Post on 05-Jul-2015
Referat Penyakit Dalam
BAB I
PENDAHULUAN
Aritmia adalah kelainan pada jantung yang berupa gangguan pada frekuensi,
ketidakteraturan, tempat asal denyut atau konduksi impuls listrik pada jantung.
Di Amerika, lebih dari 850,000 orang dirawat di rumah sakit karena aritmia setiap
tahunnya. Di Amerika Utara, prevalensi Atrial Fibrilasi diperkirakan meningkat dua sampai
tiga kali lipat pada tahun 2050. Ini menunjukan bahwa kejadian aritmia semakin meningkat
setiap tahunnya. Beberapa kondisi atau penyakit yang dapata menyebabkan aritmia adalah
peradangan jantung, gangguan sirkulasi koroner, intoksikasi obat, gangguan keseimbangan
elektrolit, gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom, gangguan psikoneurotik dan
susunan saraf pusat, gangguan metabolic, gangguan endokrin, gangguan irama jantung akibat
gagal jantung, tumor jantung atau penyakit degenerasi.
Klasifikasi aritmia sendiri dibagi menjadi 2 yaitu gangguan impuls dan gangguan
sistem konduksi. Sebuah aritmia mungkin "Silent" dan tidak menimbulkan gejala apapun.
Gejala-gejala yang mungkin muncul seperti palpitasi, dada berdebar – debar, pusing atau
kepala terasa melayang , sesak napas, dada terasa tidak nyaman atau nyeri dada, merasa
lemah atau kelelahan (merasa sangat lelah), kesadaran menurun.
Adapun tujuan penulisan refrat ini adalah untuk menambah wawasan rekan sejawat
mengenai aritmia, terutama dalam hal diagnosa dan penanganan awal untuk mencegah
komplikasi lanjut yang bahkan dapat menyebabkan kematian.
1
Referat Penyakit Dalam
BAB II
PEMBAHASAN
I. ANATOMI
Lapisan jantung terdiri dari : 1
1. Perikardium adalah lapisan paling atas dari jantung yang terdiri atas :
• Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang
melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa
bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam
sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung
antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan
dengan lapisan ini ( vena cava, aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal).
• Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
• Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar
dari otot jantung atau epikardium.
Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang
atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan cairan
perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan
yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan
perikardium ini antara 15 – 50 ml.
2. Epikardium adalah bagian terluar dari otot jantung.
3. Miokardium yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas
kemampuan kontraksi jantung.
4. Endokardium lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel
yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah.
2
Referat Penyakit Dalam
Sistem konduksi jantung terdiri dari :
SA ( Sinoatrial ) node : merupakan serabut-serabut saraf yang terdapat pada dinding
atrium kanan dekat muara vena cava superior dan vena cava inferior.
Serabut saraf ini merupakan cabang dari sistem syaraf tak sadar dan juga dipengaruhi
saraf vagus (saraf ke- 10).
AV ( atrioventricular ) node : merupakan serabut – serabut saraf yang terletak di
bagian basal dari interatrial dalam atrium kanan.
Bundle of His ( berkas His) : menyebar dari nodus AV, yang memasuki selubung
fibrosa yang memisahkan atrium dari ventrikel. Bercabang menjadi right dan left
bundle branch kemudian menjadi serabut purkinje.
II. FISIOLOGI 1,2
Peristiwa Listrik Pada Jantung
Miokardium seperti halnya otot rangka, dapat berkontraksi setelah diinisiasi oleh potensial
aksi yang berasal dari sekelompok sel konduktif pada SA node (nodus sinoatrial) yang
terletak pada dinding atrium kanan. Dalam keadaan normal, SA node berperan sebagai
pacemaker (pemicu) bagi kontraksi miokardium. Selanjutnya potensial aksi menyebar ke
seluruh dinding atrium dan menyebabkan kontraksi atrium. Selain menyebar ke seluruh
dinding atrium, impuls juga menyebar ke AV node (nodus atrioventrikular) melalui traktus
internodal, kemudian ke berkas his dan selanjutnya ke sistem purkinye. Penyebaran impuls
pada sistem purkinye menyebabkan kontraksi ventrikel.
