Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

18
PANGGUL SEMPIT

description

Panggul sempit menggambarkan suatu obstruksi persalinan akibat ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin dengan ukuran panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar dari vagina.

Transcript of Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

Page 1: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL

SEMPIT

Page 2: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

1

PANGGUL SEMPIT

I. PENDAHULUAN

Saat ini, istilah seperti disproporsi sefalopelvik dan kegagalan kemajuan (failure to

progress) sering digunakan untuk menjelaskan persalinan yang tidak efektif sehingga perlu

dilakukan section sesaria. Istilah Disproporsi Sefalopelfik mulai digunakan sebelum abad ke-20

untuk menjelaskan obstruksi persalinan akibat disparitas (ketidaksesuaian) antara ukuran kepala

janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Namun, istilah ini

berasal dari masa saat indikasi utama seksio sesaria adalah penyempitan panggul yang nyata

akibat rakitis. Saat ini disproporsi seperti itu jarang dijumpai dan sebagian disproporsi

disebabkan oleh mal posisi kepala janin atau akibat kontraksi yang tidak efektif.

Kegagalan kemajuan (failure to progress) baik pada persalinan spontan maupun

persalinan diinduksi telah menjadi istilah yang semakin popular untuk menggambarkan

persalinan yang tidak efektif. Istilah ini juga digunakan untuk tidak adanya kemajuan pembukaan

servik atau penurunan janin. (1)

II. ANATOMI DAN JENIS PANGGUL

Panggul menurut anatominya dibagi dalam 4 jenis pokok. Jenis-jenis panggul ini dengan

ciri-ciri pentingnya ialah: (2)

1. Panggul ginekoid, dengan pintu atas panggul yang bundar, atau dengan diameter

transversa yang lebih panjang sedikit dari pada diameter antero-posterior dan dengan

panggul tengah serta pintu bawah panggul yang cukup luas.

2. Panggul antropoid, dengan diameter antero-posterior yang lebih panjang dari pada

diameter transversa dan dengan arkus pubis menyempit sedikit.

Page 3: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

2

3. Panggul android, dengan pintu atas panggul yang berbentuk seperti segitiga,

berhubungan dengan penyempitan kedepan, dengan spina ischiadica menonjol kedalam

dan dengan arcus pubis menyempit.

4. Panggul platipelloid, dengan diameter antero-posterior yang jelas lebih pendek dari pada

diameter transversa pada pintu atas panggul, dan dengan arcus pubis yang luas.

Page 4: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

3

Berhubungan dengan faktor-faktor ras dan sosial ekonomi, frekuensi dan ukuran-ukuran

jenis-jenis panggul berbeda-beda di antara berbagai bangsa. Dengan demikian standar untuk

panggul normal pada seorang wanita Eropa berlainan dengan standar seorang wanita Asia

Tenggara. (2)

Pada panggul dengan ukuran normal apapun jenis pokoknya kelahiran pervaginam janin

dengan berat badan yang normal tidak akan mengalami kesukaran. Akan tetapi karena pengaruh

gizi, lingkungan atau hal-hal lain, ukuran-ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil daripada

standar normal sehingga bisa terjadi kesulitan dalam persalinan pervaginam. Terutama kelainan

pada panggul android dapat menimbulkan distosia yang sukar diatasi. Disamping panggul-

panggul sempit karena ukuran-ukuran pada 4 jenis pokok tersebut diatas kurang dari normal,

terdapat pula panggul-panggul sempit yang lain yang umumnya juga disertai perubahan dalam

bentuknya.Menurut klasifikasi yang dianjurkan oleh Munro Kerr yang diubah sedikit, panggul-

panggul yang terakhir ini dapat di golongkan sebagai berikut :

1. Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intrauterin :

a. Panngul Niegel

b. Panggul Robert

c. Split Pelvis

d. Panggul Asimilasi

2. Perubahan Bentuk karena penyakit pada tulang-tulang panggul dan / atau sendi panggul

a. Rakitis

b. Osteomalasia

c. Neoplasma

d. Fraktur

e. Atrofi,Karies,Nekrosis

f. Penyakit pada sendi sakroiliaca dan sendi sakrokoksigea

3. Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang

a. Kifosis

b. Skoliosis

c. Spondilolistesis

Page 5: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

4

4. Perubahan bentuk karena penyakit kaki

a. Koksitis

b. Luksasiokoksa

c. Atrofi atau pelumpuhan satu kaki. (2)

