skripsi rini lengkap

114
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditi peternakan yang memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap gizi masyarakat adalah ternak kambing. Ternak kambing merupakan ternak yang termasuk ke dalam ternak kecil yang memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging. Selain itu, ternak kambing juga merupakan ternak penghasil kulit, susu dan feses. Dari aspek produksi daging, permintaan daging kambing di Indonesia maupun di dunia juga mengalami peningkatan pesat selama 10 tahun terakhir ini. Indonesia mengkonsumsi kambing sebagai salah satu sumber protein hewani yang utama setelah sapi dan ayam. Pasokan daging kambing relatif terbatas karena usaha peternakan kambing di Indonesia di dominasi oleh usaha rumah tangga dengan skala pemilikian 4 – 10 ekor (Sarwono, 2007). 1

Transcript of skripsi rini lengkap

Page 1: skripsi rini lengkap

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu komoditi peternakan yang memberikan konstribusi yang cukup

besar terhadap gizi masyarakat adalah ternak kambing. Ternak kambing

merupakan ternak yang termasuk ke dalam ternak kecil yang memberikan manfaat

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging. Selain itu, ternak kambing juga

merupakan ternak penghasil kulit, susu dan feses.

Dari aspek produksi daging, permintaan daging kambing di Indonesia

maupun di dunia juga mengalami peningkatan pesat selama 10 tahun terakhir ini.

Indonesia mengkonsumsi kambing sebagai salah satu sumber protein hewani yang

utama setelah sapi dan ayam. Pasokan daging kambing relatif terbatas karena

usaha peternakan kambing di Indonesia di dominasi oleh usaha rumah tangga

dengan skala pemilikian 4 – 10 ekor (Sarwono, 2007).

Daging kambing merupakan sumber protein hewan berkualitas tinggi

dengan risiko absorbi kolesterol  yang  rendah. daging kambing memiliki

kandungan lemak jenuh yang lumayan tinggi. Namun kandungan lemak tak

jenuhnya tidak lebih tinggi dibanding daging bewarna merah lain seperti daging

sapi atau daging babi.

Sudah menjadi rahasia umum dan merupakan salah satu kata kunci dalam

pemasaran, bahwa harga murah merupakan daya tarik terbesar atas terserapnya

suatu produk. Untuk itu, peranan harga jual dalam mendapatkan pasar memiliki

1

Page 2: skripsi rini lengkap

pengaruh yang cukup besar. Selanjutnya, bijaklah dalam menentukan harga dari

suatu komoditas. Jangan sampai harga tersebut melampaui harga eceran tertinggi

(HET) di suatu daerah. Hal tersebut dapat mengakibatkan produk sulit terjual dan

usaha tidak mudah untuk memperoleh pelanggan. Akibat lain yang dapat

ditimbulkan adalah dapat berurusan dengan pihak yang berwajib, disebabkan

penentuan harga yang lakukan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(Firdaus, 2008).

Adapun besarnya populasi Kambing setiap kecamatan yang ada di Kota

Makassar, dapat di lihat pada tabel 1.

Tabel 1. Populasi Ternak Kambing Per Kecamatan di Kota Makassar Tahun 2010

NO Kecamatan Tahun 2010

1. Mariso 3152. Mamajang 1593. Tamalate 1,2314. Rappocini 1995. Makassar 4326. Ujung Pandang -7. Wajo -8. Bontoala 3709. Ujung Tanah 39910. Tallo 73311. Panakkukang 41512. Manggala 1,21113. Biringkanaya 883 14. Tamalanrea 827

Sumber : Data BPS Kota Makassar, 2010

Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa populasi Kambing disetiap kecamatan

yang ada di Kota Makassar pada tahun 2010. Kecamatan yang paling terbanyak

populasi kambing adalah Kecamatan Tamalate, sedangkan populasi yang paling

kecil berada pada Kecamatan Rappocini.

2

Page 3: skripsi rini lengkap

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena

harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan

dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga

terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga

terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi

perusahaan (Kotler, 2004). Harga jual ternak biasanya ditentukan berdasarkan

penampilan luar dari ternak tersebut atau dikenal dengan istilah “Performance

Eksterior”. Performance eksterior yang dinilai sebagai penentu harga jual ternak

adalah dilihat dari panjang tanduk, lingkar dada, panjang badan, dan tinggi

pundak ternak kambing tersebut, dimana pedagang pengecer hanya menggunakan

ilmu penaksiran dalam penjualan ternak kambing di lapangan karena pedagang

pengecer tidak menggunakan alat timbang untuk mengukur ternak kambing yang

akan di jualnya.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka dilakukan penelitian

tentang “Pengaruh performance eksterior sebagai penentu harga jual ternak

kambing pada pedagang pengecer, di Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka dirumuskan:

1. Bagaimana metode penetapan harga jual kambing yang di lakukan oleh

pedagang pengecer di Makassar.

2. Bagaimana pengaruh performanse eksterior (Panjang Tanduk, Lingkar Dada,

Panjang Badan, Tinggi Pundak) sebagai penentu harga jual ternak kambing

pada pedagang pengecer, di Makassar.

3

Page 4: skripsi rini lengkap

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pengaruh performence eksterior sebagai penentu harga jual ternak kambing dan

bagaimana metode penetapan harga jual kambing yang dilakukan oleh pedagang

pengecer, di Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan antara lain :

1. Sebagai bahan informasi khusunya hasil yang diperoleh dari penilitian ini

bisa bermanfaat untuk peneliti selanjutnya.

2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pedagang pengecer dalam

menentukan harga jual ternak kambing berdasarkan performence

eksteriornya.

4

Page 5: skripsi rini lengkap

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Ternak Kambing

Kambing merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang.

Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang

secara alami tersebar di Asia Barat Daya (daerah "Bulan sabit yang subur" dan

Turki) dan Eropa. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang,

namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai

jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan

kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4

meter, sedangkan ekornya 12 sentimeter - 15 sentimeter. Bobot yang betina 50

kilogram - 55 kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram.

Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur sampai India, dan dari India ke

utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah daerah

pegunungan yang berbatu-batu.

Klasifikasi ilmiah Kambing

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Bovidae

Upafamili : Caprinae

Genus : Capra

5

Page 6: skripsi rini lengkap

Spesies : C. aegagrus

Upaspesies : C. a. hircus

Kambing banyak dipelihara oleh penduduk pedesaan (Basuki, 1996).

Dijelaskan lebih lanjut, alasannya pemeliharaan kambing lebih mudah dilakukan

daripada ternak ruminansia besar. Kambing cepat berkembang biak dan

pertumbuhan anaknya juga tergolong cepat besar. Menurut Sarwono (2007), nilai

ekonomi, sosial, dan budaya beternak kambing sangat nyata. Dijelaskan lebih

lanjut, besarnya nilai sumber daya bagi pendapatan keluarga petani bisa mencapai

14-25 % dari total pendapatan keluarga dan semakin rendah tingkat per luasan

lahan pertanian, semakin besar nilai sumber daya yang diusahakan dari beternak

kambing. Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing akan semakin nyata jika

kaidah-kaidah usaha peternakan diperhatikan. Kaidah-kaidah itu antara lain

penggunaan bibit yang baik, pemberian pakan yang cukup dari segi gizi dan

volume, tatalaksana pemeliharaan yang benar, serta memperhatikan permintaan

dan kebutuhan pasar (Hanum, 2010).

Ternak kambing merupakan ruminansia kecil yang mempunyai arti besar

bagi rakyat kecil yang jumlahnya sangat banyak. Ditinjau dari aspek

pengembangannya ternak kambing sangat potensial bila diusahakan secara

komersial, hal ini disebabkan ternak kambing memiliki beberapa kelebihan dan

potensi ekonomi antara lain tubuhnya relatif kecil, cepat mencapai dewasa

kelamin, pemeliharaannya relatif mudah, tidak membutuhkan lahan yang luas,

investasi modal usaha relatif kecil, mudah dipasarkan sehingga modal usaha cepat

berputar (Atmojo, 2007).

6

Page 7: skripsi rini lengkap

Menurut Suparman (2007) bahwa, kita mengenal salah satu bangsa

kambing yang tersebar diseluruh dunia yaitu kambing kacang. Kambing kacang

merupakan bangsa kambing lokal asli Indonesia. Tubuh kambing kacang kecil

dan relatif lebih pendek, jantan maupun betina bertanduk, leher pendek dan

punggung meninggi, warna bulu hitam, cokelat, merah, atau belang yang

merupakan kombinasi dari warna yang ada pada kambing tersebut, tinggi

kambing jantan dewasa rata-rata 60 cm – 70 cm, betina dewasa 50 cm – 60 cm,

berat badannya kambing jantan dewasa antara 25 – 30 Kg dan betina dewasa 15 –

25 Kg, kepala ringan dan kecil, telinga pendek dan tegak lurus mengarah keatas

depan. Kehidupannya sangat sederhana, memiliki daya adaptasi yang tinggi

terhadap kondisi alam setempat dan reproduksinya dapat digolongkan sangat

tinggi.

Ternak kambing merupakan salah satu ternak yang dikenal secara luas

oleh masyarakat karena sangat potensial untuk berkembang, selain dapat

menghasilkan daging dan kulit, kambing juga dapat menghasilkan susu yang nilai

bergizi lebih tinggi dibanding dengan susu dari ternak lainnya. Ternak kambing

yang banyak terdapat di Indonesia adalah kambing kacang dan kambing lokal.

Kambing kacang merupakan kambing asli dengan ukuran badan kecil, sedangkan

kambing lokal diduga merupakan percampuran antara kambing kacang dengan

berbagai jenis kambing pendatang. Semua kambing peliharaan itu dimanfaatkan

untuk penghasil daging dan kulit (Anonim, 2012).

7

Page 8: skripsi rini lengkap

A. Jenis Dan Macam-Macam Kambing Yang Ada Di Indonesia

Menurut Atmojo (2007) bahwa Jenis Dan Macam-Macam Kambing Yang

Ada Di Indonesia:

1. Kambing Kacang

Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali

dikembangkan di Indonesia. Badan kambing ini kecil. Tinggi gumba pada yang

jantan 60 sentimeter hingga 65 sentimeter, sedangkan yang betina 56 sentimeter.

Bobot pada kambing jantan bisa mencapai 25 kilogram, sedang kambing betina

seberat 20 kilogram. Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek. Baik kambing

betina maupun yang jantan memiliki dua tanduk yang pendek.

2. Kambing Peranakan Ettawa ( P.E )

Kambing Etawa didatangkan dari India yang disebut kambing Jamnapari.

Badannya besar, tinggi gumba kambing jantan 90 sentimeter hingga 127

sentimeter dan kambing betina hanya mencapai 92 sentimeter. Bobot yang jantan

bisa mencapai 91 kilogram, sedangkan betina hanya mencapai 63 kilogram.

Telinganya panjang dan terkulai ke bawah. Dahi dan hidungnya cembung. Baik

jantan maupun betina bertanduk pendek. Kambing jenis ini mampu menghasilkan

susu hingga tiga liter per hari. Keturunan silangan (hibrida) kambing Etawa

dengan kambing lokal dikenal sebagai sebagai kambing “Peranakan Etawa” atau

“PE”. Kambing PE berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih adaptif

terhadap lingkungan lokal Indonesia.

8

Page 9: skripsi rini lengkap

3. Kambing Jawarandu

Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara

kambing Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memliki ciri separuh mirip

kambing Etawa dan separuh lagi mirip kambing Kacang. Kambing ini dapat

menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.

