Post on 26-Oct-2015
HUBUNGAN KEMAMPUAN ADVERSITY DAN INTENSI
BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK YAYASAN
PENDIDIKAN MA’ARIF 1 TAMAN SIDOARJO
SKRIPSI
OLEH
DWI RATIH ANOMSARI
NIM 407112407758
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JULI, 2011
HUBUNGAN KEMAMPUAN ADVERSITY DAN INTENSI
BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK YAYASAN PENDIDIKAN
MA’ARIF 1 TAMAN SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Psikologi
Oleh
Dwi Ratih Anomsari
NIM 407112407758
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JULI, 2011
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Dwi Ratih Anomsari ini
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji,
Malang, 5 Juli 2011
Pembimbing I
Fattah Hidayat, S.Psi., S.E., M.Si.
NIP 19680606199 1 001
Malang, 5 Juli 2011
Pembimbing II
Drs. H. Mohammad Bisri, M.Si.
NIP 19590815198601 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi oleh Dwi Ratih Anomsari ini
Telah dipertahankan didepan dewan penguji
Pada tanggal 19 Juli 2011
Dewan Penguji
Dra. Hj. Sri Weni Utami, M.Si,, Ketua
NIP 19570103198502001
Fattah Hidayat, S.Psi., S.E., M.Si., Anggota
NIP 196806061991001
Drs. H. Mohammad Bisri, M.Si., Anggota
NIP 195908151986011001
Mengetahui, Mengesahkan,
Ketua Jurusan BKP Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Drs. Triyono, M.Pd Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd
NIP 195601281982031001 NIP 195410061980031001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dwi Ratih Anomsari
NIM : 407112407758
Jurusan/Program Studi : Bimbingan Konseling dan
Psikologi/Psikologi
Fakultas/Program : Ilmu Pendidikan/S1 Psikologi
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila di kemudian hari atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil plagiasi,
baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 30 Juni 2011
Yang membuat pernyataan
Dwi Ratih Anomsari
NIM 407112407758
ABSTRAK
Anomsari, Dwi Ratih, 2011. Hubungan Kemampuan Adversity Dan Intensi
Berwirausaha Pada Siswa SMK Yayasan Pendidikan Ma’arif (YPM) 1
Taman Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan
Konseling dan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Malang. Pembimbing : (I) Fattah Hidayat, S.Psi., M.Si., (II) Drs.
Mohammad Bisri, M.Si.
Kata Kunci : kemampuan adversity, intensi berwirausaha.
Berdasarkan fakta yang dikemukakan oleh Bapak Dharmawan, ketua
organisasi kewirausahaan, banyak lulusan SMK yang belum siap bekerja dan
menjadi pengganguran. Hal ini disebabkan para lulusan SMK tidak berani
berwirausaha karena takut akan kesulitan dan kegagalan. Disamping itu pula,
meningkatnya kebutuhan hidup yang menuntut adanya pemenuhan, mendorong
siswa SMK untuk segera lulus dan dapat mencari penghasilan sendiri dengan ilmu
dan keterampilan yang sudah dimiliki dalam wirausaha (Dharmawan, 2011).
Berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang rasional mengingat sifatnya yang
mandiri, sehingga tidak tergantung pada ketersediaan lapangan kerja yang ada.
Salah satu faktor pendukung wirausaha adalah keinginan. Ini oleh Fishbein dan
Ajzen (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006) disebut sebagai intensi, yaitu
komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan
tingkah laku tertentu. Intensi berwirausaha adalah keinginan yang ada pada diri
seseorang untuk melakukan suatu tindakan wirausaha dengan berani mengambil
resiko dalam menangani usaha yang mengarah pada upaya, mencari, menciptakan,
menerapkan, cara kerja, teknologi, dan produk baru. Sedangkan kemampuan
adversity adalah kemampuan seseorang dalam bereaksi terhadap kesulitan yang
dihadapinya (Stoltz, 2000).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan korelasional dengan
besaran sampel berjumlah 86 siswa yang ditentukan dengan teknik simple random
sampling. Hasil uji validitas aitem kemampuan adversity diperoleh nilai validitas
antara 0.304 sampai 0.686 dan penghitungan reliabilitas dengan koefisien alpha
cronbach 0.786. sedangkan untuk hasil uji validitas aitem intensi berwirausaha
diperoleh nilai validitas antara 0.304 sampai 0.727 dan penghitungan reliabilitas
dengan koefisien alpha cronbach 0.925. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif antara kemampuan adversity dengan intensi
berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo (rxy = 0.774, sig.= 0.000 <
0.05). Artinya semakin tinggi kemampuan adversity siswa maka semakin baik
intensi berwirausahanya. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa siswa SMK
YPM 1 Taman Sidoarjo yang memiliki kemampuan adversity tinggi sebanyak 1
siswa (2%), sedang 37 siswa (82%), dan rendah 7 siswa (16%). Sedangkan siswa
SMK YPM 1 Taman Sidoarjo yang memiliki intensi berwirausaha tinggi sebanyak
6 siswa (13%), sedang 34 siswa (76%), dan rendah 5 siswa (11%).
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan kepada : (1) siswa: dapat
mengidentifikasi seberapa besar skill competence dan motivasi yang dimilikinya
(2) sekolah: meningkatkan kinerjanya, dalam hal ini memperbaiki metode
pengajaran program kewirausahaan agar lebih menarik (3) peneliti selanjutnya:
dapat mengembangkan penelitian tentang kemampuan Adversity misalnya
menjadikan tipe Adversity sebagai variabel penelitian.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang semata-
mata karena anugerah dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Hubungan Kemampuan Adversity dan Intensi Berwirausaha Pada
Siswa SMK Yayasan Pendidikan Ma‟arif (YPM) 1 Taman Sidoarjo”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi prasyarat memperoleh gelar kesarjanaan di bidang
Psikologi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini memerlukan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
membantu penulis, terutama disampaikan kepada :
1. Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.
2. Dr. Triyono, M.Pd selaku ketua jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi
atas segala kebijakannya
3. Dra. Hj. Sri Weni Utami M.Si, selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi,
sekaligus ketua program studi Psikologi atas segala dedikasi, loyalitas, dan
perhatiannya pada Psikologi.
4. Fattah Hidayat, S.E., M.Si. selaku pembimbing (I) atas kesabaran, ketelitian,
dan segala perhatian serta waktu yang telah diluangkan selama bimbingan.
5. Drs. H. Mohammad Bisri, M.Si., selaku dosen pembimbing (II) atas
kesabaran, segenap waktu yang diluangkan, kritik dan saran yang sangat
berarti selama bimbingan.
6. Ninik Setiyowati, S.Psi, M.Psi, yang selalu bersedia meluangkan waktu dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta membantu dalam
memahami konsep statistika.
7. Seluruh dosen Psikologi Universitas Negeri Malang yang telah memberikan
bekal pengetahuan sampai terselesaikannya pendidikan di bangku kuliah ini.
8. Kedua orangtua; Bapak Suharto, B.A. dan Ibu Lilik Lestari atas doa,
dukungan, motivasi, dan kesabarannya dalam membantu penulis selama
menyelesaikan kuliah dan mewujudkan cita-cita.
9. Kepala Sekolah SMK YPM 1 Taman Sidoarjo atas izin yang diberikan kepada
penulis untuk bisa melaksanakan penelitian di SMK YPM 1 Sidoarjo.
10. Sahabat penulis; Della, Desy, Massayu, Roma, Putri, Mega, Chibi, dan Nisa
atas bantuan, dukungan, motivasi, serta teman-teman Psikologi 2007 Offering
B (Psikoprenia) atas kerjasamanya selama masa perkuliahan ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, atas segala bantuannya
sehingga karya ini dapat terwujud. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis, para pembaca, ilmu psikologi, dan masyarakat luas.
Malang, Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... .i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ...vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang... .......................................................................... .1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ .7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... .7
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... .8
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... .8
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian ............................................ .9
G. Definisi Operasional..................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Adversity
1. Pengertian Kemampuan Adversity .......................................... 13
2. Teori Pembentuk Kemampuan Adversity................................ 14
3. Respon Dalam Adversity ......................................................... 19
4. Dimensi-Dimensi Kemampuan Adversity ……………..22
B. Intensi Berwirausaha
1. Pengertian Intensi .................................................................... 24
2. Aspek-Aspek Intensi Berwirausaha ........................................ 29
3. Faktor-Faktor Intensi Berwirausaha ........................................ ….32
4. Proses Pembentukan Intensi Berwirausaha …………………34
C. Remaja
1. Pengertian Remaja...................................................................35
2. Ciri-Ciri Masa Remaja.............................................................36
3. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja……………...................39
D. Hubungan Kemampuan Adversity dan Intensi Berwirausaha
Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo …………………….41
BAB III METODE
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………....45
B. Variabel Penelitian........................................................................46
C. Populasi dan Sampel…………………………………………….47
D. Instrumen Penelitian..................................................................... …49
E. Uji Coba Instrumen.......................................................................52
F. Pengumpulan Data………………………………………………57
G. Analisis Data.................................................................................58
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil SMK YPM 1 Taman Sidoarjo…………………………....62
B. Hasil Data Deskriptif……………………………………………66
C. Analisis Korelasi.......................................................................... 68
BAB V PEMBAHASAN
A. Kemampuan Adversity
Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo .................................. ….71
B. Intensi Berwirausaha Pada Siswa SMK YPM 1
Taman Sidoarjo ............................................................................72
C. Hubungan Kemampuan Adversity Dan intensi Berwirausaha
Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo ..................................76
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................80
B. Saran..............................................................................................81
DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………………82
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………..85
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Penjabaran Variabel Penelitian....................................................................11
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………………..49
3.2 Blue Print Angket Kemampuan Adversity (Uji Coba) ................................51
3.3 Blue Print Skala Intensi Berwirausaha (Uji Coba)..........…………............52
3.4 Nilai Skala Intensi Berwirausaha ...............................................................52
3.5 Blue Print Skala Intensi Berwirausaha (Penelitian) ...…………………....55
3.6 Blue Print Angket Kemampuan Adversity (Penelitian)…………………...55
3.7 Norma Klasifikasi Kemampuan Adversity dan
Skala Intensi Berwirausaha………………………………………………59
4.1 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Kemampuan Adversity........66
4.2 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Adversity
Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo ............................................... ....67
4.3 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Intensi Berwirausaha….. 67
4.4 Klasifikasi Tingkat Intensi Berwirausaha
Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo ............................................... 68
4.5 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 69
4.6 Hasil Uji Linieritas ..................................................................................... 70
4.7 Hasil Uji Korelasi ....................................................................................... 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Optimisme versus Pesimisme Reaksi Terhadap Kesulitan…………….17
2.2 Kerangka Konseptual Untuk Meramalkan Suatu Intensi
atau Perilaku Tertentu .......................................................................... ….....26
2.3 Proses Pembentukan Intensi Berwirausaha …………………………...34
3.1 Model Hubungan Variabel X dan Y .................................................... ........46
3.2 Rumus Korelasi Product Moment …………………………………….54
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Angket Kemampuan Adversity (Uji Coba).........................................87
2. Skala Intensi Berwirausaha (Uji Coba)...............................................94
3. Angket Kemampuan Adversity (Penelitian).......................................101
4. Skala Intensi Berwirausaha (Penelitian)…………….........................107
5. Tabulasi Skor Uji Coba Angket Kemampuan Adversity...................113
6. Koefisien Validitas Angket Kemampuan Adversity…......................115
7. Validitas Angket Kemampuan Adversity...........................................117
8. Reliabilitas Angket Kemampuan Adversity ......................................118
9. Tabulasi Skor Uji Coba Skala Intensi Berwirausaha..........................119
10. Koefisien Validitas Skala Intensi Berwirausaha….............................124
11. Validitas Aitem Skala Intensi Berwirausaha…...................................129
12. Reliabilitas Skala Intensi Berwirausaha…..........................................132
13. Tabulasi Skor Penelitian Angket Kemampuan Adversity...................133
14. Tabulasi Skor Penelitian Intensi Berwirausaha…................................135
15. Analisis Deskriptif Angket Kemampuan Adversity
Dan Skala Intensi Berwirausaha………………………………….….140
16. Uji Normalitas………………………………………………………..141
17. Uji Linieritas………………………………………………………....142
18. Data Skor Total Kemampuan Adversity
Dan Intensi Berwirausaha…………………………………………....143
19. Uji Hipotesis…………………………………………………………..145
20. Klasifikasi Kemampuan Adversity Siswa SMK YPM 1
Taman Sidoarjo………………………………………………………..146
21. Klasifikasi Intensi Berwirausaha Siswa SMK YPM 1
Taman Sidoarjo……………………………………………………….148
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbatasnya lapangan pekerjaan di Indonesia yang tersedia saat ini
telah meningkatkan jumlah pengangguran. Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2010
mencapai 116 juta orang, bertambah 2,17 juta orang dibanding angkatan
kerja Agustus 2009 yang sebesar 113,83 juta orang atau bertambah 2,26
juta orang dibanding Februari 2009 yang sebesar 113,74 juta orang.
Jumlah ini diprediksi akan semakin meningkat apabila tidak segera
disediakan lapangan kerja baru. Angkatan kerja yang menganggur tersebut
mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Tercatat lulusan
sekolah dasar sebesar 3,71%, lulusan SMP sebesar 7,55%, lulusan SMA
sebesar 11,90%, lulusan SMK 13,81%, lulusan diploma sebesar 15,71%,
dan lulusan perguruan tinggi sebesar 14,24% (Badan Pusat Statistik,
2010).
Semakin bertambahnya pengangguran menjadikan keadaan
Indonesia saat ini akan semakin memburuk, hal ini akan bertambah buruk
jika keadaan ini tidak segera diatasi. Disamping itu pula meningkatnya
kebutuhan hidup yang menuntut adanya pemenuhan, mendorong siswa
SMK untuk segera lulus dan dapat mancari penghasilan sendiri dengan
ilmu dan keterampilan yang sudah dimiliki dalam wirausaha.
Berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang rasional mengingat
sifatnya yang mandiri, sehingga tidak tergantung pada ketersediaan
lapangan kerja yang ada.
Salah satu jenis sekolah yang menyelenggarakan pendidikan
khusus adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Program pendidikan
SMK dikhususkan bagi siswa yang mempunyai minat tertentu dan siap
untuk bekerja serta membuka lapangan pekerjaan sesuai dengan
keterampilan dan bakat yang dimiliki. Siswa SMK diajak untuk belajar di
sekolah dan belajar di dunia kerja dengan praktek secara nyata sesuai
bidang yang dipelajari melalui program Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Melalui PSG diharapkan siswa bisa mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan perubahan sikap, sehingga dapat membekali dirinya
untuk memilih, menetapkan dan mempersiapkan diri memasuki dunia
kerja yang sesuai dengan potensi dirinya (Depdikbud, 1999).
Saat ini pemerintah Indonesia mempunyai program baru dalam
dunia pendidikan, yaitu untuk SMK sebanyak 70% dan 30% untuk
Sekolah Menengah Umum (SMU). Pada dasarnya SMU diprogram untuk
mereka yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, sedangkan
pembekalan skill untuk SMU bisa dikatakan tidak ada. Berbeda dengan
dunia SMK, siswa dituntut untuk menguasai skill serta diharapkan dapat
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
SMK dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dari segi
keterampilan kerja, maka dari itu saat ini banyak perusahaan yang
membutuhkan lulusan dari SMK. Dinas Pendidikan telah menganjurkan
untuk lebih memilih SMK karena lebih menjanjikan dalam dunia kerja.
Dimasukkannya remaja ke sekolah kejuruan adalah agar siswa cepat
mendapat pekerjaan selepas lulus, dengan bekal keterampilan yang didapat
dari sekolah.
Para pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia
didorong mampu berwirausaha di tengah minimnya lapangan pekerjaan.
Sejak tahun 1994 Departemen Pendidikan Nasional menerapkan
standarisasi kurikulum pada seluruh SMK di Indonesia, yaitu harus
menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya.
Bahkan pada tahun 2004, pemerintah meluncurkan program blockgrant
khusus untuk peningkatan kompetensi wirausaha melalui pembangunan
kelas wirausaha di 150 lokasi atau sekitar 450 SMK di Indonesia.
Bentuk-bentuk wirausaha bagi siswa SMK cukup beragam sesuai
dengan jurusan yang dipilih, seperti 'I'ata boga, Tata busana, penjualan,
Mekanik, Percetakan. Berjualan membuka warung makan, membuka
bengkel, membuka jahitan, merupakan jenis wirausaha yang bisa dipilih
oleh siswa SMK.
Salah satu faktor pendukung wirausaha adalah adanya keinginan.
Ini oleh Fishbein dan Ajzen (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006) disebut
sebagai intensi, yaitu komponen dalam diri individu yang mengacu pada
keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi adalah hal - hal
yang diasumsikan dapat menangkap faktor - faktor yang memotivasi dan
yang berdampak kuat pada tingkah laku. Bandura (1986) menyatakan
bahwa intensi merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas
tertentu atau menghasilkan keadaan tertentu di masa depan. Intensi
menurutnya adalah bagian vital dari self regulation individu yang dilatar
belakangi oleh motivasi seseorang untuk bertindak.
Pada kenyataannya banyak lulusan sekolah menengah kejuruan
yang belum siap bekerja sehingga menjadi pengganguran. Beberapa
diantara lulusan SMK lebih senang menjadi pegawai atau buruh dan
hanya sedikit sekali yang tertarik untuk berwirausaha. Sumariadi, salah
satu kepala sekolah SMK Negeri di Surabaya menyatakan bahwa sampai
saat ini di antara siswa lulusan SMK tidak banyak yang berorientasi dan
berniat untuk bekerja sendiri atau berwirausaha dengan bekal ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh (Kompas, 2004).
Jenis pekerjaan sendiri ada dua, yaitu formal dan informal. Secara
sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat
diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status
pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan
dibantu buruh tetap dan kategori buruh atau karyawan, sisanya termasuk
pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada tahun 2010
sekitar 33,74 juta orang (31,42%) bekerja pada kegiatan formal dan 73,67
juta orang (68,58%) bekerja pada kegiatan informal. Dari 107,41 juta
orang yang bekerja pada bulan Februari 2010, status pekerjaan utama yang
terbanyak sebagai buruh atau karyawan sebesar 30,72 juta orang (28,61%),
diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 21,92 juta orang
(20,41%), dan berusaha sendiri sejumlah 20,46 juta orang (19,05%),
sedangkan yang terkecil adalah berusaha dibantu buruh tetap sebesar 3,02
juta orang (2,81%). Dalam satu tahun terakhir (Februari 2009–Februari
2010) terdapat penambahan pekerja dengan status buruh/karyawan sebesar
1,81 juta orang, dan pekerja keluarga sebanyak 1,02 juta orang. Sementara
itu pada status pekerja bebas di pertanian terjadi penurunan sebesar 30 ribu
orang (Badan Pusat Statistik, 2010).
Ada beberapa hal mengapa siswa SMK yang tidak tertarik
berwirausaha setelah lulus adalah karena tidak mau mengambil resiko,
takut gagal, tidak memiliki modal dan lebih menyukai bekerja pada orang
lain. Alasan tersebut bertentangan dengan tujuan individu masuk sekolah
kejuruan yang ingin cepat bekerja dan ingin membuka usaha sendiri. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa siswa tidak tertarik berwirausaha karena kurang
memiliki motivasi dan tidak memiliki semangat serta keinginan untuk
berusaha sendiri. Akibatnya individu berpikir bahwa berwirausaha
merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan dan lebih senang bekerja
pada orang lain (Dharmawan, 2011).
Manusia sebagai seorang individu memerlukan potensi untuk dapat
mengubah hambatan menjadi peluang, yang disebut dengan kemampuan
adversity. Menurut Stoltz (2000), kemampuan adversity adalah suatu
kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang
keberhasilan mencapai tujuan. Surekha (dalam Habsari, 2005) menyatakan
bahwa adversity adalah kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan
tindakan yang membentuk suatu pola–pola tanggapan kognitif dan prilaku
atas stimulus peristiwa-peristiwa dalam kehidupan yang merupakan
tantangan atau kesulitan. Di tambahkan pula bahwa kesulitan yang
dihadapi itu mempunyai beragam variasi bentuk dan kekuatan dari sebuah
tragedi yang besar sampai kelalaian kecil.
Sekolah kejuruan seharusnya dapat mencetak tenaga terampil yang
siap diterima di lapangan kerja dan di tengah krisis ekonomi dan sulitnya
mencari pekerjaan, peluang untuk bekerja ternyata masih terbuka lebar.
Bagi sekolah kejuruan yang mampu memberikan ketrampilan dan
bersinergi dengan dunia usaha, akan mempermudah lulusannya menembus
dunia kerja dengan berwirausaha.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa ada kesenjangan antara
kecilnya jumlah alumni SMK 1 YPM Sidoarjo yang berwirausaha dengan
yang tidak berwirausaha, yang seharusnya siswa SMK dapat membuka
lapangan kerja sendiri dengan keterampilan yang dimiliki untuk
mengurangi jumlah pengangguran. Tetapi kenyataan yang ada
membuktikan bahwa siswa SMK lebih senang menjadi pegawai atau buruh
dan bahkan tidak bekerja sama sekali (Dharmawan, 2011).