III. DEFINISI

Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari yang normal. Kesempitan

panggul bisa pada inlet (pintu atas panggul), mid pelvis (ruang tengah panggul), outlet ( dasar

panggul atau pintu bawah panggul), kombinasi dari inlet,mid pelvis atau outlet. (3)

IV. PEMBAGIAN PANGGUL SEMPIT (2,3)

1. Kesempitan pintu atas panggul (pelvic inlet)

a. Pembagian tingkatan panggul sempit

1. Tingkat I : C.V = 9-10 cm = borderline

2. Tingkat II : C.V = 8-9 cm = relative

3. Tingkat III : C.V = 6-8 cm = Ekstrim

4. Tingkat IV : C.V = 6 cm =Mutlak (absolut)

b. Pembagian menurut tindakan

1. C.V = 11 cm……...………Partus Biasa

2. C.V = 8-10 cm……………Partus percobaan

3. C.V = 6-8 cm …………….SC primer

4. C.V = 6 cm ………………..SC mutlak (absolut)

Inlet dianggap sempit bila C.V kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang

dari 12 cm. Karena yang biasa diukur adalah conjugata Diagonalis (C.D) maka inlet

dianggap sempit bila C.D kurang dari 11,5 cm.

Page 6: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

5

2. Kesempitan Midpelvis

Terjadi bila:

a. Diameter interspinarum 9 cm, atau

b. Kalau diameter transversa ditambahkan dengan diameter sagitalis posterior kurang dari

13,5 cm.

Kesempitan midpelvis hanya dapat dipastikan dengan rontgen pelvimetri. Dengan

pelvimetri klinik, hanya dapat dipikirkan kemungkinan kesempitan midpelvis kalau:

-spina menonjol, partus akan tertahan disebut midpevic arrest

-side walls konvergen

-ada kesempitan outlet

Midpelvis contraction dapat memberi kesulitan sewaktu partus sesudah kepala melewati

pintu atas panggul. Adanya kesempitan ini sebetulnya merupakan kontraindikasi untuk

forsep karena daun forsep akan menambah sempitnya ruangan.

3. Kesempitan outlet

Adalah bila diameter transversa dan diameter sagitalis posterior <15 cm. Kesempitan

outlet, meskipun bisa tidak menghalangi lahirnya janin, namun dapat menyebabkan perineal

rupture yang hebat, karena arkus pubis sempit sehingga kepala janin terpaksa melalui

ruangan belakang.

Page 7: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

6

V. DIAGNOSIS (3)

Kita selalu memikirkan kemungkinan panggul sempit, bila ada seorang primigravida

pada akhir kepala kehamilan anak belum masuk p.a.p dan ada kesalahan letak janin. Diagnosis

dapat kita tegakkan dengan:

a. Anamnesis

Kepala tidak masuk P.A.P dan ada riwayat kesalahan letak (LLi, letak bokong), partus

yang lalu berlangsung lama, anak mati atau persalinan ditolong dengan alat-alat

(ekstraksi vakum atau forsep) dan operasi

b. Inspeksi

Ibu kelihatan pendek ruas tulang-tulangnya atau ada skoliosis, kifosis, dll. Kelainan

panggul luar (rachitis, dsb) kalau kepala belum masuk P.A.P kelihatan kontur seperti

kepala menonjol diatas simfisis.

c. Palpasi

Kepala tidak masuk p.a.p atau masih goyang dan terdapat tanda dari OSBORN, yaitu

kepala didorong kearah p.a.p dengan satu tangan diatas simpisis pubis sedang tangan lain

mengukur tegak lurus pada kepala yang menonjol.