3
Referat Penyakit Dalam
Penyebaran potensial aksi pada ventrikel terdiri dari 4 fase yaitu :
1. Fase 0: Initial rapid depolarization.
Pada fase ini terjadi influks natrium akibat pembukaan saluran natrium saat terjadi
peningkatan permeabilitas membran terhadap natrium. Awal depolarisasi adalah
keadaan polarisasi (resting membrane potential) dimana muatan sisi dalam membran
lebih negative dibanding sisi luar (polarisasi).
2. Fase 1: Brief initial repolarization.
Pada fase ini saluran kalium mulai terbuka.
3. Fase 2: Prolonged plateau.
Pada fase ini saluran lambat natrium dan kalsium terbuka sehingga terjadi
keseimbangan antara influks natiurm dan kalsium serta efluks kalium.
4. Fase 3: Late rapid repolarization dimana terjadi pembukaan saluran lambat kalium.
5. Fase 4: Resting membrane potential (-100 mv)
Fase ini merupakan keadaan membaran istirahat dimana muatan sisi dalam membran
sel menjadi lebih elektronegatif dbanding sisi luar (polarisasi).
III. DEFINISI 4
Aritmia (gangguan irama jantung) adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari
impuls/gangguan konduksiyang menyebabkan perubahan dalam urutan normal aktivasi
atrium sampai ventrikel.
4
Referat Penyakit Dalam
IV. EPIDEMIOLOGI 6
Di Amerika, lebih dari 850,000 orang dirawat di rumah sakit karena aritmia setiap tahunnya.
Atrial fibrilasi mengenai± 2,3 juta orang di amerika utara dan 4,5 juta orang di eropa,
terutama yang berusia lanjut. Di amerika, kira-kira 75 % orang yang terkena atrial fibrilasi
berusia 65 tahun atau bahkan lebih tua. AF merupakan aritmia yang paling sering terjadi
dengan prevalensi 0,4 % pada golongan usia<65 tahun dan meningkat 10 % pada kelompok
usia > 75 tahun. . Di Amerika Utara, prevalensi AF diperkirakan meningkat dua sampai tiga
kali lipat pada tahun 2050.
V. ETIOLOGI 4,5
Beberapa kondisi atau penyakit yang dapata menyebabkan aritmia adalah :
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi).
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti
aritmia lainnya.
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung.
6. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
9. Gangguan irama jantung akibat gagal jantung.
10. Gangguan irama jantung karena karmiopati atau tumor jantung.
11. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi
jantung).
VI. KLASIFIKASI ARITMIA 1,2
Aritmia terbagi atas :
1. Gangguan impuls
a. SA-Node
Takikardia sinus
Bradikardia sinus
Aritmia sinus
5
Referat Penyakit Dalam
b. Atrial
• Atrial extra systole & para systole
• Atrial takikardi
• Atrial gelepar (flutter)
• Atril fbrilasi
• Atrial wondering pace maker/kelana
c. AV junction
• Nodal extra systole dan para systole
• Nodal takikardi
• Nodal escape
d. Ventrikel
• Ventrikular ekstra systole dan parasystole
• Ventrikular takikardi
• Ventrikular fibrilasi
• Ventrikular escape
2. Gangguan system Konduksi ( penghantaran arus listrik)
a. Berdasarkan tempat blok
Blok SA
Blok AV
Blok fasikular
Blok Bundle Branch
Blok IVCD ( intra Ventricular conduction defect)
b. Berdasarkan derajat blok
Derajat I
Derjat II
Mobitz I ( wanckebach)
Mobitz II
Derajat III : blok total (jantung masih berdenyut)
c. Aksesori konduksi
• Jalur Kent/ Sindroma Wolff – Parkinson – white
• Jalur James/ Sindroma Lown – Ganong – Levin
• Jalur Mohain
1. GANGGUAN IMPULS 3,5
A. Irama sinus
6
Referat Penyakit Dalam
Aritmia yang terjadi pada keadaan bradikardia atau takikardi atau sinus aresst.
