3 Makalah Komplikasi Persalinan Kala II Panggul Sempit

download 3 Makalah Komplikasi Persalinan Kala II Panggul Sempit

of 11

Transcript of 3 Makalah Komplikasi Persalinan Kala II Panggul Sempit

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Persalinan merupakan salah satu kejadian besar bagi seorang ibu. Diperlukan segenap kemampuan baik tenaga maupun pikiran guna melalui tahapan prosesnya. Banyak ibu hamil dapat melalui proses persalinan dengan lancar dan selamat. Namun banyak pula, persalinan menyebabkan terjadinya komplikasi yang disebabkan oleh berbagai hal. Dari data WHO 1999, Terdapat 180-200 juta kehamilan setiap tahunnya dan 585 ribu kematian wanita hamil berkaitan dengan komplikasi salah satunya adalah panggul sempit.(Rustam Muchtar,1998) Proses persalinan merupakan suatu proses mekanik, dimana suatu benda di dorong melalui ruangan oleh suatu tenaga. Benda yang didorong adalah janin, ruangan adalah Pelvis untuk membuka servik dan mendorong bayi keluar.(Sarwono Prawirohardjo,2002) Jika tidak ada disproporsi antara Pervis dan janin normal dan serta letak anak tidak patologik, dapat di tunggu Partus spontan bila ada disproporsi feto Pelvik atau janin letak lintang maka terjadi persalinan Patologis (SC). Dari data WHO 1999, Terdapat 180-200 juta kehamilan setiap tahunnya dan 585 ribu kematian wanita hamil berkaitan dengan komplikasi. 24.8% terjadi perdarahan, 14.9 % infeksi, 12,9 % eklampsia, 6,9 % distosia saat persalinan, 112,9 % aborsi yang tidak aman, 27 % berkaitan dengan sebab lain. Sedangkan sebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, Infeksi, eklampsia, partus lama dan komplikasi abortus.

(Sarwono Prawirohardjo,2002)

B. TUJUAN a. Tujuan Umum Menjelaskan komplikasi persalinan kala II tentang panggul sempit b. Tujuan Khusus Untuk dapat mendeteksi panggul sempit saat akan persalinan dan mencari cara terbaik untuk persalinan. Mampu melaksanakan pengkajian, mengumpulakan data dengan cara Anamnesa dan Observasi Mampu menegakan diagnosis mengkaji masalah dan kebutuhan berdasarkan interprestasi data yang telah dikumpulkan Mampu mengidentifikasi adanya masalah potensial Mampu mengindentifikasi perlunya tindakan segera, kolaborasi dan rujukan Mampu membuat rencana asuhan sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan kebidanan Mampu melakukan Implementasi secara efektif dan efesien Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang diberikan

C. MANFAAT Bagi Akademik

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. PengertianPersalinan adalah suatu proses dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium ( frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah ("show") dari vagina. Cephalopelvik Disproportion (CPD) atau Disproporsi sefalo-Pervik adalah ketidak cocokan antara kepala janin dan bagian pervis tertentu yang harus dilaluinya (Kamus Kebidanan). Janin dapat terletak melitang pada panggul ibu yang berukuran terlalu kecil atau bentuknya abnormal, atau letak presentasi kepala yang diameternya tidak menguntungkan abnormal besar. Keadaan ini akan diketahui dalam 3 minggu terakhir kehamilan dengan tidak berhasilnya kepala janin masuk kedalam PAP, baik secara spontan maupun secara penekanan. Derajat disproporsi dapat dinilai secara akurat dengan bantuan sinar x (ultra suara) dengan derajat yang ringan, kerja uterus dalam persalinan cukup memadai untuk mengubah bentuk kepala janin hingga dapat melewati panggul ibu. Perubahan bentuk kepala janin ini sering disertai peningkatan pleksi. Pada keadaan ini persalinan dapat berlangsung tampa komplikasi pada janin atau ibunya. Pada disproporsi dengan derajat sedang hingga berat kelahiran bayi harus dilakukan Seksio Cesaria (SC). Kala II adalah dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (+10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi

Komplikasi persalinan adalah adanya penyulit-penyulit yang timbul pada saat akan terjadi persalinan yang bisa membuat persalinan beresiko atau tidak normal. Pengertian panggul sempit secara anatomi dan secara obstetri. Secara anatomi berarti panggul yang satu atau lebih ukuran diameternya berada di bawah angka normal sebanyak 1 cm atau lebih. Pengertian secara obstetri adalah panggul yang satu atau lebih diameternya kurang sehingga mengganggu mekanisme persalinan normal. Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan panggul sempit secara obstetri atau fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Contohnya panggul ukuran normal tetapi bayi ukurannya besar sehingga tidak seimbang antara ukuran bayi dengan jalan lahir. Panggul sempit tetap bayinya kecil/prematur maka masih bisa bayinya lahir secara normal.