(+) = 3 jari

(-) = masuk p.a.p

(±) = antara kesalahan-kesalahan letak

Page 8: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

7

d. Pelvimetri Klinis

1. Pemeriksaan panggul luar: apakah ukurannya kurang dari normal

2. Pemeriksaan dalam (V.T): apakah promontorium teraba, lalu diukur C.D dan C.V:

linea innominata teraba seluruhnya atau tidak, spina ischiadica dll

e. Rontgen Pelvimetri

Dari foto dapat kita tentukan ukuran-ukuran C.V;C.O = apakah kurang dari normal; C.T;

serta imbang kepala panggul.

Diagnosis panggul sempit dan disproporsi sefalopelvik

Pemeriksaan umum kadang-kadang sudah membawa pikiran ke arah kemungkinan

kesempitan panggul. Sebagaimana adanya tuberkulosis pada kolumna vertebra atau pada

panggul, luksasio koksa kongenitalis dan poliomielitis dalam anamnesis memberi petunjuk

penting , demikian pula ditemukannya kifosis, ankilosis pada artikulosio koksa di sebelah kanan

atau kiri dan lain-lain pada pemeriksaan fisik memberikan isyarat-isyarat tertentu. Pada wanita

yang lebih pendek daripada ukuran normal bagi bangsanya , kemungkinan panggul kecil perlu

diperhatiakn pula.

Akan tetapi apa yang dikemukakan di atas tidak dapat diartikan bahwa seorang wanita

dengan bentuk badan normal tidak dapat memiliki panggul dengan ukuran-ukuran yang kurang

dari normal, ditinjau dari satu atau beberapa segi bidang panggul. Dalam hubungan ini beberapa

hal perlu mendapat perhatian.

Page 9: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

8

Anamnesis tentang persalinan-persalinan terdahulu dapat memberi petunjuk tentang

keadaan panggul. Apabila persalinan tersebut berjalan lancar dengan dilahirkannya janin dengan

berat badan normal, maka kecil kemungkinan bahwa wanita yang bersangkutan menderita

kesempitan panggul yang berarti. (2)

Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan cara pemeriksaan yang penting untuk

mendapat keterangan lebih banyak tentang keadaan panggul. Cara pelaksanaan pelvimetri sudah

dibahas dengan lengkap pada fisiologi kehamilan, disini hanya dikemukakan beberapa hal pokok

saja. Pelvimetri luar tidak banyak artinya, kecuali untuk pengukuran pintu bawah panggul dan

dalam beberapa hal yang khusus seperti panggul miring.

Pelvimetri dalam dengan tangan mempunyai arti yang penting untuk menilai secara agak

kasar pintu atas panggul serta panggul tengah , dan untuk memberi gambaran yang jelas

mengenai pintu bawah panggul. Dengan pelvimetri rontgenologi diperoleh gambaran yang jelas

tentang bentuk panggul dan ditemuakn angka-angka mengenai ukuran-ukuran dalam ketiga

bidang panggul. Akan tetapi pemeriksaan ini pada masa kehamilan mengandung bahaya,

khusunya bagi janin . Oleh sebab itu tidak dapat dipertanggung jawabkan untuk menjalankan

pelvimetri rontgenologik secara rutin pada masa kehamilan melainkan harus didasarkan atas

indikasi yang nyata, baik dalam masa antenatal, maupun dalam persalinan.

Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam kelangsungan persalinan, tetapI yang

tidak kurang penting ialah hubungan antara kepala janin dengan panggul ibu. Besarnya kepala

janin dalam perbandingan dengan luasnya panggul ibu menentukan apakah ada disproporsi

sefalopelvik atau tidak. Masih ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan apakah persalinan

pervaginam akan berlangsung dengan baik, akan tetapi faktor-faktor ini baru dapat diketahui

pada saat persalinan , seperti kekuatan his dan terjadinya moulage kepala janin. Besarnya kepala

janin, khususnya diameter biparietalisnya dapat diukur dengan menggunakan sinar rontgen ekan

tetapi sefalometri rontgenologi lebih sukar pelaksaannya dan mengandung bahaya seperti

pemeriksaan-pemeriksaan rontgenologik lainnya. (2)

Pengukuran diameter biparietalis dengan cara ultrasonik yang sudah mulai banyak

dilakukan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Cara ini tidak berbahaya dibandingkan

dengan pemeriksaan rontgenologik. Pada hamil tua dengan janin dalam presentasi kepala, dapat

dinilai agak kasar adanya disproporsi sefalopelvik dan kemungkinan mengatasinya.