Sinus Bradycardi
Sinus Tachycardia
Sinus Aresst
B. Irama Atrial
Dibagi menjadi :
i. Atrial Flutter
irama atrial pada atrial Flutter (jumlah gel.P banyak)
Gambaran terlihat baik pada sadapan II, III, dan aVF seperti gambaran gigi gergaji ,
kelaianan ini dapat terjadi pada kelainan katub mitral atau tricuspid, cor pulmonal
akut atau kronis , penyakit jantung koroner dan dapat juga akibat intoksikasi digitalis
ii. Atrial Fibrilasi
7
Referat Penyakit Dalam
Atrial fibrillation
Pada EKG terlihat gelombang yang sangat tidak teratur dan cepat sekali , mencapai
300 -500 kali permenit dan sering kali ditemukan pulsus deficit.
Pada atrial fibrillation beberapa signal listrik yang cepat dan kacau "menyala" dari
daerah-daerah yang berbeda di atria, dari pada hanya dari satu daerah pemacu jantung
di SA node. Signal-signal ini pada gilirannya menyebabkan kontraksi ventricle yang
cepat dan tidak beraturan. Penyebab-penyebab dari atrial fibrillation termasuk
serangan jantung, tekanan darah tinggi, gagal jantung, penyakit klep mitral (seperti
mitral valve prolapse), tiroid yang aktif berlebihan, gumpalan darah di paru
(pulmonary embolism), alkohol yang berlebihan, emphysema, dan radang dari lapisan
jantung (pericarditis).
iii. Atrial takikardi
Biasanya adalah paroksimal (PAT= paroxysmal atrial tachycardia ), disebut juga
takikardi supraventrikuler paroksimal, yaitu takikardai yang berasal dari atrium dan
nodus AV. Pada gambar terdapat ektrassistole yang berturut- turut.
Atrial tachycardia
iv. Ekstrasistole atrial
8
Referat Penyakit Dalam
Disebut juga Premature atrial beats. Hal ini timbul akibat impuls yang berasal dari
atrium timbul premature . kelainan ini biasanya tidak memiliki arti klinis penting dan
biasanya tidak butuh terapi
Ekstrasistole Atrial
C. Irama Junctional
Gambaran EKG menunjukan laju QRS antara 40 -60 permenit dengan irama biasanya
teratur , gelombag { biasanya terlihat negative disadapan II , III, aVF . Gelombang P bisa
mendahului atau tumpang tindih dengan QRS.
Biasanya disebabkan karena nodus SA kurang aktiv sehingga diambil alih :
i. AV junctional ektrasistole
9
Referat Penyakit Dalam
ii. AV junctional takikardi paroksimal seperti PAT
iii. AV junctional takikardi Non paroksimal
D. Irama Ventrikuler
i. Ventrikel Ekstra Sistole (VES)
Adalah gelombang ventrikel yang muncul tiba tiba pada gelombang sinus , ini muncul
karena pace maker ventrikel tiba – tiba lebih kuat dari SA node dalam memproduksi
listrik . jenis ini terdiri dari :
VES Uniform atau Unifokal
VES yang bentuknya serupa pada lead yang sama.
VES multiform
VES Begimini
Artinya setiap satu komplek normal diikuti oleh satu VES
VES trigemini
Artinya setiap dua komplek normal diikuti oleh satu VES
VES Couplet
Artinya setelah komplek normal , muncul 2 VES sekaligus , jika muncul
lebih dari 2 sekaligus disebut Run of
ii. Ventrikular Takikardi (VT)
Ventrikel tachycardia
Pelepasan impuls yg cepat oleh fokus ektopic di Ventricel, yang ditandai oleh sederetan
denyut Ventrikel. Terdapat 3 atau lebih komplek yang berasal dari ventrikel secara
berurutan dengan laju lebih dari 100x/ menit. Pengaruhnya terhadap jantung adalah
10
Referat Penyakit Dalam
ventrikel yang berdenyut sangat cepat tanpa sempat mengosongkan dan mengisi darah
secara sempurna, Akibatnya sirkulasi darah menjadi tidak cukup.
iii. Ventrikel Fibrilasi (VF)
Adalah gambaran bergetarnya ventrikel , yang disebabkan karena begitu banyak tempat
yang memunculkan implus, sehingga sel jantung tidak sempat berdepolarisasi dan
repolarisasi sempurna. Disini sudah tidak terlihat gelombang P, QRS dan T. hal ini biasa
terjadi pada iskemiaakut atau infrak miokard.
iv. Ventrikel Flutter
Ventrikel Fluter adalah gambaran getaran ventrikel yang disebabkan oleh produksi
sebuah pacemaker diventrikel dengan frekuensi 250 – 350 kali permenit. Gambaran yang
muncul adalah gelombang berlekuk dan rapat.