Rendahnya intensi berwirausaha pada siswa SMK karena kurang
keinginan dan kurang motivasi sehingga mereka tidak siap menghadapi
rintangan yang ada. Dengan demikian hanya individu yang berani
mengambil resiko serta memiliki kecerdasan menghadapi rintangan sajalah
yang memiliki intensi berwirausaha yang tinggi. Penelitian ini kemudian
dilakukan karena peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan
antara kemampuan Adversity dengan intensi berwirausaha. Oleh karena itu
penulis ingin melakukan penelitian “Hubungan kemampuan Adversity dan
Intensi Berwirausaha Pada Siswa SMK Yayasan Pendidikan Ma‟arif
(YPM) 1 Taman Sidoarjo.”
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diajukan adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran kemampuan adversity pada siswa SMK YPM 1
Taman Sidoarjo?
2. Bagaimana gambaran intensi berwirausaha pada siswa SMK YPM 1
Taman Sidoarjo?
3. Apakah terdapat hubungan kemampuan adversity dan intensi
berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran kemampuan adversity pada siswa SMK
YPM 1 Taman Sidoarjo
2. Untuk mengetahui intensi berwirausaha pada siswa SMK YPM 1
Taman Sidoarjo.
3. Untuk mengetahui hubungan kemampuan adversity dan intensi
berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo.
D. Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat
hubungan kemampuan adversity dan intensi berwirausaha pada siswa
SMK YPM 1 Taman Sidoarjo.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan manfaat praktis
yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah wawasan di bidang Psikologi
Pendidikan, khususnya yang terkait dengan hubungan kemampuan
Adversity dan intensi berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman
Sidoarjo.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang akan dibahas adalah manfaat bagi peneliti,
manfaat bagi guru, sekolah, universitas, dan peneliti lain.
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui hubungan kemampuan
Adversity dan intensi berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman
Sidoarjo.
b. Bagi Guru dan Sekolah
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran kemampuan
Adversity dan intensi berwirausaha pada siswa, sehingga dapat
mengasah kembali jiwa berwirausaha pada siswa yang memiliki
adversity dan intensi berwirausaha rendah. Sedangkan siswa yang
memiliki adversity dan intensi tinggi dapat diarahkan oleh pihak
sekolah untuk mengembangkan wirausaha.
c. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain bisa menggunakan hasil penelitian ini untuk bahan
perbandingan apabila ingin meneliti topik yang sama. Penelitian dengan
topik yang sama berguna untuk menguji apakah suatu penelitian sudah
baik atau belum.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian
1. Asumsi
Asumsi merupakan anggapan dasar yang digunakan untuk
mendasari penelitian. Asumsi yang dipakai adalah :
1) Responden dapat mengisi angket dan skala sesuai dengan keadaan
2) Kemampuan adversity siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo berbeda-
beda dan dapat diukur.
3) Intensi berwirausaha siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo berbeda-beda
dan dapat diukur.
2. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
a. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada siswa SMK YPM 1 Taman
Sidoarjo.
b. Penelitian ini meneliti tentang hubungan kemampuan Adversity dengan
intensi berwirausaha.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Kemampuan adversity adalah suatu kemampuan seseorang untuk
mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan kemampuan berpikir,
mengelola dan mengarahkan tindakan yang membentuk suatu pola-
pola tanggapan kognitif dan perilaku atas stimulus peristiwa-peristiwa
sulit dan menantang dalam kehidupan yang merupakan tantangan atau
kesulitan. Ditandai dengan aspek control, origin dan ownership, reach,
dan endurance yang dapat diungkap dengan angket kemampuan
Adversity. Semakin tinggi skor adversity yang diperoleh subyek, maka
semakin tinggi pula kegigihan subyek dalam menghadapi hambatan.
Sebaliknya apabila skor yang diperoleh rendah, maka kegigihan
subyek dalam menghadapi rintangan juga rendah.
2. Intensi berwirausaha adalah seberapa besar keinginan atau niat yang
ada pada diri siswa SMK untuk melakukan suatu tindakan wirausaha
dengan berani mengambil resiko dalam menangani usaha yang
mengarah pada upaya, mencari, menciptakan, menerapkan, cara kerja,
teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar. Ditandai dengan indikator Perceived
desirability,Perceived feasibility,Propensity to act. Intensi
berwirausaha ini diukur dengan menggunakan skala intensi
berwirausaha. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh subyek
penelitian maka intensi berwirausaha semakin tinggi. Begitu juga
sebaliknya, apabila skor yang diperoleh rendah maka begitu juga
intensi berwirausaha yang dimiliki subyek penelitian rendah.
Tabel 1.1. Penjabaran Variabel
No. Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor
1. Kemampuan
Adversity
a. Control 1.1. Mengetahui
seberapa banyak
kendali yang dapat
dirasakan
terhadap suatu
peristiwa yang
menimbulkan
kesulitan
1.1. Dapat mencari
jalan keluar dari
masalah yang
dihadapi
b. Origin dan
Ownership
1.2 Menunjukkan siapa
atau apa yang
menyebabkan
suatu peristiwa
terjadi. Penyebab
peristiwa bisa
berasal dari diri
sendiri atau faktor
lain dan
bagaimana
tanggung jawab
seseorang terhadap
kejadian yang
dialaminya.
1.2.Tidak menyalahkan
diri sendiri ketika
masalah muncul
c. Reach 1.4. Dampak suatu
kejadian terhadap
kejadian-kejadian
lain pada diri
seseorang apakah
bersifat situasional
(saat itu saja) atau
berdampak buruk
menjangkau aspek
lain kehidupan
seseorang
1.4. Mampu
memberikan
batasan terhadap
suatu masalah
sehingga tidak
berpengaruh
terhadap hal lain
d. Endurance 1.5. Sejauh mana
individu mampu
mendeteksi berapa
lama penyebab
kesulitan itu akan
1.5. Mampu berpikir
optimis dan
memiliki
kepercayaan
bahwa masalah
terus berlangsung
akan segera
selesai.
2. Intensi
Berwirausaha
a. Perceived
desirability
2.1 Memandang
penciptaan usaha
baru sebagai
sesuatu yang
menarik dan
diinginkan
2.2. Mempersepsi atas
konsekuensi
personal
pengalaman
kewirausahaan
2.3. Mampu
mempersepsi
tingkat dukungan
dari lingkungan
untuk berwirausaha
2.1.Memiliki ide untuk
berwirausaha
2.2. Dapat mempersepsi
baik atau buruk
atas pengalaman
kewirausahaan
2.3. Mempersepsi
dukungan dari
keluarga, teman,
sejawat, dan
kerabat untuk
berwirausaha
b. Perceived
feasibility
2.2. Mampu memandang
dirinya bahwa
dirinya memliki
kemampuan untuk
mengumpulkan
sumber daya-
sumber daya untuk
membangun usaha
baru
2.2. Dapat berpikir
optimis dan
memiliki
kepercayaan
bahwa dirinya
mampu
mengumpulkan
sumber daya
manusia, sosial,
dan finansial
untuk membuka
usaha
c. Propensity to
act
2.3. Mampu mendorong
diri sendiri untuk
bertingkah laku
wirausaha
2.3.Dapat memotivasi
diri sendiri
membuka usaha
baru
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Adversity
1. Pengertian Adversity
Menurut Stoltz (2000), kecerdasan menghadapi rintangan adalah
suatu kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang
keberhasilan mencapai tujuan. Surekha (dalam Habsari, 2005) menyatakan
bahwa adversity adalah kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan
tindakan yang membentuk suatu pola–pola tanggapan kognitif dan prilaku
atas stimulus peristiwa-peristiwa dalam kehidupan yang merupakan
tantangan atau kesulitan. Di tambahkan pula bahwa kesulitan yang
dihadapi itu mempunyai beragam variasi bentuk dan kekuatan dari sebuah
tragedi yang besar sampai kelalaian kecil. Dalam kamus Inggris–Indonesia
disebutkan bahwa Adversity mempunyai arti kesengsaraan atau
kemalangan, istilah kesengsaraan atau kemalangan dijelaskan dalam
kamus besar bahasa Indonesia sebagai penderitaan atau kesusahan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
Adversity adalah kemampuan seseorang dalam mengubah hambatan,
kesulitan atau tantangan menjadi peluang. Kemampuan Adversity suatu
kemampuan lebih yang dimiliki oleh individu untuk dapat bertahan dalam
menghadapi kesulitan hidup.
2. Teori Pembentuk Kemampuan Adversity
Menurut Stoltz (2000), Adversity dihasilkan dari tiga paradigma
teori, yaitu :
a. Psikologi Kognitif
Dalam psikologi kognitif Adversity didasari oleh teori-teori
psikologi kognitif antara lain learned helplessness, locus of control,
optimisme, teori atribusi, hardiness, resiliensi, dan self efficacy.
1. Learned helplessness
Teori ini menjelaskan mengapa banyak orang menyerah atau gagal
ketika dihadapkan pada tantangan hidup. Berdasarkan penelitian
eksperimental Martin Seligman (dalam Stoltz, 2000) tentang learned
helplessness ditemukan bahwa seseorang yang melakukan usaha dan terus
menerus gagal akan merasa tidak dapat mengendalikan situasi yang terjadi
pada dirinya akan menjadi kebal dari rasa tidak berdaya.
2. Locus of control
Menurut Rotter (dalam Elliot, 2000) locus of control adalah
keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa tingkah laku yang
ditampilkannya berasal dari dirinya sendiri atau faktor di luar dirinya.
Individu yang menganggap bahwa tingkah laku yang ditampilkannya
berasal dari faktor di luar dinamakan external locus of control. Sedangkan
individu yang menganggap bahwa penyebab tingkah lakunya berasal dari
dirinya sendiri dinamakan internal locus of control.
3. Teori Atribusi
Teori ini dikemukakan oleh Weiner (dalam Vaughan, 2000) yang
tertarik pada penyebab dan konsekuensi dari atribusi yang dibuat oleh orang
saat mereka sukses dan gagal. Menurut Morisson (2008) teori atribusi
adalah teori yang menjelaskan cara-cara manusia mengatribusikan beberapa
penyebab atas perilaku mereka dan perilaku orang lain dalam konteks sosial.
Weiner (dalam Vaughan, 2000) atribusi memiliki tiga dimensi performa,
yaitu :
1) Locus : apakah tingkah laku disebabkan oleh diri individu (internal) atau
situasi (eksternal)
2) Stability : apakah penyebab tingkah laku itu (baik internal dan eksternal)
stabil atau tidak
3) Controllability : apakah dimasa datang performa tugas itu berada dalam
control diri individu.
4. Hardiness (tahan banting)
Menurut Kobasa (dalam Rathus, 2004) menyatakan bahwa orang
yang hardiness adalah orang yang lebih tahan terhadap stress karena mereka
memilih untuk menghadapinya. Hardiness merujuk pada kemampuan
seseorang menghadapi kondisi-kondisi yang sulit dalam hidup. Orang-
orang yang memiliki sifat tahan banting (hardiness) merespon kesulitan
sebagai suatu peluang, sedangkan orang-orang yang memiliki tahan banting
akan mundur dan menghindari kesulitan yang dialaminya.
Menurut Kobasa (dalam Rathus, 2004) hardiness memiliki 3
karakteristik yaitu :
1) Commitmen, orang yang tahan banting memiliki komitmen dalam
menghadapi kesulitan yang dialaminya
2) Chalenge, orang yang tahan banting menganggap kesulitan yang
dihadapinya adalah suatu tantangan
3) Control, orang yang tahan banting menganggap kesulitan yang
dihadapinya berada dalam kendalinya.
5. Resiliensi
Davidson (dalam Connor, 2006) mengartikan resiliensi sebagai
suatu kapasitas individu untuk pulih atau bangkit. Untuk mengidentifikasi
resiliensi diperlukan dua syarat, yaitu pertama adanya ancaman yang
signifikan pada individu, ancaman dapat berupa trauma atau ditimpa
kemalangan. Kedua adalah kualitas adaptasi yang dimiliki individu
tergolong baik.
Menurut Block (dalam Tugade, 2004), karakteristik individu yang
resilien adalah :
1) Individu merasa optimis dan semangat menjalani hidup
2) Individu terbuka terhadap pengalaman
3) Memiliki emosi positif yang tinggi
6. Self Efficacy
Bandura (dalam Pajares & Urdan, 2006) menyatakan bahwa self
efficacy merujuk pada penilaian subjektif seseorang tentang bagaimana
kemampuannya untuk mengorganisir dan melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan yang ditentukannya.
7. Optimisme
Teori ini berkaitan dengan learned helplessness. Kesuksesan
seseorang dapat dilihat dari bagaimana caranya menjelaskan atau bereaksi
terhadap peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya. Seligman (2002)
menemukan bahwa bagaimana seseorang bereaksi terhadap kesulitan
sebagai sesuatu yang sifatnya tetap, internal, dan dapat digeneralisasikan
ke bidang kehidupan lainnya cenderung menderita di semua bidang
kehidupan. Sedangkan mereka yang menanggapi situasi-situasi sulit
sebagai sesuatu yang sifatnya eksternal, sementara, dan terbatas cenderung
menikmati banyak manfaat, mulai dari kinerja sampai kesehatan.
Gambar 2.1 Optimisme versus Pesimisme
Reaksi terhadap kesulitan
Pesimis Permanen Meluas Pribadi
Optimis Sementara Terbatas Eksternal
(Diadaptasi dari Stoltz, 2000)
Dari teori-teori psikologi kognitif yang telah diuraikan diatas,
dapat disimpulkan :
1) Kesuksesan dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam
mengendalikan atau menguasai kehidupannya sendiri.
2) Kesuksesan dipengaruhi dan dapat diprediksi melalui cara seseorang
bereaksi dan menjelaskan kesulitannya.
3) Orang-orang bereaksi terhadap kesulitan dengan pola-pola tertentu
4) Pola-pola tertentu dalam bereaksi terhadap kesulitan apabila tidak
dihambat akan tetap konsisten sepanjang hidup seseorang.
b. Neurofisiologi
Berdasarkan riset para ahli neurofisiologi terkemuka, otak secara
ideal dilengkapi sarana pembentuk kebiasaan-kebiasaan yang dapat segera
dihentikan dan dirubah. Sama halnya dengan kebiasaan seseorang dalam
merespon kesulitan dapat segera dihentikan dan dirubah. Dengan demikian
kebiasaan lama akan melemah dan kebiasaan baru akan tumbuh dan
berkembang dengan pesat (Stoltz, 2000).
c. Psikoneuroimmunologi
Pada psikoneuroimmunologi yang dibahas adalah hubungan antara
aspek psikologis dengan neuorologis (syaraf) dan kesehatan
(imunitas.kekebalan tubuh). Penelitian tentang hubungan psikis dan
kesehatan tubuh dilakukan oleh Langer, Rodin, dan Visintainer (dalam
Stoltz, 1997). Mereka menemukan bahwa seseorang yang secara
psikologis bahagia, aktif, dan memiliki control terhadap situasi yang
terjadi pada dirinya memiliki kekebalan tubuh (kesehatan) lebih baik
dibandingkan orang-orang yang secara psikologis tidak bahagia, pasif, dan
tidak memiliki control terhadap dirinya. Dari penelitian dalam bidang
psikoneuroimmunologi Stoltz (2000) menyimpulkan bahwa :
1) Ada hubungan langsung antara bagaimana seseorang bereaksi terhadap
kesulitan dengan kesehatan mental dan fisik
2) Kemampuan mengendalikan sangat penting bagi kesehatan mental dan
umur panjang
3) Bagaimana seseorang bereaksi terhadap kesulitan mempengaruhi
fungsi-fungsi kekebalan, kesembuhan, dan kerentanan terhadap
penyakit.
3. Respon Dalam Adversity
Individu dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam diri
mereka didorong oleh beberapa respon yang mengarahkan individu
tersebut dalam pengambilan keputusan. Ada beberapa respon yang
mendorong individu dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam diri
mereka.
Menurut Stoltz (2000 : 18) ada tiga respon terhadap kesulitan yaitu:
a. Mereka yang berhenti (quitters), yaitu orang-orang yang bekerja sekedar
cukup untuk hidup, memperlihatkan sedikit ambisi, semangat yang
minim, dan mutu dibawah standar, mengambil resiko sedikit mungkin,
tidak kreatif. Individu meninggalkan dorongan untuk mendaki dan
kehilangan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan. Gaya hidupnya
tidak menyenangkan atau datar, cenderung menghindari tantangan berat
yang muncul dari komitmen yang sesungguhnya, dalam meghadapi
perubahan mereka cenderung melawan atau lari dan cenderung menolak
perubahan, jarang sekali memiliki persahabatan sejati, kemampuannya
kecil atau bahkan tidak ada sama sekali, mereka tidak memiliki visi dan
keyakinan akan masa depan, terampil menggunakan kata-kata yang
sifatnya membatasi, seperti “tidak mau”, “mustahil”, “ini konyol”, dsb.
Kontribusinya sangat kecil. Biasanya menjadi beban bagi perusahaan
karena kurang memberikan sumbangan yang berarti baik dirinya
maupun perusahaan.
b. Mereka yang berkemah (Campers), yaitu orang-orang yang masih
menunjukkan sejumlah inisiatif, sedikit semangat, dan beberapa usaha,
akan bekerja keras dalam hal apapun yang membuatnya rasa aman atau
dalam kata lain orang tersebut mau untuk mendaki, meskipun akan
“berhenti” di pos tertentu, dan merasa cukup sampai disitu. Kebanyakan
tidak mau mengambil resiko. Individu puas dengan apa yang telah
diraih dan sudah merasa dirinya sebagai orang yang berhasil, tidak lagi
mengembangkan diri, melainkan hanya mempertahankan agar apa yang
telah diraih dapat tetap dimiliki. Menahan diri terhadap perubahan,
meskipun kadang tidak menyukai perubahan besar karena orang
tersebut merasa nyaman dengan kondisi yang ada, individu
menggunakan bahasa dan kata-kata yang kompromistis, misalnya “ini
cukup bagus”, atau “kita cukup sampai disini saja”. Kemampuannya
kecil atau bahkan tidak ada sama sekali, tidak memiliki visi dan
keyakinan akan masa depan, kontribusinya kecil.
c. Para pendaki (Climbers), yaitu orang-orang yang menyambut baik
tantangan-tantangannya, orang tersebut hidup dalam pemahaman bahwa
ada hal-hal yang mendesak dan harus segera dibereskan, orang tersebut
bisa memotivasi diri sendiri, memiliki semangat tinggi, dan berjuang
untuk mendapatkan yang terbaik, cenderung membuat segala sesuatu
terwujud, belajar seumur hidup, tidak berhenti pada gelar atau jabatan
saja mereka terus mencari cara-cara baru untuk bertumbuh dan
berkontribusi. Individu yang seumur hidupnya membaktikan diri pada
pertumbuhan dan perbaikan diri tanpa menghiraukan latar belakang,
nasib baik atau nasib buruk. Individu tersebut juga pemikir yang selalu
memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan tidak pernah membiarkan
ras, umur, jenis kelamin, cacat fisik atau mental hambatan lainnya yang
menghambat pendakian, orang yang tergolong climber akan terus
mendaki. Hidupnya “lengkap” karena telah melewati dan mengalami
semua tahapan sebelumnya. Mereka menyadari bahwa akan benyak
imbalan yang diperoleh dalam jangka panjang melalui “langkah-
langkah kecil” yang sedang dilewatinya. Menyambut baik tantangan,
memotivasi diri, memiliki semangat tinggi, dan berjuang mendapatkan
yang terbaik dari hidup, cenderung membuat segala sesuatu terwujud,
tidak takut menjelajah potensi-potensi tanpa batas yang ada diantara
dua manusia, memahami dan menyambut baik resiko menyakitkan yang
ditimbulkan karena bersedia menerima kritik, menyambut baik setiap
perubahan, bahkan ikut mendorong perubahan tersebut kearah yang
positif, mereka tidak asing dengan situasi yang sulit karena kesulitan
merupakan bagian dari hidup, memberikan kontribusi yang cukup besar
karena bisa mewujudkan potensi yang ada pada dirinya, bahasa yang
digunakan adalah bahasa dan kata-kata yang penuh dengan
kemungkinan-kemungkinan, berbicara tentang apa yang bisa dikerjakan
dan cara mengerjakannya, mereka berbicara tentang apa yang bisa
dikerjakan dan cara mengerjakannya, mereka berbicara tentang
tindakan, dan tidak sabar dengan kata-kata yang tidak di dukung dengan
perbuatan.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa teori ini
sebenarnya tetap melihat pada motivasi individu. Orang-orang yang
berjiwa Quitter cenderung akan mati ditengah jalan ketika
persaingannya terus berlari tanpa henti. Sementara orang-orang yang
berjiwa Camper merasa cukup puas berada atau telah mencapai sebuah
target tertentu, meskipun tujuan yang hendak dicapai masih pajang. Dan
orang-orang yang berjiwa Climber akan terus pantang mundur
menghadapi hambatan yang ada di hadapannya karena menganggap itu
sebagai tantangan dan peluang untuk meraih hal yang lebih tinggi yang
belum diraih orang lain.