Page 10: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

9

Untuk hal ini pemeriksaan dengan tangan yang satu menekan kepala janin dari atas

kearah rongga panggul sedangkan tangan lain yang diletakkan pada kepala menentukan apakah

bagian ini menonjol diatas simpisis atau tidak (metode osborn).

Pemeriksaan yang lebih sempurna ialah metoda Muller Munro Kerr, tangan yang satu

memegang kepala janin dan menekannya kearah rongga panggul, sedangkan 2 jari tangan yang

lain dimasukkan kedalam rongga vagina untuk menentukan sampai berapa jauh kepala mengikuti

tekanan tersebut. Sementara itu ibu jari atngan yang masuk dalam vagina memeriksa hubungan

antara kepala dan simpisis.(2)

VI. MEKANISME PERSALINAN

Bila panggul sempit dalam ukuran muka belakang dan C.V < 9 cm, maka diameter ini

tidak dapat dilalui oleh dimeter biparietalis dari janin yang cukup bulan. Maka dari itu kalau

kepala turun biasanya terjadi defleksi sehingga yang melewati diameter anteroposterior adalah

diameter bitemporalis. Jadi pada panggul sempit sering dijumpai letak defleksi. Karena panggul

sempit maka persalinan berlangsung lama, karena ada obstruksi pada:

KALA I : Kepala tidak masuk p.a.p, maka pembukaan berlangsung lama dan kemungkinan

ketuban pecah sebelum waktunya. Setelah ketuban pecah maka kepala tidak dapat

menekan servik, kecuali his kuat sekali sehingga terjadi moulage yang hebat pada

kepala

KALA II: Menjadi lama karena diperlukan waktu untuk turunnya kepala dan untuk moulage. (3)

Di atas sudah diterangkan bahwa kesempitan panggul bukan faktor satu-satunya yang

menentukan apakah persalinan pervaginam akan berlangsung dengan aman atau tidak untuk ibu.

Walaupun demikian pengetahuan tentang ukuran dan bentuk panggul sangat membantu dalam

penilaian jalannya persalinan pada wanita bersangkutan. Kesempitan panggul dapat ditemukan

pada satu bidang atau lebih. Kesempitan pada panggul tengah umumnya juga disertai kesempitan

pintu bawah panggul.

Page 11: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

10

Kesempitan pada pintu atas panggul

Pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjugata vera kurang dari 10 cm, atau

diameter transversa kurang dari 12 cm. Kesempitan pada konjugata vera (panggul picak)

umumnya lebih menguntungkan daripada kesempitan pada semua ukuran (panggul sempit

selurunya). Oleh karena pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepal tertahan

oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini serviks uteri kurang mengalami tekanan kepala. Hal

ini dapat mengakibatkan inersia uteri serta lambannya pendataran dan pembukaan serviks.

Apabila pada panggul sempit pintu atas panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh

kepala janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya pula terjadinnya

prolapsus funikuli. Pada panggul picak, turunnya kepala bisa tertahan dengan akibat terjaninya

defleksi kepala, sedang pada panggul sempit seluruhnya ditemukan rintangan pada semua

ukuran, kepala memasuki rongga panggul dengan hiperfleksi. Selanjutnya moulage kepala janin

dapat dipengaruhi oleh jenis asinklitismus, dalam hal ini asinklitismus anterior lebih

menguntungkan daripada asinklitismus posterior. Oleh karena pada mekanisme yang terakhir

gerakan os parietal posterior yang terletak paling bawah tertahan oleh simfisis, sedang pada

asinklitismus anterior os parietal anterior dapat bergerak lebih leluasa ke belakang.

Kesempitan panggul tengah

Dengan sacrum melengkung sempurna , dinding-dinding panggul tidak berkonvergensi ,

foramen ischiadicum mayor cukup luas, dan spina ischiadica tidak menonjol kedalam , dapat

diharapkan bahwa panggul tengah tidak akan menyebabkan rintangan bagi lewatnya kepala

janin. Ukuran terpenting yang hanya dapat ditetapkan secara pasti dengan pelvimetri

rontgenologik ialah distansia interspinarum. Apabila ukuran ini kurang dari 9,5 cm perlu kita

waspadai terhadap kemungkinan kesukaran pada persalinan , apalagi bila diameter sagitalis

posterior pendek pula. Pada panggul tengah yang sempit lebih sering ditemukan posisi oksipitalis

posterior persisten atau presentasi kepal dalam posisi lintang tetap (transverse arrest).