2. GANGGUAN KONDUKSI 3,5
Gangguan konduksi adalah gangguan yang terjadi pada jaringan konduksi ( jalur listrik
jantung ) sehingga listrik jantung tidak berjalan lancer atau berhenti di tengah
jalan.terdiri:
A. Block SA node
Gangguan pada SA node menyebabkan block SA dan sinus Aresst.
B. Gangguan AV block
11
Referat Penyakit Dalam
i. AV Block derajat 1
Umumnya disebabkan karena gangguan konduksi di proximal His bundle , sering terjadi
pada intoksitas digitalis, peradangan , proses degenerasi maupun varian normal . Gambar
yang muncul pada EKG adalah interval PR yang melebar > 0,22 detik dan interval PR
tersebut kurang lebih sama disetiap gelombang
ii. AV Block derajat II
Dibagi menjadi 2 tipe :
Mobitz tipe 1 ( wenckebach block)
Interval PR secara progresif bertambah panjang sampai suatu ketika implus dari atrium
tidak sampai ke ventrikel dan denyut ventrikel ( gelombang QRS)tidak tampak , atau
gelombang P tidak diikuti oleh QRS. Hal ini disebabkan karena tonus otot yang
meningkat , keracunan digitalis atau iskemik .
Mobitz tipe 2
12
Referat Penyakit Dalam
Interval PR tetap sama tetapi didapatkan denyut ventrikel yang berkurang. Dapat terjadi
pada infrak miocard akut, miocarditis, dan proses degenerasi.
iii. AV Block derajat III
Disebut juga block jantung komplit , dimana implus dari atrium tidak bisa sampai pada
ventrikel , sehingga ventrikel berdenyut sendiri karena implus yang berasal dari ventrikel
sendiri .gambaran EKG memperlihatkan adanya gelombang P teratur dengan kecepatan
60 – 90 kali permenit , sedangkan komplek QRS hanya 40 – 60 kali permenit . hal ini
disebabkan oleh infrak miocard akut, peradangan, dan proses degenerasi. Jika menentap
diperlukan pemasangan pacu jantung.
third degree AV Block ( Total AV block)
C. Gangguan pada serabut HIS menyebabkan RBBB dan LBBB
Bundle Branch Block menunjukan adanya gangguan konduksi dicabang kanan atau kiri
sistem konduksi , atau divisi anterior atau posterior cabang kiri. Dimana pada EKG
ditemukan komplek QRS yang melebar lebih dari 0,11 detik disertai perubahan bentuk
komplek QRS dan aksis QRS. Bila cabang kiri yang terkena disebut sebagai Left Bundle
Branch Block (LBBB) dan jika kanan yang terkena disebut Right Bundle Branch Block
(RBBB)
13
Referat Penyakit Dalam
i. LBBB
Pada EKG akan terlihat bentuk rsR’ atau R di lead I, aVL, V5 dan V6 yang melebar.
Gangguan konduksi ini dapat menyebabkan aksis bergeser ke kiri yang ekstrim, yang
disebut sebagai left anterior hemiblock (jika gangguan dicabang anterior kiri ) dan left
posterior hemiblock (jika gangguan dicabang posterior kiri )
ii. RBBB
Pada EKG akan terlihat kompleks QRS yang melebar lebih dari 0,12 detik dan akan
tambapk gambaran rsR’atau RSR’ di V1, V2 , sementara itu di I, aVL , V5 didapatkan S
yang melebar karena depolarisasi ventrikel kanan yang terlambat.