4. Kambing Saanen

Kambing Saenen berasal dari Saenen, Swiss. Baik kambing jantan maupun

betinanya tidak memliki tanduk. Warna bulunya putih atau krem pucat. Hidung,

telinga dan kambingnya berwarna belang hitam. Dahinya lebar, sedangkan

telinganya berukuran sedang dan tegak. Kambing ini merupakan jenis kambing

penghasil susu.

5. Kambing marica

Kambing Marica yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan

salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah

termasuk kategori langka dan hampir punah (endargement). Daerah populasi

kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto,

Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan.

6. Kambing Boer

Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang

ter-registrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata “Boer” artinya petani. Kambing

Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging Kambing ini dapat mencapai

berat dipasarkan 35 – 45 kg pada umur lima hingga enam bulan, dengan rataan

pertambahan berat tubuh antara 0,02 – 0,04 kg per hari

9

Page 10: skripsi rini lengkap

Jenis Pakan

Menurut Budi Pratomo (1986) bahwa jenis-jenis pakan yaitu:

1. Hijauan Segar

Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada

ternakdalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia)

maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya

terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman

bijibijian/jenis kacang-kacangan.

Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak,

mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah

tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga

menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung

karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan

dalam menghasilkan energi.

a. Rumput-rumputan

Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum

maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput

Brachiaria(Brachiaria decumbens), rumput Mexico (Euchlena mexicana)

dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.

b. Kacang-kacangan

Lamtoro (Leucaena leucocephala), stylo (Sty-losantes guyanensis), centro

(Centrocema pubescens), Pueraria phaseoloides, Calopogonium

muconoides dan jenis kacang-kacangan lain.

10

Page 11: skripsi rini lengkap

c. Daun-daunan

Daun nangka, daun pisang, daun turi, daun petai cina dll.

2. Jerami dan hijauan kering

Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan

pakan ternak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya

lebih dari 18% (jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).

3. Silase

Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar

biasanya berasal dari tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan.

4. Konsentrat (pakan penguat)

Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.

Manfaat Pakan

Menurut Kartadisastra, H.R. (1997) bahwa ada beberapa manfaat pakan

yaitu:

1. Sumber energi 

Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang

kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di

bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan menjadi

empat kelompok, yaitu:

a. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)

b. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)

c. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)

11

Page 12: skripsi rini lengkap

d. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah,

rumput benggala dan rumput setaria).

2. Sumber protein

Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang

mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).

Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:

a. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis

daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang,

daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)

b. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi,

kaliandra, gamal dan sentero

c. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung

tulang dan sebagainya).

3. Sumber vitamin dan mineral

Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman

maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi

sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan,

penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu

beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan

pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya. Saat

ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di

pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap

12

Page 13: skripsi rini lengkap

digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan

beberapa mineral.

Konsumsi Pakan

Menurut Budi Pratomo (1986) bahwa Ternak ruminansia yang normal

(tidak dalam keadaan sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam

jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok.

Kemudian sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat

produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.

Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh

faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri).

a. Temperatur Lingkungan

Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan

yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi

maupun tidak. Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka

akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya

menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi

temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan

panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada

temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan

karena ternak membutuhkan tambahan panas.

b. Palatabilitas

Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai

akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang

13

Page 14: skripsi rini lengkap

dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin,

manis, pahit), tekstur dan temperaturnya.

Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”.

Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang

menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan

cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan

konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.

c. Konsentrasi Nutrisi

Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah

konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini

berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi

di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi

pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah.

Kambing banyak dipelihara oleh penduduk pedesaan (Basuki, 1996).

Dijelaskan lebih lanjut, alasannya pemeliharaan kambing lebih mudah dilakukan

daripada ternak ruminansia besar. Kambing cepat berkembang biak dan

pertumbuhan anaknya juga tergolong cepat besar. Menurut Sarwono (2007), nilai

ekonomi, sosial, dan budaya beternak kambing sangat nyata. Dijelaskan lebih

lanjut, besarnya nilai sumber daya bagi pendapatan keluarga petani bisa mencapai

14-25 % dari total pendapatan keluarga dan semakin rendah tingkat per luasan

lahan pertanian, semakin besar nilai sumber daya yang diusahakan dari beternak

kambing. Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing akan semakin nyata jika

kaidah-kaidah usaha peternakan diperhatikan. Kaidah-kaidah itu antara lain

14

Page 15: skripsi rini lengkap

penggunaan bibit yang baik, pemberian pakan yang cukup dari segi gizi dan

volume, tatalaksana pemeliharaan yang benar, serta memperhatikan permintaan

dan kebutuhan pasar (Hanum, 2010).

Ternak kambing merupakan ruminansia kecil yang mempunyai arti besar

bagi rakyat kecil yang jumlahnya sangat banyak. Ditinjau dari aspek

pengembangannya ternak kambing sangat potensial bila diusahakan secara

komersial, hal ini disebabkan ternak kambing memiliki beberapa kelebihan dan

potensi ekonomi antara lain tubuhnya relatif kecil, cepat mencapai dewasa

kelamin, pemeliharaannya relatif mudah, tidak membutuhkan lahan yang luas,

investasi modal usaha relatif kecil, mudah dipasarkan sehingga modal usaha cepat

berputar (Atmojo, 2007).

Menurut Suparman (2007) bahwa, kita mengenal salah satu bangsa

kambing yang tersebar diseluruh dunia yaitu kambing kacang. Kambing kacang

merupakan bangsa kambing lokal asli Indonesia. Tubuh kambing kacang kecil

dan relatif lebih pendek, jantan maupun betina bertanduk, leher pendek dan

punggung meninggi, warna bulu hitam, cokelat, merah, atau belang yang

merupakan kombinasi dari warna yang ada pada kambing tersebut, tinggi

kambing jantan dewasa rata-rata 60 cm – 70 cm, betina dewasa 50 cm – 60 cm,

berat badannya kambing jantan dewasa antara 25 – 30 Kg dan betina dewasa 15 –

25 Kg, kepala ringan dan kecil, telinga pendek dan tegak lurus mengarah keatas

depan. Kehidupannya sangat sederhana, memiliki daya adaptasi yang tinggi

terhadap kondisi alam setempat dan reproduksinya dapat digolongkan sangat

tinggi.

15

Page 16: skripsi rini lengkap

Ternak kambing merupakan salah satu ternak yang dikenal secara luas

oleh masyarakat karena sangat potensial untuk berkembang, selain dapat

menghasilkan daging dan kulit, kambing juga dapat menghasilkan susu yang nilai

bergizi lebih tinggi dibanding dengan susu dari ternak lainnya. Ternak kambing

yang banyak terdapat di Indonesia adalah kambing kacang dan kambing lokal.

Kambing kacang merupakan kambing asli dengan ukuran badan kecil, sedangkan

kambing lokal diduga merupakan percampuran antara kambing kacang dengan

berbagai jenis kambing pendatang. Semua kambing peliharaan itu dimanfaatkan

untuk penghasil daging dan kulit (Anonim, 2012).

2.2 Arti Ekonomi Ternak Kambing

Beternak kambing sebenarnya banyak keuntungan bila dibandingkan

dengan kemungkinan kerugian yang diderita. Beternak kambing sudah

memasyarakat, seperti ayam, itik maupun lembu. Pemeliharaan kambing tidak

menuntut banyak persyaratan khusus dalam pemeliharaan. Kemudian satu faktor

yang sangat penting dan menggembirakan adalah hampir setiap orang suka daging

kambing, juga banyak masakan-masakan yang dibuat dengan bahan utama daging

kambing. Selain itu kambing juga menghasilkan susu yang dapat diminum dan

mempunyai khasiat hebat untuk mengurangi rasa sakit dari penyakit maag

(Muljana, 2001).

Murtidjo (1993) bahwa secara ekonomis ternak kambing memiliki

beberapa kelebihan dibandingkan dengan ternak ruminansia lainnya, diantaranya:

- Tubuh ternak kambing relatif kecil dan cepat dewasa kelamin, sehingga usaha

tidak memiliki keuntungan ekonomis yang cukup tinggi.

16

Page 17: skripsi rini lengkap

- Kambing merupakan ternak ruminansia kecil, yang dalam pemeliharaan tidak

memerlukan lahan/tanah yang luas.

- Investasi usaha ternak kambing membutuhkan modal relatif kecil, sehingga

setiap investasi lebih banyak unit produksi yang dapat dicapai.

- Modal usaha untuk ternak kambing lebih cepat berputar, karena ternak

kambing lebih cepat dewasa kelamin dan dapat lebih cepat dipotong

dibandingkan dengan ternak ruminansia besar.

- Karkas kambing yang kecil akan lebih mudah dijual sehingga relatif lebih

cepat dikomsumsi.

Beternak kambing akan memberikan keuntungan dan tambahan

penghasilan bagi peternak, karena cepat berkembang biak. Selain itu juga tidak

memerlukan modal yang banyak dan cara pemeliharaannya mudah. Hal ini sangat

didukung dengan keadaan-keadaan di Sulawesi Selatan. Karena daerah ini

mempunyai kekayaan akan berbagai tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai

sumber pakan ternak kambing (Anonim, 2012).

Ternak kambing di Indonesia dipelihara sebagai tabungan, penghasil

pupuk kandang, penghasil daging, susu dan kulit serta untuk meningkatkan status

sosial bagi pemiliknya. Pemeliharaan ternak kambing dilakukan secara sederhana,

sebagai usaha sambilan untuk tambahan penghasilan keluarga. Selain sebagai

usaha sambilan, beternak kambing dapat pula dijadikan sumber mata pencaharian,

kalau petani peternak punya modal cukup, punya perhatian khusus terhadap

budidaya dan perkembangan ternaknya, mampu menerapkan manajemen usaha

17

Page 18: skripsi rini lengkap

yang baik, tahu ilmu dagang dan tidak buta perkembangan harga pasar (Sarwono,

2007).

2.3 Performance Eksterior Ternak Kambing

Ukuran-ukuran tubuh merupakan faktor yang banyak berhubungan dengan

performance ternak. Penggunaan ukuran-ukuran badan, sangat baik untuk berat

badan maupun untuk mengetahui sifat keturunan dan produksi, sehingga dengan

memakai ukuran-ukuran badan dapat menilai performance ternak (Setiadi, 2003).

Kambing Kacang memiliki warna bulu biasanya hitam, coklat dan

kadangkala terdapat tompok-tompok putih dikaki atau badan.Rata-rata ketinggian

55-60 cm. Kadar kelahiran kembar adalah baik dan pengeluaran susu adalah

sedikit yaitu 0.3 kg/hari (3 bulan pertama) dan 0.2 kg/hari (4-6 bulan). Berat lahir

ialah 1.6 kg (Jantan) dan 1.8 kg (Betina) manakala berat dewasa , 25-30 kg

(Jantan) dan 20-25 kg (Betina).

Santosa (2002) menyatakan cara pengukuran panjang tanduk, lingkar

dada, panjang badan dan tinggi pundak pada ternak kambing adalah sebagai

berikut:

1. Panjang Tanduk : diukur menggunakan tongkat ukur mulai dari pangkal

tanduk sampai ujung tanduk

2. Lingkar dada : diukur dengan pita meter melingkar dada kambing tepat

dibelakang kaki depan

3. Panjang badan : diukur secara lurus dengan tongkat ukur dari siku sampai

benjolan tulang tapis

18

Page 19: skripsi rini lengkap

4. Tinggi pundak : diukur lurus dengan tongkat ukur dari titik tertinggi puncak

sampai tanah.