4. Dimensi-Dimensi Kemampuan Adversity
Menurut Stoltz (2000), kecerdasan dalam menghadapi
rintangan individu memiliki empat dimensi, yaitu CO2RE (Control,
Origin Ownership, Reach, Endurance).
a. Control (C) : Dimensi ini ditunjukan untuk mengetahui seberapa banyak
kendali yang dapat kita rasakan terhadap suatu peristiwa yang
menimbulkan kesulitan. Hal yang terpenting dari dimensi ini adalah
sejauh mana individu dapat merasakan bahwa kendali tersebut berperan
dalam peristiwa yang menimbulkan kesulitan seperti mampu
mengendalikan situasi tertentu dan sebagainya.
b. Origin dan Ownership (O2): Dimensi ini mempertanyakan siapa atau
apa yang menimbulkan kesulitan dan sejauh mana seseorang
menganggap dirinya mempengaruhi dirinya sebagai penyebab dan asal
usul kesulitan seperti penyesalan, pengalaman dan sebagainya.
c. Reach (R): Dimensi ini merupakan bagian dari AI yang mengajukan
pertanyaan sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan menjangkau
bagian-bagian lain dari kehidupan individu seperti hambatan akibat
panik, hambatan akibat malas dan sebagainya.
d. Endurance (E) : Dimensi keempat ini dapat diartikan ketahanan yaitu
dimensi yang mempertanyakan dua hal yang berkaitan dengan berapa
lama penyebab kesulitan itu akan terus berlangsung dan tanggapan
indivudu terhadap waktu dalam menyelesaikan masalah seperti waktu
bukan masalah, kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
mengetahui kemampuan adversity tidak cukup hanya mengetahui apa
yang diperlukan untuk meningkatkannya, tetapi yang perlu diperhatikan
adalah aspek-aspeknya agar dapat memahami kecerdasan dalam
menghadapi rintangan sepenuhnya, yaitu Control, Origin, Ownership,
Reach, dan Endurance.
B. Intensi Berwirausaha
1. Pengertian Intensi
Intensi sebagai suatu usaha, kemauan, hasrat, keinginan, atau
perjuangan guna mencapai suatu tujuan (Chaplin, 1999). Menurut
Bandura (dalam Frida, 2009) menyatakan bahwa intensi merupakan
suatu kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau
menghasilkan suatu keadaan tertentu di masa depan. Intensi
menurutnya adalah bagian vital dari Self regulation individu yang
dilatarbelakangi oleh motivasi seseorang untuk bertindak.
Fishbein dan Ajzen (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006)
mendefinisikan intensi sebagai niat seseorang untuk melakukan
perilaku tertentu. Menurutnya, intensi lebih bersifat spesifik dan
memiliki “kesegaran” atau “kesiapan”, dalam arti sebagai predisposisi
seseorang yang lebih mengarah pada terwujudnya perilaku yang
tertentu pula, sehingga dengan kata lain, intense lebih jitu untuk
digunakan sebagai prediktor terwujudnya perilaku spesifik.
Ancok (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006) menyatakan
bahwa pada dasarnya intensi berkaitan erat dengan pengetahuan (belief)
seseorang terhadap sesuatu hal, sikap (attitude) nya pada hal itu, serta
dengan perilaku itu sendiri sebagai perwujudan nyata dari intensinya.
Ilardo (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006) Antara sikap
sampai ke tahap perilaku tertentu, terdapat komponen sebagai
mediatornya, yaitu inetnsi. Intensi merupakan bagian penting Theory of
Reasoned Action (TRA), yang merupakan prediktor sukses dari
perilaku, dimana ia menjembatani sikap dan perilaku.
Dalam TRA, menurut Fishbein & Ajzen (dalam Dayaksini &
Hudaniah, 2006) terdapat dua faktor yang menentukan niat seseorang
untuk menampilkan suatu perilaku, yaitu sikap terhadap perilaku
tersebut (attitude toward the behavior) dan norma subyektif (subjective
norms). Sikap terhadap perilaku merupakan fungsi dari keyakinan
tentang kemungkinan timbulnya konsekuensi bila seseorang akan
mewujudkan perilaku dan evaluasi pribadinya terhadap konsekuensi
tersebut, sedangkan norma subyektif ditentukan oleh persepsi seseorang
tentang harapan yang diinginkan oleh kelompok atau individu acuan
dan oleh motivasi individu yang bersangkutan untuk mematuhinya.
Fishbein dan Ajzen (dalam Novliadi, 2007) mengajukan teori
pembentukan tingkah laku berdasarkan hubungan timbal balik antara
keyakinan (belief), sikap (attitude), dan intensi (intention) individu.
Keyakinan dikategorikan sebagai aspek kognitif yang melibatkan
pengetahuan, pendapat dan pandangan individu terhadap obyek. Sikap
dikategorikan sebagai aspek afektif yang mengarah pada perasaan
individu terhadap suatu obyek serta evaluasi yang dilakukannya. Intensi
dikategorikan sebagai aspek konatif yang menunjukkan intensi individu
dalam bertingkah laku dan bertindak ketika berhadapan langsung
dengan obyek. Ketiga ubahan ini akan membentuk tingkah laku atau
tindakan nyata. Secara sistematis hubungan tersebut dapat dilihat pada
gambar 2.2.
Keyakinan akan akibat perilaku X adalah komponen yang
berisikan aspek pengetahuan tentang X yaitu akibat positif dan negatif
yang di dapat subyek bila melakukan perilaku X. Makin banyak segi
positif yang diperoleh subyek tentang akibat perilaku tersebut, akan
makin positif sikap subyek terhadap perilaku tersebut.
Gambar 2.2. : Kerangka konseptual untuk meramalkan suatu intensi atau
perilaku tertentu (Fishbein dan Ajzen, 1975, dalam Novliadi, 2007)
Keterangan :
= pengaruh
= umpan balik
Keyakinan akan
akibat perilaku X
Sikap terhadap
perilaku X
Intensi untuk
melakukan perilaku X Perilaku X
Norma
subjektif
tentang
perilaku X
Keyakinan
normatif akan
akibat perilaku X
Komponen pengetahuan tentang X adalah keyakinan
normatif akan akibat perilaku X yang merupakan pandangan atau
pendapat orang lain yang berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.
Individu dapat menerima atau menolak pengaruh-pengaruh tersebut.
Pengaruh yang diterima oleh individu akan membentuk norma
subyektif individu tentang perilaku X. Jadi norma subyektif tersebut
berisikan keputusan yang dibuat individu setelah mempertimbangkan
pandangan orang-orang yang mempengaruhi dirinya.
Menurut Fishbein dan Ajzen (dalam Dayaksini &
Hudaniah), intensi merupakan predisposisi yang sifatnya spesifik dan
mengarah pada terwujudnya perilaku yang spesifik pula. Kekhususan
tersebut melibatkan empat komponen yang membatasinya, yaitu :
a. Behavior
Yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan secara nyata.
b. Target Object
Yaitu sasaran yang akan dituju oleh perilaku. Komponen ini
dibedakan atas : particular object (misalnya, nama); a class of object
(misalnya, jabatan atau kedudukan); dan any object (yaitu, orang
pada umumnya).
c. Situation
Yaitu dalam situasi bagaimana perilaku itu diwujudkan. Dalam hal
ini situasi dapat diartikan sebagai lokasi atau situasi suasana.
d. Time
Yaitu menyangkut kapan suatu perilaku akan diwujudkan. Waktu ini
dibagi atas periode waktu yang telah ditentukan dan periode waktu
yang tidak dibatasi.
Setyono (2008) menyatakan wirausaha adalah semangat,
sikap, perilaku, kemampuan seseorang dalam menangani usaha yang
mengarah pada upaya, mencari, menciptakan, menerapkan, cara
kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
memperoleh keuntungan yang lebih besar. Wirausaha adalah proses
yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah
produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan
kemakmuran bagi wirausahawan.
Sedangkan wirausahawan menurut Sudarma (2006) adalah
seorang atau sekumpulan orang yang berani menciptakan bisnis baru
dengan resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan
menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.
Machfoedz (2005) mengartikan wirausahawan adalah
pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil
resiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Untuk
itu seorang wirausahawan harus memiliki kepercayaan diri yang kuat
dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat
merintis usaha.
Menurut Abdinagoro (2003), karakter atau sifat
kepribadian yang membedakan seorang itu wirausahawan atau bukan
adalah adanya karakter berani mengambil resiko, bertanggung
jawab, berusaha mencari sesuatu yang baru, inovatif, kreatif, dan
pantang menyerah. Sedangkan Sudarma (2006) mengidentifikasi
beberapa karakter yang dimiliki seorang wirausahawan, diantaranya,
proaktif, inisiatif, asertif, berorientasi prestasi, melihat dan bertindak
berdasarkan peluang, berorientasi efisiensi, komitmen terhadap
pekerjaan, dan menyadari hubungan dasar bisnis.
Dari pendapat tentang intensi dan wirausaha yang telah
dikemukakan, intensi berwirausaha adalah seberapa besar keinginan
atau niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu
tindakan wirausaha dengan berani mengambil resiko dalam
menangani usaha yang mengarah pada upaya, mencari, menciptakan,
menerapkan, cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
2. Aspek-Aspek Intensi Berwirausaha
Dalam teorinya mengenai intensi, Shapiro & Sokol (dalam
Riyanti) mengadaptasi teori Planned behavior dari Fishbein & Ajzen
dan mengaplikasikan secara khusus dalam dunia wirausaha. Menurut
Shapiro & Sokol intensi dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu :
1) Perceived desirability, adalah bias personal seseorang yang
memandang penciptaan usaha baru sebagai sesuatu yang menarik
dan diinginkan. Bias ini tumbuh dari pandangan atas konsekuensi
personal pengalaman kewirausahaan (misalnya baik atau buruk),
dan tingkat dukungan dari lingkungan (keluarga, teman, kerabat,
sejawat, dsb.) Variabel ini merefleksikan afeksi individu terhadap
kewirausahaan.
2) Perceived feasibility, elemen ini menunjukkan derajat kepercayaan
dimana seseorang memandang dirinya mempunyai kemampuan
untuk mengumpulkan sumber daya-sumber daya (manusia, sosial,
finansial) untuk membangun usaha baru.
3) Propensity to act, menunjukkan dorongan dalam diri seseorang
untuk bertingkah laku dan intensitasnya sangat bervariasi bagi
tiap individu. Determinan ini tidak hanya mempunyai pengaruh
langsung terhadap intensi tetapi juga mempunyai pengaruh tidak
langsung. Ketika propensity to act individu rendah, intensi untuk
berwirausaha mempunyai kemungkinan yang kecil untuk
berkembang, dan perceived desirability menjadi prediktor satu-
satunya intensi. Tetapi, jika propensity to act individu tinggi,
kuantitas pengalaman berwirausaha sebelumnya sebagai
tambahan pada perceived feasibility dan desirability secara
langsung mempengaruhi intensi (Krueger, 2000).
Ketiga aspek di atas disebutkan oleh Shapiro (1982)
sebagai sebab langsung terhadap intensi individu untuk
menciptakan suatu usaha. Shapiro kemudian berpendapat bahwa
sikap seseorang terhadap wirausaha dapat secara tidak langung
dipengaruhi oleh „prior exposure‟ atau pengalaman sebelumnya
orang tersebut dalam hal kewirausahaan. Pengalaman ini bisa
didapat dari pengalaman kerja sebelumnya atau melalui keberadaan
role model.
Krueger (2000) kemudian menguji hipotesa ini dan melihat
posisinya pada model intensi Entrepreneurial Event Shapero.
Dalam usahanya untuk menyingkap model ini Krueger lalu
menemukan bahwa „prior entrepreneurial experience‟
(pengalaman kewirausahaan sebelumnya) adalah anteseden dari
persepsi, baik itu persepsi terhadap keinginan (perceived
desirability) maupun persepsi terhadap kemungkinan (perceived
feasibility). Lebih lanjut pengalaman kewirausahaan sebelumnya
ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas
berkaitan dengan pegalaman sebelumnya dalam suatu bisnis
keluarga, keterlibatan anggota keluarga dalam bisnis, atau
partisipasi dalam pemulaian usaha baru. Kuantitas ini kemudian
disebut sebagai breadth of experience. Sedangkan segi kualitas
adalah persepsi seseorang terhadap pengalaman tersebut, apakah
baik atau buruk. Segi kualitas ini akhirnya disebut juga sebagai
positiveness of experience. Pengalaman kewirausahaan sebelumnya
ini mempunyai pengaruh langsung terhadap perceived feasibility
dan perceived desirability sehingga dapat berpengaruh secara tidak
langsung terhadap intensi.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha
yaitu:
a. Lingkungan keluarga
Orang tua akan memberikan corak budaya, suasana rumah,
pandangan hidup dan pola sosialisasi yang akan menentukan sikap,
perilaku serta proses pendidikan terhadap anak-anaknya. Orang tua yang
bekerja sebagai wirausaha akan mendukung dan mendorong kemandirian,
berprestasi dan bertanggung jawab. Dukung orang tua ini, terutama ayah
sangat penting dalam pengambilan keputusan pemilihan karir bagi anak.
Penelitian Jacobowitz dan Vidler (Hisrich dan Peters, 1998) menemukan
bahwa 725 wirausahawan yang diteliti mempunyai ayah atau orang tua
yang relatif dekat yang juga wirausahawan.
b. Pendidikan
Usman (2009) menjelaskan keterkaitan antara dunia pendidikan,
khususnya pendidikan kejuruan dengan kebutuhan masyarakat untuk
memperoleh pekerjaan, merupakan suatu tuntutan terhadap pertumbuhan,
perkembangan, dan dinamika masyarakat. Hisrich dan Peters (1998)
mengemukakan pentingnya pendidikan bagi wirausaha, tidak hanya gelar
yang didapatkannya saja, namun pendidikan juga mempunyai peranan
yang besar dalam membantu mengatasi masalah-masalah dalam bisnis
seperti keputusan investasi dan sebagainya.
c. Nilai Personal
Beberapa penelitian menemukan bahwa wirausahawan memiliki
sikap yang berbeda terhadap proses manajemen dan bisnis secara umum
(Hisrich dan Peters, 1998). Nilai personal dibentuk oleh motivasi, dan
optimisme individu. Penelitian Indarti & Kristiansen (2003) menemukan
bahwa tingkat intensi wirausaha siswa dipengaruhi tinggi rendahnya
kapasitas motivasi, pengendalian diri dan optimisme siswa. Dengan
demikian nilai personal juga menentukan tingkat intensi wirausaha
seseorang.
d. Usia
Roe (1964) mengatakan bahwa minat terhadap pekerjaan
mengalami perubahan sejalan dengan usia, tetapi menjadi relatif stabil
pada post abdolence. Penelitian Stong (dalam Hartini, 2002) terhadap
sejumlah pria berusia 15 sampai 25 tahun dan sesudahnya sangat sedikit
perubahannya.
e. Jenis kelamin
Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap minat berwirausaha
mengingat adanya perbedaan terhadap pandangan pekerjaan antara pria
dan wanita. Manson dan Hogg (dalam Marliyah, 2004) mengemukakan
bahwa kebanyakan wanita cenderung sambil lalu dalam memilih pekerjaan
dibanding dengan pria. Wanita menganggap pekerjaan bukanlah hal yang
penting. Karena wanita masih dihadapkan pada tuntutan tradisional yang
lebih besar menjadi istri dan ibu rumah tangga.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha di
atas, seorang wirausahawan memiliki tiga dasar motif sosial : motif untuk
berprestasi, motif untuk berafiliasi (menjalin persahabatan), dan motif
untuk berkuasa. Dari perbandingan keduanya ternyata seorang wirausaha
terlihat jelas memiliki motif berprestasi yang menonjol (sangat tinggi)
dibandingkan dengan individu yang tidak tertarik berwirausaha.
4. PROSES PEMBENTUKAN INTENSI BERWIRAUSAHA
Intensi kewirausahaan dalam diri seseorang mengalami beberapa
tahapan sebelum membentuk intensi berwirausaha. Proses pembentukan
Intensi berwirausaha (Indarti & Kristiansen, 2003) melalui tahapan seperti
pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Proses pembentukan intensi berwirausaha (Indarti & Kristiansen,
2003)
Personality
Trait
Need for achievement
Locus Of Control
Self Efficacy
Motivation
Belief
Skill dan
Competence
Enterpreneurial
Intention
Faktor keinginan (motivasi) mencapai sesuatu mendorong
individu untuk sukses. Individu yang memiliki Need for
achivement yang tinggi akan berani dalam mengambil keputusan
yang mereka buat. Keinginan yang tinggi untuk berhasil dalam
mencapai sesuatu membentuk kepercayaan diri dan pengendalian
diri yang tinggi (Locus of control) individu tersebut. Pengendalian
timbul dari keyakinan (belief) individu. Keyakinan akan perilaku
tertentu adalah komponen yang berisikan aspek pengetahuan
tentang perilaku tersebut. Pengendalian diri individu yang tinggi
terhadap lingkungan dinamakan internal locus of control
sedangkan pengendalian diri individu yang rendah terhadap
lingkungan dinamakan eksternal locus of control. Apabila internal
locus of control berperan dalam diri individu, maka individu berani
dalam mengambil keputusan serta resiko yang ada. Faktor
selanjutnya yang terbentuk dari kemampuan pengendalian diri
individu adalah self-efficacy. Persepsi diri dan kemampuan diri
berperan dalam membangun intensi. Individu yang merasa
memiliki self-efficacy tinggi akan memiliki intensi yang tinggi
untuk kemajuan diri melalui kewirausahaan.
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin
adolescere (kata bendanya adolescentia yang berarti remaja) yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence,
seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas
mencakup kematangan mental, emosional, spasial, dan fisik
(Hurlock, 1999). Menurut Monks (2006) remaja adalah individu
yang berusia antara 12-21 tahun yang sedang mengalami masa
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian
12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja
pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir.
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terkait, remaja
dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat
kelamin khusunya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh
bentuknya yang sempurna dan juga sudah berfungsi secara
sempurna pula.
Sedangkan Efendi (2009) mengemukakan definisi remaja
yaitu tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase anak dan
dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,
biologis, dan emosi.
1. Ciri-ciri masa remaja
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama
rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang
membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Hurlock
(1999) memberikan ciri-ciri remaja sebagai berikut :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
Masa ini merupakan masa yang penting karena pada masa
ini terjadi perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai
dengan cepatnya perkembangan mental. Semua perkembangan
tersebut menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan
perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai masa peralihan
Pada masa remaja disebut masa peralihan karena pada saat
ini seseorang tidak lagi anak-anak tetapi mereka belum dewasa jika
seseorang yang berada pada masa remaja adalah seseorang yang
sedang menjalani peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Terjadinya perubahan fisik pada remaja juga merubah sikap
dan perilaku dalam sehari-hari karena itu masa remaja disebut juga
masa perubahan. Ada empat perubahan yang sama yang hampir
bersifat universal, yaitu :
1. Meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
2. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh
kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru.
3. Perubahan minat dan perilaku, maka nilai-nilai juga berubah.
Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang
setelah hampir dewasa tidak penting lagi.
4. Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap
perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan,
tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya
dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi
tanggung jawab tersebut.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Pada masa remaja awal kebersamaan dengan keluarga
masih erat sehingga remaja melakukan penyesuaian dengan
keluarganya tetapi lambat laun remaja mulai memikirkan dan
mendambakan identitas dirinya sendiri dan tidak puas lagi dengan
segala hal seperti sebelumnya.
e. Masa remaja sebagai masa usia bermasalah
Ada dua alasan bagi remaja mengalami masalah yang sulit :
1. Sepanjang masa kanak-kanak masalah anak sebagian
diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan
remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.
2. Para remaja merasa dirinya mandiri, sehingga mereka ingin
mengatasi masalahnya sendiri menolak bantuan guru dan orang
lain. Karena ketidakmampuan remaja untuk mengatasi sendiri
masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja
akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai
dengan harapan mereka.
f. Masa remaja sebagai ambang ketakutan
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan, para
remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan
tahun. Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang
dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-
minuman keras. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan
memberikan citra yang mereka inginkan.
2. Tugas-tugas perkembangan remaja
Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang
menggambarkan perilaku kehidupan sosio-psikologis manusia pada
posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih
luas dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas
perkembangan fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan
dikuasai oleh setiap individu (Fatimah, 2006).
William Kay (dalam Yusuf, 2010) mengemukakan tugas
perkembangan remaja itu sebagai berikut :
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figure-figur
yang mempunyai otoritas
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan
belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara
individual maupun kelompok
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri
f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas
dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri
(sikap/perilaku) kekanak-kanakan.
Hurlock (dalam Ali & Asrori, 2010 : 10) menyebutkan
tugas-tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut :
a. Mampu menerima keadaan fisiknya
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis
d. Mencapai kemandirian emosional
e. Mencapai kemandirian ekonomi
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab
kehidupan keluarga.
Berdasarakan beberapa tugas perkembangan yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas
perkembangan masa remaja adalah menerima keadaan fisiknya,
menerima dan memahami peran seksnya, mencapai kemandirian
emosional dan kemandirian ekonomi, mengembangkan konsep dan
keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan
peran sebagai anggota masyarakat, dan memahami suatu perangkat
nilai yang digunakan untuk penyesuaian diri.
D. Hubungan Kemampuan Adversity dan Intensi Berwirausaha
Pada Siswa SMK 1 YPM Taman Sidoarjo
Seorang individu yang memiliki kemampuan adversity
diduga akan lebih mudah menjalani profesi sebagai seorang
wirausahawan karena memiliki kemampuan untuk mengubah
hambatan menjadi peluang (Stoltz, 2000). Individu yang memiliki
kemampuan menghadapi rintangan akan memiliki kemampuan
untuk menangkap peluang usaha (wirausaha) karena memiliki
kemampuan menanggung resiko, orientasi pada peluang/ inisiatif,
kreativitas, kemandirian dan pengerahan sumber daya, sehingga
kemampuan Adversity dalam diri individu memiliki hubungan
dengan keinginan untuk berwirausaha.