VII. PATOFISIOLOGI 2,5
14
Referat Penyakit Dalam
Mekanisme aritmogenik dapat dibagi menjadi : ganguan pembentukan impuls dan gangguan
konduksi
1. Gangguan pembentukan impuls
gangguan ini dapat dibagi menjadi:
a. kelainan automatisasi
pada keadaan normal, automatisasi (depolarisasi spontan) hanya terjadi pada nodus SA. Hal
ini disebabkan karena impuls-impuls yang dicetuskan di nodus SA sedemikian cepatnya
sehingga menekan proses automatisasi di sel lain.Apabila terjadi perubahan tonus susunan
saraf pusat otonom atau karena suatu penyakit di Nodus SA sendiri maka dapat terjadi aritmia
b. trigger automatisasi
dasar mekanisme trigger automatisasi ialah adanya early dan delayed after-depolarisation
yaitu suatu voltase kecil yang timbul sesudah sebuah potensial aksi,apabila suatu ketika
terjadi peningkatan tonus simpatis misalnya pada gagal jantung atau terjadi penghambatan
aktivitas sodium-potassium-ATP-ase misalnya pada penggunaan digitalis, hipokalemia atau
hipomagnesemia atau terjadi reperfusi jaringan miokard yang iskemik misalnya pada
pemberian trombolitik maka keadaan-keadaan tersebut akan mnegubah voltase kecil ini
mencapai nilai ambang potensial sehingga terbentuk sebuah potensial aksi prematur yang
dinamakan “trigger impuls”. trigger impuls yang pertama dapat mencetuskan sebuah trigger
impuls yang kedua kemudian yang ketiga dan seterusnya samapai terjadi suatu iramam
takikardai.
2. Gangguan konduksi
a. re-entry
Bilamana konduksi di dalah satu jalur tergaggu sebagai akibat iskemia atau masa refrakter,
maka gelombang depolarisasi yang berjalan pada jalur tersebut akan berhenti, sedangkan
gelombang pada jalur B tetap berjalan sepetisemual bahkan dapat berjalan secara retrograd
masuk dan terhalang di jalur A. Apabila bebrapa saat kemudian terjadi penyembuhan pada
jalur A atau masa refrakter sudah lewat maka gelombang depolarisasi dari ajlur B akan
menemus rintangan jalur A dan kembali mengkatifkan jalur B sehingga terbentuk sebuah
gerakan sirkuler atau reentri loop. Gelombang depolarisasi yang berjalan melingkar ini
bertindak seagi generator yang secara terus-menerus mencetuskan impuls.
Reentr loop ini dapat berupa lingkaran besar melalui jalur tambahan yang disebut
macroentrant atau microentrant.
b. concealed conduction (konduksi yang tersembunyi)
15
Referat Penyakit Dalam
impuls-impuls kecil pada janutng kadang-kadang dapat menghambat dan menganggu
konduksi impuls utama. Keadaan ini disebut concealed conduction. Contoh concealed
conduction ini ialah pada fibrilasi atrium, pada ekstrasistol ventrikel yang dikonduksi secara
retrograd. Biasanya gangguan konduksi jantung ini tidak memiliki arti klinis yang penting.
c. Blok
Blok dapat terjadi di berbagai tempat pada sistem konduksi sehingga dapat dibagi menjadi
blok SA (apabila hambatan konduksi pada perinodal zpne di nodus SA); blok AV (jika
hambatan konduksi terjadi di jalur antara nodus SA sampai berkas His); blok cabang berkas
(bundle branch block=BBB) yang dapat terjadi di right bundle branch block atau left bundle
branch block.
VIII. GEJALA KLINIS 1,4
Sebuah aritmia mungkin "Silent" dan tidak menimbulkan gejala apapun.
Gejala-gejala yang mungkin muncul :
Palpitasi
Dada berdebar – debar
Pusing atau kepala terasa melayang
Sesak napas
Dada terasa tidak nyaman atau nyeri dada
Merasa lemah atau kelelahan (merasa sangat lelah)
Kesadaran menurun
Syncope
Tanda yang dapat terjadi :
Bradikardi atau takikardi
Hipotensi
Syok
Edema paru
Akral dingin
Penurunan kondisi urin
IX. DIAGNOSIS 4
16
Referat Penyakit Dalam
Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan tanda dan gejala seperti diatas,
juga dilakukan pemeriksaan penunjang seperti :
Electrocardiogram (ECG or EKG):
Sebuah gambar impuls listrik yang berjalan melalui otot jantung. Sebuah EKG dicatat
pada kertas grafik, melalui penggunaan elektroda yang melekat pada kulit lengan,
dada dan kaki.