Ciri-ciri kambing Kacang adalah antara lain bulu pendek

dan berwarna tunggal (putih, hitam dan coklat). Adapula yang

warna bulunya berasal dari campuran ketiga warna tersebut.

Kambing jantan maupun betina memiliki tanduk yang berbentuk

pedang, melengkung ke atas sampai ke belakang. Telinga

pendek dan menggantung. Janggut selalu terdapat pada jantan,

sementara pada betina jarang ditemukan. Leher pendek dan

punggung melengkung. Kambing jantan berbulu surai panjang

dan kasar sepanjang garis leher, pundak, punggung sampai ekor

(Setiadi, 2003).

Tingkat kesuburan kambing Kacang tinggi dengan kemampuan hidup dari

lahir sampai sapih 79,4%, sifat prolifik anak kembar dua 52,2%, kembar tiga

2,6% dan anak tunggal 44,9%. Kambing Kacang dewasa kelamin rata-rata umur

307,72 hari, persentase karkas 44-51%. Rata-rata bobot anak lahir 3,28 kg dan

bobot sapih (umur 90 hari) sekitar 10,12 kg..

Kambing Kacang adalah salah satu kambing lokal di Indonesia dengan

populasi yang cukup tinggi dan tersebar luas. Kambing kacang memiliki ukuran

tubuh yang relatif kecil, memiliki telinga yang kecil dan berdiri tegak. Kambing

ini telah beradaptasi dengan lingkungan setempat, dan memiliki keunggulan pada

tingkat kelahiran. Beberapa hasil pengamatan menunjukkan bahwa litter sizenya

adalah 1.57 ekor (SETIADI 2003). kambing ini memiliki keterbatasan dengan

19

Page 20: skripsi rini lengkap

rataan bobot badan dewasa yang cukup rendah yaitu sekitar 20–25 kg, dengan

tinggi pundak pada jantan dewasa dan betina dewasa adalah 53,80 ± 2,88 cm dan

52,00 ± 7,38 cm (SETIADI et al., 1997). Kambing ini memiliki tanduk baik

jantan maupun betina. Secara umum warna tubuhnya adalah gelap dan coklat.

Tabel 2. Rataan morfologis kambing kacang

Parameter Kambing KacangBetina

Kambing KacangJantan

Panjang Pundak 50,33 ± 6,72 55Tinggi Pundak 52,00 ± 7,38 55,7Tinggi Pinggul 58,40 ± 1,67 58,4

Lebar Dada - -Lingkar Dada 64,77 ± 5,80 67,6

Panjang Tanduk 7,82 ± 0,95 7,8 Panjang Telinga 14,99 ± 1,05 4,5

Panjang Ekor 11,97 ± 0,57 12 Lebar Ekor 2 2,5

Sumber : Setiadi et al,1997

Panjang Tanduk. Rataan panjang tanduk kambing betina dewasa adalah

7, 82 ± 0, 95 cm dan pada jantan 7,8 cm. Kambing jantan maupun betina memiliki

tanduk yang berbentuk pedang, melengkung ke atas sampai ke belakang. Baik

betina maupun yang jantan memiliki dua tanduk yang pendek.

Panjang Badan. Rataan panjang badan kambing betina dewasa adalah

56,64 ± 4,67 cm dan pada jantan 55 cm . Angka ini lebih tinggi dari yang didapat

SETIADI et al., (1997), dimana panjang badan betina dewasa 50,33 ± 6,72 cm.

Semakin bertambahnya umur kambing, panjang badan juga meningkat.

Tinggi Pundak. Rataan tinggi pundak kambing Kacang betina dewasa adalah

52,45 ± 2,91 cm. Sedangkan SETIADI et al., (1997) mendapatkan ukuran tinggi

pundak pada kambing kacang betina dewasa 52,00 ± 7,38 cm.

20

Page 21: skripsi rini lengkap

Lingkar Dada. Kambing Kacang betina dewasa mempunyai lingkar dada 54,09 ±

3,27 cmv. Angka ini jauh lebih rendah dari yang didapat SETIADI et al., (1997),

dimana lingkar dada betina dewasanya 64,77 ± 5,80 cm

2.4 Penentu Harga Ternak Kambing

Basuki, N (1996) bahwa harga adalah suatu tingkat kemampuan sesuatu

barang untuk ditukar dengan barang, harga merupakan ukuran nilai dari barang

dan jasa. Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk

memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting

bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak

(Manulang, 1994).

Harga jual ditetapkan oleh pembeli dan penjual dalam suatu proses tawar

menawar, penjualan akan meminta harga jual yang lebih tinggi diharapkan akan

diterima, sedangkan pembeli akan menawar lebih rendah yang diharapkan akan

dibayarnya dengan tawar menawar dan mereka akan sampai pada suatu

kesepakatan tentang harga (Kotler, 1992:49)

Menurut Kotler (2004) bahwa: “Penetapan harga jual adalah proses

penentu apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam penjualan produknya”.

Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-

perusahaan kecil harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya

oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan

harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini

21

Page 22: skripsi rini lengkap

manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga

serta memberikan persetujuan atas usulan harga dari manajemen dibawahnya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah

biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa

ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk

mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan

untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat

untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan

kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan

kepada konsumen (Kotler, 2004).

Downey dan Ericson (1992), bahwa “Ada sejumlah cara dalam

menentukan harga, tetapi cara apapun yang digunakan seharusnya

memperhitungkan faktor-faktor situasional. Faktor-faktor itu meliputi:

1. trategi perusahaan dan komponen-komponen lain didalam bauran

pemasaran.

2. Perluasan produk sedemikian rupa sehingga produk dipandang berbeda dari

produk-produk lain yang bersaing dalam mutu atau tingkat pelayanan

konsumen.

3. Biaya dan harga pesaing.

4. Ketersediaan dan harga dari produk pengganti.

Menurut Saefuddin (2002) bahwa Dalam menentukan harga jual, ada

beberapa parameter yang harus dicermati agar kualitas produk bisa dipertahankan

22

Page 23: skripsi rini lengkap

atau bahkan ditingkatkan sedangkan dari harga penjualan usaha tersebut tidak

mengalami kerugian bahkan mendapatkan keuntungan, strateginya adalah :

- Untuk mendapatkan harga modal awal (bahan baku) yang rendah/murah

didapat dengan cara membeli langsung dari produsen atau membuat produk

sendiri. Dengan demikian kita bisa mendapatkan kisaran harga yang tidak

terlalu tinggi dibanding para pesaing.

- Strategi berikutnya adalah sebaiknya jangan terlalu tinggi/besar dalam

menentukan tingkat keuntungan bagi perusahaan. Hal ini dapat disiasati

dengan cara menjual dengan kuantitas yang banyak.

- Hendaknya harga yang ditawarkan kepada konsumen cukup kompetitif

dengan harga produk pesaing.

- Lakukan efisiensi dan efektifitas biaya operasional sehari-hari untuk menekan

biaya produksi.

Sedikit banyak Informasi yang diperoleh konsumen mempengaruhi

terjadinya satu transaksi karena konsumen mempunyai informasi atau referensi

untuk membandingkan harga produk yang satu dengan produk yang lain dan

dengan produk alternatif. Konsumen dalam upaya memutuskan pengambil

keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi dan dikenal dengan istilah

peranan price awareness dan prices consciousness. Adapun yang dimaksud

dengan price awareness adalah kemampuan individu/konsumen untuk mengingat

harga baik harga produk itu sendiri maupun harga produk kompetitor untuk

dijadikan referensi. Sedangkan pengertian dari price consciousness adalah

kecenderungan konsumen untuk mencari perbedaan harga (Seragih 2001),

23

Page 24: skripsi rini lengkap

Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program

pemasaran. Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita

dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan,

keinginan, dan harapan konsumen. Berbicara harga berarti bicara tentang citra

kualitas dan seberapa tinggi ekslusifitasnya. Tinggi rendahnya harga sangat

berpengaruh terhadap persepsi kualitas, sehingga ikut menentukan citra terhadap

sebuah merek atau produk. Dalam persepsi konsumen sering berlaku logika

bahwa harga yang mahal berarti kualitas bagus dan harga yang murah berarti

kualitasnya kurang. Pada tingkat tertentu menetapkan harga berarti juga berbicara

mengenai ekslusifitas. Walaupun harus mempertimbangkan berbagai faktor lain

terkait, secara kasar dapat dikatakan bahwa makin tinggi harga yang ditetapkan

secara relatif terhadap kompetitor, makin eksklusif pula konsumen sasarannya.

Seolah seperti piramida. Makin ke puncak makin kecil, makin tinggi harga yang

ditetapkan makin sedikit konsumen yang disasar (Kotler, 1990).

Penetapan harga juga berbicara mengenai variasi produk. Jika produknya

bervariasi tetapi ditetapkan dengan harga yang sama maka persepsi yang muncul

adalah kesamaan kualitas sebagai cerminan variasi produk secara horisontal. Juga

dapat dipakai untuk menjelaskan variasi produk secara vertikal dengan kualitas

yang bertingkat (Manulang, 1994).

2.5 Metode Penetapan Harga

Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan

variasi, dalam penetapan harga menurut Supriyono (1997), harga dapat ditentukan

atau dihitung :

24

Page 25: skripsi rini lengkap

1. Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus

pricing method). Metode penetapan harga ini adalah metode yang paling

sederhana di mana penjualan atau produsen menetapkan harga jual untuk satu

barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan

suatu jumlah untuk laba yang diinginkan (margin) pada tiap-tiap unit tersebut

sehingga formula menjadi: Cost plus pricing method = Biaya total + laba =

Harga jual. Metode ini mempertimbangkan bahwa ada bermacam macam

jenis biaya dan biaya ini dipengaruhi secara berbeda oleh kenaikan atau

penurunan keluaran (output) = hasil nyata

2. Harga yang berdasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan suplai.

Metode penetapan harga yang lain adalah metode menentukan harga terbaik

demi tercapainya laba yang optimal melalui keseimbangan antara biaya

dengan permintaan pasar. Metode ini memang paling cocok bagi perusahaan

yang tujuan penetapan harga-harganya memaksimalkan laba. Dalam

menentukan harga dan mendaya gunakannya tentunya perlu pemahaman

tentang konsep-konsep istilah berikut seperti:

1) Biaya tetap total (Total fixed cost).

2) Biaya variabel (Variable cost).

3) Biaya total (Total cost).

4) Biaya marginal (Marginal cost).

Analisa suplai dan permintaan yang dipakai sebagai dasar penetapan harga

kurang didayagunakan dalam kalangan bisnis. Menurut mereka analisa ini hanya

bisa dipakai untuk mempelajari perkembangan harga masa lalu, tidak bisa

25

Page 26: skripsi rini lengkap

didayagunakan sebagai pegangan praktis dalam penetapan harga sekarang dan

akan datang.

3. Penetapan harga yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga

yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar adalah suatu metode penetapan

harga yang berorientasi pada kekuatan pasar di mana harga akan menentukan

harga jualnya setelah menambah harga.

4. Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga ini merupakan

suatu metode penetapan harga yang berorientasi pada kekuatan pasar dimana

harga jual dapat ditetapkan sama dengan harga jual pesaing, di atas harga

pesaing atau di bawah harga pesaing.

a. Penetapan harga sama dengan harga saingan. Penetapan harga seperti ini

memang akan lebih menguntungkan jika dipakai pada saat harga dalam

persaingan itu tinggi. Dan pada umumnya digunakan oleh penjual untuk

barang-barang standar.

b. Penetapan harga di bawah harga saingan. Penetapan harga seperti ini biasanya

digunakan oleh para pengecer dan seringkali produsen tidak mengetahui

adanya praktek-praktek yang demikian. Pengecer pada dasarnya melihat

bahwa nama baik produsen ikut membawa nama baik pengecer.

Menurut Sudjana (2001) menyatakan bahwa metode penetapan harga

sebagai berikut:

a. Menghitung seluruh biaya tiap unit ditambah marjin tertentu (laba yang

dikehendaki).

26

Page 27: skripsi rini lengkap

b. Menghitung terlebih dulu titik pulang pokok penjualan atau Break Even

Point, yaitu titik di mana jumlah penerimaan penjualan persis sama dengan

seluruh biaya yang dikeluarkan (Total Revenue = Total Cost), apabila

penjualan berada di bawah BEP, maka perusahaan menderita kerugian.

c. Menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Hal ini biasanya mempunyai

tujuan:

1. Untuk berjaga-jaga terhadap kekeliruan di dalam penetapan harga

2. Untuk mempertinggi kualitas/mutu produk

3. Untuk mencapai keuntungan per kesatuan produk yang tinggi.

Kelemahan metode ini ialah:

a. Sulit untuk menemukan pembeli yang bersedia membeli produk baik produk itu

masih baru maupun yang telah berada pada tahap kejenuhan.

b. Memberi kesempatan kepada pesaing untuk merebut konsumen.

c. Menetapkan harga yang serendah-rendahnya. Strategi ini dapat dipakai apabila

perusahaan menginginkan volume penjualan yang tinggi dan laba tiap kesatuan

produk relatif rendah. Namun demikian strategi ini dirasa lebih agresif dapat

memperkuat kedudukan perusahaan di pasar.

Dalam penetapan harga, sering kita jumpai harga ditetapkan secara:

a. Psikologis. Penetapan harga ini biasanya diberikan pada para penyalur atau

pengecer.

b. Bertingkat. Penetapan ini juga lebih sering digunakan oleh pengecer daripada

pedagang besar atau oleh perusahaan sendiri.

27

Page 28: skripsi rini lengkap

c. Pemberian potongan pembelian. Di sini penjual memberikan potongan

(discount) yaitu, pengurangan dari harga yang ada dan potongan ini

diwujudkan dalam bentuk tunai.

Beberapa jenis potongan pembelian yaitu :

a. potongan kuantitas,

b. potongan tunai,

c. Potongan dagang

d. Geografis.

Penjualan kadangkala membedakan harga produk untuk daerah penjualan

yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan untuk pengiriman keluar kota/keluar pulau

harus, ditambah ongkos kirim atau ongkos angkut. Sehingga bisa ditanggung

seluruhnya oleh penjual atau pembeli dapat pula ditanggung secara bersama –

sama yaitu masing-masing menanggung sebagian saja.

2.6 Faktor-faktor Penentu Harga Jual

Menurut Kotler (2004) bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi penentu

harga jual yaitu laba, biaya produksi, dan faktor ekstern. Sedangkan secara umum

ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual, yaitu

faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal perusahaan.

1. Faktor internal perusahaan yang dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual akan

meliputi :

a. Tujuan pemasaran perusahaan.

Tujuan ini bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinaan

28

Page 29: skripsi rini lengkap

dalam kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lain-lain.

b. strategi bauran pemasaran.

Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena

itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran

lainnya, yaitu produk,distribusi, dan promosi.

c. Biaya

Biaya sebagai faktor yang menentukan harga minimal yang harus

ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu setiap

perusahaan pasti menaruh perhatian pada aspek struktur biaya (tetap dan variabel),

serta jenis-jenis biaya lainnya.

d. Organisasi

Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus

menetapkan harga. Setiap perusahaan hars menangani masalah penetapan

harga menurut cara masing-masing. Dalam Pasar Industri, pata wiraniaga

(salespeople) diperkenalkan untuk bernegosiasi dengan pelanggannya guna

menetapkan rentang (range) harga tertentu.

2. Faktor eksternal perusahaan yang dipertimbangkan dalam menetapkan harga

jual akan meliputi :

a. Sifat pasar dan permintaan. Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar.

Memperhatikan sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya akan diupayakan

melalui serangkaian pertanyaan apakah pasar termasuk pasar persaingan

29

Page 30: skripsi rini lengkap

sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli,atau monopoli. Faktor lain

yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.

b. Persaingan merupakan kekuatan pokok yang mempengaruhi persaingan

dalam suatu industri ada lima, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan,

produk substitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru.

c. Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya. Selain faktor-faktor tersebut,

perusahaan juga perlu memperhatikan faktor kondisi ekonomi (inflasi, boom

atau resesi, tingkat bunga), kebijakan dan peraturan pemerintah dan aspek

sosial (kepedulian terhadap lingkungan).

2.7 Pedagang Pengecer

Harus disadari pula bahwa keberadaan pedagang mengeruk keuntungan

dari jerih payah petani. Tidak tepat kiranya kalau dianggap pedagang pengeruk

keuntungan dari jerih payah petani. Walaupun ini merupakan dilema, tetapi tanpa

petani tidak akan berbuat banyak karena pedagang merupakan penyalur antara

produsen dengan konsumen, dan mereka juga membutuhkan biaya, manajemen

dan tenaga kerja, serta keahlian dan keberanian yang khusus. Jadi, wajar kalau

mereka mengambil keuntungan dari usaha yang dilakukannnya. Kalau tingkat

keuntungan yang diambil pedagang tidak layak,maka disinilah dibutuhkan campur

tangan pemerintah, paling tidak untuk memperpendek rantai pemassaran yang

berjalan (Daniel, 2002)

Pedagang pengecer merupakan aktifitas dari jalur pemasaran. Mereka

inilah yang berhadapan langsung dengan ko nsumen di pasar. Pedagang pengecer

menerima atau membeli bisa dari peternak, pedagang pengumpul,maupun

30

Page 31: skripsi rini lengkap

pedagang besar. Tentu saja jalur pemasarannnya akan berbeda jika hal ini terjadi.

Namun, terpenting pada pedagang pengecer ini adalah mereka mengetahui

langsung keadaan konsumen (Sutisnah, 2002).

Kotler (1997: 198) bahwa penjualan barang dan jasa langsung kepada

konsumen akhir untuk penggunaan sifatnya pribadi, bukan bisnis. Badan usaha

yang melakukan penjualan ini, apakah seorang produsen, pemborong atau

pengecer yang melakukan penjualan secara eceran. Tak soal bagaimana barang

atau jasa itu dijual (di toko, di jalan, atau dirumah konsumen). Sebaiknya seorang

pengecer atau toko pengecer adalah segala usaha bisnis yang volume

penjualannnya terutama berasal dari penjualan eceran.

Kerangka Pikir

Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program

pemasaran. Menetapkan harga berarti bagaimana mempertaukan produk kita

dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan,

keinginan, dan harapan konsumen. Berbicara harga berarti bicara tentang

kualitas dan seberapa tinggi ekslusifitasnya.

Harga yang terbentuk merupakan kesepakatan antara konsumen dan pengecer

dengan pengecer dengan pertimbangan penampilan fisik (performance eksterior),

yaitu panjang tanduk, lingkr dada, panjang badan, dan tinggi pundak.

Panjang Tanduk pengecerLingkar DadaTinggi pundak Panjang badan HARGA JUAL

konsumen

31

PE

Page 32: skripsi rini lengkap

Gambar 1. Bagan kerangka pikir

Hipotesis Penelitian

H1 = Performance eksterior (Panjang Tanduk, Lingkar Dada, Panjang Badan dan

Tinggi Pundak) berpengaruh sebagai penentu harga jual ternak kambing

pada pedagang pengecer, di Makassar.

Ho = Performance eksterior (Panjang Tanduk, Lingkar Dada,Panjang Badan dan

Tinggi Pundak) tidak berpengaruh sebagai penentu harga jual ternak

kambing pada pedagang pengecer, di Makassar.

32

Page 33: skripsi rini lengkap

BAB IIIMETODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan agustus sampai

september 2012, bertempat di Makassar.

2.2 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian adalah Kuantitatif Eksplanatori yang bertujuan

menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dalam hal

ini melihat pengaruh performanse eksterior (panjang tanduk, lingkar dada,

panjang badan dan tinggi pundak) sebagai penentu harga jual ternak kambing

pada pedagang pengecer, di Makassar.

2.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh transaksi penjualan ternak

kambing yang dilakukan oleh pedagang pengecer di Makassar. Dan untuk

mempermudah dalam pengambilan sampel dilakukan cluster dengan membagi

kota Makassar menjadi 4 wilayah yaitu utara (sudiang), timur (perintis

kemerdekaan), selatan (syech yusuf) dan barat (jln sembilan). Pada setiap cluster

akan ditetapkan 1 pedagang pengecer.

33

Page 34: skripsi rini lengkap

2.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan dan pengukuran langsung panjang

tanduk, lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak terhadap ternak

kambing yang akan di jual oleh pedagang pengecer.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui interview

langsung dengan pedagang pengecer di Makassar.

2.5 Jenis Dan Sumber Data

Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian yaitu:

Data Kuantitatif adalah pengolahan data dengan kaidah-kaidah matematik

terhadap data angka. Angka dapat merupakan representasi dari suatu kuantitatif

maupun angka sebagai hasil konversi dari suatu kualitatatif, yakni data kualitatif

yang dikuantifikasikan, contohnya panjang tanduk, lingkar dada, panjang badan,

tinggi pundak dan harga. Berdasarkan hasil dari observasi yang telah diolah

Adapun sumber data yang dipergunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Data primer yaitu data yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara

langsung terhadap pedagang pengecer di Makassar.

2. Data sekunder yaitu data yang diporeleh dari hasil instansi terkait dengan

penelitian.

2.6 Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Regresi Linear

berganda yang bertujuan untuk mengetahui/memprediksi adanya pengaruh

34

Page 35: skripsi rini lengkap

performance eksterior sebagai penentu harga jual ternak kambing pada pedagang

pengecer di, Makassar. Dengan menggunakan SPSS 17 for windows.

Adanya persamaan dari regresi berganda adalah sebagai berikut (Algifari, 2000)

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = harga ternak yang dijual (Rp/ekor)

a = konstanta

X1= panjang tanduk(cm)

X2 = lingkar dada (cm)

X3 = panjang badan (cm)

X4 = tinggi pundak (cm)

b1 b2 b3 dan b4 = koefisien regresi variable X1,X2,X3, dan X4

e = standar error

Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama panjang tanduk (X1),

lingkar dada (X2), panjang badan (X3), tinggi pundak (X4) terhadap harga ternak

yang dijual (Y) digunakan uji F pada taraf kepercayaan 95 %.Untuk mengetahui

pengaruh secara individu (parsial) variable panjang badan (X1), dan tinggi pundak

(X2) terhadap harga ternak yang dijual (Y) digunakan uji t pada taraf kepercayaan

95 %

2.7 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini variabel jumlah ternak yang diteliti sebanyak 80 ekor

ternak kambing dari empat wilayah yang mewakili makassar, dari penelitian ini,

kami hanya mengukur badan atau performance eksterior dari setiap ekor ternak

35

Page 36: skripsi rini lengkap

kambing yang terjual seperti panjang tanduk, lingkar dada, panjang badan dan

tinggi pundak. Jadi dalam penelitian ini kami hanya mendekteksi pengaruh

performance eksterior terhadap nilai transaksi yang terjadi antara pedagang

pengecer dan konsumen

2.8 Konsep Operasional

1. Performance eksterior adalah penampilan luar ternak yaitu :

a. Pengukuran panjang tanduk (cm) menggunakan tongkat ukur mulai dari

pangkal tanduk sampai ujung tanduk.

b. Pengukuran lingkar dada (cm) menggunakan pita ukur dengan melilitkan

pita ukur disekeliling rongga dada belakang kaki depan, tepatnya pada

bagian rusuk ke-lima (Os costa).

c. Pengukuran panjang badan (cm) menggunakan tongkat ukur mulai dari

benjolan siku depan (Tuber humerus pada Os humerus) sampai benjolan

tulang tapis (tuber ischiadicum pada Os coxa).

d. Pengukuran tinggi pundak (cm) menggunakan tongkat ukur mulai dari titik

tertinggi pundak (Os vertebrae thoracalis III) ke tanah.

