Sclero keratitis
-
Upload
vicky-lumalessil -
Category
Documents
-
view
265 -
download
1
Transcript of Sclero keratitis
-
7/25/2019 Sclero keratitis
1/14
LAPORAN KASUS
SKLERO KERATITIS OKULO
SINISTRA
Pembimbing :
dr. Nanda Lessi, Sp.M
Disusun Oleh :
VICKY LUMALESSIL
406151039
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
Periode 18 Januari 2016 s.d. 20 Februari 2016
RSUD Ciawi, Kabupaten Bogor.
2016
-
7/25/2019 Sclero keratitis
2/14
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata
RSUD Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Nama : Vicky Lumalessil Tanda Tangan:
NIM : 406151039
Dokter Pembimbing : dr. Nanda Lessi, Sp.M
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. SNL
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Cileungsi, ciawi
Tanggal pemeriksaan : 3 Februari 2016
Pemeriksa : Vicky Lumalessil
Moderator : dr. Nanda Lessi, Sp.M
II. Anamnesis
a) Anamnesis tanggal: 3 Februari 2016 pukul 11.00 WIB
b)
Keluhan Utama : Mata kiri merah sejak 2 bulan
-
7/25/2019 Sclero keratitis
3/14
c) Keluhan Tambahan: Mata kiri terasa sakit, dan terasa panas 2 bulan, silau.
d) Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poli mata RSUD Ciawi diantar oleh
keluarga dengan keluhan utama mata kiri merah sejak 2 bulan SMRS. Mata merah
dirasakan terus menerus, dan makin berat sejak 1 minggu terakhir, sebelum
timbul mata merah, pasien mengalami demam selama 15 hari terlebih dahulu.
Selain itu pasien juga mengeluh adanya rasa sakit dan panas, serta silau jika
terkena cahaya pada mata kirinya. Pasien mengeluhkan bibirnya yang tertarik
kearah kiri mengikuti mata kiri yang sakit. Keluhan mata gatal, berair, belekan,
pusing, dan melihat pelangi disangkal. Pasien juga menyangkal rasa pusing, mual
dan muntah. Penglihatan berkurang pada malam hari, lapang pandang yang
menyempit juga disangkal.
e) Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat darah tinggi disangkal.
-Riwayat memakai kacamata atau lensa kontak sebelumnya disangkal.
-Riwayat keluhan mata yang sama sebelumnya disangkal.
-Riwayat asma, alergi dan trauma pada mata disangkal.
f) Riwayat Penyakit Keluarga :
- Tidak ada keluarga yang memilki penyakit dengan keluhan yang sama dengan
pasien.
- Riwayat kencing manis, darah tinggi, asma dan alergi pada keluarga disangkal.
g)
Riwayat Kebiasaan dan Nutrisi :
- Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol,
h) Riwayat Sosial Ekonomi :
- Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
- Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS
- Kesan ekonomi kurang.
-
7/25/2019 Sclero keratitis
4/14
III. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
a)
Keadaan Umum : Tampak sakit ringanb) Kesadaran : Compos mentis
c) Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
d) Frekuensi nadi : 80 x/menit, reguler, isi cukup
e) Frekuensi napas : 20 x/menit, reguler, bersifat abdominotorakal
f) Suhu : Afebris
g) Data antropometri dan status gizi: Tidak dilakukan pengukuran BB dan TB
IV. Pemeriksaan Sistem
a) Kepala : normocephali, deformitas (-), pertumbuhan rambut merata
a. Mulut : Ada karies dentis, tonsila palatina T1-T1, lidah tidak kotor
b. Telinga : Normotia, sekret, pendengaran baik, KGB pre & retro aurikular
normal
c. Hidung : Bentuk normal, septum deviasi, sekret
b) Leher : Trakea di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid & paratiroid
c) Thorax : Bentuk normal, simetris
a. Paru : simetris, massa (-/-), suara napas vesikuler, wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