B. Pembagian PanggulSaluran (kanal) pelvis yang menjadi jalan janin selama persalinan terdiri dari pintu atas panggul, rongga panggul, dan pintu bawah panggul. Pintu atas panggul atau inlet, bagian belakangnya dibatasi oleh promontorium dan ala ossis sacri, sedangkan bagian depan oleh tulang-tulang pubis. Pada pelvis normal wanita, pintu atas panggul berbentuk bulat kecuali pada promontorium sakrum yang menonjol. Rongga panggul adalah kanal yang melengkung diantara pintu atas dan pintu bawah panggul. Pada pelvis normal wanita rongga ini berbentuk sirkuler, melengkung ke dalam dan seluruh diameternya berukuran sekitar 12 cm. Pintu bawah panggul berbentuk seperti wajik (diamond) dan bagian anterior dibatasi oleh arkus pubis dimana pelvis normal wanita membentuk sudut 900. Pada bagian lateral

dibatasi oleh spina iskiadika dan dibagian posterior oleh koksigis dan ligament sakrotuberosa. Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut : 1. Kesempitan pintu atas panggul Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm. Conjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang 9 cm dan kadang-kadang mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang kurang dari 10cm dapat menimbulkan kesulitan. 2. Kesempitan bidang tengah panggul Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah symphysis dan spinae ossis ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke 4 dan ke 5.

3. Kesempitan pintu bawah panggul Pintu bawah panggul dikatakan sempit kalau jarak antara tubera ossis ischii 8 atau kurang kalau jarak ini berkurang dengan sendirinya arcus pubis meruncing maka besarnya arcus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu bawah panggul.

C. Macam-Macam Panggul Sempit1. Panggul ginekoid Jenis panggul yang paling banyak pada wanita normal, mempunyai diameter terbaik untuk lahirnya janin tanpa komplikasi. Pintu atas panggul tampak berbentuk bulat atau agak lonjong/ellips. Diameter transversal dari bidang pintu atas panggul (pap) lebih panjang sedikit dari diameter antero-posterior dan hampir seluruh daerah pap merupakan ruangan yang terpakai untuk kepala janin.

2. Panggul anthropoid Panggul yang memiliki suatu bentuk agak lonjong seperti telur, pada bidang pintu atas panggul dengan diameter terpanjang antero-posterior. Oleh karena segmen posterior panjang dan sempit, kepala janin tegak lurus terhadap diameter transversal dari pintu atas panggul. Arkus pubis sempit dan lebarnya kurang dari 2 jari, sehingga menyebabkan penyempitan pintu bawah panggul. 3. Panggul android Panggul mirip laki-laki, mempunyai reputasi jelek dan lebih jarang dijumpai dibanding bentuk ginekoid. Panggul android ditandai oleh daerah segmen posterior yang sempit dengan ujung sakrum menonjol ke depan dan segmen anterior relatif panjang. Dilihat dari pintu atas panggul tampak seperti bentuk segitiga, tulang-tulang dari panggul android umumnya berat sehingga ruangan untuk penurunan kepala juga terbatas. Spina iskiadika menonjol ke dalam jalan lahir dan pintu bawah panggul menunjukan suatu arkus pubis yang menyempit. 4. Panggul platipelloida Panggul berbentuk datar dengan tulang-tulang yang lembut, jenis panggul ini paling jarang dijumpai. Pintu atas panggul lebih jelas terlihat dimana menunjukan pemendekan dari diameter antero-posterior, sebaliknya diameter transversal lebar..