2. Pedagang pengecer adalah pedagang perantara yang membeli ternak kambing

dari peternak kemudian membawa kekiosnya yang berupa kandang dan

menjualnya ke konsumen akhir

3. Harga jual ternak kambing adalah harga yang di terima pedagang pengecer dari

penjualan ternak kambing yang terjadi dengan konsumen.

36

Page 37: skripsi rini lengkap

BAB VKEADAAN UMUM RESPONDEN

5.1 Keadaan Umum Responden

5.1.1 Umur Responden

Sumber daya manusia adalah salah satu faktor pendukung keberhasilan

suatu usaha dimana termasuk dalam hal ini umur seseorang. Umur seorang

pedagang pengecer berpengaruh terhadap kerja, sebab umur erat kaitannya dengan

kemampuan kerja serta pola pikir dalam menentukan corak dan bentuk serta pola

manajemen yang diterapkan dalam usaha. Berdasarkan hal inilah, maka peranan

tingkatan umur bagi peternak tidak dapat diabaikan. Klasifikasi umur responden

pada Pedagang Pengecer di Makassar dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Umur Pedagang Pengecer Kambing di MakassarNo Umur (Tahun) Frekuensi (Orang) Persentase (%)1.2.3.4.5.6.

25 - 29,5629,57 – 34,1234,13 – 38,6838, 67 – 43,2443,24 – 47,8047,81 – 55

11---2

2525---

50Total 4 100%

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2012.

Dalam Tabel 3 nampak bahwa umumnya responden masih tergolong usia

produktif, yaitu antara 25 tahun sampai dengan 55 tahun. Adapun jumlah tertinggi

adalah responden dengan tingkat umur 47,81 sampai dengan 55 tahun yaitu

sebanyak 2 orang atau 25 % dan terendah dengan responden dengan tingkat umur

yaitu 25 tahun sampai dengan 29,56 tahun dan 29,57 tahun sampai 34,12 tahun

37

Page 38: skripsi rini lengkap

yaitu sebanyak 2 orang atau 50 % . Dengan melihat komposisi tersebut maka

dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden berada dalam usia produktif.

5.1.2 Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jenis kelamin reponden yaitu

pedagang pengecer kambing di makassar dapat dilihat pada Tabel 4 :

Tabel 4. Jenis Kelamin Pedagang Pengecer Kambing di Makassar.No Tingkat Pendidikan Frekuensi (Orang) Persentase (%)1.2.

LakilakiPerempuan

4-

1000

Total 4 100%Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2012.

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa semua responden berjenis kelamin

laki-laki, hal ini dikarenakan kaum lelaki memang bekerja untuk menafkahi

keluarga sedangkan perempuan hanya mengurus anak, pekerjaan rumah tangga,

dan terkadang turut membantu suami bekerja diladang pertanian.

5.1.3 Tingkat Pendidikan

Indikator lain yang dianggap berpengaruh terhadap keberhasilan suatu

usaha pedagang pengecer adalah tingkat pendidikan. Perbedaan tingkat

pendidikan akan menyebabkan pula perbedaan cara dan pola pikir pedagang

pengecer dalam mengadopsi berbagai inovasi dan teknologi yang dapat

meningkatkan produktifitas dan efisiensi usaha. Tingkat pendidikan adalah strata

pendidikan formal tertinggi yang berhasil dicapai oleh pedagang pengecer sampai

pada saat penelitian dilakukan. Klasifikasi responden berdasarkan kategori tingkat

pendidikan formal dapat dilihat pada Tabel 5.

38

Page 39: skripsi rini lengkap

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Pedagang Pengecer di MakassarNo Tingkat Pendidikan Frekuensi (Orang) Persentase (%)1.2.3.4.5.

Tidak SekolahSD/SederajatSMP/SederajatSMA/SederajatS1

-3-1-

-75-

25-

Total 4 100%Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2012.

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa klasifikasi responden berdasarkan

tingkat pendidikanyang terdiri dari SD, SMP, SMA dan S1. Adapun jumlah

responden terbanyak yaitu tingkat pendidikan SD sebanyak 3 orang dengan

persentase 75%, sedangkan jumlah responden terkecil yaitu SMA sebanyak 1

orang dengan persentase 25%. Melihat kenyataan tersebut dapat dikatakan bahwa

kesadaran akan pentingnya pendidikan masyarakat kota Makssar belum cukup

baik.

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga dalam suatu rumah tangga adalah tanggungan

keluarga yang terdiri dari kepala rumah tangga, istri dan anak serta anggota

keluarga lainnya yang menjadi tanggungan dari kepala keluarga. Dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Tanggungan Keluarga Pedagang Pengecer Kambing di Makassar.

No Jumlah Tanggungan Keluarga (orang)

Frekuensi Persentase (%)

1.2.3.4.

1 – 23 – 45 – 67 – 8

112-

252550-

Total 4 100%Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2012.

39

Page 40: skripsi rini lengkap

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki jumlah

tanggungan keluarga yang paling banyak adalah antara 5 orang sampai dengan 6

orang, yakni sebanyak 2 orang dengan persentase 50%, sedangkan yang paling

sedikit adalah responden dengan jumlah tanggungan keluarga antara 1-2 orang

sebanyak 1 orang dengan persentase 25%.

40

Page 41: skripsi rini lengkap

BAB VIHASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Metode Penetapan Harga

Pedagang Pengecer merupakan pedagang perantara yang membeli ternak

kambing dari peternak kemudian membawa kekiosnya yang berupa kandang dan

menjualnya ke konsumen akhir. Adapun metode penetapan harga ternak kambing

yang dilakukan pedagang pengecer di kota makassar dengan cara penetapan harga

berdasarkan biaya (cost-based Pricing), penetapan harga dengan pendekatan biaya

dalam hal ini pedagang pengecer ternak kambing di kota makassar yaitu

penetapan harga mark-up dimana para pedagang pengecer membeli ternak

kambingnya di peternak kemudian dijual kembali dengan menambahkan harga

jual untuk mendapatkan keuntungan dan menutupi biaya-biaya yang ada seperti

biaya pakan, obat dan pekerja. Walaupun terdapat biaya biaya yang dikeluarkan

selama proses penjualan atau menunggu pembeli, pihak pedagang tidak dapat

melakukan identifikasi biaya perekor, baik pakan maupun obat obatan,karena bagi

mereka dianggap tidak terlalu besar dan sulit diperhitungkan karena jumlah

kambing didalam kandang penjualan selalu berubah, yang penting menurut

pedagang pengecer adalah kambing terjual dan ada selisih dari harga beli.

Secara teoritis dalam menetapkan harga, produsen dapat menetapkan

dengan beberapa alternatif seperti di bawah ini (Sudjana, 2001):

a. Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing).

Suatu strategi penetapan harga yang lama, dimana harga ditentukan

berdasarkan jumlah biaya per satuan produk yang keluar ditambah dengan

41

Page 42: skripsi rini lengkap

keuntungan yang diharapkan. Beberapa metode penetapan harga dengan

pendekatan biaya:

Penetapan Harga Biaya Plus (Cost Push Pricing Method)

Dengan metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung

jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba

yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut margin).

Penetapan Harga Mark-Up

Yaitu dimana para pedagang membeli barang-barang dagangannya

untuk dijual kembali dan harga jualnya dengan menambahkan mark-up tertentu

terhadap harga beli.

Penetapan harga Break–Even

Yaitu penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih

mempertimbangkan biaya. Perusahaan dikatakan break-even apabila

penerimaan sama dengan biaya yang dikeluarkannya, dengan anggapan bahwa

harga jualnya sudah tertentu.

b. Penetapan harga berdasarkan harga competitor.

Penetapan harga dilakukan dengan menggunakan harga competitor sebagai

referensi, dimana dalam pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang

standar dengan kondisi pasar oligopoli. Untuk menarik dan meraih para

konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya menggunakan strategi

harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para

pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar

dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.

42

Page 43: skripsi rini lengkap

c. Pendekatan harga berdasarkan permintaan (demand-based pricing).

Proses penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap value yang

diterima (price value), sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk

mengetahui value dari harga terhadap kualitas, maka analisa Price Sensitivity

Meter (PSM) merupakan salah satu bentuk yang dapat digunakan. Pada analisa

ini konsumen diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa

harga murah, terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan

dengan kualitas yang diterima

Dari perbandingan teori penetapan harga yang ada dengan apa dilakukan

oleh pedagang, dapat dinyatakan bahwa pedagang pengecer tidak melakukan

penetapan berdasarkan persaingan dan permintaan, akan tetapi berdasarkan

biaya. Dengan mempertimbangkan bahwa pedagang pengecer tidak

melakukan perhitungan biaya perekor dan sama sekali tidak berusaha

memperhitungkan nilai pulang pokok berdasarkan biaya yang dikeluarkan,

akan tetapi pedagang hanya menambahkan suatu nilai tertentu yang

diperkirakan layak berdasarkan kondisi ternak kambing yang dijual pada saat

terjadi transaksi, dapat disimpulkan bahwa metoda penetapan harga yang

dilakukan oleh pedagang pengecer berdasarkan metoda “mark up pricing”.

Metoda ini memungkinkan pedagang pengecer melakukan subsidi silang

terhadap ternak kambing yang terpaksa dijual lebih murah karena berbagai

pertimbangan, misalnya aspek kondisi kesehatan dan cacat atau tidaknya

seekor ternak kambing.

43

Page 44: skripsi rini lengkap

6.2 Hasil Pengukuran Performance Eksternal Ternak Kambing

Ukuran tubuh merupakan faktor yang banyak berhubungan dengan

performance ternak. Penggunaan ukuran badan sangat baik untuk berat badan

maupun untuk mengetahui sifat keturunan dan produksi, sehingga dengan

memakai ukuran – ukuran badan dapat menilai performance ternak. Hasil

pengukuran performanc ternak kambing sebagai berikut :

a. Panjang Tanduk

Panjang tanduk diukur dengan pita meter. Dari hasil penelitian maka

didapatkan ukuran panjang tanduk kambing pada pedagang pengecer,

Makassar dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Panjang Tanduk Ternak Kambing Di Pedagang Pengecer, Makassar.

No Panjang Tanduk Frekuensi (ekor) Persentase (%)1.2.3.

3-67-1011-13

67121

83,7515

1,25Total 80 100%

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2012.