b. Jantung : BJ I & II reguler, murmur, gallop
d) Abdomen : Flat, supel, bising usus +, nyeri tekan -
e) Ekstremitas : edema, akral hangat +, sianosis -
V. Pemeriksaan Oftalmologis :
Keterangan OD OS
1. Visus 6/7,5 PH: - 6/15 PH:-
Axis visus Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Addisi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Distansia pupil Tidak diukur Tidak diukur
-
7/25/2019 Sclero keratitis
5/14
Kacamata lama Tidak ada Tidak ada
2. Kedudukan bola mata
Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada
Enoftalmus Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan bola mata Normal Normal
3. Supersilia
Warna Hitam Hitam
Simetris Normal Normal
4. Palpebra superior & inferior
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ekteropion Tidak ada Tidak ada
Enteropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Punctum Lakrimal Normal Normal
Fissura palpebra Simetris Simetris
Test Annel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
5. Konjungtiva superior & inferior
Hiperemis Tidak hiperemis Hiperemis
Folikel Tidak ada Tidak ada
Papil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
6. Konjungtiva bulbiSekret Tidak ada Tidak ada
Injeksi Konjungtiva Tidak ada ada
Injeksi Siliar Tidak ada ada
Perdarahan Subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada
Pterigium Tidak ada Tidak ada
Pingekuela Tidak ada Tidak ada
Nevus pigmentosa Tidak ada Tidak ada
Kista dermoid Tidak ada Tidak ada
7. Sklera
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
-
7/25/2019 Sclero keratitis
6/14
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Scleral bulging Tidak ada ada
8. Kornea
Kejernihan Keruh Jernih
Permukaan Rata Rata
Ukuran 10 mm 10mm
Sensibilitas Baik Baik
Infiltrat Tidak ada ada
Keratik presipitat Tidak ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arcus senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Test placida Tidak dilakukan Tidak dilakukan
9. Bilik mata depan
Kedalaman Dalam Dalam
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipofion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndal Tidak dilakukan Tidak dilakukan
10. Iris
Warna Kecoklatan Kecoklatan
Kripta Regular Regular
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
11. Pupil
Letak Di tengah Di tengah
Bentuk Bulat, regular Bulat, regular
Ukuran 3 mm 3 mm
Refleks cahaya langsung + +
Refleks cahaya tidaklangsung
+ +
12. Lensa
Kejernihan Jernih Jernih
Letak Di tengah Di tengah
Shadow test Negatif Negatif
13. Badan kaca
Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
14. Fundus okuli
Papil N II
-
7/25/2019 Sclero keratitis
7/14
Batas Tegas Tegas
Warna Kuning Kuning
Ekskavasio Tidak ada Tidak ada
A/V Ratio 2/3 2/3
C/D Ratio 0,3 0,3
Makula Lutea
Edem Tidak ada Tidak ada
Retina
Sheating Tidak ada Tidak ada
Hard Eksudat Tidak ada Tidak ada
Perdarahan Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ablasio Tidak ada Tidak ada
15. Palpasi
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Massa tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi okuli N N
Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
16. Kampus visi
Test konfrontasi Normal Normal
-
7/25/2019 Sclero keratitis
8/14
VI. Resume
Telah diperiksa pasien perempuan berusia 34 tahun dengan keluhan utama mata kiri
merah sejak 2 bulan SMRS. Selain itu pasien juga mengeluh mata kirinya sakit danjuga terasa panas.
Riwayat HT (-), DM (-), aleri (-), asma (-).
Pemeriksaan fisik sistem lain dalam batas normal.