Ambulatory monitors, seperti :
- Holter monitor: Rekorder kecil yang portable dimana menempel pada elektroda
di dada pasien. Merekam ritme jantung secara kontinu selama 24 jam.
- Transtelephonic monitor: monitor kecil ditempelkan pada elektroda, biasanya
di jari atau pergelangan tangan. Melalui alat ini, ritme jantung pasien dikirim
melalui line telepon ke dokter.
- Transtelephonic monitor with a memory loop: rekorder kecil yang portable
dipakai terus-menerus dalam jangka waktu tertentu untuk merekam dan
menyimpan informasi ritme jantung pasien.
Stress test: sebuah tes untuk merekam aritmia yang muncul atau memburuk
dengan latihan. Tes ini membantu untuk menentukan apakah ada penyakit jantung
atau jantung koroner yang menjadi penyebab kelainan ritme.
Echocardiogram: alat ultrasound untuk melihat jantung, menentukan jika ada
kelainan otot atau katup jantung yang menyebabkan aritmia. Tes ini dilakukan saat
istirahat atau dengan aktivitas.
Cardiac catheterization: menggunakan local anestesi, kateter dimasukan melalui
pembuluh darah dan diarahkan dengan mesin x-ray. Pada kateter dimasukan
kontras sehingga dapat tampak gambaran arteri koroner, rongga jantung dan katup.
Tes ini dapat mendeteksi kerja otot dan katup jantung.
17
Referat Penyakit Dalam
Electrophysiology study (EPS): kateterisasi khusus jantung yang dapat
mengevaluasi sistem konduksi jantung. Kateter dimasukan untuk merekam
aktivitas elektrik jantung. Alat ini digunakan untuk menentukan penyebab kelainan
ritme jantung dan penanganan yang sesuai. Selama tes, aritmia dapat dimunculkan
dan dihentikan.
Tilt table test (passive head-up tilt test or head upright tilt test): merekam tekanan
darah dan nadi setiap menitnya saat meja dinaikkan dengan posisi kepala diatas
pada level yang berbeda-beda. Hasil tes ini digunakan untuk mengevaluasi ritme
jantung, tekanan darah.
X. PENATALAKSANAAN 1,2,4
Penanganan aritmia tergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari aritmia yang diderita.
Pada beberapa kasus aritmia tidak diperlukan penanganan. Penanganan aritmia terdiri dari
pemberian obat, perubahan gaya hidup, terapi elektrik, atau operasi.
Farmakologi Terapi
Banyak jenis obat yang digunakan untuk penanganan aritmia. Beberapa obat yang sering
digunakan :
Anti aritmia
Anti koagulan atau antiplatelet terapi untuk mengurangi resiko penggumpalan darah
atau terjadinya stroke
Vaughan-Williams Klasifikasi
Class Basic Mechanism Comments
18
Referat Penyakit Dalam
Isodium-channel blockade
Reduce phase 0 slope and peak of action potential.
IA - moderate Moderate reduction in phase 0 slope; increase APD; increase ERP.
IB - weak Small reduction in phase 0 slope; reduce APD; decrease ERP.
IC - strong Pronounced reduction in phase 0 slope; no effect on APD or ERP.
II beta-blockade Block sympathetic activity; reduce rate and conduction.
IIIpotassium-channel blockade
Delay repolarization (phase 3) and thereby increase action potential duration and effective refractory period.
IVcalcium-channel blockade
Block L-type calcium-channels; most effective at SA and AV nodes; reduce rate and conduction.
Class
Known as Examples Mechanism Clinical uses [ 1 ]
Iafast-channel blockers
Quinidine
Procainamide
Disopyramide
(Na + ) channel block (intermediate association/dissociation)
Ventricular arrhythmias
prevention of paroxysmal recurrent
atrial fibrillation (triggered
by vagal overactivity)
procainamide in Wolff-Parkinson-
White syndrome
Ib Lidocaine
Phenytoin
Mexiletine
(Na + ) channel block (fast association/dissociation)
treatment and prevention during and
immediately after myocardial
infarction , though this practice is now
discouraged given the increased risk
of asystole
ventricular tachycardia
atrial fibrillation
Ic Flecainide
Propafenone
Moricizine
(Na + ) channel block (slow association/dissociation)
prevents paroxysmal atrial fibrillation
treats recurrent tachyarrhythmias of
abnormal conduction system .
contraindicated immediately post-
myocardial infarction.