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa panjang tanduk berada pada 3

cm sampai 13 cm, panjang tanduk yang paling dominan berada pada 6 – 3 cm

sebanyak 67 orang dengan persentase 83,75%, sedangkan panjang tanduk dengan

frekuensi paling rendah berada pada interval 13 – 11 cm sebanyak 1 orang dengan

persentase 1,25%.

44

Page 45: skripsi rini lengkap

b. Lingkar Dada

Lingkar dada diukur dengan pita meter melingkar dada kambing di belakang

kaki depan. Dari hasil penelitian maka didapatkan ukuran lingkar dada kambing di

Makassar dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 . Lingkar Dada Ternak Kambing Di Pedagang Pengecer, Makassar.

No Lingkar dada Frekuensi (ekor) Persentase (%)1.2.3.

50-6061-7172-82

53207

66,2525

8,75Total 80 100%

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2012.

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa lingkar dada berada pada 82 cm

sampai pada 50 cm. lingkar dada yang paling dominan berada pada interfal 60 –

50 cm dengan 53 orang berada pada persentase 66,25% sedangkan pada frekuensi

terkecil berada pada interfal 82 – 72 cm sebanyak 7 orang dengan persentase

8,75%.

c. Panjang Badan

Panjang badan diukur secara lurus dengan tongkat ukur dari siku

(humerus) sampai benjolan tulang tapis (tuber ischii). Dari hasil penelitian maka

didapatkan ukuran panjang badan kambing pada pedagang pengecer di Makassar

dapat dilihat pada Tabel 9..

Tabel 9 . Panjang Badan Ternak Kambing Pada Pedagang Pengecer Di Makassar

No Panjang badan Frekuensi (ekor) Persentase (%)1.2.3.

48-5758-6768-77

383012

47,537,515

Total 80 100%Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2012.

45

Page 46: skripsi rini lengkap

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa panjang badan berada pada 48

cm dan tertinggi di 77 cm, panjang badan yang paling dominan berada pada 57-48

cm dengan jumlah frekuensi 38 orang dan persentase 47,5% sedangkan panjang

badan yang paling rendah dengan interfal 77 – 68 cm dengan jumlah frekuensi

12 orang dan perasentasi 15%.

d. Tinggi Pundak

Dari hasil penelitian maka di dapatkan ukuran pundak kambing pada

pedagang pengecer di Makassar dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10 . Tinggi pundak kambing pada pedagang pengecer di Makassar.

No Tinggi pundak Frekuensi (ekor) Persentase (%)1.2.3.

52-6061-6970-78

50282

62,5352,5

Total 80 100%Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2012.

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan, bahwa tinggi pundak berada pada 52

cm dan tertinggi di 78 cm, tinggi pundak yang paling dominan berapa pada

interfal 60-52 dengan jumlah frekuensi 50 orang dengan persentase 62,5%

sedangkan pada interfal 78-70 cm memiliki frekuensi 2 orang dengan persentase

2,5%.

e. Harga Kambing

Tinggi pundak diukur lurus dengan tongkat ukur dari titik tertinggi

puncak. Dari hasil penelitian maka didapatkan harga kambing pada pengecer di

Makassar dapat dilihat pada Tabel 11

.

46

Page 47: skripsi rini lengkap

Tabel 11 . Harga Kambing Pada Pedagang Pengecer Di Makassar

No Harga Frekuensi (ekor) Persentase (%)1.2.3

700.000-1.490.0001.490.001-2.280.0012.280.002-3.070.002

46322

57,5402,5

Total 80 100%Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2012.

Berdasarkan Tabel 11, bahwa harga kambing berkisar antara Rp 700.000

sampai Rp3.070.002. adapun harga kambing yang paling dominan adalah pada

interfal Rp 1.490.00-700.000 dengan jumlah frekuensi 46 orang dan persentase

26,56% sedangkan harga kambing yang paling rendah berada pada interfal

Rp3.070.002-2.280.002 dengan frekuensi 2 orang dan persentase 2,5%.

6.3 Uji Asumsi Klasik

Menurut Sarjono dan Winda (2011), model regresi linear dapat disebut

sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi

klasik sangat diperlukan sebelum melakukan uji analisis regresi. Uji asumsi klasik

terdiri atas uji normalitas, uji heterokedatisitas, uji multikorelasi, uji linearitas, dan

uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah variabel dependen,

variabel independen atau keduanya dari suatu model regresi memiliki distribusi

data normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah yang

memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

47

Page 48: skripsi rini lengkap

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 2 pada histogram maupun normal probability plot.

Dapat dilihat, bahwa pada histogram, data dikatakan memiliki data berbentuk

seperti lonceng. Sedangkan pada normal probability plot ada penyebaran titik-titik

disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, hal ini

berarti data tersebar berdistribusi normal.

48

Page 49: skripsi rini lengkap

2. Uji Heterokedatisitas

Menurut Wijaya (2009) dalam Sarjono dan Winda (2011),

heterokedatisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua

pengamatan/observasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap maka disebut homokedatisitas. Model regresi yang baik adalah

terjadi homokedatisitas dalam model, atau dengan perkataan lain tidak terjadi

heterokedatisitas. Dalam penelitian ini, uji heterokedatisitas digunakan adalah uji

scatterplot yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Uji Heterokedatisitas

Dari scatterplot pada Gambar 3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak,

baik di bagian atas angka 0 atau di bagian bawah angka 0 dari sumbu vertikal atau

sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heterokedatisitas dalam model regresi ini.

49

Page 50: skripsi rini lengkap

3. Uji Multikorelasi

Uji multikorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan diantara

variabel bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinieritas) atau

tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang

terjadi pada hubungan di antara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan

apabila jumlah variabel bebas lebih dari satu. Uji multikorelasi dalam penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 11 .

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 X1 .815 1.227

X2 .468 2.137

X3 .394 2.537

X4 .593 1.687

a. Dependent Variable: Y

Tabel 11. Uji multikorelasi

Berdasarkan Tabel 11 terlihat nilai VIF variabel independen yang terdiri

dari panjang tanduk (X1) = 1,227, lingkar dada (X2) = 2,137, panjang badan (X3)

= 2,537, tinggi pundak (X4) = 1,687 masing-masing < 10, maka dapat disimpulkan

tidak terjadi gejala multikolinieritas diantara variabel bebas. Hal ini dijelaskan

oleh Sarjono dan Winda (2011), untuk uji multikorelasi dilihat dari nilai VIF,

dimana jika VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas diantara variabel

bebas, dan jika VIF > 10 maka terjadi gejala multikolinieritas diantara variabel

bebas.

50

Page 51: skripsi rini lengkap

4. Uji Validitas

Untuk menguji validitas, yang diperhatikan tabel item total berikut dengan

melihat nilai r hitung pada kolom Corrected Item- Total Correlation. Uji Validitas

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 12.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 1.3346E6 1.599E11 .285 7.799E-5P2 1.3345E6 1.599E11 .477 6.075E-5P3 1.3345E6 1.599E11 .646 5.084E-5P4 1.3345E6 1.599E11 .825 5.357E-5P5 184.1500 274.357 .734 .762

Tabel 12. Uji Validitas

Berdasarkan tabel 12 bahwa suatu item pertanyaan dikatakan valid jika

Corrected Item-Total correlation (r hitung) lebih besar daripada r tabel. r tabel

dalam penelitian ini adalah 0,19 yang dapat dilihat pada Lampiran.

a. r hitung untuk item pertanyaan 1 adalah 0,285

b. r hitung untuk item pertanyaan 2 adalah 0,477

c. r hitung untuk item pertanyaan 3 adalah 0,646

d. r hitung untuk item pertanyaan 4 adalah 0,825

e. r hitung untuk item pertanyaan 4 adalah 0,734

Dari kelima pertanyaan memiliki nilai r hitung lebih besar dari nilai r

tabel. oleh karena itu disimpulkan bahwa keempat pertanyaan dikatakn valid.

51

Page 52: skripsi rini lengkap

5. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 13 Reliability

Statistics berikut ini

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

7.598E-5 5

Tabel 13. Uji Reliabilitas

Berdasarkan tabel 13 bahwa suatu kuesioner dikatakan relieble jika nilai

Cronbach’s Alpha > 0,60. Dengan melihat tabel Reliability Statistics, kita dapat

mengetahui nilai Cronbach’s Alpha = 7,598E-5 dengan jumlah item pertanyaan 5.

Dengan demikian kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini reliebel.

6.3 Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Performance Eksterior Sebagai Penentu Harga Jual Ternak Kambing Pada Pedagang Pengecer, Di Makassar

Untuk mengetahui pengaruh performance eksterior sebagai penentu harga

jual ternak kambing pada pedagang pengecer, di Makassar digunakan analisis

regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS

16,00 for windows. Adapun yang menjadi variabel pada penelitian ini yaitu terdiri

atas variabel bebas (independen) meliputi panjang tanduk (X1), lingkar dada

(X2), panjang badan (X3), dan tinggi pundak (X4). Sementara untuk variabel

terikat (dependen) adalah harga jual kambing (Y). Adapun hasil perhitungan

analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 14.

52

Page 53: skripsi rini lengkap

Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Performance Eksterior Sebagai Penentu Harga Jual Ternak Kambing Pada Pedagang Pengecer, di Makassar.

VariabelBebas

VariabelTerikat

KoefisienRegresi (B)

t Hitung Sig Keterangan

Konstanta Harga Jual -2660032,497 -8,185 .000X1 (y) 9885.564 .574 .567X2 -92.082 -.016 .987X3 11235.939 1.979 .051 Signifikan X4 55204.600 8.495 .000 Signifikan Multiple R = 0,841, R Square =0,707; Sign = 0,000 ; F Hitung = 45,194; F tabel = 2,81 ; t tabel = 1.66

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2012.

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel

terikat (dependen) secara bersama-sama (simultan) maka dilakukan uji F, dalam

analisa ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel,

pada taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05. Jika nilai F hitung lebih besar dari pada F

tabel, maka dengan demikian varabel bebas (independen) secara bersama-sama

berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel terikat (dependen).

Dari hasil perhitungan di peroleh F hitung sebesar 45,194 sedangkan nilai F

tabel 2,81, berarti F hitung lebih besar dari F tabel (45,194 > 2,81) hal ini menunjukkan

bahwa variabel panjang tanduk (X1), lingkar dada (X2), panjang badan (X3), tinggi

pundak (X4) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga jual

kambing pada pedagang pengecer di makassar.

Nilai R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasi antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 – 1, jika

mendekati 1, maka hubungan semakin erat. Sebaliknya jika mendekati 0, maka

hubungannya semakin lemah. Angka R yang didapatkan 0,841, artinya korelasi

antara variabel independen panjang tanduk (X1), lingkar dada (X2), panjang badan

53

Page 54: skripsi rini lengkap

(X3), tinggi pundak (X4) terhadap harga jual kambing (Y) sebesar 0,841. Hal ini

berarti terjadi hubungan yang sangat erat karena mendekati 1.

Nilai R Square (R2) atau kuadrat R menunjukkan koefisien determinasi.

Angka ini akan diubah ke bentuk persen, artinya persentase sumbangan pengaruh

variabel independen panjang tanduk (X1), lingkar dada (X2), panjang badan (X3),

tinggi pundak (X4) terhadap variabel dependen harga jual kambing (Y) sebesar

0,707 atau 70,7%, sedangkan sisanya sebesar 29,3% dipengaruhi oleh variabel

lain yang yang tidak dimasukkan dalam model ini.