Pada pemeriksaan ophtalmologis :
OD OS
Visus 6/7,5 PH: - 6/15 PH: -
Injeksi Konjungtiva bulbi (-) Ada
Injeksi Siliar (-) Ada
Scleral Bulging (-) Ada
Infiltrat (-) Ada
Pemeriksaan Penunjang :- Pemeriksaan darah lengkap dan LED
- Faktor rheumatoid dalam serum
- Serum asam urat
- Kerokan kornea-usapan Giemsa, Sabaroud, KOH, Gram
VII. DiagnosisDiagnosis kerja : Sclero Keratitis OS
Diagnosis banding : Keratokonjungtivitis, uveitis anterior
VIII. Penatalaksanaan Non-medika Mentosa
- Pemeriksaan rutin pada dokter spesialis mata setiap 1 bulan
Medika Mentosa
- Prednisolone ED 6 gtt 1
- Metil Prednisolon 1x40 g
-
7/25/2019 Sclero keratitis
9/14
KIE
- Edukasi pada pasien tentang penyakitnya, higienitas dan pentingnya kontrol
serta minum obat secara teratur
IX. Prognosis OD OSAd vitam Bonam Bonam
Ad fungsionam dubia ad Bonam dubia ad Bonam
Ad sanationam dubia ad Bonam dubia ad Bonam
-
7/25/2019 Sclero keratitis
10/14
TINJAUAN PUSTAKA
Keratitis Sklerotikans (Sklerokeratitis)
Keadaan dimana terjadi peradangan sklera dan kornea, biasanya unilateral, disertai dengan
infiltrasi sel radang menahun pada sebagian sklera dan kornea. Keratitis sklerotikans akan
memberi gejala berupa kekeruhan kornea lokal berbentuk segi tiga dengan puncak mengarah
ke kornea bagian sentral. Apabila proses peradangan berulang, kekeruhan dapat
mengenai seluruh kornea. Perkembangan kekeruhan kornea ini biasanya terjadi akibat proses
yang berulang-ulang yang selalu memberikan sisa-sisa baru sehungga defek makin luas
bahkan dapat mengenai seluruh kornea.1, 2, 3
Etiologi
1. Autoimun3,4
Penyakit jaringan ikat dan kondisi peradangan lainnya, antara lain:
Rheumatoid arthritis
Systemic lupus erythematosus
Ankylosing spondylitis
Gouty arthritis
Inflammatory bowel diseases
Sjgren syndrome
2.
Infeksi dan Granulomatosa3,4
Tuberkulosis
Sifilis
Sarkoidosis
Toksoplasmosis
Herpes simpleks
Herpes zoster
Infeksi Pseudomonas
Infeksi Streptokokus
Infeksi Stafilokokus
-
7/25/2019 Sclero keratitis
11/14
Diagnosa
Pemeriksaan fisik
Secara Subjektif, penderita mengeluh sakit, fotofobia tetapi tidak ada sekret. Secara objektif,
kekeruhan kornea yang terlokalisasi dan berbatas tegas, unilateral, kornea terlihat putih
menyerupai sklera, serta dapat disertai iritis non granulomatosa.
Seperti semua keluhan pada mata, pemeriksaan diawali dengan pemeriksaan tajam
penglihatan.
Visus dapat berada dalam keadaan menurun.
Gangguan visus lebih jelas pada skleritis posterior.
Pemeriksaan umum pada kulit, sendi, jantung dan paruparu dapat dilakukan apabila
dicurigai adanya penyakit sistemik.4,5,6
Pemeriksaan Sklera1-4
Sklera tampak difus, merah kebiru biruan dan setelah beberapa peradangan, akan
terlihat daerah penipisan sklera dan menimbulkan uvea gelap.
Area berwarna hitam, abuabu, atau coklat yang dikelilingi oleh peradangan aktif
menandakan proses nekrosis. Apabila proses berlanjut, maka area tersebut akan
menjadi avaskular dan menghasilkan sequestrum berwarna putih di tengah, dan di
kelilingi oleh lingkaran berwarna hitam atau coklat gelap
Pemeriksaan slitlamp
Untuk menentukan adanya keterlibatan secara menyeluruh atausegmental. Injeksi
yang meluas adalah ciri khas dari diffuse anterior scleritis.
Pada skleritis, kongesti maksimum terdapat dalam jaringan episkleral bagian dalam
dan beberapa pada jaringan episkleral superfisial. Sudut posterior dan anterior dari
sinar slit lamp terdorong maju karena adanya edema pada sklera dan episklera.
Pemberian topikal 2.5% atau 10% phenylephrine hanya akan menandai jaringan
episklera superfisial, tidak sampai bagian dalam dari jaringan episklera.
Penggunaan lampu hijau dapat membantu mengidentifikasi area avaskular pada
sklera. Perubahan kornea juga terjadi pada 50% kasus.
Pemeriksaan kelopak mata untuk kemungkinan blefaritis ataukonjungtivitis juga dapat
dilakukan
-
7/25/2019 Sclero keratitis
12/14
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mencari etiologi dari sklerokeratitis. Beberapa
pemeriksaan laboratorium dan radiologi yang dapat dilakukan yaitu:
Pemeriksaan darah lengkap dan laju endap darah
Faktor rheumatoid dalam serum
Serum asam urat
Kerokan korneausapan Giemsa, Sabaroud, KOH, Gram
Diagnosis banding
i. Keratokonjungtivitis
ii.