Kemampuan adversity yang baik pada diri seorang siswa
dapat meningkatkan intensi berwirausaha karena pengelolaan
kemampuan adversity yang baik dapat menghilangkan faktor-
faktor penghambat seorang siswa untuk melakukan wirausaha.
Apabila kemampuan adversity seorang siswa rendah, maka
individu itu akan terus terhambat oleh faktor-faktor penghambat
dalam mendirikan wirausaha, sehingga intensi (niat) siswa untuk
berwirausaha menurun.
Kemampuan adversity sangat erat kaitannya dengan intensi
berwirausaha karena kemampuan adversity akan menentukan
besarnya motivasi, need for achievement, belief, locus of control,
dan efikasi diri.
Intensi merupakan seberapa besar niat seseorang untuk
melakukan suatu perilaku, sehingga intensi berwirausaha ini masih
merupakan predisposisi seseorang yang belum terwujud dalam
bentuk sikap. Sehingga intensi berwirausaha dalam hal ini masih
merupakan besarnya predisposisi seorang siswa SMK untuk
mendirikan wirausaha. Apabila seorang siswa memiliki
kemampuan adversity yang rendah, maka niat untuk mendirikan
suatu wirausahapun juga akan rendah. Begitu pula sebaliknya, jika
kemampuan adversity seorang siswa baik, maka niat untuk
mendirikan suatu wirausaha akan tinggi karena memiliki motivasi,
need for achievement, belief, locus of control, dan efikasi diri yang
baik pula.
Aspek kemampuan Adversity terdiri dari Control atau
kendali, Origin dan Ownership (asal usul dan pengakuan), Reach
(jangkauan) dan Endurance (daya tahan) membentuk dorongan
bagi individu dalam menghadapi masalah. Control atau kendali
merupakan tingkat optimisme individu mengenai situasi yang
dihadapi, apabila situasi berada dalam kendali individu maka
dalam diri individu akan membentuk intensi menyelesaikan
masalah. Individu yang memiliki kendali yang tinggi akan
berinisiatif menangkap peluang yang ada (wirausaha).
Origin dan Ownership (asal usul dan pengakuan)
merupakan faktor yang menjadi awal tindakan individu. Apabila
individu memandang penyebab atau asal usul kesalahan bukan
berasal dari diri individu melainkan berasal dari luar atau masalah
itu sendiri maka akan timbul intensi untuk melakukan sesuatu yang
mampu menyelesaikan masalah tersebut. Individu yang
menganggap wirausaha bagian dari masalah dalam diri individu
akan memiliki kreativitas, dan kemandirian berwirausaha.
Reach (jangkauan) merupakan faktor sejauh mana kesulitan
yang dihadapi individu, semakin besar kesulitan-kesulitan yang
dihadapi individu maka semakin rendah intensi individu dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Individu yang merasa
peluang yang ada dapat dijangkau akan memiliki intensi
melakukan wirausaha.
Endurance (daya tahan) merupakan jangka waktu masalah
yang dihadapi, apabila lama masalah yang dihadapi maka intensi
yang ada dalam diri individu menjadi rendah. Individu yang
menganggap peluang wirausaha bukan suatu masalah yang
menghabiskan waktu akan berupaya melakukan wirausaha.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kemampuan adversity
dan intensi berwirausaha. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, terdapat dua
variabel yaitu kemampuan adversity sebagai variabel bebas dan intensi
berwirausaha sebagai variabel terikat.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan
korelasional. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan
atau menerangkan suatu peristiwa berdasarkan data sedangkan penelitian
korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara
dua fenomena atau lebih (Arikunto, 2006).
Rancangan penelitian deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan kemampuan adversity dan intensi berwirausaha.
Penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan kemampuan adversity dan intensi berwirausaha.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan korelasional.
B. Variabel Penelitian
1. Jabaran Variabel
Variabel adalah suatu sifat-simbol yang memiliki bermacam-
macam nilai atau seringkali diartikan sebagai simbol atau lambang yang
padanya dilekatkan bilangan atau nilai (Kerlinger, 2003). Adapun jabaran
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel terikat (Y) : Kemampuan adversity
Variabel bebas (X) : Intensi berwirausaha
Gambar 3.1. Model Hubungan Variabel X dan Y
2. Definisi Operasional
1) Kemampuan adversity adalah suatu kemampuan seseorang untuk
mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan kemampuan berpikir,
mengelola dan mengarahkan tindakan yang membentuk suatu pola-
pola tanggapan kognitif dan perilaku atas stimulus peristiwa-peristiwa
dalam kehidupan yang merupakan tantangan atau kesulitan.
Kemampuan Adversity
(X)
Intensi Berwirausaha
(Y)
Ditandai dengan indikator Control, Origin dan Ownership,
Reach, dan Endurance yang dapat diungkap dengan skala kemampuan
adversity. Semakin tinggi skor Adversity yang diperoleh subyek, maka
semakin tinggi pula kegigihan subyek dalam menghadapi hambatan.
Sebaliknya apabila skor yang diperoleh rendah, maka kegigihan
subyek dalam menghadapi rintangan juga rendah.
2) Intensi berwirausaha adalah seberapa besar keinginan atau niat yang
ada pada diri siswa SMK untuk melakukan suatu tindakan wirausaha
dengan berani mengambil resiko dalam menangani usaha yang
mengarah pada upaya, mencari, menciptakan, menerapkan, cara kerja,
teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar. Ditandai dengan indikator Perceived
desirability,Perceived feasibility,Propensity to act. Intensi
berwirausaha ini diukur dengan menggunakan skala intensi
berwirausaha. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh subyek
penelitian maka intensi berwirausaha semakin tinggi. Begitu juga
sebaliknya, apabila skor yang diperoleh rendah maka begitu juga
intensi berwirausaha yang dimiliki subyek penelitian rendah.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2006) populasi dinyatakan sebagai keseluruhan
subjek penelitian. Dari pendapat itu dapat ditarik kesimpulan bahwa
populasi adalah keseluruhan dari objek atau subjek yang diteliti oleh
peneliti yang memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang mewakili populasi.
Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMK YPM 1 Taman
Sidoarjo dengan ciri sebagai berikut :
a. Merupakan siswa kelas XI dan XII
b. Mendapatkan program kewirausahaan
c. Telah atau sedang melaksanakan PSG (Program Sistem Ganda)
2. Sampel
Penelitian ini tidak dikenakan pada semua anggota populasi, akan
tetapi hanya meneliti sebagian dari populasi yang disebut dengan
penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti (Arikunto, 2006).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode random sampling. Usman menyatakan (2000 : 45) ciri utama dari
sampling ini adalah setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih. Sedangkan menurut Djarwanto
(2000 : 111) menyebutkan bahwa random sampling disebut random
apabila kita tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota
sampel. Seluruh individu dalam populasinya diberi kesempatan yang sama
untuk dijadikan anggota sampel. Dalam penelitian ini sampel yang diambil
adalah 45 siswa.
Tabel 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
Kelas Jurusan Populasi Sampel
X
Listrik 153 5
Teknik Permesinan 324 5
Teknik Komputer Jaringan 101 5
XI
Listrik 141 5
Teknik Permesinan 313 5
Teknik Komputer Jaringan 93 5
XII
Listrik 128 5
Teknik Permesinan 303 5
Teknik Komputer Jaringan 87 5
Total 1662 45
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006).
Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan oleh
peneliti; yaitu angket kemampuan Adversity dan skala intensi
berwirausaha.
1) Angket Kemampuan Adversity
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
kemampuan Adversity yang disusun berdasarkan indikator yang diajukan
oleh Paul G.Stoltz. Menurut Stoltz (2000) indikator Adversity meliputi
Control, Origin dan Ownership, Reach, serta Endurance.
Jumlah soal seluruhnya 20 item pada angket kemampuan
Adversity. Bentuk angket dalam penelitian ini adalah berupa pilihan ganda
dengan tiga alternatif jawaban yang harus dipilih subjek. Adapun
penilaiannya sebagai berikut :
a) Pada aspek Control
Jawaban responden yang mengindikasikan control tinggi dinilai 3
dengan ciri dapat mengendalikan dirinya ketika dihadapkan pada situasi
yang menekan. Jawaban responden yang mengindikasikan control sedang
dinilai 2 dengan ciri merespon situasi yang menekan dengan bersikap
santai dan menganggap suatu masalah sebagai hal yang kurang penting.
Sedangkan jawaban responden yang mengindikasikan control rendah
dinilai 1 dengan ciri tidak dapat mengendalikan dirinya ketika dihadapkan
pada situasi yang menekan.
b) Pada aspek Origin dan Ownership
Jawaban responden yang mengindikasikan origin dan ownership
tinggi dinilai 3 dengan ciri dapat menunjukkan siapa atau apa yang
menyebabkan suatu peristiwa terjadi. Jawaban responden yang
mengindikasikan origin dan ownership sedang dinilai 2 dengan ciri
bersikap santai dan menganggap suatu masalah sebagai hal yang kurang
penting. Sedangkan jawaban responden yang mengindikasikan origin dan
ownership rendah dinilai 1 dengan ciri menyalahkan diri sendiri sebagai
penyebab munculnya suatu masalah.
c) Pada aspek Reach
Jawaban responden yang mengindikasikan reach tinggi dinilai 3
dengan ciri mampu memberikan batasan terhadap suatu masalah sehingga
tidak berpengaruh terhadap hal lain. Jawaban responden yang
mengindikasikan reach sedang dinilai 2 dengan ciri mengabaikan masalah,
dan jawaban responden yang mengindikasikan reach rendah dinilai 1
dengan ciri tidak dapat memberikan batasan terhadap suatu masalah
sehingga mempengaruhi hal lain dalam hidupnya.
d) Pada aspek Endurance
Jawaban responden yang mengindikasikan endurance tinggi dinilai
3 dengan ciri mampu berpikir optimis dan memiliki kepercayaan bahwa
masalah akan segera selesai. Jawaban responden yang mengindikasikan
endurance sedang dinilai 2 dengan ciri mengabaikan masalah dan bersikap
santai terhadap suatu masalah. Sedangkan jawaban responden yang
mengindikasikan endurance rendah dinilai 1 dengan ciri putus asa, tidak
dapat berpikir optimis, dan kurang percaya bahwa masalah itu dapat
diselesaikan.
Tabel 3.2.
Blueprint Angket Kemampuan Adversity
NO. Aspek No. Aitem Jumlah Aitem
1 Control 1,2,3,4,5,6 6
2 Ownership dan
Origin
7,8,9,10,11 5
3 Reach 16,17,18,19,20 5
5 Endurance 12,13,14,15 4
Jumlah 20
2) Skala Intensi Berwirausaha
Pembuatan skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan
skala model Likert. Tidak menggunakan panel penilai dikarenakan nilai
skala tiap pernyataan ditentukan oleh distribusi respon setuju atau tidak
setuju dari kelompok responden. Penyusunan item pernyataan berdasarkan
teori dari Shapero & Sokol tentang intensi berwirausaha dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 3.3
Blueprint Skala Intensi Berwirausaha
Indikator Favorable Unfavorable Jumlah
Perceived desirability
1,2,13,11,22,35
38, 44, 55, 58
3,6,17,24,28,32
37, 42, 50, 59 20
Perceived feasibility
4,14,15,21, 26,33
39, 45, 51, 56
5,9,18,23,29,36
40,47,54,60 20
Propensity to act
7,8,16,19,27,30
34, 43,48,52
10,12,20,25,31,41
46,49,53,57 20
Jumlah 30 30 60
Kategori respon skala intensi berwirausaha berupa Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Sedangkan untuk proses pemberian skor disajikan sebagai berikut :
Tabel 3.4
Nilai Skala Intensi Berwirausaha
Aitem Favorable Skor Aitem Unfavorable
SS 4 1
S 3 2
TS 2 3
STS 1 4
E. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen dapat digunakan untuk mengukur variabel-
variabel penelitian, maka perlu dilakukan suatu uji coba. Hal ini dilakukan
agar benar-benar didapatkan suatu instrumen yang bisa mengukur dan
mengungkap aspek psikologis responden atau dengan kata lain instrumen
tersebut valid dan reliabel. Instrumen perlu untuk di uji coba kan kepada
subjek yang sama atau kurang lebih hampir sama dengan subjek penelitian
agar hasil interpretasinya tidak jauh berbeda.
Azwar (2007) menyatakan bahwa untuk menghasilkan parameter
yang cukup akurat dan stabil antar kelompok sampel, data empiris dari uji
coba ini harus diperoleh dari subjek dalam jumlah yang banyak. Dengan
subjek yang jumlahnya banyak diharapkan dapat diperoleh skor-skor yang
variasinya menyebar secara normal akan lebih representatif dan
menggambarkan estimasi yang cermat terhadap sifat aitem-aitem yang
dianalisis.
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa SMK YPM 1
Taman Sidoarjo. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 16 April 2011
dengan jumlah subjek sebanyak 41 siswa.
1. Validitas
Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2007). Suatu
instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, yaitu memberikan hasil ukur yang
tepat dan akurat sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
Alat ukur yang valid adalah alat ukur yang memiliki varians error
yang kecil sehingga angka yang dihasilkannya dapat dipercaya sebagai
angka yang sebenarnya atau angka yang mendekati sebenarnya (Azwar,
2006). Untuk mengetahui tingkat validitas suatu tes, salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan mencari validitas aitem. Hal ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan antara skor tiap aitem dengan skor
keseluruhan atau skor total.
Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah internal
validity yang merupakan salah satu metode dalam validasi konstrak.
Sebuah alat ukur dikatakan memiliki validitas konstrak yang tinggi apabila
memiliki kecenderungan dengan landasan konseptualnya.
Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor yang ada
pada butir dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah korelasi
Product Moment dari Karl Pearson (Azwar, 2006), yang dijabarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.2. Rumus Korelasi Product Moment
))(
)()(
(
))((
2
2
2
2
n
YY
n
XX
n
YXXY
rxy
Penghitungan validitas ini tidak dilakukan secara manual,
melainkan dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for
Windows. Setelah dilakukan uji coba, hasil dari skala intensi berwirausaha
yang semula berjumlah 60 aitem, terdiri dari 30 aitem favorable dan 30
aitem unfavorable, setelah dianalisis maka pernyataan yang valid sebanyak
45 aitem yang berkisar antara 0.304 sampai 0.686 yang terdiri dari 22
aitem favorable dan 23 aitem unfavorable. Pernyataan yang tidak valid
sebanyak 15 aitem yang terdiri dari 8 aitem favorable dan 7 aitem
unfavorable. Secara lengkap hasil penghitungan uji validitas ini dapat
dilihat pada lampiran 11. Berikut adalah tabel hasil uji validitas tiap
indikator skala intensi berwirausaha .
Tabel 3.5
Blueprint Skala Intensi Berwirausaha Setelah Uji Coba
Indikator Favorable Unfavorable Jumlah
Perceived desirability
11,22,35
38, 44, 58
6,17,24,32
37, 50, 12
Perceived feasibility
4, 15,21, 26,
39, 45, 51, 56
5,9,18,23, 36
54,60 15
Propensity to act
7,8,16,19,27,30
34, 43,
10,12,20,25,31,41
46,49,53,57 18
Jumlah 22 23 45
Sedangkan dari hasil uji coba angket kemampuan adversity yang
berjumlah 20 aitem, setelah dianalisis maka pernyataan yang valid
sebanyak 15 aitem yang berkisar antara 0.304 sampai 0.727. Pernyataan
yang tidak valid atau gugur sebanyak 5 aitem yang terdiri dari 1 aitem
aspek control, 1 aitem aspek ownership dan origin, 2 aitem aspek reach,
dan 1 aitem aspek endurance. Secara lengkap hasil penghitungan uji
validitas ini dapat dilihat pada lampiran 7. Berikut adalah tabel hasil uji
validitas tiap dimensi kemampuan adversity .
Tabel 3.6
Blueprint Angket Kemampuan Adversity Setelah Uji Coba
NO. Aspek No. Aitem Jumlah Aitem
1 Control 2,3,4,5,6 5
2 Ownership dan Origin 8,9,10,11 4
3 Reach 16,17,18 3
5 Endurance 13,14,15 3
Jumlah 15
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
kestabilan, konsistensi. Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2007). Alat ukur yang reliabel
secara konstan memberikan hasil ukur yang sama. Dengan demikian suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur.
Metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan formula Alpha
Cronbach dengan pertimbangan dari rumus ini lebih luwes, dalam arti
dapat diterapkan pada alat-alat ukur yang pemberian skornya non dikotomi
dan dapat dibelah secara seimbang (Azwar, 2003).
Penghitungan uji reliabilitas tidak dilakukan manual, melainkan
dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for windows. Dari
hasil penghitungan uji reliabilitas terhadap 45 aitem yang valid skala
intensi berwirausaha didapatkan nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar
0.925. Koefisien ini menunjukkan bahwa alat ukur yang dipakai memiliki
taraf keterpercayaan yang sangat baik (Azwar, 2007). Secara lengkap,
hasil uji reliabilitas skala intensi berwirausaha dapat dilihat pada lampiran
12.
Sedangkan penghitungan uji reliabilitas terhadap 15 aitem yang
valid angket kemampuan adversity, didapatkan nilai koefisien reliabilitas
alpha sebesar 0.786 . Koefisien ini menunjukkan bahwa alat ukur yang
dipakai memiliki taraf keterpercayaan yang cukup baik (Azwar, 2007).
Secara lengkap, hasil uji reliabilitas angket kemampuan adversity dapat
dilihat pada lampiran 8.
F. Pengumpulan Data
1. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Mengadakan observasi awal untuk mendapatkan kejelasan apakah
sekolah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
b. Membuat surat ijin untuk mengadakan penelitian di SMK 1 YPM
Taman Sidoarjo dengan mengajukan surat pengantar dari Universitas
Negeri Malang.
c. Menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada kepala sekolah
SMK 1 YPM Taman Sidoarjo.
d. Menentukan tanggal uji coba penelitian.
e. Mempersiapkan instrumen penelitian yaitu angket kemampuan adversity
dan skala intensi berwirausaha.
f. Melakukan uji coba instrumen dengan menyebarkan instrumen kepada
subjek uji coba.
g. Pengumpulan kembali instrumen uji coba.
h. Menyebarkan instrumen sesungguhnya kepada subjek penelitian.
i. Pengumpulan kembali instrumen yang sesungguhnya.
2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a. Skala
Skala adalah sejumlah pernyataan yang berisi tentang pernyataan-
pernyataan yang mendukung dan pernyataan-pernyataan yang tidak
mendukung terhadap objek sikap yang akan diteliti guna memperoleh
informasi dari responden. Skala dalam penelitian ini terdapat satu skala,
yaitu skala intensi berwirausaha.
b. Angket
Menurut Arikunto (2006) angket adalah sejumlah pernyataan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang individu ketahui. Dalam
hal ini peneliti menggunakan satu angket, yaitu angket Kemampuan
adversity. Angket kemampuan adversity yang digunakan adalah angket
jenis tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
G. Analisis Data
1. Penyiapan Data Hasil Pengukuran
Setelah data terkumpul, dilakukan verifikasi data untuk memilih
lembar jawaban yang memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.
Kemudian dilakukan penyekoran pada lembar jawaban dan selanjutnya
dilakukan tabulasi terhadap skor-skor tersebut sehingga diperoleh data
tabulasi.
2. Teknik Analisis Data
Merupakan langkah yang digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai kemampuan Adversity dan intensi berwirausaha untuk menguji
hipotesis. Teknik analisis data ini terdiri dari analisis deskriptif dan teknik
korelasi tunggal.
a) Analisis Deskriptif
Purwoto (2007) mengatakan bahwa analisis deskriptif adalah cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Ciri-ciri analisa deskriptif adalah penyajian
data lebih ditekankan dalam bentuk tabel, grafik, dan ukuran-ukuran
statistik, seperti presentase, rata-rata, variansi, korelasi, dan angka indeks.
Selain itu analisis ini tidak menggunakan uji signifikansi dan taraf
kesalahan karena tidak ada kesalahan generalisasi.
Untuk mendeskripsikan penelitian mengenai kemampuan adversity
dan intensi berwirausaha, dilakukan pengkategorian pada tiga tingkatan
pengkategorian tersebut. Berdasarkan rumus dalam tabel 3.6 dengan
menggunakan harga mean dan standar deviasi.
Tabel 3.7
Norma Klasifikasi
Data Kemampuan Adversity dan Data Intensi Berwirausaha
Rumus Kategori
> M+1SD Tinggi
M-1SD sampai M+1SD Sedang
< M-1SD Rendah
Keterangan :
M = Mean
SD = Standar Deviasi
b) Analisis Korelasi
Untuk menguji hipotesis penelitian maka analisis data yang
dilakukan adalah analisis korelasional dengan menggunakan rumus
analisis korelasi Product Moment dari Karl-Pearson. Analisis korelasional
ini digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kemampuan
adversity dan intensi berwirausaha.
Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis adalah sebagai
berikut :
Hipotesis diterima jika p > 0.05
Hipotesis ditolak jika p < 0.05
Sebelum mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat menggunakan formula korelasi product moment yang merupakan
analisis statistik parametrik, maka data hasil penelitian perlu dianalisis uji
normalitas dan linearitas.
Uji normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan data, yakni
apakah data variabel kemampuan adversity dan intensi berwirausaha
mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan bantuan
SPSS 17.0 for Windows. Pedoman yang digunakan untuk mengetahui
normal tidaknya sebaran adalah jika p > 0.05 data dikatakan normal dan
jika p < 0,05 data dikatakan tidak normal.