Setelah melakukan uji F, maka untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat secara sendiri-sendiri, maka dilakukan uji t pada uji t

dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel pada taraf

kepercayaan 95% atau α = 0,05, jika t hitung lebih besar dari pada t tabel, maka

variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Adapun hasil pengujian variabel terikat secara individu adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Variabel Panjang Tanduk(X1) Terhadap Harga Jual Kambing (Y) Pada Pedagang Pengecer Di Makassar

Untuk dapat mengetahui bahwa panjang tanduk mempengaruhi harga jual

kambing dengan melihat hasil dari uji t atau uji hipotesis. Hasil Uji t atau uji

hipotesis dapat dilihat pada tabel 7 dimana nilai t hitung untuk variabel panjang

ttanduk terhadap harga jual kambing menunjukkan nilai t hitung = 0,574 lebih

kecil dari t tabel = 1,66. Dengan demikian dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil

penelitian ini panjang tanduk tidak signifikan mempengaruhi harga jual kambing

.

54

Page 55: skripsi rini lengkap

b. Pengaruh Variabel Lingkar Dada (X2) Terhadap Harga Jual Kambing (Y) Pada Pedagang Pengecer Di Makassar

Untuk dapat mengetahui bahwa lingkar dada mempengaruhi harga jual

kambing dengan melihat hasil dari uji t atau uji hipotesis. Hasil Uji t atau uji

hipotesis dapat dilihat pada table 8 dimana nilai t hitung untuk variabel panjang

ttanduk terhadap harga jual kambing menunjukkan nilai t hitung = -0,016 yang

lebih kecil dari t tabel = 1,66. Dengan demikian dapat diketahui bahwa berdasarkan

hasil penelitian ini lingkar dada tidak signifikan mempengaruhi harga jual

kambing.

c. Pengaruh Variabel Panjang Badan (X3) Terhadap Harga Jual Kambing (Y) Pada Pedagang Pengecer Di Makassar

Untuk dapat mengetahui bahwa panjang badan mempengaruhi harga jual

kambing dengan melihat hasil dari uji t atau uji hipotesis. Hasil Uji t atau uji

hipotesis dapat dilihat pada table 9 dimana nilai t hitung untuk variabel panjang

badan terhadap harga jual kambing menunjukkan nilai t hitung = 1,979 yang

lebih besar dari t tabel = 1,66. Dengan demikian dapat diketahui bahwa berdasarkan

hasil penelitian ini panjang badan secara signifikan mempengaruhi harga jual

kambing.

d. Pengaruh Variabel Tinggi Pundak.(x4) Terhadap Harga Jual Kambing (y) Pada Pedagang Pengecer Di Makassar

Untuk dapat mengetahui bahwa tinggi pundak mempengaruhi harga jual

kambing dengan melihat hasil dari uji t atau uji hipotesis. Hasil Uji t atau uji

hipotesis dapat dilihat pada table 10 dimana nilai t hitung untuk variabel tinggi

pundak terhadap harga jual kambing menunjukkan nilai t hitung = 8,495 yang

lebih besar dari t tabel = 1,66. Dengan demikian dapat diketahui bahwa berdasarkan

55

Page 56: skripsi rini lengkap

hasil penelitian ini tinggi pundak secara signifikan mempengaruhi harga jual

kambing

Karena pada pengujian awal variabel panjang tanduk (X1), dan lingkar

dada (X2) tidak signifikan terhadap harga jual maka dilakukan pemodelan ulang

terhadap variabel yang signifikan yaitu variabel panjang badan (X3), dan tinggi

pundak (X4), untuk mempermudah persamaan yang lebih baik untuk memprediksi

harga.

6.4 Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Performance Eksterior Sebagai Penentu Harga Jual Ternak Kambing Pada Pedagang Pengecer, Di Makassar

Adapun rekapitulasi hasil analisis terhadap variabel panjang badan (X3)

dan tinggi pundak (X4) di tunjukkan pada tabel 13.

Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Performance Eksterior Sebagai Penentu Harga Jual Ternak Kambing Pada Pedagang Pengecer, di Makassar.

VariabelBebas

VariabelTerikat

KoefisienRegresi (B)

t Hitung Sig Keterangan

Konstanta Harga Jual -2665046.870 -8.970 .000X3 (Y) 11725.962 2.573 .012 Signifikan X4 55564.053 8.683 .000 Signifikan Multiple R = 0,840, R Square =0,705; Sign = 0,000 ; F Hitung = 92.178; F tabel = 2,81 ; t tabel = 1.66

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2012.

Hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 15 maka dapat diketahui

koefisien regresi masing-masing variabel bebas (independen) dan nilai konstanta

sehingga dapat dibentuk suatu persamaan sebagai berikut :

Y = -2665046.870+11725.962X3 + 55564.053X4+ e

56

Page 57: skripsi rini lengkap

Dari persamaan regersi linear berganda diperoleh koefisien regresi yaitu

untuk variabel panjang badan (X3) dan tinggi pundak (X4) memiliki pengaruh

positif artinya setiap kenaikan nilai variabel panjang badan (X3), tinggi pundak

(X4) akan menyebabkan kenaikan harga jual kambing (Y).

Adapun nilai konstanta sebesar -2665046.870 menunjukkan bahwa pada

saat nilai variabel bebas yaitu panjang badan (X3), tinggi pundak (X4) sama

dengan nol, maka harga jual kambing (Y) akan bernilai Rp. -2665046.870.

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel

terikat (dependen) secara bersama-sama (simultan) maka dilakukan uji F, dalam

analisa ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel,

pada taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05. Jika nilai F hitung lebih besar dari pada F

tabel, maka dengan demikian varabel bebas (independen) secara bersama-sama

berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel terikat (dependen).

Dari hasil perhitungan di peroleh F hitung sebesar 92,178 sedangkan nilai F

tabel 2,81, berarti F hitung lebih besar dari F tabel (92,178 > 2,81) hal ini menunjukkan

bahwa variabel panjang badan (X3) dan tinggi pundak (X4) secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap harga jual kambing pada pedagang pengecer di

makassar.

Nilai R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasi antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 – 1, jika

mendekati 1, maka hubungan semakin erat. Sebaliknya jika mendekati 0, maka

hubungannya semakin lemah. Angka R yang didapatkan 0,840, artinya korelasi

antara variabel independen (X3) dan tinggi pundak (X4) terhadap harga jual

57

Page 58: skripsi rini lengkap

kambing (Y) sebesar 0,840. Hal ini berarti terjadi hubungan yang sangat erat

karena mendekati 1.

Nilai R Square (R2) atau kuadrat R menunjukkan koefisien determinasi.

Angka ini akan diubah ke bentuk persen, artinya persentase sumbangan pengaruh

variabel independen panjang badan (X3), tinggi pundak (X4) terhadap variabel

dependen harga jual kambing (Y) sebesar 0,705 atau 70,5%, sedangkan sisanya

sebesar 29,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang yang tidak dimasukkan dalam

model ini.

Setelah melakukan uji F, maka untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat secara sendiri-sendiri, maka dilakukan uji t pada uji t

dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel pada taraf

kepercayaan 95% atau α = 0,05, jika t hitung lebih besar dari pada t tabel, maka

variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Adapun hasil pengujian variabel terikat secara individu adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Variabel Panjang Badan (X3) Terhadap Harga Jual Kambing (Y) Pada Pedagang Pengecer Di Makassar

Untuk dapat mengetahui bahwa panjang badan mempengaruhi harga jual

kambing dengan melihat hasil dari uji t atau uji hipotesis. Hasil Uji t atau uji

hipotesis dapat dilihat pada table 9 dimana nilai t hitung untuk variabel panjang

badan terhadap harga jual kambing menunjukkan nilai t hitung = 2,573 yang

lebih besar dari t tabel = 1,66. Dengan demikian dapat diketahui bahwa berdasarkan

hasil penelitian ini panjang badan secara signifikan mempengaruhi harga jual

kambing.

58

Page 59: skripsi rini lengkap

a. Pengaruh Variabel Tinggi Pundak.(X4) Terhadap Harga Jual Kambing (Y) Pada Pedagang Pengecer Di Makassar

Untuk dapat mengetahui bahwa tinggi pundak mempengaruhi harga jual

kambing dengan melihat hasil dari uji t atau uji hipotesis. Hasil Uji t atau uji

hipotesis dapat dilihat pada table 10 dimana nilai t hitung untuk variabel tinggi

pundak terhadap harga jual kambing menunjukkan nilai t hitung = 8,683 yang

lebih besar dari t tabel = 1,66. Dengan demikian dapat diketahui bahwa berdasarkan

hasil penelitian ini tinggi pundak secara signifikan mempengaruhi harga jual

kambing

59

Page 60: skripsi rini lengkap

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

a. Metode penetapan harga yang dilakukan para pedagang pengecer pada untuk

menetapkan harga jual ternak kambing adalah berdasarkan biaya (cost based

pricing) dimana para pedagang pengecer membeli ternak kambingnya di

peternak kemudian dijual kembali dengan menambahkan nilai tertentu untuk

mendapatkan keuntungan (metoda mark up pricing)

b. Secara bersama sama, variabel panjang tanduk, lingkar dada, panjang badan

serta tinggi pundak berpengaruh signifikan dalam penetapan harga jual ternak

kambing, namun secara parsial panjang tanduk dan lingkar dada tidak

signifikan secara statistik.

7. 2 Saran

a. Pada kenyataannya pedagang pengecer tidak memperhatikan panjang tanduk,

lingkar dada sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga ternak

kambing yang akan dijual kepada konsumen, sementara secara teoritis panjang

tanduk akan berhubungan dengan umur kambing yang pada gilirannya akan

berkaitan dengan kualitas daging sedangkan lingkar dada akan berhubungan

dengan jumlah karkas, oleh karena itu disarankan agar transaksi kambing tetap

memperhitungkan kedua variabel tersebut.

60

Page 61: skripsi rini lengkap

b. Untuk kondisi perdagangan kambing ditingkat pedagang pengecer, maka para

pelaku pasar dan konsumen dapat memprediksi harga kambing dengan

mengikuti persamaan sebagai berikut :

Y= -2665046.870 + 11725.962 X3 + 55564.053 X4 + E

61

Page 62: skripsi rini lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi (Teori, kasus dan Solusi). Bpfe Yogyakarta. Yogyakarta.

Anonim. 2012. Budidaya Ternak Kambing. Diakses pad tanggal 8 juli 2012. Makassar

Atmojo, A, T. 2007. Apa Khasiat Susu dan Daging Kambing. http://triatmojo. wordpress.com/2007/01/15/apa-khasiat-susu-dan-daging-ka mbing/. Diakses Tanggal 26 Juni 2012.

Basuki, N. 1996. Tingkat Penawaran Ternak Kambing Rakyat Pada Tingkat Petani-Peternak di Kecamatan Bontomatene Kabupaten Wajo. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Budiharjo, Marzuki dan Rianto. 2009. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Peternak dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Usaha Ternak Kambing di Kota Smarang, (Skripsi), Fakultas Peternakan Universitas diponegoro, Semarang.

Downey, W.D,. Ericson, S.P. 1992. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara, Jakarta

Hanum, R. 2010. Laporan PKL. http://ridwanhanum.wordpress.com/. Diakses Pada Tanggal 24 Juli 2012.