D. Gejala yang MunculWanita dengan tinggi kurang dari 1,5 meter dicurigai panggul sempit (ukuran barat). Pada pemeriksaan kehamilan, terutama kehamilan anak pertama, kepala janin belum masuk pintu atas panggul di 3-4 minggu terakhir kehamilan. Bisa juga ditemukan perutnya seperti pendulum serta ditemukan kelainan letak bayi.

Pada kehamilan pertama, biasanya dilakukan pemeriksaan kapasitas rongga panggul pada usia kehamilan 38-39 minggu, baik secara klinis (dengan periksa dalam /VT) atau dengan alat seperti jangka ataupun radio diagnostik (X-ray, CT-scan atau Magnetic resonance imaging (MRI). Berikut ini adalah cara untuk menilai panggul sempit secara klinis (dengan pemeriksaan dokter tanpa alat) : Metode Pinard o Pasien mengosongkan kandung kemih dan rektum. o Pasien dalam posisi semi duduk. o Tangan kiri mendorong kepala bayi kearah bawah belakang panggul sementara jari tangan kanan di posisikan di tulang kemaluan (simfisis) untuk mendeteksi ketidak seimbangan kepala dengan jalan lahir (disproporsi).

Seorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit kalau : 1. Aprimipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36 2. Pada primipara ada perut menggantung 3. Pada multipara persalinan yang dulu dulu sulit 4. Kelainan letak pada hamil tua 5. Kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose, pincang dan lain-lain) 6. Osborn positip

E. Cara Mengatasi Panggul Sempit Pada Saat PersalinanDerajat panggul sempit ditentukan oleh ukuran/jarak antara bagian bawah tulang kemaluan (os pubis) dengan tonjolan tulang belakang (promontorium). Jarak ini dinamakan konjugata vera (garis merah pada gambar di bawah ini).

Dikatakan sempit Ringan: jika ukurannya 9-10 cm, Sempit sedang: 8-9 cm, sempit berat: 6-8 cm dan sangat sempit jika kurang dari 6 cm. Untuk panggul sempit ringan masih bisa dilakukan persalinan percobaan sedangkan mulai sempit sedang dan seterusnya dilakukan persalinan dengan operasi cesar. Yang disebut persalinan percobaan adalah untuk persalinan per vaginam pada wanitawanita dengan panggul yang relatip sempit. Persalinan percobaan dilakukan hanya pada letak belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau kelainan letak lainnya. Persalinan percobaan dikatakan berhasil kalau anak lahir pervaginam secara spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forcepe atau vacum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik. Kita menghentikan presalianan percobaan kalau: Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuaannya Keadaan ibu atau anak menjadi kurang baik Kalau ada lingkaran retraksi yang patologis

- Setelah pembukaan lengkap dan pecahnya ketuban, kepala dalam 2 jam tidak mau masuk ke dalam rongga panggul walaupun his cukup kuat. Forcepe gagal Dalam keadaan-keadaan tersebut diatas dilakukan SC.

BAB IV PENUTUPA.

KesimpulanDalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan panggul sempit secara obstetri atau fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Contohnya panggul ukuran normal tetapi bayi ukurannya besar sehingga tidak seimbang antara ukuran bayi dengan jalan lahir. Panggul sempit tetap bayinya kecil/prematur maka masih bisa bayinya lahir secara normal. Derajat panggul sempit ditentukan oleh ukuran/jarak antara bagian bawah tulang kemaluan (os pubis) dengan tonjolan tulang belakang (promontorium). Jarak ini dinamakan konjugata vera (garis merah pada gambar di bawah ini).

Dikatakan sempit Ringan: jika ukurannya 9-10 cm, Sempit sedang: 8-9 cm, sempit berat: 6-8 cm dan sangat sempit jika kurang dari 6 cm. Untuk panggul sempit ringan masih bisa dilakukan persalinan percobaan sedangkan mulai sempit sedang dan seterusnya dilakukan persalinan dengan operasi SC.

B. Saran Ibu

untuk

selalu

memperhatikan

kehamilannya

dan

selalu

memeriksakan

kehamilannya ke bidan agar komplikasi-komplikasi persalinan yang mungkin terjadi bisa diketahui sedini mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Rustam, Muchtar. 1998 . Sipnosis Obstetri Fisiologi Pathologi . Jakarta: EGC www.google.com

BAB III TINJAUAN KASUS