Page 12: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

11

Kesempitan pintu bawah panggul

Pintu bawah panggul tidak merupakan bidang yang datar, tetapi terdiri atas segitiga

depan dan segitiga belakang yang mempunyai dasar yang sama, yakni distansia tuberum.

Apabila ukuran yang terakhir ini lebih kecil dari biasa, maka sudut arcus pubis mengecil pula

(<800). Agar dalam hal ini kepal janin dapat lahir , diperlukan ruanggan yang lebih besar pada

bagian belakang pintu bawah panggul. Dengan diameter sagitalis posterior yang cukup panjang,

persalian pervaginam dapat dilaksanakan, walaupun dengan perlukaan luas pada perineum.

Dengan distansia tuberum bersama dengan diameter sagitalis posterior <15cm, timbul kemacetan

pada kelahiran janin ukuran biasa. (2)

VII. KOMPLIKASI (3)

A.KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN

1. Pada kehamilan muda rahim yang bertambah besar dapat tertahan/terhalang keluar dari true

pelvic, jarang dijumpai kecuali pada panggul sempit absolute

2. Pada kehamilan lanjut, inlet yang sempit tidak dapat dimasuki oleh bagian terbawah janin,

menyebabkan fundus uteri tetap tinggi dengan keluhan sesak, sulit bernafas, terasa penuh

diulu hati dan perut besar

3. Bagian terbawah anak goyang dan tes Osborn (+)

4. Perut seperti abdomen pendulus (perut gantung)

5. Dijumapa kesalahan-kesalahan letak, presentasi dan posisi

6. Lightning tidak terjadi, fiksasi kepala tidak ada, bahkan setelah persalinan dimulai

7. Sering dijumpai tali pusat terkemuka dan menumbung

B. KOMPLIKASI PADA SAAT PERSALINAN

Komplikasi panggul sempit pada persalinan tergantung pada derajat kesempitan panggul.

1. Persalinan akan berlangsung lama

2. Sering dijumpai ketuban pecah dini

Page 13: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

12

3. Karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah sering terjadi tali pusat

menumbung

4. Moulage kepala berlangsung lama

5. Sering terjadi inertia uteri sekunder

6. Pada panggul sempit menyeluruh bahkan sering didapati inertia uteri primer

7. Partus yang lama akan menyebabkan pereganga SBR dan bila berlarut-larut dapat

menyebabkan ruptur uteri

8. Dapat terjadi simfisiolisis, infeksi intrapartal

9. Partus lama mengakibatkan penekanan yang lama pada jaringan lunak menyebabkan

edema dan hematoma jalan lahir yang kelak dapat menjadi nekrotik dan terjadilah fistula.

C. KOMPLIKASI PADA ANAK

1. Infeksi intrapartal

2. Kematian janin intrapartal (KJIP)

3. Prolaps funikuli

4. Perdarahan intracranial

5. Kaput suksedaneum sefalo-hematoma yang besar

6. Robekan pada tentorium serebri dan perdarahan otak karena moulage yang hebat dan lama

VIII. PROGNOSIS (2,3)

Apabila persalinan dengan disproporsi sefalopelvik dibiarkan berlangsung sendiri tanpa –

bilamana perlu – pengambilan tindakan yang tepat,timbul bahaya bagi ibu dan janin.

Bahaya pada ibu :

a. Partus lama yang seringkali disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil dapat

menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi intrapartum.

b. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan, dapat timbul

peregangan segmen bawah uterus dan pembentukan lingkaran retraksi patologik (Bundl).

Keadaan ini terkenal dengan ruptur uteri mengancam, apalagi bila tidak segera diambil

tindakan untuk mengurangi reganggan akan timbul ruptur uteri .