Selain uji normalitas, digunakan uji linearitas untuk mengetahui
apakah hubungan antar variabel itu linier atau tidak dengan menggunakan
syarat p < 0,05 atau p < 0,01 dengan taraf signifikansi yang digunakan
adalah 0,05.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah Menengah Kejuruan YPM 1 Taman Sidoarjo
a. Sejarah Berdirinya SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
SMK YPM 1 Taman Sidoarjo didirikan oleh Yayasan Pendidikan
dan Sosial Maarif Sepanjang Sidoarjo pada saat Sekolah Menengah
Kejuruan kurang diminati oleh masyarakat, sebagai akibat dari adanya
kebijakan yang waktu itu membatasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. Sekolah yang didirikan
pada saat banyak Sekolah Menengah Kejuruan mengalami kemerosotan
siswa ini mulai menyelenggarakan kegiatan belajarnya pada tanggal 21
Juli 1980. Pendiri SMK YPM 1 Taman Sidoarjo secara operasional
dilakukan oleh tim yang dibentuk Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif
Sepanjang Sidoarjo, dengan ketua : almarhum Drs. H. A. Wachid
Syamsudin, Ir. Drs. H. Soekarmin, almarhum H. Achmad Buchori
Susanto, Sekretaris : Achmad Farich, ST. serta Anggota : Prof. Dr. Muclas
Samani, M.Pd. dan Drs. Mohammad Yadi.
Kepercayaan masyarakat terhadap SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
dari tahun ke tahun terus meningkat, sehingga mulai tahun perlajaran
1992/1993 sampai sekarang jumlah pendaftar selalu berkisar antara 700
orang sampai dengan 1.000 orang calon siswa baru. Walaupun jumlah
pendaftar selalu melebihi pagu yang direncanakan, namun karena mengacu
pada Surat Edaran Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Kanwil
Depdikbud Propinsi Jawa Timur Nomor : 12829/I04/0/1992, tanggal : 23
Juli 1992, maka pada setiap tahunnya hanya dapat menerima siswa baru
sebanyak 12 rombongan belajar. Dan untuk menampung minat
masyarakat terhadap SMK YPM Kelompok Teknologi dan Industri maka
Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif Sepanjang Sidoarjo mulai tahun
pelajaran 1993/1994 mendirikan SMK YPM 4 Taman Sidoarjo di
Bringinbendo Taman Sidoarjo, dengan membuka program keahlian
Teknik Mekanik Otomotif dan Teknik Audio Video.
Pengembangan program keahlian di SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
baru dimulai pada tahun pelajaran 1986/1987 dengan membuka program
keahlian Teknik Instalasi Listrik melengkapi program keahlian Teknik
Mesin yang sudah dibuka, yang kemudian pada tahun pelajaran 1987/1988
membuka lagi program keahlian Teknik Bangunan Gedung. Selanjutnya
dalam rangka memenuhi permintaan pasar kerja maka mulai tahun
pelajaran 2001/2002 SMK YPM 1 Taman Sidoarjo membuka program
keahlian Teknik Informatika Komersial.
Dalam bidang pengembangan sarana dan prasarana pendidikan,
pada tahun 1986 SMK YPM 1 Taman Sidoarjo mulai menempati gedung
baru yang dibangun oleh Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif
Sepanjang Sidoarjo di Jalan Ngelom No. 86-B Sepanjang, setelah
sebelumnya menempati gedung sekolah di Jalan Wonocolo Gang VI
Sepanjang Sidoarjo selama 6 tahun. Sesudah menempati gedung sekolah
di Jalan Ngelom No. 86-B Sepanjang yang sudah dilengkapi dengan
sarana dan prasarana pembelajaran praktik tersebut, maka kepercayaan
masyarakat terhadap SMK YPM 1 Taman Sidoarjo terus meningkat
sampai sekarang.
Pada tahun pelajaran 2008/2009 siswa yang menempuh pendidikan
di SMK YPM 1 Taman Sidoarjo sebanyak 36 rombongan belajar, dengan
jumlah siswa yang mencapai 1.672 orang. Dari jumlah siswa tersebut, 979
orang siswa menempuh pendidikan program keahlian Teknik Pemesinan,
412 orang siswa menempuh pendidikan program keahlian Teknik
Pemanfaatan Tenaga Listrik dan 281 orang siswa menempuh pendidikan
program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.
Dalam kegiatan pendidikannya SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
mengembangkan pendidikan kecakapan hidup di kalangan peserta
didiknya, dengan mengembangkan beberapa kompetensi unggulan sesuai
tuntutan pasar kerja, disamping tetap memperkuat kompetensi dasar.
Beberapa kompetensi unggulan yang dikembangkan meliputi :
Pemrograman dan Aplikasi Programable Logic Controller (PLC),
Pemrograman dan Aplikasi Micro Controller, Aplikasi Pneumatic dan
Electro Pneumatic, serta Pemrograman dan Bekerja dengan Mesin Bubut
CNC. Disamping itu SMK YPM 1 Taman Sidoarjo juga melaksanakan
pengembangan diri peserta didik melalui pelatihan motivasi berprestasi,
pelatihan kewirausahaan, pembinaan akhlak mulia, pengembangan
wawasan kebangsaan serta peningkatan kedisiplinan yang dilakukan
secara berkala dan berkelanjutan.
Beberapa pengembangan sebagaimana tersebut di atas melengkapi
pengembangan akademis dan pengembangan kompetensi vocasional yang
sudah rutin dilakukan. Untuk itu dalam mengelola kegiatan pendidikan,
SMK YPM 1 Taman Sidoarjo selalu berupaya untuk meningkatkan daya
saing, dengan melakukan program rintisan di bidang-bidang :
pengembangan sistem manajemen mutu, pengembangan pembelajaran
berbahasa Inggris, pengembangan pembelajaran berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT), pengembangan akses dan kemitraan
dengan negara lain, pengembangan pemasaran lulusan ke luar negeri, serta
peningkatan pencapaian sertifikasi berstandar internasional.
Pengembangan program rintisan tersebut melengkapi program-program
sekolah yang selama ini sudah dilaksanakan, yang meliputi :
meningkatkan kualitas pembelajaran ”kompetensi kejuruan”,
meningkatkan kualitas sarana dan prasarana bengkel praktik kejuruan /
workshop, meningkatkan kualitas guru berstandar industri, meningkatkan
skor Test of English International Communication (TOEIC),
meningkatkan perolehan nilai Ujian Nasional, serta meningkatkan
kerjasama dengan institusi terkait.
b. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
1. Visi Sekolah
Visi yang akan diwujudkan oleh SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
adalah : “Terwujudnya lembaga pendidikan dan pelatihan yang
bernafaskan Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama‟ah dan
berwawasan kebangsaan, yang dikelola secara modern dan profesional”
2. Misi Sekolah
Dalam rangka mewujudkan visi sekolah sebagaimana tersebut di
atas, maka SMK YPM 1 Taman Sidoarjo mengemban misi :
“Mengembangkan studi keislaman serta mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara profesional dan komprehensif, yang
mampu mencetak insan muslim yang memiliki integritas keilmuan dan
berakhlak mulia”.
B. Hasil Data Deskriptif
a. Kemampuan Adversity
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan tingkat kemampuan
adversity pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo.
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi
Kemampuan Adversity
N Mean
Standar
Deviasi
Skor Minimal Skor Maksimal
45
41.67 2.153 36 45
Skala kemampuan adversity pada siswa SMK YPM 1 Taman
Sidoarjo memiliki mean 41.62 dengan Standar Deviasi sebesar 2.347. Skor
terendah subjek adalah 34 dan skor tertinggi adalah 45. Data penelitian
skor subjek selanjutnya akan diklasifikasikan dalam klasifikasi evaluatif
yang didasarkan atas suatu norma atau suatu kriteria yang ditentukan
terlebih dahulu. Maksud dari klasifikasi evaluatif adalah penggolongan ke
dalam tingkat atau jenjang yang memiliki arti evaluatif. Pengklasifikasian
yang menggunakan skor standar dilakukan dengan mengubah skor subjek
ke dalam bentuk penyimpangannya dari mean dalam satuan deviasi
standar (Azwar, 2007).
Tabel 4.2 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Adversity
Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
Rumus (M=41.67 , SD=2.153) Klasifikasi Jumlah Presentase
(%)
> 44 Tinggi 1 2%
40 sampai 44 Sedang 37 82%
< 40 Rendah 7 16%
Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa dari 45 subjek
penelitian ditemukan siswa dengan tingkat kemampuan adversity tinggi
sebanyak 1 siswa (2%), sedang 37 siswa (82%), dan rendah 7 siswa
(16%). Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan adversity
sebagian besar siswa berada pada tingkat sedang.
b. Intensi Berwirausaha
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan tingkat intensi
berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi
Intensi Berwirausaha
N Mean
Standar
Deviasi
Skor Minimal Skor Maksimal
45
143.04 12.517 107 169
Skala intensi berwirausaha pada siswa SMK 1 YPM Taman
Sidoarjo memiliki mean 143.04 dengan Standar Deviasi sebesar 12.517.
Skor terendah subjek adalah 107 dan skor tertinggi adalah 169. Data
penelitian skor subjek selanjutnya akan diklasifikasikan dalam klasifikasi
evaluatif yang didasarkan atas suatu norma atau suatu kriteria yang
ditentukan terlebih dahulu.
Tabel 4.4 Klasifikasi Tingkat Intensi Berwirausaha
Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
Rumus (M=143.04 , SD=12.517) Klasifikasi Jumlah Presentase
(%)
> 156 Tinggi 6 13%
131 sampai 156 Sedang 34 76%
< 131 Rendah 5 11%
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa dari 45 subjek
penelitian ditemukan siswa dengan tingkat intensi berwirausaha tinggi
sebanyak 6 siswa (13%), sedang 34 siswa (76%), dan rendah 5 siswa
(11%). Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat intensi berwirausaha
sebagian besar siswa berada pada tingkat sedang.
C. Analisis Korelasi
a. Uji Prasyarat Analisis
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Sebelum dilakukan
pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan linieritas.
Terpenuhinya normalitas dan linieritas merupakan uji prasyarat yang baik
bagi sebuah data yang akan diuji sehingga makna kesimpulan yang ditarik
tidak menyimpang dari kebenaran. Adapun hasil uji normalitas sebaran
data variabel kemampuan adversity dan intensi berwirausaha adalah
sebagai berikut :
1) Hasil uji normalitas untuk sebaran data variabel kemampuan adversity
menunjukkan nilai KS-Z= 1.083; p= 0.191 > 0.05. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebaran data untuk variabel
kemampuan adversity terdistribusi normal (Lihat lampiran 16).
2) Hasil uji normalitas untuk sebaran data variabel intensi berwirausaha
menunjukkan nilai KS-Z= 0.682; p= 0.741 > 0.05. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebaran data untuk variabel intensi
berwirausaha terdistribusi normal (Lihat lampiran 16).
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Variabel
KS-Z Signifikansi Keterangan Kesimpulan
Kemampuan
Adversity
Intensi
Berwirausaha
1.083
0.682
0.191
0.741
Sig. > 0.05
Sig. > 0.05
Normal
Normal
Sedangkan uji linearitas dilakukan untuk menguji hubungan antara
kedua variabel linier atau tidak. Adapun hasil uji linieritas data variabel
kemampuan adversity dan intensi berwirausaha adalah sebagai berikut :
Hasil uji linieritas antara kemampuan adversity dan intensi berwirausaha
menunjukkan nilai F= 68.419; p= 0.000 < 0.05. Dari hasil analisis tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat linieritas pada hubungan
kemampuan adversity dan intensi berwirausaha (Lihat Lampiran 17).
Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas
Variabel F Signifikansi Keterangan Kesimpulan
Kemampuan Adversity dan
Intensi Berwirausaha
68.419 0.000 Sig. < 0.05 Linier
B. Uji Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada
penelitian ini adalah analisis korelasional yang menggunakan teknik
analisis Product Moment dari Karl Pearson. Teknik analisis ini digunakan
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kemampuan adversity
dengan intensi berwirausaha pada siswa SMK 1 YPM Taman Sidoarjo.
Berdasarkan penghitungan yang dilakukan, maka hasil analisis Product
Moment Pearson dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi
Variabel rxy Sig. Keterangan Kesimpulan
Kemampuan Adversity
dengan Intensi
Berwirausaha
0.774 0.000 Sig. < 0.05 Terdapat
hubungan positif
yang signifikan
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis Product Moment Pearson diperoleh
koefisien korelasi antara kemampuan adversity dan intensi berwirausaha
sebesar rxy= 0.774 dengan signifikansi 0.000. Hal ini berarti ada
hubungan positif antara kemampuan adversity dan intensi berwirausaha.
Artinya semakin tinggi kemampuan adversity semakin tinggi pula intensi
berwirausaha dan semakin rendah kemampuan adversity semakin rendah
pula intensi berwirausaha.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Kemampuan Adversity Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
Kemampuan adversity adalah kemampuan individu dalam
menghadapi kesulitan. Stoltz (2000) menyatakan bahwa kemampuan
adversity dapat digunakan untuk meramalkan seberapa jauh individu
mampu bertahan dalam menghadapi kesulitannya. Berbagai kesulitan
tentunya akan dialami makhluk hidup sepanjang hidupnya. Demikian
halnya berbagai kesulitan yang dihadapi. Sebagai siswa menengah
kejuruan tentunya individu akan mengalami perubahan kondisi dan situasi
dikarenakan lingkungan sekolah menengah kejuruan berbeda dengan
sekolah menengah atas.
Dari hasil penelitian terhadap 45 siswa sampel penelitian dapat
diketahui bahwa secara umum siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
memiliki tingkat kemampuan adversity dalam kategori sedang. Hal ini
dapat dilihat dari sebanyak 1 siswa (2%) dalam kategori tinggi, sedang 37
siswa (82), dan rendah 7 siswa (16%). Jadi dapat disimpulkan bahwa
tingkat kemampuan adversity sebagian besar siswa berada pada tingkat
sedang.
Stoltz (2000) menyatakan bahwa individu yang memiliki
kemampuan adversity sedang adalah orang-orang yang menunjukkan
usaha tetapi hanya sampai tingkat tertentu dan mereka memilih untuk tidak
meneruskannya karena merasa aman, nyaman, dan mungkin takut akan
resiko yang terjadi jika mereka meneruskannya. Individu dalam kategori
ini belum mampu melihat kesulitan sebagai tantangan dan peluang untuk
melangkah lebih maju. Individu dengan kemampuan adversity dalam
kategori sedang sebenarnya memiliki potensi untuk lebih berkembang dan
berprestasi tetapi takut dan merasa nyaman dengan apa yang telah
diperolehnya.
Kategori kedua dari tingkat kemampuan adversity siswa yang
memiliki tingkat kemampuan adversity dalam kategori tinggi, Stoltz
(2000) menyatakan bahwa individu dengan tingkat kemampuan adversity
yang tinggi adalah individu yang selalu berpikir positif dan menjadikan
kesulitan sebagai peluang. Individu ini memahami bahwa kesulitan adalah
bagian dari hidup. Bagi individu yang memiliki tingkat kemampuan
adversity yang tinggi menghindari masalah sama dengan menghindari
kehidupan. Kategori ketiga dari tingkat kemampuan adversity adalah siswa
yang memiliki tingkat kemampuan adversity rendah, yaitu 7 siswa (16%).
Stoltz (2000) menyatakan bahwa individu yang cenderung berhenti dan
menolak kesempatan untuk berkembang yang ditawarkan oleh kehidupan.
Ketika menghadapi suatu masalah, individu dalam kategori in cenderung
untuk menghindarinya.
B. Intensi Berwirausaha Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
Fishbein dan Ajzen (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006)
mendefinisikan intensi sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku
tertentu. Intensi merupakan prediktor sukses dari perilaku karena ia
menjembatani sikap dan perilaku. Intensi dipandang sebagai ubahan yang
paling dekat dari individu untuk melakukan perilaku, maka dengan
demikian intensi dapat dipandang sebagai hal yang khusus dari keyakinan
yang obyeknya selalu individu dan atribusinya selalu perilaku.
Dari hasil penelitian terhadap 45 siswa sampel penelitian dapat
diketahui bahwa secara umum siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
memiliki tingkat intensi berwirausaha dalam kategori sedang. Hal ini dapat
dilihat dari sebanyak 6 siswa (13%) dalam kategori tinggi, sedang 34
siswa (76%), dan rendah 5 siswa (11%). Jadi dapat disimpulkan bahwa
tingkat kemampuan adversity sebagian besar siswa berada pada tingkat
sedang.
Intensi kewirausahaan dalam diri seseorang mengalami beberapa
tahapan sebelum membentuk intensi berwirausaha. Indarti dan Kristiansen
(2003) mengemukakan bahwa intensi berwirausaha dibentuk oleh tiga ciri
sifat yaitu need for achivement, locus of control, dan self-efficacy.
Faktor keinginan (motivasi) untuk mencapai sesuatu mendorong
individu untuk sukses. Individu yang memiliki intensi berwirausaha
sedang adalah orang-orang yang memiliki need for achivement yang
sedang pula sehingga akan kurang berani atau ragu-ragu dalam mengambil
keputusan yang mereka buat. Keinginan yang tidak terlalu kuat untuk
berhasil dalam mencapai sesuatu, membentuk kepercayaan diri dan
pengendalian diri (Locus of control) individu tersebut tidak kuat pula.
Pengendalian diri timbul dari kepercayaan (belief) individu terhadap
sesuatu yang ada di luar dirinya. Pada klasifikasi sedang ini, individu
mengarah pada locus of control eksternal sehingga individu akan ragu-
ragu dalam mengambil keputusan serta resiko yang ada. Kemudian faktor
selanjutnya yang terbentuk dari kemampuan pengendalian diri individu
adalah self-efficacy. Menurut Ryan (dalam Bandura, 1997) persepsi diri
dan kemampuan diri berperan dalam membangun intensi. Individu yang
merasa memiliki self-efficacy sedang akan memiliki intensi yang tidak
terlalu tinggi untuk kemajuan diri melalui kewirausahaan.
Kategori kedua dari tingkat intensi berwirausaha siswa yang
memiliki tingkat intensi berwirausaha dalam kategori tinggi adalah adanya
motivasi yang tinggi untuk mencapai sesuatu mendorong individu sukses.
Individu memiliki need for achivement yang kuat sehingga akan berani
dalam mengambil keputusan yang mereka buat. Keinginan yang kuat
untuk berhasil dalam mencapai sesuatu membentuk kepercayaan diri dan
pengendalian diri (Locus of control) yang kuat pula dari individu tersebut.
Individu yang berada pada kategori ini, memiliki jenis internal locus of
control sehingga memiliki pengendalian diri yang tinggi pula terhadap
lingkungannya. Internal locus of control berperan dalam diri individu,
maka individu berani dalam mengambil keputusan serta resiko yang ada.
Jumariani (2006) menyatakan bahwa Individu yang memiliki kontrol
internal lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan
yang terjadi dalam lingkungan tersebut. Mereka berusaha untuk dapat
mengatasi masalah yang mereka hadapi dengan mencari berbagai alternatif
pemecahan. Individu yang merasa memiliki self-efficacy tinggi akan
memiliki intensi yang tinggi untuk kemajuan diri melalui kewirausahaan.
Kategori ketiga dari tingkat kemampuan adversity adalah siswa
yang memiliki tingkat intensi berwirausaha rendah, yaitu 5 siswa (11%).
Individu yang berada pada kategori ini memiliki keinginan (motivasi)
yang rendah untuk sukses sehingga individu cenderung memiliki need for
achivement yang rendah dan takut dalam mengambil keputusan yang
mereka buat. Keinginan yang lemah untuk berhasil dalam mencapai
sesuatu membentuk kepercayaan diri dan pengendalian diri yang rendah.
Pengendalian timbul dari kepercayaan (belief) individu terhadap sesuatu
yang ada di luar dirinya. Pengendalian diri individu yang rendah terhadap
lingkungan dinamakan eksternal locus of control. Apabila external locus
of control berperan dalam diri individu, maka individu akan takut dalam
mengambil keputusan serta resiko yang ada. Jumariani (2006) menyatakan
bahwa individu dengan kontrol eksternal dianggap kurang memiliki usaha
untuk mencari informasi dan untuk mencari alternatif pemecahan masalah
yang mereka hadapi. Mereka kurang berusaha menempatkan diri mereka
dalam posisi yang lebih baik. Individu yang merasa memiliki self-efficacy
rendah akan memiliki intensi yang rendah pula untuk kemajuan diri
melalui kewirausahaan.
C. Hubungan Kemampuan Adversity dengan Intensi Berwirausaha
Pada Siswa SMK YPM 1 Sidoarjo
Salah satu faktor penentu intensi berwirausaha yakni kemampuan
Adversity. Kemampuan Adversity, merupakan suatu penilaian yang
mengukur bagaimana respon seseorang dalam menghadapi kesulitan untuk
dapat diberdayakan menjadi peluang (Stoltz, 2003). Kemampuan Adversity
dapat menjadi indikator seberapa kuatkah seseorang dapat terus bertahan
dalam kesulitan.
Berbagai tantangan harus dihadapi oleh individu sepanjang rentang
kehidupan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah tantangan
dalam bidang pendidikan, yaitu dalam mempersiapkan masa depan. Salah
satu perencanaan masa depan adalah jenis pekerjaan yang akan dipilih.
Sesuai dengan program yang dicanangkan oleh pemerintah bahwa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dikhususkan untuk mempersiapkan siswa
dalam memasuki dunia kerja, terutama menjadi seorang wirausahawan.