19
Referat Penyakit Dalam
IIBeta-blockers
Propranolol
Esmolol
Timolol
Metoprolol
Atenolol
Bisoprolol
beta blocking Propranolol also shows some class I action
decrease myocardial
infarction mortality
prevent recurrence
of tachyarrhythmias
III
Amiodarone
Sotalol
Ibutilide
Dofetilide
Dronedarone
E-4031
K + channel blocker
Sotalol is also a beta
blocker [ 2 ]
In Wolff-Parkinson-White syndrome
(sotalol:) ventricular
tachycardias and atrial fibrillation
(Ibutilide:) atrial flutter and atrial
fibrillation
IVslow-channel blockers
Verapamil
Diltiazem
Ca 2+ channel blocker
prevent recurrence of paroxysmal
supraventricular tachycardia
reduce ventricular rate in patients
with atrial fibrillation
V Adenosine
Digoxin
Work by other or unknown mechanisms (Direct nodal inhibition).
Used in supraventricular arrhythmias, especially in Heart Failure with Atrial Fibrillation, contraindicated in ventricular arrhythmias.
Perubahan Pola Hidup
Aritmia mungkin dapat berhubungan dengan gaya hidup tertentu. Jadi diharapkan
menghindari factor resiko tersebut :
Berhenti merokok
Membatasi konsumsi alcohol
Membatasi atau menghentikan konsumsi produk yang mengandung kafein ( teh atau
kopi )
Electrical Cardioversion
Pada pasien dengan aritmia yang persisten ( seperti atrial fibrilasi ), ritme yang normal
terkadang tidak dapat didapatkan hanya dengan terapi farmokologi. Setelah pemberian
20
Referat Penyakit Dalam
anestesi, disalurkan syok elektrik ke dada pasien yang akan mensinkronisasi jantung dan
memacu jantung kembali ke normal ritme.
Permanent Pacemaker
Suatu alat yang mengirim impuls elektrik ke otot jantung untuk mendapatkan nadi yang
normal. Pacemaker memiliki ‘pulse generator’ dan lead yang menghantarkan impuls dari
generator ke otot jantung. Pacemaker biasanya digunakan untuk menghindari terjadinya
denyut jantung yang lemah.
Penatalaksanaan Pada Kegawat daruratan Aritmia 3
a. Pada Bradikardi
Dalam menghadapi pasien dengan bradikardi yang penting adalah menentukan apakah
bradikardi sudah menimbulkan gejala dan tanda seperti diatas. Jika benar demikian
usahakan untuk meningkatkan denyut jantung dengan langkah sebagai berikut :
- Segera pastikan tidak ada gangguan jalan nafas
- Berikan oksigen
- Pasang monitor EKG , tekanan darah dan oksimetri
- Pasang jalur IV line
Perhatikan EKG :
21
Referat Penyakit Dalam
Jika EKG bukan AV block derajat II tipe 2 atau AV total / derajat 3 lakukan langkah
sebagai berikut:
- Berikan sulfas Atropin 0,5 mg IV sambil perhatikan monitor EKG untuk melihat
responpeningkatan denyut jantung, jika tidak ada ulangi lagi 0,5 mg (setiap 3 – 5 menit),
sampai ada respon peningkatan denyut jantung atau dosis atropine telah mencapi 3 mg.
- Jika dosis suldaf atropine telah mencapai 3 mg dan belum terjadi peningkatan denyut
jantung > 60x/menit, pertimbangkan pemberian obat yang lain seperti epinefrin 2 -10
microgram/ menit atau dopamine 2-10 microgram/kgBB/menit.
Jika gambaran EKG adalah block derajat II tipe 2 atau AV total / derajat 3 lakukan
langkah sebagai berikut:
- Segera pasang pacu jantung transkutan sambil menunggu pemasangan pacu jantung
tranvesa( Konsultasi ke dokter ahli jantung)
- Cari dan tangani penyebab yang dapat menyokong seperti hipoglikemia,
hipokalemia, hipovolumia, asidosis, tamponade jantung, trauma.