Page 14: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

13

c. Dengan persalinan tidak maju karena disproporsi sefalopelvik, jalan lahir pada suatu

tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang panggul. Hal itu

menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya iskemia dan kemudian

nekrosis pada tempat tersebut.

Beberapa hari post partum akan terjadi fistula vesikoservikalis , atau fistula

vesicovaginalis, atau fistula rectovaginalis.

Bahaya pada janin :

a. Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal, apalagi jika ditambah dengan infeksi

intrapartum.

b. Prolapsus funikuli apabila terjadi mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin dan

memerlukan kelahiran segera, apabila ia masih hidup.

c. Dengan adanya disproporsi sefalopelvik, kepal janin dapat melewati rintangan pada

panggu dengan mengadakan moulage. Moulage dapat dialami oleh kepala janin tanpa

akibat yang jelek sampai batas-batas tertentu, akan tetapi apabila batas –batas tersebut

dilampaui, terjadi sobekan pada tentorium serebeli dan perdarah intrakranial.

d. Selanjutnya tekanan oleh promontorium atau kadang-kadang oleh simpisis pada panggul

picak menyebabkan perlukaan pada jaringan diatas tulang kepala janin, malahan dapat

pula menimbulkan fraktur pada os parietalis.

IX. PENANGANAN (2,3)

Dewasa ini 2 tindakan dalam penanganan disproporsi sefalopelvik yang dahulu banyak

diselenggarakan lagi. Cunam tinggi dengan mengguanakan axis- traction forceps dahulu

dilakukan untuk membawa kepala janin yang dengan ukuran besarnya belum melewati atas

panggul kedalam rongga panggul dan terus keluar. Tindakan ini sangat berbahaya bagi janin dan

ibu, kini diganti oleh section sesaria yang jauh lebih aman. Saat ini ada 2 cara yang merupakan

tindakan utama untuk menangani persalinan pada disproporsi sefalopelvik, yakni sectio sesaria

dan partus percobaan.

Page 15: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

14

a. Sectio Sesaria

Sectio sesaria dapat dilakukan secara elektif atau primer, yakni sebelum persalinan mulai

atau pada awal persalinan, dan secara sekunder yakni setelah persalinan berlangsung selama

beberapa waktu.. section sesaria elektif direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada kehamilan

cukup bulan karena kesempitan panggul yang cukup berat, atau karena terdapat disproporsi

sefalopelvik yang nyata.

Selain itu sectio tersebut diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada factor-

factor lain yang merupakan komplikasi, seperti primigravida tua, kelainan letak janin yang tak

dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami infertilitas yang lama, penyakit

jantung, dan lain-lain.

Sectio sesaria sekunder dilakukan karena persalinan percobaan dianggap gagal, atau

karena timbul komplikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin, sedang syarat-syarat

untuk persalinan pervaginam tidak atau belum dipenuhi. (2,3)

b. Persalinan Percobaan

Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada hamil tua

diadakan penilaian tentang bentuk serta ukuran- ukuran panggul dalam semua bidang dan

hubunga antara kepala janin dan panggul, dan setelah dicapai kesimpulan bahwa ada harapan

bahwa persalinan dapat berlangsung pervaginam dengan selamat, dapat diambil keputusan untuk

menyelenggarakan persalinan percobaan.

Dengan demikian persalinan ini merupakan suatu test terhadap kekuatan his dan daya

akomodasi, termasuk moulage kepala janin, kedua factor ini tidak dapat diketahui sebelum

persalinan berlangsung beberapa waktu. Pemelihan kasus-kasus untuk persalinan percobaan

harus dilakukan dengan cermat. Diatas sudah dibahas indikasi- indikasi untuk section sesaria

elektif, keadaan- keadaan ini dengan sendirinya menjadi kontra indikasi untuk persalinan

percobaan. Selain itu beberapa hal perlu pula mendapat perhatian. Janin harus berada dalam

presentasi kepala dan lamanya kehamilan tidak lebih dari 42 minggu.

Page 16: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

15

Alasan bagi ketentuan yang terakhir ini ialah kepala janin bertambah besar serta lebih

sukar mengadakan moulage, dan berhubung dengan kemungkinan adanya disfungsi plasenta

janin mungkin kurang mampu mengatasi kesukaran yang dapat tibul pada persalinan percobaan.