Sedangkan untuk menjadi seorang wirausahawan yang menjalankan atau
mendirikan suatu usaha, perlu adanya keberanian dalam mengambil resiko
dan tantangan. Salah satu bentuk resiko yang mungkin terjadi adalah
resiko kegagalan sehingga diperlukan suatu kemampuan untuk dapat
memanfaatkan kegagalan sebagai peluang. Kemampuan tersebut adalah
Kemampuan adversity.
Seorang individu yang memiliki kemampuan adversity akan lebih
mudah menjalani profesi sebagai seorang wirausahawan karena memiliki
kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang. Individu yang
memiliki kemampuan adversity tinggi akan memiliki kemungkinan yang
lebih besar dalam menikmati manfaat-manfaat kecerdasan dalam
menghadapi rintangan yang tinggi (Stoltz, 2000). Individu yang memiliki
kemampuan menghadapi rintangan akan memiliki kemampuan untuk
menangkap peluang usaha (wirausaha) karena memiliki kemampuan
menanggung resiko, orientasi pada peluang/inisiatif, kreativitas,
kemandirian dan pengerahan sumber daya, sehingga kemampuan adversity
dalam diri individu memiliki hubungan dengan keinginan untuk
berwirausaha.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan
ada hubungan positif antara kemampuan adversity dan intensi
berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo. Hal ini
berdasarkan hasil analisis dengan teknik korelasi product moment yang
mana diperoleh nilai r hitung = 0.774 dengan signifikansi 0.000 < 0.05.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan
bahwa ada hubungan antara kemampuan adversity dan intensi
berwirausaha dengan arah positif diterima, yang artinya bahwa setiap
peningkatan taraf kemampuan adversity diikuti dengan peningkatan intensi
berwirausaha.
Hasil hipotesis penelitian menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara kemampuan adversity dengan intensi berwirausaha pada
siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo. Hal ini berarti, bila kemampuan
adversity tinggi maka intensi berwirausahanya juga akan tinggi. Menurut
Stoltz (2000) kemampuan adversity dapat meramalkan siapa yang mampu
mengatasi kesulitan sehingga dapat meningkatkan intensi berwirausaha.
Kesuksesan seseorang dapat dilihat dari bagaimana caranya
menjelaskan atau bereaksi terhadap peristiwa dalam kehidupannya. Reaksi
terhadap peristiwa ini disebut oleh Stoltz (2000) sebagai kemampuan
adversity. Reaksi siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan
menunjukkan kemampuan adversity mereka.
Kemampuan adversity menentukan kemampuan untuk bertahan
dalam kesulitan, serta meraih kesuksesan. Aspek kemampuan adversity
terdiri dari Control atau kendali, Origin dan Ownership (asal usul dan
pengakuan), Reach (jangkauan) dan Endurance (daya tahan) membentuk
dorongan bagi individu dalam menghadapi masalah.
Control atau kendali merupakan optimisme individu mengenai
situasi yang dihadapi, apabila situasi berada dalam kendali individu maka
dalam diri individu akan membentuk intensi menyelesaikan masalah.
Individu yang memiliki kendali yang tinggi akan berinisiatif menangkap
peluang wirausaha yang ada. Origin dan Ownership (asal usul dan
pengakuan) merupakan faktor yang menjadi awal tindakan individu.
Apabila individu memandang penyebab atau asal usul kesalahan bukan
berasal dari diri individu melainkan berasal dari luar atau masalah itu
sendiri maka akan timbul intensi untuk melakukan sesuatu yang mampu
menyelesaikan masalah tersebut.
Individu yang menganggap wirausaha bagian dari masalah dalam
diri individu akan memiliki kreativitas dan kemandirian berwirausaha.
Reach (jangkauan) merupakan faktor sejauh mana kesulitan yang dihadapi
individu, semakin besar kesulitan-kesulitan yang dihadapi individu maka
semakin rendah intensi individu dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Individu yang merasa peluang yang ada dapat dijangkau akan
memiliki intensi melakukan wirausaha. Endurance (daya tahan)
merupakan jangka waktu masalah yang dihadapi, apabila lama masalah
yang dihadapi maka intensi yang ada dalam diri individu menjadi rendah.
Individu yang menganggap peluang wirausaha bukan suatu masalah yang
menghabiskan waktu akan berupaya melakukan wirausaha.
Seorang individu yang memiliki kemampuan adversity akan lebih
mudah menjalani profesi sebagai seorang wirausahawan karena memiliki
kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang . Individu yang
memiliki kemampuan menghadapi rintangan akan memiliki kemampuan
untuk menangkap peluang usaha (wirausaha) karena memiliki kemampuan
menanggung resiko, orientasi pada peluang atau inisiatif, kreativitas,
kemandirian dan pengerahan sumber daya, sehingga kemampuan
Adversity dalam diri individu memiliki hubungan dengan keinginan untuk
berwirausaha.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil skor total kemampuan Adversity dapat disimpulkan
bahwa siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo memiliki kemampuan
adversity yang tinggi sebanyak 1 siswa (2%), yang termasuk dalam
kategori kemampuan adversity sedang sebanyak 37 siswa (82%), dan
jumlah yang masuk dalam kategori rendah sebanyak 7 orang(16%).
2. Berdasarkan hasil skor total intensi berwirausaha dapat disimpulkan bahwa
siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo yang memiliki intensi berwirausaha
tinggi sebanyak 6 orang (13%), yang termasuk dalam kategori intensi
berwirausaha sedang sebanyak 34 orang (76%), dan jumlah karyawan
yang masuk dalam kategori rendah sebanyak 5 orang (11%).
3. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan teknik korelasi
product moment terdapat hubungan positif yang signifikan antara
kemampuan adversity dan intensi berwirausaha pada siswa SMK YPM 1
Taman Sidoarjo dengan rxy=0.774; signifikansi 0.000 < 0.05. Ini berarti
bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan adversity, maka akan semakin
tinggi tingkat intensi berwirausaha yang ditunjukkan oleh siswa SMK
YPM 1 Taman Sidoarjo.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Siswa yang memiliki kemampuan adversity dan intensi berwirausaha
yang rendah hendaknya dapat mengidentifikasi seberapa besar skill
competence dan motivasi yang dimilikinya sehingga dapat diketahui faktor
apa yang menentukan rendahnya kemampuan adversity dan intensi
berwirausaha siswa tersebut.
2. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya meningkatkan kinerjanya, dalam hal ini
memperbaiki metode pengajaran program kewirausahaan agar lebih menarik
sehingga dapat meningkatkan kemampuan adversity dan intensi
berwirausaha siswa.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian tentang
kemampuan Adversity misalnya menjadikan tipe Adversity (Quitters,
Campers, dan Climbers) sebagai variabel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
_____ .2010. Berita Resmi Statistik: Badan Pusat Statistik, (Online), (http://bps-
statistik.com, diakses 9 Januari 2011).
_____. 2005. Kompas Edisi 24 Januari.
Abdinagoro, Sri Bramantoro. 2003. Road To Be An Own Boss. Jakarta: Republika.
Ali, M. & Asrori, M. 2010. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2009. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandura, A. 1986. Social Foundation Of Thought and Action. Prentice Hall:
Englewood Clift,NJ.
Connor, K.M. 2006. Assesment Of Resiliency in The Aftermath of Trauma:
Journal of Cilinical Psychiatri. Vol.67 No.2.
Dayaksini, T & Hudaniah. 2006. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.
Dell, C.A. 2005. Resiliency and Holistic Inhalant and Abuse Treatment: Journal
of Aboriginal Health. Vol.60 No.2.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan: Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta.
Djarwanto. 2000. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE.
Drucher. 1996. Konsep Kewirausahaan Era Globalisasi (terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).
Bandung: Pustaka Setia.
Frida, Rahma. 2009. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Intensi
Berwiraswasta Pada Mahasiswa, (Online),
(http://etd.eprints.ums.ac.id/6250/1/F100040266.pdf, diakses 9 Januari
2011).
Habsari, Sri. 2005. Bimbingan dan Konseling SMA Untuk Kelas XII. Jakarta:
Grasindo.
Hisrich, dan Peters. 1998. Kewirausahaan (Terjemahan). Bandung: Alfabeta.
Hurlock, Elizabeth,B. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
J.P.Chaplin. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jumariani, Tatik Indah. 2006. Locus Of Control Pada Seorang Gay. (Online),
(http://library.gunadarma.ac.id/index.php?appid=penulisan&sub=detail&n
pm=10500379&jenis=s1fpsi, diakses 5 Juni 2011). Jakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma.
Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Kristiansen, Stein & Nurul Indarti. 2003. Determinants of Entrepreneurial
Intention: The Case of Norwegian Students. International Journal of
Business Gadjah Mada. Vol 5 No 1 Januari, (Online),
(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51037995.pdf, diakses 11 Januari
2011).
Kruger, N. 1993. The Impact of Prior Entreprenuerial Theory Exposure on
Perceptions of New Venture Feasibility and Desiarbility. Entreprenuership
Theory & Practice, Vol 18, 31, 5-21.
Kruger, N., Reily, M., D., & Carsrud, A., L. 2000. Competing Models of
Entreprenuerial Intentions. Journal of Bussines Venturing. 15, 411-432.
Machfoedz, Mas‟ud. 2005. Kewirausahaan: Metode, Manajemen, dan
Implementasi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.
Marliyah, Lina, dkk. 2004. Jurnal Provitae Volume 1, No.1. Jakarta: Buku Obor.
Monks, F.J.,dkk. 2006. Psikologi Perkembangan (Pengantar Dalam Berbagai
Bagiannya). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Morisson, Paul. 2008. Caring & Communicating. New York: Palgrave
Houndmills.
Mudrika, Nafis. 2010. Pengembangan Diri: Adversity Quotient by Paul G.Stoltz,
(Online), (www.e-psikologi.com, diakses 11 Januari 2011).
Novliadi, Ferry. 2007. Intensi Turnover Karyawan Ditinjau Dari Budaya
Perusahaan dan Kepuasan Kerja, (Online),
(http://paul02583.files.wordpress.com/2008/05/132316960, diakses 5
Januari 2011).
Pajares, F. & Urdan. 2006. Self Efficacy Beliefs Of Adolescent. Greenwich:
Information Age Publishing Inc.
Purwoto, Agus. 2007. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta:
Grasindo.
Rathus, Spencer A. 2004. Psychological Concepts And Conections 7th
Edition.
New York: Thomson Learning Inc.
Riyanti, Benecdita Prihatin Dwi. Metode Experiential Learning Berbasis Pada
Peningkatan Rasa Diri Mampu, Kreatif dan Berani Beresiko dalam Mata
Pelajaran Kewirausahaan Untuk SMK, (Online),
(www.dwi.riyanti@atmajaya.ac.id, diakses 11 Januari 2011).
Seligman, Martin. 2002. Authentic Happines (Terjemahan). Jakarta: Mizan.
Setyono. 2008. Pengembangan Minat Berwiraswasta. (Online),
(http://setyono.blogspot.com/2008/05/pengembangan-minat-
berwiraswasta.html, diakses 15 Januari 2011).
Stoltz, Paul G. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang
(terjemahan). Jakarta: Grasindo.
Stoltz, Paul G. 2003. Adversity Quotient @Work (terjemahan). Jakarta: Grasindo.
Sudarma, Hartoto. 2006. Menjadi Kaya Dengan UKM Otomotif Roda Dua.
Jakarta: Kawan Pustaka.
The Gale Group. 2008. Enterpreneurial Intentions Research: Implications for
Enterpreneurship Education: Journal of Enterpreneurship Education.
Tugade,M.M., Fredickson,B.L. 2004. Resilient Individuals Use Positive Emotions
to Bounce Backfrom Negative Emotional Expeience: Journal Of Personality
and Social Psychology. Vol.24 No.2.
Usman, Nasir. 2009. Implementasi Manajemen Stratejik Dalam Pemberdayaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis.
Vaughan, Grahan M. dan Michael A.Hoggs. 2000. Introduction to Social
Psychology 4th edition. New South Wales: Pearson Australia, Inc.
Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja RosdaKarya Offset.
102
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dwi Ratih Anomsari
NIM : 407112407758
Jurusan/Program Studi : Bimbingan Konseling dan
Psikologi/Psikologi
Fakultas/Program : Ilmu Pendidikan/S1 Psikologi
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila di kemudian hari atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil plagiasi,
baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 30 Juni 2011
Yang membuat pernyataan
Dwi Ratih Anomsari
NIM 407112407758
103
Lampiran 1
Instrumen Uji Coba
Angket Kemampuan Adversity
Kepada Yth:
Siswa/siswi SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
Dengan Hormat.
Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Malang (UM),
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) di UM,
maka saya memohon dengan sangat kepada Saudara di SMK YPM 1 Taman
Sidoarjo untuk mengisi angket yang telah disediakan.
Angket ini bukan tes psikologi dari sekolah ataupun dari manapun, maka
dari itu Anda tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang
sejujurnya. Artinya semua jawaban yang diberikan oleh saudara adalah benar dan
sesuai dengan dengan kondisi saudara.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang cukup besar bagi
penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.
Malang, April 2011
Hormat Saya
Dwi Ratih Anomsari
104
Dalam suatu diskusi kelas, salah satu guru Anda mengemukakan bahwa ide yang
Anda sampaikan kurang tepat. Hampir semua siswa mengajukan ide-idenya
secara emosional dan bersamaan, sehingga diskusi menjadi tidak terkendali.
1. Menurut Anda, mengajukan pendapat secara sistematis dan runtun dalam
situasi tersebut …..
a. Merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan
b. Suatu hal yang wajar saja
c. Tidak begitu perlu diperhatikan yang penting pendapat Anda dengan segera
didengar
2. Menurut Anda, mengajukan pendapat secara sistematis dan runtun dalam
situasi tersebut . . . . . . . .
a. Merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan
b. Suatu hal yang wajar saja
c. Tidak begitu perlu diperhatikan yang penting pendapat Anda dengan segera
di dengar
Anda menyukai bidang teknik informatika dan mengajukan proyek yang dapat
memajukan sekolah. Proyek ini diterima akan tetapi realisasi pelaksanaannya
terasa lambat sekali. Anda tahu orang yang menyebabkan terhambatnya proyek
tersebut.
3. Melihat kejadian itu, apa yang akan Anda lakukan ?
a. Sangat marah dan tidak mau menerima alasan
b. Menemui orang tersebut dan membicarakan persoalan ini dengan baik
c. Diam dan menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan persoalan ini.
Anda mendapat teguran keras dari guru padahal Anda sudah berusaha untuk
mengerjakan tugas dengan optimal dan memberikan yang terbaik. Akan tetapi,
guru tidak puas tentang hasil pekerjaan Anda.
4. Menurut Anda apa yang akan Anda lakukan ?
a. Memprotes karena guru tidak pernah memuji hasil kerja Anda.
b. Berlapang dada menerima perlakuan guru
c. Diam saja, seolah tidak terjadi apa-apa
5. Pada kasus diatas melihat perlakuan guru kepada Anda, sikap Anda …..
a. Jengkel sehingga merasa sangat tidak berarti lagi
b. Menerima dan akan selalu mencoba mengerti sifat-sifat guru
c. Mengabaikan sikap guru
105
Selama ini Anda hanya berfokus pada kesibukan sekolah saja. Tiba-tiba teman
Anda mengajak untuk bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah. Padahal Anda
tahu bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah berakhir menjelang sore hari.
6. Menurut Anda, apa yang akan Anda lakukan ?
a. Tetap menerima tawaran tersebut dengan alasan untuk mendapatkan
penghasilan tambahan
b. Menolak tawaran tersebut dengan alasan Anda tidak dapat membagi waktu
c. Antusias menerima tawaran tersebut
Sebagai seorang siswa di SMK 1 YPM sebenarnya banyak waktu luang saat jam
istirahat, misalnya : ada teman yang menggunakan komputer untuk bermain game,
lalu ketika bel masuk, ia meninggalkan tempat duduknya begitu saja tanpa
mematikan komputer.
7. Melihat situasi seperti pada kasus tersebut, Anda merasa . . . .
a. Bukan tanggungjawab Anda sama sekali untuk mengingatkan
b. Menjadi tanggungjawab Anda juga untuk mengingatkan rekan-rekan kerja
c. Mau mengingatkan jika waktunya tepat
8. Melihat situasi seperti pada kasus tersebut, Anda merasa . . . .
a. Bukan tanggungjawab Anda sama sekali untuk mengingatkan
b. Menjadi tanggungjawab Anda juga untuk mengingatkan rekan-rekan kerja
c. Mau mengingatkan jika waktunya tepat
Seandainya Anda sebagai ketua kelas dan memerlukan seorang bendahara yang
paham dan jujur dalam memanajemen uang kelas. Namun, guru wali kelas
mengajukan calon yang tidak sesuai dengan criteria yang Anda harapkan. Hal ini
dapat mengganggu system kerja di kelas Anda.
9. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan ?
a. Anda akan menerima orang tersebut tanpa harus mempertimbangkan segala
sesuatunya mengingat dia adalah titipan dari wali kelas
b. Tetap mempertimbangkan terlebih dahulu karena kualitas kerja menurut
Anda lebih utama.
c. Menolak karena khawatir bisa mengganggu sistem kerja.
106
Pada zaman globalisasi ini peranan IPTEK berkembang pesat, beberapa sekolah
yang tidak menyadari hal ini akan ketinggalan. Anda dan teman lain mahir dalam
bidang computer, akan tetapi selama ini hanya dipelajari dan dimanfaatkan secara
pribadi, sehingga sekolah tetap saja berjalan secara konvensional (tradisional).
10. Melihat kondisi tersebut, apa yang akan Anda lakukan ?
a. Tidak peduli karena masalah itu bukan sepenuhnya berkaitan dengan Anda.
b. Segera mengajukan usul kepada perusahaan untuk mengubah cara-cara
konvensional menjadi komputerisasi mengingat kesuksesan sekolah juga
berada di tangan siswa.
c. Akan mengajukan usul jika ada kesempatan.
Ide cemerlang Anda dalam suatu diskusi penting diterima dengan baik di sekolah
sehingga Anda diberi kesempatan untuk bisa mengembangkan diri dan
memberikan sumbangsih bagi sekolah.
11. Menurut Anda, penyebab ide Anda diterima dengan baik oleh sekolah
sepenuhnya berkaitan dengan ……..
a. Hanya faktor keberuntungan saja yang datang tepat waktu kepada Anda.
b. Kemampuan dan kepribadian Anda sehingga Anda memang merasa pantas
diterima di SMK 1 YPM.
c. Keberuntungan dan kepribadian Anda.
Teman-teman Anda tidak merespon presentasi Anda disuatu diskusi, sehingga
pendapat yang Anda kemukakan ditolak mentah-mentah.
12. Menurut Anda apa yang akan Anda lakukan?
a. Penolakan terhadap pendapat Anda dalam diskusi tersebut bisa mengacaukan
semua kegiatan pada hari itu juga
b. Anda tetap bisa meneruskan aktivitas lainnya karena Anda menganggap
penolakan tersebut adalah hal yang wajar
c. Anda tetap mempertegas kembali pendapat tersebut
107
Anda merupakan anggota salah satu organisasi di sekolah. Kepala sekolah Anda
tidak pernah memuji hasil pekerjaan yang selama ini Anda berikan kepada
sekolah. Sedangkan teman lain yang menurut Anda kurang memberi kontribusi
terhadap sekolah selalu mendapat pujian dari kepala sekolah.
13. Menurut Anda, apa yang akan Anda lakukan ?
a. Melihat kepala sekola yang bersikap seperti itu membuat semangat kerja
hilang.
b. Tetap bekerja seperti biasa.
c. Hal ini membuat semangat bekerja Anda meningkat.
14. Andaikan kepala sekolah itu memutuskan untuk tidak menyukai Anda, maka
sikap Anda ….
a. Sangat sedih sekali dan merasa sudah tidak berarti lagi.
b. Anda tetap tenang karena Anda yakin segala sesuatu lambat laun akan
segera membaik.
c. Tidak peduli
Tiba-tiba teman Anda serius belajar karena ada tim pengawas sekolah sedang
menilai. Teman-teman Anda menunjukkan keseriusan belajar yang optimal di
depan pengawas sekolah saat itu, sehingga mereka mendapatkan umpan balik
yang baik dari wali kelas.
15. Melihat hal tersebut, apa yang akan Anda lakukan ?
a. Anda akan ikut seperti teman-teman yang lain, belajar optimal ketika ada
pengawas sekolah saja.
b. Anda akan tetap konsisten dalam belajar. Dengan kata lain ada atau tidaknya
pengawas, Anda tetap akan belajar seoptimal mungkin.
c. Anda tetap belajar seperti biasanya.
108
Sesampai di sekolah, teman Anda memberitahu bahwa flashdisk (penyimpan file)
yang memuat semua file tugas Anda hilang karena virus yang masuk ke seluruh
system flashdisk, dan Anda pun lupa memback-up laporan tugas itu, padahal pada
hari itu juga Anda harus mengumpulkan tugas tersebut.
16. Menurut Anda, apa yang Anda lakukan ?
a. Sangat panik karena Anda menganggap kondisi tersebut bisa membuat Anda
tidak mendapatkan nilai dari guru karena tidak mengumpulkan tugas sesuai
batas waktu yang ditentukan oleh guru.
b. Anda tetap tenang, berusaha segera mengambil tindakan untuk mengatasi hal
itu.
c. Hanya bisa minta maaf dan menjelaskan kondisi tersebut kepada guru.