Perfusi baik Perfusi buruk
b. Pada Takikardi
22
Bradikardi = Detak nadi <60x/min
Kondisi klinis tidak adekuat
Pastikan jalan napas aman
Bantu jalan napas jika diperlukan beri O2
Ukur tensi, oximetri, monitor EKG, pasang infus
Observasi monitor kondisi klinis Persiapkan pacu jantung transkutan . jika pada EKG terlihat AV blok derajat 2 tipe 2 atau total AV blok, pertimbangkan pemberian atropine 0,5 mg iv/5 menit (maks dose 3 mg) sambil menunggu pacu jantung trancutan. Pertimbangkan pemberian epineprin (2-10 mcg/min) atau dopamine 2-10 mcg/KgBB/min) diinfuskan.
Persiapkan pacu jantung transvenus
Obati penyebab dasar
Knsultasi ke dokter ahli jantung
Referat Penyakit Dalam
Dalam penanganan takikardi yang paling penting adalah menetukan apakah nadi teraba
atau tidak .jika nadi teraba, tentukan apakah pasien stabi atau tidak stabil (terdapat syok ,
edem paru, hipotensi). Semua takikardi tidak Stabil harus segera di kardioversi kecuali
sinus takikardi. Sinus takikardi adalah respon fisiologi untuk mempertahankan curah
jantung.Jika terjadi gangguan hemodinamik (misalnya ada tanda- tanda syok) maka harus
dicari penyebabnya , bukan dilakukan kardioversi pada sinus takikardinya.
Monitoring hasil EKG dan lakukan tatalaksana seperti pada alogaritma Bantuan Hidup
Jantung Lanjut.
GAMBAR ALOGARITMA BHJL UNTUK TAKIKARDI
BAB III
23
Referat Penyakit Dalam
PENUTUP
Kejadian aritmia sering dijumpai pada pasien jantung ataupun yang bukan mengidap
penyakit jantung. Diperkirakan aritmia akan semakin menigkat jumlah kejadiannya pada
tahun ketahun. Aritmia itu sendiri tidak selalu menimbulkan manifestasi klinis yang
bermakna, oleh karena itu pengertian mengenai tipe – tipe aritmia sangat dibutuhkan. Salah
satu diagnosis aritmia yang paling popular digunakan adalah dengan Electrocardiograph
(ECG), jadi gambaran aritmia pada ECG juga sangat penting untuk diketahui dengan jelas.
Banyaknya jenis aritmia sehingga dalam menentukan penanganan yang diberikan
pada aritmia tergantung pada jenis dan keparahan aritmia itu sendiri. Tidak semua kasus
aritmia harus diobati. Penanganan aritmia juga bervariasi, dapat berupa terapi farmakologi,
non farmakologi ataupun gabungan keduanya. Pengertian mengenai jenis aritmia baik dapat
mendukung dalam pemilihan terapi yang tepat pada aritmia.
Aritmia merupakan penyakit yang berbahaya, sehingga memerlukan pengobatan yang
segera dan terapi yang teratur untuk mencegah kondisi yang lebih buruk.
DAFTAR PUSTAKA
24
Referat Penyakit Dalam
1. Price, Wilson. Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes. Edisi 6.
Elsevier Science. 2002
2. Muchtar, Suyatna. Obat Antiaritmia. In: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta.
Balai Penerbit FKUI. 2007
3. Karo- karo, Santoso, Anna Ulfah Rahajo, Sigit Sulistyo, dkk. Buku Panduan Kursus
Bantuan Hidup Jantung Lanjut, Jakarta. Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia.2008
4. Management of Arrhythmias (Abnormal Heart Beats).
http://my.clevelandclinic.org/heart/disorders/electric/arrhythmia.aspx, diaskes 19
April 2011.
5. Heart Disease and Abnormal Heart Rhythm (Arrhythmia).
http://www.medicinenet.com/arrhythmia_irregular_heartbeat/article.htm, diaskes 19
April 2011.
6. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13134-Abstract_id.pdf , diaskes 19
April 2011.
25