- tempelkan pada forniks inferior- penderita menutup dan membuka matanya meratakan cairan- hasil (+) = warna hijau

Terapi:1. sesuai kausa2. siklopegik3. bebat mata (pembalutan)

Tujuan bebat mata:- menghindari infeksi sekunder- menghindari cahaya- mempercepat epitelisasi kornea

Keratoplasti/ tandur kornea : mengganti potongan kornea yang keruh dengan kornea yang transparan, baik mengenai keseluruhan ketebalan kornea (keratoplasti penetrans) atau hanya lapisan superfisialnya (keratoplasti lamellar).

Komplikasi keratitis:- ulkus kornea hipopion endoftalmitis panoftalmitis meningitis/ensefalitis- bila sembuh sikatriks

3 tingkatan sikatriks1. Leukoma di stroma. Dengan mata telanjang bisa dilihat2. Makula di subepitel. Dengan senter bisa dilihat3. Nebula di epitel. Dengan slitlamp atau lup bisa dilihat

Perbedaan sikatriks dan infiltratSikatriks InfiltratBatas tegas Tidak tegasLicin SuramTes flouresin (-) Tes flouresin (+)

Tanda radang (-) Tanda radang (+)

ULKUS KORNEA

Gejala klinis: nyeri mata merah blefarospasme gangguan visus mata kabur epifora fotofobia infiltrat (+) jaringan nekrotik (+) penggaungan tepi tidak tegas tanda-tanda radang tes flouresen (+) di tepi ulkus

letak : sentral (walau kecil visus menurun), parasentral, perifer

ulkus perforasi uveitis endoftalmitisulkus perforasi sembuh leukoma adherens (sikatriks dengan tanda hitam di tengah yang merupakan sinekia anterior) glaucoma sekunder

indikasi rawat inap:1. ulkus sentral2. luas ulkus > 5 mm3. ulkus dengan ancaman perforasi (descemetocele seperti mata ikan)4. ulkus dengan hipopion

komplikasi ulkus:- perforasi uveitis endoftalmitis- leukoma adheren- hipopion glaucoma sekunder

Hipopion bed rest dengan posisi setengah duduk dengan bantal tinggi.Tujuan:

- melokalisir jaringan hipopion agar tidak menyebar ke trabekula- evaluasi hipopion- menghindari penyebaran menjadi glaucoma sekunder

membedakan hipopion dengan jaringan fibrotik : pada hipopion posisi miring akan ikut bergerak, sedang jaringan fibrotik tidak

Ulkus Mooren = ulkus roden = ulkus serpens kronikaEtiologi: belum jelas virus, alergi, autoimun

Gejala:- sangat sakit- ulkus di tepi kornea menggaung- visus tidak terlalu tinggi

- fotofobia- lakrimasi- khas ulkus selalu menjalar dari pinggir ke tengah dengan bentuk ulkus menggaung

Terapi: kortikosteroid. Bila tidak bisa peritomi (pemotongan tepi konjungtiva agar pembuluh darah tidak sampai ke limbus)

ulkus kornea oleh bakteri biasa di sentralcontoh: pseudomonas aeroginosa, Staphilococcus, pneumococcus

epitel kornea tahan terhadap semua jenis kuman, kecuali:- Neisseria Gonorrhea- Neisseria Meningitidis- Haemofilus

Ulkus oleh jamur: Etiologi: candida, aspergillus, penicillum Faktor predisposisi: trauma organik, kortikosteroid tetes Bentuk lesi satelit dengan infiltrat Bila ada peradangan hebat terbentuk hipopion

Ulkus oleh virusLesi bentuk amuboid, kurang nyeri, sensibilitas kurang (karena virus menyerang saraf), reaksi hipersensitivitas di sekitar ulkusterapi: antivirus

keratitis dapat menjadi ulkus kornea jika ada mikrolesi pada epitel kornea