23 gerontik baru

4
Pak suib 23. Fungsi perawatan kesehatan 23.1. Keyakinan nilai dan perilaku kesehatan Nilai yang di anut keluarga dalam kesehatan yaitu kuratif. Tn.s pernah melakukan operasi hernia. Tn. S bila demam biasa, minum obat penurun panas. Ny. L juga membawa Tn. S ke dukun kampung, jikasakitnya tidak sembuh-sembuh. Sedangkan Ny. L jika sakit pergi berobat ke bidan di tarandam. Keluarga tidak memiliki kegiatan promosi kesehatan. 23.2 Definisi sehat-sakit dan tingkat pengetahuan keluarga Tn. S jika demam biasa, minum obat penurun panas. Dan jika sakitnya tidak sembuh-sembuh di bawa ke dukun kampung, sedangkan Ny. L jika sakit berobat ke bidan di tarandam, itu membuktikan bahwa kesehatan penting bagi keluarga. Ny. L adalah pemimpin kesehatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan bila ia dan Tn. S sakit. Anggota keluarga hanya mengetahui anggota lainnya sakit apabila ada keluhan dari anggota lainnya. Keluarga tidak pernah mendapatkan informasi dan saran tentang kesehatan. 23.3 Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa Masalah kesehatan yang teridentifikasi pada anggota keluarga adalah pikun, gangguan moblitas fisik. Dan keluarga tidak ada merasa rentan terhadap penyebaran suatu penyakit di lingkungan tempat tinggalnya. 23.4 praktik diet keluarga Keluarga makan 3x sehari. Pagi, siang dan malam Tn.S makan nasi. Tn.s juga memakan roti sebagai cemilan.

description

fkep unand

Transcript of 23 gerontik baru

Page 1: 23 gerontik baru

Pak suib

23. Fungsi perawatan kesehatan

23.1. Keyakinan nilai dan perilaku kesehatan

Nilai yang di anut keluarga dalam kesehatan yaitu kuratif. Tn.s pernah melakukan operasi hernia. Tn. S bila demam biasa, minum obat penurun panas. Ny. L juga membawa Tn. S ke dukun kampung, jikasakitnya tidak sembuh-sembuh. Sedangkan Ny. L jika sakit pergi berobat ke bidan di tarandam.

Keluarga tidak memiliki kegiatan promosi kesehatan.

23.2 Definisi sehat-sakit dan tingkat pengetahuan keluarga

Tn. S jika demam biasa, minum obat penurun panas. Dan jika sakitnya tidak sembuh-sembuh di bawa ke dukun kampung, sedangkan Ny. L jika sakit berobat ke bidan di tarandam, itu membuktikan bahwa kesehatan penting bagi keluarga. Ny. L adalah pemimpin kesehatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan bila ia dan Tn. S sakit.

Anggota keluarga hanya mengetahui anggota lainnya sakit apabila ada keluhan dari anggota lainnya.

Keluarga tidak pernah mendapatkan informasi dan saran tentang kesehatan.

23.3 Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa

Masalah kesehatan yang teridentifikasi pada anggota keluarga adalah pikun, gangguan moblitas fisik. Dan keluarga tidak ada merasa rentan terhadap penyebaran suatu penyakit di lingkungan tempat tinggalnya.

23.4 praktik diet keluarga

Keluarga makan 3x sehari. Pagi, siang dan malam Tn.S makan nasi. Tn.s juga memakan roti sebagai cemilan.

Ny. L yang bertanggung jawab berbelanja. Ia memiliki anggaran dari uang pensiunan Tn. S

Ny. L juga yang menyiapkan bagaimana makanan di sajikan untuk keluarga.

Kompor: berfungsi dan adekuat, meskipun kecil. Ny. L sepenuhnya bertanggung jawab untuk merencanakan, belanja dan menyiapkan makanan.

Keluarga tidak memiliki lemari pendingin.

23.5 Kebiasaan tidur dan beristirahat

Jam tidur tidak ditetapkan secara teratur. Tn. S tidur bila sudah mengantuk.

23.6 praktik aktivitas fisik dan rekreasi

Page 2: 23 gerontik baru

Tn. S tidak memiliki program latihan/olah raga yang teratur bagi diri sendiri.

Tn. S hanya duduk dan baring saja di dalam rumah. Tn. S mengalami gangguan mobilitas sehingga tidak dapat beraktivitas fisik dengan baik.

Ny. Y latihan yang cukup banyak dengan melakukan pekerjaan rumah tangga dan kegiatan mengasuh Tn. S

23.7 Praktik penggunaan obat terapeutik dan penenang, alkohol serta tembakau di keluarga

Tn. S pernah merokok.

Keluarga tidak ada yang menggunakan alkohol.

Anggota keluarga ada yang menggunakan obat yang di jual bebas ketika sakit.

23.8 peran keluarga dalam praktik perawatan diri

Keluarga pernah membawa Tn. S ke Rumah sakit untuk dilakukan operasi hernia.

Jika Tn. S demam biasa, ia minum obat penurun panas. Jika sakitnya tidak sembuh-sembuh, Tn. S dibawa ke dukun kampung oleh Ny. L. Jika Ny. L sakit, ia berobat ke bidan di tarandam.

Ny. L adalah pemimpin kesehatan dalam keluarga.

23.9 tindakan pencegahan secara medis

Sebelum istri nya meninggal Tn.S kondisi fisiknya masih sehat, namun setelah istrinya meninggal Tn.S kehilangan semangat hidup. Tn.S tidak mampu lagi berjalan jalan di sekitar rumah nya, sehingga ia hanya menghabiskan keseharian nya duduk di depan rumah dengan bantuan dari keponakan nya.

Pemeriksaan terakhir terhadap mata dan pendengaran tidak dilakukan karena Tn.s tidak pernah lagi di bawa ke pelayanan kesehatan setelah istrinya meninggal.

23.10 terapi komplementer dan alternatif

Karena Tn.S tidak ada di bawa lagi ke pelayanan kesehatan, maka Tn.S tidak pernah menerima praktik pelayanan/ perawatan kesehatan alternatif .

23.11 riwayat kesehatan keluarga

Ayah dari Tn.S mempunyai riwayat penyakit hypertensi.

23.12 layanan perawatan kesehatan yang diterima

Tn.S tidak ada menerima layanan perawatan kesehatan.

Tn. S pernah menerima perawatan ketika dilakukan operasi hernia di rumah sakit

Page 3: 23 gerontik baru

23.13 perasaan dan persepsi mengenai pelayanan kesehatan

Keluarga tidak pernah berobat ke puskesmas karena menurutnya jika berobat ke puskesmas membutuhkan waktu yang lama. Keluarga tidak suka menunggu lama-lama di tempat tersebut.

23.14 pelayanan kesehatan darurat

Keluarga mengetahui dimana pelayanan darurat terdekat. Keluarga juga mengetahui cara menghubungi ambulans / pelayanan paramedis dalam kondisi darurat .

23.15 sumber pembayaran

Keluarga tidak pernah membawa Tn.S ke pelayanan kesehatan. Tapi jika Tn S memerlukan perawatan Tn S bisa mendapat pelayanan gratis dari ASKES .

23.16 Logistik untuk mendapatkan perawatan

Jarak fasilitas perawatan dari rumah keluarga sekitar 2 km. Jika ada yang sakit, keluarga menggunakan alat transportasi umum untuk mencapai fasilitas perawatan. Karena jarak tempuhnya cukup dekat tidak ada masalah dalam jam dan lama perjalanan ke lokasi pelayanan kesehatan.