15. BAB IV low back pain

11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Bintang Amin Husada Bandar Lampung 4.1.1 Sejarah RS Pertamina-Bintang Amin, Lampung merupakan rumah sakit hasil kerjasama PT Pertamina Bina Medika dan PT Bintang Amin Husada. RS ini mulanya bernama RS Bintang Amin Husada yang didirikan oleh PT Bintang Amin Husada yang berada di dalam kompleks Universitas Malahayati di Lampung. RS ini mulanya didirikan oleh PT Bintang Amin Husada sebagai kegiatan sosial untuk melayani pengobatan pasien kurang mampu.Pelaksanaan kerjasama ini terlaksana di tahun 2011. 4.1.2 Produk Pelayanan 1. Dokter Umum 49

description

15. BAB IV low back pain

Transcript of 15. BAB IV low back pain

Page 1: 15. BAB IV low back pain

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Bintang Amin Husada Bandar Lampung

4.1.1 Sejarah

RS Pertamina-Bintang Amin, Lampung merupakan rumah sakit hasil

kerjasama PT Pertamina Bina Medika dan PT Bintang Amin Husada. RS ini

mulanya bernama RS Bintang Amin Husada yang didirikan oleh PT Bintang

Amin Husada yang berada di dalam kompleks Universitas Malahayati di

Lampung. RS ini mulanya didirikan oleh PT Bintang Amin Husada sebagai

kegiatan sosial untuk melayani pengobatan pasien kurang mampu.Pelaksanaan

kerjasama ini terlaksana di tahun 2011.

4.1.2 Produk Pelayanan

1. Dokter Umum

2. Dokter Spesialis (Internist, Bedah Umum, Anak, Kebidanan Dan

Kandungan,Bedah Perkemihan, Saraf, THT, Mata, Anastesi )

3. Fisioterapi

4. Medical check up

5. UGD

6. Laboratorium

7. Radiologi

8. Hemodialisa

49

Page 2: 15. BAB IV low back pain

50

9. Instalasi farmasi / apotek

10. Layanan ambulance

4.2. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi deskriptif retrospektif yaitu

suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat

gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dengan

melihat ke belakang. yang dilakukan pada bulan Juli –Agustus 2015 di

Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada (RSPBA).

Sampel pada penelitian ini berjumlah 150. Pengambilan sampel

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik total

sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data

sekunder yang diperoleh dari rekam medik Di ruang fisioteraphy , Poli

Dan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada

(RSPBA) Tahun 2014

4.2.1 ` Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi atau

besarnya proporsi menurut variabel yang diteliti dan juga berguna untuk

mengetahui karakteristik atau gambaran variabel dependen dan variabel

independen. Hasil analisis univariat adalah sebagai berikut:

Page 3: 15. BAB IV low back pain

51

1. Kejadian low back pain berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi pasien low back pain berdasarkan jenis kelamin di

Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada (RSPBA) Tahun 2014

Jenis kelamin Jumlah Persentase

Perempuan 93 62 %

Laki-laki 57 38 %

Total 150 100 %

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi pasien low back pain berdasarkan jenis

kelamin di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada (RSPBA) Tahun 2014.

38%

62%

jenis kelamin laki laki perempuan

Page 4: 15. BAB IV low back pain

52

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa Distribusi Frekuensi pasien low

back pain berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin

Husada (RSPBA) Tahun 2014 dari 150 pasien di dapatkan perempuan 93 (63

% ) pasien dan laki-laki 57 (38 %) pasien.

2. Kejadian low back pain berdasarkan usia

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi pasien low back pain berdasarkan usia di Rumah

Sakit Pertamina Bintang Amin Husada (RSPBA) Tahun 2014

Usia Jumlah Persentase

<45 tahun 52 34,7%

>45 tahun 98 65,3%

Total 150 100 %

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa Distribusi Frekuensi pasien low

back pain berdasarkan usia di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada

(RSPBA) Tahun 2014 dari 150 pasien di dapatkan 52 pasien <45 tahun dengan

persentase 34,7 % dan 98 pasien >45 tahun dengan persentase 65,3 %

Page 5: 15. BAB IV low back pain

53

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi pasien low back pain berdasarkan usia

di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada (RSPBA) Tahun 2014

3. Kejadian low back pain berdasarkan status gizi

Tabel 4.3Distribusi Frekuensi pasien low back pain berdasarkan status gizi di

Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada (RSPBA) Tahun 2014

Status gizi Jumlah Persentase

Non obesitas 61 40,7%

Obesitas 89 59,3%

Total 150 100 %

35%

65%

usia <45 tahun >45 tahun

Page 6: 15. BAB IV low back pain

54

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa Distribusi Frekuensi pasien low

back pain berdasarkan status gizi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin

Husada (RSPBA) Tahun 2014 dari 150 pasien di dapatkan non obesitas

sebanyak 61 pasien dengan persentase 40,7 % dan obesitas sebanyak 89 pasien

dengan persentase 59,3 %

Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi pasien low back pain berdasarkan

status gizi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada (RSPBA) Tahun

2014

4.3 Pembahasan

47%53%

status gizi non obesitas obesitas

Page 7: 15. BAB IV low back pain

55

Hasil penelitian yang di lakukan di RSPBAH tahun 2014 dari 150 pasien di

dapatkan bahwa Usia pasien yang paling banyak menderita nyeri punggung bawah

yaitu 98 pasien >45 tahun dengan persentase 65,3, sesuai dengan penelitian

Efenciosa. F dengan judul Gambaran Penderita Nyeri Punggung Bawah Di

Poliklinik Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi bahwa Usia responden yang

paling banyak menderita nyeri punggung bawah yaitu rentang usia 45-60 tahun

berjumlah 30 orang (44.8%) dari 67 orang. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

dan penelitian Scattland et al menyatakan terdapat hubungan antara usia

seseorang. Semakin lanjut usia, maka semakin besar risiko terkenanya nyeri

punggung bawah. Orang berusia lanjut terjadi penurunan fungsi-fungsi tubuhnya.

Terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda. Dalam

penelitian Louw, Q.A, et al (2007) di Afrika menunjukkan hasil yang sama

dengan penelitian ini yaitu prevalensi anak-anak dan remaja untuk menderita

nyeri punggung bawah adalah 33% sedangkan prevalensi orang dewasa menderita

nyeri punggung bawah adalah 50%.

Penelitian ini menunjukkan sebagian besar pasien nyeri punggung bawah

berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 93 (63 % ) pasien dan laki-laki 57

(38 %) pasien. Sesuai dengan penelitian firman Guinanto dengan judul gambaran

klinis pasien LBP di RSUD karawang jawa barat bahwa sebagian besar

responden nyeri punggung bawah berjenis kelamin perempuan berjumlah 42

orang (62.7%) dan 25 orang (37.3%) berjenis kelamin laki-laki Hal ini

dikarenakan pada wanita terjadi menstruasi dan proses menopause yang

menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon esterogen.

Page 8: 15. BAB IV low back pain

56

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Altinel, Levent, et al (2007) di Turki

didapatkan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah pada perempuan adalah

63,2% dan pada laki-laki sebesar 33,8%.

Pasien dengan obesitas sebanyak 89 pasien dengan persentase 59,3 % dan

non obesitas sebanyak 61 pasien dengan persentase 40,7 %, sesuai dengan

penelitian Nurul Hikmah dengan judul Gambaran Penderita Nyeri Punggung

Bawah Di Poliklinik Bedah RSUD Yogyakarta bahwa Responden dengan

obesitas paling banyak yaitu 26 orang (38.8%) dari 67 orang. Berkaitan dengan

ini bahwa pasien dengan status gizi obesitas menunjukan sebagai faktor resiko

terjadinya low back pain hal ini dikarenakan beban yang berlebihan di tulang

belakang juga akan meningkatkan tekanan di diskus intervertebrata. Tekanan yang

berlebihan menyebabkan ruang di antara diskus vertebrata menyempit. Hal ini

akan memperbesar kemungkinan terjepitnya serabut saraf yang keluar dari

foramen intervertebrata dan pembuluh darah kecil yang memperdarahi daerah

lumbal. Otot yang dipersarafi diperdarahi oleh pembuluh darah yang terjepit

tersebut akan menurun kemampuannya dalam melakukan kontraksi dan relaksasi.

Kelelahan otot lebih cepat timbul dan terjadilah nyeri. Pada orang yang memiliki

berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri pinggang lebih besar, karena

beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat

memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.