Kartadisastra, H.R. (1997). Penyediaan &amp; Pengelolaan Pakan ternak

Kotler. P. 1990. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

______ 1992. Manajemen Pemasaran. Cetakan Ke V. Erlangga, Jakarta.

______ 1997. Manajemen Pemasaran. Analisis, Perencanaan, Inplementasi, dan Pengendalian, Jilid 6. Erlangga, Jakarta.

______ 2004. Manajemen Pemasaran. Analisis. Alih Bahasa oleh Hendra Teguh, dkk. Erlangga, Jakarta.

Manulang, M. 1994. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Penerbit Liberty. Jakarta.

62

Page 63: skripsi rini lengkap

Muljana, W. 2001. Cara Beternak Kambing. Aneka Ilmu. Semarang

Murtidjo . 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah Kanisius. Yogyakarta.

Saefuddin. 2002. Harga dan Marjin Pemasaran. Penerbit Universitas Indonesia, Ibnu Khaldun, Bogor.

Sarwono. B. 2007. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta

Seragih. 2001. Agribisnis Berbasis peternakan, Kumpulan Pemikiran. Penerbit USESE dan pusat studi pembangunan IPB, Bogor.

Setiadi, B. 2003. Alternatif konsep pembibitan dan Pengembangan Usaha Ternak Kambing. Makalah Sarasehan “Potensi Ternak Kambing dan Propek Agribisnis Peternakan", 9 September 2003 diBengkulu.

Setiadi, B., D. Priyanto dan M. Martawijaya. 1997. Komparatif Morfologik Kambing. Laporan Hasil Penelitian APBN 1996/1997. Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor

Sudjana, S. 2001. Pengantar Teori Mikro Ekonomi . PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta

Suparman. 2007. Beternak Kambing. Azka Press. Jakarta.

Supriyono, R.A. 1997. Akuntansi Biaya dan Penentuan Harga Pokok. BPFE. Yogyakarta

Sutisnah. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunitas Pemasaran. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

63

Page 64: skripsi rini lengkap

Lampiran 1. Identitas Responden Pedagang Pengecer Di Makassar

No Nama Umur Jenis Kelamin

Tingkat pendidikan

Tanggungan Keluarga

1. H. Nunu 55 Laki-laki SD 6

2. Pandi 25 Laki-laki SD 2

3. Rudi 30 Laki-laki SMA 3

4. H. Saha 48 Laki-laki SD 5

Page 65: skripsi rini lengkap

Lampiran 2 . Data Panjang Tanduk, Lingkar Dada, Panjang Badan, Tinggi Pundak dan Harga Ternak Kambing Pada Pedagang Pengecer Di Makassar.

No Panjang Tanduk

Lingkar Dada

Panjang Badan

Tinggi Pundak Harga Jenis

Kelamin1 5 56 61 66 1100000 Betina2 5 50 51 56 1200000 Jantan3 7 56 59 61 1700000 Jantan4 3 58 53 54 1000000 Betina5 8 72 74 76 3000000 Jantan6 6.5 58 71 69 2500000 Betina7 5 56 61 65 1100000 Jantan8 5 55 60 64 1300000 Jantan9 4 55 58 60 1600000 Jantan10 4 56 60 65 1600000 Betina11 4 55 58 64 1750000 Jantan12 5 57 55 60 1600000 Jantan13 5 55 58 67 1750000 Jantan14 4 56 51 58 1200000 Betina15 4 55 58 67 1900000 Jantan16 5 55 55 60 1500000 Jantan17 5 55 51 65 1600000 Betina18 6 56 53 64 1500000 Betina19 6 58 59 62 1750000 Jantan20 5 56 50 54 1300000 Jantan21 4 55 46 55 800000 Betina22 5.5 63 61 57 1200000 Jantan23 10 70 67 61 1750000 Jantan24 12 79 73 63 1250000 Betina25 9 72 68 67 1900000 Jantan26 4 56 49 55 800000 Betina27 4 58 48 58 1000000 Betina28 4.5 58 60 57 1100000 Betina29 5 70 60 65 1750000 Jantan30 5 69 65 64 1750000 Jantan31 4 58 67 58 1600000 Jantan32 4 58 55 56 1000000 Betina33 4 72 60 63 1750000 Jantan34 7.5 72 60 63 1750000 Jantan35 6 72 56 64 1600000 Jantan36 5 56 55 57 1200000 Betina

65

Page 66: skripsi rini lengkap

37 5 71 65 62 1750000 Jantan38 4 72 70 60 1750000 Jantan39 5 55 48 55 1000000 Betina40 5 58 50 56 1200000 Betina41 4 57 51 55 800000 Jantan42 3 58 54 56 850000 Jantan43 7 70 71 63 1500000 Jantan44 5 65 65 58 1000000 jantan 45 4 58 53 52 800000 Betina46 7 63 55 54 1000000 Betina47 5 69 70 63 1500000 Jantan48 3 60 67 58 1500000 Jantan49 4 55 50 52 850000 Betina50 5 56 54 55 1000000 Jantan51 5 60 65 58 1250000 Jantan52 4 61 68 60 1300000 Jantan53 3 65 65 58 1300000 Jantan54 4 57 52 55 1000000 Betina55 4 65 55 53 1200000 Jantan56 8 68 57 56 1250000 Jantan57 4 65 64 60 1400000 Jantan58 5 52 50 52 800000 Jantan59 4 57 51 55 700000 Betina60 7 70 68 63 1500000 Jantan61 4 71 69 72 1750000 Jantan62 6 57 54 55 900000 Betina63 5 52 50 53 1000000 Jantan64 4 65 65 58 1200000 Jantan65 6 56 53 55 900000 Betina66 6 57 55 58 1100000 Jantan67 4 60 58 57 1100000 Betina68 8 65 67 64 1500000 Jantan69 4 64 63 61 1500000 Jantan70 4 60 54 59 1300000 Jantan71 5 58 55 53 900000 Betina72 5 55 57 53 900000 Betina73 7 60 65 57 1500000 Jantan74 4 70 68 69 1750000 Jantan75 4 56 55 57 1000000 Betina76 4 55 57 58 1000000 Betina77 5 65 64 67 1500000 Jantan78 8 55 50 57 900000 Betina

66

Page 67: skripsi rini lengkap

79 5 57 51 55 1200000 Jantan80 4 60 68 59 1500000 Jantan

Lampiran 3. Analisis Regresi Linear Berganda Panjang Tanduk, Lingkar dada, Panjang Badan, Tinggi Pundak terhadap Harga Ternak Kambing pada Pedagang Pengecer Di Makassar.

67

Page 68: skripsi rini lengkap

REGRESSION  /DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N  /MISSING LISTWISE  /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CHANGE  /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)  /NOORIGIN  /DEPENDENT Y  /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4  /SCATTERPLOT=(Y ,*ADJPRED)  /RESIDUALS HIST(ZRESID) NORM(ZRESID)

  /SAVE PRED.

SAVE OUTFILE='E:\Proposal rini\xxx.sav'

  /COMPRESSED.

Regression

Notes

Output Created 10-Oct-2012 19:43:54CommentsInput Active Dataset DataSet0

Filter <none>Weight <none>Split File <none>N of Rows in Working Data File

80

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.

68

Page 69: skripsi rini lengkap

Syntax REGRESSION /DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CHANGE /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 /SCATTERPLOT=(Y ,*ADJPRED) /RESIDUALS HIST(ZRESID) NORM(ZRESID) /SAVE PRED.

Resources Processor Time 00:00:01.856Elapsed Time 00:00:02.141Memory Required

2300 bytes

Additional Memory Required for Residual Plots

888 bytes

Variables Created or Modified

PRE_1Unstandardized Predicted Value

[DataSet0] 

69

Page 70: skripsi rini lengkap

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Harga 1.3344E6 3.99810E5panjang tanduk 5.1375 1.60887lingkar dada 60.6625 6.38420panjang badan 58.7750 7.01531tinggi pundak 59.5750 4.99563

Correlations

Harga panjang tanduk lingkar dada panjang badan

Pearson Correlation Harga 1.000 .285 .477 .646

panjang tanduk .285 1.000 .423 .313

lingkar dada .477 .423 1.000 .697

panjang badan .646 .313 .697 1.000

tinggi pundak .825 .267 .470 .634

Sig. (1-tailed) Harga . .005 .000 .000

panjang tanduk .005 . .000 .002

lingkar dada .000 .000 . .000

panjang badan .000 .002 .000

tinggi pundak .000 .008 .000 .000

N Harga 80 80 80

panjang tanduk 80 80 80

lingkar dada 80 80 80

panjang badan 80 80 80

tinggi pundak 80 80 80

70

Page 71: skripsi rini lengkap

Variables Entered/Removedb

ModelVariables Entered

Variables Removed Method

1 tinggi pundak , panjang tanduk , lingkar dada, panjang badan a

. Enter

a. All requested variables entered.c. Dependent Variable: harga

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2

1 .841a .707 .691 2.22196E5 .707 45.194 4

a. Predictors: (Constant), tinggi pundak , panjang tanduk , lingkar dada, panjang badan b. Dependent Variable: harga

71

Page 72: skripsi rini lengkap

ANOVAb

ModelSum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.925E12 4 2.231E12 45.194 .000a

Residual 3.703E12 75 4.937E10

Total 1.263E13 79

a. Predictors: (Constant), tinggi pundak , panjang tanduk , lingkar dada, panjang badan b. Dependent Variable: harga

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.660E6 324997.720 -8.185 .000

panjang tanduk 9885.564 17212.820 .040 .574 .567

lingkar dada -92.082 5724.164 -.001 -.016 .987

panjang badan 11235.939 5676.320 .197 1.979 .051

tinggi pundak 55204.600 6498.852 .690 8.495 .000

a. Dependent Variable: harga

72

Page 73: skripsi rini lengkap

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum MeanStd.

Deviation N

Predicted Value 8.0688E5 2.4394E6 1.3344E6 3.36119E5 80Std. Predicted Value -1.569 3.288 .000 1.000 80Standard Error of Predicted Value

3.195E4 1.170E5 5.332E4 15689.939 80

Adjusted Predicted Value

8.0488E5 2.3323E6 1.3341E6 3.36483E5 80

Residual -6.13135E

5

5.60569E5

.00000 2.16498E5 80

Std. Residual -2.759 2.523 .000 .974 80Stud. Residual -2.852 2.753 .001 1.024 80Deleted Residual -

6.91212E5

6.67718E5

2.63197E2

2.40126E5 80

Stud. Deleted Residual -3.000 2.885 -.001 1.046 80Mahal. Distance .646 20.931 3.950 3.209 80Cook's Distance .000 .537 .023 .072 80Centered Leverage Value

.008 .265 .050 .041 80

a. Dependent Variable: harga

73

Page 74: skripsi rini lengkap

74

Page 75: skripsi rini lengkap

75

Page 76: skripsi rini lengkap

RIWAYAT HIDUP

Rini (I311 08 258) lahir di Labolong(Pinrang) pada

tanggal 05 September 1989, sebagai anak ke lima dari

tujuh bersaudara dari pasangan bapak H. Abdullah Side

dan ibuHj. Hasnah. Jenjang pendidikan formal yang

pernah ditempuh adalah SDN Inpres lulus tahun 2001.

Kemudian setelah lulus di SD penulis

melanjutkan pendidikan lanjutan pertama pada SMPN 3 Mattiro Sompe dan

lulus pada tahun 2003, kemudian melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas

pada SMA Negeri 16 Makassar dan lulus pada tahun 2007.

Setelah menyelesaikan SMA, penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri

(PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

di Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin,

Makasssar dan lulus pada tahun 2012.

76