Anda sudah hampir 3 tahun bersekolah di SMK 1 YPM ini. Dan selama ini Anda
telah banyak memberikan dedikasi bagi sekolah. Suatu saat Anda dipromosikan
untuk mengikuti Olimpiade Kewirausahaan dan harus mengikuti pelatihan selama
1 bulan. Setelah 3 minggu mengikuti pelatihan, Anda dipanggil oleh kepala
sekolah karena merasa kurang puas dengan prestasi Anda. ia mengeluh, karena
sejak Anda mengikuti pelatihan tidak ada peningkatan yang mencolok dari diri
Anda. Kepala sekolah Anda menegaskan bahwa keadaan itu tidak bisa diterima.
Anda diberi pesan : “Tingkatkan prestasi, beusahalah lebih giat lagi minimal
sampai taraf yang sebelumnya, dan ingatlah waktu yang kamu miliki untuk
memperbaiki itu semua hanya 2 minggu”. Anda kaget dengan teguran yang
dilontarkan oleh kepala sekolah.
17. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan ?
a. Merasa tertekan membuat hidup Anda terasa berantakan karena
menganggap teguran keras dari atasan seagai suatu bencana.
b. Tetap tenang karena bukan sepenuhnya kesalahan Anda, tetapi ada factor-
faktor lain yang masih bisa Anda perbaiki.
c. Mengabaikannya.
18. Ketika Anda mendapat umpan balik yang negatif dari teman dekat Anda,
maka Anda ……
a. Merasa tertekan
b. Megabaikan saja
c. Merasa harus memperbaiki diri
109
19. Ketika Anda dibatalkan untuk mengikuti Olimpiade kewirausahaan, namun
Anda sangat menginginkan untuk tetap mengikuti Olimpiade kewirausahaan
tersebut, maka Anda . . . . . . .
a. Sangat panik karena Anda menganggap kondisi tersebut mengancam
kesempatan jenjang prestasi Anda
b. Tetap tenang karena bagi Anda pada saat itu adalah hari yang sangat buruk
c. Sebagai siswa, Anda menerima saja
20. Saya pikir, saya adalah orang yang . . . . . . .
a. Cukup berhasil dalam prestasi saya
b. Berhasil dalam prestasi saya
c. Kurang berhasil dalam prestasi saya
110
Lampiran 2
Instrumen Uji Coba
Skala Intensi Berwirausaha
Kepada Yth:
Siswa/siswi SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
Dengan Hormat.
Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Malang (UM),
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) di UM,
maka saya memohon dengan sangat kepada Saudara di SMK YPM 1 Taman
Sidoarjo untuk mengisi angket yang telah disediakan.
Angket ini bukan tes psikologi dari sekolah ataupun dari manapun, maka
dari itu Anda tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang
sejujurnya. Artinya semua jawaban yang diberikan oleh saudara adalah benar dan
sesuai dengan dengan kondisi saudara.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang cukup besar bagi
penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.
Malang, April 2011
Hormat Saya
Dwi Ratih Anomsari
111
Nama : _______________
Petunjuk Pengisian
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Anda untuk menjawab seluruh
pernyataan yang ada.
2. Berikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan
yang ada sebenarnya.
3. Ada 4 alternatif jawaban, yaitu :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh cara mengerjakannya
NO. PERNYATAAN RESPON
SS S TS STS
1 Saya adalah orang yang percaya diri x
dst.
4. Apabila ingin mengganti jawaban dan ingin membetulkannya, coret (x) tanda
silang yang Anda buat, kemudian beri tanda silang baru pada jawaban yang
menurut Anda sesuai dengan kondisi Anda.
112
NO. PERNYATAAN KATEGORI RESPON
SS S TS STS
1
Berwirausaha merupakan
pekerjaan yang menyenangkan
karena dapat mengembangkan
keterampilan
2
Minimnya lapangan pekerjaan
membuat saya terinspirasi untuk
mendirikan suatu usaha
3
Saya lebih senang bekerja dengan
orang lain daripada mendirikan
suatu usaha
4
Saya memiliki wawasan yang luas
mengenai kewirausahaan
5
Sulitnya mendapatkan modal
finansial merupakan hambatan
utama dalam mendirikan usaha
6 Saya takut mendirikan suatu usaha
7
Saya adalah orang yang percaya
diri dalam menyelesaikan tugas
8
Saya memiliki kebutuhan untuk
maju
9
Saya sulit bekerjasama dengan
orang lain
10
Di usia saya sekarang, saya belum
termotivasi untuk mendirikan
suatu usaha
11
Keinginan saya untuk mendirikan
suatu usaha karena termotivasi
oleh keberhasilan orang lain dalam
berwirausaha
12
Menurut saya, kegiatan-kegiatan
wirausaha kurang menarik
13
Saya ingin berwirausaha karena
dorongan dari keluarga
113
14
Pergaulan yang luas membuat
saya memiliki banyak teman
15 Saya adalah orang yang kreatif
16
Saya memiliki kemauan yang kuat
untuk berwirausaha
17 Saya takut akan kegagalan
18
Saya kurang mampu memimpin
dan mengorganisir orang lain
19
Saya menyukai kegiatan-kegiatan
wirausaha
20 Saya ragu-ragu dalam bertindak
21
Pendidikan yang saya peroleh saat
ini menambah pengetahuan saya
tentang kewirausahaan
22
Saya ingin berwirausaha karena
adanya rasa tanggungjawab ikut
serta mengurangi pengangguran
23
Sulitnya mendapatkan ide
menghambat kreativitas saya
24 Saya takut mendirikan usaha
25 Saya kurang tertarik dengan
kegiatan wirausaha
26
Saya mampu mendapatkan modal
finansial untuk mendirikan suatu
usaha
27
Saya memiliki rasa percaya diri
untuk mendirikan suatu usaha
28
Saya kurang suka pekerjaan yang
menantang
29
Saya memiliki wawasan yang
minim tentang kewirausahaan
114
30
Dengan berwirausaha, saya dapat
menunjukkan potensi saya
31
Saya takut gagal dalam
berwirausaha
32
Saya kurang yakin dengan
keterampilan yang saya miliki
33
Jika saya membuka suatu usaha,
saya akan dapat meningkatkan
hubungan sosial dengan
masyarakat
34
Saya memiliki potensi untuk
berwirausaha
35
Banyaknya pengalaman dan
frekuensi dari kegiatan jual beli,
meningkatkan keinginan saya
untuk berwirausaha
36
Saya pesimis bisa mendapatkan
modal finansial untuk mendirikan
usaha
37
Keluarga tidak mendukung ide
saya untuk berwirausaha
38
Saya adalah orang yang pantang
menyerah dalam menghadapi
kegagalan
39
Saya mampu dalam memimpin
dan mengorganisir orang lain
dalam mengerjakan suatu kegiatan
40 Saya memiliki sedikit teman
41
Saya ragu-ragu jika mendirikan
suatu usaha
42
Pengalaman keberhasilan orang
lain dalam berwirausaha, kurang
mendorong saya untuk mendirikan
suatu usaha
43
Saya adalah orang yang mampu
menjalankan kegiatan wirausaha
115
44
Saya seang menemukan hal-hal
baru untuk dikerjakan
45
Mudah bagi saya mengajak orang
lain untuk mendirikan usaha baru
46
Bagi saya, kreativitas bukanlah hal
penting dalam berwirausaha
47
Pergaulan saya terbatas di
lingkungan sekolah saja
48
Inovasi dibutuhkan dalam
mendirikan suatu usaha
49
Saya kurang mampu dalam
melakukan kegiatan wirausaha
50
Keterampilan yang saya miliki
sekarang masih belum memadai
untuk mendirikan suatu usaha
51
Saya memiliki banyak teman
sehingga memudahkan untuk
menjalin ikatan kerja dengan
orang lain
52
Dengan berwirausaha, sayan akan
lebih mampu berperan di
masyarakat
53
Saya merasa cepat puas dengan
apa yang telah didapatkan
54
Sulitnya menjalin ikatan kerja
dengan orang lain menghambat
keinginan saya untuk
berwirausaha
55
Dalam berwirausaha, kegagalan
adalah hal yang biasa
56
Mudah bagi saya untuk
mendapatkan modal mendirikan
usaha
116
57
Potensi diri yang saya miliki
masih belum memadai untuk
mendirikan suatu usaha
58
Keluarga akan mendukung jika
saya berwirausaha
59
Tidak pernah terbesit di benak
saya untuk berwirausaha
60
Bagi saya, berwirausaha kurang
menarik karena sulit mencari
modal
117
Lampiran 3
Instrumen Penelitian
Angket Kemampuan Adversity
Kepada Yth:
Siswa/siswi SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
Dengan Hormat.
Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Malang (UM),
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) di UM,
maka saya memohon dengan sangat kepada Saudara di SMK YPM 1 Taman
Sidoarjo untuk mengisi angket yang telah disediakan.
Angket ini bukan tes psikologi dari sekolah ataupun dari manapun, maka
dari itu Anda tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang
sejujurnya. Artinya semua jawaban yang diberikan oleh saudara adalah benar dan
sesuai dengan dengan kondisi saudara.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang cukup besar bagi
penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.
Malang, April 2011
Hormat Saya
Dwi Ratih Anomsari
118
Dalam suatu diskusi kelas, salah satu guru Anda mengemukakan bahwa ide yang
Anda sampaikan kurang tepat. Hampir semua siswa mengajukan ide-idenya
secara emosional dan bersamaan, sehingga diskusi menjadi tidak terkendali.
Menurut Anda, mengajukan pendapat secara sistematis dan runtun dalam situasi
tersebut …..
a. Merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan
b. Suatu hal yang wajar saja
c. Tidak begitu perlu diperhatikan yang penting pendapat Anda dengan segera
didengar
Anda menyukai bidang teknik informatika dan mengajukan proyek yang dapat
memajukan sekolah. Proyek ini diterima akan tetapi realisasi pelaksanaannya
terasa lambat sekali. Anda tahu orang yang menyebabkan terhambatnya proyek
tersebut.
1. Melihat kejadian itu, apa yang akan Anda lakukan ?
a. Sangat marah dan tidak mau menerima alasan
b. Menemui orang tersebut dan membicarakan persoalan ini dengan baik
c. Diam dan menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan persoalan ini.
Anda mendapat teguran keras dari guru padahal Anda sudah berusaha untuk
mengerjakan tugas dengan optimal dan memberikan yang terbaik. Akan tetapi,
guru tidak puas tentang hasil pekerjaan Anda.
2. Menurut Anda apa yang akan Anda lakukan ?
a. Memprotes karena guru tidak pernah memuji hasil kerja Anda.
b. Berlapang dada menerima perlakuan guru
c. Diam saja, seolah tidak terjadi apa-apa
3. Pada kasus diatas melihat perlakuan guru kepada Anda, sikap Anda …..
a. Jengkel sehingga merasa sangat tidak berarti lagi
b. Menerima dan akan selalu mencoba mengerti sifat-sifat guru
c. Mengabaikan sikap guru
Selama ini Anda hanya berfokus pada kesibukan sekolah saja. Tiba-tiba teman
Anda mengajak untuk bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah. Padahal Anda
tahu bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah berakhir menjelang sore hari.
4. Menurut Anda, apa yang akan Anda lakukan ?
a.Tetap menerima tawaran tersebut dengan alasan untuk mendapatkan
penghasilan tambahan
b. Menolak tawaran tersebut dengan alasan Anda tidak dapat membagi waktu
c. Antusias menerima tawaran tersebut
119
Sebagai seorang siswa di SMK 1 YPM sebenarnya banyak waktu luang saat jam
istirahat, misalnya : ada teman yang menggunakan komputer untuk bermain game,
lalu ketika bel masuk, ia meninggalkan tempat duduknya begitu saja tanpa
mematikan komputer.
5. Melihat situasi seperti pada kasus tersebut, Anda merasa . . . .
a. Bukan tanggungjawab Anda sama sekali untuk mengingatkan
b. Menjadi tanggungjawab Anda juga untuk mengingatkan rekan-rekan kerja
c. Mau mengingatkan jika waktunya tepat
Seandainya Anda sebagai ketua kelas dan memerlukan seorang bendahara yang
paham dan jujur dalam memanajemen uang kelas. Namun, guru wali kelas
mengajukan calon yang tidak sesuai dengan criteria yang Anda harapkan. Hal ini
dapat mengganggu system kerja di kelas Anda.
6. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan ?
a. Anda akan menerima orang tersebut tanpa harus mempertimbangkan segala
sesuatunya mengingat dia adalah titipan dari wali kelas
b. Tetap mempertimbangkan terlebih dahulu karena kualitas kerja menurut
Anda lebih utama.
c. Menolak karena khawatir bisa mengganggu sistem kerja.
Pada zaman globalisasi ini peranan IPTEK berkembang pesat, beberapa sekolah
yang tidak menyadari hal ini akan ketinggalan. Anda dan teman lain mahir dalam
bidang computer, akan tetapi selama ini hanya dipelajari dan dimanfaatkan secara
pribadi, sehingga sekolah tetap saja berjalan secara konvensional (tradisional).
8. Melihat kondisi tersebut, apa yang akan Anda lakukan ?
a. Tidak peduli karena masalah itu bukan sepenuhnya berkaitan dengan Anda.
b. Segera mengajukan usul kepada perusahaan untuk mengubah cara-cara
konvensional menjadi komputerisasi mengingat kesuksesan sekolah juga
berada di tangan siswa.
c. Akan mengajukan usul jika ada kesempatan.
120
Ide cemerlang Anda dalam suatu diskusi penting diterima dengan baik di sekolah
sehingga Anda diberi kesempatan untuk bisa mengembangkan diri dan
memberikan sumbangsih bagi sekolah.
9. Menurut Anda, penyebab ide Anda diterima dengan baik oleh sekolah
sepenuhnya berkaitan dengan ……..
a. Hanya faktor keberuntungan saja yang datang tepat waktu kepada Anda.
b. Kemampuan dan kepribadian Anda sehingga Anda memang merasa pantas
diterima di SMK 1 YPM.
c. Keberuntungan dan kepribadian Anda.
Anda merupakan anggota salah satu organisasi di sekolah. Kepala sekolah Anda
tidak pernah memuji hasil pekerjaan yang selama ini Anda berikan kepada
sekolah. Sedangkan teman lain yang menurut Anda kurang memberi kontribusi
terhadap sekolah selalu mendapat pujian dari kepala sekolah.
10. Menurut Anda, apa yang akan Anda lakukan ?
a. Melihat kepala sekola yang bersikap seperti itu membuat semangat kerja
hilang.
b. Tetap bekerja seperti biasa.
c. Hal ini membuat semangat bekerja Anda meningkat.
11. Andaikan kepala sekolah itu memutuskan untuk tidak menyukai Anda, maka
sikap Anda ….
a. Sangat sedih sekali dan merasa sudah tidak berarti lagi.
b. Anda tetap tenang karena Anda yakin segala sesuatu lambat laun akan segera
membaik.
c. Tidak peduli.
121
Tiba-tiba teman Anda serius belajar karena ada tim pengawas sekolah sedang
menilai. Teman-teman Anda menunjukkan keseriusan belajar yang optimal di
depan pengawas sekolah saat itu, sehingga mereka mendapatkan umpan balik
yang baik dari wali kelas.
12. Melihat hal tersebut, apa yang akan Anda lakukan ?
a. Anda akan ikut seperti teman-teman yang lain, belajar optimal ketika ada
pengawas sekolah saja.
b. Anda akan tetap konsisten dalam belajar. Dengan kata lain ada atau tidaknya
pengawas, Anda tetap akan belajar seoptimal mungkin.
c. Anda tetap belajar seperti biasanya.
Sesampai di sekolah, teman Anda memberitahu bahwa flashdisk (penyimpan file)
yang memuat semua file tugas Anda hilang karena virus yang masuk ke seluruh
system flashdisk, dan Anda pun lupa memback-up laporan tugas itu, padahal pada
hari itu juga Anda harus mengumpulkan tugas tersebut.
13. Menurut Anda, apa yang Anda lakukan ?
a. Sangat panik karena Anda menganggap kondisi tersebut bisa membuat Anda
tidak mendapatkan nilai dari guru karena tidak mengumpulkan tugas sesuai
batas waktu yang ditentukan oleh guru.
b. Anda tetap tenang, berusaha segera mengambil tindakan untuk mengatasi hal
itu.
c. Hanya bisa minta maaf dan menjelaskan kondisi tersebut kepada guru.
Anda sudah hampir 3 tahun bersekolah di SMK 1 YPM ini. Dan selama ini Anda
telah banyak memberikan dedikasi bagi sekolah. Suatu saat Anda dipromosikan
untuk mengikuti Olimpiade Kewirausahaan dan harus mengikuti pelatihan selama
1 bulan. Setelah 3 minggu mengikuti pelatihan, Anda dipanggil oleh kepala
sekolah karena merasa kurang puas dengan prestasi Anda. ia mengeluh, karena
sejak Anda mengikuti pelatihan tidak ada peningkatan yang mencolok dari diri
Anda. Kepala sekolah Anda menegaskan bahwa keadaan itu tidak bisa diterima.
Anda diberi pesan : “Tingkatkan prestasi, beusahalah lebih giat lagi minimal
sampai taraf yang sebelumnya, dan ingatlah waktu yang kamu miliki untuk
memperbaiki itu semua hanya 2 minggu”. Anda kaget dengan teguran yang
dilontarkan oleh kepala sekolah.
122
14. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan ?
a. Merasa tertekan membuat hidup Anda terasa berantakan karena
menganggap teguran keras dari atasan seagai suatu bencana.
b. Tetap tenang karena bukan sepenuhnya kesalahan Anda, tetapi ada factor-
faktor lain yang masih bisa Anda perbaiki.
c. Mengabaikannya.
15. Ketika Anda mendapat umpan balik yang negatif dari teman dekat Anda,
maka Anda ……
a. Merasa tertekan
b. Megabaikan saja
c. Merasa harus memperbaiki diri
123
Lampiran 4
Instrumen Penelitan
Skala Intensi Berwirausaha
Kepada Yth:
Siswa/siswi SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
Dengan Hormat.
Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Malang (UM),
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) di UM,
maka saya memohon dengan sangat kepada Saudara di SMK YPM 1 Taman
Sidoarjo untuk mengisi angket yang telah disediakan.
Angket ini bukan tes psikologi dari sekolah ataupun dari manapun, maka
dari itu Anda tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang
sejujurnya. Artinya semua jawaban yang diberikan oleh saudara adalah benar dan
sesuai dengan dengan kondisi saudara.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang cukup besar bagi
penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.
Malang, April 2011
Hormat Saya
Dwi Ratih Anomsari
124
Nama : ___________________________________
Petunjuk Pengisian
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Anda untuk menjawab seluruh
pernyataan yang ada.
2. Berikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan
yang ada sebenarnya.
3. Ada 4 alternatif jawaban, yaitu :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh cara mengerjakannya
NO. PERNYATAAN RESPON
SS S TS STS
1 Saya adalah orang yang percaya diri x
dst.
4. Apabila ingin mengganti jawaban dan ingin membetulkannya, coret (x) tanda
silang yang Anda buat, kemudian beri tanda silang baru pada jawaban yang
menurut Anda sesuai dengan kondisi Anda.
125
NO. PERNYATAAN KATEGORI RESPON
SS S TS STS
1
Saya memiliki wawasan yang luas
mengenai kewirausahaan.
2
Sulitnya mendapatkan modal
finansial merupakan hambatan
utama dalam mendirikan usaha.
3 Saya takut mendirikan suatu usaha
4
Saya adalah orang yang percaya
diri dalam menyelesaikan tugas.
5
Saya memiliki kebutuhan untuk
maju.
6
Saya sulit bekerja sama dengan
orang lain.
7
Di usia saya sekarang, saya belum
termotivasi untuk mendirikan
suatu usaha.
8
Keinginan saya untuk mendirikan
suatu usaha karena termotivasi
oleh keberhasilan orang lain dalam
berwirausaha.
9
Menurut saya, kegiatan-kegiatan
wirausaha kurang menarik.
10 Saya adalah orang yang kreatif.
11
Saya memiliki kemauan yang kuat
untuk berwirausaha.
12 Saya takut akan kegagalan.
13
Saya kurang mampu memimpin
dan mengorganisir orang lain.
14 Saya menyukai kegiatan-kegiatan
wirausaha
15 Saya ragu-ragu dalam bertindak.
126
16
Pendidikan yang saya peroleh saat
ini menambah pengetahuan saya
tentang kewirausahaan.
17
Saya ingin berwirausaha karena
adanya rasa tanggung jawab ikut
serta mengurangi pengangguran.
18
Sulitnya mendapatkan ide
menghambat kreativitas saya.
19 Saya takut mendirikan usaha.
20
Saya kurang tertarik dengan
kegiatan wirausaha.
21
Saya mampu mendapatkan modal
finansial untuk mendirikan suatu
usaha.
22
Saya memiliki rasa percaya diri
untuk mendirikan suatu usaha.
23
Dengan berwirausaha, saya dapat
menunjukkan potensi saya.
24
Saya takut gagal dalam
berwirausaha
25
Saya kurang yakin dengan
keterampilan yang saya miliki.
26
Saya memiliki potensi untuk
berwirausaha.
27
Banyaknya pengalaman dan
frekuensi dari kegiatan jual beli,
meningkatkan keinginan saya
untuk berwirausaha.
28
Saya pesimis bisa mendapatkan
modal finansial untuk mendirikan
usaha.
29
Keluarga tidak mendukung ide
saya untuk berwirausaha.
127
30
Saya adalah orang yang pantang
menyerah dalam menghadapi
kegagalan.
31
Saya mampu dalam memimpin
dan mengorganisir orang lain
dalam mengerjakan suatu
kegiatan.