Perlu disadari pula bahwa kesempitan panggul dalam satu bidang, seperti pada panggul picak,

lebih menguntungkan daripada kesempitan dalam beberapa bidang. (2,3)

Mengenai penanganan khusus pada persalinan percobaan perlu diperhatikan hal- hal berikut:

1. Perlu diadakan pengawasan yang seksama terhadap keadaan ibu dan janin.

Pada persalinan yang agak lama perlu dijaga adanya bahaya dehidrasi dan

asidosis pada ibu, dan perlu diusahakan supaya ia dapat beristirahat cukup, serta tidak

banyak menderita. Jangan diberikan makanan biasa melainkan secara infus intra vena

karena ada kemungkinan persalinan harus diakhiri dengan sectio sesaria. Keadaan denyut

jantung janin harus pula diawasi terus-menerus.

2. Kualitas dan turunnya kepala janin dalam rongga panggul harus tetap diawasi

Perlu disadari bahwa kesempitan panggul tidak jarang mengakibatkan kelainan

his dan gangguan pembukaan servik. Dalam hubungan ini his yang kuat, kemajuan dalam

turunnya kepala dalam rongga panggul, dan kemajuan dalam mendatar serta

membukanya servik merupakan hal-hal yang menguntungkan.

3. Sebelum ketuban pecah, kepala janin pada umumnya tidak dapat masuk kedalam rongga

panggul dengan sempurna

Pada disproporsi sefalopelvik ketuban tidak jarang pecah pada permulaan

persalinan. Pemecahan ketuban secara aktif hanya dapat dilakukan bila his berjalan

teratur dan sudah ada pembukaan servik untuk separuhnnya atau lebih. Tujuan tindakan

ini ialah untuk mendapatkan kepastian apakah dengan his yang teratur dan mungkin

bertambah kuat, terjadi penurunan kepala yang berarti atau tidak. Selanjutnya setelah

ketuban pecah, baik spontan atau dengan buatan perlu ditentukan ada tidaknya prolapsus

funikuli.

Page 17: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

16

4. Masalah yang penting ialah menentukan berapa lama partus percobaan boleh

berlangsung.

Berhubung banyaknya factor yang harus ikut diperhitungkan dalam mengambil

keputusan tersebut, tiap kasus harus dinilai sendri-sendiri. Apabila his cukup sempurna

maka sebagai indikator berhasil atau tidaknya partus percobaan tersebut adalah hal-hal

yang mencakup keadaan-keadaan sebagai berikut:

a. Bagaimana kemajuan pembukaan servik? Adakah gangguan pembukaan seperti

pemanjangan fase laten, pemanjangan fase aktif, sekunder arrest

b. Bagaimanakah kemajuan penurunan bagian terendah janin (belakang kepala)?

c. Adakah tanda-tanda klinis dari pihak anak maupun ibu yang menunjukkan adanya

bahaya bagi anak maupun ibu (gawat janin, rutura uteri imminens, dll)

Apabila salah satu gangguan diatas ada, maka menandakan bahwa persalian

pervaginam tidak mungkin dan harus diselesaikan dengan section sesaria. Sebaliknya

bila kemajuan pembukaan serta penurunan kepala berjalan lancar, maka persalinan

pervaginam bisa dilaksanakan sesuai persyaratan yang ada. (2,3)

Page 18: Panggul Sempit (Disproporsi sefalopelvik)

PANGGUL SEMPIT Dr. Rovels Agber Maywell Iroth

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham,G. Distosia (persalinan abnormal dan disproporsi fetofelvic),Profitasari

at all . Obstetri Williams. Edisi 21 . volume 1. Jakarta . EGC. 2004. Bab 18. Hal:

467-468.

2. Wiknjosastro,H. distosia karena kelainan panggul, Saifuddin,BA. Rachimhadi,T. ilmu

kebidanan. Edisi 3. Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo. Jakarta. 2006. Bab

7. Hal; 637-647.

3. Mochtar,R. panggul sempit (pelvic contraction), Lutan,D. Synopsis obstetri: edisi 2.

Jakarta. EGC. 1998. Bab 9. Hal: 332-328.