Uveitis anterior
Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan yang spesifik Pemberian kortikosteroid dan anti randang
non steroid ditujukan terhadap skleritisnya, apabila terdapat iritis, selain kortikosteroid
dapat diberikan tetes mata atropin.1,2,4,6
i. Methylprednisolone (Depo-Medrol, Solu-Medrol, Medrol)
Pemberian IM atau IV. Biasanya digunakan sebagai tambahan agen
imunosupresif lainnya.
Dosis: 2-60 mg/hari dibagi sekali sehari atau 2 kali sehari PO
ii. Dexamethasone Sodium Phosphate 1 mg + Neomycin Sulphate setara dengan
Neomycin base 3.5 mg + Polymixin B Sulphate 6000 IU
Cara pemakaian topikal, diteteskan pada mata. Aturan pemakaian : Dosis awal
1 atau 2 tetes setiap pada siang hari dan tiap 2 jam pada malam hari. Jika telah
memberikan respon yang baik, dosis dikurangi menjadi 1 tetes setiap 4 jam.
Untuk mengontrol gejala, dosis dikurangi menjadi 1 tetes 3 atau 4 kali sehari
Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakuti dari sklerokeratitis adalah penipisan
kornea dan akhirnya perforasi kornea yang dapat mengakibatkan
endophtalmitis sampai hilangnya penglihatan (kebutaan). Beberapa komplikasi yang
lain diantaranya: Gangguan refraksi
-
7/25/2019 Sclero keratitis
13/14
Jaringan parut permanent
Ulkus kornea
Perforasi kornea
Glaukoma sekunder
Uveitis anterior
Ablasio retina
Prognosis
Individu dengan sklerokeratitis ringan biasanya tidak akan mengalami kerusakan penglihatan
yang permanen. Hasil akhir cenderung tergantung pada penyakit penyerta yang
mengakibatkan keratitis skleritikans. Necrotizing scleritis umumnya mengakibatkan
hilangnya penglihatan dan memiliki 21% kemungkinan meninggal dalam 8 tahun.1,5,6
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Kesimpulan
Keratitis sklerotikans (sklerokeratitis)
keadaan dimana terjadi peradangan sclera dan kornea, biasanya unilateral, disertai dengan
infiltrasi sel radang menahun pada sebagian sklera dan kornea. Keratitis sklerotikans akan
memberi gejala berupa kekeruhan kornea lokal berbentuk segi tiga dengan puncak mengarah
ke kornea bagian sentral. Apabila proses peradangan berulang, kekeruhan dapat
mengenai seluruh kornea. Sklerokeratitis dapat disertai dengan penyakit penyerta atau fokal
infeksi yang menjadi dasar dari keluhan dan gejalanya seperti penyakit autoimun, infeksi dan
lain-lain.
Penderita dengan sklerokeratitis biasanya mengeluh sakit, fotofobia tetapi tidak ada sekret.
Secara objektif, kekeruhan kornea yang terlokalisasi dan berbatas tegas, unilateral,
kornea terlihat putih menyerupai sklera, serta dapat disertai iritis non granulomatosa.
Pengobatan dengan kortikosteroid atau NSAID disertai antibiotic dapat mencegah
kekambuhan penyakit dan menimbulkan komplikasi seperti gloukoma, uveitis anterior, tukak
kornea. Dengan pegobatan yang teratur dan benar, prognosis bagi penderita semakin membaikdengan pembaikan dari segi fungsi dan gejala-gejalanya.
-
7/25/2019 Sclero keratitis
14/14
Daftar Pustaka
1.
American Academy of Ophthalmology. External Eye Disease and Cornea. SanFransis
o 2008-2009. p. 179-902.
2. Roderick B. Kornea. In: Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta
:EGC. 2009. p. 125-49.
3. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata edisi2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2002. p.113116
4. Thill M, Richard G. Giant pigment epithelial tear and retinal detachment in apatient
with scleritis.Retina. Jul-Aug 2005;25(5):667-8.
5. Patel, Sayjal J, Diane C Lundy. Ocular Manifestations of AutoimmuneDisease.
Journal of American Family Physician. 2002 Sep 15;66(6):991-998.
6. Reed, KK. 2007. Thygeson's SPK photos. Nova Southeastern University College
of Optometry 3200 South University Drive Ft. Lauderdale, Florida. Available at:
http://www.fechter.com/Thygesons.htm.(accessed: February 2013)