32
Saya ragu-ragu jika mendirikan
suatu usaha.
33
Saya adalah orang yang mampu
menjalankan kegiatan wirausaha.
34
Saya senang menemukan hal-hal
baru untuk dikerjakan.
35
Mudah bagi saya mengajak orang
lain untuk mendirikan usaha baru.
36
Bagi saya, kreativitas bukanlah hal
penting dalam berwirausaha.
37
Saya kurang mampu dalam
melakukan kegiatan wirausaha.
38
Keterampilan yang saya miliki
sekarang masih belum memadai
untuk mendirikan suatu usaha.
39
Saya memiliki banyak teman
sehingga memudahkan untuk
menjalin ikatan kerja dengan
orang lain.
40
Saya merasa cepat puas dengan
apa yang telah didapatkan.
41
Sulitnya menjalin ikatan kerja
dengan orang lain menghambat
keinginan saya untuk
berwirausaha.
42
Mudah bagi saya untuk
mendapatkan modal mendirikan
usaha.
128
43
Potensi diri yang saya miliki
masih belum memadai untuk
mendirikan suatu usaha.
44
Keluarga akan mendukung jika
saya berwirausaha.
45
Bagi saya, berwirausaha kurang
menarik karena sulit mencari
modal.
129
Lampiran 5
Tabulasi Skor Uji Coba Angket Kemampuan Adversity
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 total
subjek
1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 56
2 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 53
3 3 2 3 1 1 2 2 1 1 3 1 2 2 3 2 1 2 3 2 2 39
4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 3 3 1 2 51
5 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 55
6 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 51
7 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 55
8 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 57
9 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 55
10 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 1 3 3 2 2 1 1 49
11 3 1 1 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 1 2 2 38
12 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 1 3 1 3 3 1 3 51
13 2 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 1 1 2 2 3 1 1 2 42
14 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 54
15 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 54
16 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 55
17 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 2 3 1 3 1 45
18 2 2 3 3 3 2 3 3 1 1 2 3 1 3 1 1 3 3 3 1 44
19 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 1 51
20 3 1 3 1 1 1 2 3 1 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2 3 37
21 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 54
22 3 3 3 3 3 0 3 3 2 1 3 3 3 2 2 1 3 3 1 3 48
23 3 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 52
130
24 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 1 3 1 1 2 3 2 3 2 1 44
25 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 54
26 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 2 1 44
27 3 1 3 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 49
28 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 52
29 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 1 1 3 1 2 1 46
30 3 3 3 3 1 3 1 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 49
31 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 54
32 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 50
33 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 32
34 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 2 3 2 1 50
35 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 54
36 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 1 51
37 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 52
38 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 1 50
39 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 2 2 51
40 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 53
41 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 56
131
Lampiran 6
Koefisien Validitas Angket Kemampuan Adversity
Total
ITEM_1 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_2 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_3 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_4 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_5 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_6 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_7 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_8 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_9 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_10 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_11 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_12 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
.160
.318 41
.448(**)
.003 41
.584(**)
.000 41
.403(**)
.009 41
.593(**)
.000 41
.327(*) .037 41
.162 .310 41
.504(**)
.001 41
.315(*) .045 41
.430(**)
.005 41
.727(**)
.000 41
.247
.120 41
132
ITEM_13 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_14 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_15 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_16 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_17 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_18 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_19 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_20 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
.569(**) .000 41
.413(**) .007 41
.565(**)
.000 41
.520(**)
.000 41
.456(**)
.003 41
.587(**)
.000 41
.127 .146 41
.231 .146 41
133
Lampiran 7
Validitas Angket Kemampuan Adversity
Item Rxy r tabel Keterangan
1 0.160 0.304 Tidak valid
2 0.448 0.304 Valid
3 0.584 0.304 Valid
4 0.403 0.304 Valid
5 0.593 0.304 Valid
6 0.327 0.304 Valid
7 0.162 0.304 Tidak valid
8 0.504 0.304 Valid
9 0.315 0.304 Valid
10 0.430 0.304 Valid
11 0.727 0.304 Valid
12 0.247 0.304 Tidak valid
13 0.569 0.304 Valid
14 0.413 0.304 Valid
15 0.565 0.304 Valid
16 0.520 0.304 Valid
17 0.456 0.304 Valid
18 0.587 0.304 Valid
19 0.127 0.304 Tidak valid
20 0.231 0.304 Tidak valid
134
Lampiran 8
Reliabilitas Angket Kemampuan Adversity
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 41 100.0
Excludeda 0 .0
Total 41 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.786 .792 15
135
Lampiran 9
Tabulasi Skor Uji Coba Skala Intensi Berwirausaha
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
subjek
1 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 4 4
2 3 3 2 3 1 2 3 4 4 3 4 3 2 4 2 2 3 3 3 3
3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 2 2 3 3 4 4 2 4 3 2 4 3 3 4 4 2 4
6 3 3 2 2 1 2 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 1 1 3 2
7 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3
8 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4
9 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 2 4 1 3 3 4 4 3 4 3
10 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2
11 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3
12 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2
13 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 3 3
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3
16 4 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2
17 4 3 4 2 2 3 2 3 4 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2
18 4 4 2 1 1 2 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 2
19 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3
20 4 4 3 3 1 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 2 3 2
21 4 4 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 2 4 2 3 3 2 4 3
22 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 2 2 4 4
23 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3
136
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3
2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4
3 4 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3
4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 1 3 2 3 1 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 1 4 4 3 3
4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3
3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3
3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4
3 4 1 3 3 2 2 3 2 3 1 1 4 2 2 4 3 2 2 3
3 2 2 2 2 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4
3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 2 2 4
3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 1 4 3 3 1 3 3 4 3
3 4 2 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3
4 3 1 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3
3 3 2 3 1 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 2 3
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 total
4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 4 3 193
3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 4 4 3 3 4 2 2 4 3 3 183
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 1 3 3 3 4 3 4 180
137
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 2 4 190
4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 201
2 3 3 3 2 4 4 4 2 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 161
3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 2 4 191
3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 2 4 3 192
3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 2 2 3 1 3 187
3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 159
2 4 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 3 3 2 157
3 3 2 4 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 163
2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 150
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 234
4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 199
3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 180
2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 177
2 3 3 3 2 3 4 4 2 1 4 3 1 1 4 1 1 3 4 1 155
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 182
4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 186
3 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 179
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
subjek
24 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 4 1 1 3 2
25 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3
26 4 4 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 1 4 3 3 2 2 3 2
27 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 4 2 3 3
28 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 4 3 3 2 1 3 2 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3
30 4 3 2 4 2 3 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3
31 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
32 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3
138
33 3 3 2 3 1 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3
34 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2
35 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 4 2 4 3 4 4 1 4 3
36 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2
37 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3
38 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3
39 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3
40 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3
41 3 3 3 2 2 3 3 4 3 1 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3
2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4
3 4 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3
4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 1 3 2 3 1 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 1 4 4 3 3
4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3
3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3
3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4
3 4 1 3 3 2 2 3 2 3 1 1 4 2 2 4 3 2 2 3
3 2 2 2 2 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4
3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 2 2 4
139
3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 1 4 3 3 1 3 3 4 3
3 4 2 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3
4 3 1 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3
3 3 2 3 1 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 2 3
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 total
3 4 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4 3 2 4 2 1 4 4 4 170
3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 174
3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 4 4 165
3 2 2 4 2 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 176
4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 183
3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 163
3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 2 2 4 2 2 4 2 4 195
4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 3 4 3 3 186
4 1 3 4 3 2 2 4 2 2 4 4 4 2 3 2 2 3 1 3 179
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 176
3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 165
3 2 4 4 2 4 1 4 3 1 3 4 4 1 4 2 3 4 4 4 190
3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 173
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 4 188
2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 165
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 189
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 4 3 3 183
2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 167
3 4 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4 3 2 4 2 1 4 4 4 170
3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 174
3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 4 4 165
140
Lampiran 10
Koefisien Validitas Skala Intensi Berwirausaha
Total
ITEM_1 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_2 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_3 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_4 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_5 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_6 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_7 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_8 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_9 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_10 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_11 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_12 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_13 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
.234
.141 41
.282 .074 41
.266 .093 41
.673(**)
.000 41
.467(**)
.002 41
.511(**)
.001 41
.676(**)
.000 41
.386(*) .013 41
.458(**)
.003 41
.490(**)
.001 41
.492(**)
.001 41
.523(**)
.000 41
-.072 .657 41
141
ITEM_14 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_15 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_16 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_17 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_18 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
-.053 .740 41
.557(**)
.000 41
.564(**)
.000 41
.466(**)
.002 41
.429(**)
.005 41
Total
ITEM_19 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_20 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_21 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_22 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_23 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_24 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_25 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_26 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
.451(**) .003 41
.611(**)
.000 41
.333(*) .034 41
.394(*) .011 41
.382(*) .014 41
.538(**)
.000 41
.477(**)
.002 41
.411(**) .008 41
142
ITEM_27 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_28 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_29 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_30 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_31 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_32 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_33 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_34 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_35 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_36 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
.686(**) .000 41
.226 .155 41
.114 .476 41
.346(*) .027 41
.547(**)
.000 41
.538(**)
.000 41
.204 .200 41
.562(**)
.000 41
.634(**)
.000 41
.414(**)
.007 41
Total
ITEM_37 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_38 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_39 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_40 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
.383(*) .013 41
.552(**)
.000 41
.376(*) .015 41
.237 .136 41
143
ITEM_41 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_42 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_43 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_44 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_45 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_46 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_47 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_48 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_49 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_50 Pearson Correlation
Sig.(2-tailed) N
ITEM_51 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_52 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_53 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_54 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
.638(**)
.000 41
.294 .062 41
.450(**)
.003 41
.355(*) .023 41
.491(**)
.001 41
.328(*) .036 41
-.037 .820 41
.113 .483 41
.631(**)
.000 41
.575(**)
.000 41
.315 (*) .045 41
.233 .142 41
.147 .358 41
.335(*) .032 41
144
Total
ITEM_55Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_56 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_57 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_58 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_59 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
ITEM_60 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)
N
.000
.999 41
.557 (**)
.000 41
.715 (**)
.000 41
.339 (*)
.030 41
-.039 .807 41
.515 (**)
.001 41
*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
145
Lampiran 11
Validitas Item Skala Intensi Berwirausaha
Item Rxy r tabel Keterangan
1 0.234 0.304 Tidak valid
2 0.282 0.304 Tidak valid
3 0.266 0.304 Tidak valid
4 0.673 0.304 Valid
5 0.467 0.304 Valid
6 0.511 0.304 Valid
7 0.676 0.304 Valid
8 0.386 0.304 Valid
9 0.458 0.304 Valid
10 0.490 0.304 Valid
11 0.492 0.304 Valid
12 0.523 0.304 Valid
13 -0.720 0.304 Tidak valid
14 -0.053 0.304 Tidak valid
15 0.557 0.304 Valid
16 0.564 0.304 Valid
17 0.466 0.304 Valid
18 0.429 0.304 Valid
19 0.451 0.304 Valid
20 0.611 0.304 Valid
21 0.333 0.304 Valid
146
22 0.394 0.304 Valid
23 0.382 0.304 Valid
24 0.538 0.304 Valid
25 0.477 0.304 Valid
26 0.411 0.304 Valid
27 0.686 0.304 Valid
28 0.226 0.304 Tidak valid
29 0.114 0.304 Tidak valid
30 0.346 0.304 Valid
31 0.547 0.304 Valid
32 0.538 0.304 Valid
33 0.204 0.304 Tidak valid
34 0.562 0.304 Valid
35 0.634 0.304 Valid
36 0.414 0.304 Valid
37 0.384 0.304 Valid
38 0.556 0.304 Valid
39 0.376 0.304 Valid
40 0.237 0.304 Tidak valid
41 0.638 0.304 Valid
42 0.294 0.304 Tidak valid
43 0.450 0.304 Valid
44 0.355 0.304 Valid
45 0.491 0.304 Valid
46 0.328 0.304 Valid
47 -0.370 0.304 Tidak valid
48 0.113 0.304 Tidak valid
147
49 0.631 0.304 Valid
50 0.575 0.304 Valid
51 0.315 0.304 Valid
52 0.233 0.304 Tidak valid
53 0.470 0.304 Valid
54 0.335 0.304 Valid
55 0.000 0.304 Tidak valid
56 0.557 0.304 Valid
57 0.715 0.304 Valid
58 0.339 0.304 Valid
59 -0.390 0.304 Tidak valid
60 0.515 0.304 Valid
148
Lampiran 12
Reliabilitas Skala Intensi Berwirausaha
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 41 100.0
Excludeda 0 .0
Total 41 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.925 .929 45
149
Lampiran 13
Tabulasi Skor Penelitian Angket Kemampuan Adversity
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 total
subjek
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 44
2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 43
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44
4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43
5 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44
6 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 42
7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 41
8 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 43
9 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 42
10 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44
11 3 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 39
12 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42
13 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43
14 3 3 1 1 3 3 3 3 3 1 2 3 1 3 3 36
15 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 41
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
17 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43
18 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 40
19 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 43
20 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 41
21 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 41
22 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 40
23 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43
24 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 41
150
25 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 39
26 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 41
27 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 42
28 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 42
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 42
30 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 37
31 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 42
32 2 3 1 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 37
33 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 43
34 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44
35 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 42
36 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 43
37 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 40
38 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 43
39 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 41
40 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 39
41 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 44
43 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2 3 37
44 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41
45 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
151
Lampiran 14
Tabulasi Skor Penelitian Skala Intensi Berwirausaha
item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
subjek
1 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3
2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3
3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3
4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3
5 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3
6 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3
7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3
8 2 1 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4
9 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3
10 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3
11 2 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2
12 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3
13 3 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
14 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 1 3 1
15 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4
16 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
17 2 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2
18 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3
19 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2
20 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
21 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3
152
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3
4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2
4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3
3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4
3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4
4 2 3 3 4 4 3 4 2 3 1 3 4 1 4
4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4
3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3
4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2
4 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 2 1 3 3 2 3 1 1 2 3 3 3 2
4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4
3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3
3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4
3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3
3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 total
3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 161
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 147
3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 4 154
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 143
3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 161
4 2 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 143
3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 142
3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 2 4 3 4 146
3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 146
4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 154
2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 125
3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 148
4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 169
2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 4 4 107
4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 147
3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 166
2 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 143
4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 137
3 3 4 4 4 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 149
3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 138
3 3 2 4 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 4 137
153
item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
subjek
22 3 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2
24 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3
25 2 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 3 2 2 2
26 3 2 3 4 4 3 3 2 1 4 3 1 2 2 2
27 3 2 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 4
28 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3
29 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2
30 3 1 2 4 4 3 3 4 3 4 3 2 1 3 2
31 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3
32 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
33 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2
34 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3
35 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3
36 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3
37 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
38 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2
39 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2
40 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
41 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 3
42 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
43 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
44 2 1 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2
45 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3
154
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4
4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3
4 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3
1 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4
4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3
3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4
4 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3
4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4
4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3
3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3
3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 3
4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4
3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3
3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 total
3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 137
4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 147
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 135
2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 118
3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 136
2 4 3 3 2 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 145
3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 4 4 135
3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 4 150
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 127
2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 143
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 133
3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 153
2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 3 4 141
3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 147
3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 162
2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 145
2 2 3 4 2 4 3 2 3 4 3 3 2 3 4 134
2 3 4 4 4 2 3 2 4 3 3 2 4 4 4 142
3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 126
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 4 139
155
4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 166
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 127
2 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2 4 3 4 148
4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 138
156
Lampiran 15
Analisis Deskriptif Angket Kemampuan Adversity
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
skor kemampuan adversity 45 36 45 41.67 2.153
Valid N (listwise) 45
Analisis Deskriptif Skala Intensi Berwirausaha
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
skor intensi berwirausaha 45 107 169 143.04 12.517
Valid N (listwise) 45
157
Lampiran 16
Uji Normalitas
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
skor kemampuan
adversity
skor intensi
berwirausaha
N 45 45
Normal Parametersa,,b
Mean 41.67 143.04
Std. Deviation 2.153 12.517
Most Extreme Differences Absolute .162 .102
Positive .117 .102
Negative -.162 -.082
Kolmogorov-Smirnov Z 1.083 .682
Asymp. Sig. (2-tailed) .191 .741
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
158
Lampiran 17
Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
skor intensi
berwirausaha * skor
kemampuan
adversity
Between
Groups
(Combined) 4721.894 8 590.237 9.783 .000
Linearity 4128.001 1 4128.001 68.419 .000
Deviation from
Linearity
593.894 7 84.842 1.406 .233
Within Groups 2172.017 36 60.334
Total 6893.911 44
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
skor intensi berwirausaha *
skor kemampuan adversity
.774 .599 .828 .685
159
Lampiran 18
Data Skor Total Kemampuan Adversity dan Intennsi Berwirausaha
(Penelitian)
Subjek Skor Kemampuan
Adversity
Skor Intensi
Berwirausaha
1 44 161
2 43 147
3 44 154
4 43 143
5 44 161
6 42 143
7 41 142
8 43 146
9 42 146
10 44 154
11 39 125
12 42 148
13 43 169
14 36 107
15 41 147
16 45 166
17 43 143
18 40 137
19 43 149
20 41 138
21 41 137
22 40 137
23 43 147
24 41 135
25 39 118
26 41 136
27 42 145
28 42 135
29 42 150
30 37 127
31 42 143
32 37 133
33 43 153
34 44 141
35 42 147
160
36 43 162
37 40 145
38 43 134
39 41 142
40 39 126
41 44 139
42 44 166
43 37 127
44 41 148
45 44 138
161
Lampiran 19
Uji Hipotesis
Korelasi Product Moment Karl Pearson
Correlations
Correlations
skor kemampuan
adversity
skor intensi
berwirausaha
skor kemampuan adversity Pearson Correlation 1 .774**
Sig. (2-tailed) .000
N 45 45
skor intensi berwirausaha Pearson Correlation .774** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
162
Lampiran 20
Klasifikasi Kemampuan Adversity Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
subjek
Skor Klasifikasi
1 44 Sedang
2 43 Sedang
3 44 Sedang
4 43 Sedang
5 44 Sedang
6 42 Sedang
7 41 Sedang
8 43 Sedang
9 42 Sedang
10 44 Sedang
11 39 Rendah
12 42 Sedang
13 43 Sedang
14 36 Rendah
15 41 Sedang
16 45 Tinggi
17 43 Sedang
18 40 Sedang
19 43 Sedang
20 41 Sedang
21 41 Sedang
22 40 Sedang
163
23 43 Sedang
24 41 Sedang
25 39 Rendah
26 41 Sedang
27 42 Sedang
28 42 Sedang
29 42 Sedang
30 37 Rendah
31 42 Sedang
32 37 Rendah
33 43 Sedang
34 44 Sedang
35 42 Sedang
36 43 Sedang
37 40 Sedang
38 43 Sedang
39 41 Sedang
40 39 Rendah
41 44 Sedang
42 44 Sedang
43 37 Rendah
44 41 Sedang
45 44 Sedang
164
Lampiran 21
Klasifikasi Intensi Berwirausaha Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo
subjek
Skor Klasifikasi
1 161 Tinggi
2 147 Sedang
3 154 Sedang
4 143 Sedang
5 161 Tinggi
6 143 Sedang
7 142 Sedang
8 146 Sedang
9 146 Sedang
10 154 Sedang
11 125 Rendah
12 148 Sedang
13 169 Tinggi
14 107 Rendah
15 147 Sedang
16 166 Tinggi
17 143 Sedang
18 137 Sedang
19 149 Sedang
20 138 Sedang
21 137 Sedang
165
22 137 Sedang
23 147 Sedang
24 135 Sedang
25 118 Rendah
26 136 Sedang
27 145 Sedang
28 135 Sedang
29 150 Sedang
30 127 Rendah
31 143 Sedang
32 133 Sedang
33 153 Sedang
34 141 Sedang
35 147 Sedang
36 162 Tinggi
37 145 Sedang
38 134 Sedang
39 142 Sedang
40 126 Sedang
41 139 Sedang
42 166 Tinggi
43 127 Rendah
44 148 Sedang
45 138 Sedang
166
RIWAYAT HIDUP
Dwi Ratih Anomsari. Lahir di Surabaya pada tanggal 25 Juni 1988, anak
kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Suharto, B.A. dan Ibu Lilik
Lestari. Memiliki satu orang kakak perempuan yang bernama Irma
Harliawati.
Dunia pendidikan diawali di TK Tri Bhakti Surabaya lulus tahun 1994 dan
TK Putra Ratatama Malang lulus tahun 1995. Pendidikan sekolah dasar di
jalani di SDN Bunul Rejo XI Malang pada tahun 1996 sampai 1998,
kemudian dilanjutkan di SDN Madyopuro VI Malang dan lulus pada tahun
2001. Pendidikan menengah ditempuh di SMPN 20 Malang lulus pada
tahun 2004. Pendidikan atas ditempuh di SMAN 10 Malang lulus tahun
2007. Pendidikan tinggi ditempuh pada tahun 2007 di Universitas Negeri
Malang mengambil program S1 Psikologi.
Semasa menempuh pendidikan tingkat menengah dan atas, penulis aktif
dalam organisasi intra sekolah, seperti Pramuka dan PMR. Selama kuliah,
penulis tidak mengikuti kegiatan UKM karena keterbatasan waktu. Setelah
menempuh masa studi selama empat tahun, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Program S1 Psikologi pada bulan Juli 2011 dan mendapat
gelar Sarjana Psikologi.